Oleh :
01021381621176
0
BAB I
PENDAHULUAN
2. 1 Latar Belakang
terbentuknya sistem keuangan yang stabil dan memberi manfaat bagi semua
hambatan yang bersifat harga maupun non harga, terhadap akses masyarakat
1
sebagai kegiatan simpan-pinjam. Inilah yang kemudian mendorong suburnya
pertumbuhan lembaga keuangan non formal atau biasa disebut tengkulak atau
Literasi Keuangan (SNLIK) ketiga pada tahun 2019, indeks inklusi keuangan di
OJK tahun 2016 yang tercatat sebesar 67,8%. Maka dalam 3 tahun terakhir
terdapat peningkatan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi
terhadap produk jasa keuangan (literasi keuangan). Sejauh ini pemerintah sudah
2
Sumatera Selatan yakni 40,05 % dari semula yakni 31,64 % pada tahun 2016
(Atmojo, 2019).
keuangan bukan saja karena rendahnya tingkat pendapatan, namun juga bisa
kebutuhan. Salah satu bentuk program inklusi keuangan yang dikhususkan bagi
mahasiswa dan pemuda yang berusia 18-30 tahun, yakni simpanan mahasiswa dan
pemuda yang dikenal dengan SiMuda. Tahun 2018 SiMuda mulai diluncurkan dan
diikuti oleh 8 bank peserta yakni, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia,
Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri, Bank Central Asia,Bank Jawa Barat dan
sendiri terdiri dari 3 jenis yakni SiMuda InvestasiKu. SiMuda RumahKu dan
3
Tabel 1.1. Jumlah Rekening dan Nominal SiMuda hingga triwulan 1 tahun 2021
Indonesia baru mencapai 18.888 rekening, masih sangat sedikit jika dibanding
jumlah penduduk Indoensia yang berusia 18-30 tahun 897,07 jiwa, angka pemiliki
rekening SiMuda baru mancapai 21,05% total penduduk Indonesia yang berusia
18-30 tahun.
rekening SiMuda belum tersaji dengan akurat, hal tersebut dikarenakan program
khususnya kota Palembang. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian ini mengapa progam ini masih asing di kalangan mahasiswa di kota
Palembang.
khususnya nasabah yakni, faktor pribadi, faktor eksternal dan faktor lembaga.
berupa voucher, hadiah langsung, undian, dan manfaat kartu Simuda. (Desry,
tentang tabungan dan investasi serta perlunya pemahaman atau edukasi keuangan
agar dapat mengelola keuangan pribadi dengan baik. Berdasarkan Uraian Di Atas,
4
Maka Penulis Tertarik Untuk Meneliti Tentang Analisis Determinan Inklusi
2. 2 Rumusan Masalah
2. 3 Tujuan Penelitian
(SiMuda).
(SiMuda).
5
3. Untuk mengetahui pengaruh faktor lembaga terhadap inklusi
(SiMuda).
2. 4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
b. Bagi Mahasiswa
dimasa depan.
6
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2. 1 Inklusi Keuangan
Inklusi keuangan saat ini selalu menjadi bahasan penting pada taraf global
dilakukan untuk mewujudkan sistem keuangan yang lebih mudah diakses oleh
oleh seluruh pelaku ekonomi. Dalam inklusi keuangan tersedia berbagai jasa
harga yang mampu dibayar oleh seluruh pelaku ekonomi terutama pelaku
melakukan penghapusan segala bentuk hambatan yang ada terhadap akses layanan
proses untuk menjamin akses terhadap produk dan jasa keuangan yang dibutuhkan
oleh setiap bagian masyarakat baik masyarakat umum ataupun masyarakat yang
7
rentan seperti masyarakat berpendapatan rendah pada tingkat harga yang mampu
dibayar dengan cara yang adil dan transparan (Komite Nasional Keuangan
berbagai produk, layanan jasa keuangan dan lembaga. Berbagai jasa keuangan di
dalamnya bisa dipilih sesuai kemampuan dan keperluan masyarakat sebagai upaya
inklusi keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan setiap orang untuk
bisa mempunyai akses dalam memanfaatkan produk atau layanan jasa keuangan,
produk transaksi digital seperti m-banking atau uang elektronik dari perusahaan
tertentu.
meningkatkan akses masyarakat pada suatu produk, lembaga atau layanan jasa
produk atau layanan jasa keuangan yang bisa disesuaikan dengan kemampuan dan
8
Sedangkan manfaat dari keuangan inklusi menurut Bank Indonesia adalah
sebagai berikut:
Setidaknya tercatat ada tujuh usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam
1. Edukasi Keuangan
9
memberikan pemahaman dan meningkatkan kesadaran masyarakat
terkait produk atau jasa keuangan yang saat ini tersedia yang disertai
dengan ragam dan risiko yang ada didalamnya. Namun, hal tersebut
legal.
10
seperti meningkatkan kerjasama antar lembaga keuangan demi
5. Perlindungan Konsumen
Jika ada banyak pihak yang terlibat atau berpartisipasi, maka tujuan
utama dari inklusi keuangan tentu akan menjadi lebih cepat terwujud
(Aulia, 2020)
2. 2 Menabung
pada periode saat ini dan akan digunakan untuk masa yang akan datang. Dengan
11
kata lain, perilaku menabung adalah kombinasi dari persepsi kebutuhan masa
2019). Perilaku menabung dapat diartikan sebagai tujuan menabung, cara pandang
seseorang untuk menabung, frekuensi menabung serta jumlah dana tabungan dan
atas pengeluaran yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan (Rini, 2017)
bahwa perilaku seseorang dalam menabung dipengaruhi oleh masalah atau risiko
keuangan yang pernah dialami seseorang, dan tugas utama menabung adalah
(Ningrum, 2018). Di lain kata, perilaku menabung adalah kombinasi dari persepsi
yang digunakan untuk mengukur perilaku menabung adalah perilaku investasi dan
perilaku berbelanja.
12
Tabungan dapat diartikan dengan 2 (dua hal), yaitu:
a. Menunda konsumsi
kebutuhan di masa yang akan datang Artinya, tabungan merupakan dana atau
kekayaan yang disisihkan untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Menabung
yang akan datang dan untuk mendapatkan uang dalam jumlah yang relatif besar
sebahagian uang untuk di tabung demi tujuan dimasa yang akan datang. Perilaku
13
untuk berinvestasi, menempatkan uang di rekening Bank, berspekulasi dan
melunasi hipotek.
yang diinisiasi oleh OJK untuk kelompok usia 18-30 tahun dengan dilengkapi
Indonesia.
14
Tabungan rencana yang memiliki fitur berinvestasi di reksadana secara
2. SiMUDA EmasKu
3. SiMUDA RumahKu
Tabungan rencana untuk mengangsur uang muka KPR (DP KPR) dan
Tabungan ini rendah biaya administrasi dengan setoran awal minimal adalah
sebesar Rp50.000 s.d Rp100.000,- sesuai dengan skema yang dipilih nasabah.
Produk ini dapat diberikan bunga sesuai dengan ketentuan masing-masing bank.
Sukti dkk. (2017) menegaskan bahwa ada dua faktor pribadi, eksternal dan
15
3. Faktor lembaga meliputi : aspek informasi (bukti fisik, promosi, iklan
dan lokasi), aspek biaya ( biaya transaksi, dan biaya transportasi untuk
layanan).
(Pebriani dkk., 2018). Fadilah dkk. (2017) berpendapat bahwa pilihan konsumen
(2017) & Alfiah (2019) menunjukan bahwa faktor pribadi berpengaruh terhadap
minat menabung nasabah. Hasil ini berbeda dengan temuan Hartatie dkk. (2016).
2. 4 Kerangka Pikir
bahwa ada 3 Faktor pribadi meliputi: usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan,
teman dan faktor lembaga meliputi : aspek informasi (bukti fisik, promosi, iklan
dan lokasi), aspek biaya ( biaya transaksi, dan biaya transportasi untuk mengakses
16
usia, dan pekerjaan sangat mempengaruhi pengelolaan keuangan dimasa muda
keinginan untuk membeli barang, jalan-jalan dan makan cenderung lebih besar.
Ditambah lagi jika belum memiliki pekerjaan, mahasiswa yang belum bekerja
masih berganung pada uang pemberian orang tua, jika mereka tidak pndai pandai
mengelola keuangan dan menabung, maka sulit untuk melewati masa saat kondisi
keuanan orang tua sedang terpuruk. Keluarga dan teman sebaya juga sangat kuat
memberi pengaruh, jka berada dalam keluarga dan memiliki tema yang gemar
menabug, maka perilaku tersebut akan berpeluang lebih besar untuk diadopsi oleh
mahasiswa yang bersangkutan. Selain itu faktor aspek informasi, aspek biaya dan
aspek kualitas akan memicu minat mahasiswa untuk menabung. Berikut disajikan
Inklusi Keuangan
17
Faktor Eksternal : Faktor Pribadi : usia, Faktor Lembaga : informasi (bukti
Keluarga, teman jenis kelamin, fisik, promosi, iklan dan lokasi), biaya
pekerjaan, pendapatan, (biaya transaksi, dan biaya
dan literasi keuangan transportasi untuk mengakses
layanan) dan kualitas (layanan
pengguna, kemudahan transaksi,
kecepatan transaksi, keamanan
layanan dan keberhasilan layanan).
Gambar 2
Kerangka Pikir
2. 5 Hipotesis
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Universitas Sriwijaya Kampus Palembang, penelitian ini hanya pada aspek yang
berkaitan dengan pengaruh faktor pribadi, eksternal dan lembaga terhadap inklusi
Palembang.
independen.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk
angka dan data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka (Sugiyono, 2016).
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek
Palembang.
19
2. Data Sekunder, adapun data sekunder diperoleh melalui : Studi pustaka,
yaitu bersumber dari hasil bacaan literatur atau buku-buku atau data terkait
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah
2. Sampel
penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa yang berada di Kota Palembang.
n=
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
z = skor z pada kepercayaan 95% = 1,96
p = maksiamal estimasi = 0,5
d = alpa (0,10), atau sampling eror = 10%
20
n=
n=
n = 96,04 = 100
Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang mahasiswa yang
sederhana.
pernyataan yang diajukan secara tertulis secara terstruktur atau yang disebut
pertanyaan tertulis yang akan diisi oleh responden yang terdiri dari pertanyaan
Likert adalah skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban, dan Berikut ini
merupakan tabel penjelasan mengenai urutan nilai-nilai atau point skala likert di
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
21
3.6 Teknik Analisis Data
karena variabel dependen bersifat dummy, regresi logistik hampir sama dengan
variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metrik dan non metrik (nominal).
independen. Pada teknik analisi regresi logistik tidak memerlukan lagi uji
normalitas dan uji asumsi klasik pada varibel bebasnya (Sugiyono, 2016).
SiMuda model regresi yang di kembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Keterangan:
Tidak memiliki)
α = konstanta
22
β₁-β₂ = koefisien regresi
ε = koefisien error
Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit
atau tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai metode fit adalah: : model
fit dengan data Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka harus
2LogL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain
23
maka model dianggap semakin goodness of fit, sementara jika semakin
Fit Test menjadi hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai
dengan model (tidak ada perbedaan antara dengan data sehingga model
sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang
lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan
observasinya.
4. Matriks Klasifikasi
24
Pengujian dengan model regresi logistik digunakan dalam penelitian ini
25
BAB IV
Posisi geografis Palembang yang terletak di tepian Sungai Musi dan tidak jauh
dari Selat Bangka, sangat menguntungkan. Walaupun tidak berada di tepi laut,
Kota Palembang mampu dijangkau oleh kapal-kapal dari luar negeri. Terutama
dengan adanya Dermaga Tangga Buntung dan Dermaga Sei Lais. Dan juga
dan 104º 37’ - 104º52” BT dengan luas wilayah 400,61 Km² dengan batas-batas
sebagai berikut : ‰
Kota Palembang memiliki 18 kecamatan dan 107 kelurahan (dari total 236
kecamatan, 386 kelurahan dan 2.853 desa di seluruh Sumatra Selatan). Pada tahun
26
4.1.2 Karakteristik Responden
usia:
27
Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa dari 100
perempuan.
pekerjaan:
yakni ≥ Rp.5 Juta/bulan dan < Rp. 5 juta/ bulan. Berikut distribusi
28
Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa dari 100 responden
(logistic regression).
Uji overall Model Fit atau uji keseluruhan model ini adalah untuk
simultan mempengaruhi variabel dependen. Uji overall model fit ini dihitung
dari perbedaan nilai -2LL antara model dengan hanya terdiri dari konstanta
dan model yang diestimasi terdiri dari konstanta dan variabel independen Uji
29
Tabel 4.6
Nilai -2LL yang Terdiri dari Konstanta dan Variabel Bebas
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Hasil output SPSS pada tabel 4.5 merupakan nilai -2 log likelihood yang
terdiri dari konstanta saja, sementara pada tampilan tabel 4.6 merupakan nilai -2
likelihood yang terdiri dari kontanta dan variabel bebas. Nilai -2 log likelihood
yang hanya memasukkan konstanta saja adalah sebesar 79,807. Sedangkan nilai –
2 log likelihood yang memasukkan konstanta dan variabel bebas adalah sebesar
Seperti yang telah ditunjukkan pada tabel Chi Square pada tabel 4.7
30
Tabel 4.7
Tabel perbandingan nilai -2LL
Chi-square df Sig.
terdiri dari konstanta saja dan -2 log likelihood yang terdiri dari konstanta dan
variabel bebas. Perbandingan tersebut mengikuti sebaran chi square. Nilai chi
square sebesar 15,650 dengan df 3. Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Sig.
Model sebesar 0,04 karena nilai ini lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan
bahwa ukuran perusahaan klien, opini audit, ukuran KAP, dan pergantian
simultan, uji secara parsial dengan mengunakan uji wald. Sedangkan untuk uji
2. Uji Wald
Pada Uji Wald, pengujian hipotesis akan dilakukan secara individual atau
secara parsial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara memasukan satu persatu
variabel faktor pribadi, eksternal dan lembaga. Pengujian ini untuk mengetahui
31
Tabel 4.8
Uji Wald
Berdasarkan Tabel 4.5 hasil pengujian secara individual atau parsial sebagai
berikut :
a. Faktor Pribadi
wald sebesar 2,110 (sig. 0,004). Nilai signifikansi 0,004 < dari tingkat
(SiMuda).
32
0,896 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang tidak
b. Faktor Eksternal
Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa diperoleh nilai wald sebesar
6,581 (sig. 0,010). Nilai signifikansi 0,010 lebih kecil dari tingkat
(SiMuda).
c. Faktor Lembaga
Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa diperoleh nilai wald sebesar 5,497
(sig. 0,019). Nilai signifikansi 0,019 < dari tingkat signifikansi sebesar
33
Variabel pribadi yang bertanda positif (+) menunjukkan bahwa semakin
simpanan mahasiswa dan pemuda (SiMuda). Nilai odd ratio sebesar 0,709
simpanan mahasiswa dan pemuda (SiMuda) sebesar 0,709 kali lebih tinggi
baik.
dilihat pada Negelkerke R Square. Nilai Negelkerke R Square dapat dilihat pada
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi
Model Summary
Step Cox & Snell R Nagelkerke R
Square Square
-2 Log likelihood
sebesar 0,895 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan
34
10,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.
Untuk melihat apakah data empiris sesuai dengan model sehingga model
keseluruhan dalam hal ini digunakan uji Hosmer and Lemeshow’s test dengan
observasinya.
b. Jika nilai Hosmer and Lemeshow > 0,05 artinya model mampu
Tabel 4.10
Menguji Kelayakan Model
1 13.531 6 .095
Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji Multikolinieritas karena uji
hipotesis menggunakan regresi logistik. Model regresi yang baik adalah regresi
dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya.
Pengujian ini menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat
Tabel 4.11
Uji Multikolinieritas
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 1.216 .369 -.706 .484
Pribadi -.110 .020 .111 .876 .385 .123 .122 .109 .958 1.044
Eksternal .876 .315 .128 1.007 .319 .082 .140 .125 .959 1.043
Lembaga 1.504 .118 .295 2.320 .024 .266 .309 .288 .958 1.044
Nilai VIF pada tabel 4.11 menunjukkan angka disekitar 1 dan tidak melebihi
angka 10. Selain itu besarnya nilai tolerance mendekati angka 1. Jadi dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terbebas
dari Multikolinieritas.
5. Matriks Klasifikasi
36
untuk memprediksi kemungkinan inklusi keuangan melalui program simpanan
mahasiswa dan pemuda (SiMuda). Matriks klasifikasi disajikan pada tabel 4.12
berikut:
Tabel 4.12
Matriks Klasifikasi
Observed Predicted
Inklusi Keuangan
Memiliki Tabungan Tidak Percentage
SiMuda Memiliki Correct
Tabungan
SiMuda
Tidak 29 9 76.0
Memiliki
Tabungan
SiMuda
adalah sebesar 76%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model
akan memiliki tabungan SiMuda dari total 38 perusahaan yang memiliki inkulis
pemuda (SiMuda) adalah sebesar 77%, yang berarti bahwa dengan model regresi
37
prediksi atau ketepatan model dalam mengklasifikasikan observasinya adalah
sebesar 81,4%.
Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel 4.13 sebagai
berikut:
Tabel 4.13
Berdasarkan hasil uji regresi logistik dari tabel di atas, maka persamaan
4.2 Pembahasan
Berdasarkan analisa data yang telah diuraikan diatas diketahui bahwa faktor
38
inklusi keuangan melalui program simpanan mahasiswa dan pemuda (SiMuda).
sebesar 76%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi
pemuda (SiMuda) adalah sebesar 77%, yang berarti bahwa dengan model regresi
penelitian yang digunakan adalah sebanyak 250 nasabah bank Syariah. Hasil
39
Selanjutnya Irnawati Indi dengan judul Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
untuk pelayanan sebesar 0.777 dan untuk lokasi sebesar 1.721 > t tabel sebesar
pelayanan sebesar 0,009 dan lokasi sebesar 0,028 < taraf signifikan 0,1, berarti
Menurut teori Sukti dkk. (2017) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
keputusan dan minat nasabah yakni pribadi, eksternal dan lembaga. Ningrum
yang digunakan untuk mengukur perilaku menabung adalah perilaku investasi dan
perilaku berbelanja.
Dari hasil penelitian maka penulis berasumsi bahwa kesadaran dalam diri,
yang didukung oleh lingkungan dan fasilitas penunjang serta manfaat yang
langsung bisa dirasakan akan memperkuat alasan serta keputusan seseorang untuk
menabung.
BAB V
40
5.1 KESIMPULAN
berikut:
(SiMuda).
5.2 SARAN
2. Bagi Mahasiswa
41
Diharapkan dapat berusaha untuk menambah pengetahuan mengenai
42
DAFTAR PUSTAKA
Atikah, A., & Ma’ruf, A. (2016). Analisis Keuangan Inklusif: Studi Kasus Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 17(1), 31–45.
https://doi.org/10.18196/jesp.17.1.3496
Atmojo, D. D. (2019). Analisis Literasi Keuangan Ibu Rumah Tangga (Studi
Kasus Pada Guru PNS SDN 3 Buyut Ilir Kecamatan Gunung Sugih
Kabupaten Lampung Tengah).
Aulia, M. R. (2020). Pengaruh Inklusi Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Risiko Kredit Atau Pembiayaan Perbankan. http://etheses.uin-
malang.ac.id/id/eprint/23579
Desry. (2019). Analisis Tingkat Literasi Dan Pengelolaan Keuangan Pribadi
Mahasiswa Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univeristas Sam Ratulangi.
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
7(2), 2131–2140. https://doi.org/10.35794/emba.v7i2.24018
Irawan, T. T. (2020). Preferensi, Analisis Penabung, Calon Pemuda, Simpanan Di,
Simuda Pakuan, Universitas, 6(1), 59–68.
Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). (2019). Strategi Pengembangan
Keuangan Mikro Syariah Di Indonesia.
Kusuma, A. A. N. J., & Indrajaya, I. G. B. (2018). Kemiskinan Dan Ketimpangan
Pendapatan Masyarakat Di Kabupaten / Kota Provinsi Bali Anak Agung
Ngurah Jaya Kusuma E-Jurnal EP Unud, 9(5), 993–1022.
Ningrum, D. K. (2018). Pertumbuhan Ekonomi , Kemiskinan Dan Ketimpangan
Di Jawa Timur Periode Tahun 2011-. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB
Universitas Brawijaya, 6(1), 1–16.
Ojk. (2017). Laporan profil industri perbankan. In Ojk: Vol. tw IV (pp. 37–39).
Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) dan Pengawasan
MiKroprudenSial. h.7.
Rini, M. E. (2017). Perencanaan Keuangan. Detik Finance, 1.
Sastiono. P, Nuryakin. C. (2019). Inklusi Keuangan Melalui Program Layanan
Keuangan Digital dan Laku Pandai Financial Inclusion: Case Study of LKD
and Laku Pandai Program. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol.
19 No. 2 Juli 2019: 242–262 242 p-ISSN 1411-5212; e-ISSN 2406-9280
Sekarwati, M. A., & Susanti. (2020). The influence of financial literacy, financial
inclusion and individual modernity on saving behavior of surabaya’s state
collage students. Jurnal Ekonomi Keuangan Dan Manajemen, 16(2), 268–
275.
Sugiyono, P. D. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif,dan R&D.
Alfabeta, Cv., 233.
Supriadi, S. A., & Krisnawati, A. (2019). Analisis Perbedaan Tingkat Literasi
Keuangan Dan Perilaku Keuangan Mahasiswa Di Universitas Telkom. Jurnal
Mitra Manajemen, 3(1), 109–120. https://doi.org/10.52160/ejmm.v3i1.191
Wulandari, D. A., & Susanti. (2019). Pengaruh Literasi Keuangan, Inklusi
Keuangan, Uang Saku, Dan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Menabung
Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
43
Surabaya. Jurnal Pendidikan Akuntansi, 07(02), 263–268.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jpak/article/viewFile/30196/27
673
Warneryd (2016). Artikel disetujui untuk dipublikasikan Desember 2012. Jurnal
Ekonomi Dan Kebijakan Pembangunan, 1(2), 111–135.
44
Frequency Table
Usia responden
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 18-21 tahun 43 43.0 43.0 43.0
22-25 tahun 57 57.0 57.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Jenis kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 60 60.0 60.0 60.0
Perempuan 40 40.0 40.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Bekerja 62 62.0 62.0 62.0
Tidak bekerja 38 38.0 38.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pendapatan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid =/> 5
62 62.0 62.0 62.0
juta/bulan
< 5 juta/bulan 38 38.0 38.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
45
Overall Model Fit
2 79.807 -1.059
3 79.807 -1.061
4 79.807 -1.061
Model Summary
Step Cox & Snell R Nagelkerke R
Square Square
-2 Log likelihood
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
46
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
1 13.531 6 .095
Uji Multikolinieritas
Unstandardized Standardize
Coefficients d Correlations Collinearity Statistics
Model Coefficients t Sig.
B Std. Beta Zero- Partial Part Tolerance VIF
Error order
1 (Constant) 1.216 .369 -.706 .484
Pribadi -.110 .020 .111 .876 .385 .123 .122 .109 .958 1.044
Eksternal .876 .315 .128 1.007 .319 .082 .140 .125 .959 1.043
Lembaga 1.504 .118 .295 2.320 .024 .266 .309 .288 .958 1.044
a. Dependent Variable: Inklusi Keuangan
47
Observed Predicted
Inklusi Keuangan
Memiliki Tabungan Tidak Percentage
SiMuda Memiliki Correct
Tabungan
SiMuda
Tidak 29 9 76.0
Memiliki
Tabungan
SiMuda
48