DEPARTEMEN MANEJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ―Pengaruh Literasi
Keuangan, Sosiodemografi, Finansial, dan Pandemi Covid-19 terhadap Keputusan
Keuangan dalam Penggunaan E-Wallet pada Generasi Z‖ adalah karya saya
dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
ABSTRACT
CHYKA DWI LESTARI. The Influence of Financial Literacy,
Sociodemographic, Financial, and the Covid-19 Pandemic toward Financial
Decisions in Use of E-Wallet in Generation Z. Supervised by WITA JUWITA
ERMAWATI.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
Tim Penguji pada Ujian Skripsi:
1 Rindah F. Suryawati, S.E., M.Acc., Ak, CA
2 Eka Dasra Viana, S.E., Ak, M.Acc
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanaahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2021 sampai
bulan Juni 2021 ini ialah literasi keuangan dan keputusan keuangan, dengan judul
―Pengaruh Literasi Keuangan, Sosiodemografi, Finansial, dan Pandemi Covid-19
terhadap Keputusan Keuangan dalam Penggunaan E-Wallet pada Generasi Z‖.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing, Dr. Wita Juwita
Ermawati, STP, MM yang telah membimbing dan banyak memberi saran. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada pembimbing akademik, moderator seminar,
dan penguji luar komisi pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada seluruh keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan, doa,
dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan
bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
ABSTRAK ii
ABSTRACT ii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 5
1.5 Ruang Lingkup 5
II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Literasi Keuangan 6
2.2 Faktor Sosiodemografi 7
2.3 Faktor Finansial 7
2.4 Pandemi Covid-19 7
2.5 Keputusan Keuangan 8
2.6 E-Wallet 8
2.7 Generasi Z 9
2.8 Penelitian Terdahulu 9
III METODE 12
3.1 Kerangka Pemikiran 12
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 14
3.3 Jenis dan Sumber Data 14
3.4 Metode Pengambilan Sampel 14
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data 15
3.6 Variabel Penelitian 17
3.7 Hipotesis 20
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24
4.1 Uji Validitas 24
4.2 Uji Reliabilitas 24
4.3 Hasil Analisis Deskriptif 24
4.4 Hasil Analisis SEM-PLS 29
4.5 Implikasi Manajerial 37
V SIMPULAN DAN SARAN 39
5.1 Simpulan 39
5.2 Saran 39
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN 44
RIWAYAT HIDUP 55
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Lampiran 1 Rekapitulasi penelitian terdahulu 45
2 Lampiran 2 Kuesioner penelitian 48
3 Lampiran 3 Hasil uji validitas kuesioner 54
4 Lampiran 4 Hasil uji reliabilitas kuesioner 54
1
I PENDAHULUAN
perbandingan data Year over Year (YoY), dapat diketahui bahwa terjadinya
peningkatan jumlah transaksi uang elektronik hingga 42%. Jumlah transaksi pada
bulan Maret 2020 sebesar 15,04 Triliun Rupiah dan pada bulan Maret 2021
sebesar 21,42 Triliun Rupiah. Hasil tersebut menunjukkan semakin tingginya
penggunaan e-wallet selama terjadinya pandemi Covid-19.
Sebagian besar pengguna e-wallet berasal dari generasi Z. Menurut Lanier
(2017), generasi Z dikenal sebagai generasi digital native pertama karena generasi
Z adalah generasi pertama yang benar-benar terhubung dengan dunia digital sejak
lahir. Hal ini membuat generasi Z dapat lebih mudah memahami informasi digital
dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Selain itu, kemampuan yang
dimiliki oleh generasi Z tersebut akan membuat generasi lebih tertarik untuk
mengikuti perkembangan teknologi. Menurut Bencsik et al. (2016), seseorang
termasuk generasi Z jika lahir di tahun 1995 - 2010. Saat ini generasi Z terdiri dari
berbagai kalangan yaitu siswa, mahasiswa, dan bahkan ada yang sudah menjadi
tenaga kerja.
Salah satu wilayah dengan tingkat penggunaan alat pembayaran digital
tertinggi yaitu Jabodetabek. Hal tersebut dapat terjadi karena Survei Nasional
Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) oleh OJK (2019) menghasilkan bahwa
salah satu wilayah di Jabodetabek yaitu DKI Jakarta memiliki indeks literasi dan
inklusi keuangan tertinggi pada tahun 2019. DKI Jakarta memiliki indeks literasi
keuangan sebesar 59,16% dan indeks inklusi keuangan sebesar 94,76%. Hasil
indeks literasi keuangan dan indeks inklusi keuangan yang tinggi tersebut
memungkinkan untuk tingginya penggunaan alat pembayaran digital karena
sebagian besar wilayah Jabodetabek telah menyediakan fasilitas pembayaran
digital di berbagai tempat transaksi jual beli. Selain itu, banyaknya jumlah
mahasiswa yang merupakan generasi Z di Jabodetabek juga dapat meningkatkan
penggunaan pembayaran digital.
Banyaknya pengguna pembayaran digital yang termasuk juga e-wallet di
wilayah Jabodetabek, tentunya harus didukung dengan literasi keuangan yang
baik agar dapat mengoptimalkan penggunaan e-wallet. Literasi keuangan adalah
gabungan antara kesadaran, pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang
dibutuhkan oleh setiap individu agar dapat membuat keputusan keuangan yang
baik sehingga dapat tercapainya kesejahteraan finansial individu (Atkinson dan
Messy 2012). Literasi keuangan sangat dibutuhkan bagi setiap individu terutama
bagi mahasiswa, karena mahasiswa merupakan generasi penerus di masa
mendatang. Mahasiswa yang memiliki literasi keuangan yang baik akan mampu
mengelola keuangan dan mengambil keputusan keuangan dengan baik sehingga
dapat mencapai kesejahteraan finansial.
Hasil SNLIK (OJK 2019), menunjukkan indeks literasi keuangan
masyarakat Indonesia sebesar 21,84% di tahun 2013, 29,7% di tahun 2016, dan
38,03% di tahun 2019. Hasil tersebut sudah menunjukkan peningkatan indeks
literasi keuangan masyarakat Indonesia, namun peningkatan tersebut belum
signifikan sehingga masih perlu ditingkatkan lagi. Selain itu, hasil SNLIK tahun
2013 dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) tahun 2017,
menunjukkan bahwa semakin tingginya tingkat literasi keuangan masyarakat,
maka tingkat penggunaan produk dan layanan jasa keuangan juga akan semakin
tinggi. Literasi keuangan merupakan hal yang perlu diperhatikan agar dapat
meningkatkan penggunaan e-wallet dan proses pembayaran menjadi lebih efektif
4
dan efisien. Menurut Yusnita dan Abdi (2018), setiap individu akan memiliki
tingkat literasi keuangan yang berbeda-beda karena adanya perbedaan faktor-
faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku keuangan seseorang.
Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor sosiodemografi dan faktor finansial.
Faktor sosiodemografi merupakan faktor-faktor yang dapat membedakan ciri-ciri
masyarakat melalui kajian tentang manusia dan gambaran tentang kependudukan.
Sedangkan faktor finansial merupakan faktor-faktor yang berkaitan dengan
keuangan individu atau organisasi.
Semakin banyaknya pengguna e-wallet di tengah perkembangan teknologi
digital membuat penulis tertarik untuk meneliti pengaruh literasi keuangan, faktor
sosiodemografi, faktor finansial, dan pandemi Covid-19 terhadap keputusan
keuangan dalam penggunaan e-wallet yang nantinya akan berguna untuk
pengembangan e-wallet sebagai alat pembayaran digital ke depannya. Selain itu,
penelitian ini juga akan meneliti tingkat literasi keuangan pada mahasiswa S1 di
Jabodetabek.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan pada penelitian
ini yaitu:
5
1.4 Manfaat
Hasil pada penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak
sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bagi pihak
universitas diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk
menyusun kebijakan dan program yang dapat meningkatkan literasi
keuangan mahasiswa.
2. Bagi perusahaan pengelola e-wallet diharapkan hasil penelitian ini juga
dapat menjadi informasi dalam menentukan kebijakan untuk
mengembangkan serta meningkatkan penggunaan e-wallet pada mahasiswa.
3. Bagi pembaca diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk
penelitian selanjutnya dan dapat menambah wawasan pembaca.
II TINJAUAN PUSTAKA
menggunakan masker bila sakit atau harus berada di tempat umum, (4) jaga jarak
(social distancing) dan jauhi kerumunan, (5) segera mandi dan ganti pakaian
setelah tiba di rumah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik pada September 2020 tentang perilaku masyarakat di masa pandemi
Covid-19 dihasilkan bahwa tingkat kepatuhan responden dalam pencegahan
Covid-19 sudah baik. Perilaku dalam pencegahan Covid-19 yang dilakukan yaitu
berupa penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, menggunakan
hand sanitizer/ disinfektan, mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun,
menghindari jabat tangan, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak minimal
satu meter (BPS 2020).
2.6 E-Wallet
E-Wallet merupakan salah satu jenis alat pembayaran non tunai. Menurut
Peraturan Bank Indonesia (2016) Nomor 18/40/PBI/2016, e-wallet atau dompet
elektronik merupakan layanan elektronik yang dapat menyimpan dana untuk
melakukan transaksi pembayaran. Sedangkan menurut Hasan et al. (2020), e-
wallet merupakan program yang memberikan layanan elektronik atau online yang
memungkinkan pengguna untuk dapat membeli sesuatu secara elektronik
sekaligus dapat menyimpan data identitas pengguna dan kredensial digital. E-
wallet mengubah konsep bahwa uang yang biasanya disimpan di dompet kulit dan
kini dapat disimpan di dompet digital di dalam smartphone (Pertiwi et al. 2020).
E-wallet dianggap sebagai salah satu alat pembayaran yang terkenal saat ini
karena kelebihan e-wallet yang memiliki kesederhanaan, kemampuan beradaptasi,
serta memiliki sistem perlindungan (Hasan et al. 2020). Selain kelebihan tersebut,
e-wallet juga dianggap sebagai salah satu alat pembayaran ternyaman, karena
dapat mempermudah persiapan sebuah toko untuk transaksi tanpa membawa uang
tunai (Megadewandanu et al. 2016). Menurut Inggiharti (2020), pelaksanaan
proses pembayaran dengan uang elektronik dapat memberikan dampak positif,
9
yaitu dapat membantu mengurangi peredaran uang tunai serta proses transaksi
pembayaran menjadi lebih efisien.
Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan oleh iPrice dan App Annie
(2020), ranking 10 besar aplikasi e-wallet di Indonesia berturut-turut yaitu
GOPAY, OVO, DANA, LinkAja, Go Mobile By CIMB, i.Saku, JakOne Mobile-
Bank DKI, DOKU, Sakuku, dan Paytren. Hasil ini didapatkan berdasarkan jumlah
pengguna aktif bulanan terbanyak dalam 5 kuartal terakhir sejak Q2 2019 hingga
Q2 2020 di App Store dan Google Play. Sedangkan hasil riset yang dilakukan
oleh Snapcart dalam Databoks (2020), lima e-wallet yang mendominasi transaksi
fintech pembayaran di Indonesia pada bulan Juni – Agustus 2020 yang dilihat dari
segi nilai dan frekuensi transaksi secara berturut turut yaitu ShopeePay, OVO,
GOPAY, DANA, dan LinkAja.
2.7 Generasi Z
Menurut Mannheim (1952) dalam Pilcher (1994), generasi merupakan
penggolongan berdasarkan tahun kelahiran dalam konteks sejarah dan budaya
yang sama serta memiliki pengalaman yang sama yang terjadi selama bertahun-
tahun. Penelitian tentang pembagian generasi sudah banyak dilakukan dan
menghasilkan nama generasi dan pembagian yang berbeda-beda, namun secara
garis besar memiliki makna yang sama. Salah satu teori generasi yaitu menurut
Bencsik et al. (2016) yang membagi generasi menjadi 6 kategori, yaitu (1)
Veteran Generation (1925 - 1946), (2) Baby Boom Generation (1946 - 1960), (3)
X Generation (1960 - 1980), (4) Y Generation (1980 - 1995), (5) Z Generation
(1995 - 2010), (6) Alfa Generation (> 2010). Generasi Z merupakan generasi yang
dikenal sebagai generasi asli digital karena generasi Z adalah generasi pertama
yang benar-benar terhubung sejak lahir dengan dunia digital, serta tidak hanya
dianggap sebagai digital native namun juga sebagai mobile native (Lanier 2017).
III METODE
Implikasi Manajerial
Keterangan:
n : Jumlah sampel
15
3.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan asumsi yang akan diuji kebenarannya dan juga
merupakan jawaban sementara atas pertanyaan peneliti (Priyono 2016). Terdapat
6 hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Pengaruh Faktor Sosiodemografi terhadap Literasi Keuangan
Faktor-faktor sosiodemografi pada penelitian ini terdiri dari usia, asal
fakultas, IPK, dan pendidikan terakhir ibu. Penelitian (Yusri 2018),
menghasilkan bahwa kemampuan akademis seseorang akan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap literasi keuangan. Selain itu, menurut Garg dan
Singh (2018), faktor demografi seperti usia dan tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi tingkat literasi keuangan remaja.
Menurut Syuliswati (2019), seseorang dengan usia yang lebih tinggi akan
lebih mudah dalam memahami konsep terkait keuangan sehingga memiliki
literasi keuangan yang lebih baik. Selain itu, tingkat pendidikan seseorang juga
dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam menentukan
keputusan keuangan. Orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih
tinggi juga akan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik dalam
menyikapi dan mengambil keputusan terkait keuangan. Menurut Sari (2015),
pendidikan formal di perguruan tinggi serta pendidikan keuangan dalam
keluarga akan mempengaruhi tingkat literasi seseorang. Oleh karena itu,
indikator IPK dan asal fakultas mewakili pendidikan formal bagi mahasiswa.
Sedangkan indikator pendidikan terakhir ibu mewakili pendidikan informal,
karena ibu cenderung memegang peran yang lebih besar dalam mendidik anak
di dalam keluarga. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan
hipotesis seperti berikut:
21
Jumlah
Karakteristik Keterangan Persentase
(orang)
Tidak menabung 11 8,1%
≤ Rp500.000 90 66,2%
Jumlah uang yang
Rp500.001 – Rp1.000.000 28 20,6%
ditabung setiap bulan
Rp1.000.001 – Rp2.000.000 5 3,7%
>Rp2.000.000 2 1,5%
Belum bekerja 108 79,4%
Status pekerjaan
Bekerja sambil kuliah 28 20,6%
Belum menikah 132 97,1%
Status pernikahan
Sudah menikah 4 2,9%
SD/Sederajat 6 4,4%
SMP/Sederajat 9 6,6%
Pendidikan terakhir SMA/Sederajat 58 42,6%
ibu Diploma (D3) 11 8,1%
Sarjana (S1) 45 33,1%
Master (S2) 7 5,1%
LK3_1, LK3_3, LK3_5, LK3_6, LK3_7, LK3_8, F4, FS1, FS2, FS4, PC1, dan
PC2 memiliki nilai outer loading di bawah 0,5, sehingga indikator-indikator
tersebut dieliminasi. Penjelasan untuk setiap notasi indikator tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2. Setelah dilakukan dropping terhadap indikator yang tidak
memenuhi kriteria, selanjutnya model diestimasi kembali sehingga
menghasilkan nilai outer loading pada Tabel 6.
0,576; dan 0,501. Oleh karena itu, nilai AVE pada setiap variabel dapat
diterima karena telah memenuhi nilai lebih dari 0,5.
Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa nilai akar kuadrat AVE yang
dimiliki oleh setiap konstruk lebih tinggi daripada nilai korelasi konstruk
dengan konstruk lainnya. Oleh karena itu semua konstruk pada penelitian ini
telah memenuhi kriteria discriminant validity.
konstruk berada di atas 0,7. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konstruk pada
penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik.
Original T P Ketera-
Hipotesis
Sample Statistik Values ngan
Pandemi Covid-19 ->
Keputusan Keuangan
Ha6 -0,009 0,104 0,917 Tolak
dalam Penggunaan E-
Wallet
Hipotesis dapat diterima jika memiliki nilai P value lebih kecil dari 0,05
dan nilai t-statistik lebih besar daripada nilai t-tabel. Nilai t-tabel yang
dihasilkan dengan tingkat keyakinan 95% yaitu 1,96. Nilai original sampel
akan menunjukkan arah hubungan antar variabel yang positif ataupun negatif.
Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa hipotesis Ha1 yaitu faktor sosiodemografi
berpengaruh positif terhadap literasi keuangan diterima. Hipotesis Ha1
memiliki nilai P value yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0, nilai t-statistik
yang lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar 4,806, dan nilai original sample yang
menunjukkan arah yang positif sebesar 0,356. Berdasarkan nilai tersebut, maka
faktor sosiodemografi yang dijelaskan oleh indikator asal fakultas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap literasi keuangan yang dijelaskan melalui
indikator tindakan pemenuhan kebutuhan darurat dan indikator pertimbangan
dalam memilih layanan keuangan yang merupakan indikator dari subvariabel
perilaku keuangan. Mayoritas responden pada penelitian ini merupakan
mahasiswa yang berasal dari fakultas ekonomi, bisnis dan manajemen yaitu
sebanyak 60,3%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dari
fakultas ekonomi, bisnis, dan manajemen cenderung memiliki perilaku
keuangan yang lebih baik daripada mahasiswa fakultas non ekonomi, bisnis,
dan manajemen. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Supriadi
dan Krisnawati (2019), yang menunjukkan bahwa mahasiswa dari program
studi yang berbasis ekonomi memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih
tinggi daripada mahasiswa dari program studi lain yang bukan berbasis
ekonomi.
Hasil uji Hipotesis Ha2 ditolak karena memiliki nilai P value yang lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,685 dan nilai t-statistik yang lebih kecil dari
1,96 yaitu sebesar 0,405. Hasil tersebut menginterpretasikan bahwa variabel
faktor finansial yang dijelaskan oleh pendapatan, pengeluaran, dan persentase
pengeluaran non tunai setiap bulan tidak memiliki pengaruh terhadap literasi
keuangan mahasiswa S1 di Jabodetabek. Hal ini dapat disebabkan oleh
kurangnya kemampuan mahasiswa S1 Jabodetabek untuk melakukan perilaku
keuangan yang baik yaitu dalam merencanakan pengeluaran dan membangun
jaring pengaman finansial. Hasil analisis tingkat literasi keuangan mahasiswa
S1 Jabodetabek menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa S1
Jabodetabek yaitu sebanyak 85 orang pada subvariabel pengetahuan keuangan
termasuk ke dalam kategori well literate, namun pada subvariabel perilaku
keuangan hanya 8 orang yang termasuk ke dalam kategori well literate. Selain
itu dari hasil penyebaran kuesioner dapat diketahui bahwa tingkat pendapatan
dan pengeluaran mayoritas mahasiswa S1 Jabodetabek sebesar Rp1.000.001 –
Rp3.000.000, serta persentase pengeluaran non tunai sebesar 26% - 50% dari
total pengeluaran setiap bulan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
meskipun sebagian besar mahasiswa S1 Jabodetabek memiliki tingkat
36
Hipotesis Ha6 memiliki nilai P value sebesar 0,917 dan nilai t-statistik
sebesar 0,104. Oleh karena itu, hipotesis Ha6 ditolak dan mengindikasikan
bahwa pandemi Covid-19 tidak berpengaruh terhadap keputusan keuangan
dalam penggunaan e-wallet mahasiswa S1 di Jabodetabek. Hal tersebut
disebabkan karena Ha6 memiliki nilai P value yang lebih besar dari 0,05 dan
nilai t-statistik yang lebih kecil dari 1,96. Melakukan pembatasan kontak
dengan fasilitas umum, penerapan protokol kesehatan, dan penerapan social
distancing pada mahasiswa S1 Jabodetabek tidak mempengaruhi frekuensi dan
volume transaksi e-wallet. Meskipun dari data hasil kuesioner penerapan tiga
indikator tersebut pada mahasiswa S1 Jabodetabek cukup baik, namun
sebagian besar mahasiswa S1 Jabodetabek memiliki tingkat penggunaan e-
wallet yang tergolong sedikit. Hal tersebut terlihat dari data perilaku pengguna
e-wallet yang hanya memiliki 1 – 2 aplikasi e-wallet dengan frekuensi
penggunaan seminggu sekali atau dua minggu sekali serta volume transaksi
≤Rp500.000 setiap bulannya. Selain itu, data Kementerian Perdagangan (2021)
menunjukkan bahwa jumlah uang yang beredar luas selama Januari – Maret
2021 masih mengalami pertumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa masih
kurangnya kesadaran mahasiswa terkait dampak penggunaan uang tunai yang
dapat menjadi media penularan virus Covid-19.
ekonomi, bisnis, dan manajemen. Hal ini disebabkan oleh kurangnya edukasi
terkait keuangan seperti pengelolaan keuangan yang didapatkan oleh mahasiswa
fakultas non ekonomi, bisnis, dan manajemen dari mata kuliah yang dipelajari di
kampus. Untuk meningkatkan literasi keuangan pada semua mahasiswa,
universitas dapat menambahkan mata kuliah terkait pengelolaan keuangan dan
materi lain yang dapat membuat mahasiswa mampu membuat keputusan
keuangan yang baik pada kurikulum yang digunakan.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa literasi keuangan memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan keuangan dalam penggunaan
e-wallet. Penggunaan e-wallet cenderung rendah pada mahasiswa yang juga
memiliki literasi yang rendah. Untuk dapat meningkatkan penggunaan e-wallet,
perusahaan pengelola e-wallet dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk
membuat program yang dapat meningkatkan literasi pengguna e-wallet terutama
mahasiswa.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor finansial yang terdiri dari
pendapatan, pengeluaran, dan pengeluaran non tunai setiap bulan berpengaruh
positif signifikan terhadap keputusan keuangan dalam penggunaan e-wallet.
Mahasiswa yang memiliki pendapatan yang sedikit, cenderung lebih jarang
menggunakan e-wallet karena adanya kekhawatiran terkait kebutuhan akan uang
tunai jika semua uang yang dimiliki dialokasikan untuk top up aplikasi e-wallet.
Hal tersebut dapat terjadi karena belum semua penjual produk ataupun penyedia
jasa menyediakan metode pembayaran dengan menggunakan e-wallet. Selain itu,
untuk mencairkan kembali uang yang ada pada aplikasi e-wallet menjadi uang
tunai, harus ditransfer ke rekening bank terlebih dahulu, sehingga akan
membebankan biaya kepada penggunanya. Oleh karena itu, untuk dapat
meningkatkan penggunaan e-wallet, perusahaan pengelola e-wallet dapat
memperbanyak promosi dan kerja sama agar semakin banyak penjual produk
ataupun penyedia jasa yang menyediakan metode pembayaran dengan
menggunakan e-wallet. Selain itu agar dapat mengurangi kekhawatiran pengguna
untuk kebutuhan uang tunai, perusahaan pengelola e-wallet dapat mengurangi
atau meniadakan biaya proses transfer ke rekening bank pada bank tertentu yang
telah bekerja sama.
39
5.1 Simpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pada penelitian ini, diperoleh beberapa
simpulan berikut:
1. Terdapat sebanyak 20% mahasiswa S1 di Jabodetabek yang termasuk
kategori well literate, sebanyak 68% termasuk kategori sufficient literate,
sebanyak 11% termasuk kategori less literate, dan sebanyak 1% termasuk
kategori not literate.
2. Faktor sosiodemografi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
literasi keuangan mahasiswa S1 di Jabodetabek. Sedangkan faktor finansial
tidak memiliki pengaruh terhadap literasi keuangan mahasiswa S1 di
Jabodetabek.
3. Literasi keuangan dan faktor finansial memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan keuangan dalam penggunaan e-wallet.
Namun variabel faktor sosiodemografi dan pandemi Covid-19 tidak
berpengaruh terhadap keputusan keuangan dalam penggunaan e-wallet.
5.2 Saran
Pada penelitian ini terdapat beberapa saran yang dapat diberikan kepada
beberapa pihak berdasarkan hasil dan pembahasan, yaitu:
1. Bagi pemerintah melalui OJK agar dapat menjalankan program edukasi
dengan lebih intensif terutama pada kalangan mahasiswa. Edukasi dapat
dilakukan melalui webinar ataupun dikemas dengan ringan melalui media
sosial seperti YouTube, Instagram, Twitter, atau media sosial lain agar
informasi dapat lebih mudah diterima oleh mahasiswa sebagai generasi Z
yang dijuluki digital native.
2. Bagi perusahaan pengelola aplikasi e-wallet dapat menambah promosi dan
kerja sama agar dapat menarik pengguna untuk lebih memilih menggunakan
aplikasi e-wallet sebagai alat pembayaran.
3. Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti pada cakupan yang lebih luas, dan
jenis aplikasi e-wallet yang lebih beragam, serta dapat menggunakan
variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi.
40
DAFTAR PUSTAKA
[BI] Bank Indonesia. 2014a. Booklet Keuangan Inklusif. Jakarta: Bank Indonesia.
[BI] Bank Indonesia. 2014b. Elektronifikasi. Bank Indones., siap terbit. [diakses
2021 Apr 20]. https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-
pembayaran/ritel/elektronifikasi/default.aspx.
[BI] Bank Indonesia. 2021. Jumlah Transaksi Uang Elektronik. Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2020. Perilaku Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-
19. Jakarta: BPS RI.
[Kemendag] Kementerian Perdagangan. 2021. Jumlah Uang Beredar. Jakarta.
[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Sehat, Gerakan
Masyarakat Hidup. 2020. Apa Yang Harus Dilakukan Masyarakat Untuk
Cegah Penularan Covid-19? Jakarta: Kemenkes RI.
[OECD] Organisation for Economic Co-operation and Development. 2018.
OECD/INFE Toolkit for Measuring Financial Literacy and Financial
Inclusion. Paris: OECD.
[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Literasi Keuangan. OJK., siap terbit.
[diakses 2020 Okt 13]. https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-
perlindungan-konsumen/Pages/Literasi-Keuangan.aspx.
[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Strategi Nasional Literasi Keuangan
Indonesia (Revisit 2017). Jakarta: OJK. https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-
kegiatan/publikasi/Pages/Strategi-Nasional-Literasi-Keuangan-Indonesia-
(Revisit-2017)-.aspx.
[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2019. Survei Nasional Literasi dan Inklusi
Keuangan 2019. Jakarta. www.ojk.go.id.
[PBI] Peraturan Bank Indonesia. 2016. Peraturan Bank Indonesia Nomor
18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran.
https://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem-
pembayaran/Pages/pbi_184016.aspx.
[POJK] Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 76/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi
Keuangan di Sektor Jasa Keuangan Bagi Konsumen dan/atau Masyarakat.
2016.
[WHO] World Health Organization. 2007. Pencegahan dan pengendalian infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan
pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan. Jenewa: WHO.
[WHO] World Health Organization. 2020. Pertanyaan dan jawaban terkait
Coronavirus. WHO., siap terbit. [diakses 2020 Okt 9].
https://www.who.int/indonesia.
Abdillah W, Hartono J. 2015. Partial Least Square (PLS) : alternatif Structural
Equation Modeling (SEM) dalam penelitian bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Abideen AZ, Mohamad FB, Hassan MR. 2020. Mitigation strategies to fight the
COVID-19 pandemic—present, future and beyond. J Heal Res. 34(6):547–
562. doi:10.1108/JHR-04-2020-0109.
Aksami NMD, Jember IM. 2019. Analisis Minat Penggunaan Layanan E-Money
pada Masyarakat Kota Denpasar. E-Jurnal EP Unud. 8(9):2439–2470.
Anwar M. 2019. Pengaruh Literasi Keuangan, Faktor Sosial Demografi dan
41
LAMPIRAN
45
Penulis
No. Judul Metode Hasil Penelitian
(Tahun)
6 Fatoni et Dampak Covid- Analisis Saat terjadi pandemi Covid-19
al. 19 terhadap deskriptif banyak masyarakat yang
(2019) Perilaku memilih berbelanja secara
Konsumen dalam online, dan berdampak pula
Penggunaan E- pada penggunaan transaksi yang
Wallet di sebelumnya menggunakan uang
Indonesia tunai dan kini memanfaatkan e-
wallet.
Penulis
No. Judul Metode Hasil Penelitian
(Tahun)
10 Yusri Pengaruh Gender Analisis jalur Gender dan kemampuan
(2018) dan Kemampuan (path akademis berpengaruh positif
Akademis analysis) dan signifikan terhadap literasi
terhadap Perilaku keuangan. Kemampuan
Pengelolaan akademis dan literasi keuangan
Keuangan Pribadi berpengaruh positif dan
Mahasiswa signifikan terhadap perilaku
Universitas Islam pengelolaan keuangan pribadi
Negeri Alauddin mahasiswa. Sedangkan gender
Makassar dengan tidak berpengaruh signifikan dan
Literasi Keuangan negatif terhadap perilaku
sebagai Variabel pengelolaan keuangan pribadi
Intervening mahasiswa.
KUESIONER
SCREENING
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Lengkap
2. Email
3. Nomor HP
4. Usia
5. Fakultas
6. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
7. Pendidikan terakhir SD/Sederajat Sarjana (S1)
ibu SMP/Sederajat Master (S2)
SMA/Sederajat Doktor (S3)
Diploma (D3) Lainnya,……
8. Indeks Prestasi <2,00 2,76≤IPK<3,51
Kumulatif (IPK) 2,00 ≤IPK< 2,76 ≥3,51
9. Status Pekerjaan Belum bekerja Bekerja sambil
kuliah
10. Jenis Pekerjaan
11. Status pernikahan Belum menikah Sudah menikah
49
LITERASI KEUANGAN
Pengetahuan Keuangan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Seseorang meminjam uang sebesar Benar
Rp1.000.000 dan harus mengembalikan Salah
uangnya di bulan depan sebesar Rp1.100.000 Saya kesulitan menjawab
karena bunga pinjamannya adalah sebesar 5%. pertanyaan ini
2. Bunga tabungan akan menyebabkan jumlah Benar
tabungan akan berkurang. Salah
Saya kesulitan menjawab
pertanyaan ini
50
Sikap Keuangan
Sangat Tidak Sangat
No Pernyataan Tidak Setuju Netral Setuju Setuju
Setuju
1. Saya lebih sering
menabung sisa uang
daripada
menghabiskannya
2. Saya puas dengan kondisi
keuangan saya saat ini
3. Saya merasa uang yang
saya dapatkan TIDAK
pernah cukup
4. Menurut saya uang hanya
untuk dihabiskan
5. Saya merasa menabung
merupakan hal yang
penting
6. Keuangan saya
mengendalikan kehidupan
saya
7. Memiliki perencanaan
keuangan dapat
mempermudah saya
dalam membuat
keputusan keuangan
8. Saya hidup hanya untuk
hari ini tanpa memikirkan
apa yang terjadi terkait
keuangan di esok hari
51
Perilaku Keuangan
PANDEMI COVID-19
RIWAYAT HIDUP