Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Financial Literacy Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Mini proposal

Mohammad rizqi hisbullah


17080574133

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
S1 Manajemen
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas
limpahan rahmat dan karunia-nya, Penulis dapat menyelesaikan mini
proposal untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian
dengan judul “abcdef” tepat pada waktunya

Dalam penulisan mini proposal penelitian ini, telah banyak pihak terlibat
dalam proses pengerjaannya. Atas dukungan yang telah diberikan,
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Musdholifah, S.E., M.Si.
dan kawan-kawan semua yang tiada bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa mini proposal ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang
membangun sangatlah penulis harapkan demi penyempurnaan mini
proposal ini.

Surabaya, 4 Oktober 2019

Penulis

II
DAFTAR ISI
Halaman Sampul………………………………………………………….I
Kata Pengantar…………………………………………………………II
Daftar Isi………………………………………………………………….III
Bab I Pendahuluan………………………………………………………..1
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Bab II Kajian Pustaka
A. Landasan Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian
A. Jenis penelitian
B. Teknik Pengumpulan Data
C. Variabel penelitian dan definisi operasional

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menghadapi kondisi ekonomi indonesia yang dinamis,


diperlukan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan ekonomi,
khususnya sektor keuangan. Wujud keterlibatan masyarakat adalah
pemanfaatan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan dalam rangka mencapai kesejahteraan serta dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut OJK (2016),
pertumbuhan ekonomi perlu ditopang oleh tingkat literasi keuangan
masyarakat. Masyarakat yang melek keuangan akan lebih mudah
memahami dan mengerti mengenai sektor jasa keuangan yang
akhirnya akan bermuara pada pemanfaatan produk dan layanan jasa
keuangan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan serta
segala resikonya.

Penggalakan literasi keuangan dewasa ini oleh Pemerintah yang


diinisiasi mulainya era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada
tahun 2013 silam membuat pemahaman akan pentingnya financial
literacy menjadi meningkat. Hal ini terbukti dari data diagram di
bawah yang menunjukkan peningkatan tingkat financial literacy dari
tahun 2013 yakni 21,8% ke tahun 2016 yakni 29,7%. (OJK, 2016)

1
Tak ayal dengan peningkatan literasi keuangan, pemberdayaan
konsumen diyakini akan mencapai upaya stabilitas keuangan,
peningkatan stabilitas sistem keuangan, peningkatan kesejahteraan
masyarakat, dan pembangunan yang lebih inklusif. (OJK, 2016)

Menurut penelitian Ida Bagus Anom Purbawangsa (2018)


Financiala literacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perilaku keputusan investasi. Artinya, masyarakat yang memiliki
tingkat financial literacy yang baik akan memiliki keputusan
investasi yang baik. Jika keputusan investasi yang diambil baik maka
besar kemungkinan akan menghasilkan hasil yang baik.

Jika kita tinjau dari pendekatan perekonomian dua sektor


menurut Sadono sukirno (2013) yakni pendapatan nasional terdiri
atas konsumsi dan investasi. Artinya, pendapatan nasional
berbanding lurus dengan investasi yang dapat dinotasikan secara
matematis sebagai berikut :

f ( Y ) =f ( C , I )

Dapat kita hubungkan bahwa ketika masyarakat memiliki


keputusan investasi yang baik dan menghasilkan sinyal baik dalam
hasil investasi, maka pendapatan nasional akan terimbas naik.

Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (2016), financial


literacy terdiri atas banyak aspek yang berimplikasi pada
terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Salah satu diantaranya yang
menjadi fokus penelitian kali ini adalah Pengetahuan masyarakat
mengenai sektor jasa keuangan.

Namun temuan data dari BPS membuktikan hal lain dari


Peningkatan financial literacy terhadap pertumbuhan ekonomi
indonesia.

Tahun Pertumbuhan
2013 5,78 %
2014 5,02 %
2015 4,79 %
2016 5,02 %
(Sumber : BPS, 2016)

2
Dari data diatas bisa didapat data pada tahun 2013 tingkat
pertumbuhan ekonomi pada 5,78 % dengan tingkat financial literacy
sejumlah 21,8 % kemudian pada tahun 2016 tingkat pertumbuhan
ekonomi terpantau lesu pada 5,02 % dengan tingkat financial literacy
sebesar 29,7 %

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan melakukan


penelitian tentang financial literacy dimana pengaruh pengatahuan
mengenai lembaga jasa keuangan, pengetahuan mengenai produk
dan layanan jasa keuangan, pengetahuan mengenai karateristik
produk dan layanan jasa keuangan, keterampilan keuangan
masyarakat indonesia,dan keyakinan masyarakat terhadap lembaga
jasa keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalah di atas, rumusan masalah yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah :

1. Apakah pengetahuan mengenai lembaga jasa keuangan


berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi ?
2. Apakah pengetahuan mengenai produk dan layanan jasa keuangan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi ?
3. Apakah pengetahuan mengenai karateristik produk dan layanan
jasa keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi ?
4. Apakah keterampilan keuangan masyarakat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi ?
5. Apakah keyakinan masyarakat terhadap lembaga jasa keuangan
berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah


dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengetahuan mengenai lembaga jasa keuangan


terhadap pertumbuhan perekonomian.
2. Menganalisis pengetahuan mengenai produk dan layanan jasa
keuangan terhadap pertumbuhan perekonomian.
3. Menganalisis pengetahuan mengenai karateristik produk dan
layanan jasa keuangan terhadap pertumbuhan perekonomian.
4. Menganalisis keterampilan keuangan masyarakat terhadap

3
pertumbuhan prekonomian.
5. Menganalisis keyakinan masyarakat terhadap lembaga jasa
keuangan terhadap pertumbuhan perekonomian.

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis

Hasil penulisasn penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur


dan dijadikan acuan dalam peningkatan financial literacy demi
peningkatan pertumbuhan perekonomian negara ke arah yang
lebih baik lagi.

2. Manfaat praktis
a. Bagi pemerintah
Penulisan penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
bahan evaluasi, pengembangan dan pelatihan serta bahan kajian
pemerintah dalam mengambil keputusan untuk kebaikan serta
keberlangsungan pertumbuhan perekonomian negara.
b. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan atau bahan diskusi
untuk memantapkan studi terkait dengan topik ekonomi makro
maupun keuangan.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti
selanjutnya dalam pengembangan tentang topik literasi keuangan
maupun ekonomi makro.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Financial literacy
Menurut OJK, (2016) literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitasa untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan, dan
keterampilan konsumen serta masyarakat luas sehingga mereka
mampu mengolah keuangan dengan baik. Pengertian sebelumnya
mengalami penyempurnaan sehingga didefinisikan menjadi
pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap
dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan
(OJK, 2017).
Menurut Ida bagus anom purbawangsa, (2018) Literasi keuangan
didefinisikan sebagai sebuah kemampuan seseorang dalam membuat
keputusan yang efektif berhubungan dengan keuangan. Literasi
keuangan membantu individu terhindar dari masalah keuangan
terutama yang terjadi akibat kesalahan pengelolaan keuangan. Literasi
keuangan bagi individu tidak hanya sebatas pengetahuan saja, namun
dapat membuat individu lebih cerdas dan bijaksana dalam mengelola
aset yang dimiliki serta dapat memberikan timbal-balik yang
bermanfaat dalam mendukung keuangan individu jangka pendek
maupun panjang.
Menurut OJK, (2016), literasi keuangan tidak hanya sebatas
pengertian pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan akan lembaga,
produk, dan layanan jasa keuangan semata, namun sikap dan
perilaku pun dapat memberikan pengaruh dalam meningkatkan
literasi keuangan yang selanjutnya dapat mendorong terwujudnya
kesejahteraan masyarakat. Pintu pertama yang harus diperhatikan
dalam mendukung financial literacy yang baik adalah pengetahuan
mengenai lembaga jasa keuangan yang terdiri dari perbankan,
asuransi, pasar modal, lembaga pembiayaan, dana pensiun,
pegadaian, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Pentingnya
mengetahui kelembagaan industri jasa keuangan adalah terkait
dengan bagaimana masyarakat dapat mengakses atau memanfaatkan
produk dan layanan jasa keuangan tersebut. Selain itu, masyarakat
diharapkan dapat membedakan jenis lembaga jasa keuangan formal

5
dan informal serta sekaligus melakukan identifikasi lembaga jasa
keuangan yang berizin maupun tidak.
Langkah kedua yakni setelah mengenal kelembagaan industri jasa
keuangan adalah mengetahui prodyk dan layanan jasa keuangan
yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan. Produk tabungan
merupakan produk paling luas dan paling banyak diketahui
masyarakat. Selanjutnya adalah karateristik produk dan layanan jasa
keuangan. Karateristik dari produk dan layanan jasa keuangan
meliputi manfaat, resiko, fitur, cara memperoleh, biaya, denda, hak
dan kewajiban dari suatu prodyk dan layanan jasa keuangan. Hal ini
diperlukan agar masyarakat dapat memilih dan memanfaatkan
produk dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan masing-masing. Langkah keempat yakni mengenai
keterampilan keuangan. Pengetahuan yang dimiliki masyarakat
perihal keuangan perlu disempurnakan dengan kemampuan dalam
melakukan perhitungan sederhana mengenai produk layanan
keuangan. Kelima, sebelum akhirnya memilih untuk menggunakan
layanan dari industri jasa dan keuangan, masyarakat perlu memiliki
keyakinan terhadap lembaga jasa keuangan sebagai perusahaan yang
menawarkan produk dan jasanya. (OJK, 2016)
2. Perekonomian Dua Sektor
Menurut Sadono Sukirno, (2013), dalam perekonomian dua
sektor, pendapatan nasional disusun atas unsur konsumsi dan
investasi. Penyusun konsumsi dalam hal ini adalah dari Rumah
tangga dan industri. Kemudian Investasi yang juga berada pada garis
yang sama dengan pendapatan nasional memiliki hubungan searah.
Maka, peningkatan pada investasi akan mempengaruhi pendapatan
nasional.
3. Gross National Product
Gross National Product (GNP) disusun atas semua pendapatan
nasional dari sektor manapun dengan batasan pendapatan diperoleh
dari produk nasional dimanapun itu berada. Dalam hal ini, apapun
jenis pendapatannya, dimanapun letaknya, dan produk dari
Indonesia, akan dikalkulasikan kedalam GNP.
a. Pengaruh antar variabel

1. Pengaruh faktor Literasi keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi

6
Beberapa penelitian telah menghubungkan bahwa pengetahuan
mengenai lembaga jasa keuangan memengaruhi keputusan
masyarakat dalam berinvestasi atau dengan bahasa lain pengetahuan
meningkatkan financial literacy yang berimplikasi pada keputusan
investasi. Pengetahuan masyarakat mengenai produk dan layanan
jasa keuangan menyebabkan pertimbangan dari masyarakat menjadi
semakin matang dan peningkatan positif tingkat financial literacy. Hal
ini pula berimplikasi pada keputusan investasi yang semakin baik.
Ketika keputusan investasi menjadi tepat, akan mendongkrak
pendapatan nasional juga pada akhirnya. Pengetahuan masyarakat
mengenai ikarateristik produk dan layanan jasa keuangan menjadikan
masyarakat teredukasi mengenai seluk beluk dari produk yang
mereka hendak gunakan. Resiko, manfaat, fitur, cara, biaya, denda,
dan lainnya. Didukung pula dengan keterampilan keuangan dari
masyarakat seperti menghitung bunga, denda, angsuran, ataupun
pinjaman. Hal diatas akan semakin mendukung pemahaman
mengenai financial literacy yang juga mendukung keputusan
investasi yang baik. Terakhir, semua pemahaman mengenai produk
dan layanan akan sia sia jika keyakinan masyarakat tidak berbanding
lurus dengan pemahaman mereka.

Maka dari itu, dengan total 5 variabel yang ada, masing masing
memiliki hubungan terkait dengan keputusan investasi yang
menghasilkan peningkatan pendapatan nasional yang kemudian
berimplikasi pada pertumbuhan perekonomian.

7
b. Hasil penelitian terdahulu

Variabel
Nama
Judul
No Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian Variabel Variabel
(Tahun)
Dependen Independen
1 IGA Pengaruh Keputusan Literasi S+ Variabel variabel
Mertha Literasi Investasi Keuangan Literasi Masa
Dewi dan keuangan, keuangan bekerja
Ida Bagus pendapatan dan
Anom serta masa Pendapatan S+ keputusan
Purbawan bekerja investasi
gsa terhadap  
perilaku masa bekerja NS
keputusan
investasi
 

8
c. Kerangka berpikir

Financial literacy atau melek keuangan merupakan penyusun


keputusan dari masing-masing individu untuk melakukan investasi.
Ketika pertimbangan yang berupa investasi sudahlah matang, maka
keputusan investasi akan berdampak baik. Jika dihubungkan,
investasi merupakan penyusun dari pendapatan nasional. Pendapatan
nasional sendiri terdiri atas dua hal yakni konsumsi dan investasi

Pendapatan nasional bisa ditarik garis ke Gross national produk


atau produk nasional bruto atau pertumbuhan ekonomi. Jadi, melek
keuangan akan memengaruhi keputusan investasi yang juga
berimplikasi pada peningkatan pendapatan nasional. Dari
pendapatan nasional berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Financial Literacy

Keputusan Investasi

Pendapatan Nasional

Pertumbuhan Nasional

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir


d. Hipotesis penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan
teori, penelitian terdahulu, pengaruh antar variabel, dan kerangka
berpikir, maka hipotesis penelitian disusun sebagai berikut :
1. H1 : Pengetahuan mengenai lembaga jasa keuangan berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi.
2. H2 : Pengetahuan mengenai produk dan layanan jasa keuangan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
3. H3 : Pengetahuan mengenai karateristik produk dan layanan jasa
keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
4. H4 : Keterampilan keuangan masyarakat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi.
5. H5 : Keyakinan masyarakat terhadap lembaga jasa keuangan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

9
10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Secara luas konsep penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu
penelitian eksploratif dan konklusif (Malhotra, 2017:90). Penelitian
eksploratif bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman
serta mendefinisikan masalah secara akurat, dan memperoleh
wawasan atau informasi mengenai masalah yang dihadapi peneliti,
sedangkan penelitian konklusif adalah penelitian yang bertujuan
untuk menguji suatu dugaan secara mendetail dan menguji hubungan
tertentu secara spesifik. Menurut Malhotra, (2017:90) penelitian
konklusif dibagi menjadi dua, yaitu penelitian deskriptif dan
penelitian kausal. Dalam penelitian ini merupakan penelitian kausal,
karena memiliki fungsi untuk mendapatkan hubungan sebab dan
akibat untuk mencari bukti ada tidaknya pengaruh hubungan variabel
independen yakni financial literacy terhadap variabel dependen yaitu
pertumbuhan ekonomi.

B. Sumber Data Dan Data Penelitian


1. Jenis Sumber Penelitian
Sumber data dibedakan menjadi dua, yakni data primer dan
data sekunder. Data sekunder adalah data yang digunakan atau
diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya, sedangkan
data primer adalah data yang diperoleh dari reponden secara
langsung. (Soeratno dan Arsyad, 2003:76). Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
diperoleh peneliti dari OJK.
2. Data Penelitian
i. Sampel Dan Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2017:81). Menurut, Sugiyono,
(2017:81), untuk penentuan jumlah sampel minimum adalah
dengan analisis multivariat.
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.
Dalam Sugiyono, (2017:81) teknik sampling dibedakan menjadi
dua, yaitu Probability sampling dan Non probability sampling.
Teknik probability sampling merupakan teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur. Teknik sampel ini, meliputi simple random sampling,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified

11
random sampling, dan sampling area (Sugiyono, 2017:82). Dalam
penelitian ini menggunakan teknik sampling proportionate
stratified random sampling. Teknik ini digunakan karena populasi
bersifat heterogen dan berstrata dengan jumlah yang hampir
seimbang pada tiap kelompok populasi (Sugiyono, 2017:82).

ii. Teknik Pengumpulan Data


Dalam sebuah penelitian teknik pengumpulan data adalah
langkah paling strategis, karena tujuan utama dari penelitian
adalah memperoleh data (Sugiyono, 2017:224). Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data melalui mekanisme
data sekunder yakni data dari OJK.

iii. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional


1. Variabel penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut dan ditarik sebuah kesimpulan. Dalam penelitian
ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi
akhibat adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini,
variabel dependen adalah Pertumbuhan ekonomi.
b. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel bebas yang
memengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini,
variabel bebas adalah financial literacy.
2. Definisi Operasional
a. Financial literacy
b. Keputusan Investasi
c. Pendapatan Nasional

12

Anda mungkin juga menyukai