Anda di halaman 1dari 19

PSAK

SYARIAH
Standar
Akuntansi
Keuagnan
PSAK Syariah 59 : Akuntansi Perbankan Syariah
• PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah telah disahkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan pada tanggal 1 Mei 2002.
• Didalam PSAK ini membahas tentang Pengakuan dan pengukuran Mudharabah, Musyarakah,
Murabahah, Salam dan Salam Paralel, Istisna dan Istishna paralel, Ijarah dan Ijarah Muntahiyah
Bittamlik, Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif, Pengakuan dan pengukuran Wadiah, Qardh,
Sharf, Pengakuan dan pengukuran Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan.
• Tentang Penyajian yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan
Peubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Dana Invesasi Terikat, Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Zakat, infaq dan Shodaqoh, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan.
• Tentang Pengungkapan baik pengungkapan umum, pengungkapan untuk setiap komponen
Laporan Keuangan.
PSAK 101 : Penyajian Laporan Keuangan
Syariah
• Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 101: menetapkan dasar penyajian laporan
keuangan bertujuan umum untuk entitas syariah. Pernyataan ini mengatur persyaratan
penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan
keuangan atas transaksi syariah.
• PSAK 101 memberikan penjelasan atas karakteristik umum pada laporan keuangan syariah
antara lain terkait: Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK, Dasar akrual,
Materialitas dan penggabungan, saling hapus, frekuensi pelaporan, informasi komparatif dan
Konsisten Penyajian.
• PSAK 101 juga memberikan penjabaran struktur dan isi pada laporan keuangan syariah,
mencakup: Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Lain, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan.
PSAK 102: Akuntansi Murabahah
• PSAK 102 : Akuntansi Murabahah mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi
murabahah.
• PSAK 102 diterapkan untuk lembaga keuangan syariah dan koperasi syariah yang melakukan transaksi murabahah
baik sebagai penjual maupun pembeli dan pihak-pihak yang melakukan transaksi murabahah dengan lembaga
keuangan syariah atau koperasi syariah.
• Akuntansi untuk penjual: pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan.
• Akuntansi untuk pembeli akhir: aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan
murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban
murabahah tangguhan.
• Penyajian: Piutang murabahah disajikan sebesar nilai neto yang dapat direalisasikan yaitu saldo piutang murabahah
dikurangi penyisihan kerugian piutang.. Margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account)
piutang murabahah. Beban burabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) utang murabahah.
PSAK 103: Akuntansi Salam
• Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi salam, baik sebagai penjual atau pembeli.
Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan
akad salam. Salam adalah akad jual beli barang pesanan (muslim fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh
penjual (muslam ilaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-
syarat tertentu.
• Akuntansi untuk pembeli: Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada
penjual. Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang salam. Denda yang diterima oleh
pembeli diakui sebagai bagian dana kebajikan.
• Pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan:
a. Besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak
lain.
b. Jenis dan kuantitas barang pesanan, dan
c. Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Lanjutan
• Akuntansi Untuk Penjual : kewajiban salam diakui pada saat penjual
menerima modal usaha salam sebesar modal usaha salam yang
diterima. Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation)
pada saat penyerahan barang kepada pembeli. Penjual menyajikan
modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban salam.
• Penjual dalam transaksi salam mengungkapkan:
a. Piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang memiliki
hubungan istimewa.
b. Jenis dan kuantitas barang pesanan dan
PSAK 104: Akuntansi Istishna’
• PSAK 104 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi Istishna’. Pernyataan ini
diterapkan untuk lembaga keuangan syariah dan koperasi syariah yang melakukan transaksi Istishna’, baik
sebagai penjual maupun pembeli.
• Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, Mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’)
• Akuntansi untuk penjual: pendapatan istishna’ diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian
atau metode akad selesai. Akad adalah selesai jika proses pembuatan barang pesanan selesai dan diserahkan
kepada pembeli.
• Penjual menyajikan:
a. Piutang Istishna’ yang berasal dari transaksi Istishna’ sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir.
b. Termin Istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah tagiihan termin penjual kepada pembeli
akhir.
Lanjutan..
• Akuntansi untuk Pembeli : pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar jumlah termin
yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna’ kepada penjual. Beban istishna’
tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi pelunasan utang istihna”.
• Pembeli menyajikan:
a. Utang istishna’ sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum dilunasi.
b. Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
- Persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepaa pembeli akhir, jika istishna paralel atau..
- Kapitalisasi biaya perolehan jika istishna’ (bukan istishna’ paralel)
PSAk ini juga memberikan pengungkapan minimum bagi penjual dan pembeli, termasuk metode akuntansi
yang digunakan dalam pencatatan akuntansi Istishna’
Selain mengatur transaksi Istishna’ PSAK ini mengatur ketentuan akuntansi transaksi Istishna’ paralel.
PSAK 105: Akuntansi Mudharabah
• PSAK 105 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi mudharabah. Pernyataan ini
diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi mudharabah baik sebagai pemilik dana (shahibul maal) maupun
pengelola dana (Mudharib).
• Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi syariah (SUKUK) yang menggunakan akad
mudharabah. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana)
menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi
di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
• Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemiik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau
penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana.
• Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas
atau nilai wajar aset nonkas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai
tercatatnya.
• PSAK 105 juga memberikan ketentuan penyajian dan pengungkapan bagi pemilik dana dan pengelola dana mudharabah.
PSAK 106: Akuntansi Musyarakah
• PSAK 106 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi musyarakah, tetapi tidak
mencakup perlakuan akuntansi atas obligasi syariah (Sukuk) yang menggunakan akad musyarakah.
• Untuk pertanggungjawaban pengelolaan usaha musyarakah dan sebagai dasar penentuan bagi hasil, maka mitra aktif
atau pihak yang mengelola usaha musyarakah harus membuat catatan akuntansi yang terpisah untuk usaha
musyarakah tersebut.
• Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan
kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau aset nonkas yang diperkenankan oleh
syariah.
• PSAK 106 juga memberikan ketentuan pengakuan akuntansi untuk mitra aktif dan mitra pasif, pada saat akad,
selama akad, dan saat akhir akad.
• .Pernyataan ini juga memberikan ketentuan minimum penyajian bagi mitra aktif dan mitra pasif. Untuk mendukung
transparansi pelaporan transaksi mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, seperti isi
kesepakatan utama usaha musyarakah, pengelola usaha dan pengungkapan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan
Keuangan.
PSAK 107: Akuntansi Ijarah
• PSAK 107 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan transaksi ijarah. Ijarah adalah akad pemindahan hak
guna (manfaat) atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan
pembayaran sewa(ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan. Aset ijarah
adalah aset baik berwujud maupun tidak berwujud yang atas
manfaatnya disewakan.
• Pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban yang
terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan
perbaikan, dan sebagainya.
PSAK 107 memberikan pengaturan akuntansi baik dari sisi pemilik (mu’jir) dan
penyewa (musta’jir)

Akuntansi Pemilik (MU’jir) Akuntansi Penyewa


(Musta’jir)
Biaya Objek ijarah diakui pada saat objek
Perolehan ijarah diperoleh sebesar biaya
perolehan
Penyusutan Objek ijarah disusutkan atau
dan diamortisasi, jika berupa aset yang
Amortisasi dapat disusutkan atau diamortisasi,
sesuai dengan kebijakan penyusutan
atau amortiisasi untuk aset sejenis
selama umur manfaatnya (umur
ekonomis).
Pendapatan Pendapatan sewa selama masa akad Beban sewa diakui selama
PSAK 108 : Akuntansi Transaksi Asuransi
Syariah
• PSAK 108 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi asuransi
syariah
• Transaksi asuransi syariah yang dimaksud dalam pernyataan ini adalah transaksi yang terkait dengan
kontribusi peserta, surplus dan defisit underwriting, peyisihan teknis dan saldo dana tabarru’.
• Berbeda dengan PSAK 108 yang disahkan di tahun 2009, PSAK 108 (revisi 2016) memberikan
definisi asuransi jangka pendek dan jangka panjang. Klasifikasi tersebut mengacu ke PSAK 29 :
Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa.
• Akad asuransi syaiah jangka pendek adalah akad asuransi syariah yang memberikan proteksi untuk
periode sampai dengan dua belas bulan atau memberi proteksi untuk periode lebih dari dua belas
bulan dan memungkinkan penyesuaian persyaratan akad pada ulang tahun polis.
• Akad asuransi syariah jangka panjang adalah akad asuransi syariah selain akad asuransi syariah
jangka pendek.
Lanjutan..
• Dalam hal pengakuan awal, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dari dana Tabarru’ dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk akad asuransi syariah jangka pendek, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dari dana Tabarru’ sesuai periode akad
asuransi.
b. Untuk akad asuransi syariah jangka panjang, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dari dana Tabarru’ pada saat jatuh
tempo pembayaran dari peserta.
Penyisihan Teknis diukur sebagai berikut:
c. Kontribusi yang belum menjadi hak dihitung secara individual dari setiap pertanggungan dan besarnya penyisihan ditetapkan
secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan.
d. Manfaat polis masa depan dihitung dengan mencerminkan estimasi pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan dan
penerimaan kontribusi peserta di masa mendatang, dengan mempertimbangkan estimasi tingkat imbal hasil investasi dana
Tabarru’
e. Klaim yang masih dalam proses diukur sebesar estimasi jumlah klaim yang masih dalam proses oleh entitas pengelola. Jumlah
perkiraan tersebut harus mencukupo untuk memenuhi klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai dengan akhir periode pelaporan.
f. Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan diukur sebesar estimasi jumlah klaim yang akan dibayarkan pada tanggal pelaporan
berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang terkait dengan klaim paling kini yang dilaporkan.
g. Perhitungan penyisihan teknis tersebut memasukkan bagian teasuransi atas klaim.
Dari sisi pengungkapan, revisi PSAK 108 menambah persyaratan pengungkapan yang menacu ke PSAK 36.
PSAK 109 : Akuntansi Zakat dan
Infak/Sedekah
• PSAK 109 : Pernyataan ini berlaku untuk amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan
infak/sedekah
• Pernyataan ini tidak perlaku untuk entitas syariah yang menrima dan menyalurkan zakat dan
infak/sedekah, tetapi bukan kegiatan utamanya. Entitas tersebut mengacu ke PSAK 101: Penyajian
laporan keuangan syariah.
• Pengakuan awal, Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima.. Zakat yang
diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat.
• Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai : pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh
kelalaian amil dan kerugian dan pengurang dana amil jika disebabkan oleh kelalaian amil.
• Penyaluran zakat: zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat
sebesar: jumlah yang diserahkan jika dalam bentuk kas dan jumlah tercatat jika dalam bentuk aset
nonkas.
Lanjutan
• Infak/Sedekah : Pengakuan awal, infak/sedekah yang diterima diakui
sebagai dana infak/sedekah terikat atau tidak terika sesuai dengan
tujuan pemberi infak/sedekah sebesar jumlah yang diterima jika dalam
bentuk kas dan nilai wajar jika dalam bentuk nonkas.
• Dana non halan, diakui sebagai dana nonhalal yang terpisah dari dana
zakat, dana infak/sedekah dan dana amil. Aset nonhalal disalurkan
sesuai dengan syarian
• PSAK 109 membahas semua pengakuan, pengukuran, penyaluran,
penyajian dan pengunkapannya.
PSAK 110 : Akuntansi Sukuk
• PSAK 110 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi sukuk
Ijarah dan Sukuk Mudharabah
• Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi Sukuk Ijarah dan Sukuk
Mudharabah, baik sebagai penerbit Sukuk maupun investor Sukuk.
• Sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan
mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas:
a. Aset berwujud
b. Manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan ada
c. Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada
d. Aset proyek tertentu
e. Kegiatan investasi yang telah ditentukan
Lanjutan..
Akuntansi Penerbit Akuntansi Investor
Pengakuan Sukuk Ijarah diakui pada saat entitas Entitas mengakui investasi
Awal menjadi pihak yang terikat dengan pada Sukuk Ijarah dan Sukuk
ketentuan penerbitan sukuk ijarah. Mudharabah sebesar biaya
Sukuk ijarah diakui sebesar nilai perolehan
nominal, disesuaikan dengan
premium atau diskonto, dan biaya
transaksi terkait dengan
penerbitannya
Penyajian Sukuk Ijarah disajikan sebagai Pendapatan investasi dan
liabilitas beban amortisasi disajikan
secara neto dalam laba rugi
Pengungkap Untuk sukuk ijarah, entitas Entitas mengungkapkan hal-
Lanjutan...
• Berbeda dengan PSAK 110 yang diterbitkan pertama kali pada tahun
2011, PSAK 110 (revisi 2015) memberikan perubahan terkait
klasifikasi Sukuk pada laporan keuangan investor. Investasi Sukuk
kini dikalsifikasikan berdasarkan model usaha dan arus kas
kontraktual.
• Pada sisi investor, investasi Sukuk diklasifikasikan sebagai diukur
pada biaya perolehan jika:
a. Investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan
utama untuk memperoleh arus kas kontraktual dan

Anda mungkin juga menyukai