Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS INDONESIA

MELIHAT HUBUNGAN TERKAIT LITERASI KEUANGAN, HUTANG DAN


TOLERANSI RISIKO TERHADAP KESIAPAN PENSIUN DI INDONESIA

PROPOSAL SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
DEPOK
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

BAB I 3

Latar Belakang 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Perumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.4.1 Manfaat Bagi Dunia Akademis 5
1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat 6
1.5 Cakupan Penelitian 6
1.5.1 Responden Penelitian/Unit Analisis 6
1.5.2 Waktu Penelitian 6
1.5.3 Jangkauan Geografis Penelitian 6
1.6 Sistematika Penulisan 6
BAB II 8
TINJAUAN LITERATUR 8
2.1 Literasi Keuangan 8
2.2 Risiko Konsumen Yang Dirasakan 8
BAB III 10
METODOLOGI PENELITIAN 10
3.1 Desain Penelitian 10
3.2 Data 10
3.3 Metodologi 10
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
Latar Belakang

1.1 Latar Belakang

Motivasi penelitian belum fokus dan belum tajam.


Latar belakang penelitian isinya antara lain: mengapa topik ini penting? Mengapa
penting dilakukan di Indonesia? teori apa yang akan diuji serta hasil penelitian2 sebelumnya,
sehingga diketahui gap/celah penelitian yang akan diisi.Dukung penjelasan dengan data yang
relevan.

Perlu intro terlebih dahulu sebelum masuk ke peran perencanaan pensiun di alinea
berikutnya. Misalnya dengan menjelaskan dan atau memberikan data mengenai trend
persentasi penduduk usia pensiun dari 5-10 tahun terakhir (atau menggunakan dependency
ratio: jumlah individu berusia di atas 65 tahun atau usia pensiun menurut peraturan di
Indonesia per 100 penduduk usia 24-64 thn versi OECD atau versi Indonesia di BPS),
sehingga memberikan gambaran pentingnya perencanaan pensiun. Berikan juga gambaran
dana pensiun di Indonesia, peraturan2nya serta data2 terkini.
Kemudian baru dijelaskan kenapa perlu perencanaan pensiun; serta bagaimana
hubungannya dengan literasi keuangan serta utang dan toleransi terhadap risiko.
Untuk memudahkan tetapkan satu artikel acuan utama dan apa yang akan di”perbaiki’
dari penelitian tersebut (Dengan kata lain apa perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini
dengan yang telah dilakukan sebelumnya).

Perencanaan pensiun dilakukan sebagai suatu cara yang berguna untuk dapat
melindungi kesejahteraan penerima manfaat setelah pensiun. Hal ini sebagai langkah yang
penting dalam kebijakan sosial untuk dapat melawan gelombang kejut dalam ekonomi
sehingga dapat membawa dampak yang positif pada ekonomi makro (Referensi??). Harapan
hidup saat lahir mengalami peningkatan dan hal ini berkebalikan dengan angka kelahiran di
seluruh dunia sehingga pensiun menjadi tantangan yang lebih berat bagi pemerintah.
Faktanya menunjukan angka harapan hidup rata-rata ketika lahir di negara negara OECD,
meningkat 74,6 pada tahun 1990 menjadi 80,6 pada tahun 2018 (OECD,2020)
BPJS Ketenagakerjaan kepada pimpinan perusahaan salah satu kantor
cabangnya menyebutkan perubahan usia pensiun dari 57 tahun menjadi 58 tahun
merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah No. 45/2015 terkait dengan
penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun,mulai 1 Januari 2022 usia pensiun tenaga
kerja berubah menjadi 58 tahun.
Lusardi Dkk. (2020) mengungkapkan bahwa dibandingkan dengan dekade terakhir,
orang tua sekarang lebih rentan memasuki masa pensiun dengan lebih banyak hutang, dengan
informasi yang ada, tidak sulit untuk menyimpulkan bahwa perencanaan pensiun akan
semakin penting bagi perekonomian, dan kesejahteraan penduduk pensiunan. Saat ini,
sebagian besar negara maju memiliki sistem pensiun tiga tingkat.
Untuk membuat perencanaan pensiun tentunya berkaitan dengan literasi keuangan,
menurut Organization for Economic Cooperation and Development. Literasi keuangan adalah
pengetahuan dan pemahaman tentang konsep keuangan, risiko, dan kemampuan, motivasi
dan percaya diri untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman yang bertujuan untuk
membuat keputusan yang efektif di berbagai konteks keuangan untuk meningkatkan financial
well-being dari seorang individu dan masyarakat menghidupkan partisipasi dalam kehidupan
ekonomi (OECD, 2014, p. 33).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membagi tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia
menjadi 4 kategori yaitu well literate, sufficient literate, less literate, dan not literate. Hanya
29.7% penduduk Indonesia yang masuk kategori well literate, yang berarti seseorang sudah
memiliki pengetahuan serta keyakinan terkait lembaga jasa keuangan serta produk jasa
keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa
keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan. Jika
dilihat dari lokasi, Jakarta menempati peringkat pertama indeks literasi keuangan di Indonesia
dengan 40% masyarakat Jakarta sudah well-literate.
Indonesia dipilih menjadi negara studi karena Indonesia mengalami bonus
demografi serta populasi dan persebaran penduduknya yang luas, selama dekade 2010-
2020, laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi, yakni 1,25%. Karena pengetahuan
terkait dengan literasi keuangan tidak selalu menghasilkan tindakan melek finansial
dalam hal perencanaan pensiun maupun kondisi tertentu seperti biasanya, serta
analisis tersebut belum dibuat untuk Indonesia sejauh pengetahuan peneliti, penelitian
ini harus mengisi kesenjangan ini di literatur dengan memberikan wawasan tentang
pengetahuan literasi keuangan, risiko konsumen yang dirasakan dan kepemilikan
perencanaan pensiun di Indonesia untuk dapat membawa perspektif baru tentang
perencanaan pensiun dari populasi pekerja dengan memeriksa persepsi keuangan,
kinerja, dan risiko keseluruhan oleh konsumen dalam konteks ini. (Sumber
Referensinya???)
Lusardi dan Mitchell (2008) mengungkapkan bahwa literasi keuangan sangat penting
untuk kesuksesan pasca-pensiun bagi individu yang bertanggung jawab atas kesejahteraan
finansial mereka sendiri daripada pemberi kerja dan pemerintah. Karena pengetahuan
keuangan sangat mempengaruhi perencanaan pensiun. (Garg dan Singh, 2018)Namun,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa argumen ini bisa salah dalam situasi tertentu.
Pertama, dikatakan bahwa korelasi antara pengetahuan literasi keuangan dan perencanaan
keuangan rendah (Alhenawi dan Elkhal, 2013). Jadi, melek finansial dalam hal pengetahuan
tidak selalu menghasilkan tindakan yang lebih baik atau lebih dalam hal perencanaan pensiun
atau perilaku perencanaan jangka panjang.
Variabel lain dalam penelitian ini utang, toleransi risiko dan kesiapan pensiun. Sebuah
studi di Amerika Serikat mengukur literasi utang sebagai kombinasi pemahaman konsep
keuangan dan atau penilaian diri atas pengetahuan keuangan. Hasilnya menunjukan sepertiga
penduduk yang memahami bunga majemuk dan banyak yang tidak menyadari cara kerja
kartu kredit. Literasi hutang yang lebih rendah dikaitkan dengan biaya kecemasan hutang
yang lebih besar karena individu tidak dapat menilai beban hutang secara memadai (Lusardi
dan Tufano, 2015). Di Indonesia, peningkatan jumlah utang rumah tangga antara lain
disumbang oleh penggunaan kartu kredit dan munculnya inovasi layanan utang berbasis
teknologi melalui produk peer to peer lending berbasis platform fintech . Data CEIC
menunjukkan bahwa pertumbuhan utang rumah tangga selama periode 2015-2018 mengalami
kenaikan sebesar 26 persen. Pada Desember 2018, rasio utang rumah tangga secara konsisten
naik terhadap PDB mencapai 10,27 persen dari level 8 persen pada tahun 2010.
Berdasarkan data Bank Indonesia , tercatat jumlah kartu kredit yang beredar di tahun
2009 sebanyak 12,2 juta kartu kredit. Meski pertumbuhan kartu baru cenderung stagnan pada
beberapa tahun belakangan, namun volume transaksi kartu kredit terus meningkat.
Pembayaran Bank Indonesia mencatat pada tahun 2019 volume transaksi kartu kredit naik 3,2
persen menjadi 349,21 juta transaksi dan nominal transaksi melesat 9 persen menjadi 342,68
triliun rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
Tingginya tingkat inklusi keuangan yang belum diiringi dengan tingkat literasi
membuat sektor rumah tangga rentan terhadap risiko keterlilitan utang. Mengacu kepada
Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) pada 2019, indeks inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 76,19 persen
sedangkan indeks literasi keuangan masih tercatat rendah yaitu 38,03 persen. Akses keuangan
yang semakin mudah dijangkau belum disertai pemahaman dan keterampilan masyarakat
dalam menggunakan produk keuangan. Minimnya literasi keuangan menimbulkan potensi
gagal bayar pasalnya kelompok tersebut cenderung memilih kredit berbiaya tinggi dan
meminjam secara berlebihan akibat ketidakmampuan dalam melakukan penilaian atas risiko
utang (Lusardi & Tufano, 2009; Disney & Gatherhood, 2011; Sevim et al., 2012; Anderloni
& Vandone, 2010). Stabilitas keuangan sistem pensiun dan kehandalannya biasanya
dipertimbangkan dalam kerangka analisis aset dan kewajiban sistem. Namun, pertanyaan
memperkirakan nilai saat ini kewajiban masa depan sistem pensiun tidak kalah menarik.
Dengan menggunakan model alternatif portofolio antarwaktu, mereka menunjukkan
bahwa literasi keuangan yang terakumulasi sejak awal kehidupan secara positif terkait
dengan akumulasi kekayaan dan komposisi portofolio di masa depan. Mereka menemukan
bahwa literasi keuangan yang lebih tinggi mengurangi biaya partisipasi karena peluang yang
lebih tinggi untuk memilih portofolio dengan kinerja yang lebih baik. Penurunan literasi
keuangan dari waktu ke waktu , berarti bahwa kinerja investasi penduduk yang lebih tua
dapat dirugikan pada saat mereka paling membutuhkannya karena kemampuan kerja yang
terbatas dan penurunan kesehatan seiring bertambahnya usia.
Penduduk usia pensiun seiring bertambahnya usia memiliki ketidakmampuan untuk
terus mendapatkan penghasilan sebagai konsekuensi dari penuaan dan keputusan untuk
pensiun meningkatkan kerentanan individu yang lebih tua terhadap konsekuensi dari
keputusan keuangan yang dibuat karena kesalahan (Lusardi, 2012a). Orang tua yang
bergantung pada hutang selama masa pensiun mungkin mengalami kesulitan membayar
kembali kewajiban pinjaman. Sebuah penelitian di AS terhadap individu yang lebih tua
melaporkan utang keseluruhan yang lebih tinggi dikaitkan dengan hipotek yang lebih besar
untuk individu dalam kohort terbaru (Lusardi dkk., 2016).
Kesiapan pensiun didapat dari mayoritas penelitian melaporkan hubungan positif
antara kesiapan pensiun dan literasi keuangan dan akumulasi kekayaan yang lebih besar dan
literasi keuangan namun,Crossan dkk. (2011)melaporkan tidak ada hubungan yang signifikan
antara literasi keuangan dan perencanaan pensiun untuk Selandia Baru. Dalam hal ini
peneliti berfokus dengan tujuan untuk menguji dan mengetahui hubungan antara kesiapan
perencanaan pensiun di Indonesia dan literasi keuangan, utang dan toleransi risiko penduduk
usia pensiun.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah di jelaskan pada bagian sebelumnya sehingga
dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan pendapat terkait perencanaan pensiun yang
berkaitan dengan literasi keuangan, utang maupun tingkat risiko, yang mengatakan bahwa
literasi keuangan sebenarnya memengaruhi cara dalam perencanaan pensiun menjadi lebih
baik dibanding tanpa pengetahuan terkait dengan literasi keuangan. Kemudian utang dengan
tingginya tingkat utang penduduk Indonesia ingin dapat menemukan korelasi serta kesiapan
pensiun penduduk Indonesia. Selain itu berkaitan dengan tingkat risiko apakah penduduk
Indonesia termasuk tipe penduduk dengan berani mengambil resiko investasi yang tinggi
maupun rendah untuk mempersiapkan dana pensiun mereka. Oleh karena itu dengan merujuk
penelitian terdahulu maka rumusan masalah yang diperoleh :
apakah orang Indonesia sudah melek mengenai tingkat literasi keuangan?
Bagaimana pengaruh literasi keuangan terhadap perencanaan pensiun di
Indonesia
1. Bagaimana korelasi terkait literasi keuangan, hutang dan toleransi risiko untuk
warga negara Indonesia ?
2. Bagaimana literasi keuangan mempengaruhi kecemasan terhadap utang serta
toleransi risiko untuk warga negara Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian untuk mengetahui serta menganalisis pertanyaan sebelumnya


yang terdapat pada rumusan masalah, oleh karena itu adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia
terhadap kesiapan perencanaan dalam pensiun.
2. Untuk mengetahui hubungan terkait literasi keuangan, hutang dan toleransi risiko
untuk warga negara Indonesia
3. Untuk mengetahui bagaimana literasi keuangan mempengaruhi kecemasan terhadap
utang serta toleransi risiko untuk warga negara Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti sangat berharap dapat memberikan manfaat bagi dunia akademis maupun
masyarakat sehingga hasil penelitian dapat berguna baik secara teori maupun pengaplikasian
di kehidupan nyata.

1.4.1 Manfaat Bagi Dunia Akademis

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap bahwa hasil temuan dari penelitian
dapat memberikan wawasan bagi peneliti sendiri, peneliti lainnya serta dapat dijadikan
referensi terbaru untuk bidang literasi keuangan serta dana pensiun di Indonesia

1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat

Selain manfaat yang berkaitan dengan teoritis namun penelitian ini diharapkan dapat
membawa hasil temuan yang bisa menjadi acuan maupun pertimbangan masyarakat dalam
merencanakan keuangan pensiun sehingga dapat mengurangi kejut ekonomi di Indonesia

1.5 Cakupan Penelitian

Pada bagian ini cakupan penelitian meliputi unit analisis populasi pekerja yang
berusia lebih dari 18 tahun di Indonesia serta cakupan geografis yang dilakukan oleh peneliti.

1.5.1 Responden Penelitian/Unit Analisis

Unit analisis responden yaitu berupa individu secara spesifik responden berusia lebih
dari 18 tahun. Responden baik pria maupun wanita yang bekerja.

1.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Februari tahun 2022 hingga Mei 2022. Dimana
Februari peneliti melakukan persiapan dalam pembuatan proposal penelitian dilanjutkan
dengan merevisi proposal , dan semuanya dilakukan dengan mengumpulkan terlebih dahulu
studi literatur. Dilanjut dengan penyebaran kuesioner via media sosial (instagram, tiktok,
google form , whatsapp dan line ). Kemudian pengolahan data hasil kuesioner dan
diinterpretasi untuk dapat menarik suatu kesimpulan sebagai hasil akhir dari penelitian dan
terakhir dilanjutkan dengan pembuatan laporan penelitian dan pengujian hasil penelitian.
1.5.3 Jangkauan Geografis Penelitian

Terkait dengan cakupan geografisnya sendiri data dikumpulkan berasal dari


wilayah Indonesia, sebab ingin mengetahui terkait dengan perencanaan pensiun di
suatu negara yang sedang mengalami bonus demografi.

1.6 Sistematika Penulisan

● BAB 1 (Pendahuluan)
Pada bab 1 peneliti menjelaskan terkait latar belakang penelitian, guna
mengetahui alasan maupun fenomena apa yang menyebabkan bahwa penelitian ini
pantas dilakukan, terdapat sub bab rumusan masalah guna mengetahui permasalahan
yang ada, sehingga peneliti dapat menemukan jawaban dari permasalahan tersebut.
Rumusan masalah dituangkan dalam bentuk pertanyaan , pada bab 1 pun menjelaskan
terkait manfaat serta sistem penulisan penelitian, bab ini menjelaskan kerangka dasar
dalam penelitian.
● BAB 2 (Landasan Teori)
Bagian ini menjelaskan teori yang berkaitan dengan penelitian guna mendasari
penelitian dalam memuat hasil temuan sebelumnya yang terkait secara langsung
maupun tidak langsung dengan penelitian ini
● BAB 3 (Metodologi Penelitian)
Pada bagian ini penulis menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam
penelitian ini. Metode tersebut berupa desain penelitian, jenis data yang digunakan,
metode sampling, metode pengumpulan data, model dan hipotesis penelitian, serta
metode pengolahan dan analisis data
● BAB 4 (Analisis dan Pembahasan)
Pada bagian ini penulis menyampaikan hasil pengolahan dan analisis terhadap
data yang telah diteliti, serta pembahasan hasil analisis tersebut untuk menjawab
rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang ada serta melakukan pengujian dari
hipotesis yang ada
● BAB 5 (Kesimpulan dan Saran)
Bagian ini menyajikan kesimpulan dari hasil temuan dalam penelitian dan
saran kepada pihak terkait penelitian. Peneliti juga memberikan catatan atas
kekurangan dalam pelaksanaan penelitian sehingga kekurangan tersebut dapat
diperbaiki dalam penelitian-penelitian mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Türkmen, A., & Kılıç, Y. (2021). What matters for pension planning in Turkey:
Financial literacy or perceived consumer risks? International Journal of Social
Economics, 49(1), 138–151. https://doi.org/10.1108/ijse-03-2021-0140

Zhao, H., & Wang, S. (2021). Optimal Investment and benefit adjustment problem for a
target benefit pension plan with Cobb-Douglas Utility and Epstein-zin recursive utility.
European Journal of Operational Research. https://doi.org/10.1016/j.ejor.2021.11.033
Bab 3 METODE penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian. (n.d.). Retrieved February 27,
2022, from https://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/132944-T+27789-Analisis+faktor-
Metodologi.pdf

BeritaSatu.com. (n.d.). Indonesia Sedang menikmati bonus demografi. beritasatu.com.


Retrieved February 27, 2022, from
https://www.beritasatu.com/ekonomi/740489/indonesia-sedang-menikmati-bonus-
demografi

Badan Pusat Statistik. (n.d.). Retrieved February 27, 2022, from


https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_pub/0000/api_pub/
YW40a21pdTU1cnJxOGt6dm43ZEdoZz09/da_03/1

Gurupendidikan. (n.d.). Home. GuruPendidikan.Com. Retrieved February 27, 2022,


from https://www.gurupendidikan.co.id/metode-penelitian-kuantitatif/

Versi bahasa Indonesia policy brief - responsibank. (n.d.). Retrieved April 1, 2022,
from https://responsibank.id/media/496086/policy-brief-23-ind-risiko-keterlilitan-
utang-rumah-tangga-di-tengah-pandemi-covid-19.pdf

Volkov, I. (2010). Modeling pension reforms and estimating implicit pension debt.
Russian Social Science Review, 51(4), 47–66.
https://doi.org/10.1080/10611428.2010.11065400

Apostolakis, G., Kraanen, F., & van Dijk, G. (2016). Pension beneficiaries’ and fund
managers’ perceptions of responsible investment: A FOCUS Group Study. Corporate
Governance: The International Journal of Business in Society, 16(1), 1–20.
https://doi.org/10.1108/cg-05-2015-0070
Tabel review literatur

Penulis (thn); Judul; Tujuan penelitian; data & variabel penelitian (termasuk country);
metode penelitian; temuan penelitian

Anda mungkin juga menyukai