DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
Tim Penguji pada Ujian Skripsi:
1 Dr. Ir. Budi Purwanto, M.E.
2 Eka Dasra Viana, S.E., Ak., M.Acc.
Judul Skripsi : Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan dan
Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Sektor Keuangan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019)
Nama : Ikhram Hafiz Rahmadi
NIM : H24160052
Disetujui oleh
Pembimbing
Ali Mutasowifin, S.E., M.Ak., A.W.P.
Diketahui oleh
Ketua Departemen
Dr. Wita Juwita Ermawati, S.T.P., M.M.
NIP 19750907 200501 2 001
DAFTAR GAMBAR
1. Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia 3
2. Kerangka Pemikiran 13
3. Desain Model Peneltian Sumber 18
4. Proporsi Perusahaan Sampel 20
5. Outer Model Sebelum Dilakukan Dropping Sumber 29
6. Outer Model setelah dilakukan dropping 30
DAFTAR LAMPIRAN
1. Perhitungan Intellectual Capital 41
2. Perhitungan Kinerja Keuangan 47
3. Perhitungan Nilai Perusahaan 54
1
I. PENDAHULUAN
kapitalisasi pasar Rp1170 Triliun. Selain itu dari 10 perusahaan top market cap di
Bursa Efek Indonesia, 4 di antaranya merupakan perwakilan sektor keuangan.
pada informasi yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan (Pulic 1998).
Penelitian mengenai intellectual capital sudah dilakukan oleh Chen et al. (2005),
Zuliyati (2011) dan Tan et al. (2007). Penelitian–penelitian tersebut membuktikan
pengaruh IC terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun Firer dan William
(2003) menunjukan hasil yang sebaliknya, yaitu IC tidak berpengaruh terhadap
kinerja pasar dan kinerja perusahaan. Penelitian Santoso (2012) juga menunjukan
bahwa IC tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Uraian tersebut
menggambarkan permasalahan penelitian, adanya ketidakkonsistenan dalam
penelitian mengenai intellectual capital. Maka dari itu penelitian ini berfokus untuk
mengukur pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan nilai
perusahaan pada perusahaan sektor keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2017-2019. Berdasarkan urgensi penelitian yang telah disampaikan
di latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian ini di antaranya: a)
Bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan
sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? b) Bagaimana pengaruh
intellectual capital terhadap nilai perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia? dan c) Bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
Value (PBV) adalah hasil perhitungan dari harga saham dibagi oleh nilai bukunya
(Brigham dan Gapenski, 2006). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Soliha dan
Taswan (2002) dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki PBV tinggi akan
meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan dan hal tersebut
diindikasikan sebagai kemakmuran bagi pemegang saham. Rasio PBV menunjukan
apakah harga saham suatu perusahaan dijual dalam keadaan overvalue (lebih
mahal) atau undervalue (lebih murah) dibandingkan dengan nilai bukunya
(Fakhrudin dan Hadianto, 2001). Menurut kasmawati (2016) nilai Tobin’s q juga
dapat digunakan untuk menilai sebuah perusahaan. Nilai Tobin’s q dianggap baik
jika nilai Tobin’s q lebih dari satu (Tobin’s q > 1) . Jika perusahaan memiliki nilai
Tobin’s q lebih dari satu artinya perusahaan memiliki nilai perusahan (firm value)
lebih besar dibandingkan jumlah asetnya. Dengan mengukur Tobin’s q, investor
akan mendapatkan gambaran mengenai keadaan fundamental perusahaan dan
pandangan pasar terhadap perusahaan. Nilai Tobin’s q yang tinggi juga dapat
mengindikasikan bahwa manajemen perusahaan tersebut berhasil mengelola aset
perusahaan.
Teori Agensi
Value Creation
Intellectual Capital
Value Added Intellectual Capital (Pulic, 1998)
Implikasi Manajerial
perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian ini. Berikut adalah kode saham dan
nama perusahaan yang menjadi sampel di penelitian ini.
Tabel 4 Perusahaan Sampel
No Kode Nama Perusahaan
Perusahaan
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
3 BBCA Bank Central Asia Tbk
4 BBKP Bank Bukopin Tbk
5 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
8 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
9 BINA Bank Ina Perdana Tbk
10 BJBR Bank Pmbngn Daerh Jawa Brt dn Btn Tbk
11 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timr Tbk
12 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk
13 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
14 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
15 BNGA Bank Cimb Niaga Tbk
16 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk
17 BNLI Bank Permata Tbk
18 BSIM Bank Sinarmas Tbk
19 BTPN Bank BTPN Tbk
20 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk
21 MCOR Bank China Construction Bk Indosi Tbk
22 MEGA Bank Mega Tbk
23 NISP Bank OCBC NISP Tbk
24 NOBU Bank Nationalnobu Tbk
25 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
26 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk
27 BBLD Buana Finance Tbk
28 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk
29 BPFI Batavia Prosperindo Finance Tbk
30 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk
31 MFIN Mandala Multifinance Tbk
32 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
33 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk
34 ASBI Asuransi Bintang Tbk
35 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk
36 ASRM Asuransi Ramayana tbk
37 ASJT Asuransi Jasa Taina Tbk
38 BPII Batavia Prosperindo Internasional Tbk
17
Kode
Tahun VACA VAHU STVA VAIC
Perusahaan
ABDA 0,128 1,277 0,217 1,622
ADMF 0,402 1,916 0,478 2,796
AGRO 0,065 1,418 0,295 1,777
AKSI 0,213 1,215 0,177 1,604
APIC 1,735 1,735 0,424 3,893
ARTA 0,092 1,082 0,076 1,250
ASBI 0,275 1,201 0,167 1,643
ASDM 0,362 1,238 0,192 1,792
ASJT 0,170 1,087 0,080 1,337
ASRM 0,378 1,474 0,321 2,173
BACA 0,169 1,251 0,201 1,621
BBCA 0,222 3,246 0,692 4,160
BBKP 0,166 1,258 0,205 1,629
2019 BBLD 0,114 1,042 0,040 1,196
BBMD 0,105 1,539 0,350 1,995
BBNI 0,251 2,086 0,521 2,858
BBRI 0,294 2,597 0,615 3,506
BBTN 0,145 1,182 0,154 1,481
BFIN 0,274 1,488 0,328 2,089
BINA 0,074 1,099 0,090 1,263
BJBR 0,303 1,663 0,399 2,364
BJTM 0,270 1,942 0,485 2,697
BMAS 0,156 1,484 0,326 1,966
BMRI 0,229 2,917 0,657 3,803
BNBA 0,136 1,340 0,254 1,729
BNGA 0,230 2,118 0,528 2,876
BNII 0,180 1,724 0,420 2,324
22
Kode
Tahun VACA VAHU STVA VAIC
Perusahaan
BNLI 0,170 1,574 0,365 2,109
BPFI 0,194 1,756 0,431 2,381
BPII 0,357 1,487 0,327 2,170
BSIM 0,156 1,299 0,230 1,685
BTPN 0,183 1,894 0,472 2,549
CASA 0,061 1,690 0,408 2,159
CFIN 0,137 2,125 0,529 2,792
GSMF 0,249 1,173 0,147 1,569
KREN 0,156 2,964 0,663 3,782
MAYA 0,135 1,473 0,321 1,928
2019
MCOR 0,191 2,034 0,508 2,734
MEGA 0,232 2,700 0,630 3,562
MFIN 0,464 2,082 0,520 3,066
NISP 0,192 2,227 0,551 2,970
NOBU 0,206 1,192 0,161 1,559
PANS 0,146 2,469 0,595 3,209
PNBN 0,124 2,822 0,646 3,592
SMMA 0,212 2,831 0,647 3,689
TRIM 0,262 1,368 0,269 1,898
WOMF 0,441 1,577 0,366 2,385
Kode
Tahun VACA VAHU STVA VAIC
Perusahaan
BJTM 0,290 1,988 0,497 2,776
BMAS 0,165 1,544 0,353 2,062
BMRI 0,204 2,446 0,591 3,242
BNBA 0,194 2,017 0,504 2,714
BNGA 0,276 2,681 0,627 3,584
BNII 0,227 1,955 0,488 2,670
BNLI 0,152 1,361 0,265 1,778
BPFI 0,202 1,745 0,427 2,374
BPII 0,134 1,430 0,301 1,864
BSIM 0,140 1,018 0,018 1,176
BTPN 0,248 1,841 0,457 2,546
CASA 0,056 2,844 0,648 3,548
CFIN 0,129 2,133 0,531 2,793
2018
GSMF 0,241 1,277 0,217 1,735
KREN 0,267 5,448 0,816 6,531
MAYA 0,151 1,440 0,306 1,897
MCOR 0,129 1,274 0,215 1,618
MEGA 0,188 1,900 0,474 2,562
MFIN 0,362 1,601 0,375 2,338
NISP 0,191 2,042 0,510 2,744
NOBU 0,156 1,110 0,099 1,364
PANS 0,172 2,779 0,640 3,591
PNBN 0,138 2,860 0,650 3,648
SMMA 0,154 2,099 0,524 2,776
TRIM 0,302 1,303 0,233 1,838
WOMF 0,499 1,517 0,341 2,357
Kode
Tahun VACA VAHU STVA VAIC
Perusahaan
BBNI 0,269 2,028 0,507 2,803
BBRI 0,298 2,478 0,596 3,372
BBTN 0,122 1,153 0,132 1,407
BFIN 0,337 2,291 0,563 3,191
BINA 0,061 1,541 0,351 1,954
BJBR 0,352 1,482 0,325 2,159
BJTM 0,268 2,025 0,506 2,800
BMAS 0,138 1,422 0,297 1,857
BMRI 0,200 2,553 0,608 3,362
BNBA 0,156 1,609 0,378 2,144
BNGA 0,264 2,444 0,591 3,299
BNII 0,204 1,694 0,410 2,307
BNLI 0,148 1,282 0,220 1,650
BPFI 0,262 2,986 0,665 3,913
BPII 0,438 1,660 0,398 2,495
BSIM 0,184 1,546 0,353 2,083
2017
BTPN 0,273 1,384 0,277 1,934
CASA 0,126 3,091 0,677 3,894
CFIN 0,103 2,094 0,523 2,720
GSMF 0,250 1,358 0,264 1,871
KREN 0,246 3,561 0,719 4,526
MAYA 0,174 1,756 0,431 2,360
MCOR 0,129 1,170 0,145 1,444
MEGA 0,195 1,965 0,491 2,651
MFIN 0,365 1,628 0,386 2,378
NISP 0,196 1,938 0,484 2,618
NOBU 0,152 1,384 0,277 1,813
PANS 0,121 2,128 0,530 2,779
PNBN 0,104 1,955 0,488 2,547
SMMA 0,180 2,601 0,616 3,396
TRIM 0,323 1,288 0,224 1,835
WOMF 0,485 1,444 0,307 2,236
Sumber : Data diolah (2020)
Value Added Intellectual Coefficient mengukur efektifitas suatu perusahaan
dalam mengelola intellectual capital yang dimilikinya menjadi sebuah nilai tambah
bagi perusahaan. Jika perusahaan memiliki nilai VAIC yang lebih besar maka
semakin efektif perusahaan tersebut dalam mengelola sumber daya yang
dimilikinya menjadi sebuah nilai tambah. Sebagai contoh nilai VAIC BBCA pada
tahun 2019 adalah 4,160, artinya setiap 1 intellectual capital akan menghasilkan
4,160 value added bagi BBCA. Berdasarkan teori agensi, investor akan sangat
mengapresiasi perusahaan yang mampu menciptakan nilai, maka besarnya nilai
VAIC mampu memberikan dampak positif bagi masalah keagenan.
25
menjadi acuan bagi investor untuk menilai saham suatu perusahaan. Nilai EPS
menjadi respresentasi jumlah uang yang akan diterima pemegang saham atas per
lembar saham yang dimiliki. Jika perusahaan memiliki nilai EPS yang tinggi artinya
perusahaan memiliki uang lebih banyak untuk dibagikan sebagai dividen kepada
pemegang saham atau untuk diinvestasikan kembali sebagai pengembangan
perusahaan. Di antara perusahaan sampel dalam penelitian ini yang memiliki nilai
EPS paling tinggi adalah Adira Dinamika Multi Finance Tbk yaitu 1777,7 rupiah
per lembar saham sedangkan yang terendah adalah Bank Ina Perdana Tbk yaitu
2,19 rupiah per lembar. Nilai EPS ADMF yang tinggi mengindikasikan bahwa
ADMF mampu memberikan keuntungan yang lebih baik bagi para pemegang
saham perusahaan.
Indikator selanjutnya adalah Price to Earning Ratio (PER). PER dapat
digunakan oleh para investor untuk menilai valuasi dari saham suatu perusahaan
dengan membandingkan antara harga pasar dan laba bersih perusahaan. Dengan
mengetahui nilai PER, maka investor dapat mengetahui bahwa harga saham suatu
perusahaan dalam keadaan mahal (overvalued) atau murah (undervalued). Nilai
PER tertinggi diantara perusahaan sampel penelitian ini adalah 512,38 yang
dimiliki oleh Bank Sinarmas Tbk. (BSIM) sedangkan yang terendah dimiliki oleh
Clippan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) dengan nilai PER 4,02. Nilai PER yang
tinggi dapat diartikan bahwa saham tersebut dinilai mahal secara fundamental. PER
BSIM yang bernilai 512,38 dapat diartikan bahwa harga saham BSIM 512,38 kali
dibandingkan dengan laba yang dihasilkannya. Pada umumnya investor cenderung
tidak menginvestasikan atau membeli saham yang memiliki nilai PER yang tinggi
dikarenakan mereka menganggap saham tersebut overvalued dan diperkirakan
ruang pertumbuhan harga saham tersebut akan sempit bahkan menurun. Namun
nilai PER yang tinggi juga dapat diartikan keberhasilan perusahaan dalam
meyakinkan investor dengan kinerja yang baik sehingga pasar saham merespons
positif dan membuat harga saham meningkat.
Tidak jauh berbeda dengan indikator PER, Price to Book Value (PBV) juga
mampu menilai saham suatu perusahaan dalam keadaan overvalued atau
undervalued. Perbedaan antara PER dan PBV adalah pembandingnya. PER
membandingkan harga saham dengan laba perusahaan sedangkan PBV
membandingkan dengan ekuitas perusahaan per lembar saham (Book Value). Nilai
PBV terbesar dimiliki oleh Pacific Strategic Financial Tbk dengan nilai PBV 60,66
sedangkan PBV terkecil dimiliki oleh Bank Mandiri Tbk. dengan nilai 0,09. Nilai
PBV yang tinggi mengindikasikan bahwa harga saham perusahaan tersebut lebih
tinggi dibandingkan book value –nya atau overvalue begitupun sebaliknya.
Indikator terakhir yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur nilai
perusahaan adalah Tobin’s q atau Tobin’s q. Perusahaan sampel yang memiliki nilai
Tobin’s q tertinggi adalah Kresna Graha Investama Tbk dengan nilai Tobin’s q 3,7
sedangkan yang terendah diperoleh oleh Clipan Finance Indonesia Tbk yang
memiliki nilai Tobin’s q 0,71. Nilai Tobin’s q dianggap baik jika nilai Tobin’s q
lebih dari satu (Tobin’s q > 1) . Jika perusahaan memiliki nilai Tobin’s q lebih dari
satu artinya perusahaan memiliki nilai perusahan (firm value) lebih besar
dibandingkan jumlah asetnya. Dengan mengukur Tobin’s q, investor akan
29
variabel dianggap tidak memadai dan tidak valid (Vinzi dkk. 2010). Outer model
dan loading factor dalam penelitian ini dapat dilihat di gambar 5.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa indikator yang
memiliki nilai loading factor di bawah 0,7 sehingga harus dilakukan penghapusan
(dropping). Indikator kinerja keuangan yang harus dilakukan dropping adalah DAR
dan DER dengan nilai loading factor masing–masing -0,499 dan -0,368. Nilai DAR
dan DER harus dilakukan dropping selain karena faktor statistik yang tidak
memenuhi syarat, peneliti melihat ada perbedaan yang cukup signifikan unsur debt
pada perusahaan–perusahaan bank. Hal ini dapat merupakan salah satu alasan
mengapa unsur DAR dan DER tidak dapat digunakan dalam penelitian ini. Pada
variabel nilai perusahaan, indikator yang memenuhi syarat hanya Tobin’s q dengan
nilai loading factor 0,715 sedangkan indikator lainnya harus dilakukan dropping.
Setelah dilakukan dropping, peneliti melakukan perhitungan kembali untuk
mengetahui loading factor dan AVE setelah dilakukan dropping. Berikut adalah
outer model dan nilai loading factor setelah dilakukan dropping yang dapat dilihat
di gambar 6, dan perbandingan nilai AVE sebelum dan setelah dilakukan dropping.
Nilai AVE untuk variabel nilai perusahaan sebelum dropping kurang dari 0,5
yang dapat dilihat pada Tabel 7. Setelah dilakukan dropping, setiap variabel sudah
mendapatkan nilai AVE > 0,5 yang artinya varians yang ditangkan oleh konstruk
lebih besar dari varians yang berasal dari kesalahan pengukuran sehingga dapat
disimpulkan model telah baik.
Langkah selanjutnya adalah mengamati nilai cross loading masing-masing
indikator untuk menguji validitas diskriminan. Pengujian validitas diskriminan
bertujuan untuk menggambarkan seberapa besar sebuah indikator mampu
merefleksikan variabel latennya (Heir et al. 2014). Pengujian validitas diskriminan
dilakukan dengan menghitung nilai antar variabel dan melihat nilai cross loading
yang harus bernilai >0,7. Selain itu, nilai loading indikator dengan variabel latennya
harus lebih tinggi dibandingkan dengan nilai loading terhadap variabel lainnya.
Perhitungan fornell lacker creation dapat dilihat di Tabel 8 dan nilai cross loading
di Tabel 9.
Tabel 8 Nilai Fornell Lacker Creation
Selain itu, intellectual capital dalam penelitian ini dihitung oleh metode VAIC yang
merupakan perhitungan intellectual capital dengan pendekatan moneter. Maka
langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan intellectual capital
dapat berupa peningkatan alokasi anggaran untuk pos – pos beban yang mendukung
kualitas intellectual capital seperti biaya ketenagakerjaan, biaya pelatihan termasuk
gaji dan tunjangan karyawan yang dapat meningkatkan kualitas karyawan
perusahaan.
Temuan selanjutnya yang didapat dari penelitian ini adalah adanya pengaruh
intellectual capital terhadap nilai perusahaan yang dinilai melalui indikator Tobin’s
q. Sesuai dengan pemaparan sebelumnya bahwa Tobin’s q merupakan ratio yang
mampu melihat keadaan fundamental perusahaan dan pandangan pasar terhadap
perusahaan. Selain itu ratio ini juga menggambarkan kecakapan perusahaan dalam
mengelola asetnya. Kemampuan perusahaan dalam mengelola aset akan menjadi
added value bagi perusahaan yang berpengaruh dalam keputusan investasi penanam
modal. Dengan temuan ini maka perusahaan dapat menarik minat investor dengan
mengalokasikan dana lebih banyak untuk peningkatan intellectual capital. Upaya
yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan intellectual capital di
antaranya adalah mengadakan pelatihan dan pengembangan SDM dan peningkatan
sistem informasi. Peningkatan nilai intellectual capital perusahaan akan
mendapatkan apresiasi dari investor dan pasar sehingga akan mempengaruhi harga
saham perusahaan tersebut. Peningkatan nilai perusahaan adalah salah satu cara
yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang
saham. Selain itu, terbuktinya intellectual capital berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan juga akan mengakibatkan berkurangnya
masalah agensi. Hal tersebut mengacu pada teori agensi yang mengatakan bahwa
investor mengapresiasi perusahaan yang mampu menciptakan nilai. Pengaruh
intellectual capital dalam mengurangi agency cost telah dibuktikan dalam
penelitian yang dilakukan Hendra (2017).
Penelitian ini juga menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara
kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Aksi yang dapat diambil oleh perusahaan
mengenai hal ini adalah peningkatan efektifitas operasi perusahaan sehingga
mampu mendapatkan profit sebesar-besarnya. Keuntungan perusahaan dapat
dialokasikan untuk pengembangan bisnis perusahaan atau dibagikan kepada para
investor sebagai dividen. Kedua alternatif tersebut berpengaruh terhadap
kesejahteraan investor maka mereka akan memberikan kepercayaan lebih kepada
perusahaan yang konsisten menghasilkan laba yang baik. Kemampuan perusahaan
yang konsisten menghasilkan laba positif setiap tahunnya akan mendapatkan
apresiasi dari pasar.
36
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Intellectual capital yang dihitung dengan metode Value Added Intellectual
Coefficient berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor
keuangan yang dihitung melalui indikator Return on Assets (ROA) dan Return
on Equity (ROE). Hasil ini didapat dari uji statistik bahwa pengaruh intellectual
capital terhadap kinerja keuangan memiliki nilai T-statistic 6,646 > 1,96
dengan p value kurang dari 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa peningkatan
intellectual capital yang dimiliki perusahaan akan mampu meningkatkan
keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Peningkatan unsur intellectual
capital seperti kualitas sumber daya manusia akan mampu memberikan inovasi
kepada proses operasi perusahaan sehingga mampu menciptakan profit lebih
banyak dari perusahaan yang tidak mengelola intellectual capital-nya dengan
baik. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder yang mengatakan bahwa
perusahaan yang mampu mengelola seluruh potensinya dengan baik maka akan
menciptakan nilai tambah yang akan mendorong kinerja keuangan perusahaan
bagi kepentingan stakeholder.
2. Hasil uji Intellectual capital terhadap nilai perusahaan mendapatkan nilai T-
statistic 2,430 > 1,96 dengan nilai alpha sebesar 0,015 < 0,05 sehingga
hipotesis penelitian diterima. Hasil tersebut menggambarkan bahwa
intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan sektor keuangan yang dinilai dengan indikator Tobin’s q. Hasil
penelitian ini juga mengkonfirmasi bahwa intellectual capital merupakan salah
satu sumberdaya perusahaan yang bisa menciptakan value added bagi
perusahaan. Investor akan memberikan apresiasi lebih kepada perusahaan yang
mampu menciptakan value added. Hal ini dikarenakan semakin tinggi nilai
perusahaan maka akan memberikan kesejahtraan yang lebih tinggi kepada
investor.
3. Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan yang dimiliki oleh
perusahaan–perusahaan sektor keuangan. Pengujian hipotesis ketiga
mendapatkan nilai T-statistic 1,982 > 1,92 dengan nilai p values 0,048 < 0,05.
Hasil ini menunjukan bahwa kemampuan perusahaan dalam mencetak laba
juga diperhatikan oleh investor. Kemampuan perusahaan mencetak laba
merupakan value added bagi perusahaan yang memperlihatkan prospek
perusahaan di masa mendatang. Hal tersebut membuat investor akan
memberikan nilai lebih tinggi kepada perusahaan–perusahaan yang mampu
mengelola aset dan modalnya menjadi keuntungan bagi perusahaan.
37
5.2 Saran
Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh positif dan signifikan intellectual
capital perusahaan terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Maka
perusahaan harus meningkatkan dan mengelola dengan baik intellectual capital
yang dimiliki. Perusahaan diharapkan meningkatkan alokasi anggaran atau
berinvestasi pada unsur–unsur yang mendukung peningkatan intellectual capital
perusahaan. Terdapat beberapa alternatif upaya yang dapat dilakukan perusahaan
untuk meningkatkan intellectual capital seperti melakukan pelatihan dan program
pengembangan sumber daya manusia, meningkatkan sistem informasi dan
teknologi dan upaya lainnya. Upaya–upaya yang dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan intellectual capital dipercaya akan memberikan dampak positif
terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Peningkatan intellectual capital
akan membantu perusahaan memenuhi tujuannya dalam memberikan kesejahteraan
bagi pemegang saham.
Selain bagi perusahaan, hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan investor
untuk mengevaluasi perusahaan. Investor dapat melihat nilai intellectual capital
sesuai kaidah VAIC untuk melihat kinerja dan nilai perusahaan. Perusahaan–
perusahaan yang memiliki intellectual capital yang baik akan memiliki kinerja
keuangan dan nilai perusahaan yang baik sehingga dapat memberikan kesejahteraan
bagi pemegang saham. Para calon investor juga dapat menggunakan perhitungan
VAIC sebagai pertimbangan fundamental sebelum melakukan keputusan investasi.
Selain itu, penulis juga mengharapkan intellectual capital mendapatkan perhatian
lebih sehingga di masa mendatang para investor dapat melihat informasi mengenai
intellectual capital dengan mudah.
Bagi peneliti yang akan meneliti lebih lanjut mengenai intellectual capital
disarankan untuk meneliti sektor teknologi yang merupakan industri paling intensif
penggunaan pengetahuannya menurut Windrum dan Tomilson (1999). Peneliti
tidak melelakukan hal tersebut karena pada saat proses penelitian belum ada sektor
teknologi jika mengacu pada pengelompokan saham menurut Jakarta Industry
Classification. Sedangkan setelah penelitian ini selesai bursa efek indonesia
menerbitkan acuan baru untuk pengelompokan saham yaitu IDX–IC dan salah satu
sektor merupakan sektor teknologi. Selain itu dalam penelitian ini hasil pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan didapat hasil yang nyaris ditolak
hipotesisnya, sedangkan sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa kinerja
keuangan sangat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berkaitan dengan hal
tersebut, peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada topik mengenai
intellectual capital dengan sampel yang lebih heterogen dan periode penelitian
yang lebih panjang.
38
DAFTAR PUSTAKA
Sunarsih NM, Mendra NPY. 2012. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Makalah Disampaikan
dalam Simposium Nasional Akuntansi XV. Banjarmasin: 20-23 September.
Suryahadi. 2020 Agustus 27. Per kamis (27/8), sudah ada 700 perusahaan di bei.
Kontan. Diakses dari https://investasi.kontan.co.id/news/per-kamis-278-
sudah-ada-700-perusahaan-tercatat-di-bei.
Susanto AB. 2007. Resource-Based Versus Market-Based. Eksekutif . No.333 : 24-
25.
Tan, Plowman, Hancock. 2007. Intellectual Capital and Financial Returns of
Companies. Journal of Intellectual Capital. 8(1): 76-95.
Ulum. 2008. Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 77 - 84.
Vinzi VE, Chin WW, Henseler J, Wang H. 2010. Handbook of Partial Least
Square. London (GB): Springer Heidelberg Dordrecht.
Windrum, Tomlinson. 1999. Knowledge-intensive services and international
competitiveness: a four country comparison. Technology Analysis and
Strategic Management. 11(3) : 391 – 408.
Yamin S, Kurniawan H. 2011. Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dengan
Partial Least Square Path Modeling: Aplikasi dengan Software XLSTAT,
SmartPLS, dan Visual PLS. Jakarta (ID): Salemba Infotek.
Yulandari, Gunawan. 2019. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar dan
Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.
Journal of Applied Managerial Accounting. 3(1) : 36-50.
Zuliyati. 2011. Intellectual Capital and Company’s Financial Performance.
Dinamika Keuangan dan Perbankan. 3(1) 113 – 125