Disusun Oleh :
NAMA : DEWA AYU WIDYA ANTARI
NIM : 18.02.1.004
PROGDI : D3 AKUNTANSI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Mempertimbangkan Resiko Audit” ini dengan baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang
bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak
kami ucapkan kepada rekan kelompok yang telah memberikan kontribusinya baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktu yang telah ditentukan.
Meskipun kami sudah mengumpulkan referensi untuk menunjang
penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang
telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga
kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya
makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa
memberikan banyak manfaat.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Jenis – jenis Kecurangan.......................................................................................... 3
2.2 Kondisi – kondisi Penyebab Kecurangan..........................................................5
2.3 Menilai Resiko Kecurangan.................................................................................... 8
2.4 Merespon Resiko Kecurangan............................................................................. 18
2.5 Memutakhirkan Proses Penilaian Resiko.......................................................27
2.6 Area Resiko Kecurangan Spesifik......................................................................35
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB II PEMBAHASAN
Intensif/Tekanan
6
2.2.2. Faktor – Faktor Risiko untuk Perlakuan Tidak Semestinya
terhadap Aset
Ketiga kondisi yangsama berlaku bagi perlakuan tidak semestinya terhadap
asset. Namun demikian, dalam menilai factor risiko lebih ditekankan pada
tekanan dan peluang individual untuk melakukan pencurian. Berikut tabel 9-
2 berisi contoh factor risiko kecurangan untuk setiap kondisi.
Tabel 9-2 Contoh Faktor – factor Risiko untuk
Perlakuan Tidak Semestinya terhadap Aset
TIGA KONDISI KECURANGAN
Intensif/Tekanan Peluang Perilaku/Pembenaran
Manajemen atau karyawan Keadaan menciptakan suatu Suatu perilaku, karakter, atau
yang lain memiliki intensif peluang bagi manajemen adaperangkat nilai etis yang
atau tekanan untuk untuk memperlakuakn asset memungkinkan manajemn
memperlakukan asset secara tidak semestinya. atau karyawan dengan
secara tidak semestinya. sengaja melakukan
perbuatan tidak jujur atau
mereka berada dalam
lingkungan yang memberi
cukup tekanan yang
menyebabkan mereka
membenarkan tindakan tidk
jujur.
7
memiliki akses internal yang
terhadap asset. telah
diketahui.
8
diakibatkan oleh kecurangan, auditor harus dengan cermat
menanggapi permasalahannya, meminta tambahan bukti yang
diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim yang lain.
Auditor harus hati – hati untuk tidak membenarkan ataupun
berasumsi bahwa suatu kesalahan penyajian adalah kejadian
yang terisolasi.
Suatu audit yang dilakukan berdasarkan Atandar audit
jarang mencakup pembuktian keaslian dokumen, karena auditor
tidak terlatih atau diharapkan dapat menjadi ahli dalam
pembuktian keaslian seperti itu. Namun, ketika auditor
mengidentifikasi kondisi yang menyebabkan auditor percaya
bahwa sebuah dokumen tersebut telah dimodifikasi tetapi tidak
diungkapkan kepada auditor, maka prosedur yang mungkin
dilaksanakan untuk engidentifikasi lebih lanjut adalah :
a. Mengkonfirmasi secara langsung kepada pihak ketiga
b. Menggunakan tenaga ahli untuk menilai keaslian
dokumen.
2. Sumber Informasi Untuk Menilai Risiko Kecurangan
Gambar 9-3 meringkas informasi yang dibutuhkan untuk menilai risiko
kecurangan. Ada lima sumber informasi untuk menilai kecurangan,
yaitu :
1. Pembahasan Di antara Tim Perikatan (Tim audit) :
Memberikan kesempatan bagi anggota tim perikatan yang lebih
berpengalaman untuk berbagi wawasan mereka tentang
bagaimana dan di area mana laporan keuangan mungkin rentan
terjadi kesalahan material yang diakibatkan oleh kecurangan.
Memungkinkan auditor untuk mempertimbangkan respons yang
tepat terhadap kerentanan tersebut dan untuk menentukan
anggota tim perikatan yang akan melaksanakan prosedur audit
tertentu.
Memperkenankan auditor untuk menentukan bagaimana hasil
prosedur audit akan dibagi diantara tim perikatan dan bagaimana
merepons dugaan kecurangan yang mungkin menjadi perhatian
auditor.
10
Keterangan dari Faktor Prosedur
Komunikasi di
Manajemen Risiko Analitis
Antara Tim Informasi
Perikatan Lain
12
penyajian material dalam Iaporan keuangan yang diakibatkan oleh
kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Namun, permintaan
keterangan semacam itu tidak dapat menyediakan informasi yang berguna
mengenai risiko kesalahan penyajian material dalam Iaporan keuangan
yang diakibatkan oleh kecurangan yang dilakukan oleh manajemen.
Permintaan keterangan kepada pihak-pihak Iain dalam entitas dapat
memberikan kesempatan kepada individu-individu untuk menyampaikan
informasi kepada auditor yang mungkin tidak dapat dilakukan dengan
cara yang Iain.
Beberapa contoh pihak-pihak lain dalam entitas yang dapat dimintai
keterangan secara langsung oleh auditor mengenai keberadaan atau
adanya dugaan kecurangan mencakup:
Personel operasi yang tidak terlibat secara Iangsung dalam proses
pelaporan keuangan.
Karyawan dengan tingkat wewenang yang berbeda.
Karyawan yang terlibat dalam inisiasi, pemrosesan atau pencatatan
transaksi yang rumit atau tidak biasa dan pihak yang mengawasi
atau memantau karyawan tersebut.
Penasehat hukum internal entitas.
Direktur etika dan pihak yang setara
Pihak – pihak yang bertanggungjawab dalam menghadapi dugaan
kecurangan.
13
auditor dapat meminta keterangan tentang aktivitas speé sifk audit internal
yang mencakup, sebagai contoh:
Prosedur yang dilakukan, jika ada, oleh auditor internal
sepanjang tahun untuk mendeteksi kecurangan,
Apakah manajemen telah merespons secara memuaskan atas
temuan- temuan dari prosedur tersebut.
14
membahas kecurangan, membaca ringkasan hasil rapat yang bersangkutan,
atau mewawancarai pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola.
3. Risiko Kecurangan
Auditor harus mengevaluasi apakah informasi yang diperoleh dari
prosedur penilaian risiko lain dan aktivitas terkait yang telah
dilaksanakan mengindikasikan bahwa terdapat satu atau lebih faktor
risiko kecurangan. Tabel 9-1 dan 9-2 meringkas contoh-contoh faktor
risiko kecurangan yang dapat dipertimbangkan oleh auditor. Meskipun
faktor risiko kecurangan belum tentu mengindikasikan adanya
kecurangan, faktor tersebut sering ada dalam kondisi yang di dalamnya
telah terjadi kecurangan dan oleh karena itu dapat mengindikasikan
adanya risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan.
Fakta bahwa kecurangan biasanya disembunyikan dapat membuat
hal makin sulit untuk dideteksi. Meskipun demikian, auditor dapat
mengidentifikasi peristiwa atau kondisi-kondisi yang dapat
menunjukkan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan atau kondisi yang memberikan peluang untuk melakukan
kecurangan (faktor risiko kecurangan). Sebagai contoh:
Kebutuhan untuk memenuhi harapan pihak ketiga untuk
mendapatkan tambahan ekuitas dapat menimbulkan tekanan
untuk melakukan kecurangan.
Pemberian bonus signifikan jika target laba yang tidak realis
dapat dipenuhi akan mendorong terjadinya kecurangan; dan
Lingkungan pengendalian yang tidak efektif dapat menciptakan
peluang untuk melakukan kecurangan.
Faktor-faktor risiko kecurangan tidak dapat secara mudah dibuat
peringkat berdasarkan tingkat pentingnya. Signifikannya factor – factor
risiko kecurangan bervariasi sangat luas. Beberapa faktor ini terjadi di
dalam entitas yang di dalamnya kondisi spesifik tidak menggambarkan
adanya risiko kesalahan penyajian material. Oleh karena itu, penilaian
apakah terdapat faktor risiko kecurangan dan apakah faktor tersebut
15
dipertimbangkan dengan penentuan risiko kesalahan penyajian
material laporan keuangan yang disebebkan oleh kecurangan,
menuntut penggunaan pertimbangan profesional.
Ukuran, kerumitan, dan karakteristik kepemilikan entitas
berdampak signifikan terhadap pertimbangan atas faktor-faktor risiko
kecurangan relevan. Sebagai contoh, daiam kasus di entitas besar,
mungkin terdapat faktor-faktor yang secara umum membatasi
manajemen untuk berlaku tidak semestinya, seperti:
Pengawasan yang efektif oleh pihak yang berwenang dalam tata
kelola.
Suatu audit internal yang efektif
Adanya dan penegakan kode etik tertulis.
Selain itu, faktor- faktor risiko kecurangan yang dipertimbangkan pada tingkat
segmen operasi dapat menyediakan wawasan yang berbeda dibandingkan
dengan yang diperoleh ketika mempertimbangkan factor risiko kecurangan di
tingkat entitas secara luas.
4. Prosedur Analitis
Auditor harus mengevaluasi apakah prosedur analitis yang
dilaksanakan berdekatan dengan akhir audit, ketika membentuk
kesimpulan secara keseluruhan tentang apakah laporan keuangan
konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas, mengindikasikan
risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan
yang tidak disadai sebelumnya.
Penentuan kecenderungan tertentu dan keterkaitannya dapat
mengindikasikan risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan
oleh kecurangan memerlukan pertimbangan profesional. Hubungan
yang tidak biasa terkait dengan pendapatan dan penghasilan khususnya
pada akhir tahun adalah relevan. Hal ini dapat mencakup, sebagai
contoh: penghasilan dalam jumlah yang besar yang tidak biasa yang
dilaporkan dalam beberapa minggu terakhir periode pelaporan atau
transaksi tidak biasa, atau pendapatan yang tidak konsisten dengan
kecenderungan arus kas operasi.
16
5. Informasi Lain
Auditor harus mempertimbangkan apakah informasi Iain yang
diperoleh auditor mengindikasikan adanya risiko kesalahan penyajian
material yang diakibatkan oleh kecurangan.
Sebagai tambahan dari informasi,yang diperoleh dalam
melakukan prosedur analitis, informasi lain yang diperoleh mengenai
entitas dan lingkungannya dapat membantu untuk mengindikasikan
risiko-risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan. Diskusi diantara anggota tim mungkin menyediakan
informasi yang dapat membantu mengidentifikasi risiko-risiko
tersebut. Di samping itu, informasi yang diperoleh dari proses
penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien, serta
pengalaman yang diperoleh dari perikatan Iainnya dengan entitas
tersebut, sebagai contoh perikatan untuk mereview informasi
keuangan interim, mungkin relevan dalam mengidentifikasi risiko-
risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.
17
harus mempertimbangkan apakah program anti kecurangan dan pengendalian
tersebut memitigasi risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan
kecurangan yang teridentifikasi atau apakah pengendalian tidak dapat
mengurangi meningkatnya risiko kecurangan. Respons auditor terhadap risiko
kecurangan meliputi hal - hal berikut.
18
Melaksanakan prosedur substantif terhadap saldo akun
dan asersi-asersi yang tidak terpilih untuk dilakukan
pengujian berdasarkan materialitas atau risiko.
Melakukan perubahan waktu pelaksanaan prosedur audit
dari yang diperkirakan.
Menggunakan metoda sampling yang berbeda.
Melakukan prosedur audit di lokasi berbeda atau pada
lokasi yang tidak diberitahukan sebelumnya.
2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsif
terhadap penilaian risiko kesalahan penyajian material yang .
diakibatkan oleh kecurangan.
Sesuai dengan SA 330. auditor harus merancang dan melaksanakan
prosedur audit lanjutan yang Sifat, saat, dan luasnya responsif
terhadap penilaian risiko kesalahan penyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat asersi.
Respons auditor terhadap hasil penilaian risiko terhadap
kesalahan nyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan pada
tingkat asersi mencakup perubahan sifat, saat, dan luas prosedur
dalam beberapa cara di bawah ini:
Sifat prosedur audit yang dilakukan mungkin membutuhkan
perubahan dalam memperoleh bukti audit yang lebih dapat
diandalkan dan relevan atau untuk memperoleh informasi
tambahan yang dapat menguatkan. Hal ini dapat berdampak
pada tipe prosedur audit yang akan dilakukan dan kombinasi
diantara keduanya.
Waktu pelaksanaan prosedur substantif mungkin perlu
dimodifikasi. Auditor dapat menyimpulkan bahwa
pelaksanaan pengujian substantif di akhir periode atau
mendekati akhir periode Iebih baik dalam menanggapi hasil
penilaian risiko atas kesalahan penyajian material karena
kecurangan.
Luasnya prosedur yang diterapkan mencerminkan penilaian
risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan
kecurangan. Sebagai contoh peningkatan ukuran sampel atau
melakukan prosedur analitis secara iebih rinci dapat lebih
tepat.
19
Jika auditor mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material karena
kecurangan yang berdampak terhadap kuantitas persediaa dengan menguji
catatan persediaan entitas dapat membantu untuk mengidentifikasi lokasi
atau jenis persediaan yang membutuhkan perhatian spesifik selama atau
setelah perhitungan fisik persediaan. Penelaahan tersebut dapat menuntun
kepada suatu keputusan untuk melakukan observasi perhitungan fisik
persediaan pada beberapa lokasi dengan cara yang tidak diumumkan atau
melakukan perhitungan persediaan di seluruh lokasi pada tanggal yang sama.
Auditor dapat mengidentifikasi kesalahan penyajian material karena
kecurangan yang berdampak pada beberapa akun dan asersi. Hal ini mencakup
penilaian aset, estimasi yang terkait dengan transaksi spesifik (seperti akuisisi,
restrukturisasi, atau pelepasan segmen bisnis), dan kewajiban akrual lainnya
(seperti pensiun dan kewajiban imbalan pasca kerja lainnya, atau liabilitas
pemulihan lingkungan). Risiko ini juga dapat berkaitan dengan perubahan
signifikan dalam asumsi yang berkaitan dengan estimasi yang sudah ada.
20
1. Menguji ketepatan entri jurnal yang tercatat dalam buku besar
dan penyesuaian lain yang dibuat dalam penyusunan laporan
keuangan.
Dalam merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk
pengujian tersebut, auditor harus:
a. Mewawancarai individu yang terlibat dalam proses pelaporan
keuangan mengenai aktivitas yang tidak semestinya atau tidak
biasa yang terkait dengan pemrosesan entri jurnal dan
penyesuaian lain.
Kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang
diakibatkan oleh kecurangan sering melibatkan manipulasi
proses pelaporan keuangan dengan mencatat entri jurnal yang
tidak tepat atau yang tidak diotorisasi. Hal ini dapat terjadi
sepanjang tahun atau pada akhir periode, atau melalui
penyesuaian yang dilakukan oleh manajemen terhadap jumlah
yang dilaporkan dalam laporan keuangan yang tidak
dicerminkan dalam entri jurnal, seperti melalui penyesuian
dan reklasifikasi konsolidasi.
b. Memilih entri jurnal dan penyesuaian lain yang dibuat pada
akhir periode pelaporan.
Petimbangan auditor atas risiko kesalahan penyajian material
yang terkait dengan pengabaian pengendalian yang tidak
semestinya terhadap entri jurnal adalah penting, sebab proses
dan pengendalian otomatis dapat mengurangi risiko
kekeliruan yang tidak disengaja, tetapi tidak dapat mengatasi
risiko bahwa individu dapat mengabaikan proses otomatis
tersebut dengan tidak semestinya, sebagai contoh, melalui
perubahan jumlah yang secara otomatis dibukukan ke buku
besar atau ke sistem pelaporan keuangan
21
Ketika melakukan pengidentifikasian dan pemilihan entri
jurnal dan penyesuaian lain untuk menguji dan menentukan
mete yang tepat atas pengujian pendukung yang mendasari
entri yang dipilih halhai berikutini relevan:
Penilaian risiko kesalahan penyajian material yang
diakibat oleh kecurangan: keberadaan faktor risiko
kecurangan dan informasi lain yang diperoleh selama
penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian
material yang diakibatkan oleh kecurangan dapat
membantu auditor untuk mengidentifikasi kelompok
spesifik dari entri jurnal dan penyesuaian lain untuk
dilakukan pengujian.
Pengendalian yang telah diimplementasikan terhadap
entri jurnal dan penyesuaian lainnya: pengendalian
efektif terhadap penyiapan dan pembukuan entri jurnal
dan penyesuaian lainnya dapat mengurangi luas
pengujian substantif yang diperlukan selama audItor
telah menguji efektivitas operasi pengendali tersebut.
Proses pelaporan keuangan entitas dan sifat bukti yang
dapat diperoleh: bagi kebanyakan entitas, proses rutin
transaksi melibatkan suatu kombinasi tahapan dan
prosedur manual dan otomatis. Sama halnya, proses
entri dan jurnal penyesuaian lainnya dapat melibatkan
prosedur dan pengendalian manual dan otomatis.
Ketika teknologi informasi digunakan dalam proses
pelaporan keuangan, entri jurnal dan penyesuaian
lainnya hanya tersedia dalam bentuk elektronik.
Karakteristik entri jurnal dan penyesuaian lainnya yang
mengandung kecurangan: Entri jurnal atau penyesuaian
lainnya yang tidak semestinya sering memiliki
karakteristik yang umk untuk diidentifikasi.
Karakterisik tersebut dapat mencakup entri yang: (a)
dibuat ke akun yang tidak terkait, tidak biasa atau
jarang digunakan, (b) dibuat oleh individu yang
22
umumnya tidak melakukan entri jurnal, (c) dicatat pada
akhir periode atau sebagai entri pasca penutupan yang
memiliki sedikit atau tanpa penjelasan atau uraian, (d)
dibuat baik sebelum atau selama penyiapan iaporan
keuangan yang tidak memiliki nomor akun atau (e)
mengandung jumlah yang bulat atau angka akhir yang
konsisten.
Sifat dan kompleksitas akun: Entri jurnal atau
penyesuaian Iainnya yang tidak semestinya mungkin
diterapkan pada akun yang: (a) mengandung transaksi
yang bersifat kompleks atau tidak biasa sifatnya, (b)
mengandung estimasi signifikan dan penyesuaian akhir
periode, (c) telah terbukti terjadi kesalahan penyajian
di masa lalu, (d) belum direkonsiliasi secara tepat
waktu atau mengandung perbedaan yang tidak
terekonsiliasi, (e) mengandung transaksi antar
perusahaan yang berelasi atau (f) terkait dengan risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan. Dalam mengaudit entitas yang memiliki
beberapa lokasi atau komponen, pertimbangan
diberikan atas kebutuhan untuk memilih entri jurnal
dari berbagai lokasi.
Entri jurnal atau penyesuaian yang lainnya yang
diproses di Iuar kegiatan bisnis normal: Entri jurnal yang
tidak standar mungkin tidak terkena pengendalian
internal yang sama dengan entri jurnal yang digunakan
secara berulang untuk mencatat transaksi, seperti
penjualan, pembelian, dan pengeluaran kas bulanan.
23
Dalam melaksanakan penelaahan tersebut, auditor harus:
a) Mengevaluasi apakah penimbangan dan keputusan yang dibuat
oleh manajemen dalam memasukkan estimasi akuntansi
tersebut dalam Iaporan keuangan, meskipun jika estimasi
akuntansi tersebut masuk akal secara individu,
mengindikasikan suatu hal bias yang mungkin terjadi pada
manajemen entitas yang mungkin merupakan kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan. Jika
demikian, auditor harus mengevaluasi kembali estimasi
akuntansi secara keseluruhan.
Penyusunan Iaporan keuangan mensyaratkan manajemen
untuk membuat sejumlah pertimbangan atau asumsi yang
memengaruhi estimasi akuntansi signifikan dan untuk
memantau kelayakan estimasi tersebut secara berkelanjutan.
Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan sering
dicapai melalui kesalahan penyajian estimasi akuntansi yang
disengaja. Sebagai contoh, hal ini dapat dicapai dengan
menyajikan secara lebih rendah Iebih tinggi seluruh provisi
atau cadangan yang dirancang untuk baik meratakan
pendapatan selama dua atau lebih periode akuntansi,
pendapatan yang ditargetkan untuk menyesatkan pengguna
Iaporan keuangan dengan cara memengaruhi persepsi mereka
atas kinerja dan prifitabilitas entitas.
b) Melakukan penelaahan retrospektif atas pertimbangan asumsi
manajemen yang terkait dengan estimasi akuntansi signifikan
yang tercermin dalam Iaporan keuangan tahun lalu
Tujuan pelaksanaan penelaahan retrospektif terhadap
pertimbangan dan asumsi manajemen yang terkait dengan
estimasi akuntansi signifikan yang tercermin dalam Iaporan
keuangan periode lalu adalah untuk menentukan apakah
terdapat indikasi terjadinya kemungkinan penyimpangan yang
dilakukan oleh manajemen. Hal ini tidak dimaksudkan untuk
mempertanyakan pertimbangan profesional auditor pada
24
tahun Ialu yang dibuat berdasarkan informasi yang tersedia
pada saat itu.
26
Jika auditor mengidentifikasi adanya kesalahan penyajian, baik material
maupun tidak, dan auditor memiliki alasan untuk mempercayai bahwa itu
mungkin merupakan suatu akibat dari kecurangan dan bahwa manajemen
(terutama manajemen senior) terlibat di dalamnya, maka auditor harus
mengevaluasi ulang penilaian risiko kesalahan penyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan dan dampaknya terhadap sifat, saat, dan luas
prosedur audit untuk merespons risiko yang telah ditentukan tersebut.
Auditor juga harus mempertimbangkan apakah keadaan atau kondisi
mengindikasikan adanya kemungkinan kolusi yang melibatkan karyawan,
manajemen, atau pihak ketiga ketika mempertimbangkan kembali keandalan
bukti yang sebelumnya diperoleé h. Implikasi dari kecurangan yang
teridentifikasi tergantung dari kondisi. Sebagai contoh, suatu kecurangan yang
tidak signifikan dapat menjadi signifikan, bila kecurangan tersebut melibatkan
manajemen senior. Dalam kondisi tersebut, keandalan bukti yang diperoleh
sebelumnya dapat dipertanyakan karena mungkin terdapat keraguan terhadap
kelengkapan dan kebenaran representasi yang dibuat serta keaslian catatan
dan dokumentasi akuntansi.
Jika auditor menginformasikan bahwa, atau tidak dapat menyimpulkan
tentang apakah laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian secara
material yang diakibatkan oleh kecurangan, maka auditor harus mengevaluasi
dampaknya terhadap audit. SA 450 dan SA 700 menetapkan ketentuan dan
menyediakan panduan atas evaluasi dan tindak lanjut (disposition) kesalahan
penyajian, serta dampaknya terhadap opini auditor dalam laporan auditor.
27
b. Mempertimbangkan apakah sudah tepat menarik diri dari
perikatan, jika penarikan diri dimungkinkan oleh perundang -
undangan yang berlaku; dan
c. Jika auditor menarik diri dari perikatan, auditor harus:
(i) Membahas dengan tingkat manajemen yang tepat dan pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola tentang penarikan diri
auditor dari perikatan dan alasannya; dan
(ii) Menentukan apakah ada ketentuan profesional atau hukum
untuk melapor kepada individu atau kelompok individu yang
membuat perjanjian audit atau, dalam beberapa kasus, kepada
badan pengatur tentang penarikan diri auditor dari perikatan
dan alasannya.
Contoh kondisi penyimpangan yang dapat terjadi dan dapat
mempertanyakan kemampuan auditor untuk melanjutkan pelaksanaan audit
mencakup:
Entitas tidak melakukan tindakan yang tepat atas kecurangan yang
dipandang perlu oleh auditor dalam kondisi tersebut, bahkan
ketika kecurangan tersebut tidak material terhadap laporan
keuangan.
Pertimbangan auditor atas risiko kesalahan penyajian material
yang diakibatkan oleh kecurangan dan hasil pengujian audit
mengindikasikan risiko signifikan atas kecurangan yang bersifat
material dan berdampak luas.
Auditor memiliki kepedulian signifikan atas kompetensi atau
integritas manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola.
Dikarenakan beragamnya kondisi yang dapat timbul, tidak mungkin untuk
menjelaskan secara pasti kapan waktu yang tepat untuk menarik diri dari
perikatan. Faktor yang memengaruhi kesimpulan auditor mencakup, implikasi
dari keterlibatan anggota manajemen atau yang bertanggung jawab atas tata
kelola ( yang dapat mempengaruhi keandalan representasif manajemen) dan
dampak keberlanjutan hubungan entitas bagi auditor.
Auditor memiliki tanggungjawab profesional dan hukum dalam kondisi
tersebut, dan tanggungjawab tersebut dapat bervariasi menurut yurisdiksi. Di
28
beberapa negara, auditor berhak atas atau diwajibkan untuk membuat suatu
pernyataan atau laporan kepada pihak yang melakukan penunjukan audit, atau
dalam beberapa kasus, kepada badan pengatur. Mengingat sifat kondisi yang
menyimpang dan kebutuhan untuk mempertimbangkan ketentuan hukum,
auditor dapat mempertimbangkan bahwa mencari advis hukum merupakan
hal yang tepat ketika memutuskan apakah akan menarik diri dari perikatan
dan dalam menentukan tindakan yang tepat, termasuk kemungkinan untuk
melaporkannya kepada pemegang saham, regulator, atau pihak lainnya.
Representasi Tertulis
Dikarenakan sifat kecurangan dan kesulitan yang dihadapi oleh auditor dalam
mendeteksi kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang
berasal dari kecurangan, adalah penting bagi auditor untuk mendapatkan
representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola, yang menyatakan bahwa mereka telah
mengungkapkan kepada auditor hal -hal sebagai berikut:
a. Hasil penilaian manajemen Ientang risiko bahwa terdapat kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh
kecurangan, dan
b. Pengetahuan mereka tentang kecurangan yang aktual, diduga atau
dicurigai, yang memengaruhi entitas.
Standar audit (SA 230 39) menegaskan secara Iebih rinci bahwa auditor harus
memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan, pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola bahwa:
a. Mereka menyatakan tanggungjawab mereka untuk merancang,
mengimplementasikan, dan memelihara pengendalian internal untuk
mencegah dan mendeteksi kecurangan;
b. Mereka teIah mengungkapkan kepada auditor, hasil penilaian
manajemen atas risiko Iaporan keuangan mengandung kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan;
c. Mereka teIah mengungkapkan kepada auditor pengetahuan mereka
mengenai kecurangan atau dugaan kecurangan yang memengaruhi
entitas, yang meIibatkan:
29
(i) Manajemen;
(ii) Karyawan yang memiliki peran signifikan dalam pengendalian
InternaI, atau
(iii) Karyawan Iainnya yang bisa membuat kecurangan mungkin
berdampak material terhadap Iaporan keuangan;
d. Mereka telah mengungkapkan kepada auditor pengetahuan mereka
mengenaI adanya dugaan kecurangan, yang berdampak terhadap
laporan keuangan entitas, yang dikomunikasikan oleh karyawan, mantan
karyawan, analis, badan pengatur atau pihak lainnya
31
Jika auditor telah mengidentifikasi atau menduga adanya suatu
kecurangan, maka auditor harus menentukan apakah ada
tanggungjawab auditor untuk melaporkan kejadian atau dugaan
tersebut kepada pihak di luar entitas. Meskipun tugas profesional
auditor untuk menjaga kerahasiaan informasi klien mungkin
menghalangi pelaporan tersebut, tanggungjawab hukum auditor dapat
mengabaikan tugas menjaga kerahasiaan tersebut dalam beberapa
kondisi.
Di beberapa negara, auditor suatu institusi keuangan memiliki
tanggungjawab untuk melaporkan kecurangan kepada badan
pengawas. Seiain itu, di beberapa negara auditor memiliki
tanggungjawab untuk melaporkan kesalahan penyajian kepada badan
yang berwenang atas hal tersebut ketika manajemen dan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola gagal untuk melakukan tindakan
perbaikan.
2.5.3. DOKUMENTASI
Standar audit SA 240. Para. 44-47 mengatur tentang dokumentasi yang
harus dilakukan auditor sehubungan dengan kecurangan.
1. Berkaitan dengan pemahaman auditor atas entitas dan
lingkungannya:
Auditor harus memasukkan hal-hal berikut dalam dokumentasi audit
tentang pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya serta
penilaian risiko kesalahan penyajian material yang disyaratkan oleh SA
315:
a. Keputusan signifikan yang dicapai selama pembahasan di antara
tim perikatan terkait dengan dugaan kesalahan penyajian material
dalam Iaporan keuangan entitas yang diakibatkan oleh kecurangan;
dan
b. Risiko kesalahan penyajian material yang telah diidentifikasi dan
ditentukan yang diakibatkan oIeh kecurangan pada tingkat laporan
keuangan dan asersi.
2. Berkaitan dengan respons auditor atas risiko:
32
Auditor harus memasukkan hal berikut dalam dokumentasi audit
tentang respons auditor atas risiko yang ditentukan atas kesalahan
penyajian material, yang disyaratkan oleh SA 330:
a) Respons keseluruhan terhadap risiko kesalahan penyajian
material yang telah ditentukan yang diakibatkan oleh
kecurangan pada tingkat Iaporan keuangan dan sifat, saat, dan
luas prosedur audit, serta hubungan prosedur tersebut dengan
risiko yang ditentukan atas kesalahan penyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat asersi , dan
b) Hasil pelaksanaan prosedur audit tersebut, termasuk prosedur
audit yang dirancang untuk merespons risiko pengabaian
pengendaiian oleh manajemen.
3. Berkaitan dengan pengomunikasian kecurangan:
Auditor harus memasukkan dalam dokumentasi audit, komunikasi
tentang kecurangan yang telah dilakukan dengan manajemen, pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola badan pengatur, dan pihak-
pihak lainnya.
33
Amerika Serikat menyangkut akun pendapatan dan piutang usaha.
Demikian pula, karena penjualan seringkali dilakukan secara tunai atau
segera bisa dikonversi ke kas maka kas juga sangat rentan terhadap
pencurian.
34
Funding Corp of America yang berlangsung antara tahun 1964 - 1973,
menyangkut penerbitan polis asuransi fiktif, dan melibatkan belasan
orang karyawan. Pelaku kecurangan melibatkan bagian penanganan
arsip untuk menciptakan polis fiktif.
2. Pengakuan pendapatan prematur
Perusahaan sering mempercepat saat pengakuan pendapatan untuk
memenuhi tujuan pencapaian laba atau memenuhi peramalan
penjualan. Pengakuan pendapatan prematur adalah pengajuan
pendapatan sebelum saat pengakuan pendapatan sebagaimana
ditentukan dalam standar akuntansi. Hal ini berbeda dengan
kesalahan pisah batas (cut off error) yaitu karena kurang hati-hati,
transaksi dicatat pada periode yang salah. Bentuk paling sederhana
pengakuan pendapatan prematur adalah penjualan yang seharusnya
dicatat tahun depan tetapi dicatat penjualan periode kini.
Salah satu metoda kecurangan melalui percepatan pendapatan
adalah dengan melanggar aturan akuntansi dengan cara yang disebut
penjualan “bill-and-hold”. Penjualan normalnya diakui pada saat
barang dikirim, tetapi dalam penjualan “bill-and-hold" barang difaktur
sebelum barang tersebut dikirim. Jenis penjualan semacam ini bisa sah
tergantung pada termin dalam perjanjian, tetapi bisa menjadi
melanggar aturan akuntansi apabila tidak memenuhi termin yang
diperjanjikan. Metoda lain adalah dengan cara menerbitkan perjanjian
tambahan untuk memodifikasi syarat dalam transaksi penjualan.
Sebagai contoh, pengakuan pendapatan kemungkinan besar tidak tepat
apabila banyak pelanggar sepakat untuk “membeli” sejumlah besar
persediaan pada akhir tahun, tetapi perjanjian tambahan memberi
persetujuan harga yang lebih menguntungkan pembeli dan retur
barang tak terbatas apabila barang barang tersebut tidak berhasil
dijual oleh si pembeli. Dalam banyak kasus, sebagai akibat atas
persyaratan dalam perjanjian tambahan, transaksi tidak memenuhi
syarat untuk diakui sebagai penjualan menurut standar akuntansi.
3. Manipulasi penyesuaian terhadapp pendapatan
Penyesuian yang paling sering dilakukan terhadap pendapatan
berkaitan dengan retur dan pengurangan harga penjualan. Perusahaan
35
bisa menyembunyikan retur penjualan dari auditor sehingga dapat
menaikkan penjualan bersih dan laba. Apabila barang yang
dikembalikan dihitung sebagai bagian dari persediaan fisik, maka
pengembalian tersebut akan menaikkan laba dalam laporan. Dalam hal
Ini kenaikan aset diakui melalui perhitungan fisik persediaan, tetapi
penurunan dalam akun piutang usaha yang bersangkutan tidak
dilakukan.
Perusahaan bisa juga mengecilkan jumlah beban kerugian
piutang (bad debt expense), karena diperlukan pertimbangan yang
signifikan untuk menentukan jumlah yang benar. Perusahaan bisa
berusaha untuk mengecilkan beban kerugian piutang dengan
mengecilkan cadangan kerugian piutang. Karena besarnya cadangan
yang diperlukan tergantung pada umur piutang usaha sehingga
nampak umurnya lebih pendek dari yang sesungguhnya.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis sering memberi peringatan tentang adanya kecurangan
pendapatan, terutama analisis persentase Iaba kotor dan kecepatan
perputaran (turnover) piutang usaha. Pendapatan fiktif akan menaikkan
besarnya persentase laba kotor, dan pengakuan pendapatan prematur juga
akan menaikkan Iaba kotor apabila harga pokok penjualan yang
bersangkutan tidak diakui. Pendapatan fiktif juga akan menurunkan
kecepatan perputaran piutang usaha, karena pendapatan fiktif juga
dimasukkan ke dalam piutang tak tertagih.
Dalam kecurangan tertentu, manajemen membuat pendapatan fiktif
agar hasil prosedur analitis, misalnya Iaba kotor, sama dengan tahun
sebelumnya. Dalam kecurangan semacam ini, prosedur analitis biasanya
tidak bermanfaat untuk memberi peringatan adanya kecurangan.
36
Ketidakcocokan Dokumen
Transaksi fiktif jarang memiliki bukti dokumen dengan tingkat keabsahan
yang sama dengan transaksi yang sah. Dalam kasus kecurangan ZZZZ Best
yang terkenal, kontrak restorasi bernilai jutaan dollar didukung hanya
dengan satu atau dua halaman perjanjian dan tidak ada dokumen
pendukung detail lainnya, seperti misalnya izin membangun bangunan
(IMB) dari pemerintah yang lazim diperlukan dalam kontrak semacam itu.
Auditor harus waspada dengan tanda-tanda tak lazim dan perubahan
dalam dokumen, dan sebaiknya mengandalkan pada dokumen asli, bukan
pada dokumen duplikat. Karena pelaku kecurangan berusaha untuk
menyembunyikan kecurangan, satu saja transaksi tidak biasa ditemukan
dalam sampel harus dipandang sebagai indikasi potensial kecurangan
yang harus diselidiki.
Penggelapan Penerimaan Menyangkut Pendapatan
Meskipun penggelapan penerimaan kas jarang sematerial kecurangan
pelaporan pendapatan, kecurangan semacam ini bisa sangat berarti bagi
perusahaan karena menimbulkan kerugian aset secara langsung. Suatu
contoh tipikal penggelapan kas adalah dengan tidak mencatat penjualan
atau penyesuaian atas piutang usaha untuk menyembunyikan pencurian.
38
seringkali juga berbentuk barang yang siap untuk dijual, maka persediaan
juga rentan terhadap penggelapan.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis, terutama persentase laba kotor dan kecepatan
perputaran (turnover) persediaan, sering membantu dalam
mengungkapkan kecurangan persediaan. Persediaan fiktif membuat harga
pokok penjualan menjadi lebih rendah, dan akibatnya membuat laba kotor
menjadi lebih tinggi. Persediaan fiktif juga membuat kecepatan perputaran
menjadi lebih rendah.
Aset Tetap
Aset tetap yang pada banyak perusahaan memiliki saldo yang besar, sering
didasarkan pada penilaian yang subyektif. Akibatnya, aset tetap sering
menjadi target manipulasi, terutama pada perusahaan-perusahaan yang
tidak memiliki persediaan atau piutang usaha yang material. Sebagai
contoh perusahaan bisa mengkapitalisasi beban reparasi atau bebas
operasi lainnya sebagai aset tetap. Kecurangan semacam ini mudah
terdeteksi apabila auditor memeriksa bukti pendukung penambahan aset
tetap. Meskipun demikian, kasus - kasus pelaporan keuangan yang
mengandung kecurangan di masa lalu, seperti kasus WorldCom, ternyata
telah melibatkan pengkapitalisasian aset yang tidak tepat.
41
Karena nilainya yang tinggi dan kemudahan untuk dijual, asset tetap
sering menjadi target pencurian. Hal seperti itu terjadi pada aset - aset
tetap yang mudah diangkut (portable) seperti misalnya komputer laptop.
Untuk mengurangi kemungkinan pencurian, jika memungkinkan aset tetap
harus dilindungi secara fisik, diberi label permanen, dan harus diperiksa
keberadaan dan keadaannya secara periodik
Beban Gaji
Gaji jarang merupakan area untuk kecurangan pelaporan keuangan yang
berisiko signifikan. Namun demikian, perusahaan bisa melaporkan
persediaan dan laba bersih dengan jumlah yang lebih tinggi dengan cara
menambahkan beban gaji pada persediaan. Pegawai perusahaan kadang -
kadang juga digunakan untuk mengkonstruksi aset tetap. Dalam situasi
demikian, tambahan beban gaji atau upah bisa dikapitalisasi sebagai aset
tetap. Tunjangan - tunjangan lain yang material bisa juga menjadi sasaran
manipulasi.
Kecurangan gaji yang melibatkan penyalahgunaan aset sering juga
terjadi tetapi jumlahnya biasanya tidak material. Dua area kecurangan
yang sering dijumpai adalah menciptakan karyawan fiktif biasanya
menggelembungkan jam kerja karyawan. Keberadaan karyawan fiktif
biasanya bisa dicegah dengan mengadakan pemisahan antara bagian
sumberdaya manusia dengan fungsi penggajian. Penggelembungan jam
kerja biasanya bisa dicegah dengan menggunakan mesin pencatat kerja
atau pemberian persetujuan atas jam kerja.
42
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Materi Mempertimbangkan eisiko Kecurangan, membahas dua jenis
kecurangan, yaitu :
1. Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan
2. Perlakuan tidak semestinya terhdap asset
Auditor bertanggungjawab untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa
kesalahan penyajian material terdeteksi, baik yang diakibatkan oleh kesalahan
maupun kecurangan. Materi ini jelas menggambarkan cara bagaimana auditor
mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan pada setiap audit
dan mengembangkan respons yang tepat untuk mengidentifikasi risiko
kecurangan, setelah mempertimbangkan efektivitas pengendalian dan
program anti kecurangan yang dibuat manajemen.
Apabila auditor mencurigai adanya kecurangan, auditor harus
mengumpulkan bukti tambahan, seringkali dengan cara meminta keterangann,
dan bertanggungjawab untuk melakukan sejumlah komunikasi tentang
kecurangan yang dicurigai atau terdeteksi dengan manajemen senior dan
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola.
43
DAFAR PUSTAKA
Standar Profesional Akuntan Publik (Standar Audit(SA) 200 sa,pai dengan 720),
disusun oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), edisi tahun 2013, diterbitkan oleh
Salemba Empat, Jakarta
44
LAMPIRAN
1. Yang dimaksud dengan pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan, dan
berikan 2 contoh yang memberi gambaran tentang pelaporan keuangan
mengandung kecurangan
Jawaban:
Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan adalah suatu kesalahan
penyajian atau penghilangan suatu jumlah atau pengungkapan secara disengaja
dengan tujuan untuk menipu pengguna lapkeu.
Contoh: Kapitalisasi asset yang seharusnya diakui sebagai beban, dan
penghilangan jumlah kewajiban perusahaan.
5. Berikan contoh faktor risiko untuk penyalahgunaan asset untuk ketiga kondisi
kecurangan:
Jawaban:
Insentif Peluang Perilaku/Pembenaran
Manajemen atau Keadaan menciptakan Suatu perilaku, karakter,
karyawan yang lain suatu peluang bagi atau perangkat nilai etis
memiliki insentif atau manajemen atau yang memungkinkan
tekanan untuk karyawan untuk manajemen atau karyawan
memperlakukan aset memperlakukan asset dengan sengaja melakukan
tidak semestinya tidak semestinya perbuatan tidak jujur, atau
mereka berada dalam
lingkungan yang memberi
cukup tekanan yang
menyebabkan mereka
membenarkan perbuatan
tidak jujur.
Contoh Faktor Risiko
Kewajiban Adanya kas dalam Tidak peduli dengan
keuangan pribadi jumlah besar atau kebutuhan untuk
menciptakan persediaan yang kecil memonitor atau
tekanan kepada bentuknya tapi mahal mengurangi risiko
mereka yang harganya atau banyak pencurian asset.
Tidak peduli dengan
memiliki akses atas diminta.
Lemahnya pengendalian internal
asset yang rentan
pengendalian internal dengan melanggar
terhadap
atas asset karena pengendalian yang ada
pencurian.
Hubungan yang adanya kelemahan atau gagal untuk
tidak harmonis dalam hal-hal berikut: memperbaiki defisiensi
47
antara manajemen − Pemisahan tugas pengendalian internal
dan karyawan yang atau pemeriksaan yang telah diketahui.
memiliki akses atas independen.
− Daftar pemasok
asset yang rentan
untuk mendeteksi
memotivasi
pemasok yang tidak
karyawan untuk
terotorisasi.
menggelapkan
− Penyaringan calon
asset tersebut.
pegawai yang
Sebagai contoh:
memiliki akses
promosi,
terha-dap asset.
kompensasi, atau − Wajib cuti bagi
penghargaan pegawai yang
lainnya yang tidak memiliki akses
sesuai dengan yang terha-dap asset.
diharapkan.
48
− Mengindikasikan suatu kultur atau lingkungan yang memungkinkan
manajemen membenarkan kecurangan.
Bagaimana manajemen bisa melakukan dan menyembunyikan pelaporan
keuangan yang mengandung kecurangan.
Bagaimana seseorang bisa memperlakukan tidak semestinya terhadap asset
entitas.
Bagaimana auditor bisa merespons terhadap kerentanan kesalahan penyajian
material yang diakibatkan kecurangan.
8. Auditor harus meminta keterangan dari orang-orang dalam perusahaan ketika ia
mengumpulkan informasi untuk menilai kecurangan. Kepada siapa sajakah
auditor harus meminta keterangan untuk tujuan tersebut?
Jawaban:
Meminta Keterangan dari Pihak-pihak Lain dalam Entitas
Meminta Keterangan dari Auditor Internal
Pemahaman tentang Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola
9. Ada 2 komponen professional skeptisisme yaitu, sikap selalu mempertanyakan
dan menilai secara kritis bukti audit dan bagaimanakah kedua komponen tersebut
membantu auditor dalam membedakan antara kesalahan penyajian tidak
disengaja dan kesalahan penyajian yang disengaja
Jawaban:
Sikap selalu mempertanyakan
Diperlukan pertanyaan secara berkelanjutan tentang apakah informasi dan
bukti audit yang telah diperoleh memberi petunjuk bahwa kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan mungkin terjadi. Hal
tersebut meliputi mempertimbangkan keandalan informasi yang akan
digunakan sebagai bukti audit dan pengendalian atas penyiapan dan
pemeliharaannya, jika relevan.
Menilai secara kritis bukti audit
Ketika auditor mengidentifikasi kondisi yang menyebabkan auditor percaya
bahwa sebuah dokumen tidak asli atau hal-hal lain dalam dokumen tersebut
telah dimodifikasi tetapi tidak diungkapkan kepada auditor, maka prosedur
yang mungkin dilaksanakan untuk menginvestigasi lebih lanjut hal tersebut
dapat meliputi:
- Mengonfirmasi secara langsung kepada pihak ketiga.
- Menggunakan tenaga ahli untuk menilai keaslian dokumen.
49
Menentukan Respons Keseluruhan
Merancang dan Melaksanakan Prosedur Audit yang Responsif terhadap
Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material yang Diakibatkan oleh
Kecurangan pada tingkat Asersi
Merancang dan Melaksanakan Prosedur Audit yang Responsif terhadap Risiko
yang Terkait dengan Pengabaian Pengendalian oleh Manajemen
12. Sebutkan 3 teknik utama yang sering digunakan untuk memanipulasi pendapatan
Jawaban:
Ada tiga tipe utama manipulasi pendapatan, yaitu :
(a) Pendapatan Fiktif
Dalam kasus-kasus manipulasi yang dijumpai akhir-akhir ini hampir semua
menyangkut penjualan fiktif, namun sebenarnya hal itu bukan barang baru.
Pelaku kecurangan melibatkan banyak pihak untuk mendukung pendapatan
fiktif.
(b)Pengakuan pendapatan prematur
Pengakuan pendapatan prematur adalah pengakuan pendapatan sebelum saat
pengakuan pendapatan sebagaimana ditentukkan dalam standar akuntansi.
(c) Manipulasi penyesuaian atas
Penyesuaian yang paling sering dilakukan terhadap pendapatan berkaitan
dengan retur dan pengurangan harga pejualan. Perusahaan bisa juga
mengecilkan jumlah beban kerugian piutang karena diperlukan pertimbangan
yang signifikan untuk menentukan jumlah yang benar
50
1. Mendiskusikan temuan tersebut dengan manajemen dan meminta pandangan
manajemen tentang potensi kecurangan dan adanya rancangan pengendalian
untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan penyajian material.
2. Auditor harus mempertimbangkan apakah program anti kecurangan dan
pengendalian tersebut memitigasi risiko kesalahan penyajian material yang
diakibatkan kecurangan yang teridentifikasi atau apakah pengendalian tidak
dapat mengurangi meningkatnya risiko kecurangan. Respons auditor terhadap
risiko kecurangan meliputi hal-hal berikut:
a. Menentukan respon keseluruhan
b. Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsive terhadap
penilaian risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan.
c. Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsive terhadap
risiko yang terkait dengan pengabaian pengendalian oleh manajemen.
51