Oleh :
RAMSIAH : 2110247774
ERNYNAWATY S : 211024768
2022
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya lah sehinggga kami dapat menyelesaikan tugas makalah matakuliah
“ Analisis Laporan Keuangan, “fraud in finansial statetment” ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat mendatangkan inspirasi bagi kita, juga
memberi manfaat bagi penulis ataupun yang membaca.
Penulis,
i
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.6 What red Flag Associated With Financial Statement Fraud In General? 15
ii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................39
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.Tujuan Penelitian
2
6. Untuk mengetahui Hubungan red flags dengan kecurangan laporan keuangan
secara umum.
7. Untuk mengetahui Pencegahan kecurangan laporan keuangan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
laporan keuangan yang terdiri dari skema laporan keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan publik. Laporan COSO (1999) mencantumkan teknik kecurangan laporan
keuangan umum dalam kategori berikut:
• Pengakuan Pendapatan yang Tidak Tepat
• Penyalahgunaan Aset
44
keuangan merupakan keliru disengaja dari kondisi keuangan perusahaan dilakukan
melalui salah saji yang disengaja atau penghilangan jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan untuk menipu pengguna laporan keuangan. Perhatikan bahwa
kecurangan laporan keuangan, sama seperti semua jenis kecurangan, merupakan
tindakan yang disengaja. Sebagai dinyatakan dalam Standar Internasional tentang Audit
(ISA) 240, Tanggung Jawab Auditor Penipuan dalam Audit Laporan Keuangan, "salah
saji dalam laporan keuangan dapat timbul dari kesalahan atau kecurangan Faktor
pembeda antara kesalahan dan kecurangan adalah apakah tindakan mendasar yang
menyebabkan salah saji laporan keuangan disengaja atau tak disengaja."
Kecurangan laporan keuangan biasanya merupakan alat untuk mencapai tujuan
daripada tujuan itu sendiri. Kapan orang "memasak buku," mereka mungkin
melakukannya untuk "membeli lebih banyak waktu" untuk secara diam-diam
memperbaiki bisnis masalah yang menghalangi perusahaan mereka mencapai
pendapatan yang diharapkan atau memenuhi dengan persyaratan pinjaman. Mungkin
juga dilakukan untuk mendapatkan atau memperbarui pembiayaan yang tidak akan
terjadi diberikan, atau akan lebih kecil, jika laporan keuangan yang jujur diberikan.
Orang yang Berusaha mendapatkan keuntungan dari kejahatan mungkin melakukan
kecurangan laporan keuangan untuk mendapatkan pinjaman mereka kemudian dapat
menyedot untuk keuntungan pribadi atau untuk mengembang harga saham perusahaan,
yang memungkinkan mereka menjual kepemilikan mereka atau menggunakan opsi
saham dengan keuntungan, atau bahkan memperolehnya Uang bonus dihitung
berdasarkan penjualan atau keuntungan. Namun, dalam banyak laporan keuangan masa
lalu kasus penipuan, pelaku hanya memperoleh sedikit atau tidak secara pribadi dalam
hal keuangan. Sebaliknya, fokus tampaknya telah melestarikan status mereka sebagai
organisasi 'pemimpin-status yang mungkin telah hilang telah menghasilkan hasil
keuangan yang sebenarnya tepat.
Kecurangan laporan keuangan hampir selalu melibatkan melebih-lebihkan aset,
pendapatan, dan keuntungan dan mengecilkan kewajiban, biaya, dan kerugian. Namun,
terkadang sebaliknya hasilnya diinginkan Misalnya, mengecilkan aset atau pendapatan
mungkin menyebabkan kewajiban pajak lebih kecil untuk perusahaan. Sebagai
alternatif, penipu mungkin ingin meminimalkan hasil over-budget dengan baik tahun
55
untuk membantu memperbaiki kekurangan selama tahun berikutnya. Laporan keuangan
merupakan tanggung jawab manajemen organisasi. Demikian, Kecurangan laporan
keuangan biasanya dilakukan oleh seseorang dalam peran manajerial yang tidak hanya
memiliki kemampuan untuk mengubah laporan keuangan, tetapi juga memiliki insentif
untuk melakukannya.
66
dalam penilaian dan estimasi. Beberapa alasan yang lebih umum mengapa orang
melakukan kecurangan laporan keuangan meliputi:
• Mendorong investasi melalui penjualan saham
• Untuk menunjukkan kenaikan laba per saham atau keuntungan kemitraan, maka
memungkinkan peningkatan pembayaran dividen / distribusi
• Untuk menutupi ketidakmampuan menghasilkan arus kas
• Untuk menghindari persepsi pasar yang negatif
• Mendapatkan pembiayaan, atau mendapatkan persyaratan yang lebih baik
mengenai pembiayaan yang ada
• Untuk menerima harga beli yang lebih tinggi untuk akuisisi
• Untuk menunjukkan kepatuhan terhadap persyaratan pembiayaan
• Untuk memenuhi tujuan dan sasaran perusahaan
• Menerima bonus terkait kinerja
Daftar alasan yang terbatas ini menunjukkan bahwa motivasi untuk kecurangan
laporan keuangan tidak selalu melibatkan keuntungan finansial langsung pribadi.
Terkadang, penyebab penipuan financial Pelaporan adalah kombinasi tekanan
situasional baik pada perusahaan maupun manajer dan kesempatan untuk melakukan
kecurangan tanpa persepsi terdeteksi. Tekanan ini dikenal sebagai "red flag." Artinya,
jika red flag (tekanan situasional dan kesempatan) hadir, maka risiko kecurangan
pelaporan keuangan meningkat secara signifikan. Contoh tekanan situasional meliputi:
Penurunan pendapatan dan pangsa pasar yang dialami oleh perusahaan atau industri
secara mendadak
Tekanan anggaran yang tidak realistis, terutama untuk hasil jangka pendek
(tekanannya menjadi bahkan lebih besar dengan anggaran yang dibuat sewenang-
wenang yang tanpa referensi saat ini kondisi)
Tekanan keuangan akibat rencana bonus yang bergantung pada ekonomi jangka
pendek Kinerja (tekanan ini sangat akut jika bonusnya signifikan komponen dari
total kompensasi individu) Kesempatan melakukan kecurangan paling sering
muncul secara bertahap. Umumnya peluang ini bias Berasal dari kurangnya
fungsi pengawasan yang memadai di dalam perusahaan. Keberadaan sebuah
77
Fungsi pengawasan tidak, dalam dan dari dirinya sendiri, menjamin pendeteksian
tindakan curang; itu Fungsi pengawasan juga harus merespon secara efektif.
Persepsi pendeteksian, bukan internal Kontrol dengan sendirinya, bisa dibilang
merupakan pencegah terkuat untuk kecurangan.
Beberapa peluang yang lebih jelas untuk adanya kecurangan adalah:
88
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau Asosiasi
Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat, merupakan organisasi profesional bergerak di
bidang pemeriksaan atas kecurangan yang berkedudukan di Amerika Serikat dan
mempunyai tujuan untuk memberantas kecurangan, mengklasifikasikan fraud
(kecurangan) dalam beberapa klasifikasi, dan dikenal dengan istilah “Fraud Tree”
yaitu Sistem klasifikasi mengenai hal-hal yang ditimbulkan oleh kecurangan
1. Penyimpangan atas asset (Asset Misappropriation)
Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta
perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang paling mudah
dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung (defined value).
2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statement)
Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif
suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang
sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan (financial engineering) dalam
penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat
dianalogikan dengan istilah window dressing.
3. Korupsi (Corruption)
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan
pihak lain seperti suap dan korupsi, di mana hal ini merupakan jenis yang
terbanyak terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah
dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor
integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi
karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis
mutualisme). Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik
kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak
sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion)
( Albrech, 2009).
Fraud meliputi berbagai tindakan melawan hukum dan audit investigatif
biasanya melakukan pemetaan terhadap occupational fraud (fraud dalam hubungan
kerja) dalamproses investigasinya. Ada juga istilah lain yang sering kali digunakan
99
untuk menggambarkan suatu jenis fraud yakni kejahatan kelar putih atau white-collar
crime.
Secara skematis The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
menggambarkan occupational fraud dalam bentuk fraud tree. Pohon ini
menggambarkan cabang-cabang dari fraud dalam hubungan kerja, beserta ranting dan
anak rantingnya, berikut adalah gambar fraud tree:
10
10
Gambar II.1
Fraud Tree
11
11
c. Expense reimbursement schemes, yaitu skema dengan pembayaran
kembali biaya- biaya. Yaitu dengan cara menyamarkan jenis
pengeluaran sehingga perusahaan mau mengganti biaya tersebut atas
pengeluaran yang tidak diganti dan pengeluaran yang fiktif.
d. Check tampering, yaitu skema permainan melalui pelmasuan cek. Hal
yang dipalsukan bisa tanda tangan yang memiliki otoritas, atau
endorsement-nya, atau nama kepada siapa cek dibayarkan.
e. Register disibursement adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam cash
registerdengan false refundyang berarti penggelapan dengan seolah-olah
ada pelanggan yang mengembalikan barang dan perusahaan memberikan
refund. Yang kedua adalah false void, hampir sama dengan false refund
namun yang dipalsukan adalah pembatalan penjualan.
f. Pass-through vendors, yaitu skema yang hampir sama dengan shell
company, dalam skema ini vendor mengirimkan barang yang dipesan,
tetapi harga yang dibayar terlalu tinggi. Pelaku membuat perusahaan
semu untuk menipu karyawan agar membayar sejumlah barang atau jasa
yang dipesan dan kelebihannya diambil untuk pelaku.
Jenis kecurangan fraudulent Statement berkenaan dengan penyajian laporan
keuangan sangat menjadi perhatian auditor, masyarakat, atau para LSM, namun tidak
menjadi perhatian akuntan forensik.Fraud dalam menyusun laporan keuangan dapat
berupa salah saji (misstatementbaik overstatement maupun understatement).
Albrecht (2012:400) mengungkapkan jenis-jenis kecurangan yang berkaitan
dengan penerimaan dan persediaan, sebagai berikut:
1. Related – party transaction, yaitu perjanjian bisnis yang dilakukan oleh
kedua belah pihak yang telah memiliki hubungan sebelumnya, sehingga
timbul konflik kepentingan.
2. Sham sales, yaitu berbagai jenis penjualan palsu.
3. Bill and hold sales, yaitu pemesanan atas barang yang masih disimpan oleh
pemasok, kecurangan ini terjadi karena pembeli belum siap membeli barang
tersebut.
12
12
4.Side agreements, adalah syarat dan perjanjian penjualan yang dibuat diluar dari
ketentuan yang biasanya, hal ini menjadi kecurangan, ketika perjanjian
tersebut merusak syarat dan ketentuan atas kontrak yang berjalan sehingga
melanggar kriteria pengakuan pendapatan.
5. Consignment sales, transaksi dimana salah satu perusahaan menahan dan
menjual barang yang dimiliki oleh perusahaan lain.
6. Channel stuffing, suatu praktik dimana pemasok membujuk konsumen untuk
membeli ekstra peersediaan dan tidak melakukan pengungkapan.
7. Lapping or kiting, praktik dimana penerimaan kas disalah-gunakan untuk
menyembunyikan penerimaan fiksi.
8. Redating or refreshing transaction, yaitu tindakan yang berhubungan dengan
mengubah tanggal penjualan.
9. Liberal return policies, yaitu tindakan memperbolehkan customer untuk
mengembalikan dan membatalkan penjualan di masa datang.
10. Partial shipment, adalah kecurangan yang melibatkan pencatatan penuh atas
penjualan ketikan barang yang diterima hanya sebagian.
11. Improper cutoff, terjadi ketika suatu transaksi dicatat di periode yang salah.
12. Round – tipping, kecurangan yang melibatkan penjualan aset yang tidak
digunakan dan menjanjikan akan membeli aset yang sama atau sejenis
dengan harga yang sama.
Albrecht (2012:447) juga mengungkapkan cara-cara untuk memanipulasi
liabilities, sebagai berikut:
1. Understating account payable, yang dapat dilakukan dengan kombinasi dari
tidak mencatat pembelian atau mencatat pembelian setelah akhir tahun,
melebihkan retur pembelian atau diskon pembelian, dan membuat liabities
seolah-olah telah dibayar atau dihapus.
2. Understating accrued liabilities, tidak melakukan pencatatan atas accrued
liabities yang seharusnya dilakukan di akhir tahun.
3. Recognizing unearned revenue (liability) as earned revenue, perusahaaN yang
menerima pembayaran dimuka akan melakukan pencatatan atas penerimaan
dan mengakui pendapatan daripada mengakui sebagai kewajiban.
13
13
4. Underrecording future obligation, tindakan menurunkan pencatatan kewajiban
berupa garansi atau service.
5. Not recording or underrecording various type of debt, dapat berupa tindakan
tidak mencatat atau merendahkan hutang kepada pihak ketiga, melakukan
peminjaman tapi tidak dilakukan pengungkapan, tidak mencatat pinjaman yang
terjadi, dan mengakui bahwa hutang yang ada telah dilupakan dan dihapus oleh
kreditor.
Skema laporan keuangan telah dibagi menjadi lima kelas yaitu :
a. Pendapatan fiktif
Pendapatan fiktif atau palsu melibatkan pencatatan penjualan barang atau jasa
yang dilakukan tidak terjadi. Penjualan fiktif paling sering melibatkan konsumen
palsu, tapi bisa juga melibatkan pelanggan yang sah. Misalnya, faktur fiktif bisa
disiapkan (tapi tidak dikirim) untuk pelanggan yang sah meski barangnya tidak
terkirim atau layanannya tidak diberikan. pada akhir periode akuntansi, penjualan
akan dibalik, yang akan membantu menyembunyikan kecurangan.
Namun, pendapatan yang tinggi secara artifisial pada periode tersebut dapat
menyebabkan turunnya pendapatan di periode baru, menciptakan kebutuhan akan
penjualan yang lebih fiktif. Cara lain adalah menggunakan pelanggan yang sah dan
secara artifisial mengembang atau mengubah faktur untuk mencerminkan jumlah
atau jumlah yang lebih tinggi daripada yang sebenarnya dijual.
b. Perbedaan waktu (termasuk pengakuan pendapatan yang tidak
semestinya) Prematur revenue regonition, long term contract, recording
expenes, sales conditon
14
14
Salah satu cara untuk melakukan kecurangan laporan keuangan adalah dengan
memanipulasi penilaian perusahaan aktiva. Biasanya, penipu secara artifisial
meningkatkan akun aset untuk memperkuat neraca perusahaan dan rasio
keuangannya. Dalam beberapa kasus, bagaimanapun, seorang penipu mungkin
menginginkannya mencatat pendapatan palsu, dan aset yang dilebih-lebihkan
hanyalah produk sampingan dari skema itu.
Dengan pengecualian sekuritas tertentu, nilai aset pada umumnya tidak
meningkat untuk mencerminkan nilai pasar saat ini Hal ini sering diperlukan
untuk menggunakan estimasi dalam akuntansi. Sebagai contoh, estimasi
digunakan untuk menentukan nilai residu dan masa manfaat aset yang dapat
didepresiasi, bagian piutang tak tertagih, atau kelebihan atau bagian using
inventaris. Setiap kali estimasi yang digunakan, ada kesempatan tambahan untuk
penipuan oleh memanipulasi jumlah yang diestimasi.
Banyak skema yang digunakan untuk mengembang aktiva lancar dengan
mengorbankan aset jangka panjang. Dalam kasus skema tersebut, efek bersih
terlihat dalam rasio saat ini, yang membagi aktiva lancer dengan kewajiban lancar
untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Oleh misclassifying aset jangka panjang seperti jangka pendek, rasio
lancar meningkat. Jenis ini kesalahan klasifikasi dapat menjadi perhatian penting
untuk lembaga pemberi pinjaman yang sering membutuhkan pemeliharaan rasio
keuangan tertentu. Ini adalah konsekuensi tertentu ketika perjanjian pinjaman
berada di garis tanpa jaminan atau di bawah-dijamin kredit dan jangka pendek
lainnya pinjaman. Kadang-kadang misclassifications ini disebut sebagai window
dressing.
Kebanyakan valuasi aset yang tidak benar melibatkan berlebihan penipuan
persediaan atau piutang, lagi dengan tujuan yang memperkuat penampilan neraca.
valuasi aset yang tidak tepat lainnya termasuk manipulasi alokasi harga pembelian
dari sebuah bisnis yang diperoleh untuk mengembang laba masa depan, kesalahan
klasifikasi aktiva tetap dan lainnya, atau kapitalisasi yang tidak tepat dari persediaan
15
15
atau biaya start-up. valuasi aset yang tidak tepat biasanya mengambil bentuk salah
satu klasifikasi sebagai berikut:
• penilaian Inventarisasi• Piutang
• kombinasi Bisnis
• Aset tetap
d. Kewajiban tersembunyi dan beban
Mengecilkan kewajiban dan beban adalah salah satu cara laporan keuangan dapat
dimanipulasi untuk membuat sebuah perusahaan tampak lebih menguntungkan
daripada sebenarnya. Karena sebelum pajak pendapatan akan meningkat dengan
jumlah penuh dari beban atau kewajiban tidak tercatat, ini keuangan.
Metode penipuan pernyataan secara signifikan dapat mempengaruhi pendapatan
dengan usaha yang relatif kecil dilaporkan oleh penipu. Adalah jauh lebih mudah
untuk melakukan skema ini daripada untuk memalsukan transaksi penjualan. Hilang
transaksi juga bisa lebih sulit bagi auditor untuk mendeteksi daripada yang tidak
benar dicatat sejak transaksi yang hilang tidak meninggalkan jejak audit.
Ada tiga metode umum untuk menyembunyikan kewajiban dan beban:
16
16
Catatan laporan keuangan harus mencakup pengungkapan naratif, jadwal pendukung,
dan informasi lain yang diperlukan untuk menghindari menyesatkan calon investor,
kreditur, atau apapun pengguna lain dari laporan keuangan. Manajemen berkewajiban
untuk mengungkapkan semua informasi penting (material) secara tepat dalam laporan
keuangan dan diskusi dan analisis manajemen. Selain itu, informasi yang diungkapkan
tidak harus menyesatkan. pengungkapan yang tidak tepat mengakibatkan keuangan
penipuan pernyataan biasanya melibatkan hal berikut:
• kelalaian Kewajiban
• peristiwa berikutnya
• penipuan Manajemen
2.6 What red Flag Associated With Financial Statement Fraud In General?
Bagian ini menggambarkan beberapa red flags yang dikenal untuk masing-
masing skema fraud besar. Red flags ini difasilitasi pengembangan beberapa metode
detektif yang berpotensi efektif untuk mengenali fraud tertentu. Auditor harus menjadi
terbiasa dengan red flags dan metode identifikasi yang memungkinkan untuk
mengembangkan fraud mind-set mereka.
1 Financial Statement Fraud (Skema Laporan Keuangan)
Kategori ini dibagi menjadi enam fraud tertentu.Keenam skema ini adalah yang
dibahas dalam SAS 99 juga.Red flags yang berlaku untuk semua jenis skema laporan
keuangan, termasuk (sebagian besar diambil dari SAS No 99):
Struktur organisasi yang kompleks atau tidak stabil
Tekanan yang berlebihan pada manajemen untuk memenuhi persyaratan
keuangan yang tinggi.
Lemahnya Pengendalian internal
17
17
Berulang kas negatif mengalir dari operasi, terutama bila ditambah
denganmeningkatnya laba dan arus kas positif secara keseluruhan
Keuntungan tidak biasa, terutama jika jauh di atas rata-rata industri
Pertumbuhan yang cepat, keuntungan yang berada di atas Standard & Poor (S &
P) rata-rata
Transaksi yang signifikan dengan pihak hubungan istimewa, terutama ketika
pihak lain tidak diaudit atau diaudit oleh perusahaan audit yang berbeda
Transaksi yang signifikan, tidak biasa, atau sangat kompleks pada akhir tahun
fiskal
Skema penyelewengan aset adalah jenis yang paling umum dari fraud.Mereka
melibatkan kecurangan atau penyalahgunaan aset, biasanya uang tunai.Secara
keseluruhan, total 32 skema fraud individu yang berbeda yang terkandung dalam
kategori utama ini. Skema atau kelompok skema yang akan dibahas dipilih karena
probabilitas terjadinya fraud tersebut (yaitu, kejadian yang lebih sering terjadi
daripada yang lain) atau biaya yang lebih tinggi (skema termasuk top 14 skema
individual).
3. Skema Korupsi
Ada empat sub kategori korupsi dari skema kecurangan, enam kategori kecil, dan total
delapan skema individu yang berbeda. Skema korupsi selalu terjadi melibatkan dua
pihak atau lebih, bahkan jika ada yang tidak menginginkan korupsi.Skema korupsi
yang paling umum adalah konflik kepentingan, penyuapan, dan pemerasan.
18
18
meminimalkan tekanan, insentif, dan peluang unik untuk manajemen untuk
memanipulasi posisi keuangan perusahaan.
Manajemen dan Direksi
Laporan keuangan presentasi manajemen terhadap posisi keuangan entitas.
Pengaturan nada etika organisasi adalah tanggung jawab manajemen dan jajaran
direktur. Seperti dengan jenis lain dari penipuan dan penyalahgunaan kerja,
mengurangi tiga faktor yang berkontribusi terhadap penipuan (Segitiga Fraud)
karena mereka secara khusus berhubungan dengan manajemen dan dapat
mengurangi risiko penipuan laporan keuangan. Mengurangi tekanan yang ada
untuk melakukan penipuan, menghapus peluang potensial untuk melakukan
penipuan, dan menghilangkan kemungkinan rasionalisasi untuk melakukan
penipuan akan sangat membantu dalam pencegahan laporan keuangan penipuan.
19
19
Membangun sistem keamanan fisik untuk mengamankan aset perusahaan,
termasuk barang jadi, tunai, peralatan modal, peralatan, dan barang-barang
berharga lainnya.
Pisahkan tugas antara karyawan, memastikan bahwa tidak ada individu tunggal
memiliki kontrol total dari satu daerah.
Memelihara catatan personel yang akurat, termasuk pemeriksaan latar belakang
(jika diizinkan oleh hukum) pada karyawan baru.
Mendorong hubungan pengawasan dan kepemimpinan yang kuat dalam
kelompok untuk memastikan penegakan prosedur akuntansi.
Mengurangi Rasionalisasi Penipuan-Memperkuat Karyawan Pribadi Integritas
20
20
ditata oleh Komite Sponsoring Organizations (COSO) .suatu lima unsur
pengendalian internal dibahas di lebih rinci dalam Pencegahan dan Pencegahan
Penipuan bagian dari Pedoman Penipuan Penguji .
Auditor eksternal
21
21
akuntan tahu bahwa auditor eksternal melakukan audit yang masuk akal, mereka
mungkin terhalang dari melakukan penipuan laporan keuangan.
Pencegahan lingkungan
22
22
Dari kelemahan yang tercantum di sini, elemen dasar tata kelola jelas dan
SOX menangani masalah ini dengan meminta lebih banyak kebebasan dan
keahlian, serta sejumlah aktivitas lain yang berkaitan dengan tata kelola
perusahaan yang baik. Misalnya, komite audit bertanggung jawab untuk
menerapkan tips anonym (tidak diketahui/rahasia) dan keluhan sistem dan sistem
whistleblower. SOX juga mewajibkan komite audit untuk menyewa perusahaan
audit eksternal dan menetapkan biaya untuk audit keuangan. SOX
merekomendasikan adanya tingkat interaksi yang tinggi antara komite audit
dengan auditor internal dan keuangan. Singkatnya, bagus tidaknya tata kelola
perusahaan mencakup anggota dewan yang aktif, berkualitas, dan independen dan
terutama kinerja dari komite auditnya.
2 Tone at the Top
Terlepas dari struktur tata kelola perusahaan, gaya manajemen membuat
nada bagi organisasi. Meski ungkapan usang, terkadang diabaikan, sering
disalahgunakan, nada di bagian atas masih menjadi kunci untuk mencegah
kecurangan. Jika seseorang meninjau skandal utama beberapa tahun terakhir,
hampir di semua kasus, seorang eksekutif dilibatkan. Eksekutif itu biasanya tidak
mempercayai orang dan menyimpan sebanyak mungkin urusan keuangan yang
dikeluarkan dari auditor. Dengan demikian jelas tidak ada nada antifraud di
bagian atas di Enron, WorldCom, Tyco, dan lain-lain.
Jika manajer kunci, dan dewan direksi terus membicarakan tentang
kecurangan, mengkomunikasikan kebijakan kecurangan, dan mendorong setiap
orang untuk terlibat dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan, maka entitas
tersebut pada akhirnya akanmengembangkan budaya antifraud. Tanpa penekanan
dan dukungan manajemen kunci, hampir tidak mungkin untuk memiliki budaya
semacam itu.
3 Tujuan Realistis Keuangan
Unsur umum lainnya dari kecurangan utama adalah tujuan yang terlalu
optimis untuk kinerja perusahaan. Dalam kecurangan keuangan di masa lalu,
hampir setiap tujuan dan strategi entitas berkisar pada peningkatan keuntungan ke
tingkat abnormal untuk industri dan / atau entitas itu. Jika pemimpin entitas,
23
23
terutama dewan, dapat menghindari penetapan tujuan keuangan yang tidak
realistis, akan ada sedikit tekanan pada eksekutif untuk mengambil jalan pintas
untuk mencapai tujuan keuangan tersebut. Menyeimbangkan tujuan tersebut
dengan dampak negatif yang mungkin mereka miliki adalah tugas yang sulit.
Seperti yang didiskusikan, salah satu sisi dari segitiga fraud adalah
tekanan (motivasi), dan tujuan finansial yang tidak realistis membuat hal ini
secara otomatis terjadi. Manajemen selalu bisa mengesampingkan kontrol atau
berkolusi pada tingkat tertentu, yang merupakan peluang kedua dari segitiga
fraud. Situasi itu hanya berarti etika eksekutif (rasionalisasi) akan mencegah
eksekutif tersebut melakukan kecurangan finansial, jika ada tujuan kinerja yang
tidak realistis.
24
24
kecurangan.Karyawan yang memegang kunci atau mereka yang memiliki kontrol atau
akses atas aset berharga dan portabel seperti uang tunai atau cek - harus menjadi objek
tindakan pencegahan dan penanggulangan penipuan. Entitas harus mempertimbangkan
langkah-langkah pencegahan yang tepat yang akan meminta
pertanggungjawabankaryawan ini untuk menangani aset bernilai tinggi.
a Pemeriksaan latar belakang
Fakta bahwa auditor datang secara reguler dapat menjadi tindakan pencegahan.
Padahal secara alamiah pemeriksaan rutin adalah pemeriksaan secara diam-diam,
mereka bisa meningkatkan persepsi pendeteksian dan dengan demikian berfungsi
sebagai tindakan pencegahan. Namun, jika auditor menggunakan beberapa alat audit
yang efektif dan teknik untuk mencari kecurangan yang sedang berlangsung secara
agresif, yang akan berfungsi sebagai tindakan pencegahan.
c Kontrol Internal
25
25
seseorang dan bisa sulit diamati secara langsung. Kegiatan pengendalian khusus dapat
membatasi kesempatan untuk melakukan kecurangan dan lebih mudah diamati.
Dengan demikian lingkungan pengendalian, khususnya kegiatan pengendalian
antifraud, dapat bertindak sebagai tindakan pencegahan preventif.
d Invigilasi
26
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
27
27
DAFTAR PUSTAKA
Edition.
Singleton, Aaron J. 2006. “Fraud Auditing and Forensic Accounting 4th Edition”.
New
28
28