Anda di halaman 1dari 56

1

PENGARUH SUKU BUNGA, DANA PIHAK KETIGA DAN


PEMBIAYAAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO DI
INDONESIA PERIODE 2005-2020

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan


Memenuhi Syarat-syarat Guna memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

SISKA RAMADHANI
NIM.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE-ACEH
2021
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kepada kita semua berupa

kesehatan, kekuatan serta ilmu pengetahuan sehingga penulisan skripsi ini yang

berjudul “Pengaruh Suku Bunga, Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan

Terhadap Produk Domestik Bruto di Indonesia”, dapat diselesaikan dengan

baik dan tepat pada waktunya, untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh. Selawat

dan salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah

membawa kita dari alam jahiliyah yang penuh dengan kebodohan ke alam yang

berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan

saran-saran dari pihak manapun yang sifatnya membangun guna kesempurnaan

penyusunan skripsi ini.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM selaku Rektor Universitas

Malikussaleh.
ii

2. Bapak Dr. Hendra Raza, S.E., M.Si, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Malikussaleh.

3. Bapak Mukhlis Muhammad Nur, Lc, MA dan Munardi, SE., M.Ec selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Universitas

Malikussaleh.

4. Bapak Rani Puspita Ningrum, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan proposal skripsi ini

5. Bapak Nazli Hasan, Lc, MA selaku dosen Laboratorium Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh.

6. Kepada ayahanda dan ibunda yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik

dan membimbing serta melimpahkan curahan kasih sayangnya kepada

peneliti sehingga berkat dorongan dan doanya pulalah akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini

7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi beserta karyawan dan karyawati

8. Perpustakaan Universitas Malikussaleh, serta semua rekan-rekan

seperjuangan pada Fakultas Ekonomi yang tidak mungkin penulis sebutkan

satu persatu disini, yang telah memberikan dorongan semangat dan

bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk sahabatku serta teman-teman yang lain juga, yang setia membantu dan

memberikan semangat serta yang selalu ada disaat suka maupun duka, terima

kasih atas kebersamaan kita yang tak mungkin terlupakan dan terima kasih

atas bantuan dan dorongan kalian yang selalu mendukung peneliti untuk

menyelesaikan skripsi ini.


iii

Semoga rahmat dan hidayah serta lindungan-Nya senantiasa dilimpahkan

kepada kita semua, selaku orang-orang yang selalu ingin mencari kehidupan yang

lebih baik di dunia dan di akhirat. Kepada-Mu kami menyerahkan diri dan

keampunan-Mu kami harapkan, semoga tulisan ini bermanfaat dan berguna. Amin

Ya Rabbal`alamin...

Lhokseumawe, 05 Maret 2020


Penulis

SISKA RAMADHANI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perencanaan pembangunan ekonomi merupakan sarana utama ke arah

tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan perencanaan

pembangunan ekonomi suatu negara dapat menentukan serangkaian sasaran

ekonomi secara kuantitatif dalam periode tertentu. Melalui perencanaan

pembangunan suatu negara dapat memobilisasi sumber daya yang terbatas untuk

memperoleh hasil yang optimal dengan lancar, progresif dan seimbang. Dalam

analisis makro ekonomi tingkat pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai suatu

Negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai dalam

tahun tertentu.

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah pendapatan total dan pengeluaran

total nasional atas output barang dan jasa dalam periode tertentu. PDB

menunjukkan jumlah produksi baik barang atau jasa yang telah dihasilkan oleh

unit produksi di suatu daerah pada saat tertentu. PDB juga bisa dijadikan sebagai

alat ukur dari pertumbuhan ekonomi suatu negara. PDB dikatakan sebagai

indikator ekonomi suatu negara untuk mengukur jumlah total nilai produksi

dimana jumlah total ini dihasilkan oleh semua orang atau perusahaan baik yang

dimiliki oleh lokal atau asing di suatu negara. Peningkatan PDB dapat dilakukan

dengan berbagai cara diantaranya melalui investasi dan tabungan.

Meningkatnya PDB dalam suatu daerah akan mendorong peningkatan

pertumbuhan ekonomi serta penerimaan yang besar dalam masyarakat, dengan

1
2

meningkatnya PDB maka pihak perbankan akan menentukan tingkat suku bunga

yang sesuai kepada nasabah,, Peningkatan PDB juga menunjukkan bahwa

pendapatan dalam masyarakat meningkat sehingga masyarakat akan memilih

untuk menyimpan dana pada perbankan yang diakui sebagai dana pihak ketiga.

PDB dapat mencerminkan kinerja ekonomi, sehingga semakin tinggi PDB sebuah

negara, dapat dikatakan semakin bagus pula kinerja ekonomi di Negara tersebut.

Begitu pentingnya peran PDB di dalam suatu perekonomian, maka perlu kiranya

untuk menganalisa faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi PDB.

Dalam penelitian ini menggunakan tiga faktor diantaranya suku bunga,

dana pihak ketiga dan pembiayaan. Suku bunga adalah harga dari penggunaan

uang atau bisa juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka

waktu tertentu. Suku bunga merupakan pembayaran bunga tahunan dari suatu

pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah

bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Perlambang

(2017), menyebutkan fluktuasi tingkat suku bunga yang terjadi akan mempunyai

implikasi yang penting terhadap sektor riil maupun sektor moneter dalam

perekonomian. Suku bunga merupakan salah satu indikator moneter yang

mempunyai pengaruh terhadap produk domestic bruto.

Selain suku bunga, dana pihak ketiga juga mempengaruhi produk domestic

bruto. Perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi (perantara) antara

masyarakat yang kelebihan dana dan masyarakat yang kekurangan dana memiliki

pengaruh sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Dana pihak ketiga yang

diperoleh perbankan syariah disalurkan kepada masyarakat yang kekurangan dana


3

dan membutuhkan dana baik untuk kegiatan usaha yang produktif, keperluan

konsumtif, dan keperluan lainnya yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan

menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat ini tentunya

menggerakkan kehidupan perekonomian masyarakat dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat serta dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

Indonesia.

Dalam upaya pembangunan ekonomi peran perbankan syariah sangat

penting. Salah satunya pembiayaan bank syariah pada sektor riil guna

meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Pembiayaan perbankan

syariah yang dialokasikan pada sektor ekonomi antara lain sektor pertanian,

perburuan, dan sarana pertanian, sektor pertambangan, sektor industri, sektor

listrik, gas, dan air, sektor kontruksi, sektor perdagangan, restoran, dan hotel,

sektor pengangkutan, pergudangan, sektor jasa dunia usaha, sektor jasa

sosial/masyarakat dan lain-lain. Kenaikan permintaan pembiayaan, baik

pembiayaan konsumtif, modal kerja dan investasi akan meningkatkan dan

mendorong daya beli serta meningkatkan investasi, dengan meningkatkan

pembiayaan maka akan menambah ruang gerak masyarakay dalam menghasilkan

produksi.

Atika, (2017), menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara

pembiayaan terhadap PDB dan terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat

bagi hasil terhadap PDB, sementara Susilo dan Ratnawati, (2015), pembiayaan

bank syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto

(PDB) sektoral. Lebih lanjut Hidayat dan Irwansyah (2020), menyimpulkan dana
4

pihak ketiga perbankan syariah berpengaruh signifikan terhadap variabel produk

domestik bruto (PDB) dan variabel pembiayaan perbankan syariah tidak

berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel produk domestik bruto (PDB).

Berdasarkan beberapa research sebelumnya menunjukkan bahwa hasil

penelitian yang kontradiktif sehingga penulis tertarik untuk mengkaji ulang

penelitian dengan judul “Pengaruh Suku Bunga, Dana Pihak Ketiga dan

Pembiayaan Terhadap Produk Domestik Bruto di Indonesia“

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah suku bunga berpengaruh terhadap produk domestic bruto di

Indonesia ?

2. Apakah dana pihak ketiga berpengaruh terhadap produk domestic bruto di

Indonesia ?

3. Apakah pembiayaan berpengaruh terhadap produk domestic bruto di

Indonesia ?

3.1. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas yang

menjadi tujuan penelitian dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap produk domestic bruto di

Indonesia.
5

2. Untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap produk domestic

bruto di Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan terhadap produk domestic bruto di

Indonesia.

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masing-masing

pihak sebagai berikut:

1. Bagi Akademik

Bagi akademisi penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

a) Mampu memberikan referensi bagi peneliti berikutnya terhadap masalah

yang sama.

b) Mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan sampai

sejauh mana teori-teori yang sudah ditetapkan sehingga hal-hal yang masih

dirasa kurang dapat diperbaiki.

2. Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat

bagi perbankan syariah, baik berupa masukan ataupun pertimbangan terkait

dengan pengaruh suku bunga, dana pihak ketiga dan pembiayaan terhadap produk

domestic bruto.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB)

Menurut Tarigan (2007) PDB adalah jumlah nilai tambah yang timbul dari

seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Hasil

perhitungan PDB disajikan dalam dua bentuk yaitu atas dasar harga berlaku dan

atas dasar harga konstan. PDB atas dasar harga berlaku masih dipengaruhi oleh

faktor inflasi (fluktuasi harga), sedangkan PDB atas dasar harga konstan, faktor

inflasi tersebut sudah dihilangkan. Dengan demikian PDB atas dasar harga

konstan benar-benar menggambarkan perkembangan pendapatan riil tanpa

dipengaruhi kenaikan harga.

Metode perhitungan PDB pada dasarnya dibagi dua yaitu metode langsung

dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah perhitungan dengan

menggunakan data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan

digali dari sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Metode langsung dapat

dilakukan dengan tiga cara (Tarigan, 2007):

1. Pendekatan produksi, yaitu penghitungan nilai tambah barang dan jasa yang

diproduksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara mengurangkan

biaya antara dari total nilai produksi subsektor tersebut.


7

2. Pendekatan pendapatan, yaitu nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi

dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu

upah dan gaji dan surplus usaha.

3. Pendekatan pengeluaran, yaitu dengan menjumlahkan nilai penggunaan akhir

dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri.

BPS (2010) dalam perhitungan PDB kegiatan ekonomi atau lapangan

usaha dapat dirinci menjadi:

1. Pertanian

Pendekatan yang digunakan dalam memperkirakan nilai tambah sektor

pertanian adalah melalui pendekatan dari sudut produksi, pendekatan ini

didasarkan pada pertimbangan tersedianya data produksi dan harga untuk

masing-masing komoditi pertanian. Subsektor dari pertanian meliputi: tanaman

bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasilnya, kehutanan,

perikanan, dan jasa pertanian.

2. Pertambangan dan penggalian

Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam sektor pertambangan dan

penggalian dikelompokkan dalam tiga sektor, yaitu: pertambangan minyak dan

gas bumi (migas), pertambangan tanpa migas, dan penggalian.

3. Industri pengolahan

Industri pengolahan dibedakan atas dua kelompok besar yaitu industri

pengolahan minyak bumi dan gas (migas), dan industri pengolahan tanpa

migas yang meliputi industri besar dan sedang, industri kecil dan kerajinan

rumah tangga.
8

4. Listrik dan air minum

Kegiatan ini mencakup pembangkit dan penyaluran tenaga listrik, baik yang

diselenggarakan oleh perusahaan umum listrik negara (PLN) maupun oleh

perusahaan Non-PLN seperti pembangkit listrik oleh perusahaan pemerintah

daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun

perusahaan) dengan tujuan untuk di jual. Sedangkan kegiatan subsektor air

minum/air bersih mencakup proses pembersihan, pemurnian dan proses

kimiawi lainnya.

5. Bangunan

Kegiatan subsektor bangunan terdiri dari bermacam-macam kegiatan meliputi

pembuatan, pembangunan pemasangan dan perbaikan (berat maupun ringan)

semua jenis kontruksi yang keseluruhan kegiatan sesuai dengan rincian

menurut KBLI.

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Kegiatan yang dicakup dalam subsekktor perdagangan meliputi kegiatan

membeli dan menjual barang baik barang baru maupun barang bekas dan dapat

dikelompokan dalam dua jenis kegiatan, yaitu pedagang besar dan pedagang

eceran. Subsektor Hotel mencakup kegiatan penyediaan akumodasi yang

digunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan. Yang

dimaksud akumodasi disini adalah hotel berbintang maupun tidak berbintang,

serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen,

motel dan sejenisnya. Kegiatan subsektor restoran mencakup usaha penyediaan

makanan dan minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat


9

penjualan, seperti rumah makan, warung nasi, warung kopi, katering dan

kantin.

7. Pengangkutan dan Komunikasi

Subsektor pengangkutan terdiri atas angkutan jalan raya; angkutan sungai;

danau dan penyeberangan; angkutan laut; angkutan udara; dan jasa penunjang

angkutan. Kegiatan pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan penumpang

dan barang dari suatu tempat ketempat lainnya dengan mengunakan alat angkut

atau kendaraan, baik bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan jasa

penunjang angkutan mencakup kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan

pengangkutan seperti terminal, pelabuhan, dan pergudangan.

Subsektor komunikasi terdiri dari kegiatan Pos Dan Giro, Telekomunikasi, dan

Jasa Penunjang Komunikasi. Pos dan Giro mencakup kegiatan pemberian jasa

kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel dan paket pos yang

diusahakan oleh perum Pos dan Giro. Kegiatan komunikasi meliputi pemberian

jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telegram, telepon

dan telex yang diusahakan oleh perusahaan seperti PT Telkom dan PT Indosat.

Jasa penunjang komunikasi meliputi kegiatan lainnya yang menunjang

komunikasi seperti warung telekomunikasi (wartel), radio panggil (pager), dan

telepon seluler (ponsel).

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

Subsektor keuangan terdiri dari bank, dan lembaga keuangan tanpa bank

(usaha jasa asuransi, dana pensiun, pengadaian, dan lembaga pembiayaan).

Subsektor persewaan meliputi usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang
10

menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal seperti

perkantoran serta usaha persewaan tanah pensil. Subsektor jasa perusahaan

terdiri dari jasa hukum (advokat/pengacara, notaris); jasa akuntansi dan

pembukuan; jasa pengolahan dan jasa penyadian data; jasa bangunan, arsitek

dan tehnik; jasa periklanan dan riset pemasaran; dan jasa persewaan mesin dan

peralatan.

9. Jasa-jasa

Didalam sektor jasa-jasa terdiri atas subsektor pemerintahan umum dan

pertahanan, dan subsektor swata. Jasa pemerintahan pada prinsipnya terbagi

dua yakni pertama pelayanan dari pemerintahan departemen dan pertahanan,

kedua pelayanan yang diberikan oleh badan-badan dibawah departemen

tersebut, pelayanan yang kedua ini disebut jasa pemerintahan lainnya.

Subsektor swasta terdiri atas jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan

rekreasi, serta jasa perorangan dan rumah tangga.

Menurut BPS, cara penyajian Produk Domestik Bruto disusun dalam dua

bentuk, yaitu:

a) Produk Domestik Bruto atas dasar harga konstan Jumlah nilai produksi

atau pengeluaran atau pendapatan yang dihitung menurut harga tetap.

Dengan cara menilai kembali atau mendefinisikan berdasarkan harga-

harga pada tingkat dasar dengan menggunakan indeks harga konsumen.

Dari perhitungan ini tercermin tingkat kegiatan ekonomi yang sebenarnya

melalui PDB riilnya.


11

b) Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku Jumlah nilai tambah

bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah.

Yang dimaksud nilai tambah yaitu nilai yang ditambahkan kepada barang

dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai

input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut

sertanya faktor produksi dalam proses produksi.

Berdasarkan literatur di atas maka dapat disimpulkan bahwa PDB adalah

jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari semua kegiatan

perekonomian diseluruh wilayah dalam periode tahun tertentu yang pada umumnya

dalam waktu satu tahun.

2.1.2 Suku Bunga

2.1.2.1 Pengertian Suku Bunga

Menurut Sunariyah (2006), suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku

bunga dinyatakan sebagai presentase uang pokok unit waktu. Menurut Kasmir

(2005), SBI merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI).

Nopirin (2000), mendefinisikan suku bunga adalah biaya yang harus dibayar

oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi

pinjaman atas investasinya. Laksmono (2001), nilai suku bunga domestik di

Indonesia sangat terkait dengan tingkat suku bunga internasional . Hal ini

disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan

internasional serta kebijakan nilai tukar mata uang yang kurang fleksibel.
12

Menurut Mishkin (2010), Suku bunga adalah biaya pinjaman atau harga

yang dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut (biasanya dinyatakan sebagai

persentase per tahun). Sementara Boediono (2014), menyatakan Tingkat suku

bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan

melakukan invesatasi atau menabung .

Sukirno (2011), suku bunga merupakan tingkat pembayaran atas modal

yang dipinjamkan dari pihak lain, yang biasanya dinyatakan sebagai persentese

dan modal yang dipinjamkan. Disisi lain Brigham dan Houston (2013),

menyebutkan suku bunga adalah harga yang dibayarkan atas modal serta

keuntungan modal yang merupakan hasil dari suatu equitas dari pendapatan

tersebut suku bunga merupakan harga yang dibayarkan dari seseorang kepada

orang yang menanamkan uangnya sebagai modal suatu usaha.

Salah satu pengaruh yang memiliki korelasi yang sangat kuat

mempengaruhi pergerakan harga-harga saham di bursa efek dan paling sering

terjadi yang dapat kita amati adalah pengaruh fluktuasi tingkat suku bunga

perbankan atau suku bunga yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sertifikat

Bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga yang berisikan tentang

pengakuan hutang dalam mata uang rupiah. Suku bunga Bank Indonesia adalah

suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, adapun satuan tingkat bunga

Bank Indonesia adalah persentase (%). Tingkat suku bunga merupakan salah satu

indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan invesatasi atau

menabung (Boediono, 2014). Menurut Mishkin (2010), Suku bunga adalah biaya
13

pinjaman atau harga yang dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut (biasanya

dinyatakan sebagai persentase per tahun).

Menurut Keynes (2012), dikemukakan oleh Chaines dan dinamakan

“liquiditi priferensi theori of interest” tingkat bunga ditentukan oleh preferensi

dan supply of money. Sadono Sukirno (2011), suku bunga merupakan tingkat

pembayaran atas modal yang dipinjamkan dari pihak lain, yang biasanya

dinyatakan sebagai persentese dan modal yang dipinjamkan. Sedangkan menurut

Brigham dan Houston (2013), suku bunga adalah harga yang dibayarkan atas

modal serta keuntungan modal yang merupakan hasil dari suatu equitas dari

pendapatan tersebut suku bunga merupakan harga yang dibayarkan dari seseorang

kepada orang yang menanamkan uangnya sebagai modal suatu usaha.

Menurut Samuelson dan William (2011), Suku bunga merupakan jumlah

uang yang dibayarkan per unit waktu. Sunariyah (2013), menyatakan bahwa suku

bunga dinyatakan sebagai persentase waktu uang pokok per unit. Bunga

merupakan biaya yang dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman atas

penggunaan dananya. Menurut Gormaen(2006), suku bunga adalah harga uang

yang dibayarkan peminjam diberbagai keadaan. Sunariyah (2013), mendefinisikan

suku bunga adalah harga dari pinjaman, dinyatakan sebagai persentase uang

pokok per unit. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang

digunakan oleh debitur yang dibayarkan kepada kreditur. Tingkat bunga adalah

biaya peminjam atau harta yang dibayar untuk meminjam sejumlah dana

(Puspopranoto, 2004).
14

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Suku bunga adalah

biaya yang harus dibayarkan peminjam dan imbalan yang diterima pemberi

pinjaman dan tingkat bunga yang dinyatakan dalam persen, jangka waktu tertentu

(perbulan atau pertahun)

Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2013), adalah sebagai

berikut :

1. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih

untuk diinvestasikan.

2. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka

mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam

suatu perekonomian. Misalnya pemerintah mendukung pertumbuhan

suatu sektor industri apabila prusahaan - perusahaan dari industri

tersebut akan meminjam dana, maka pemerintah memberi tingkat

bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.

3. Pemerintah dapat memamfaatkan suku bunga untuk mengontrol uang

yang beredar.

2.1.2.2 Faktor Suku Bunga

Beberapa faktor dalam ekonomi yang dapat mempengaruhi pergerakan

suku bunga, yaitu (Madura 2003) :

1. Pertumbuhan ekonomi

Pada saat perusahaan melakukan ekspansi, akan diperlukan uang

sehingga permintaan akan uang semakin meningkat. Perusahaan yang


15

melakukan ekstansi ini tak lepas dari kondisi perekonomian yang

mendukung (kondisi perekonomian baik. Pada saat kondisi

perekonomian baik, maka tingkat suku bunga meningkat. Sebaliknya,

pada saat kondisi ekonomi buruk, maka perusahaan akan merubah

strategi pembelanjaannya menjadi penggunaan modal sendiri sehingga

tidak ada permintaan akan uang (permintaan menurun). Permintaan

akan uang yang menurun menyebabkan tingkat suku bunga turun.

2. Adanya inflasi

Saat tingkat inflasi suatu Negara meningkat maka tingkat suku bunga

juga akan semakin meningkat, karena pada saat terjadi inflasi akan

diikuti dengan naiknya harga barang dan diperkirakan dimasa depan

harga barang akan naik lagi (expected inflation rate) sehingga

masyarakat banyak yang akan membeli barang - barang sekarang.

Dengan melakukan pembelian maka dana yang dimiliki masyarakat

berkurang sehingga muncul permintaan akan uang. Naiknya

permintaan akan uang menyebabkan tingkat suku bunga meningkat.

3. Defisit anggaran pemerintah

Defisit anggaran merupakan suatu kondisi dimana pengeluaran lebih

besar dari pada pendapatan. Untuk menutupi defisit, maka pemerintah

melakukan peminjaman sehingga hal ini dapat menyebabkan tingkat

suku bunga meningkat dan sebaliknya.


16

2.1.3 Dana Pihak Ketiga

2.1.3.1 Pengertian Dana Pihak Ketiga

Sumber dana Bank Syari‟ah dibedakan menjadi tiga yaitu dana pihak

pertama, dana pihak kedua dan dana pihak ketiga. Sumber dana yang berasal dari

modal pribadi disebut dengan dana pihak pertama, kemudian dana yang berasal

dari pinjaman pihak luar disebut dengan dana pihak kedua, sedangkan dana yang

berasal dari masyarakat luas berupa giro, tabungan dan deposito disebut dengan

dana pihak ketiga.

Dana pihak ketiga sangatlah penting bagi bank dalam menghimpun dana,

karena pada dasarnya untuk kepentingan usahanya bank menghimpun dana dari

bank itu sendiri (pihak kesatu), dana yang berasal dari pihak lain (dana pihak

kedua) dan dana yang berasal dari masyarakat atau pihak ketiga yang berupa

tabungan, deposit serta sumber dana lainnya.

Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Dana pihak ketiga

(simpanan) adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank

berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat

deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Bank

memperoleh dana tersebut dari tiga sumber yakni, dana pihak pertama yang

berasal dari pemilik dan laba bank; dana pihak kedua yang diperoleh melalui

pasar uang; dan dana pihak ketiga yang bersumber dari simpanan masyarakat

berupa giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan setoran

jaminan. Dari ketiga sumber dana bank tersebut, dana pihak ketigalah yang

memberikan kontribusi terbesar.


17

Menurut (Ismail, 2010), dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari

masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah,

rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah

maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar atau setiap bank, dana

masyarakat ini merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank. Hal ini sesuai

dengan fungsi bank sebagai pennghimpun dana dari masyarakat.

Menurut (Kasmir, 2010), dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun

oleh bank yang berasal dari masyarakat, yang terdiri dari simpanan giro, simpanan

tabungan dan simpanan deposito. Menurut (Veitzal, 2003), dana pihak ketiga

adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai

individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain

baik dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing.

Dana pihak ketiga biasanya dikenal dengan dana masyarakat merupakan

dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat dalam arti luas,

meliputi masyarakat individu, maupun badan usaha, (Ismail, 2010). Dana Pihak

Ketiga yaitu menghimpun dana berarti mengumpulkan atau mencari dana dengan

cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan

deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilaksakan oleh bank melalui

berbagai strategi agar masyarakat tertarik dan mau menginvestasikan dananya

melalui lembaga keuangan bank, (Mardiyanto, 2009).

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi

suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai

operasinya dari sumber dana ini. Pencairan dari sumber ini relatif paling mudah
18

jika dibandingkan dengan sumber lainnya. Dana pihak ketiga merupakan sumber

likuiditas untuk memperlancar pembiayaan yang terdapat di sisi aktiva neraca

bank, (Ismail, 2010).

Berdasarkan beberapa pengertian dari dana pihak ketiga diatas maka dapat

disimpulkan bahwa dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun bank yang

berasal dari masyarakat baik dalam mata uang rupiah atau mata uang asing yang

terdiri dari simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito.

2.1.3.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan

deposito. Prinsip operasional syi‟ariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana

masyarakat adalah prinsip Wadi‟ah dan Mudharabah.

1 Prinsip wadi‟ah

Prinsip wadi‟ah yang diterapkan adalah wadi‟ah yad dhamanah yang

diterapkan pada produk rekening giro. Wadiah dhamananh berbeda

dengan wadia’ah amanah. Dalam wadia’ah amanah, pada prinsipnya harta

titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sementara itu, dalam

hal wadi’ah yad dhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab

atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan

tersebut. Ketentuan umum dari produk ini adalah :

a. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau

ditanggung bank, sedang pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak

menanggung kerugian. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada


19

pemilik dana sebagai suatu insentif untuk menarik dana masyarakat tapi

tiak boleh diperjanjikan di muka.

b. Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencakup

izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati

selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Khusus bagi pemilik

rekening giro, bank dapat memberikan buku cek, bilyet giro, dan debit

card.

c. Terhadap pembukaan rekening ini bank dapat menggunakan

penggantibiaya administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang benar-

benar terjadi.

d. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan

tabungan tetap berlaku selama tidak bertenatangan dengan prinsip syariah.

2 Prinsip Mudharabah

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpanan atau deposan

bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai

mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan

murabahah atau ijarah seperti yang telah dijelaskan terdahulu. Dapat pula

dana tersebut digunakan bank untuk melakukan mudharabah kedua. Hasil

usaha ini akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Dalam hal

bank menggunakannya untuk melakukan mudharabah kedua, maka bank

bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi.

Rukun mudharabah terpenuhi semua (ada mudharib-ada pemilik dana, ada

usaha yang dibagihasilkan, ada nisbah, dan ada ijab Kabul).


20

Prinsip mudharabah ini diaplikasikan pada produk tabungan berjangka dari

deposito berjangka. Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak

penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua yaitu:

a. Mudharabah mutlaqah

Dalam mudharabah mutlaqah, tidak ada pembatasan bagi bank dalam

menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan

persyaratan apapun kepada bank, ke bisnis apadana yang disimpannya itu

hendak disalurkan, atau menetapkan penggunaan akad-akad tertentu,

ataupun mensyaratkan dananya diperuntukkan bagi nasabah tertentu. Jadi

bank memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan dana URIA ini ke

bisnis manapun yang diperkirakan menguntungnkan

b. Mudharabah Muqayyadah

Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (Restricted

Investment) dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat

tertentu yang harus dipatuhi oleh pihak bank. Misalnya disyaratkan

digunakan untuk bisnis tertentu, atau disyaratkan digunakan dengan akad

tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu.

2.1.3.3 Jenis Dana Pihak Ketiga

Menurut (Ismail, 2010), Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini

dibagi kedalam tiga jenis, yaitu Simpanan Giro (Demand Deposit), Simpanan

Tabungan (Saving Deposit) dan Simpanan Deposito (Time Deposit) :


21

1. Simpanan Giro

Giro adalah simpanan masyarakat baik dalam bentuk rupiah atau valuta

asing pada bank yang transaksinya (penarikan dan penyetoran) dapat

dilakukan setiap saat dengan sarana bayar yang menggunakan cek, bilyet

giro, kartu ATM atau dengan cara pemindah bukuan. Bentuk pembayaran

giro “mirip” dengan Cek Tunai dan seringkali terjadi kerancuan dalam

menghadapi pencatatannya. Secara Prinsip Giro dan Cek Tunai Berbeda,

walaupun terdapat kesamaan atas permasalahan yang bisa ditimbulkannya

yaitu : Saldo Bank Kosong saat dilakukan kliring. Dalam Giro terdapat

masa jatuh tempo yang harus diperhatikan sekali oleh penerima Giro,

sebab sebelum terjadinya tanggal jatuh tempo nilai nominal Giro belum

bisa diuangkan.

Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa Nomor

01/DSN-MUI/VI/2000 tentang giro, menyatakan bahwa giro yang

dibenarkan secara syariah adalah giro yang dijalankan berdasarkan

prinsip wadiah dan mudharabah. Keputusan Fatwa DSN-MUI No. 1/DSN-

MUI/IV/2000 tentang Giro adalah sebagai berikut:

1. Giro ada dua jenis

2. Giro yang tidak dibenarkan secara syari‟ah, yaitu giro yang

berdasarkan perhitungan bunga.

3. Giro yang dibenarkan secara syari‟ah, yaitu giro yang berdasarkan

prinsip Mudharabah dan Wadi‟ah.

2. Ketentuan Umum Giro berdasarkan Mudharabah:


22

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau

pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola

dana.

2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan

berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip

syari‟ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya

mudharabah dengan pihak lain.

3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai

dan bukan piutang.

4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan

dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro dengan

menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah

tanpa persetujuan yang bersangkutan.

3. Ketentuan Umum Giro berdasarkan Wadi‟ah:

1. Bersifat titipan.

2. Titipan bisa diambil kapan saja (on call).

3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk

pemberian („athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.

1. Tabungan

Menurut (Nurhyati dan Wasilah, 2015), Tabungan adalah simpanan pihak

ketiga dalam bentuk rupiah maupun valuta asing pada bank, yang
23

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut system tertentu dari masing-

masing bank penerbit. Tabungan merupakan sebagian pendapatan masyarakat

yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam

jangka pendek.

Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008, Tabungan adalah

simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad

mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariahyang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan

ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,

bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dewan

Syariah Nasional mengatur tabungan syariah dalam Fatwa Nomor 02/DSN-

MUI/IV/2000, yaitu Produk tabungan yang dibenarkan atau diperbolehkan

secara syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan

wadiah, sehingga kita mengenal tabungan mudharabah dan tabungan wadiah.

2. Deposito

Menurut (Nurhyati dan Wasilah, 2015), Deposito adalah sejenis jasa yang

biasa ditawarkan kepada masyarakat. Deposito biasanya memiliki jangka

waktu tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik nasabah deposito

biasanya lebih tinggi daripada bunga tabungan biasa. Jenis-jenis deposito :

1. Deposito Berjangka

Deposito Berjangka adalah simpanan pihak ketiga dalam rupiah maupun

valuta asing, yang diterbitkan atas nama nasabah kepada bank dan

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut


24

perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Simpanan

berjangka termasuk deposit on call yang jangka waktunya relative lebih

singkat dan dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pemberitahuan

sebelumnya.

2. Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito sering disingkat dengan CD negotiable Certificate of

Deposits adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat

diperdagangkan, yang juga merupakan surat pengakuan hutang dari bank

dan lembaga keuangan bukan bank yang dapat diperjualbelikan dalam

pasar uang.

3. Deposit On Call

Deposit On Call adalah simpanan atas nama (atau pihak ketiga bukan

bank) dalam jumlah Deposit on call yang besar. Penarikannya hanya dapat

dilakukan dengan pemberitahuan sebelumnya. Pemberitahuan nasabah

kepada bank untuk penarikan tersebut dilakukan, misalnya dalam jangka

waktu sehari, tiga hari, seminggu, atau jangka waktu lainnya yang

disepakati oleh nasabah dan bank yang bersangkutan.

2.1.3.4 Indikator Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga merupakan dana yang bersumber dari Simpanan Giro

(Demand Deposit), Simpanan Tabungan (Saving Deposit) dan Simpanan Deposito

(Time Deposit) Jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat (Prastowo, 2015),

yang dapat diukur dengan rumus berikut :


25

2.1.4 Pembiayaan

2.1.4.1 Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dana

kepada pihak lain selain bank berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran dana dalam

bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

dana kepada pengguna dana. Pemilik dana percaya kepada penerima dana, bahwa

dana dalam bentuk pembiayaan yang diberikan pasti akan terbayar.

Menurut (Veitzal, 2003), Pembiayaan atau financing adalah pendanaan

yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi

yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata

lain pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi

yang telah direncanakan. Menurut (Bastian, 2006), pembiayaan adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.

Menurut (Kasmir, 2010), pembiayaan (financing) adalah penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil.


26

Menurut (Muhammad, 2012), pembiayaan merupakan sumber pendapatan

utama bagi bank syariah. Menurut (Kasmir, 2010), ketidakmampuan nasabah

dalam melunasi pembiayaannya dapat ditutupi dengan suatu jaminan pembiayaan.

Fungsi jaminan pembiayaan adalah untuk melindungi bank dari kerugian. Nilai

jaminan biasanya melebihi nilai pembiayaan, dengan adanya jaminan pembiayaan

maka bank akan aman. Bank dapat mempergunakan atau menjual jaminan

pembiayaan untuk menutupi pembiayaan apabila pembiayaan yang diberikan

macet.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pembiayaan adalah menyediakan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan pinjaman-pinjaman antara bank dengan pihak

lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan.

2.1.4.2 Jenis dan Unsur Pembiayaan

Pembiayaan pada dasarnya dilakukan atas dasar kepercayaan, dengan

demikian pemberi pembiayaan memberikan kepercayaan kepada orang lain atas

dana yang diberikan. Dengan demikian dalam pembiayaan harus benar-benar

saling jujur tidak ada kebohongan dan harus bisa dipastikan bahwa pembiayaan

atau dana yang diberikan kepada penerima pembiayaan dapat dikembalikan sesuai

dengan jangka waktu yang sudah disepakati oleh pihak yang terkait. Adapun

26ndust-unsur dalam pembiayaan, yaitu :

1. Adanya dua belah pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shahibul maal)

dan penerima pembiayaan (mudharib). Hubungan pemberi


27

pembiayaan dan penerima pembiayaan merupakan hubungan

kerjasama yang saling menguntungkan, yang diartikan pula sebagai

kehidupan saling tolong menolong.

2. Adanya kepercayaan shahibul maal kepada mudharib yang didasarkan

atas prestasi yaitu potensi mudharib.

3. Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak shahibul maal dengan

pihak lainnya yang berjanji membeayar dari mudharib kepada

shahibul maal.

Sesuai dengan akad pengembangan produk, maka bank Islam memiliki

banyak jenis pembiayaan. Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat

dikelompokan menurut beberapa aspek, diantaranya :

1. Pembiayaan menurut tujuan. Pembiayaan menurut tujuannya

dibedakan menjadi:

a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksutkan

untuk mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha.

b. Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk

melakukan investasi atau pengedaan barang konsumtif.

2. Pembiayaan menurut jangka waktu. Pembiayaan menurut jangka

waktu dibedakan menjadi:

a. Pembiayaan jangka pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan

waktu 1 bulan sampai 1 tahun.

b. Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang

dilakukan dengan waktu 1 tahun sampai 5 tahun.


28

c. Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakuakan

dengan jangka waktu lebih dari 5 tahun

Menurut Muhammad (2012) menurut sifat penggunaannya, pembiayaan

dibagi menjadi dua hal yakni pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif.

3 Pembiayaan Produktif

Pembiayaan produktif Yaitu pembiayaan yang ditunjukkan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu untuk

meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan ataupun

investasi.

4 Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan konsumtif Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.

Selanjutnya menurut keperluannya, pembiayaan produktif dibagi menjadi

dua hal berikut :

1. Pembiayaan modal kerja

Yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: peningkatan produksi,

baik secara kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi. Menurut Antonio

pembiayaan modal kerja terdiri atas komponen-komponen alat

likuid (cash), piutang dagang (receivable), dan persediaan

(investory) yang umumnya terdiri atas persediaan bahan baku (raw

material), persediaan barang dalam proses (work in process), dan

persediaan barang jadi (finished goods). Oleh karena itu, pembiayaan


29

modal kerja merupakan salah satu atau kombinasi dari pembiayaan

likuditas (cash financing), pembiayaan piutang (receivable financing),

dan pembiayaan persediaan (investory financing).

2. Pembiayaan investasi

Yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital

goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu

2.1.4.3 Produk Pembiayaan Syariah

Menurut (Muhammad, 2010), produk bank syariah terdiri dari beberapa

prinsip, diantaranya :

1. Prinsip jual beli

1. Pembiayaan Murabahah

Adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah

keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara

nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari

pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati

harga jual dan jangka waktu pembayaran.

2. Pembiayaan salam

Adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan

belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh,

sementara pembayarannya dilakukan tunai.

3. Pembiayaan Istishna
30

Menyerupai salam namun dalam pembayarannya dapat dilakukan

oleh bank dalam beberapa kali (tercermin) pembayaran.

2. Prinsip Sewa (Ijarah)

Bentuk penyaluran dana oleh perbankan syariah melalui prinsip

persewaan dapat dilakukan dengan akad tijarah atau ijarah muntahiyah

bittamlik (IMBT)

3. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

1. Musyarakah

Adalah suatu perkongsian antara dua pihak atau lebih dalam suatu

proyek di mana masing-masing pihak berhak atas segala

keuntungan dan bertanggung jawab akan segala kerugian yang

terjadi sesuai dengan penyertaan masing-masing.

2. Mudharabah

Adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana

pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal

kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian

keuntungan.

4. Akad Pelengkap (Perjanjian)

1. Hiwalah

Transaksi hiwalah adalah akad pengalihan atau pemindahan utang

dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib

menanggungnya.
31

2. Rahn (gadai)

Dari segi bahasa, rahn berarti menahan. Istilah rahn terdapat dalam

al-quran surat Al-mudatsir ayat 38, “tiap-tiap tanggung jawab atas

apa yang telah diperbuatnya,” ini mengandung pengertian bahwa

manusia itu terikat (tergadai) oleh perbuatannya sendiri.

3. Qard (pinjaman)

Ialah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih

kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan

imbalan. Dalam fiqh, al-qard termasuk dalam kategori akad

tabarru.

4. Wakalah

Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah

memberikan kuasa kepada bank untuk melakukan pekerjaan jasa

tertentu, seperti pembukaan L/C, inkasso, dan transfer uang. (Naja,

2011)

Tabel 2.2
Jenis Akad Pembiayaan
Akad Definisi Jenis
Pola Bagi Hasil
Mudharabah Kerjasama antara bank sebagai Modal kerja,
pemilik modal (shahibul mal) dan proyek konstruksi,
nasabah sebagai pengelola ekspor (industri
(mudharib). Kedua pihak sepakat pengolahan), surat
membagi keuntungan dan resiko berharga, jasa-
sesuai kontribusinya jasa, dsb
Musharakah Investasi yang melibatkan kerjasama Modal kerja,
pihak-pihak yang memiliki dana dan proyek konstruksi,
keahlian, pihak yang berkongsi ekspor, jasa
sepakat untuk membagi keuntungan keuangan, dsb
dan risiko sesuai kontribusinya
32

Akad Definisi Jenis


Pola Bagi Hasil
Pola Jual Beli
Murabahah Deffered payment sale, jual beli Modal Kerja,
barang pada harga asal dengan Perdagangan,
tambahan keuntungan yang pengadaan barang,
disepakati. Pembeli membayar ekspor, bahan
kewajibannya secara tangguh baku, dsb
Salam In front payment sale, pembelian Produk pertanian,
(paralel) barang yang diserahkan di kemudian perkebunan, atau
hari sementara pembayaran dilakukan yang sejenis
di muka. Barang yang dipesan harus
jelas spesifikasinya
Istishna Purchase by order/ manufacture, Manufaktur,
kontrak penjualan antara pembeli dan konstruksi, dsb
pembuat barang. Dalam kontrak ini
pembuat barang menerima pesanan
dari pembeli. Pembuat barang lalu
membuat/membeli barang menurut
spesifikasi yang telah disepakati dan
menyerahkannya kepada pembeli.
Kedua belah pihak sepakat atas harga
dan sistem pembayaran
Sewa
Ijarah Operational lease, akad pemindahan Real estate, hotel,
hak guna atas barang/jasa melalui akomodasi,
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti transportasi, jasa-
dengan pemindahan kepemilikan jasa, dsb
Ijarah wa iqtina/ akad sewa yang diakhiri dengan Perumahan,
ijarah muntahiya pilihan bagi penyewa untuk membeli kendaraan, dsb.
bi at-tamlik barang tersebut pada akhir periode
sewa
Sumber : (Antonio, 2010)

2.2 Penelitian Terdahulu

Atika, (2017), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pembiayaan

Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kesejahteraan Di Indonesia Dilihat

Dari Pertumbuhan PDB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh

signifikan antara pembiayaan terhadap PDB dan terdapat pengaruh yang

signifikan antara tingkat bagi hasil terhadap PDB (Kesejahteraan masyarakat).


33

Susilo dan Ratnawati, (2015), Analisis Pengaruh Pembiayaan Bank Syariah

Dan Tenaga Kerja Terhadap Peningkatan Produk Domestik Bruto (Pdb): Analisis

Sektoral Tahun 2006 – 2013. asil penelitian menunjukan model Fixed Effect yang

mempengaruhi pembiayaan bank syariah dan tenaga kerja terhadap produk

domestik bruto sektoral. Berdasarkan hasil estimasi tersebut variabel pembiayaan

bank syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto

(PDB) sektoral.Kemudian hasil variabel tenaga kerja berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) sektoral.Pembiayaan bank

syariah pada sektor pertambangan dan penggalian saja yang kurang berpengaruhi

karena sektor ini lebih banyak investasi dari pihak luar negeri.Pada sektor tenaga

kerja hanya sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas dan air

yang mempunyai pengaruh positif terhadap PDB.

Zaimsyaha dan Herianingrum (2019), Pengaruh Pembiayaan Bank Islam,

FDI dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Empiris Negara OKI. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara Pembiayaan

Bank Islam dan FDI terhadap PDB di Negara OKI dari tahun 2009-2017. Secara

parsial Pembiayaan Bank Islam Negara menunjukkan bahwa X1 berpengaruh

positif dan signifikan terhadap PDB.

Hidayat dan Irwansyah (2020) melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh dana pihak ketiga dan pembiayaan perbankan syariah terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil dari penelitian ini yaitu variabel dana

pihak ketiga perbankan syariah berpengaruh signifikan terhadap variabel produk

domestik bruto (PDB) dan variabel pembiayaan perbankan syariah tidak


34

berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel produk domestik bruto (PDB).

Adapun juga variabel dana pihak ketiga perbankan syariah dan variabel

pembiayaan perbankan syariah secara simultan signifikan mempengaruhi variabel

produk domestik bruto (PDB).

Susanto, (2019), melakukan penelitian dengan judul pengaruh inflasi,

tingkat suku bunga, dan nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun secara simultan

variabel inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Adapun ringkasan penelitian terdahulu disajikan pada Tabel 2.1 berikut ini:

Nama dan Judul Variabel Metode Hasil


Tahun
Atika, (2017) Pengaruh Independen : Analisis Tidak ada pengaruh
Pembiayaan Pembiayaan Regresi signifikan antara
Dan Tingkat Tingkat Bagi Linier pembiayaan
Bagi Hasil Hasil Berganda terhadap PDB dan
Terhadap terdapat pengaruh
Tingkat Dependen : yang signifikan
Kesejahteraan PDB antara tingkat bagi
Di Indonesia hasil terhadap PDB
(Kesejahteraan
masyarakat)
Susilo dan Pengaruh Independen : Analisis Pembiayaan bank
Ratnawati, Pembiayaan Pembiayaan Regresi syariah berpengaruh
(2015) Bank Syariah dan Tenaga data Panel positif dan
Dan Tenaga Kerja signifikan terhadap
Kerja produk domestik
Terhadap Dependen : bruto (PDB)
Peningkatan PDB sektoral.
Produk tenaga kerja
Domestik berpengaruh negatif
Bruto (Pdb) dan signifikan
terhadap produk
domestik bruto
(PDB)
sektoral.Pembiayaan
35

bank syariah pada


sektor
pertambangan dan
penggalian saja
yang kurang
berpengaruhi karena
sektor ini lebih
banyak investasi
dari pihak luar
negeri.Pada sektor
tenaga kerja hanya
sektor
pertambangan dan
penggalian serta
sektor listrik, gas
dan air yang
mempunyai
pengaruh positif
terhadap PDB
Zaimsyaha Pengaruh Indepeden : Analisis Pembiayaan Bank
dan Pembiayaan Pembiayaan Regresi Islam dan FDI
HerianingrumBank Islam, Bank Islam Linier terhadap PDB di
(2019) FDI dan FDI Berganda Negara OKI dari
Pertumbuhan tahun 2009-2017
Ekonomi: Dependen :
Studi Empiris PDB
Negara OKI
Hidayat dan Pengaruh Independen : Analisis Dana pihak ketiga
Irwansyah dana pihak Dana Pihak Regresi perbankan syariah
(2020) ketiga dan Ketiga Linier berpengaruh
pembiayaan Pembiayaan Berganda signifikan terhadap
perbankan variabel produk
syariah Dependen : domestik bruto
terhadap PDB (PDB) dan variabel
pertumbuhan pembiayaan
ekonomi perbankan syariah
Indonesia tidak berpengaruh
dan tidak signifikan
terhadap variabel
produk domestik
bruto (PDB).
Susanto, Pengaruh Independen : Analisis Inflasi, tingkat suku
(2019) inflasi, Inflasi Regresi bunga, dan nilai
tingkat suku Tingkat Suku Linier tukar berpengaruh
bunga, dan Bunga Berganda signifikan terhadap
nilai tukar Nilai Tukar pertumbuhan
36

terhadap ekonomi.
pertumbuhan Dependen :
ekonomi Pertumbuhan
Indonesia. Ekonomi

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-

variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun

kerangka konseptual dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Suku Bunga

DPK PDB

DR
(X2)
Pembiayaan

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara mengenai sesuatu

objek/subjek yang akan dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian

(Darmadi, 2013). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis

statistik atau hipotesis nol yang bertujuan untuk memeriksa ketidakbenaran

sebuah dalil atau teori yang selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah.

Adapun alasan dalam menggunakan hipotesis ini karena penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif yang menggunakan alat-alat statistik, karakteristik ini sama

dengan yang dimiliki hipotesis statistik yang juga menggunakan alat-alat analisis
37

dalam membuktikan dugaan objek-objek yang diteliti. Berdasarkan teori dan

kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis di bawah ini pada dasarnya

merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan

kebenarannya, adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut:

H1 : Suku bunga berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto di Indonesia.

H2 : dana pihak ketiga berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto di Indonesia.

H3 : Pembiayaan berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto di Indonesia.


38

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Lokasi Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah suku bunga, dana pihak ketiga dan

pembiayaan, terhadap produk domestic bruto. Penelitian dilakukan di Indonesia

selama Januari 2005 sampai Desember 2020.

3.2. Populasi Dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah subjek atau objek yang mempunyai kualitas atau

karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasinya adalah Laporan Statistik

Indonesia.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari sampel, kesimpulannya

akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2012). Sampel

dalam penelitian ini adalah statistik indonesia bulanan 2015 sampai Desember

2019 .
39

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono,

2012). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus, yaitu cara

pengambilan sampel yang secara keseluruhan. Jumlah sampel dalam penelitian ini

yaitu 64 bulan.

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

Jenis dan sumber data merupakan faktor yang sangat penting demi

keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan

data sumbernya, serta software yang dilakukan untuk meregres data tersebut.

Dalam melaksanakan penelitian ini, data yang dipergunakan adalah data

sekunder yang berupa statistic Indonesia periode Januari 2015-Desember 2020

yang telah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik. Data dalam penelitian ini

berbentuk data kuantitatif yaitu data yang berupa angka. Sedangkan untuk data

penelitian merupakan data time series yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke

waktu pada suatu obyek dengan tujuan menggambarkan perkembangannya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian untuk mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Kepustaaan (Library Research)

Untuk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat agar dapat memecahkan

permasalahan, maka penulis mengadakan penelitian kepustakaan dengan


40

mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, beberapa buku, artikel dan jurnal

yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Field Research

Pengumpulan data dan keterangan seperti laporan keuangan, dan data yang

berhubungan dengan penelitian ini, diperoleh dari laporan keuangan yang

dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik. Penelusuran data dilakukan dengan

dua cara, yaitu:

a. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan.

b. Penelusuran dengan komputer untuk data dalam format laporan elektronik.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang data penelitian

tersebut (Sugiyono, 2010). Berikut adalah definisi operasional dari variabel yang

diteliti:

Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel

Variabel
No Definisi Skala Satuan
Penelitian
1. PDB (Y) Produk domestik bruto dibagi
dengan populasi Rasio Penerimaan PDB
pertengahan tahun
2. Suku Bunga Suku Bunga adalah imbal Tingkat Suku Bunga
Rasio
(X1) jasa atas pinjaman uang SBI
3. Dana Pihak Dana pihak ketiga (simpanan)
Ketiga (X2) adalah dana yang
dipercayakan oleh Jumlah Dana Pihak
Rasi
masyarakat kepada bank Ketiga
berdasarkan perjanjian
penyimpanan dana dalam
41

bentuk giro, deposito,


sertifikat deposito, tabungan
dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
4 Pembiayaan Pembiayaan secara umum
adalah penyediaaan uang atau
tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank
Rasio Jumlah pembiayaan
dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk
mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam hal ini menggunakan model analisis Vector

Autoregression (VAR). VAR adalah pengembangan model ADL. VAR

melonggarkan asumsi variabel yang bersifat eksogen pada ADL. Metodologi

VAR pertama kali dikemukakan oleh Sims (1980). Dalam kerangka VAR,

dimungkinkan untuk melakukan estimasi terhadap serangkaian variabel yang

diduga mengalami endogenitas. Model VAR juga dibangun untuk mengatasi hal

ini dimana hubungan antarvariabel ekonomi dapat tetap diestimasi tanpa perlu

menitikberatkan masalah eksogenitas. Dalam hal ini semua variabel dianggap

sebagai endogen dan estimasi dapat dilakukan secara serentak atau sekuensial.

Adapun tahapan dan prosedur dalam pembentukan VAR ialah Model

VAR merupakan model persamaan regresi yang menggunakan data time series

yang berkaitan dengan masalah stasioneritas dan kointegrasi antar variabel di

dalamnya. Pembentukan model VAR diawali dengan uji stasioneritas data,


42

dimana model VAR biasa (unrestricted VAR) akan diperoleh apabila data telah

stasioner pada tingkat level. Namun jika data tidak stasioner pada tingkat level

tetapi stasioner pada proses diferensiasi yang sama, maka harus dilakukan uji

kointegrasi untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai hubungan dalam

jangka panjang atau tidak. Dalam hal data stasioner pada proses diferensiasi

namun tidak terkointegrasi, maka dapat dibentuk model VAR dengan data

diferensiasi (VAR in difference). Namun apabila terdapat kointegrasi maka

dibentuk Vector Error Correction Model (VECM), yang merupakan model VAR

yang terektriksi (restricted VAR) mengingat adanya kointegrasi yang

menunjukkan hubungan jangka panjang antar variabel dalam model VAR.

Spesifikasi VECM merestriksi hubungan perilaku jangka panjang antar variabel

agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasi namun tetap membiarkan

perubahan dinamis dalam jangka pendek. Terminologi kointegrasi ini dikenal

sebagai koreksi kesalahan (error correction) karena bila terjadi deviasi terhadap

keseimbangan jangka panjang akan dikoreksi melalui penyesuaian parsial jangka

pendek secara bertahap. Adapun model persaamaan masing-masing variabel

dalam penelitian ini ialah:


43

Adapun tahapan dalam melakukan analisis VAR/VECM adalah uji

stasioneritas, penentuan lag optimal, analisis model, uji Kausalitas Granger, uji

IRF, dan uji Variance Decomposition dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1
Bagan Alir Model Vector Autoregression (VAR)

Tahap 1:
Uji Stasioneritas: Augmanted Dickey
Analisa Graf dan Uji Fuller Test
Root Test (URT) dari
Variabel yang diteliti

Tahap 2:
Penentuan Panjang Lag

Tahap 3:
Johansens’
Uji Kointegrasi
cointegration

Tahap 4:
Estimasi Model VECM

Tahap 5a: Tahap 5b: Tahap 5c:


Uji dan analisis Analisis IRF (impulse Analisis VDC (variance
kausalitas granger response function) decomposition)

Tahap 6:
Rekomendasi
Kebijakan
44

3.6.1 Uji Stationeritas

Stasioner merupakan salah satu prasyarat penting dalam model

ekonometrika untuk data runtut waktu (time series) menunjukkan

mean,varians,dan autovarians pada variasi lag tetap sama pada waktu kapan saja

data itu dibentuk. Artinya dengan data yang stasioner model time series dapat

dikatakan lebih stabil. (Gujarati, 2009).

(Gujarati, 2009) juga menyebutkan apabila data yang digunakan dalam

model ini ada yang tidak stasioner, maka data tersebut di pertimbangkan kembali

validitas dan kestabilannya, karena hasil regresi yang berasal dari data yang tidak

stasioner akan menyebabkan spurions regression. Spurions regression adalah

regresi yang memiliki determinasi yang tinggi namun tidak ada hubungan yang

berarti dari keduanya. Untuk mengetahui uji stasioner data melalui uji akar unit

(unit root test). Uji ini merupakan uji yang popular yang dikembangkan oleh

David Dickey dan Wayne Fuller dengan sebutan Augmented Dickey-Fuller (ADF)

Test.

3.6.2 Penentuan Lag Optimum

Penentuan lag optimum bertujuan untuk mengetahui berapa banyak lag

yang digunakan dalam estimasi Grenger Causality Test. Penentuan lag optimum

diperoleh dari nilai Akaike Information Crititerion (AIC) yang paling minimum

pada keseluruhan variabel yang akan di estimasi. Penentuan panjang lag optimal

dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria informasi yang tersedia. Kandidat

lag yang dipilih adalah panjang lag menurut Akaike information Crititerion (AIC).
45

Lag optimum akan ditemukan pada spesifikasi model yang memberikan nilai AIC

paling minimum, (Gujarati, 2009).

3.5.3 Uji Stabilitas Model VAR

Untuk menguji kestabilan sistem VAR yang telah ditentukan setelah

penentuan lag maka perlu dilakukan pengujian dengan Roots Of Characteristic

Polynomial. Jika dari hasil pengujian menunjukkan roots memiliki modulus yang

lebih kecil dari 1, maka model tersebut dapat dikatakan stabil. Jika sistem VAR

stabil pada bagian output bawahnya akan muncul dua kalimat berikut : No root

lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition. Dan jika VAR

tidak stabil akan muncul peringatan sebagai berikut : Warning : At least one root

outside the unit circle. VAR does not satisfy the stability condition.

3.5.4 Uji Kausalitas Granger

Setelah menguji lag optimum tahapan selanjutnya yaitu melakukan uji

kausalitas granger yang digunakan untuk mengetahui hubungan saling

mempengaruhi antara variabel endogen. Uji kausalitas granger melihat pengaruh

masa lalu terhadap kondisi sekarang. Uji kausalitas granger pada dasarnya

mengasumsikan bahwa informasi yang relavan untuk memprediksi variabel X dan

Y adalah terdapat pada kedua data runtut waktu dari kedua variabel tersebut.

Untuk menguji secara empiris hipotesis ini menggunakan analisis

kausalitas granger antara dua variabel atau lebih. Uji kausalitas granger adalah

sebuah metode untuk mengetahui dimana suatu variabel independent tersebut


46

dapat menempati posisi variabel dependen. Hubungan seperti ini disebut

hubungan kausal atau timbal balik (Gujarati, 2009).

Hasil-hasil regresi pada kedua bentuk model regresi linier tersebut akan

menghasilkan empat kemungkinan mengenai nilai koefisien regresi masing-

masing sebagai berikut:

1. dan , terdapat kausalitas satu arah dari Y ke X.

2. dan , terdapat kausalitas satu arah dari X ke Y.

3. dan , terdapat kausalitas dua arah dari X ke Y.

4. dan , tidak terdapat kausalitas antara X dan Y.

3.5.5 Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui

hubungan keseimbangan jangka panjang dari beberapa variabel (Trianto, 2012).

Kointegrasi merupakan salah satu metode untuk mengindikasikan kemungkinan

adanya hubungan kesetimbangan (equilibrium) jangka panjang antara variabel

dependen dan variabel independen (Muhammad, 2014). Untuk mengetahui data

tersebut terkointegrasi atau tidak dapat dilihat pada hasil uji johansen test yaitu

membandingkan nilai trace dan max-aigen dengan nilai kritis 1% dan 5%. Jika

trace dan max-aigen > nilai kritis maka data terkointegrasi.

3.5.6 Estimasi Vector Autoregression (VAR)

Model VAR merupakan salah satu model dinamis yang banyak digunakan

untuk aplikasi peramalan variabel-variabel ekonomi dalam jangka panjang


47

maupun jangka menengah. Model VAR juga digunakan untuk mengetahui

hubungan sebab akibat antar variabel dalam model VAR. Adapun persamaan

VAR dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

Keterangan:

PDBt = Produk Domestik Bruto t

SB = Suku Bunga

DPK = Dana Pihak Ketiga

PP = Pembiayaan

α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi

P = Panjang Lag

t-1 = tahun sekarang dikurang tahun sebelumnya

e = Error term

3.6.7 Pengujian Stabilitas VAR

Pengujian stabilitas VAR dilakukan sebelum melakukan analisis lebih

jauh, karena jika hasil estimasi VAR yang dikombinasikan dengan model koreksi

kesalahan tidak stabil, maka impulse response function (IRF) dan forecasting

error variance decomposition (FEVD) menjadi tidak valid. Pengujian stabil atau

tidaknya estimasi VAR yang telah dibentuk, maka dilakukan VAR stability
48

condition check berupa roots of characteristic polynomial. Suatu sistem VAR

dikatakan stabil jika seluruh roots-nya memiliki modulus lebih kecil dari 1.

3.6.8 Analisa Impulse Response

VAR merupakan metode yang akan menentukan sendiri struktur

dinamisnya dari suatu model. Setelah melakukan uji VAR, diperlukan adanya

metode yang dapat mencirikan struktur dinamis dari sistem variabel dalam model

yang diamati yang dicerrminkan oleh variabel inovasi (inovation variabel). Salah

satu bentuk dari uji ini adalah IRF.

IRF menunjukkan bagaimana respon dari setiap variabel endogen

sepanjang waktu terhadap kejutan dari variabel itu sendiri dan variabel endogen

lainnya. IRF dapat juga mengidentifikasikan suatu kejutan pada satu variabel

endogen sehingga dapat menentukan bagaimana suatu perubahan yang tidak

diharapkan dalam variabel mempengaruhi variabel lainnya sepanjang waktu. Oleh

karena itu IRF dapat digunakan untuk melihat pengaruh kontemporer dari sebuah

variabel dependen jika mendapatkan guncangan atau inovasi dari variabel

independen sebesar satu standar deviasi. Hasil IRF tersebut sangat sensitif

terhadap pengurutan (ordering) variabel yang digunakan dalam perhitungan.

Pengurutan variabel yang didasarkan pada faktorisasi cholesky dilakukan

dengan cadangan variabel yang memiliki nilai prediksi terhadap variabel lain yang

diletakkan didepan berdampingan satu sama lain. Sedangkan variabel yang tidak

memiliki nilai prediksi terhadap variabel lain diletakkan paling belakang,

kemudian variabel lainnya diletakkan diantara kedua variabel tersebut


49

berdasarkan nilai matriks korelasi yang menyatakan tingkat korelasi paling besar.

Ordering bisa juga dilakukan melalui uji kaualitas Granger, dimana urutan

variabel didasarkan pada variabel yang paling banyak signifikan mempengaruhi

variabel lain. Selain itu, IRF juga digunakan untuk mengetahui berapa lama

pengaruh shcok dari satu variabel terhadap variabel yang lain tersebut terjadi. IRF

juga betujuan untuk mengisolasi suatu guncangan agar lebih spesifik artinya

variabel ekonomi lainnya dipengaruhi oleh shock atau guncangan tertentu saja.

Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka shock spesifik tersebut tidak dapat

diketahui dan yang dapat diketahui adalah shock secara umum.

3.6.9 Analisis Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

FEVD dapat memberikan informasi mengenai variabel yang relatif lebih

penting dalam VAR. Model ini dapat digunakan untuk melihat bagaimana

perubahan dalam suatu variabel makro, yang ditunjukan oleh perubahan variance

error yang dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Metode ini juga dapat

mencirikan struktur dinamis dalam model VAR. Metode ini juga dapat

menunjukkan kekuatan dan kelemahan masing-masing variabel dalam

mempengaruhi variabel lainnya pada kurun waktu yang panjang (how long / how

persistent).

Dekomposisi varians merinci varians dari error peramalan (forecast)

menjadi komponen-komponen yang dapat dihubungkan dengan setiap variabel

endogen dalam model. Dengan menghitung persentase squared prediction error

ke tahap ke depan dari sebuah variabel akibat inovasi dalam variabel-variabel lain
50

dapat dilihat seberapa besar error peramalan variabel tersebut disebabkan oleh

variabel itu sendiri dan variabel-variabel lainnya.

Uji ini dilakukan untuk memberi informasi mengenai bagaimana

hubungan dinamis antara variabel yang dianalisis. Selain itu, FEVD ini dilakukan

untuk melihat seberapa besar pengaruh acak guncangan (random shock) dari

variabel tertentu terhadap variabel endogen. FEVD menghasilkan informasi

mengenai relatif pentingnya masing-masing inovasi acak (random innovation

structural dsiturbance) atau seberapa kuat komposisi dari peranan variabel

tertentu terhadap lainnya.


51

KEPUSTAKAAN

Atika, (2017), Pengaruh Pembiayaan Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Di Indonesia

Badan Pusat Statistik. (2010). Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulanan


Menurut Lapangan Usaha 2006-2010. Laporan Publikasi Badan Pusat
Statistik. www.bps.go.id

Bastian, Indra. (2006). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta:


Erlangga

Brigham, F. Eugene dan Joel F. Houston. (2013). Dasar-dasar Manajemen.


Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Boediono. (2014). Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta: BPFE

Hidayat, S., & Irwansyah, R. (2020). Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan
Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia. Jurnal Masharif Al-Syariah …, 5(1), 1–21. http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/Mas/article/view/4175

Hidayat dan Irwansyah (2020) Pengaruh dana pihak ketiga dan pembiayaan
perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

Ismail. (2010). Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta:


Kencana

Kasmir. (2005). Pemasaran Jasa. Jakarta: Graya Grafindo Persada

Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana. Prenada


Media Group

Laksmono, R, Didy. (2001). Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator


Ekspektasi. Inflasi. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan

Madura, Jeff. (2003), International Financial Management, Edisi Ketujuh,


Thomson South-Western

Mardiyanto, Handono (2009). Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT.


Gramedia Widiasarana Indonesia (GRASINDO).

Mishkin, F.S., (2010), Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan


52

Muhammad Syafi'i. (2012) Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani

Nopirin. (2000). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro Edisi Pertama.
BPFE. Yogyakarta

Nurhayati, Sri dan Wasilah. (2015). Akuntansi Syariah di Indonesia. Salemba.


Empat. Jakarta

Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William D. (2004). Ilmu.


Makroekonomi.Jakarta: PT. Media Global

Susilo dan Ratnawati, (2015), Analisis Pengaruh Pembiayaan Bank Syariah Dan
Tenaga Kerja Terhadap Peningkatan Produk Domestik Bruto (Pdb):
Analisis Sektoral Tahun 2006 – 2013

Susanto, (2019), pengaruh inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sunariyah. (2006). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi 5. Yogyakarta:


UPP. AMP YKPN

Sunariyah. (2013). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi 5. Yogyakarta:


UPP. AMP YKPN

Sukirno, Sadono. (2011). Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.


Rajawali. Pers, Jakarta

Tarigan, Robinson. (2007). Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi cetakan ke


empat. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Veitzal., (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari.


Teori ke Praktik. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada

Vogt, W. (2015). Chow Test. Dictionary of Statistics & Methodology, 712–723.


https://doi.org/10.4135/9781412983907.n274

Yazid, M. (2018). Inflasi, KURS, Dan Suku Bunga Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi. Jurnal EKOMBIS, 1(1), 38–45.
http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/article/view/1381

Zaimsyaha dan Herianingrum (2019), Pengaruh Pembiayaan Bank Islam, FDI dan
Pertumbuhan Ekonomi: Studi Empiris Negara OKI

Anda mungkin juga menyukai