Anda di halaman 1dari 16

TOPIK NO :4

JUDUL TOPIK : Akuntansi Piutang


JAM/MINGGU : 5 Jam ( 2 kali pertemuan )
JML PERTEMUAN : 6 kali pertemuan
TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS :Setelah menyelesaikan topik ini
mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian piutang dan menyebutkan jenis-jenis
piutang.
2. Melakukan pencatatan kerugian piutang dengan motode
Langsung
3. Melakukan pencatatan kerugian piutang dengan motode
Cadangan.
4. Melakukan perhitungan besarnya penyisihan kerugian piutang
tak tertagih.
5. Melakukan pencatatan disposisi piutang dagang.
6. Melakukan pencatatan piutang wesel.

57
AKUNTANSI PIUTANG

A. Piutang timbul apabila perusahaan (seseorang) menjual barang atau jasa kepada
perusahaan lain (atau orang lain) secara kredit. Piutang merupakan hak untuk
menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya
suatu transaksi. Pada umumnya trasaksi timbul karena adanya transaksi penjualan
kredit.
B. Jenis-Jenis Piutang
1. Piutang Dagang/Usaha, yaitu tagihan yang berhubungan dengan penjualan barang
daganagan/jasa secara kredit yang dihasilkan perusahaan.
2. Piutang Wesel atau Wesel Tagih, yaitu tagihan yang didukung janji tertulis.
Dengan adanya janji tertulis ini resiko yang ditanggung oleh pihak kreditur relatif
lebih kecil dibandingkan dengan piutang dagang/usaha, karena dengan adanya
surat pengakuan berhutang yang ditanda tangani oleh dibitur mengakibatkan
piutang wesel lebih kuat posisinya dalam bidang hukum. Dan tingkat
likwiditasnya lebih besar, karena promes dapat dicairkan menjadi uang di bank
maupun lembaga keuangan lainnya.
3. Piutang Karyawan, yaitu tagihan atas pinjaman yang dilakukan oleh karyawan
perusahaan yang bewrsangkutan.
4. Piutang Lain-Lain, yaitu segala tagihan yang tak termasuk dalam kelompok
piutang tersebut diatas.

Masalah akuntansi yang berhubungan dengan piutang meliputi tiga hal berikut:
1. Pengakuan piutang Dagang
2. Penilaian piutang Dagang
3. Pengalihan Piutang Dagang
C. Pengakuan Piutang Dagang
Dalam banyak transaksi piutang jumlah yang akan diakui adalah harga pertukaran
diantara kedua belah pihak. Harga pertukaran adalah jumlah yang merupakan hutang
dari yang berutang yang umumnya dibuktikan dengan dokumen bisnis (faktur
penjualan). Dalam mencatat besarnya piutang dagang, maka perlu diperhatikan

58
tentang potongan dagang dan potongan tunai serta lamanya waktu antara penjualan
dan pembayaran tanggal jatuh tempo (elemen bunga).
D. Penilaian Piutang Dagang
Yaitu dengan nilai berapakah piutang dagang akan dicantumkan dalam neraca. Dalam
Standar Akuntansi Keuangan Piutang Dagang akan dicantumkan dineraca sebesar
nilai kas (neto) yang bisa direalisir yaitu jumlah kas berdih yang diperkirakan dapat
diterima. Jumlah nilai kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah piutang bruto
setelah dikurangi taksiran jumlah (nilai ) piutang yang tak dapat diterima. Oleh
karena itu dalam penentuan jumlah piutang yang dapat diterima, memerlukan
penaksiran tentang kerugian piutang.
E. Pencatatan Kerugian Piutang
Piutang dagang mempunyai resiko tidak dapat ditagih, untuk itu perlu kiranya
perusahaan melakukakan pencatatan terhadap piutang yang tidak dapat ditagih
tersebut. Didalam akuntansi dikenal dua metode pencatatan piutang tak tertagih
tersebut yaitu:
1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write Off Method)
Tidak ada ayat jurnal yang dilakukan sampai suatu perkiraan spesifik secara pasti
telah ditetapkan sebagai tak tertagih dan baru akan dijurnal bila benar-benar
diketahui ada dibitur yang bangkrut tidak bisa membayar, yaitu dengan jurnal:
Kerugian Piutang xxx
Piutang Dagang xxx
Kadangkala piutang yang sudah dihapus diterima kembali, maka ada dua
kemungkinan untuk mencatat transaksi piutang yang sudah dihapus diterima
kembali yaitu:
a. Dapat ditagih masih dalam periode yang sama, maka jurnal yang diperlukan:
 Saat memunculkan kembali piutang dagang
Piutang Dagang xxx
Kerugian Piutang xxx
 Saat menerima pembayaran piutang dagang
Kas/Bank xxx
Piutang Dagang xxx

59
b. Dapat ditagih setelah periode penghapusan piutang dagang, maka jurnal yang
diperlukan:
 Saat memunculkan kembali piutang dagang
Piutang Dagang xxx
Penerimaan Kembali Piu.Dag.Yg.Telah Dihapus xxx
 Saat menerima pembayaran piutang dagang
Kas/Bank xxx
Piutang Dagang xxx

2. Metode Cadangan Piutang Tak Tertagih (Allowance for Bed debts Method)
Ciri utama metode ini adalah penetapan besarnya kerugian atas piutang yang
kemungkinan tidak bisa tertagih sebelum piutang itu dinyatakan benar-benar tidak
dapat ditagih. Jadi dalam metode ini dibuat suatu cadangan untuk menutup
kerugian yang mungkin terjadi. Tujuan pembentukan cadangan ini adalah agar
perusahaan dapat membuat suatu taksiran kerugian piutang yang dapat
dibebankan pada periode dimana penjualan kredit dilakukan. Bila kemudian
piutang dagang benar-benar tidak dapat ditagih dan baru diketahui sekarang,
kerugian tersebut tidak akan mengurangi laba perusahaan saat ini karena
sebenarnya kerugian tersebut bukan merupakan kerugian atas penjualan kredit
yang dilakukan sekarang dan ia sudah dibebankan pada periode terjadinya
penjualan tersebut. Jadi ada keseimbangan antara pendapatan dengan biaya yang
diperhitungkan untuk tahun yang sama. Pencatatan kerugian piutang yang tidak
dapat ditagih ini melaui beberapa tahapan:
1. Pada ahir periode, saat pencadangan kerugian piutang dengan jurnal:
Kerugian Piutang xxx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
2. Pada saat piutang dagang benar-benar tidak dapat ditagih dengan jurnal:
Peyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
Piutang Dagamg xxx
3. Apabila piutang dagang sudah dihapuskan dapat ditagih kembali, maka ada
dua kemungkinan yaitu:

60
a. Dapat ditagih masih dalam periode yang sama, maka jurnal yang
diperlukan:
 Saat memunculkan kembali piutang dagang
Piutang Dagang xxx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
 Saat menerima pembayaran piutang dagang
Kas/Bank xxx
Piutang Dagang xxx
b. Dapat ditagih setelah periode penghapusan piutang dagang, maka jurnal
yang diperlukan :
 Saat memunculkan kembali piutang dagang
Piutang Dagang xxx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
 Saat menerima pembayaran piutang dagang
Kas/Bank xxx
Piutang Dagang xxx

F. Penentuan Besarnya Penyisihan Kerugian Piutang Tak Tertagih


Besarnya penyisihan kerugian piutang tak tertagih yang ditentukan pada akhir setiap
periode dapat dihitung dengan dua pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Laba-Rugi (Income Statement Approach), Pendekatan ini ada dua
yaitu:
a. Taksiran penyisihan kerugian piutang tak tertagih dihitung prosentase tertentu
terhadap penjualan (tunai dan kredit).
b. Taksiran penyisihan kerugian piutang tak tertagih dihitung prosentase tertentu
terhadap penjualan kredit.
2. Pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach), Pendekatan ini ada dua cara yaitu:
a. Taksiran penyisihan kerugian piutang tak tertagih dihitung berdasarkan saldo
piutang dagang
b. Taksiran penyisihan kerugian piutang tak tertagih dihitung berdasarkan
analisa umur piutang.

61
G. Cadangan Piutang Untuk Potongan Dan Retur Penjualan.
Ada beberapa yang harus diperhatikan untuk piutang dagang yang diharapkan akan
dapat ditagih (direalisasikan) yaitu: terhadap piutang dagang yang tidak dapat
dilunasi, potongan-potongan yang diberikan kepada pembeli. Potongan-potongan
tersebut juga harus dikurangkan pada perkiraan piutang dagang dalam neraca.
Misalnya syarat penjualan dengan memberikan potongan yang membayar lebih cepat
dari waktu yang ditentukan. Maka hal ini akan berhubungan syarat penyerahan
barang yang meliputi: Loco Gudang Penjual, Loco Gudang Pembeli dan FOB
Pelabuhan penjual serta FOB Pelabuhan Pembeli.
H. Penyisihan Beban Kirim Penjualan
Beban kirim penjualan tergantung pada syarat penyerahan barang yang dilakukan
oleh perusahaan, yang meliputi: Loco Gudang Penjual, Loco Gudang Pembeli dan
FOB pelabuhan Penjual serta FOB Pelabuhan Pembeli. Dalam hal beban kirim
ditanggung oleh pembeli tidak ada masalah dalam piutang dagang, tetapi bila beban
kirim ditanggung oleh penjual misalnya untuk Loco Gudang Pembeli sedangkan
pihak penjual belum membayar ongkos angkut kepada pihak ekspedisi, maka pembeli
akan membayar ongkos angkut tersebut yang sebenarnya menjadi beban si Penjual.

I. DISPOSI PIUTANG DAGANG.

Pada umumnya piutang dagang ditagih ketika jatuh tempo, dan dihapuskan dari
buku-buku. Untuk mempercepat penerimaan kas dari piutang, pemilik dapat mentransper
piutang keperusahaan lain untuk mendapatkan uang kas dengan segera.
Transper piutang dagang kepada pihak ketiga untuk mendapatkan uang tunai umumnya
dicapi dengan salah satu dari dua cara sbb:
1. Penggadaian Piutang Dagang (penggadian suatu hak sekuritas)
2. Penjualan (pemfaktoran) piutang dagang.

PENGGADAIAN PIUTANG DAGANG, pemilik piutang dagang (assignor)


meminjam uang kas dari pemberi pinjaman(assignee) dengan menulis suatu wesel
promes yang menggadaikan (pledging) piutang dagang sebagai jaminan. Jika wesel

62
tersebut tidak dibayarkan pada saat jatuh tempo, assignee mempunyai hak untuk
menkorvensikan jaminan tersebut menjadi kas, yaitu menagih piutang tersebut.
Penggadaian Umum, jika pengadaian bersifat umum, semua piutang berlaku sebagai
jaminan untuk wesel tersebut.

Contoh : YY Company menggadaikan piutang dagangnya kepada Anika Finance


Company , sebagai jaminan untuk pinjaman Rp. 946.000. maka
Kas Rp. 946.000
Wesel Tagih Rp. 946.000

Tidak ada ayat jurnal khusus yang dibuat pada perkiraan pada piutang dagang
untuk mencatat penggadaian.

Penggadaian Khusus, dalam penggadaian khusus, peminjam dan pemberi


pinjaman mengadakan perjanjian mengenai:
a. Siapa yang menerima hasil penagihan.
b. Beban keuangan (penambahan bunga atas wesel)
c. Piutang spesifik yang berlaku sebagai jaminan.
d. Pemberitahuan atau tidak ada pemberitahuian kepada debitur piutang.
Penagihan atas piutang dagang yang digadaikan umumnya dilakukan oleh
assignor.
Contoh : Pada tanggal 1 Maret 2008, YY Inc. Menggadaikan Rp. 700.000 dari piutang
dagangnya pada Anika Bank sebagai jaminan untuk wesel Rp. 500.000. YY Inc. akan
melanjutka menagih piutang tersebut, debitur piutang tidak diberitahukan dalam suatu
penggadaian yang dikenal dengan pentransperan atas dasar pemberitahuan. Anika Bank
menetapkan beban keuangan 1% atas piutang yang digadaikan dan bumga atas wesel 12
%. Penyelesaian oleh YY Inc. pada Anika Bank dilakukan setiap bulan untuk semua kas
yang ditagih pada piutang yang digadaikan.
Dalam kasus ini piutang yang digadaikan diidentifikasikan dengan mencatat didalam
perkiraan “Piutang Dagang Yang Digadaikan”.

63
AYAT JURNAL UNTUK PENGGADAIAN PIUTANG DAGANG SPESIFIK
YY Inc. ANIKA BANK
Penagihan piutang dagang dan penerbitan wesel pada tanggal 1-3-2008

Kas 493.000 Wesel Tagih 500.000

Beban Keuangan 7.000 * Pendapatan Keuangan 7.000

Piutang D Digadaikan 700.000 Kas 493.000

Wesel Bayar 500.000

Piutang Dagang 700.000 * 1 % x 700.000

Penagihan bulan Maret sebesar Rp 440.000,- dari piutang yang digadaikan dikuramgi
Potongan tunai sebesar Rp 6.000,- selain itu return penjualan Rp 14.000 diterima.
Kas 434.000
Potongan Penjualan 6.000
Return Penjualan 14.000 Tidak Dijurnal
Piutang D. Digadaikan 454.000

Dikirimkan tagihan bulan Maret 2008 ditambah bunga yang terhutang kepada Bank pada tgl.
1 April 2008.

Beban Bunga 5.000 * Kas 439.000

Wesel Bayar 434.000 Pendapatan Bunga 5.000

Kas 439.000 Wesel Tagih 434.000


*(500.000x12 %x 1/12)

Penagihan bulan April dari saldo piutang yang digadaikan dikurangi Rp 2.000,- dihapus
sebagai tak tertagih
Kas 244.000
Penyisihan Piutang D 2.000 Tidak dijurnal
Piutang Digadaikan 246.000 *

* (700.000 - 454.000)

Dikirimkan saldo jatuh tempo sebesar Rp 66.000 (Rp 500.000 - Rp 434.000) pada wesel
Ditambah bunga pada 1 Mei 2008
Beban Bunga 660 Kas 66.660

Wesel bayar 66.000 Pendapatan Bunga 660

Kas 66.660 Wesel Tagih 66.000

*(66.000 x 12 %x 1/12)

64
PENJUALAN (TRASFER) PIUTANG DAGANG, penjualan piutang telah
meningkat pesat dalam tahun-tahun terakir ini. Suatu yang umum adalah penjualan pada
suatu faktor. Faktor adalah perusahaan keuangan atau bank atau yang membeli piutang
untuk bisnis dengan suatu biaya dan kemudian penagihan langsung dari pelanggan. Kartu
redit (Credit Card) merupakan suatu jenis perjanjian pemfaktoran.
Dalam transaksi pemfaktoran, piutang dijual baik atas dasar tanpa tanggung renteng
(without recourse) atau dengan tanggung renteng (with recourse).

TRASFER TANPA TANGGUNG RENTENG, dalam transfer ini pembeli


memiliki resiko tidak tertagihnya piutang dan menyerap setiap kerugian kredit. Dalam
transaksi ini sama halnya dengan penjualan harta, Kas didebet dan Piutang Dagang
dikredit untuk nilai nominal dari piutang tersebut.
Perbedaanya, dikurangi dengan setiap penyisihan untuk kemungkinan penyesuaian
(potongan,return, pengurangan dan sebagainya) diakui sebagai kerugian dari penjualan
piutang. Penjual menggunakan pemikiran “Piutang dari Faktor” yang dilaporkan sebagai
piutang untuk memperhitungkan hasil yang ditahan oleh faktof untuk menutup
kemungkinan potongan penjualan, return penjualan dan pengurangan penjualan.
Contoh :
YYP Inc. memfaktorkan Rp. 500.000 dari piutangnya pada Anika Faktor Inc. atas
dasar tanggung renteng.Catatan piutamg Anika Faktor Inc. yang akan menerima tagihan
itu.Anika Faktor Inc. menetapkan beban keuangan 3 % atas jumlah piutang dagang dan
menahan juml;ah yang sama dengan 5 % dari piutang dagang tersebut.
Ayat jurnal yang diperlukan untuk YYP.Inc. manapum Anika Faktor Inc. adalah sebagai
berikut.
YYP Inc. ANIKA FACTOR Inc.

Kas 460.000 Piutang Dagang 500.000

Piutang Dr Faktor 25.000 Utang Pd YYP Inc. 25.000

Kerugian Penj. Piutang 15.000 Pendapatan Keuangan 15.000

Piutang Dagang 500.000 Kas 460.000

65
Suatu ilustrasi yag lengkap dari semua ayat jurnal yamg melibatkan penjualan, penagihan
dan penyelesaian akhir piutang ini baik untuk YYP Inc. dan Anika Faktor Inc. disajikan
pada bagian akhir topik ini.

TRANSFER DENGAN TANGGUNG RENTENG, jika piutang dijual dengan tanggung


renteng, pnjual meminjam pembayaran kepada pembeli dalam hal dibitur dibitur tidak
dapat membayar. Banyak yang berpendapat bahwa disini tidak terjadi penjualan karena
pentransfer memikul resiko yang sama untuk penagihan sesudah transaksi seperti
sebelumnya.
FASB mensyaratkan bahwa transfer piutang dengan tanggung renteng diperhitungkan
sebagai penjualan, dengan mengakui setiap keuntungan atau kerigian jika ketiga kondisi
berikut terpenihi :
1. Pentrasferan menyerahkan kendali atas keuntungan ekonomi masa depan dari
piutang tersebut.
2. Kewajiban pentrasfer dalam ketentuan dengan tanggung renteng dapat diestimasi
cukup layak
3. Penerima transfer tidak dapat meminta pentransfer untuk membeli kembali
piutang tersebut.
Jika pentrasfer dengan tanggung renteng tidak memenuhi ketiga kondisi ini, hasil dari
transfer piutang diperhitungkan sebagai pinjaman. Yaitu bukan mengkredit piutang,
tetapi yang dikredit adalah kewajibanm lancar yaitu “ KEWAJIBAN PADA PIUTANG
DAGANG YANG DITRANSFER”.
Ayat jurnal untuk melakukan transfer piutang dengan tanggung renteng sebagai penjualan
dan sebagai pinjaman sebagai berikut:
SEBAGAI PENJUALAN SEBAGAI PINJAMAN

Kas 460.000 Kas 460

Piutang Dr.Factor 25.000 Piutang Dr. Factor 25.000

Kerugian Penj.Piutang 15.000 Pot.Pd.Tranfer P Dagang 15.000

Piutang Dagang 500.000 Kewajiban PD Tranfer 500.000

66
Pertama, bila transaksi tersebut diklrasifikasikan sebagai pinjaman, pentransfer mengakui
suatu kewajiban, bukan mengkredit piutang dagang.
Kedua, bukan mencatat kerugian sefesar Rp.15.000 pada transfer, pentransfer mencatat
potongan dalam pinjaman sebesar Rp. 15.000 yang diamortisisai pada beban bunga
selama perioda pinjaman.
ILUSTRASI KOMPREHENSIF ATAS TRANSFER PIUTANG.
Dibawah ini dibahas kerumitan dan rincian untuk mencatat semua ayat jurnal
yang berkaitan dengan transfer, penagihan dan penyelesaian akhir piutang yang
ditransfer. Ilustrasi pertama dibawah ini adalah untuk transfer piutang “TANPA
TANGGUNG RENTENG” dan ilistrasi kedua untuk transfer piutang “ DENGAN
TANGGUNG RENTENG” baik sebagai penjualan dan transaksi pinjaman.
TRANSFER PIUTANG TANPA TANGGUNG RENTENG.
YYP.Inc memfaktorkan daganganya Rp. 500.000 pada Anica Faktor Inc. atas
dasar tanpa tanggung renteng. Pada tanggal 1 Mei catatan piutang itu ditransfer ke Anika
Faktor Inc. yang akan menerima penagihan yang bersangkutan. Anika Faktor menetapkan
beban keuangan sebesar 3 % dan menahan jumlah yang sama dengan 5 % dari piutang
dagang trsebut.
YYP. Inc menagani barang yang dikembalikan, klaim untuk barang yang cacat
(penyisihan), dan penyisihan memgrnai pengangkutan.
YYP. Inc. belum mencatat beban piutamg yang tak tertagih yang berkaitan dengan
piutang ini. Dalam penagiohan kas Anika Faktor mengakui potongan penjuakan tetapi
membebankan biaya potongan tersebut kepada YYP Inc. dengan mendebet perkiraan
“Utang Pada YYP.Inc.
Kerugian ( piutang yang tak tertagih) diserap oleh Anika Faktor dan berdasarkan
analisis piutang yang dibeli, Anika Faktor menyisihkan piutang yang tak tertagih.

67
AYAT JURNAL UNTUK PEMAKTORAN PIUTANG
TANPA TANGGUNG RENTENG
YYP Inc. ANIKA FACTOR Imc.
Penjualan piutang dagang tanpa tanggung renteng pada 1 Mei 2008

Kas 460.000 Piutang Dagang 500.000

Piutang Dr Faktor 25.000 * Utang Pd. YYP Inc. 25.000

Kerugian Penj Piutang 15.000 ** Pendapatan Keuangan 15.000

Piutang Dagang 500.000 Kas 460.000

* = 5% x Rp 500.000,- B. Piutang Tak Tertagih 4.100

** = 3 % Rp 500.000 Penyisihan Piutang 4.100

Transaksi dalam bulan Mei dan Juni 2008, penagihan Rp 483.800 oleh faktor, retur dan
pengurangan penjualan Rp 9.500,- Potongan penjualan yang diambil Rp 2.600 dan
piutang
taktertanggih Rp 4.100,- dihapuskan oleh factor.

Return dan Peng. Penjl 9.500 Kas 483.800

Pot. Penjualan 2.500 Utang Pd.YYPInc. 12.100

Piutang Dr. Faktor 12.100 Piutang Dagang 495.900

Penyisihan Piutang 4.100

Piutang Dagang 4.100

Penyelesaian akhir antara YYP Inc. dan Anika Factor

Kas 12900 Utang Pada YYP. Inc. 12.900

Piutang Dr.Factor 12900 Kas 12.900

Catatan : Dalam ilustrasi ini pendapatan Faktor Adalah perbedaan antara pendapatan
keuangan Rp. 15.000 dan beban piutang tak tertagih Rp. 4.100.
Faktor meyerap/menaggung kerugian dari piutang tak tertagih dalam transfer piutang tak
tertagih dalam transfer piutang tanpa tanggung renteng,sedangkan,

68
Pentrasfer (YYP.Inc) menyerap/menanggung biaya potongan penjualan, retur dan
pengurangan penjualan.

TRANSFER PIUTANG DENGAN TANGGUNG JAWAB.


Untuk menggambarkan perbedaan antara kedua metoda akuntansi untuk transfer
piutang dengan tanggung renteng dalam satu kasus penjualan dan kasus pinjaman, data
yang digunakan sama dengan data yang sebelumnya, salah satu informasi yang berbeda
adalah estimasi YYpInc. Bahwa RP.4.100 dai piutang yang ditransfer ke Anika Faktor
tidak akan dibayar oleh dibitur.
Ayat jurnal baik untuk “Pinjamam” oleh YYP Inc. tampak dibawah ini :

AYAT JURNAL UNTUK PIUTANG YG DIFAKTORKAN DENGAN TANGGUNG RENTENG


YYP INCORPOR RATION

DIPERLAKUKAN SBG. PENJUALAN DIPERLAKUKAN SEBAGAI PENJUALAN

Tranfer piutang dagang pada tanggal 1 Mei 2008

Kas 400.000 Kas 400.000

Piutang Dr. Faktor 25.000 * Piutang Dr. Faktor 25.000

Kerugian Penj.Piutang 15.000 ** Pot.Pd. Tranfer PD 15.000

Kewajiban pada transfer 500.000 Kewajiban pd. Trans PD 500.000

* = 5 % x Rp 500.000,-
** = 3 % Rp 500.000,-

Pengakuan Piutang yang diragukan pada tanggal 1 Mei 2008

B. Piutang tak Tertangih 4.100 Beban piutang taktertagi 4100

Piutang Dr. Faktor 41.000 Penyisihan Piutang 4100

69
Transaksi dalam bulan mei dan juni 2008 Penagihan Rp 483.000 oleh faktor dan pengurangan
penjualan Rp 9.500,- potongan pejualan yang diambil Rp 2.600 dan tidak tertagih sejumlah
Rp 4.100,-

Retur dan Peng. Penj. 9.500 Retur dan Peng. Penj. 9.500

Potongan Penjualan 2.600 Potongan Penjualan 2.600

Piutang Dr. Faktor 12.100 Piutang Dr. Faktor 12.100

Penyisihan Piutang 4.100

Piutang Dr. Faktor 4.100

Kewajiban Pd.Tranfer PD 500.000

Piutang Dagang 500.000


(483.800+9.500+2000+
4.100)

Beban Bunga 15.000

Tranfer Piutang Dagang 15.000

Penyelesaian akhir antara YYP Inc. dan Anika Faktor

Kas 8.800 * Kas 8.800 *


Piutang Dr. Faktor 8.800 Piutang Dr. Faktor 8.800

* = 25.000 - 9.500-2.600
-4.100

Catatan :
1. Pinjamam dengan tanggung renteng YYP.Inc. mengkredit suatu kewajiban
pada tanggal 1 Mei, bukan mengkredit Piutang.
2. Dalam kedua kasus dengan tanggung renteng YYP. Mengganti kembali faktor
sebesar 4.100 untuk piutang yang tak tertagih pada bukunya, sedangkan dalam
kasus tanpa tanggung renteng Anika Faktor menyerap kerugian akibat piutang
tak tertagih.

70
3. YYP Mengakui beban bunga sebesar 15.000 selama dua bulan piutang
beredar dan bukan mencatat kerugian dari penjualan sebesar 15.000 pada
tanggal 1 Mei.

I. Pengertian Wesel Tagih dan Promes


Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik kepada si wajib bayar
untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat itu kepada orang
yang ditunjuk atau ordernya. Wesel tagih timbul karena penjualan kredit atau dapat
juga timbul sebagai pelunasan piutang dagang. Hal ini disebabkan karena dibitur
setiap ditagih selalu minta pengunduran, maka perusahaan menjadi kurang percaya
lagi pada dibitur, sehingga piutang yang semula tanpa perjanjian tersebut diubah
menjadi bentuk piutang dengan perjanjian tertulis (wesel tagih). Dalam wesel tagih
dikenal istilah Nilai jatuh Tempo dan Nilai Nominal. Yang dimaksud dengan nilai
jatuh tempo adalah besarnya nilai wesel tagih yang akan ditagih oleh Perusahaan
ditambah dengan bunga yang harus dibayar oleh dibitur atas wesel tagih tersebut pada
saat jatuh temponya. Nilai nominal adalah besarnya nilai wesel tagih yang
tercantum/tertulis dalam surat perjanjian tersebut. Biasanya nilai ini sesuai dengan
jumlah piutang yang terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan Promes ialah suatu
janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu.

J. Jenis-Jenis Wesel
1. Wesel Berbunga, adalah wesel yang dikenakan bunga pada waktu jatuh tempo.
Sehingga besarnya jatuh tempo untuk wesel berbunga sama dengan nilai nominal
ditambah bunga selama jangka waktu wesel tersebut.
2. Wesel tidak Berbunga adalah wesel yang tidak dikenakan bunga pada waktu jatuh
tempo. Sehingga dalam wesel tidak berbunga ini jumlah uang yang ditagih
perusahaan pada saat jatuh temponya sama dengan nilai nominal wesel tersebut.
Jadi pada saat wesel tersebut ditandantangani uang yang diterima berkurang
sebesar bunga yang semestinya dibayarkan.
K. Perhitungan Bunga dan Penetapan Tanggal Jatuh Tempo.

71
Bunga wesel/Promes dapat dihitung harian atau bulanan dan bila dihitung harian
biasanya 1 tahun dihitung 360 hari. Sedangkan untuk menghitung jangka waktu
(tanggal jatuh tempo) wesel atau promes dipakai suatu ketentuan sebagai berikut:
HARI PADA SAAT WESEL DIKELUARKAN TIDAK IKUT DIHITUNG DAN
HARI PADA SAAT WESEL JATUH TEMPO IKUT DIHITUNG (MULAI
SAMPAI DENGAN).

K. Perpanjangan Wesel atau Promes


Wesel atau promes dapat diperpanjang apabila pada tanggal jatuh tempo tidak dapat
dibayar, konsekuensinya harus membayar bunga dan rekening wesl tagih dikreditkan
kemudian diganti dengan wesel tagih yang diperpanjang.

L. Pendiskontoan Wesel
Wesel tagih dapat didiskontokan/dijual ke bank untuk menerima uang dari bank atas
penggantian wesel tagih tersebut. Pada saat jatuh tempo, bank akan
mengadu/memberitahukan langsung pada dibitur dengan bukti surat wesel yang
dipegangnya. Apabila dibitur pada saat jatuh tempo belum dapat membayarnya, maka
bank akan menagihnya pada perusahaan pendiskoto untuk melunasi wesel tagih yang
didiskontokan tersebut.. Nota diskonto dihitung dengan cara sebagai berikut:
Nilai nominal xxx
Bunga xxx
----------- +
Nilai Jatuh Tempo xxx
Bunga Diskonto xxx
----------- -
Julah Uang Yang Diterima xxx

72

Anda mungkin juga menyukai