Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ega Pamungkas

NIM : 20200070023
Kelas : AK20A
Mata Kuliah : Teori Akuntansi
Dosen : Heliani, SE., M. Ak

1. Apa yang anda ketahui mengenai Laporan Keuangan Syariah!


Jawab:
Laporan keuangan adalah laporan tertulis tentang posisi keuangan serta perubahan-
perubahannya serta hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan atau instansi dalam
satu periode tertentu. Laporan keuangan syariah adalah laporan keuangan yang bentuk
penyajiannya sesuai dengan entitas atau kaidah-kaidah syariah.
Tujuan umum laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan,
kinerja dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

2. Jelaskan setiap nomor dari PSAK Syariah! Serta sebutkan perbedaannya dengan
PSAK Konvensional!
1) PSAK No 101 : Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Dalam PSAK No. 101 menyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri
atas laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan, catatan atas laporan keuangan.
Berbeda dengan PSAK Konvensional, pada PSAK Syariah menambahkan tiga hal
yang harus disajikan dalam laporan keuangan, diantaranya; Laporan Sumber dan
penyaluran dana zakat, Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan, dan
Informasi komparatif mengenai periode sebelumnya.
Laporan keuangan entitas konvensional hanya menyajikan informasi mengenai
asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban. Sedangkan dalam laporan
keuangan entitas syariah menyajikan informasi yang sama dengan entitas
konvensional ditambah dengan informasi dana syirkah temporer, kontribusi dari
dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dana zakat, dan
dana kebajikan.
2) PSAK No 102 : Aakuntansi Murabahah (Jual beli)
Dalam PSAK No. 102, murabahah adalah menjual barang dengan harga jual sebesar
perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus
mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kepada pembeli. Murabahah
merupakan salah satu prinsip jual beli, selain salam dan istishna’.murabahah juga
termasuk salah satu sistem pembiayaan bank syariah.
Perbedaan antara transaksi murabahan dan transaksi pembelian kredit melalui
perantara bank lainnya terletak pada alur transaksi murabahah pada saat
pembelian barang oleh bank. Setelah akad disepakati pada murabahah dengan
pesanan, bank selanjutnya melakukan pembelian barang kepada pemasok. Akan
tetapi,pada murabahah pesanan bank dapat langsung menyerahkan barang kepada
nasabah karna telah memlikinya terlebih dahulu.

3) PSAK No 103 : Akuntansi Salam


Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi salam, baik
sebagai penjual atau pembeli. Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan
akuntansi atas obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad salam. Salam
adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian
hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada
saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.

4) PSAK No 104 : Akuntansi Isthisna


PSAK 104 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
transaksi istishna’. Pernyataan ini diterapkan untuk lembaga keuangan syariah dan
koperasi syariah yang melakukan transaksi istishna’, baik sebagai penjual maupun
pembeli. Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).

5) PSAK No 105 : Akuntansi Mudarabah (Bagi Hasil)


PSAK 105 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
transaksi mudharabah. Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan
transaksi mudharabah baik sebagai pemilik dana (shahibul maal) maupun
pengelola dana (mudharib).
Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi
syariah (sukuk) yang menggunakan akad mudharabah. Mudharabah adalah akad
kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana)
menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak
selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan
sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
Prinsip pembagian laba dalam mudharabah dibagi sesuai nisbah yang disepakati
diawal dan tidak dalam julah yang pasti. Sedangkan dalam investasi konvensional
bagi hasil sesuai dengan modal yang ditanankan oleh investor.

6) PSAK No 106 :Akuntansi Musyarakah (Kemitraan)


PSAK 106 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
transaksi musyarakah, tetapi tidak me tidak mencakup pengaturan perlakuan
akuntansi atas obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad musyarakah.
Untuk pertanggungjawaban pengelolaan usaha musyarakah dan sebagai dasar
penentuan bagi hasil, maka mitra aktif atau pihak yang mengelola usaha
musyarakah harus membuat catatan akuntansi yang terpisah untuk usaha
musyarakah tersebut.
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian
berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau aset nonkas
yang diperkenankan oleh syariah. PSAK 106 juga memberikan ketentuan
pengakuan akuntansi untuk mitra aktif dan mitra pasif, pada saat akad, selama
akad, dan saat akhir akad.
Pernyataan ini juga memberikan ketentuan minimum penyajian bagi mitra aktif dan
mitra pasif. Untuk mendukung transparansi pelaporan transaksi Mitra
mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, seperti isi kesepakatan
utama usaha musyarakah, pengelola usaha, dan pengungkapan sesuai PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai