57
AKUNTANSI PIUTANG
A. Piutang timbul apabila perusahaan (seseorang) menjual barang atau jasa kepada
perusahaan lain (atau orang lain) secara kredit. Piutang merupakan hak untuk
menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya
suatu transaksi. Pada umumnya trasaksi timbul karena adanya transaksi penjualan
kredit.
B. Jenis-Jenis Piutang
1. Piutang Dagang/Usaha, yaitu tagihan yang berhubungan dengan penjualan barang
daganagan/jasa secara kredit yang dihasilkan perusahaan.
2. Piutang Wesel atau Wesel Tagih, yaitu tagihan yang didukung janji tertulis.
Dengan adanya janji tertulis ini resiko yang ditanggung oleh pihak kreditur relatif
lebih kecil dibandingkan dengan piutang dagang/usaha, karena dengan adanya
surat pengakuan berhutang yang ditanda tangani oleh dibitur mengakibatkan
piutang wesel lebih kuat posisinya dalam bidang hukum. Dan tingkat
likwiditasnya lebih besar, karena promes dapat dicairkan menjadi uang di bank
maupun lembaga keuangan lainnya.
3. Piutang Karyawan, yaitu tagihan atas pinjaman yang dilakukan oleh karyawan
perusahaan yang bewrsangkutan.
4. Piutang Lain-Lain, yaitu segala tagihan yang tak termasuk dalam kelompok
piutang tersebut diatas.
Masalah akuntansi yang berhubungan dengan piutang meliputi tiga hal berikut:
1. Pengakuan piutang Dagang
2. Penilaian piutang Dagang
3. Pengalihan Piutang Dagang
C. Pengakuan Piutang Dagang
Dalam banyak transaksi piutang jumlah yang akan diakui adalah harga pertukaran
diantara kedua belah pihak. Harga pertukaran adalah jumlah yang merupakan hutang
dari yang berutang yang umumnya dibuktikan dengan dokumen bisnis (faktur
penjualan). Dalam mencatat besarnya piutang dagang, maka perlu diperhatikan
58
tentang potongan dagang dan potongan tunai serta lamanya waktu antara penjualan
dan pembayaran tanggal jatuh tempo (elemen bunga).
D. Penilaian Piutang Dagang
Yaitu dengan nilai berapakah piutang dagang akan dicantumkan dalam neraca. Dalam
Standar Akuntansi Keuangan Piutang Dagang akan dicantumkan dineraca sebesar
nilai kas (neto) yang bisa direalisir yaitu jumlah kas berdih yang diperkirakan dapat
diterima. Jumlah nilai kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah piutang bruto
setelah dikurangi taksiran jumlah (nilai ) piutang yang tak dapat diterima. Oleh
karena itu dalam penentuan jumlah piutang yang dapat diterima, memerlukan
penaksiran tentang kerugian piutang.
E. Pencatatan Kerugian Piutang
Piutang dagang mempunyai resiko tidak dapat ditagih, untuk itu perlu kiranya
perusahaan melakukakan pencatatan terhadap piutang yang tidak dapat ditagih
tersebut. Didalam akuntansi dikenal dua metode pencatatan piutang tak tertagih
tersebut yaitu:
1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write Off Method)
Tidak ada ayat jurnal yang dilakukan sampai suatu perkiraan spesifik secara pasti
telah ditetapkan sebagai tak tertagih dan baru akan dijurnal bila benar-benar
diketahui ada dibitur yang bangkrut tidak bisa membayar, yaitu dengan jurnal:
Kerugian Piutang xxx
Piutang Dagang xxx
Kadangkala piutang yang sudah dihapus diterima kembali, maka ada dua
kemungkinan untuk mencatat transaksi piutang yang sudah dihapus diterima
kembali yaitu:
a. Dapat ditagih masih dalam periode yang sama, maka jurnal yang diperlukan:
Saat memunculkan kembali piutang dagang
Piutang Dagang xxx
Kerugian Piutang xxx
Saat menerima pembayaran piutang dagang
Kas/Bank xxx
Piutang Dagang xxx
59
b. Dapat ditagih setelah periode penghapusan piutang dagang, maka jurnal yang
diperlukan:
Saat memunculkan kembali piutang dagang
Piutang Dagang xxx
Penerimaan Kembali Piu.Dag.Yg.Telah Dihapus xxx
Saat menerima pembayaran piutang dagang
Kas/Bank xxx
Piutang Dagang xxx
2. Metode Cadangan Piutang Tak Tertagih (Allowance for Bed debts Method)
Ciri utama metode ini adalah penetapan besarnya kerugian atas piutang yang
kemungkinan tidak bisa tertagih sebelum piutang itu dinyatakan benar-benar tidak
dapat ditagih. Jadi dalam metode ini dibuat suatu cadangan untuk menutup
kerugian yang mungkin terjadi. Tujuan pembentukan cadangan ini adalah agar
perusahaan dapat membuat suatu taksiran kerugian piutang yang dapat
dibebankan pada periode dimana penjualan kredit dilakukan. Bila kemudian
piutang dagang benar-benar tidak dapat ditagih dan baru diketahui sekarang,
kerugian tersebut tidak akan mengurangi laba perusahaan saat ini karena
sebenarnya kerugian tersebut bukan merupakan kerugian atas penjualan kredit
yang dilakukan sekarang dan ia sudah dibebankan pada periode terjadinya
penjualan tersebut. Jadi ada keseimbangan antara pendapatan dengan biaya yang
diperhitungkan untuk tahun yang sama. Pencatatan kerugian piutang yang tidak
dapat ditagih ini melaui beberapa tahapan:
1. Pada ahir periode, saat pencadangan kerugian piutang dengan jurnal:
Kerugian Piutang xxx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
2. Pada saat piutang dagang benar-benar tidak dapat ditagih dengan jurnal:
Peyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
Piutang Dagamg xxx
3. Apabila piutang dagang sudah dihapuskan dapat ditagih kembali, maka ada
dua kemungkinan yaitu:
60
a. Dapat ditagih masih dalam periode yang sama, maka jurnal yang
diperlukan:
Saat memunculkan kembali piutang dagang
Piutang Dagang xxx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
Saat menerima pembayaran piutang dagang
Kas/Bank xxx
Piutang Dagang xxx
b. Dapat ditagih setelah periode penghapusan piutang dagang, maka jurnal
yang diperlukan :
Saat memunculkan kembali piutang dagang
Piutang Dagang xxx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
Saat menerima pembayaran piutang dagang
Kas/Bank xxx
Piutang Dagang xxx
61
G. Cadangan Piutang Untuk Potongan Dan Retur Penjualan.
Ada beberapa yang harus diperhatikan untuk piutang dagang yang diharapkan akan
dapat ditagih (direalisasikan) yaitu: terhadap piutang dagang yang tidak dapat
dilunasi, potongan-potongan yang diberikan kepada pembeli. Potongan-potongan
tersebut juga harus dikurangkan pada perkiraan piutang dagang dalam neraca.
Misalnya syarat penjualan dengan memberikan potongan yang membayar lebih cepat
dari waktu yang ditentukan. Maka hal ini akan berhubungan syarat penyerahan
barang yang meliputi: Loco Gudang Penjual, Loco Gudang Pembeli dan FOB
Pelabuhan penjual serta FOB Pelabuhan Pembeli.
H. Penyisihan Beban Kirim Penjualan
Beban kirim penjualan tergantung pada syarat penyerahan barang yang dilakukan
oleh perusahaan, yang meliputi: Loco Gudang Penjual, Loco Gudang Pembeli dan
FOB pelabuhan Penjual serta FOB Pelabuhan Pembeli. Dalam hal beban kirim
ditanggung oleh pembeli tidak ada masalah dalam piutang dagang, tetapi bila beban
kirim ditanggung oleh penjual misalnya untuk Loco Gudang Pembeli sedangkan
pihak penjual belum membayar ongkos angkut kepada pihak ekspedisi, maka pembeli
akan membayar ongkos angkut tersebut yang sebenarnya menjadi beban si Penjual.
Pada umumnya piutang dagang ditagih ketika jatuh tempo, dan dihapuskan dari
buku-buku. Untuk mempercepat penerimaan kas dari piutang, pemilik dapat mentransper
piutang keperusahaan lain untuk mendapatkan uang kas dengan segera.
Transper piutang dagang kepada pihak ketiga untuk mendapatkan uang tunai umumnya
dicapi dengan salah satu dari dua cara sbb:
1. Penggadaian Piutang Dagang (penggadian suatu hak sekuritas)
2. Penjualan (pemfaktoran) piutang dagang.
62
tersebut tidak dibayarkan pada saat jatuh tempo, assignee mempunyai hak untuk
menkorvensikan jaminan tersebut menjadi kas, yaitu menagih piutang tersebut.
Penggadaian Umum, jika pengadaian bersifat umum, semua piutang berlaku sebagai
jaminan untuk wesel tersebut.
Tidak ada ayat jurnal khusus yang dibuat pada perkiraan pada piutang dagang
untuk mencatat penggadaian.
63
AYAT JURNAL UNTUK PENGGADAIAN PIUTANG DAGANG SPESIFIK
YY Inc. ANIKA BANK
Penagihan piutang dagang dan penerbitan wesel pada tanggal 1-3-2008
Penagihan bulan Maret sebesar Rp 440.000,- dari piutang yang digadaikan dikuramgi
Potongan tunai sebesar Rp 6.000,- selain itu return penjualan Rp 14.000 diterima.
Kas 434.000
Potongan Penjualan 6.000
Return Penjualan 14.000 Tidak Dijurnal
Piutang D. Digadaikan 454.000
Dikirimkan tagihan bulan Maret 2008 ditambah bunga yang terhutang kepada Bank pada tgl.
1 April 2008.
Penagihan bulan April dari saldo piutang yang digadaikan dikurangi Rp 2.000,- dihapus
sebagai tak tertagih
Kas 244.000
Penyisihan Piutang D 2.000 Tidak dijurnal
Piutang Digadaikan 246.000 *
* (700.000 - 454.000)
Dikirimkan saldo jatuh tempo sebesar Rp 66.000 (Rp 500.000 - Rp 434.000) pada wesel
Ditambah bunga pada 1 Mei 2008
Beban Bunga 660 Kas 66.660
*(66.000 x 12 %x 1/12)
64
PENJUALAN (TRASFER) PIUTANG DAGANG, penjualan piutang telah
meningkat pesat dalam tahun-tahun terakir ini. Suatu yang umum adalah penjualan pada
suatu faktor. Faktor adalah perusahaan keuangan atau bank atau yang membeli piutang
untuk bisnis dengan suatu biaya dan kemudian penagihan langsung dari pelanggan. Kartu
redit (Credit Card) merupakan suatu jenis perjanjian pemfaktoran.
Dalam transaksi pemfaktoran, piutang dijual baik atas dasar tanpa tanggung renteng
(without recourse) atau dengan tanggung renteng (with recourse).
65
Suatu ilustrasi yag lengkap dari semua ayat jurnal yamg melibatkan penjualan, penagihan
dan penyelesaian akhir piutang ini baik untuk YYP Inc. dan Anika Faktor Inc. disajikan
pada bagian akhir topik ini.
66
Pertama, bila transaksi tersebut diklrasifikasikan sebagai pinjaman, pentransfer mengakui
suatu kewajiban, bukan mengkredit piutang dagang.
Kedua, bukan mencatat kerugian sefesar Rp.15.000 pada transfer, pentransfer mencatat
potongan dalam pinjaman sebesar Rp. 15.000 yang diamortisisai pada beban bunga
selama perioda pinjaman.
ILUSTRASI KOMPREHENSIF ATAS TRANSFER PIUTANG.
Dibawah ini dibahas kerumitan dan rincian untuk mencatat semua ayat jurnal
yang berkaitan dengan transfer, penagihan dan penyelesaian akhir piutang yang
ditransfer. Ilustrasi pertama dibawah ini adalah untuk transfer piutang “TANPA
TANGGUNG RENTENG” dan ilistrasi kedua untuk transfer piutang “ DENGAN
TANGGUNG RENTENG” baik sebagai penjualan dan transaksi pinjaman.
TRANSFER PIUTANG TANPA TANGGUNG RENTENG.
YYP.Inc memfaktorkan daganganya Rp. 500.000 pada Anica Faktor Inc. atas
dasar tanpa tanggung renteng. Pada tanggal 1 Mei catatan piutang itu ditransfer ke Anika
Faktor Inc. yang akan menerima penagihan yang bersangkutan. Anika Faktor menetapkan
beban keuangan sebesar 3 % dan menahan jumlah yang sama dengan 5 % dari piutang
dagang trsebut.
YYP. Inc menagani barang yang dikembalikan, klaim untuk barang yang cacat
(penyisihan), dan penyisihan memgrnai pengangkutan.
YYP. Inc. belum mencatat beban piutamg yang tak tertagih yang berkaitan dengan
piutang ini. Dalam penagiohan kas Anika Faktor mengakui potongan penjuakan tetapi
membebankan biaya potongan tersebut kepada YYP Inc. dengan mendebet perkiraan
“Utang Pada YYP.Inc.
Kerugian ( piutang yang tak tertagih) diserap oleh Anika Faktor dan berdasarkan
analisis piutang yang dibeli, Anika Faktor menyisihkan piutang yang tak tertagih.
67
AYAT JURNAL UNTUK PEMAKTORAN PIUTANG
TANPA TANGGUNG RENTENG
YYP Inc. ANIKA FACTOR Imc.
Penjualan piutang dagang tanpa tanggung renteng pada 1 Mei 2008
Transaksi dalam bulan Mei dan Juni 2008, penagihan Rp 483.800 oleh faktor, retur dan
pengurangan penjualan Rp 9.500,- Potongan penjualan yang diambil Rp 2.600 dan
piutang
taktertanggih Rp 4.100,- dihapuskan oleh factor.
Catatan : Dalam ilustrasi ini pendapatan Faktor Adalah perbedaan antara pendapatan
keuangan Rp. 15.000 dan beban piutang tak tertagih Rp. 4.100.
Faktor meyerap/menaggung kerugian dari piutang tak tertagih dalam transfer piutang tak
tertagih dalam transfer piutang tanpa tanggung renteng,sedangkan,
68
Pentrasfer (YYP.Inc) menyerap/menanggung biaya potongan penjualan, retur dan
pengurangan penjualan.
* = 5 % x Rp 500.000,-
** = 3 % Rp 500.000,-
69
Transaksi dalam bulan mei dan juni 2008 Penagihan Rp 483.000 oleh faktor dan pengurangan
penjualan Rp 9.500,- potongan pejualan yang diambil Rp 2.600 dan tidak tertagih sejumlah
Rp 4.100,-
Retur dan Peng. Penj. 9.500 Retur dan Peng. Penj. 9.500
* = 25.000 - 9.500-2.600
-4.100
Catatan :
1. Pinjamam dengan tanggung renteng YYP.Inc. mengkredit suatu kewajiban
pada tanggal 1 Mei, bukan mengkredit Piutang.
2. Dalam kedua kasus dengan tanggung renteng YYP. Mengganti kembali faktor
sebesar 4.100 untuk piutang yang tak tertagih pada bukunya, sedangkan dalam
kasus tanpa tanggung renteng Anika Faktor menyerap kerugian akibat piutang
tak tertagih.
70
3. YYP Mengakui beban bunga sebesar 15.000 selama dua bulan piutang
beredar dan bukan mencatat kerugian dari penjualan sebesar 15.000 pada
tanggal 1 Mei.
J. Jenis-Jenis Wesel
1. Wesel Berbunga, adalah wesel yang dikenakan bunga pada waktu jatuh tempo.
Sehingga besarnya jatuh tempo untuk wesel berbunga sama dengan nilai nominal
ditambah bunga selama jangka waktu wesel tersebut.
2. Wesel tidak Berbunga adalah wesel yang tidak dikenakan bunga pada waktu jatuh
tempo. Sehingga dalam wesel tidak berbunga ini jumlah uang yang ditagih
perusahaan pada saat jatuh temponya sama dengan nilai nominal wesel tersebut.
Jadi pada saat wesel tersebut ditandantangani uang yang diterima berkurang
sebesar bunga yang semestinya dibayarkan.
K. Perhitungan Bunga dan Penetapan Tanggal Jatuh Tempo.
71
Bunga wesel/Promes dapat dihitung harian atau bulanan dan bila dihitung harian
biasanya 1 tahun dihitung 360 hari. Sedangkan untuk menghitung jangka waktu
(tanggal jatuh tempo) wesel atau promes dipakai suatu ketentuan sebagai berikut:
HARI PADA SAAT WESEL DIKELUARKAN TIDAK IKUT DIHITUNG DAN
HARI PADA SAAT WESEL JATUH TEMPO IKUT DIHITUNG (MULAI
SAMPAI DENGAN).
L. Pendiskontoan Wesel
Wesel tagih dapat didiskontokan/dijual ke bank untuk menerima uang dari bank atas
penggantian wesel tagih tersebut. Pada saat jatuh tempo, bank akan
mengadu/memberitahukan langsung pada dibitur dengan bukti surat wesel yang
dipegangnya. Apabila dibitur pada saat jatuh tempo belum dapat membayarnya, maka
bank akan menagihnya pada perusahaan pendiskoto untuk melunasi wesel tagih yang
didiskontokan tersebut.. Nota diskonto dihitung dengan cara sebagai berikut:
Nilai nominal xxx
Bunga xxx
----------- +
Nilai Jatuh Tempo xxx
Bunga Diskonto xxx
----------- -
Julah Uang Yang Diterima xxx
72