Nim : 2110247612
Melanjutkan : PAK
ANALISIS PENERAPAN PSAK 105 MUDHARABAH DAN PSAK
106 MUSYARAKAH PADA KOPERASI IQTISHOD UNISMA
A. PENDAHULUAN
Skoperasi haria adalah koperasi yang prinsip dan tujuan operasionalnya
didasarkan pada syariah Islam, yaitu Al-Qur'an dan Assunah (Kuncoro, 2015). Lahirnya
koperasi syariah di Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM
Republik Indonesia Nomor: 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004
tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan Syariah Jasa Kegiatan Usaha Koperasi. Entitas
syariah, baik itu koperasi syariah atau lainnya, memiliki standar akuntansi keuangan
khusus yang dikenal dengan Standar Akuntansi Keuangan Syariah atau biasa disebut
SAK Syariah. SAK Syariah dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI adalah
organisasi profesi yang menaungi seluruh akuntan Indonesia (Ikatan Akuntan Indonesia,
2021). Koperasi syariah menjalankan usahanya dengan prinsip syariah, oleh karena itu
koperasi syariah juga menggunakan SAK Syariah dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangannya. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2020a) menyatakan bahwa entitas
syariah menerapkan SAK Syariah dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangannya. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 105 dan 106
adalah beberapa standar dalam SAK Syariah. PSAK 105 membahas akuntansi
mudharabah sedangkan PSAK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor
105 dan 106 adalah beberapa standar dalam SAK Syariah. PSAK 105 membahas
akuntansi mudharabah sedangkan PSAK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) nomor 105 dan 106 adalah beberapa standar dalam SAK Syariah. PSAK 105
membahas akuntansi mudharabah sedangkan PSAK
106 membahas akuntansi musyarakah. Peneliti lebih memilih membahas mudharabah
dan musyarakah karena keduanya hampir mirip namun tentunya memiliki perbedaan.
Mudharabah dan musyarakah memiliki kesamaan yaitu keduanya merupakan perjanjian
kerjasama bisnis. Perbedaan antara keduanya adalah modal mudharabah hanya berasal
dari satu pihak, sedangkan modal musyarakah dapat berasal dari dua pihak atau lebih.
PPenelitian sebelumnya yang mengkaji penerapan SAK syariah pada entitas
syariah belum dilakukan dengan penerapan SAK Syariah. Seperti penelitian yang
dilakukan oleh (Fitri,
2020) yang meneliti penerapan PSAK 101 pada Koperasi Syariah Murni Amanah
Sejahtera Malang dan memperoleh hasil bahwa penyajian laporan keuangan pada
koperasi tidak mengikuti PSAK 101, (Ulya, 2020) yang
meneliti penerapan PSAK 105 di BMT Nusantara Umat Mandiri Kecamatan Kaidawir
Kabupaten Tulungagung juga mendapatkan hasil bahwa entitas belum sepenuhnya
mengikuti PSAK 105, demikian pula dengan (Tuzaroh, 2020) yang meneliti penerapan
sistem bagi hasil dan Perlakuan akuntansi menurut PSAK 105 dan 106 pada Koperasi
Murni Amanah Sejahtera Malang ditemukan bahwa perlakuan akuntansi tidak
sepenuhnya mengikuti PSAK 105 dan 106. Beberapa penelitian tersebut ternyata
menghasilkan entitas yang diteliti masih belum sepenuhnya menggunakan SAK Syariah
sebagai standar keuangan bagi entitas syariah. Dari sini dapat ditunjukkan bahwa masih
lemahnya pengetahuan tentang standar yang berlaku dalam penyajian dan penyusunan
laporan keuangan entitas syariah.
Penelitian ini mengambil objek Koperasi Iqtishod Unisma. Motivasi penelitian
ini adalah Koperasi Iqtishod Unisma merupakan salah satu Koperasi yang menerapkan
prinsip syariah dalam kegiatannya. Koperasi Iqtishod unisma memiliki beberapa produk
yaitu tabungan/tabungan dan juga pembiayaan. Untuk produk deposito ada deposito
mudharabah, deposito qurban, deposito berjangka, deposito umroh. Untuk produk
pembiayaan ada mudharabah, musyarakah, murabahah, dan qardhul hasan (Koperasi
Iqtishod Unisma, 2022). Yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah
penerapan dalam hal pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan akuntansi
mudharabah dan musyarakah pada Koperasi Iqtishod Unisma telah memenuhi kriteria
dalam PSAK 105 dan 106 atau belum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis PSAK 105 Mudharabah dan
106
Musyarakahsebuaht Koperasi Iqtishod Unisma dan menjadi acuan bagi pembaca tentang
gambaran perlakuan akuntansi menurut standar sehingga dapat bermanfaat bagi
perkembangan masing-masing entitas. Penelitian ini mengandung implikasi bahwa
kedepannya Koperasi Unisma Iqtishod dapat menerapkan pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan mengikuti PSAK 105 dan 106. Sehingga Koperasi Unisma
Iqtishod dapat mengelola kegiatannya secara efisien dan sesuai harapan yang diinginkan.
B. KERANGKA TEORI Akuntansi
Syariah
Akuntansi secara umum dapat diartikan sebagai suatu sistem informasi yang
memberikan laporan kepada pemangku kepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan
kondisi perusahaan (James, 2011).
Haryono (2003) juga menyatakan pengertian akuntansi ditinjau dari sudut
pandang pemakai dan aktivitasnya. Dari sudut pandang pengguna, akuntansi dapat
diartikan sebagai suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan suatu organisasi.
Dilihat dari kegiatannya, akuntansi dapat diartikan sebagai proses pencatatan,
penggolongan, pengikhtisaran, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu
organisasi.
FDari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu
sistem informasi yang diperoleh dari proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran,
pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi yang digunakan untuk
kepentingan kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Sedangkan syariah adalah aturan
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. dipatuhi oleh manusia dalam menjalankan
aktivitas kehidupannya di dunia (Nurhayati, 2013). Jadi akuntansi syariah bisa disebut
proses akuntansi untuk transaksi yang mengikuti aturan Allah Swt.
Wiroso (2011) Akuntansi keuangan dalam Islam harus fokus pada pelaporan
jujur mengenai posisi keuangan entitas dan hasil operasinya, dengan cara yang akan
mengungkapkan apa yang halal dan apa yang haram. Hal ini sesuai dengan perintah
Allah untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan, seperti dalam Surah Al-Maidah
ayat 2 yang artinya: “Dan tolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
ketakwaan, dan janganlah kamu membantu dalam berbuat maksiat”.
Laporan keuangan
Karena lembaga keuangan syariah memiliki fungsi yang berbeda dengan
lembaga keuangan konvensional, maka laporan keuangan lembaga keuangan syariah
memiliki unsur yang berbeda dengan unsur laporan keuangan lembaga keuangan
konvensional. Perbedaan tersebut diilustrasikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Perbedaan Laporan Keuangan Konvensional dan Syariah
Elemen Konvensional Elemen Keuangan Islam
Laporan keuangan Spernyataa
n
1. Laporan Keuangan 1. Laporan Posisi Keuangan
Pposisi (Neraca) (Neraca keuangan)
2. Laporan Laba Rugi 2. Laporan Laba Rugi dan Lainnya
3. Laporan Arus Kas Pendapatan komprehensif
4. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas
5. Catatan Keuangan 4. Laporan Perubahan Ekuitas
Spernyataan 5. Laporan Sumber dan
Penyaluran Dana Zakat
6. Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Kebajikan
7. Laporan khusus yang
mencerminkan aktivitas
entitas Syariah tertentu
8. Catatan atas Laporan Keuangan
MudharabahAkuntansi
MusyarakahAkuntansi
C. METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan
data berupa angka, kata, atau gambar dengan menggunakan wawancara dan observasi
(Moleong, 2014). Kemudian mengolah, mereduksi atau meringkas, dan menyajikan data
pengamatan. Setelah itu melakukan interpretasi atau memberikan pendapat atau
menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Langkah pengumpulan data berupa upaya
membatasi penelitian melakukan observasi dan wawancara baik terstruktur maupun
tidak, mengumpulkan informasi, dokumentasi, bahan visual, dan merekam informasi
(Creswell, 2017). Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan penerapan PSAK
105 dan 106 dalam hal laporan yang dibuat oleh Koperasi Unisma Iqtishod.
Menurut sumbernya, pengumpulan data dapat diambil dari data primer dan data
sekunder (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder. Data primer diproduksi dan dikumpulkan langsung oleh
peneliti melalui
observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan kunci,
informan primer, dan informan pendukung. Informan kunci diambil dari departemen
manajemen koperasi karena mereka memiliki informasi yang komprehensif tentang
masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Informan utama dalam penelitian ini adalah
pegawai yang mengelola laporan keuangan karena dianggap mengetahui secara teknis
dan detail masalah penelitian yang akan diteliti. Sedangkan untuk informan pendukung
peneliti memilih pegawai yang melayani nasabah dan menginput transaksi harian karena
dapat memberikan informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan dan bukti
transaksi yang dimiliki oleh Koperasi Iqtishod Unisma.
Berikut ini adalah contoh perhitungan bagi hasil yang diperoleh dari transaksi
salah satu nasabah. Nasabah A mulai membuka tabungan mudharabah pada tanggal 21
April 2022, dengan mengajukan setoran awal sebesar RP.48.000,- pada bulan April
2022 total dana yang dihimpun oleh koperasi sebesar 6,4 miliar dengan keuntungan 54
juta. Maka bagi hasil nasabah A selama bulan April adalah sebagai berikut:
48 . 000
Penghasilan pelanggan A =6.400.000.000
x 0,35 x 54.000.000 x 9 / 30
= 42
Berdasarkan gambaran bagi hasil yang diperoleh nasabah di atas, dapat dikatakan
bahwa Koperasi Iqtishod Unisma telah menerapkan prinsip syariah yang benar karena
menggunakan bagi hasil sebagai rumus perhitungan hasil. Bagi hasil adalah bagi hasil
yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana (Maharani et
al., 2021). Prinsip bagi hasil dikatakan tepat karena acuan utamanya adalah laba bersih.
Bagi hasil dengan mengacu pada laba bersih dianggap setara dengan prinsip kewajaran
karena walaupun nominal yang diperoleh kecil namun dapat memenuhi aspek keadilan.
Lebih jelasnya perlakuan pada bagian pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan pada Koperasi Iqtishod Unisma dan menurut PSAK 105 Mudharabah,
akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini:
Menurut PSAK 106 Akuntansi Musyarakah Mitra Pasif, dalam hal pengakuan
Rekan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan transaksi musyarakah, namun
tidak terbatas pada: (a) Isi perjanjian pokok usaha musyarakah, seperti porsi dana ,
pembagian hasil usaha, kegiatan usaha musyarakah, dan lain-lain. (b) Manajer bisnis jika
tidak ada mitra aktif. (c) Pengungkapan disyaratkan oleh PSAK 101: Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
FDari perbandingan pengungkapan pembiayaan musyarakah pada Koperasi
Iqtishod Unisma dengan PSAK 106 Akuntansi Musyarakah dapat dikatakan kurang luas
karena hanya mengungkapkan secara umum tentang pembiayaan musyarakah tanpa
mengungkapkan isi perjanjian seperti pembagian hasil usaha dan kegiatan usaha
musyarakah dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
E. KESIMPULAN
FDari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran dan penyajian pada
koperasi Iqtishod Unisma telah memenuhi kriteria PSAK 105 karena simpanan
mudharabah diukur dengan jumlah kas yang diperoleh dari nasabah dan disajikan
sebesar nilai tercatatnya. Adapun pengakuan, Koperasi Iqtishod Unisma belum
memenuhi kriteria dalam PSAK 105 karena dana yang diterima seharusnya diakui dalam
dana syirkah temporer, tetapi koperasi mengakuinya sebagai bagian dari kewajiban.
Serupa dengan ungkapan, Koperasi Iqtishod Unisma juga dinilai kurang luas karena
hanya mengungkapkan secara umum tentang simpanan mudharabah dan jumlahnya dari
tahun ke tahun, tanpa mengungkapkan isi perjanjian pokok dari usaha mudharabah
seperti pembagian usaha. hasil,
Pengakuan, pengukuran, dan penyajian keuangan musyarakah Koperasi Iqtishod
Unisma sesuai dengan kriteria PSAK 106 karena pembiayaan musyarakah diakui pada
saat pembayaran tunai, diukur sesuai dengan nilai saat dibayarkan di awal. , dan
disajikan sebagai pembiayaan atau investasi musyarakah. Hanya saja menurut n,
Koperasi Iqtishod Unisma kurang luas karena hanya menyampaikan pengertian
pembiayaan musyarakah dan besarnya pembiayaan musyarakah untuk beberapa tahun,
sedangkan dalam PSAK 106 juga harus mengungkapkan isi perjanjian seperti
pendistribusian hasil usaha dan kegiatan usaha musyarakah dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Hal ini dapat disebabkan karena Koperasi Iqtishod Unisma mengandalkan
sistem aplikasi dan tidak terlalu memperhatikan standar SAK Syariah. Selain itu dapat
juga terjadi karena Koperasi Iqtishod Unisma lebih mementingkan akad dan kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam daripada mementingkan penyajian sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku.
REFERENSI
Aziroh, N. (2014). Musyarakah dalam fiqih dan perbankan syariah. Jurnal.Stainkudus,
2(2), 310–327.
Creswell, JW (2017). DESAIN PENELITIAN Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif, dan Capuran. Pustaka Pelajar.
Fitri, DH (2020). Analisis Penerapan PSAK 101 pada Laporan Keuangan Koperasi
Syariah Murni Amanah Sejahtera Malang. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Haryono, Y. (2003). Dasar-dasar Akuntansi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2020a). Standar Akuntansi Keuangan Syariah PSAK 101
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2020b). Standar Akuntansi Keuangan Syariah PSAK 105
Akuntansi Mudharabah. SAK IAI Online.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2020c). Standar Akuntansi Keuangan Syariah PSAK 106
Akuntansi Musyarakah. SAK IAI Online.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2021). Tentang IAI. https://web.iaiglobal.or.id/Profil-
IAI/Tentang IAI
James, MR (2011). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Salemba Empat.
Koperasi Iqtishod Unisma. (2022). Produk Koperasi Iqtishod Unisma.
https://koperasiiqtishodunisma.co.id/produk/
Kuncoro, A. (2015). Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Islami pada Koperasi
Syariah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitulmal Wat Tamwil Usaha
Gabungan Terpadu Sidogiri Pasuruan. Universitas Jember.
Maharani, Daud, R., Niswatin, & Rasuli, LO (2021). Bagi Hasil atau Keuntungan
Sharing? akuntan. Jurnal Tabarru': Perbankan dan Keuangan Syariah,
4(2), 345–355. https://doi.org/10.25299/jtb.2021.vol4(2).7521
Massa, RA (2010). Konsep Mudharabah Antara Kajian Fiqh dan Penerapan
Perbankan. Jurnal Hukum Diktum, 8(1), 77–85.
Moleong, LJ (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarta.
Nurhayati, S. (2013). Akuntansi Syariah di Indonesia. Salemba Empat.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta.
Tuzaroh, F. (2020). Analisis Penerapan Pembiayaan Sistem Bagi Hasil Musharabah dan
Musyarakah Serta Perlakuan Akuntansinya Menurut PSAK 105 dan 106 pada
Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus pada Koperasi Murni Amanah
Sejahtera Malang). Universitas Islam Malang.
Ulya, NNS (2020). Analisis Implementasi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 105 Tentang Akuntansi Pembiayaan Mudarabah pada Baitulmaal Wa
Tamwil Nusantara Umat Mandiri Kecamatan Kaidawir Kabupaten Tulungagung.
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulunggagung.
Wiroso. (2011). Akuntansi Transaksi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia.