Anda di halaman 1dari 20

Nama :Fitria Nurhapizah

Nim : 2110247612
Melanjutkan : PAK
ANALISIS PENERAPAN PSAK 105 MUDHARABAH DAN PSAK
106 MUSYARAKAH PADA KOPERASI IQTISHOD UNISMA
A. PENDAHULUAN
Skoperasi haria adalah koperasi yang prinsip dan tujuan operasionalnya
didasarkan pada syariah Islam, yaitu Al-Qur'an dan Assunah (Kuncoro, 2015). Lahirnya
koperasi syariah di Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM
Republik Indonesia Nomor: 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004
tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan Syariah Jasa Kegiatan Usaha Koperasi. Entitas
syariah, baik itu koperasi syariah atau lainnya, memiliki standar akuntansi keuangan
khusus yang dikenal dengan Standar Akuntansi Keuangan Syariah atau biasa disebut
SAK Syariah. SAK Syariah dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI adalah
organisasi profesi yang menaungi seluruh akuntan Indonesia (Ikatan Akuntan Indonesia,
2021). Koperasi syariah menjalankan usahanya dengan prinsip syariah, oleh karena itu
koperasi syariah juga menggunakan SAK Syariah dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangannya. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2020a) menyatakan bahwa entitas
syariah menerapkan SAK Syariah dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangannya. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 105 dan 106
adalah beberapa standar dalam SAK Syariah. PSAK 105 membahas akuntansi
mudharabah sedangkan PSAK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor
105 dan 106 adalah beberapa standar dalam SAK Syariah. PSAK 105 membahas
akuntansi mudharabah sedangkan PSAK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) nomor 105 dan 106 adalah beberapa standar dalam SAK Syariah. PSAK 105
membahas akuntansi mudharabah sedangkan PSAK
106 membahas akuntansi musyarakah. Peneliti lebih memilih membahas mudharabah
dan musyarakah karena keduanya hampir mirip namun tentunya memiliki perbedaan.
Mudharabah dan musyarakah memiliki kesamaan yaitu keduanya merupakan perjanjian
kerjasama bisnis. Perbedaan antara keduanya adalah modal mudharabah hanya berasal
dari satu pihak, sedangkan modal musyarakah dapat berasal dari dua pihak atau lebih.
PPenelitian sebelumnya yang mengkaji penerapan SAK syariah pada entitas
syariah belum dilakukan dengan penerapan SAK Syariah. Seperti penelitian yang
dilakukan oleh (Fitri,
2020) yang meneliti penerapan PSAK 101 pada Koperasi Syariah Murni Amanah
Sejahtera Malang dan memperoleh hasil bahwa penyajian laporan keuangan pada
koperasi tidak mengikuti PSAK 101, (Ulya, 2020) yang
meneliti penerapan PSAK 105 di BMT Nusantara Umat Mandiri Kecamatan Kaidawir
Kabupaten Tulungagung juga mendapatkan hasil bahwa entitas belum sepenuhnya
mengikuti PSAK 105, demikian pula dengan (Tuzaroh, 2020) yang meneliti penerapan
sistem bagi hasil dan Perlakuan akuntansi menurut PSAK 105 dan 106 pada Koperasi
Murni Amanah Sejahtera Malang ditemukan bahwa perlakuan akuntansi tidak
sepenuhnya mengikuti PSAK 105 dan 106. Beberapa penelitian tersebut ternyata
menghasilkan entitas yang diteliti masih belum sepenuhnya menggunakan SAK Syariah
sebagai standar keuangan bagi entitas syariah. Dari sini dapat ditunjukkan bahwa masih
lemahnya pengetahuan tentang standar yang berlaku dalam penyajian dan penyusunan
laporan keuangan entitas syariah.
Penelitian ini mengambil objek Koperasi Iqtishod Unisma. Motivasi penelitian
ini adalah Koperasi Iqtishod Unisma merupakan salah satu Koperasi yang menerapkan
prinsip syariah dalam kegiatannya. Koperasi Iqtishod unisma memiliki beberapa produk
yaitu tabungan/tabungan dan juga pembiayaan. Untuk produk deposito ada deposito
mudharabah, deposito qurban, deposito berjangka, deposito umroh. Untuk produk
pembiayaan ada mudharabah, musyarakah, murabahah, dan qardhul hasan (Koperasi
Iqtishod Unisma, 2022). Yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah
penerapan dalam hal pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan akuntansi
mudharabah dan musyarakah pada Koperasi Iqtishod Unisma telah memenuhi kriteria
dalam PSAK 105 dan 106 atau belum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis PSAK 105 Mudharabah dan
106
Musyarakahsebuaht Koperasi Iqtishod Unisma dan menjadi acuan bagi pembaca tentang
gambaran perlakuan akuntansi menurut standar sehingga dapat bermanfaat bagi
perkembangan masing-masing entitas. Penelitian ini mengandung implikasi bahwa
kedepannya Koperasi Unisma Iqtishod dapat menerapkan pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan mengikuti PSAK 105 dan 106. Sehingga Koperasi Unisma
Iqtishod dapat mengelola kegiatannya secara efisien dan sesuai harapan yang diinginkan.
B. KERANGKA TEORI Akuntansi
Syariah
Akuntansi secara umum dapat diartikan sebagai suatu sistem informasi yang
memberikan laporan kepada pemangku kepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan
kondisi perusahaan (James, 2011).
Haryono (2003) juga menyatakan pengertian akuntansi ditinjau dari sudut
pandang pemakai dan aktivitasnya. Dari sudut pandang pengguna, akuntansi dapat
diartikan sebagai suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan suatu organisasi.
Dilihat dari kegiatannya, akuntansi dapat diartikan sebagai proses pencatatan,
penggolongan, pengikhtisaran, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu
organisasi.
FDari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu
sistem informasi yang diperoleh dari proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran,
pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi yang digunakan untuk
kepentingan kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Sedangkan syariah adalah aturan
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. dipatuhi oleh manusia dalam menjalankan
aktivitas kehidupannya di dunia (Nurhayati, 2013). Jadi akuntansi syariah bisa disebut
proses akuntansi untuk transaksi yang mengikuti aturan Allah Swt.
Wiroso (2011) Akuntansi keuangan dalam Islam harus fokus pada pelaporan
jujur mengenai posisi keuangan entitas dan hasil operasinya, dengan cara yang akan
mengungkapkan apa yang halal dan apa yang haram. Hal ini sesuai dengan perintah
Allah untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan, seperti dalam Surah Al-Maidah
ayat 2 yang artinya: “Dan tolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
ketakwaan, dan janganlah kamu membantu dalam berbuat maksiat”.

Laporan keuangan
Karena lembaga keuangan syariah memiliki fungsi yang berbeda dengan
lembaga keuangan konvensional, maka laporan keuangan lembaga keuangan syariah
memiliki unsur yang berbeda dengan unsur laporan keuangan lembaga keuangan
konvensional. Perbedaan tersebut diilustrasikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Perbedaan Laporan Keuangan Konvensional dan Syariah
Elemen Konvensional Elemen Keuangan Islam
Laporan keuangan Spernyataa
n
1. Laporan Keuangan 1. Laporan Posisi Keuangan
Pposisi (Neraca) (Neraca keuangan)
2. Laporan Laba Rugi 2. Laporan Laba Rugi dan Lainnya
3. Laporan Arus Kas Pendapatan komprehensif
4. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas
5. Catatan Keuangan 4. Laporan Perubahan Ekuitas
Spernyataan 5. Laporan Sumber dan
Penyaluran Dana Zakat
6. Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Kebajikan
7. Laporan khusus yang
mencerminkan aktivitas
entitas Syariah tertentu
8. Catatan atas Laporan Keuangan

Sumber: (Wiroso, 2011)

MudharabahAkuntansi

Menurut PSAK 105 tentang akuntansi mudharabah, mudharabah adalah


perjanjian kerjasama bisnis antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana)
menyediakan semua dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak sebagai
pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan
kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana (Ikatan Akuntan Indonesia,
2020). Dalam interaksi muamalah antara satu orang dengan orang lain untuk melakukan
akad mudharabah adalah boleh (mubah) (Masse, 2010).
Mudharabahmemiliki karakteristik sebagaimana diatur dalam PSAK 105 tentang
akuntansi mudharabah, karakteristik mudharabah adalah sebagai berikut: (a) Entitas
dapat bertindak sebagai pemilik dana atau pengelola dana. (b) Mudharabah dibagi
menjadi mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan mudharabah
musytarakah. Jika entitas bertindak sebagai dana
pengelola, maka dana yang diterima disajikan sebagai dana syirkah temporer. (c) Dalam
mudharabah muqayadah, contoh pembatasan antara lain: tidak mencampurkan dana
pemilik dana dengan dana lain; tidak menginvestasikan dananya dalam transaksi
penjualan angsuran, tanpa penjamin, atau tanpa agunan; atau mewajibkan pengelola
dana untuk melakukan investasi tanpa melalui pihak ketiga. (d) Pemilik dana dapat
meminta jaminan kepada pengelola dana atau pihak ketiga agar pengelola dana tidak
melakukan kecurangan meskipun pada prinsipnya penyaluran mudharabah tidak
dijamin. Jaminan ini hanya dapat dicairkan jika pengelola dana terbukti melanggar hal-
hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak. (e) Pengembalian mudharabah dapat
dilakukan secara bertahap pada saat yang sama dengan pembagian bagi hasil atau dapat
juga sekaligus pada saat berakhirnya akad mudharabah. (f) Jika dalam pengelolaan dana
mudharabah terdapat keuntungan, maka porsi bagi hasil bagi pemilik dana dan pengelola
dana ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh
selama masa akad. Jika dalam pengelolaan dana mudharabah terjadi kerugian, maka
kerugian finansial tersebut menjadi tanggung jawab pemilik dana. maka porsi besaran
bagi hasil bagi pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang
disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama masa kontrak. Jika dalam pengelolaan
dana mudharabah terjadi kerugian, maka kerugian finansial tersebut menjadi tanggung
jawab pemilik dana. kemudian porsi besaran bagi hasil bagi pemilik dana dan pengelola
dana ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh
selama masa kontrak. Jika dalam pengelolaan dana mudharabah terdapat kerugian, maka
kerugian finansial tersebut menjadi tanggung jawab pemilik dana.

MusyarakahAkuntansi

Menurut PSAK 106 tentang akuntansi musyarakah, musyarakah adalah


perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian didasarkan pada porsi kontribusi dana.
Dana tersebut termasuk aset tunai atau non tunai yang diperbolehkan syariah (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2020). Dasar hukum musyarakah adalah Al-Qur'an, Hadist, dan
Ijma' (Aziroh, 2014).
MusyarakahHaAdapun ciri-cirinya sebagaimana diatur dalam PSAK 106 tentang
Akuntansi Musyarakah, yaitu sebagai berikut: (a) Para sekutu (syarik) bersama-sama
menyediakan dana untuk mendanai suatu usaha tertentu dalam musyarakah, baik yang
sudah berjalan maupun usaha baru. Selanjutnya salah satu sekutu dapat mengembalikan
dana dan nisbah bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada
sekutu lainnya. (b) Investasi musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas,
atau aset nonkas. (c) Karena masing-masing sekutu tidak dapat menjamin dana sekutu
lainnya, maka masing-masing sekutu boleh meminta kepada sekutu lainnya
mitra untuk memberikan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja. Beberapa
hal yang menunjukkan kesalahan yang disengaja adalah: pelanggaran akad termasuk
penyalahgunaan dana investasi, manipulasi biaya dan pendapatan operasional, atau
implementasi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. (d) Jika tidak ada kesepakatan di
antara para pihak yang bersengketa, maka kesalahan yang disengaja harus dibuktikan
berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang. (e) Keuntungan usaha musyarakah
dibagi di antara para mitra secara proporsional sesuai dengan dana yang disimpan (baik
dalam bentuk tunai atau aset non-tunai) atau dengan rasio yang disepakati oleh para
mitra. Sedangkan kerugian dibebankan secara proporsional sesuai dengan dana yang
disetorkan (baik berupa kas maupun non tunai). (f) Jika salah satu mitra berkontribusi
atau lebih bernilai daripada mitra lainnya dalam perjanjian musyarakah, mitra dapat
memperoleh manfaat yang lebih besar untuk dirinya sendiri. Bentuk keuntungan
berlebih ini dapat berupa pemberian porsi keuntungan yang lebih besar dari porsi dana
atau bentuk keuntungan tambahan lainnya. (g) Bagian dari jumlah bagi hasil untuk para
mitra ditentukan berdasarkan rasio yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh
selama periode kontrak, bukan dari jumlah investasi yang dikeluarkan. (h) Pengelola
musyarakah mengadministrasikan transaksi bisnis yang berkaitan dengan investasi
musyarakah yang dikelola dalam suatu pembukuan tersendiri. Bentuk kelebihan
keuntungan ini dapat berupa pemberian porsi keuntungan yang lebih besar dari porsi
dana atau bentuk keuntungan tambahan lainnya. (g) Bagian dari jumlah bagi hasil untuk
para mitra ditentukan berdasarkan rasio yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh
selama masa kontrak, bukan dari jumlah investasi yang dikeluarkan. (h) Pengelola
musyarakah mengadministrasikan transaksi bisnis yang berkaitan dengan investasi
musyarakah yang dikelola dalam suatu pembukuan tersendiri. Bentuk keuntungan
berlebih ini dapat berupa pemberian porsi keuntungan yang lebih besar dari porsi dana
atau bentuk keuntungan tambahan lainnya. (g) Bagian dari jumlah bagi hasil untuk para
mitra ditentukan berdasarkan rasio yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh
selama periode kontrak, bukan dari jumlah investasi yang dikeluarkan. (h) Pengelola
musyarakah mengadministrasikan transaksi bisnis yang berkaitan dengan investasi
musyarakah yang dikelola dalam suatu pembukuan tersendiri.

C. METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan
data berupa angka, kata, atau gambar dengan menggunakan wawancara dan observasi
(Moleong, 2014). Kemudian mengolah, mereduksi atau meringkas, dan menyajikan data
pengamatan. Setelah itu melakukan interpretasi atau memberikan pendapat atau
menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Langkah pengumpulan data berupa upaya
membatasi penelitian melakukan observasi dan wawancara baik terstruktur maupun
tidak, mengumpulkan informasi, dokumentasi, bahan visual, dan merekam informasi
(Creswell, 2017). Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan penerapan PSAK
105 dan 106 dalam hal laporan yang dibuat oleh Koperasi Unisma Iqtishod.
Menurut sumbernya, pengumpulan data dapat diambil dari data primer dan data
sekunder (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder. Data primer diproduksi dan dikumpulkan langsung oleh
peneliti melalui
observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan kunci,
informan primer, dan informan pendukung. Informan kunci diambil dari departemen
manajemen koperasi karena mereka memiliki informasi yang komprehensif tentang
masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Informan utama dalam penelitian ini adalah
pegawai yang mengelola laporan keuangan karena dianggap mengetahui secara teknis
dan detail masalah penelitian yang akan diteliti. Sedangkan untuk informan pendukung
peneliti memilih pegawai yang melayani nasabah dan menginput transaksi harian karena
dapat memberikan informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan dan bukti
transaksi yang dimiliki oleh Koperasi Iqtishod Unisma.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Penerapan Perlakuan Akuntansi Mudharabah Berdasarkan PSAK
105
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pegawai Koperasi Simpan
Pinjam Iqtishod Unisma dapat diketahui bahwa di Koperasi Iqtishod Unisma terdapat
produk mudharabah. Produk mudharabah di Koperasi Iqtishod Unisma hanya produk
tabungan, jadi tidak ada produk pembiayaan mudharabah. Simpanan mudharabah di
Koperasi Iqtishod UNISMA adalah mudharabah muthlaqah, dimana pemilik dana
memberikan kebebasan pengelolaan investasinya kepada pengelola dana. Dengan
wawancara, peneliti juga dapat menyimpulkan gambaran tentang transaksi-transaksi
yang ada di Koperasi Iqtishod UNISMA.
Setiap akhir bulan, Koperasi Iqtishod Unisma menghitung bagi hasil yang akan
dibagikan kepada nasabahnya. Rumus perhitungan bagi hasil yang digunakan oleh
Koperasi Iqtishod Unisma adalah bagi hasil dimana bagi hasil dihitung dari laba bersih.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Rumus perhitungan Bagi hasil per
nasabah = Iuran dana anggota/jumlah Dana mudharabah yang terkumpul x persentase
bagi hasil x Jumlah Pendapatan bersih mudharabah x jumlah hari iuran anggota dalam
sebulan / jumlah hari dalam sebulan.
Pelanggan Sebuah Simulasi Bagi Hasil

Berikut ini adalah contoh perhitungan bagi hasil yang diperoleh dari transaksi
salah satu nasabah. Nasabah A mulai membuka tabungan mudharabah pada tanggal 21
April 2022, dengan mengajukan setoran awal sebesar RP.48.000,- pada bulan April
2022 total dana yang dihimpun oleh koperasi sebesar 6,4 miliar dengan keuntungan 54
juta. Maka bagi hasil nasabah A selama bulan April adalah sebagai berikut:
48 . 000
Penghasilan pelanggan A =6.400.000.000
x 0,35 x 54.000.000 x 9 / 30
= 42
Berdasarkan gambaran bagi hasil yang diperoleh nasabah di atas, dapat dikatakan
bahwa Koperasi Iqtishod Unisma telah menerapkan prinsip syariah yang benar karena
menggunakan bagi hasil sebagai rumus perhitungan hasil. Bagi hasil adalah bagi hasil
yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana (Maharani et
al., 2021). Prinsip bagi hasil dikatakan tepat karena acuan utamanya adalah laba bersih.
Bagi hasil dengan mengacu pada laba bersih dianggap setara dengan prinsip kewajaran
karena walaupun nominal yang diperoleh kecil namun dapat memenuhi aspek keadilan.
Lebih jelasnya perlakuan pada bagian pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan pada Koperasi Iqtishod Unisma dan menurut PSAK 105 Mudharabah,
akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini:

Perbandingan Pengakuan Akuntansi Koperasi Mudharabah Iqtishod


Unisma dan PSAK 105
Setelah dilakukan pengamatan dalam jurnal yang dibuat oleh Koperasi Iqtishod
Unisma, dalam hal pengakuan yang berkaitan dengan transaksi simpanan mudharabah,
Koperasi Iqtishod Unisma mengakui sebagai berikut: (1) Dana yang diterima dari
pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai kewajiban dengan membuat jurnal
rekening kas di sisi debet dan tabungan mudharabah di sisi kredit. (2) Bagi hasil dana
syirkah temporer disalurkan langsung kepada anggota melalui simpanan mudharabah
milik anggota, dengan penjurnalan Biaya bagi hasil tabungan di sisi debet dan tabungan
mudharabah di sisi kredit. (3) Untuk pendapatan atas dana yang dikelola dari tabungan
mudharabah, kas dicatat pada sisi debet
sebuahnd pendapatan di sisi kredit. Observasi alam dan wawancara yang dilakukan juga
dapat diketahui bahwa di Koperasi Iqtishod UNISMA selama ini tidak ada kerugian
yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana.
Menurut PSAK 105 Akuntansi Mudharabah Pengelola Dana, pengakuannya
adalah sebagai berikut: (1) Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad
mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer. (2) Hak pihak ketiga atas bagi hasil
sementara dari dana yang telah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik
dana diakui sebagai kewajiban. (3) Pengelola dana mengakui pendapatan atas
penyaluran bruto dana syirkah temporer sebelum dikurangi bagian hak pemilik dana. (4)
Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai
beban pengelola dana.
Fdari perbandingan antara pengakuan yang dilakukan Koperasi Iqtishod Unisma
dengan pengakuan menurut PSAK 105 maka dapat disimpulkan bahwa dalam hal
pengakuan Koperasi Iqtishod Unisma belum memenuhi kriteria dalam PSAK 105 karena
dana yang diterima seharusnya sudah diakui. pada dana syirkah temporay, tetapi
koperasi mengakuinya sebagai bagian dari kewajiban. Untuk pengakuan dalam jurnalnya
bisa dengan akun yang sama seperti yang sudah dilakukan, tetapi pengelompokan dalam
neracanya harus dibedakan dengan kelompok kewajiban.

PerbandinganPengukuran Akuntansi Koperasi Mudharabah Iqtishod


Unisma dan PSAK 105
SayaDalam hal pengukuran, Koperasi Iqtishod Unisma mengukur simpanan
mudharabah berupa uang tunai atau uang yang diperoleh dari nasabah. Hal tersebut
seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ach. Fadoli dalam wawancara singkat yang
dilakukan di kantor Koperasi Iqtishod Unisma pada Selasa, 5 April 2022, pukul 11.33
sebagai berikut:
"Ukurannya berapa yang disetor ke kami. Kami hanya menerima simpanan
dalam bentuk tunai, selain itu kami tidak menerimanya."
Menurut PSAK 105 Akuntansi Mudharabah Pengelola Dana, dalam hal
pengukuran dana syirkah temporer diukur sebesar kas atau nilai wajar aset nonkas yang
diterima. Dan juga ada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar
nilai tercatatnya
FDari uraian pengukuran di Koperasi Iqtishod Unisma diatas. Dapat disimpulkan
bahwa secara garis besar Koperasi Iqtishod Unisma telah memenuhi kriteria PSAK 105
karena simpanan mudharabah diukur dengan jumlah uang tunai yang diperoleh dari
nasabah.

Perbandingan Penyajian Akuntansi Koperasi Mudharabah Iqtishod


Unisma dan PSAK 105
SayaDalam hal pengakuan yang berkaitan dengan transaksi simpanan
mudharabah, koperasi iqtishod unisma memancing rekening tabungan mudharabah
dalam laporan keuangan di bagian kewajiban jumlah skor yang dicatat dan langsung
membagikan bagi hasil setiap bulan kepada nasabah di setiap rekening tabungan
mudharabah dimiliki oleh pelanggan.
Menurut PSAK 105 Akuntansi Mudharabah Pengelola Dana, dalam hal
penyajian syirkah sementara pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk setiap
jenis mudharabah dan untuk hasil dana syirkah temporer yang telah diambil.
diperhitungkan tetapi belum diserahterimakan kepada pemilik dana disajikan sebagai
pos bagi hasil yang belum dibagikan dalam liabilitas.
Fdari perbandingan penyajian menurut Koperasi Iqtishod Unisma dengan PSAK
105 di atas. Dapat disimpulkan bahwa secara garis besar Koperasi Iqtishod Unisma telah
memenuhi kriteria PSAK 105 karena nilai yang disajikan sebesar nilai pencatatannya.

Perbandingan Pengungkapan Akuntansi Koperasi Mudharabah Iqtishod


Unisma dan PSAK 105
Setelah dilakukan observasi terhadap pengungkapan yang dilakukan oleh
Koperasi Iqtishod Unisma, Koperasi Iqtishod Unisma mengungkapkan perjanjian pokok
seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, kegiatan usaha, dan lain-lain pada awal akad.
Untuk pengungkapan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) secara umum
hanya diungkapkan tentang pembagian hasil usaha dan perkembangannya, serta
beberapa informasi tentang tabungan mudharabah.
Tabel 2. Tampilan Catatan Bagian Laporan Keuangan Deposito Mudharabah
MudharabahDeposito
Yaitu kerjasama antara shohibul maal yang menyediakan dana dengan mudharib, orang
atau badan yang dipercaya dan bertanggung jawab atas pengelolaan dana.

Jenis Setoran 2020 2021 2022


Mudharabah xxx xxx xxx

Menurut PSAK 105 Akuntansi Mudharabah Pengelola Dana, dalam hal


pengungkapan adalah pengelola dana mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan
transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas pada: (a) Isi perjanjian pokok usaha
mudharabah, seperti porsi dana, penyaluran hasil usaha, kegiatan usaha mudharabah, dan
lain-lain. (b) Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya (c)
Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayadah. (d) Pengungkapan
disyaratkan oleh PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
FDari perbandingan yang dilakukan Koperasi Iqtishod Unisma dengan PSAK
105 Akuntansi Mudharabah, pengungkapan simpanan mudharabah pada Koperasi
Iqtishod Unisma dinilai kurang luas karena hanya mengungkapkan secara umum tentang
simpanan mudharabah dan jumlahnya dari tahun ke tahun, tanpa mengungkapkan isi
akad utama usaha mudharabah seperti pembagian hasil usaha, kegiatan usaha
mudharabah, dan rincian dana syirkah temporer pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Analisis Penerapan Perlakuan Akuntansi Musyarakah Berdasarkan PSAK


106
Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Koperasi Simpan Pinjam Iqtishod
Unisma dapat diketahui bahwa di Koperasi Iqtishod Unisma terdapat produk
pembiayaan musyarakah. Jenis pembiayaan musyarakah yang terjadi di Koperasi
Iqtishod Unisma adalah musyarakah tetap, dimana bagian dana masing-masing sekutu
ditentukan sesuai akad di awal dan besarnya tetap sampai akhir masa akad. Dengan
wawancara, peneliti juga dapat menyimpulkan gambaran tentang transaksi-transaksi
yang ada di Koperasi Iqtishod UNISMA.
Lebih jelasnya mengenai perlakuan pada bagian pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan Koperasi Iqtishod Unisma dan menurut PSAK 106, akan
dijelaskan lebih lanjut di bawah ini:

PerbandinganPengakuan Akuntansi Koperasi Mudharabah Iqtishod


Unisma dan PSAK 106
SayaDalam hal pengakuan pembiayaan musyarakah, Koperasi Iqtishod Unisma
mengakui pembiayaan musyarakah pada saat pembayaran tunai, dan juga Koperasi
Iqtishod Unisma tidak melakukan pembiayaan musyarakah dalam bentuk aset non
keuangan. Apabila akad telah berakhir atau berakhir, pembiayaan musyarakah yang
belum dikembalikan diakui sebagai piutang musyarakah. Pendapatan dari usaha
investasi musyarakah diakui sebesar bagian yang diperjanjikan pada awal pelaksanaan
akad musyarakah.
Menurut PSAK 106 Akuntansi Musyarakah untuk sekutu pasif, pengakuannya
adalah sebagai berikut: (a) Pada saat akad, investasi musyarakah diakui pada saat
pembayaran tunai atau penyerahan aset non tunai kepada sekutu aktif. (b) Biaya yang
timbul sebagai akibat dari akad musyarakah tidak dapat diakui sebagai bagian dari
investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari semua mitra. (c) Pada saat akad
berakhir, penyertaan musyarakah yang belum dikembalikan oleh sekutu aktif diakui
sebagai piutang. (d) Pendapatan usaha penanaman modal musyarakah diakui sebesar
bagian sekutu pasif yang diperjanjikan. Sedangkan kerugian investasi musyarakah diakui
sesuai dengan porsi dananya.
FDari perbandingan pengakuan pembiayaan musyarakah pada Koperasi Iqtishod
Unisma dengan PSAK 106 Musyarakah dapat dikatakan pengakuan pembiayaan
musyarakah pada Koperasi Iqtishod Unisma telah memenuhi kriteria PSAK.
106 karena pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai.

Perbandingan Pengukuran Akuntansi Koperasi Mudharabah Iqtishod


Unisma dan PSAK 106
SayaDalam hal pengukuran, Koperasi Iqtishod Unisma mengukur pembiayaan
musyarakah sesuai dengan nilai uang yang dibayarkan pada saat
serah terima uang. Bagian koperasi dari investasi musyarakah dinilai sebesar uang tunai
yang dibayarkan di awal.
Menurut PSAK 106 Akuntansi Musyarakah Mitra Pasif, pengakuannya adalah
sebagai berikut: (a) Dalam bentuk tunai dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan. (b)
Dalam bentuk aset nonkas yang dinilai pada nilai wajar dan jika terdapat selisih antara
nilai wajar dengan nilai tercatat aset nonkas, maka selisih tersebut diakui sebagai laba
ditangguhkan dan diamortisasi selama periode kontrak atau kerugian pada saat
terjadinya (c) Bagian mitra pasif dari investasi musyarakah dengan pengembalian mitra
pasif'
FDari perbandingan antara pengukuran pembiayaan musyarakah pada Koperasi
Iqtishod UNISMA telah memenuhi kriteria PSAK 106, karena diukur menurut nilai saat
dibayarkan di awal.

Perbandingan Penyajian Akuntansi Koperasi Mudharabah Iqtishod


Unisma dan PSAK 106
SayaDalam hal penyajian, Koperasi Iqtishod Unisma mempersembahkan uang
tunai yang diserahkan kepada rekanan atau nasabah aktif sebagai Pembiayaan
Musyarakah. Sedangkan menurut PSAK 106 Akuntansi Musyarakah sekutu pasif, dalam
hal pengakuan adalah kas atau aset non tunai yang diserahkan kepada sekutu aktif
disajikan sebagai penyertaan musyarakah, dan pertanggungjawaban yang ditangguhkan
atas selisih penilaian aset non keuangan. diajukan pada nilai wajar disajikan sebagai pos
yang berlawanan dengan investasi musyarakah
FDari perbandingan penyajian pembiayaan musyarakah pada Koperasi Iqtishod
Unisma dengan PSAK 106 Musyarakah, penyajian pembiayaan musyarakah pada
Koperasi Iqtishod Unisma telah memenuhi kriteria PSAK 106, karena disajikan sebagai
pembiayaan atau investasi musyarakah.
Perbandingan Pengungkapan Akuntansi Koperasi Mudharabah Iqtishod
Unisma dan PSAK 106

SayaDalam hal keterbukaan, Koperasi Iqtishod UNISMA mengungkapkan


kesepakatan pokok seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, kegiatan usaha, dan lain-
lain pada saat awal akad. Pengungkapan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)
secara umum hanya mengungkapkan jumlah dan perkembangan pembiayaan
musyarakah serta beberapa informasi tentang pembiayaan musyarakah seperti terlihat
pada tabel berikut:

Tabel 3. Tampilan Catatan atas Laporan Keuangan Bagian Pembiayaan


Musyarakah
MusyarakahPembiaya
an
Sayakerjasama antara dua pihak atau lebih dalam suatu unit usaha koperasi dimana
masing-masing pihak berhak atas seluruh keuntungan dan bertanggung jawab atas segala
kerugian yang terjadi atas keikutsertaannya masing-masing.
Jenis Pembiayaan 2020 2021 2022
Musyarakah xxx xxx xxx

Menurut PSAK 106 Akuntansi Musyarakah Mitra Pasif, dalam hal pengakuan
Rekan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan transaksi musyarakah, namun
tidak terbatas pada: (a) Isi perjanjian pokok usaha musyarakah, seperti porsi dana ,
pembagian hasil usaha, kegiatan usaha musyarakah, dan lain-lain. (b) Manajer bisnis jika
tidak ada mitra aktif. (c) Pengungkapan disyaratkan oleh PSAK 101: Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
FDari perbandingan pengungkapan pembiayaan musyarakah pada Koperasi
Iqtishod Unisma dengan PSAK 106 Akuntansi Musyarakah dapat dikatakan kurang luas
karena hanya mengungkapkan secara umum tentang pembiayaan musyarakah tanpa
mengungkapkan isi perjanjian seperti pembagian hasil usaha dan kegiatan usaha
musyarakah dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
E. KESIMPULAN
FDari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran dan penyajian pada
koperasi Iqtishod Unisma telah memenuhi kriteria PSAK 105 karena simpanan
mudharabah diukur dengan jumlah kas yang diperoleh dari nasabah dan disajikan
sebesar nilai tercatatnya. Adapun pengakuan, Koperasi Iqtishod Unisma belum
memenuhi kriteria dalam PSAK 105 karena dana yang diterima seharusnya diakui dalam
dana syirkah temporer, tetapi koperasi mengakuinya sebagai bagian dari kewajiban.
Serupa dengan ungkapan, Koperasi Iqtishod Unisma juga dinilai kurang luas karena
hanya mengungkapkan secara umum tentang simpanan mudharabah dan jumlahnya dari
tahun ke tahun, tanpa mengungkapkan isi perjanjian pokok dari usaha mudharabah
seperti pembagian usaha. hasil,
Pengakuan, pengukuran, dan penyajian keuangan musyarakah Koperasi Iqtishod
Unisma sesuai dengan kriteria PSAK 106 karena pembiayaan musyarakah diakui pada
saat pembayaran tunai, diukur sesuai dengan nilai saat dibayarkan di awal. , dan
disajikan sebagai pembiayaan atau investasi musyarakah. Hanya saja menurut n,
Koperasi Iqtishod Unisma kurang luas karena hanya menyampaikan pengertian
pembiayaan musyarakah dan besarnya pembiayaan musyarakah untuk beberapa tahun,
sedangkan dalam PSAK 106 juga harus mengungkapkan isi perjanjian seperti
pendistribusian hasil usaha dan kegiatan usaha musyarakah dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Hal ini dapat disebabkan karena Koperasi Iqtishod Unisma mengandalkan
sistem aplikasi dan tidak terlalu memperhatikan standar SAK Syariah. Selain itu dapat
juga terjadi karena Koperasi Iqtishod Unisma lebih mementingkan akad dan kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam daripada mementingkan penyajian sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku.
REFERENSI
Aziroh, N. (2014). Musyarakah dalam fiqih dan perbankan syariah. Jurnal.Stainkudus,
2(2), 310–327.
Creswell, JW (2017). DESAIN PENELITIAN Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif, dan Capuran. Pustaka Pelajar.
Fitri, DH (2020). Analisis Penerapan PSAK 101 pada Laporan Keuangan Koperasi
Syariah Murni Amanah Sejahtera Malang. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Haryono, Y. (2003). Dasar-dasar Akuntansi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2020a). Standar Akuntansi Keuangan Syariah PSAK 101
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2020b). Standar Akuntansi Keuangan Syariah PSAK 105
Akuntansi Mudharabah. SAK IAI Online.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2020c). Standar Akuntansi Keuangan Syariah PSAK 106
Akuntansi Musyarakah. SAK IAI Online.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2021). Tentang IAI. https://web.iaiglobal.or.id/Profil-
IAI/Tentang IAI
James, MR (2011). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Salemba Empat.
Koperasi Iqtishod Unisma. (2022). Produk Koperasi Iqtishod Unisma.
https://koperasiiqtishodunisma.co.id/produk/
Kuncoro, A. (2015). Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Islami pada Koperasi
Syariah di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitulmal Wat Tamwil Usaha
Gabungan Terpadu Sidogiri Pasuruan. Universitas Jember.
Maharani, Daud, R., Niswatin, & Rasuli, LO (2021). Bagi Hasil atau Keuntungan
Sharing? akuntan. Jurnal Tabarru': Perbankan dan Keuangan Syariah,
4(2), 345–355. https://doi.org/10.25299/jtb.2021.vol4(2).7521
Massa, RA (2010). Konsep Mudharabah Antara Kajian Fiqh dan Penerapan
Perbankan. Jurnal Hukum Diktum, 8(1), 77–85.
Moleong, LJ (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarta.
Nurhayati, S. (2013). Akuntansi Syariah di Indonesia. Salemba Empat.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta.
Tuzaroh, F. (2020). Analisis Penerapan Pembiayaan Sistem Bagi Hasil Musharabah dan
Musyarakah Serta Perlakuan Akuntansinya Menurut PSAK 105 dan 106 pada
Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus pada Koperasi Murni Amanah
Sejahtera Malang). Universitas Islam Malang.
Ulya, NNS (2020). Analisis Implementasi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 105 Tentang Akuntansi Pembiayaan Mudarabah pada Baitulmaal Wa
Tamwil Nusantara Umat Mandiri Kecamatan Kaidawir Kabupaten Tulungagung.
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulunggagung.
Wiroso. (2011). Akuntansi Transaksi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai