Anda di halaman 1dari 38

lOMoARcPSD|22150229

CG Kelompok 1 - this about corporate governance

accounting (Universitas Riau)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)
lOMoARcPSD|22150229

MAKALAH
PROTECTION OF SHAREHOLDER RIGHTS

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Corporate Governace
Dosen pengampu : Poppy Nurmayanti, SE., M.Si, Ak., CA

Oleh :

1. RIRI RAHAYU (2110247005)

2. JUSNALA YANTI (2110246889)

3. ANTO (2110246872)

4. TRI SETYA HADISTI (2110246990)

5. MAZIYAH (2110246786)

6. DEA RESA WANA (2110247007)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

UNIVERSITAS RIAU
2022

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4

1.3 Tujuan...........................................................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................5

ISI..............................................................................................................................................5

2.1 Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan........................................................................5

2.2 Peran Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan.............................................................7

2.3 Prinsip, Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham............................................................12

2.4 Overview Perlindungan Hak Pemegang Saham dalam Regulasi di Indonesia....................18

2.5 Pembahasan Kasus - Assessment on practice of OECD Principle 2: Protection


of shareholders’ rights (PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk.).................................................20

BAB III....................................................................................................................................20

KESIMPULAN.......................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................20

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Protection Of
Shareholder Right tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Corporate Governance. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pedoman kepentingan pemegang
saham, peran pemegang saham dan pemangku kepentingan dan prinsip serta hak
dan kewajiban pemegang saham bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 3 September 2022


Penulis,

Kelompok 1

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis keuangan tahun 1997 – 1998 yang melanda banyak negara di Asia,
termasuk Indonesia, telah mendorong terjadinya reformasi dan timbulnya
berbagai inisiatif untuk memperkuat ekonomi nasional dan kerjasama
regional. Beberapa usulan dan perjanjian pun kemudian dilakukan untuk
membangun kerjasama yang lebih luas dan menyeluruh, termasuk kerjasama
dalam rangka membangun komunitas ASEAN tahun 2015. Kerjasama tersebut
diantaranya meliputi kerjasama di bidang tata kelola perusahaan atau yang
populer dikenal dengan istilah corporate governance (CG).
Good Corporate Governance (GCG) merupakan sistem tata kelola
perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam
perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan. Corporate governance
merupakan seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara
pemegang saham, pengurus, pemerintah, karyawan serta pemangku
kepentingan lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau
dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
(Organization for Economic Cooperation and Development, 2004), oleh sebab
itu GCG penting untuk diterapkan dalam perusahaan. Di Indonesia rujukan
penerapan tata kelola salah satunya dikeluarkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG). Pedoman tata kelola yang disusun oleh
KNKG pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang dikeluarkan oleh
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Salah satu prinsip Corporate Governance yang dikeluarkan oleh OECD
ialah prinsip perlindungan terhadap hak pemegang saham. Prinsip ini
menyebutkan bahwa kerangka tata kelola perusahaan harus melindungi hak-
hak pemegang saham dan memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang
saham. Hak-hak dasar pemegang saham termasuk hak untuk: 1) mendapatkan
metode pendaftaran kepemilikan; 2) mengalihkan atau memindahkan saham;
3) mendapatkan informasi yang relevan dan material tentang korporasi secara

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

tepat waktu dan teratur; 4) berpartisipasi dan memberikan suara dalam RUPS;
5) mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Dewan Komisaris; dan 6)
mendapatkan bagian dalam keuntungan perusahaan (OECD, 2004).
Di Indonesia, umumnya perusahaan terbuka dimiliki dan dikontrol oleh
satu keluarga atau grup atau pemerintah. Dalam hal ini, yang menjadi
persoalan adalah kecenderungan pemegang saham pengendali untuk
mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan mereka, tetapi dapat
merugikan kepentingan pemegang saham non pengendali. Maka kesetaraan
perlakuan di antara pemegang saham dari kelas saham yang sama menjadi
issue yang penting untuk dibahas. Berkaitan dengan hal dimaksud serta dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah “Corporate Governance” maka makalah
ini disusun.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka adapun rumusan masalah dalam


makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan pemegang saham dan pemangku kepentingan?
2. Bagaimana peran pemegang saham dan pemangku kepentingan?
3. Apa prinsip, hak dan kewajiban para pemegang saham ?
4. Bagaimana regulasi di Indonesia melindungi hak pemegang saham?

1.3 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari pemegang saham dan
pemangku kepentingan.
2. Untuk mengetahui peran pemegang saham dan pemangku kepentingan.
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip, hak dan kewajiban para
pemegang saham.

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

4. Untuk mengetahui sejauh mana regulasi di Indonesia melindungi hak


pemegang saham.

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

BAB II
ISI

2.1 Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan

Shareholder adalah individu atau organisasi yang memiliki saham di


perusahaan, lembaga atau organisasi. Di perusahaan publik, karena pemegang
saham pada dasarnya adalah pemilik, mereka bisa mendapatkan untung dari profit
yang didapatkan oleh perusahaan. Imbalan ini datang dalam bentuk peningkatan
penilaian saham, atau keuntungan finansial yang didistribusikan sebagai dividen.

Sedangkan, Stakeholder adalah istilah yang digunakan oleh sebuah


perusahaan maupun organisasi bagi pihak yang memiliki kepentingan finansial
atau pemangku kepentingan internal adalah orang-orang yang memiliki hubungan
langsung dengan perusahaan melalui investasi, pekerjaan atau kepemilikan.
Mereka adalah para pengambil keputusan sampai proses implementasinya.
Beberapa contoh stakeholder adalah karyawan, konsumen, pemegang saham,
hingga manajer. Stakeholder dapat menjadi pemegang saham suatu perusahaan,
tetapi tidak semua stakeholder adalah pemegang saham.

Kerangka tata kelola perusahaan harus melindungi dan memfasilitasi


pelaksanaan hak-hak pemegang saham dan memastikan perlakuan yang adil dari
semua pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Semua
pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk memperoleh ganti rugi yang
efektif atas pelanggaran hak-hak mereka.

Tata kelola korporat berperan untuk mengatasi konflik kepentingan,


dengan melindungi kepentingan prinsipal, mengurangi tingkat informasi asimetri
dan mengawasi agen. Tata kelola yang baik akan memberikan perlindungan yang
memadai dan memperlakukan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya secara adil. Tata kelola mengatur pembagian tugas, hak, dan kewajiban

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

pihak-pihak dalam organisasi terhadap kehidupan perusahaan, termasuk para


pemegang saham, direksi, dewan komisaris dan semua pemangku kepentingan.
Pembagian tugas, hak, dan kewajiban juga berfungsi sebagai pedoman
pengawasan dan pengevaluasian kinerja dewan komisaris dan direksi/manajemen
perusahaan.

Investor ekuitas memiliki hak properti tertentu. Misalnya, saham ekuitas di


perusahaan publik dapat dibeli, dijual, atau ditransfer. Saham ekuitas juga
memberikan hak kepada investor untuk berpartisipasi dalam keuntungan
perusahaan, dengan kewajiban terbatas pada jumlah investasi. Selain itu,
kepemilikan saham ekuitas memberikan hak atas informasi tentang korporasi dan
hak untuk mempengaruhi korporasi, terutama melalui partisipasi dalam rapat
umum pemegang saham dan melalui pemungutan suara.

Namun, dalam praktiknya, korporasi tidak dapat dikelola melalui


referendum pemegang saham. Badan pemegang saham terdiri dari individu dan
institusi yang minat, tujuan, cakrawala investasi, dan kemampuannya berbeda-
beda. Apalagi, manajemen korporasi harus mampu mengambil keputusan bisnis
dengan cepat. Mengingat realitas ini dan kompleksitas pengelolaan urusan
korporasi di pasar yang bergerak cepat dan terus berubah, pemegang saham tidak
diharapkan untuk memikul tanggung jawab untuk mengelola aktivitas korporasi.
Tanggung jawab untuk strategi dan operasi perusahaan biasanya ditempatkan di
tangan dewan dan tim manajemen yang dipilih, dimotivasi dan, bila perlu, diganti
oleh dewan.

Pemegang saham sebagai pemilik modal, memiliki hak dan tanggung


jawab atas perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
anggaran dasar perusahaan. Dalam melaksanakan hak dan tanggung jawabnya,
perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: Pemegang saham harus
menyadari bahwa dalam melaksanakan hak dan tanggung jawabnya harus

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

memperhatikan juga kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus menjamin


dapat terpenuhinya hak dan tanggung jawab pemegang saham atas dasar asas
kewajaran dan kesetaraan (fairness) sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan anggaran dasar perusahaan.

Hak pemegang saham untuk mempengaruhi pusat korporasi pada isu-isu


fundamental tertentu, seperti pemilihan anggota dewan, atau cara lain untuk
mempengaruhi komposisi dewan, amandemen dokumen organik perusahaan,
persetujuan transaksi luar biasa, dan isu-isu dasar lainnya sebagaimana ditentukan
dalam hukum perusahaan dan anggaran dasar perusahaan. Hak tambahan seperti
persetujuan atau pemilihan auditor, pencalonan langsung anggota dewan,
kemampuan untuk menjaminkan saham, persetujuan pembagian keuntungan,
kemampuan pemegang saham untuk memberikan suara pada anggota dewan
dan/atau kompensasi eksekutif kunci, persetujuan transaksi material pihak berelasi
dan lainnya juga telah ditetapkan di berbagai yurisdiksi.

Antara perusahaan dengan pemangku kepentingan harus terjalin hubungan


yang sesuai dengan asas kewajaran dan kesetaraan (fairness) berdasarkan
ketentuan yang berlaku bagi masing-masing pihak. Agar hubungan antara
perusahaan dengan pemangku kepentingan berjalan dengan baik, perlu
diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

 Perusahaan menjamin tidak terjadinya diskriminasi berdasarkan suku, agama,


ras, golongan, dan gender serta terciptanya perlakuan yang adil dan jujur
dalam mendorong perkembangan karyawan sesuai dengan potensi,
kemampuan, pengalaman dan keterampilan masing-masing.

 Perusahaan dan mitra bisnis harus bekerja sama untuk kepentingan kedua
belah pihak atas dasar prinsip saling menguntungkan.

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

 Perusahaan harus memperhatikan kepentingan umum, terutama masyarakat


sekitar perusahaan, serta pengguna produk dan jasa perusahaan.

Keyakinan investor bahwa modal yang mereka berikan akan dilindungi


dari penyalahgunaan atau penyelewengan oleh manajer perusahaan, anggota
dewan atau pemegang saham pengendali merupakan faktor penting dalam
pengembangan dan berfungsinya pasar modal. Dewan perusahaan, manajer, dan
pemegang saham pengendali mungkin memiliki kesempatan untuk terlibat dalam
aktivitas yang memajukan kepentingan mereka sendiri dengan mengorbankan
pemegang saham nonpengendali.

2.2 Peran Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan

Pada kenyataannya, keterlibatan pemegang saham dan pemangku


kepentingan akan tergantung pada hukum dan kebiasaan nasional, dan juga
pendekatan masing-masing perusahaan. Bahkan di beberapa negara di mana
perusahaan secara tradisional tidak berorientasi pada keuntungan (seperti
perusahaan milik negara) karena negara-negara tersebut sekarang berusaha untuk
mengembangkan pasar modal mereka dan meningkatkan keuangan eksternal,
kepentingan pemegang saham kemungkinan akan cenderung naik ke posisi
teratas. agenda perusahaan.

1. Peran Pemegang Saham

Setelah mengetahui secara jelas mengenai shareholder, berikut beberapa


perannya:

- Mempunyai saham finansial di perusahaan

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

Singkatnya, Shareholder adalah pemegang saham perusahaan, peran


utamanya yaitu sebagai pemberi modal untuk perusahaan dengan cara
membeli sebagian saham perusahaan, penanaman atau juga membeli sebagian
saham merupakan bentuk dukungan kepada perusahaan terkait. Maka dari itu
pemegang saham ini ternilai penting oleh perusahaan.

- Shareholder sebagai stakeholder

Jika dilihat sejenak istilah shareholder dan stakeholder terlihat sama, tetapi
kedua tersebut memiliki arti yang berbeda. Istilah stakeholder membentuk
pada berbagai pihak yang memiliki keperluan lanjut dalam finansial
perusahaan, pemegang saham ini menciptakan nilai bagi pemegang
perusahaan maka dari itu stakeholder merupakan bagian dari pemegang
saham.

- Menerima dampak secara langsung dari perusahaan

Untuk memutuskan menanam saham, perlu mengenal perusahaan tersebut.


Apapun yang terjadi pada perusahaan akan mempengaruhi pihak pemegang
saham, jangan terlalu fokus pada manfaatnya, tetapi perlu memikirkan hal
terburuk yang akan terjadi, maka dari itu setidaknya untuk memutuskan
menanam modal pada perusahaan, Anda harus memahami bagaimana proses
bisnis perusahaan tersebut.

- Hanya sebagai penanam saham

Sebagai penanam saham nantinya akan memiliki keterbatasan, karena


pemegang saham hanya sebagai penanam saham juga tidak turut
berkontribusi akan proses bisnis perusahaan, selain itu juga tidak mempunyai

10

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

tanggung jawab terhadap apa yang akan terjadi pada internal perusahaan yang
tanam modal tersebut.

- Memiliki sebagian aset perusahaan

Sebagai penanam saham, memiliki sebagian aset atau kekayaan perusahaan.


Aset perusahaan berasal dari mana saja termasuk omzet penjualan dan
lainnya. Ringkasnya penanam saham berperan dalam bentuk pendukung
sehingga terlibat dengan keuangan perusahaan.

2. Peran Pemangku Kepentingan

Prinsip CG OECD tentang peran pemangku kepentingan menyatakan


bahwa kerangka tata kelola perusahaan harus mengakui hakhak pemangku
kepentingan yang ditetapkan oleh hukum atau melalui kesepakatan bersama serta
mendorong kerjasama yang aktif antara perusahaan dan pemangku kepentingan
dalam menciptakan kesejahteraan, lapangan pekerjaan, dan kesinambungan
perusahaan (OECD, 2004).

Tata kelola perusahaan juga berkaitan dengan menemukan cara untuk


mendorong berbagai pemangku kepentingan di perusahaan untuk melakukan
tingkat optimal secara ekonomi investasi dalam modal manusia dan fisik spesifik
perusahaan. Daya saing dan kesuksesan akhir sebuah perusahaan adalah hasil
kerja tim yang mewujudkan kontribusi dari berbagai penyedia sumber daya yang
berbeda termasuk investor, karyawan, kreditur, pelanggan dan pemasok, dan
pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan harus mengakui bahwa kontribusi
pemangku kepentingan merupakan sumber daya yang berharga untuk membangun
kompetitif dan menguntungkan perusahaan. Oleh karena itu, dalam kepentingan

11

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

jangka panjang perusahaan untuk mendorong kerjasama yang menciptakan


kekayaan di antara para pemangku kepentingan.
- Hak-hak pemangku kepentingan yang ditetapkan dengan undang-
undang atau melalui kesepakatan bersama yang harus dihormati.

Hak-hak pemangku kepentingan sering kali ditetapkan oleh hukum (misalnya


tenaga kerja, hukum bisnis, komersial, lingkungan, dan kepailitan) atau
dengan kontrak hubungan yang harus dihormati oleh perusahaan. Namun
demikian, bahkan di daerah di mana kepentingan pemangku kepentingan
tidak diatur, banyak perusahaan membuat tambahan komitmen kepada
pemangku kepentingan, dan kepedulian terhadap reputasi perusahaan dan
kinerja perusahaan seringkali membutuhkan pengakuan atas kepentingan
yang lebih luas.

- Jika kepentingan pemangku kepentingan dilindungi oleh hukum,


pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk memperoleh
ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak-hak mereka.
Kerangka hukum dan prosesnya harus transparan dan tidak menghalangi
kemampuan pemangku kepentingan untuk berkomunikasi dan mendapatkan
ganti rugi atas pelanggaran hak.
- Mekanisme partisipasi karyawan harus dibiarkan berkembang.
Dalam konteks tata kelola perusahaan, mekanisme untuk partisipasi dapat
menguntungkan perusahaan secara langsung maupun tidak langsung melalui:
kesiapan karyawan untuk berinvestasi dalam keterampilan khusus
perusahaan. Contoh dari mekanisme partisipasi karyawan meliputi: proses
tata kelola seperti dewan kerja yang mempertimbangkan sudut pandang
karyawan dalam keputusan kunci tertentu.
- Pemangku kepentingan berpartisipasi dalam proses tata kelola
perusahaan, mereka harus memiliki akses ke informasi yang relevan,
memadai, dan andal tentang tepat waktu dan teratur.
Di mana undang-undang dan praktik kerangka tata kelola perusahaan
mengatur: partisipasi oleh pemangku kepentingan, penting bahwa pemangku

12

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

kepentingan memiliki akses ke informasi yang diperlukan untuk memenuhi


tanggung jawab mereka.
- Pemangku Kepentingan, termasuk karyawan individu dan
perwakilannya badan, harus dapat dengan bebas mengomunikasikan
kekhawatiran mereka tentang illegal atau praktik tidak etis kepada
dewan dan otoritas publik yang kompetendan hak-hak
Praktik tidak etis dan ilegal oleh pejabat perusahaan tidak hanya melanggar
hak-hak pemangku kepentingan tetapi juga merugikan perusahaan dan
pemegang saham dalam hal efek reputasi dan peningkatan risiko masa depan
kewajiban keuangan. Oleh karena itu untuk keuntungan perusahaan dan
pemegang saham untuk menetapkan prosedur dan tempat yang aman untuk
pengaduan dengan: karyawan, baik secara pribadi atau melalui badan
perwakilan mereka, dan pihak lain di luar perusahaan, mengenai perilaku
ilegal dan tidak etis.
- Kerangka tata kelola perusahaan harus dilengkapi dengan kerangka
kepailitan yang efektif dan efisien dan dengan penegakan yang efektif
dari hak kreditur.

Kreditur adalah pemangku kepentingan utama dan persyaratan,


volume, dan jenis kredit diperluas ke perusahaan akan sangat bergantung
pada hak-hak mereka dan pada keberlakuan. Perusahaan dengan catatan tata
kelola perusahaan yang baik sering dapat meminjam dalam jumlah yang lebih
besar dan dengan persyaratan yang lebih menguntungkan daripada mereka
yang memiliki catatan buruk atau yang beroperasi di pasar yang kurang
transparan. Kerangka kerja untuk kebangkrutan perusahaan sangat bervariasi
di berbagai negara. Di beberapa negara, ketika perusahaan mendekati
kebangkrutan, kerangka legislatif membebankan tugas pada direktur untuk
bertindak demi kepentingan kreditur, yang karenanya mungkin berperan
sebagai peran penting dalam tata kelola perusahaan. Negara lain memiliki
mekanisme yang mendorong debitur untuk mengungkapkan informasi yang
tepat waktu tentang kesulitan perusahaan sehingga dapat ditemukan solusi

13

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

konsensual antara debitur dan krediturnya. Hak kreditur juga bermacam-


macam, mulai dari pemegang obligasi dengan jaminan hingga tanpa jaminan
kreditur. Prosedur kepailitan biasanya memerlukan mekanisme yang efisien
untuk mendamaikan kepentingan berbagai kelas kreditur.

2.3 Prinsip, Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham

Prinsip Tata Kelola Perusahaan G20/OECD membantu pembuat kebijakan


mengevaluasi dan meningkatkan kerangka hukum, peraturan, dan kelembagaan
untuk tata kelola perusahaan, dengan tujuan untuk mendukung efisiensi ekonomi,
pertumbuhan berkelanjutan, dan stabilitas keuangan. Kerangka tata kelola
perusahaan harus melindungi dan memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang
saham dan memastikan perlakuan yang adil dari semua pemegang saham,
termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Semua pemegang saham harus
memiliki kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran
hak-hak mereka.

Pemegang saham memiliki hak untuk mempengaruhi perusahaan atas isu-


isu fundamental tertentu, seperti pemilihan anggota dewan, atau cara lain untuk
mempengaruhi komposisi dewan, amandemen dokumen penting perusahaan,
memberikan persetujuan terhadap transaksi luar biasa, dan isu-isu dasar lainnya
sebagaimana ditentukan dalam hukum perusahaan dan anggaran dasar perusahaan.

Investor memiliki keyakinan bahwa modal yang mereka berikan akan


dilindungi dari penyalahgunaan atau penyelewengan oleh manajer perusahaan,

14

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

anggota dewan atau pemegang saham pengendali. Hal ini merupakan faktor
penting dalam pengembangan dan berfungsinya pasar modal. Dewan perusahaan,
manajer, dan pemegang saham pengendali mungkin memiliki kesempatan untuk
terlibat dalam aktivitas yang memajukan kepentingan mereka sendiri dengan
mengorbankan pemegang saham non-pengendali.
Hak-hak dasar pemegang saham harus mencakup hak untuk: 1)
mengamankan metode pendaftaran kepemilikan; 2) menyampaikan atau
mengalihkan saham; 3) memperoleh informasi yang relevan dan material tentang
korporasi secara tepat waktu dan teratur; 4) berpartisipasi dan memberikan suara
dalam rapat umum pemegang saham; 5) memilih dan memberhentikan anggota
dewan; dan 6) mendapat bagian dari keuntungan perusahaan. Adapun hak-hak
pemegang saham yang diatur dalam OECD Principles antara lain:

1) Pemegang saham memiliki hak atas informasi yang cukup dan hak untuk
menyetujui atau berpartisipasi dalam keputusan mengenai perubahan mendasar
perusahaan seperti amandemen anggaran dasar, atau anggaran dasar atau
dokumen pengaturan serupa perusahaan, pengesahan saham tambahan, dan
transaksi luar biasa, termasuk pengalihan seluruh atau sebagian besar
kekayaan, yang mengakibatkan penjualan perseroan.

2) Pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara


efektif dan memberikan suara dalam rapat umum pemegang saham dan harus
diberitahu tentang aturan, termasuk prosedur pemungutan suara, yang
mengatur rapat umum pemegang saham:

a) Pemegang saham harus diberikan informasi yang cukup dan tepat waktu
mengenai tanggal, lokasi dan agenda rapat umum, serta informasi yang
lengkap dan tepat waktu mengenai hal-hal yang akan diputuskan dalam
rapat.

15

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

b) Proses dan prosedur rapat umum pemegang saham harus memungkinkan


perlakuan yang adil bagi semua pemegang saham. Prosedur perusahaan
seharusnya tidak mempersulit investor untuk memberikan suara.

c) Pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan


kepada dewan, termasuk pertanyaan yang berkaitan dengan audit eksternal
tahunan, sebagai memasukan dalam agenda rapat umum, dan untuk
mengusulkan resolusi dalam batasan yang wajar.

d) Partisipasi pemegang saham yang efektif dalam pengambilan keputusan


penting tata kelola perusahaan, seperti pencalonan dan pemilihan anggota
dewan, harus difasilitasi. Pemegang saham harus dapat memberikan
pandangan agar dapat diketahui oleh dewan perusahaan, termasuk melalui
pemungutan suara pada rapat pemegang saham, mengenai remunerasi
anggota dewan dan/atau eksekutif kunci, sebagaimana berlaku. Komponen
ekuitas atas skema kompensasi untuk anggota dewan dan karyawan harus
tunduk pada persetujuan pemegang saham.

e) Pemegang saham harus dapat memberikan suara secara langsung maupun


tanpa kehadiran shareholder, dan efek yang sama harus diberikan untuk
vote secara langsung maupun tidak langsung.

f) Hambatan dalam pemungutan suara lintas batas harus dihilangkan.

3) Para pemegang saham, termasuk pemegang saham institusional, harus


diperbolehkan untuk berkonsultasi satu sama lain mengenai isu-isu mengenai
hak-hak dasar pemegang saham mereka sebagaimana didefinisikan dalam
Prinsip, dengan pengecualian untuk mencegah penyalahgunaan.

16

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

4) Para pemegang saham, termasuk pemegang saham institusional, diperbolehkan


untuk berkonsultasi satu sama lain mengenai isu-isu mengenai hak-hak dasar
pemegang saham mereka sebagaimana didefinisikan dalam Prinsip, dengan
pengecualian untuk mencegah penyalahgunaan.

a) Semua pemegang saham dari seri kelas yang sama harus diperlakukan sama.
Struktur dan pengaturan modal yang memungkinkan pemegang saham
tertentu untuk memperoleh tingkat pengaruh atau kendali yang tidak
proporsional dengan kepemilikan ekuitas mereka harus diungkapkan.

b) Pengungkapan struktur modal dan susunan pengendalian harus diperlukan.

5) Transaksi pihak terkait harus disetujui dan dilakukan dengan cara yang
memastikan pengelolaan konflik kepentingan yang tepat dan melindungi
kepentingan perusahaan dan pemegang sahamnya.

a) Konflik kepentingan yang melekat dalam transaksi pihak terkait harus


ditangani.

b) Anggota dewan dan eksekutif penting harus mengungkapkan kepada dewan


apakah mereka, secara langsung, tidak langsung atau atas nama pihak
ketiga, memiliki kepentingan material dalam setiap transaksi atau masalah
yang secara langsung mempengaruhi perusahaan.

6) Pemegang saham minoritas harus dilindungi dari tindakan kasar oleh, atau
untuk kepentingan, pemegang saham pengendali yang bertindak baik secara
langsung maupun tidak langsung, dan harus memiliki cara ganti rugi yang
efektif. Penyalahgunaan diri sendiri harus dilarang.

17

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

7) Pasar untuk kontrol perusahaan harus dibiarkan berfungsi secara efisien dan
transparan.

a) Aturan dan prosedur yang mengatur akuisisi kendali perusahaan di pasar


modal, dan transaksi luar biasa seperti merger, dan penjualan sebagian besar
aset perusahaan, harus diartikulasikan dan diungkapkan dengan jelas
sehingga investor memahami hak dan pilihan mereka. Transaksi harus
dilakukan dengan harga yang transparan dan dalam kondisi yang adil untuk
melindungi hak-hak semua pemegang saham sesuai dengan golongannya.

b) Anti-take-over devices tidak boleh digunakan untuk melindungi manajemen


dan dewan dari akuntabilitas.

Di Indonesia sendiri, dibentuk Komite Nasional Kebijakan Governansi


(KNKG) yang bertanggungjawab atas penerapan tata kelola perusahaan. Komite
Nasional Kebijakan Governansi (KNKG) merupakan komite yang bertanggung
jawab atas pengembangan penerapan governansi di Indonesia melalui rangkaian
upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan dan tata kelola korporasi yang baik
guna mendorong peningkatan kinerja perekonomian nasional.

Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG) mengeluarkan suatu


pedoman umum dalam rangka mengatur tata kelola perusahaan. Prinsip,
rekomendasi, dan pedoman yang dinuat oleh KNKG bertujuan untuk mengatur
perusahaan publik yang menghimpun dana publik, melindungi kepentingan dan
harapan pemegang saham, kreditur, debitur, dan pemangku kepentingan lainnya,
dan untuk mencapai praktik tata kelola perusahaan yang sesuai dengan standar
global yang direkomendasikan untuk menciptakan nilai perusahaan yang
berkelanjutan.

Prinsip dasar yang perlu diperhatikan oleh pemegang saham dalam


melaksanakan hak dan tanggungjawabnya berpedoman pada Pedoman Umum

18

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh KNKG (2006). Adapun


prinsip-prinsip pemegang saham menurut KNKG antara lain:

1) Pemegang saham harus menyadari bahwa dalam melaksanakan hak dan


tanggung jawabnya harus memperhatikan juga kelangsungan hidup
perusahaan.

2) Perusahaan harus menjamin dapat terpenuhinya hak dan tanggung jawab


pemegang saham atas dasar asas kewajaran dan kesetaraan (fairness) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan.

Hak-hak pemegang saham harus dilindungi oleh perusahaan dan


dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan anggaran dasar perusahaan. Hak-hak
pemegang saham meliputi:

1) Hak untuk menghadiri, menyampaikan pendapat, dan memberikan suara


dalam RUPS berdasarkan ketentuan satu saham memberi hak kepada
pemegangnya untuk mengeluarkan satu suara

2) Hak untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan secara tepat waktu,


benar dan teratur, kecuali hal-hal yang bersifat rahasia, sehingga
memungkinkan pemegang saham membuat keputusan mengenai investasinya
dalam perusahaan berdasarkan informasi yang akurat

3) Hak untuk menerima bagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan


bagi pemegang saham dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan
lainnya, sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya

4) Hak untuk memperoleh penjelasan lengkap dan informasi yang akurat


mengenai prosedur yang harus dipenuhi berkenaan dengan penyelenggaraan

19

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

RUPS agar pemegang saham dapat berpartisipasi dalam pengambilan


keputusan, termasuk keputusan mengenai hal-hal yang mempengaruhi
eksistensi perusahaan dan hak pemegang saham

5) Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis dan klasifikasi saham dalam
perusahaan, maka: (i) setiap pemegang saham berhak mengeluarkan suara
sesuai dengan jenis, klasifikasi dan jumlah saham yang dimiliki; dan (ii)
setiap pemegang saham berhak untuk diperlakukan setara berdasarkan jenis
dan klasifikasi saham yang dimilikinya.

Selain hak-hak yang diberikan, pemegang saham juga harus memahami


tanggung jawabnya sebagai pemilik modal. Tanggung jawab tersebut meliputi:

1) Pemegang saham pengendali harus dapat: (i) memperhatikan kepentingan


pemegang saham minoritas dan pemangku kepentingan lainnya sesuai
peraturan perundang-undangan; dan (ii) mengungkapkan kepada instansi
penegak hukum tentang pemegang saham pengendali yang sebenarnya
(ultimate shareholders) dalam hal terdapat dugaan terjadinya pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan, atau dalam hal diminta oleh otoritas
terkait

2) Pemegang saham minoritas bertanggung jawab untuk menggunakan haknya


dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran
dasar

3) Pemegang saham harus dapat: (i) memisahkan kepemilikan harta perusahaan


dengan kepemilikan harta pribadi; dan (ii) memisahkan fungsinya sebagai
pemegang saham dengan fungsinya sebagai anggota Dewan Komisaris atau
Direksi dalam hal pemegang saham menjabat pada salah satu dari kedua
organ tersebut

20

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

4) Dalam hal pemegang saham menjadi pemegang saham pengendali pada


beberapa perusahaan, perlu diupayakan agar akuntabilitas dan hubungan
antar-perusahaan dapat dilakukan secara jelas.

Pada tahun 2021, KNKG menerbitkan Pedoman Umum Governansi


Korporat Indonesia (PUG-KI) yang mengatur prinsip-prinsip tata kelola korporat
yang didalamnya juga mengatur hak-hak pemegang saham. Hak-hak pemegang
saham menurut Prinsip 7 adalah:

Korporasi melindungi dan memfasilitasi pelaksanaan hak pemegang


saham dan memastikan perlakukan yang adil terhadap pemegang saham,
termasuk pemegang saham minoritas. Semua pemegang saham memiliki
kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran
hak-hak mereka.

Hak-hak dasar pemegang saham harus dilindungi dan penggunaannya harus


dipromosikan oleh perusahaan. Hak utama pemegang saham adalah hak
untuk menerima informasi penting tentang perusahaan secara teratur dan tepat
waktu, hak untuk ikut dalam RUPS dan memberikan suara, hak mengangkat
dan memberhentikan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi perusahaan, dan
hak untuk mendapatkan bagian laba perusahaan.

2.4 Overview Perlindungan Hak Pemegang Saham dalam Regulasi di


Indonesia

21

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

Prinsip perlindungan hak pemegang saham ini diperlukan untuk mengatasi


konflik keagenan antara pemegang saham dan manajemen perusahaan. Dengan
dilaksanakannya prinsip ini maka kecil kemungkinan manajemen dapat
melaksanakan tindakan menguntungkan dirinya dan merugikan perusahaan.
Dalam upaya agar prinsip ini berjalan sebagaimana seharusnya maka diperlukan
aturan (regulasi). Berikut ini beberapa hak pemegang saham yang diatur dalam
regulasi di indonesia.

a. Hak untuk mengamankan metode pendaftaran kepemilikan

Dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


pasal 50 ayat (1) disebutkan bahwa direksi perusahaan wajib mengadakan dan
menyimpan daftar pemegang saham. Peraturan Bapepam-LK nomor X.H.2
tentang Pemeliharaan Dokumen oleh Biro Administrasi Efek dan Emiten
yang menyelenggarakan Administrasi Efek Sendiri mengatur kewajiban biro
Administrasi efek dan emiten untuk mengadministrasikan, menyimpan, dan
memlihara catatan, pembukuan, data dan keterangan tertulis yang
berhubungan dengan pemegang saham.

b. Hak untuk mendapatkan informasi yang relevan dan material mengenai


perusahaan tepat waktu dan secara reguler

Dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


pasal 100 mengatur bahwa jika pemegang saham meminta, direksi
memberikan izin kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang
saham, daftar khusus dan risalah RUPS. Selain itu terdapat beberapa
peraturan Bapepam-LK yang mengharuskan perusahaan memberikan
informasi material kepada pemegang saham, seperti peraturan nomor X.K.6
tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten dan
Perusahaan Publik yang mengharuskan perusahaan untuk menyediakan

22

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

laporan tahunan kepada pemegang saham pada saat RUPS. Peraturan


Bapepam-LK nomor IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum
Pemegang Saham yang mengharuskan perusahaan mengumumkan kepada
publik hasil RUPS dalam waktu 2 (dua) hari setelah RUPS dalam dua surat
kabar indonesia (salah satunya harus terdistribusi nasional).

c. Hak untuk berpartisipasi dan memberikan suara dalam RUPS

Salah satu hak bagi pemegang saham yang diatur dalam pasal 52 ayat (1)
UU Perseroan Terbatas ialah mengahadiri dan memberikan suara dalam
RUPS.

d. Hak untuk memilih dan mengganti anggota direksi dan dewan komisaris

Pasal 94 dan 111 UU Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa pemegang


saham mempunyai hak untuk melakukan pengangkatan, penggantian, dan
pemberhentian anggota direksi dan dewan komisaris.

e. Hak untuk memperoleh bagian laba perusahaan

Pasal 52 UU Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa pemegang saham


berhak menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi.

f. Hak untuk berpartisipasi dan mendapatkan informasi yang memadai terkait


keputusan mengenai perubahan mendasar yang terjadi diperusahaan

Dalam UU Perseroan Terbatas pasal 19 disebutkan bahwa perubahan


anggaran dasar dan penambahan modal perusahaan harus ditetapkan melalui
RUPS. Selain itu menurut peraturan Bapepam-LK nomor IX.E.2 tentang
Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama menyebutkan

23

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

bahwa transaksi material harus mendapat persetujuan pemegang saham.


Peraturan Bapepam-LK nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan
Transaksi Tertentu juga menyebutkan bahwa transaksi yang mengandung
benturan kepentingan harus mendapat persetujuan pemegang saham yang
independen.

g. Hak – hak lain

- Pemegang saham dengan hak suara minimal 10% dapat mengajukan


gugatan terhadap perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan karena
tindakan perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar
sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Komisaris.

- Pemegang saham dengan hak suara minimal 10% juga dapat mengajukan
permintaan ke pengadilan untuk melakukan inspeksi atas perusahaan jika
meyakini bahwa perusahaan atau anggota dewan melakukan tindakan
ilegal yang mengakibatkan dampak buruk kepada pemegang saham atau
pihak ketiga.

- Pemegang saham juga dapat meminta kepada perseroan agar sahamnya


dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak
menyetujui tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham atau
perseroan, berupa perubahan anggaran dasar, pengalihan atau penjaminan
kekayaan perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50% kekayaan
bersih perseroan, atau penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau
pemisahan.

- Pemegang saham dengan suara minimal 10% juga dapat meminta


dilakukannya RUPS.

24

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

Dalam forum RUPS, pemegang saham juga berhak memperoleh


keterangan yang berkaitan dengan perseroan dari Direksi dan/atau dewan
komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak
bertentangan dengan kepentingan perseroan.

2.5 Pembahasan Kasus - Assessment on practice of OECD Principle 2:


Protection of shareholders’ rights (PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk.)

1. Profil dan sejarah singkat perusahaan

PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk adalah perusahaan kayu di Kalimantan


Timur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sejak 21 Maret 1994. Sejak
mulai awal dibentuk, PT SLJ mengkhususkan diri di bidang kehutanan dan
industri perkayuan dengan mengelola 1 areal IUPHHK (dahulu
Hak Pengusahaan Hutan) seluas 132.000 ha dan pabrik kayu lapis dengan
kapasitas produksi 66.000 m3/tahun. Pada Tahun 1985 PT SLJ melakukan
penggabungan usaha dengan 4 (empat) Perseroan perkayuan yakni PT.
Rimba Nusantara, PT. Emporium Lumber, PT. Rimba Lapis Permai dan
PT. Gonpu Indonesia Limited dan mendapat tambahan areal hutan alam
seluas150.000 ha dan kapasitas produksi kayu lapis dan kayu lapis olahan
menjadi 120.000m3/tahun.

PT SLJ kian berkembang hingga pada Tahun 1994 dan resmi menjadi
Perseroan terbuka (Go Publik) melalui Penawaran Umum 25.000.000 saham
biasa kepada masyarakat dan mencatatkan seluruh saham yang telah
dikeluarkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Pada tahun 1998 PT SLJ melakukan Penawaran Umum Terbatas I dalam


rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Right Issue I) dengan

25

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

menawarkan 343.750.000 saham. Dana yang dihasilkan untuk mengakuisisi


seluruh saham yang ditempatkan dan disetor di PT. Surya raya Wahana (PT.
SRW). PT.SRW adalah Perseroan yang memiliki investasi di bidang industri
MDF (MDF Line II) berkapasitas100.000/m3 dengan spesifikasi produk
berukuran tipis, industri perekat, memiliki ijin
industri pulp and paper serta pengembangan hutan tanaman. Pada tahun yang s
ama, usaha PT.SRW tersebut digabungkan ke dalam PT SLJ.

Pada bulan Juli 2006, PT SLJ melakukan Penawaran Umum Terbatas II


dengan menawarkan 155.713.448 saham dan sebanyak 155.713.488 waran
seri I. Dana yang dihasilkan dari Right Issue II sebagian besar digunakan
untuk membiayai program Strategic CostReduction Perseroan (pembangunan
power plant dan mini rotary plant ). Diakhir tahun 2006, PT SLJ mengakuisisi
60% saham PT. Orica Resindo Mahakam yang bergerak
dibidang industri perekat. Sebagian besar hasil produksi industri ini digunakan
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perekat bagi pabrik PT SLJ..

Pada tahun 2009, PT SLJ mendapatkan kepercayaan dari pemerintah


dengan memberikan 1(satu) ijin pengelolaan hutan alam seluas 69.765 ha
yakni PT. Sumalindo LestariJaya Tbk (PT. SLJ Tbk) sesuai SK 438/Menhut-
II/2009 tanggal 27 Juli 2009. Areal baru ini berlokasi
di Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, berdampingan dengan areal hutan
alam PTSLJ dan anak perusahaan lainnya yakni IUPHHK-HA PT. SLJ-Unit-
II Long Bagun dan arealIUPHHK- HA PT. Essam Timber.
Akhirnya pada tahun 2010, PT SLJ melaksanakan Penawaran Umum
Terbatas (PUT)
III pada 24 Maret sampai 30 Maret 2010 dengan melepas saham sejumlah 1.23
6.022.311 lembarsaham. Diakhir tahun tersebut, PT SLJ melakukan divestasi
sebagian saham pada anak perusahaan mereka yaitu PT. Sumalindo Mitra
Resindo.

26

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

2. Tata Kelola Perusahaan

Berikut adalah penjabaran tata kelola perusahaan yang tercantum dalam


laporan keuangan tahunan mereka: Dalam menerapkan prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dengan sungguh-sungguh, Dewan Komisaris
perusahaan melakukan kontrol melalui fungsi utamanya sebagai pengawas
Direksi dalam menjalankan tata kelola perusahaan. Fungsi pengawasan Dewan
Komisaris tersebut dilaksanakan melalui mekanisme yang sudah ditentukan
antara lain melalui optimalisasi fungsi Komite Audit sebagai Komite
independen yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dan berperanmembantu
Komisaris mendapatkan informasi mengenai kondisi serta aktifitas-aktifitas
tertentuyang sedang atau telah dilaksanakan oleh perusahaan, melalui laporan
rutinnya.
Sementara itu Direksi perusahaan memastikan bahwa setiap rencana kerja,
strategi maupun kebijakan yang akan diambil dalam pelaksanaan tata kelola
perusahaan sehari-hari selalu mengikutsertakan peran para karyawannya
melalui divisi-divisi yang dibentuk dalam organisasi sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Dengan demikian apa yang diputuskan dan dilaksanakan tetap
berpedoman pada prinsip GCG, dan tentu berpedoman pula pada peraturan
dan ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal, bidang kehutanan,
anggaran dasar perusahaan serta peraturan dan ketentuan lain yang berlaku.

Dalam menganut prinsip keterbukaan, perusahaan juga menugaskan salah


seorang personil sebagai sekertaris perusahaan. Fungsi dan peran utama dari
Sekretaris perusahaan adalah:
 Sebagai penghubung antara perusahaan dengan lembaga regulator pasar
modal yakni Bapepam dan LK serta BEI dimana saham-saham perusahaan
dicatatkan.
 Sebagai pusat informasi bagi para pemegang saham dan seluruh
stakeholders

27

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

Yang memerlukan informasi-informasi penting dan akurat yang berkaitan


dengan kegiatan maupun perkembangan perusahaan
 Memberikan masukan kepada Direksi perusahaan agar tindakan korporat
yang dilakukan Direksi maupun transaksi yang dilakukan oleh korporat
sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku di pasar modal
(Undang-undang no. 8 tahun 1995).
 Menyelenggarakan Rapat Pemegang Rapat Direksi, Rapat Dewan
Komisaris.

 Menyampaikan setiap hal yang pertimbangan Direksi dan sesuai peraturan


yang berlaku perlu segera disampaikan kepada masyarakat.

3. Gugatan Pemegang Saham terhadap PT SLJ

Kasus sengketa di sumalindo cukup menarik perhatian karena melibatkan


pemegang saham mayoritas sekaligus pendiri perusahaan (Sampoerna dan
Sunarko), dengan pemegang saham minoritas (Deddy Hartawan Jamin).
Konflik di sumalindo dipicu oleh anjloknya kinerja perusahaan, bahkan terus
merugi setiap tahunnya. Padahal dalam laporan tahunan perusahaan patungan
keluarga sampoerna dan sunarko pada 2012, total menguasai lebih dari 840
ribu hektar hutan alam dan 73 ribu hektar hutan tanaman industri

Dengan kapasitas produksi kayu lapis hingga 1,1 juta meter kubik per
tahun, Sumalindomenguasai lebih dari 30 persen pasar Indonesia dan
termasuk lima besar produsen kayu di dunia.Sejak 1980-an, keluarga Hasan
Sunarko sudah malang melintang di bisnis kayu dengan benderaHasko Group
dan PT Buana Alam Semesta. Adapun Sampoerna baru masuk ke industri
hutan pada 2007 dengan mengibarkan bendera Samko Timber, Ltd di bursa
Singapura.

28

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

Sebagai perusahaan raksasa pemegang hak


penguasaan hutan terbesar, hal tersebut tentu bukan hal yang wajar. Indikator
paling nyata adalah harga saham perusahaan yang pada 2007 senilai Rp 4.800,
terjun bebas di kisaran Rp 100 pada 2012. Terkait hal tersebut, Deddy
Hartawan Jamin, pemilik 336,27 juta saham atau 13,6 persen, sejak awal
mempertanyakan duduk soalnya kepada Direktur Utama Amir Sunarko bin
Hasan Sunarko. Ketika itu, Direktur Utama hanya menjawab bahwa
Sumalindo merugi karena dampak krisis ekonomi 2008. Sementara upaya
untuk mendapat keterbukaan selalu kandas, bahkan di RUPS upaya ini selalu
digagalkan melalui voting, karena manajemen mendapat dukungan dari
pemegang saham mayoritas/pengendali.

Kenyataan bahwa selalu kalah dalam voting ketika meminta audit


perusahaan, Deddy Hartawan Jamin akhirnya mengajukan gugatan ke
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ada dua hal yang dituntutnya, yakni audit
terhadap pembukuan perusahaan dan audit dalam bidangindustri kehutanan.
Hasilnya, pada 9 Mei 2011 majelis hakim PN Jakarta Selatan
mengabulkan permohonan tersebut. Upaya memperjuangkan keterbukaan ini s
empat mendapat halangan dari Sumalindo dengan mengajukan Kasasi di MA,
namun mendapat penolakan tahun 2012.

Selain persoalan tersebut, Deddy Hartawan Jamin marasa yakin untuk


memperkarakan konflik tersebut ke meja hijau karena adanya sejumlah
temuan penting, yakni:

 Pada laporan keuangan Sumalindo tercetak “Piutang Ragu-Ragu”


tanpa ada penjelasan sedikit pun tentang siapa yang menerima utang
tersebut. Padahal selama ini laporan keuangan PT Sumalindo Lestari
Jaya, Tbk diaudit oleh auditor Ernst & Young. Belakangan
diketahui bahwa Piutang Ragu-Ragu tersebut adalah pinjaman

29

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

tanpa bunga sama sekali yang diberikan kepada anak perusahaan


Sumalindo, yakni PT Sumalindo Hutani Jaya (SHJ) mencapai lebih
dari Rp 140 miliar sejak 1997.

 Terkait pernyataan Direktur Utama kepada Pemegang Saham Publik


Minoritas bahwa PT Sumalindo Hutani Jaya telah dijual kepada PT
Tjiwi Kimia Tbk. Selain tidak memiliki manfaat sama sekali bagi
Sumalindo, penjualan tersebut dinilai sangat merugikan. Pada 1 Juli
2009, SHJ menerbitkan Zero Coupon Bond (surat utang tanpa bunga)
atas utangnya kepada Sumalindo sebesar 140 miliar lebih, untuk
jangka waktu satu tahun dan atas dasar itu, dapat dikatakan arah dan
tujuan penjualan anak perusahaan ini cukup mencurigakan. Pada 15
Juli 2009, tak lama setelah surat utang diterbitkan, Sumalindo dan
pabrik kertas Tjiwi Kimia menandatangani akta pengikatan jual beli.
Selain memberi uang muka, Tjiwi Kimia membayar kepada Sumalindo
dengan cara mencicil selama tiga tahun, sebagian lainnya dibayar
dengan kayu hasil tebangan yang ada di areal eks lahan SHJ.
Penentuan nilai asset SHJ pun sarat kongkalikong, karena penilaian
hanya didasarkan atas saham dan besaran utang kepada Sumalindo.
Padahal, banyaknya pohon yang ada di areal SHJ pun seharusnya
masuk dalam perhitungan aset.

 Surat Menteri Kehutanan yang menyetujui penjualan SHJ kepada


Tjiwi Kimia patut dipertanyakan. Menteri Kehutanan merilis surat
persetujuan pengalihan saham tersebut tertanggal 1 Oktober 2009.
Padahal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang
mengagendakan penjualan SHJ baru dilangsungkan pada 15 Oktober
2009. Apalagi dalam salah satu klausulnya, ditegaskan bahwa jika
terjadi sengketa di antara pemegang saham, maka hal tersebut menjadi
tanggung jawab perusahaan dan tidak melibatkan Kementerian
Kehutanan.

30

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

4. Analisis
Tidak adanya transparansi terkait audit pembukuan perusahaan dan audit
dalam bidang industri kehutanan. Berdasarkan OECD pada Prinsip II point A,
mengenai hak dasar pemegang saham point 3, yang berbunyi “Pemegang
saham mendapatkan informasi perusahaan yang relevan dan material secara
tepat waktu dan teratur.” Tidak adanya tranparansi yang dilakukan
PT.Sumalindo Lesatri Jaya, Tbk. melanggar salah satu prinsip Corporate
Goverance yakni Transparansi.
Prinsip transparansi atau keterbukaan merupakan salah satu unsur pokok
dalam penerapan GCG dalam suatu perusahaan dan penerapan prinsip GCG d
alam suatu perusahaan sudah merupakan kebutuhan mutlak dalam suatu
praktek korporat yang modern.
Pada PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk , RUPS ini selalu digagalkan melalui
voting, karena manajemen mendapat dukungan dari pemegang saham
mayoritas/pengendali. Menurut KNKG, Pedoman Pokok Pelaksanaan tentang
“Pemegang saham minoritas bertanggung jawab untuk menggunakan haknya
dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran
dasar”. Hak Pemegang Minoritas, pada dasarnya ketentuan-ketentuan
di bawah ini terutama ditujukan untuk melindungi kepentingan pemegang
saham minoritas dari kekuasaan pemegangsaham mayoritas.
A. Hak menggugat setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan
terhadap perseroan melalui pengadilan negeri yang daerah hukumnya
meliputi kedudukan perseroan, bila tindakan perseroan merugikan
kepentingannya (Pasal 54 UUPT).
B. Hak Atas Akses Informasi Perusahaan. Pemegang saham dapat
melakukan pemeriksaan terhadap perseroan, permintaan data atau
keterangan dilakukan apabila ada dugaan bahwa perseroan dan atau
anggota direksi atau komisaris melakukan perbuatan melawan hukum
yang merugikan pemegang saham atau pihak ketiga (Pasal 110
UUPT).

31

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

C. Hak Atas Jalannya Perseroan Pemegang saham dapat mengajukan


permohonan kepada Pengadilan Negeri untukmembubarkan perseroan
(lihat ps.117 UUPT).
D. Hak Perlakuan Wajar Pemegang saham berhak meminta kepada
perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang
bersangkutan tidak menyetujui tindakan perseroan yang
merugikan pemegang saham atau perseroan, berupa:
a. perubahan anggaran dasar perseroan;
b. penjualan, penjaminan, pertukaran sebagian besar atau seluruh
kekayaan perseroan;

c. penggabungan, peleburan atau pengambil alihan perseroan.

5. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan masalah dan analisis dari kasus diatas, maka


dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perusahaan tidak memenuhi prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
2. Penerapan taata kelola perusahaan yang baik akan menambah nilai
perusahaan bagi para pemegang saham.
3. PT Sumalindo Lestari Jaya tidak menerapkan prinsip transparansi dan
kewajaran sehinggatidak terpenuhinya beberapa hak pemegang saham.

32

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Pemegang saham adalah penyedia modal. Tujuan perusahaan pada


umumnya adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai pemegang
saham sehingga perusahaan harus melindungi hak dan kewajiban pemegang
saham. Dampak kegiatan perusahaan terhadap pemangku kepentingan lainnya
harus diperhitungkan ketika memutuskan strategi yang akan dikembangkan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Dengan memperhatikan pandangan dan kepentingan
para pemangku kepentingannya, perusahaan harus dapat mencapai tujuannya
dengan integritas dan membantu mencapai keberlanjutan operasi jangka
panjangnya.

33

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

DAFTAR PUSTAKA

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate


Governance Indonesia.

34

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)


lOMoARcPSD|22150229

Organisation for Economic Co-operation and Development. G20/OECD


Principles of Corporate Governance.

Peraturan Bapepam-LK No. X.H.2 tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh Biro


Administrasi Efek dan Emiten Yang Menyelenggarakan Administrasi Efek
Sendiri.

Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan


Tahunan bagi Emiten dan Perusahaan Publik.

Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat


Umum Pemegang Saham.

Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi


Tertentu.

Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material & Perubahan


Kegiatan Usaha Utama.

Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

https://www.akseleran.co.id/blog/pengertian-dan-perbedaan-stakeholder-dan-
shareholder/ diakses pada hari Rabu tanggal 31 Agustus 2022.

https://www.hashmicro.com/id/blog/shareholder-adalah/ diakses pada hari Rabu


tangal 31 Agustus 2022.

35

Downloaded by fitria nurhapizah (realfitrianurhapizah@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai