Yuliansari Tan
Serli Salawe
Iztihatul Lailia R Latarisa
Yonatan Kalati
Yan Robert Napa
AKUNTANSI PIUTANG
Tujuan Pembelajaran
A. Klasifikasi Piutang
B. Akuntansi Piutang Dagang
C. Piutang Wesel
D. Penyajian Piutang di Neraca
E. Penyajian Piutang di Neraca
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan adalah dengan melakukan penjualan secara kredit.
Penjualan secara kredit menimbulkan piutang.
Piutang merupakan klaim terhadap pihak lain untuk membayar sejumlah tertentu pada periode tertentu akibat dari
penyerahan barang atau jasa pada periode sebelumnya.
A. Klasifikasi Piutang
Pada PSAK No. 9, Paragraf 07e, piutang diklasifikasikan menjadi:
1. Piutang usaha, merupakan piutang akibat penyerahan barang atau jasa yang berasal dari kegiatan utama
prusahaan. Memiliki saldo normal disebelah debet, diperkirakan akan dapat ditagih dalam jangka waktu realtif
pendek.
2. Piutang lain-lain, piutang yang tidak berasal dari kegiatan utama perusahaan misalnya piutang bunga, piutang
dividen, piutang pajak dan piutang karyawan.
Berdasarkan tingkat formalitasnya, piutang usaha dibedakan menjadi piutang dagang dan piutang wesel.
Piutang dagang, timbul sebagai akibat penyerahan barang dagangan atau penjualan barang dagangan secara kredit.
Umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga di neraca dikelompokkan sebagai aktiva lancar.
Piutang wesel, merupakan piutang yang disertai dengan perjanjian tertulis, sehingga dikatakan bersifat lebih formal
dibandingkan dengan piutang dagang. Karena jangka waktunya kurang dari satu tahun maka piutang wesel juga
dikelompokkan sebagai aktiva lancar.
Contoh soal:
1) Pada tanggal 1 desember 2014, PT. Hitankara menjual barangn dengan syarat 2/10, n/30 dengan harga Rp 6.000.000,
pencacatan piutang dengan menggunakan, metode kotor, bersih dan cadangan nampak sebagai berikut.