MAKALAH
PROTECTION OF SHAREHOLDER RIGHTS
Oleh :
3. ANTO (2110246872)
5. MAZIYAH (2110246786)
UNIVERSITAS RIAU
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
1.3 Tujuan...........................................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
ISI..............................................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................20
KESIMPULAN.......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................20
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Protection Of
Shareholder Right tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Corporate Governance. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pedoman kepentingan pemegang
saham, peran pemegang saham dan pemangku kepentingan dan prinsip serta hak
dan kewajiban pemegang saham bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis keuangan tahun 1997 – 1998 yang melanda banyak negara di Asia,
termasuk Indonesia, telah mendorong terjadinya reformasi dan timbulnya
berbagai inisiatif untuk memperkuat ekonomi nasional dan kerjasama
regional. Beberapa usulan dan perjanjian pun kemudian dilakukan untuk
membangun kerjasama yang lebih luas dan menyeluruh, termasuk kerjasama
dalam rangka membangun komunitas ASEAN tahun 2015. Kerjasama tersebut
diantaranya meliputi kerjasama di bidang tata kelola perusahaan atau yang
populer dikenal dengan istilah corporate governance (CG).
Good Corporate Governance (GCG) merupakan sistem tata kelola
perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam
perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan. Corporate governance
merupakan seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara
pemegang saham, pengurus, pemerintah, karyawan serta pemangku
kepentingan lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau
dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
(Organization for Economic Cooperation and Development, 2004), oleh sebab
itu GCG penting untuk diterapkan dalam perusahaan. Di Indonesia rujukan
penerapan tata kelola salah satunya dikeluarkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG). Pedoman tata kelola yang disusun oleh
KNKG pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang dikeluarkan oleh
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Salah satu prinsip Corporate Governance yang dikeluarkan oleh OECD
ialah prinsip perlindungan terhadap hak pemegang saham. Prinsip ini
menyebutkan bahwa kerangka tata kelola perusahaan harus melindungi hak-
hak pemegang saham dan memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang
saham. Hak-hak dasar pemegang saham termasuk hak untuk: 1) mendapatkan
metode pendaftaran kepemilikan; 2) mengalihkan atau memindahkan saham;
3) mendapatkan informasi yang relevan dan material tentang korporasi secara
tepat waktu dan teratur; 4) berpartisipasi dan memberikan suara dalam RUPS;
5) mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Dewan Komisaris; dan 6)
mendapatkan bagian dalam keuntungan perusahaan (OECD, 2004).
Di Indonesia, umumnya perusahaan terbuka dimiliki dan dikontrol oleh
satu keluarga atau grup atau pemerintah. Dalam hal ini, yang menjadi
persoalan adalah kecenderungan pemegang saham pengendali untuk
mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan mereka, tetapi dapat
merugikan kepentingan pemegang saham non pengendali. Maka kesetaraan
perlakuan di antara pemegang saham dari kelas saham yang sama menjadi
issue yang penting untuk dibahas. Berkaitan dengan hal dimaksud serta dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah “Corporate Governance” maka makalah
ini disusun.
1.3 Tujuan
BAB II
ISI
Perusahaan dan mitra bisnis harus bekerja sama untuk kepentingan kedua
belah pihak atas dasar prinsip saling menguntungkan.
Jika dilihat sejenak istilah shareholder dan stakeholder terlihat sama, tetapi
kedua tersebut memiliki arti yang berbeda. Istilah stakeholder membentuk
pada berbagai pihak yang memiliki keperluan lanjut dalam finansial
perusahaan, pemegang saham ini menciptakan nilai bagi pemegang
perusahaan maka dari itu stakeholder merupakan bagian dari pemegang
saham.
10
tanggung jawab terhadap apa yang akan terjadi pada internal perusahaan yang
tanam modal tersebut.
11
12
13
14
anggota dewan atau pemegang saham pengendali. Hal ini merupakan faktor
penting dalam pengembangan dan berfungsinya pasar modal. Dewan perusahaan,
manajer, dan pemegang saham pengendali mungkin memiliki kesempatan untuk
terlibat dalam aktivitas yang memajukan kepentingan mereka sendiri dengan
mengorbankan pemegang saham non-pengendali.
Hak-hak dasar pemegang saham harus mencakup hak untuk: 1)
mengamankan metode pendaftaran kepemilikan; 2) menyampaikan atau
mengalihkan saham; 3) memperoleh informasi yang relevan dan material tentang
korporasi secara tepat waktu dan teratur; 4) berpartisipasi dan memberikan suara
dalam rapat umum pemegang saham; 5) memilih dan memberhentikan anggota
dewan; dan 6) mendapat bagian dari keuntungan perusahaan. Adapun hak-hak
pemegang saham yang diatur dalam OECD Principles antara lain:
1) Pemegang saham memiliki hak atas informasi yang cukup dan hak untuk
menyetujui atau berpartisipasi dalam keputusan mengenai perubahan mendasar
perusahaan seperti amandemen anggaran dasar, atau anggaran dasar atau
dokumen pengaturan serupa perusahaan, pengesahan saham tambahan, dan
transaksi luar biasa, termasuk pengalihan seluruh atau sebagian besar
kekayaan, yang mengakibatkan penjualan perseroan.
a) Pemegang saham harus diberikan informasi yang cukup dan tepat waktu
mengenai tanggal, lokasi dan agenda rapat umum, serta informasi yang
lengkap dan tepat waktu mengenai hal-hal yang akan diputuskan dalam
rapat.
15
16
a) Semua pemegang saham dari seri kelas yang sama harus diperlakukan sama.
Struktur dan pengaturan modal yang memungkinkan pemegang saham
tertentu untuk memperoleh tingkat pengaruh atau kendali yang tidak
proporsional dengan kepemilikan ekuitas mereka harus diungkapkan.
5) Transaksi pihak terkait harus disetujui dan dilakukan dengan cara yang
memastikan pengelolaan konflik kepentingan yang tepat dan melindungi
kepentingan perusahaan dan pemegang sahamnya.
6) Pemegang saham minoritas harus dilindungi dari tindakan kasar oleh, atau
untuk kepentingan, pemegang saham pengendali yang bertindak baik secara
langsung maupun tidak langsung, dan harus memiliki cara ganti rugi yang
efektif. Penyalahgunaan diri sendiri harus dilarang.
17
7) Pasar untuk kontrol perusahaan harus dibiarkan berfungsi secara efisien dan
transparan.
18
19
5) Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis dan klasifikasi saham dalam
perusahaan, maka: (i) setiap pemegang saham berhak mengeluarkan suara
sesuai dengan jenis, klasifikasi dan jumlah saham yang dimiliki; dan (ii)
setiap pemegang saham berhak untuk diperlakukan setara berdasarkan jenis
dan klasifikasi saham yang dimilikinya.
20
21
22
Salah satu hak bagi pemegang saham yang diatur dalam pasal 52 ayat (1)
UU Perseroan Terbatas ialah mengahadiri dan memberikan suara dalam
RUPS.
d. Hak untuk memilih dan mengganti anggota direksi dan dewan komisaris
23
- Pemegang saham dengan hak suara minimal 10% juga dapat mengajukan
permintaan ke pengadilan untuk melakukan inspeksi atas perusahaan jika
meyakini bahwa perusahaan atau anggota dewan melakukan tindakan
ilegal yang mengakibatkan dampak buruk kepada pemegang saham atau
pihak ketiga.
24
PT SLJ kian berkembang hingga pada Tahun 1994 dan resmi menjadi
Perseroan terbuka (Go Publik) melalui Penawaran Umum 25.000.000 saham
biasa kepada masyarakat dan mencatatkan seluruh saham yang telah
dikeluarkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
25
26
27
Dengan kapasitas produksi kayu lapis hingga 1,1 juta meter kubik per
tahun, Sumalindomenguasai lebih dari 30 persen pasar Indonesia dan
termasuk lima besar produsen kayu di dunia.Sejak 1980-an, keluarga Hasan
Sunarko sudah malang melintang di bisnis kayu dengan benderaHasko Group
dan PT Buana Alam Semesta. Adapun Sampoerna baru masuk ke industri
hutan pada 2007 dengan mengibarkan bendera Samko Timber, Ltd di bursa
Singapura.
28
29
30
4. Analisis
Tidak adanya transparansi terkait audit pembukuan perusahaan dan audit
dalam bidang industri kehutanan. Berdasarkan OECD pada Prinsip II point A,
mengenai hak dasar pemegang saham point 3, yang berbunyi “Pemegang
saham mendapatkan informasi perusahaan yang relevan dan material secara
tepat waktu dan teratur.” Tidak adanya tranparansi yang dilakukan
PT.Sumalindo Lesatri Jaya, Tbk. melanggar salah satu prinsip Corporate
Goverance yakni Transparansi.
Prinsip transparansi atau keterbukaan merupakan salah satu unsur pokok
dalam penerapan GCG dalam suatu perusahaan dan penerapan prinsip GCG d
alam suatu perusahaan sudah merupakan kebutuhan mutlak dalam suatu
praktek korporat yang modern.
Pada PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk , RUPS ini selalu digagalkan melalui
voting, karena manajemen mendapat dukungan dari pemegang saham
mayoritas/pengendali. Menurut KNKG, Pedoman Pokok Pelaksanaan tentang
“Pemegang saham minoritas bertanggung jawab untuk menggunakan haknya
dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran
dasar”. Hak Pemegang Minoritas, pada dasarnya ketentuan-ketentuan
di bawah ini terutama ditujukan untuk melindungi kepentingan pemegang
saham minoritas dari kekuasaan pemegangsaham mayoritas.
A. Hak menggugat setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan
terhadap perseroan melalui pengadilan negeri yang daerah hukumnya
meliputi kedudukan perseroan, bila tindakan perseroan merugikan
kepentingannya (Pasal 54 UUPT).
B. Hak Atas Akses Informasi Perusahaan. Pemegang saham dapat
melakukan pemeriksaan terhadap perseroan, permintaan data atau
keterangan dilakukan apabila ada dugaan bahwa perseroan dan atau
anggota direksi atau komisaris melakukan perbuatan melawan hukum
yang merugikan pemegang saham atau pihak ketiga (Pasal 110
UUPT).
31
5. Kesimpulan
32
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
33
DAFTAR PUSTAKA
34
https://www.akseleran.co.id/blog/pengertian-dan-perbedaan-stakeholder-dan-
shareholder/ diakses pada hari Rabu tanggal 31 Agustus 2022.
35