Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 1

PENGARUH UANG SAKU DAN EFIKASI KEUANGAN TERHADAP


MINAT GENERASI MUDA BERINVESTASI DI PASAR MODAL
SYARIAH DENGAN GAYA HIDUP SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangkaraya)
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah: Analisis Investasi Dan Fortofolio
Dosen Pengampu: Muhammad Riza Hafizi, SE., M.Sc

Disusun Oleh:

Aprianur (2014140144)
Anisa Istiqomah (2014140155)

Dimas Fauzi tri Pamungkas (2014140161)


Lulu Erniawati (2014140162)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PRODI AKUNTANSI SYARIAH
TAHUN 1445 H / 2023 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pandemi covid-19 yang mulai memasuki Indonesia pada Maret
2020 lalu telah berdampak di berbagai aspek, salah satunya aspek
ekonomi. Dampak yang timbul dirasakan oleh semua lapisan masyarakat,
termasuk generasi milenial di kalangan mahasiswa. Namun, pandemi
covid-19 juga menuntun mahasiswa untuk memiliki kesadaran bahwa
mereka tidak bisa mengandalkan uang dari orangtua atau bergantung pada
satu sumber pendapatan secara terus menerus, sehingga ada dorongan
untuk mendapatkan pemasukan tambahan atau passive income, salah
satunya yaitu dengan cara berinvestasi (Lucky et al., 2023).
Investasi merupakan pengumpulan uang yang disimpan untuk
kemudian digunakan untuk masa yang akan datang. Investasi dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu aset atau
lebih selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
penghasilan dan peningkatan nilai investasi (Putu Eka & Putu Riesty,
2022).
Saat ini terdapat 8,1 juta investor di pasar modal Indonesia, naik
3,05% dari Januari sebesar 7,86 juta. Investor reksa dana mengalami
peningkatan terbesar dalam jumlah, dengan 7,49 juta investor di bulan
Februari. Ini naik 3,88% dari total Januari 7,21 juta. Sementara itu, jumlah
investor C-Best juga meningkat, dengan pertumbuhan bulanan 2,24%.
Antara Januari dan Februari, jumlah investor C-Best meningkat sebesar
5,87%. Terakhir, kini ada 611.143 orang yang berinvestasi di pasar modal
Indonesia (Rizky et al., 2023). Menurut Direktur Utama Bursa Efek
Indonesia (BEI). Hingga saat ini, enam puluh persen investor saham yang
merupakan generasi milenial telah mencapai porsi yang signifikan dari
total populasi investor. Investor tertinggi adalah siswa SMA 59,72%,
kemudian 30,11% mahasiswa S1, 7,44% mahasiswa D3 dan 2,72%
mahasiswa S2. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa

1
milenial sudah menjadi kekuatan dominan dalam kancah investasi
Indonesia.
Pasar modal menjadi tempat atau sarana bertemunya antara
permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang.
Umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Hal ini mengacu pada Undang-
Undang tentang pasar modal Nomor 8 Tahun 1995 mendefinisikan pasar
modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
pandangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang di
terbitkan serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pada
penelitian ini akan lebih terfokus kepada pasar modal syariah. Pasar modal
syariah mempunyai sistem tersendiri yang unik, berbeda dengan pasar
modal konvensional. Ada beberapa produk sekuritas syariah yang tersedia
di pasar modal Indonesia, seperti saham dan obligasi yang memenuhi
kriteria syariah tertentu (Peristiwo, 2016).
Mahasiswa adalah salah satu komponen masyarakat yang cukup
besar, mahasiswa memiliki perilaku konsumtif yang tidak sedikit. Pada
masa kuliah mahasiswa beralih sifat mandiri secara keuangan mahasiswa
yang komplek karena sebagai mahasiswa belum mempunyai pendapatan
pribadi cadangan dana yang dimiliki juga terbatas ( Krisdayanti, 2020).
Hal tersebut juga berlaku bagi mahasiswa rantau yang dituntut untuk
mandiri dalam memanajemen segala kebutuhan khususnya kebutuhan
finansial. Tentunya ada beberapa mahasiswa yang melakukan penyisihan
uang saku untuk digunakan sebagai dana cadangan di masa mendatang.
Uang saku merupakan hal terpenting bagi mahasiswa guna
kelangsungan hidup karena mayoritas dari mahasiswa Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Palangkaraya adalah anak rantau. Sesuai dengan
Theory of Planned Behavior, teori ini menekankan pada seseorang yang
ingin melakukan sesuatu harus didasarkan dengan niat. Melakukan
tindakan untuk pengambilan keputusan sangat perlu dilakukan mahasiswa
untuk mengelola keuangan atas biaya hidup mereka. Pengelolaan uang
saku dirasa sangat penting bagi seorang mahasiswa bahwasannya dari

2
uang saku tersebut mereka dapat mengalokasikan dana mereka ke tempat
pengeluaran konsumsi baik konsumsi rutin maupun tidak.
Sebagai Mahasiswa terutama yang merantau harus memperhatikan
pengelolaan keuangan. Efikasi keuangan memiliki pengaruh pada
keputusan yang diambil dalam pengelolaan keuangan para remaja. Sina
(2013) mengungkapkan bahwa efikasi keuangan adalah pemicu seseorang
mampu mengelola keuangan dengan benar dan berusaha memperbaiki cara
mengelola keuangannya sehingga investor yang memiliki tingkat efikasi
keuangan yang tinggi akan cenderung lebih tepat dalam mengambil
keputusan berinvestasi sesuai kemampuan dan kebutuhannya. Seseorang
yang memiliki keinginan untuk mulai berinvestasi harus memiliki
keyakinan yang positif agar dapat melakukan dan mengambil keputusan
investasi yang tepat guna mendapatkan kesejahteraan di masa yang akan
datang.
Mahasiswa mengelola keuangannya sering kali ditemukan
fenomena bahwa uang tidak lagi sesuai dengan prinsip fungibility. Hal
tersebut membuat mahasiswa harus pintar mengelola biaya hidup.
Umumnya semakin tinggi uang saku yang diperoleh maka semakin tinggi
pula kegiatan konsumsi mahasiswa. Hal inilah yang menjadi faktor
pertimbangan mereka untuk melakukan investasi. Pola gaya hidup yang
seemikian rupa adalah cara hidup yang diindentifikasikan oleh bagaimana
orang menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang dianggap penting dalam
lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang dipikirkan tentang diri sendiri
dan juga sekitarnya (Sutisna, 2002). Gaya hidup pada prinsipnya adalah
bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Untuk
melakukan investasi seorang individu harus menunda kebutuhan
konsumsinya untuk sementara waktu dan mengalihkan kelebihan uang
yang dimiliki dalam bentuk investasi. Dalam hal ini tentunya terdapat
perbedaan pola konsumsi yang dilakukan antara satu individu dengan
individu lainnya. Seperti yang sering dijumpai, sekarang ini pola konsumsi
pada generasi milenial sangat terpengaruh dari gaya hidup masyarakat di

3
negara maju. Dimana pola konsumsi ini bersifat konsumtif, konsumsi
dilakukan tidak berdasarkan atas pertimbangan yang rasional tetapi lebih
kepada kecenderungan matrealistik dan hasrat untuk memiliki barang-
barang mahal (Ratna & Fitria, 2020).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Uang Saku
Dan Efikasi Keuangan Terhadap Minat Generasi Muda Berinvestasi Di
Pasar Modal Syariah Dengan Gaya Hidup Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Palangkaraya).
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka dalam penelitian ini diberikan pembatasan masalah, yakni hanya
membahas mengenai pengaruh variabel independen (uang saku dan efikasi
keuangan) terhadap variabel dependen (minat investasi) dengan gaya
hidup sebagai variabel moderasi. Ruang lingkup penelitian ini juga
dibatasi dalam penentuan populasi, hanya menggunakan sampel dari
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangkaraya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran dari latar belakang, maka rumusan masalah
untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh uang saku terhadap minat generasi muda
berinvestasi di pasar modal syariah?
2. Bagaimana pengaruh Efikasi keuangan terhadap minat generasi muda
berinvestasi di pasar modal syariah?
3. Bagaimana pengaruh gaya hidup dalam moderasi uang saku terhadap
minat generasi muda berinvestasi di pasar modal syariah?
4. Bagaimana pengaruh gaya hidup dalam moderasi efikasi keuangan
terhadap minat generasi muda berinvestasi di pasar modal syariah?
D. Tujuan Penelitian

4
Berdasarkan uraian dari penulisan rumusan masalah sebelumnya,
maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh uang saku terhadap minat
generasi muda berinvestasi di pasar modal syariah.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh efikasi keuangan terhadap
minat generasi muda berinvestasi di pasar modal syariah.
3. Untuk menguji dan menganalisis gaya hidup dalam moderasi uang
saku terhadap minat generasi muda berinvestasi di pasar modal
syariah.
4. Untuk menguji dan menganalisis gaya hidup dalam moderasi efikas
keuangan terhadap minat generasi muda berinvestasi di pasar modal
syariah.

E. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya,
diharapkan penelitian ini akan membawa kebermanfaatan bagi segala
pihak yang berkepentingan. Adapun kegunaan dari penelitian ini akan
terbagi menjadi dua, yaitu kegunaan yang berbentuk teoritis dan kegunaan
yang berbentuk praktis. Uraiannya adalah sebagai berikut.
1. Kegunaan Teoritis
a. Menambah wawasan bagi pembaca tentang cara menganalisis
besaran pengaruh uang saku dan efikasi keuangan terhadap minat
berinvestasi dengan menggunakan gaya hidup sebagai variabel
moderasi.
b. Bagi institusi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi literatur guna dalam memperluas perkembangan
pengetahuan di masa mendatang dalam bidang ekonomi.
c. Sebagai wadah menambah pengetahuan penulis dalam bidang
penelitian.
2. Kegunaan Praktis

5
a. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi sumber
bahan perbandingan dan referensi bagi penelitian selanjutnya yang
berkaitan.
b. Bagi penulis, dapat mengambil jalan tengah terkait
ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian ini.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Dalam proses penelitian ini, penulis melakukan kajian terhadap
penelitian terdahulu sebagai acuan dalam mendukung alasan dilakukannya
penelitian. Selain itu juga untuk dijadikan sebagai bahan referensi dan
perbandingan dari penelitian yang telah ada. Berdasarkan penelitian yang
penulis lakukan berjudul “Pengaruh Uang Saku Dan Efikasi Keuangan
Terhadap Minat Generasi Muda Berinvestasi Di Pasar Modal Syariah
Dengan Gaya Hidup Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangkaraya).”, dapat disajikan
beberapa hasil dari penelitian terdahulu yang relevan dengan pembahasan
yang penulis lakukan.
Pertama, penelitian yang ditulis oleh Faradilla Sari, Ayuni Fitri,
dan Irma Susanti pada tahun 2022, berjudul “Pengaruh kemajuan
teknologi informasi pengetahuan investasi dan uang saku mahasiswa
terhadap minat investasi di pasar modal sebagai sarana investasi bagi
kalangan muda”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat
sejauh mana kalangan muda tertarik untuk berinvestasi di pasar modal
Indonesia dan melihat apa saja yang membuat masih kurangnya minat
anak muda dalam melakukan investasi di pasar modal indonesia. Metode

6
penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan analisis ang
digunakan adalah regresi linear berganda dengan aplikasi SPSS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara simultan menunjukan bahwa
Teknologi Informasi dan Pengetahuan Investasi berpengaruh terhadap
minat berinvestasi, secara parsial teknologi informasi berpengaruh
terhadap minat investasi, Pengetahuan Investasi secara parsial berpengaruh
terhadap Minat Berinvestasi
Kedua, penelitian yang ditulis oleh Putu Eka Noviyanti dan Putu
Riesty Masdiantini pada tahun 2022, berjudul “Pengaruh Pengetahuan
Investasi, Literasi Keuangan, Efikasi Keuangan, Uang Saku dan
Sosialisasi Pasar Modal terhadap Minat Berinvestasi Mahasiswa (Studi
Kasus Pada Mahasiswa Prodi S1 Akuntansi Universitas Pendidikan
Ganesha)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pengetahuan investasi, literasi keuangan, efikasi keuangan, uang saku dan
sosialisasi pasar modal terhadap minat berinvestasi mahasiswa pada
mahasiswa Program Studi S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha.
Metode penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan investasi berpengaruh positif signifikan
terhadap minat berinvestasi mahasiswa, literasi keuangan berpengaruh
positif signifikan terhadap minat berinvestasi mahasiswa, efikasi keuangan
berpengaruh positif signifikan terhadap minat berinvestasi mahasiswa,
uang saku berpengaruh positif signifikan terhadap minat berinvestasi
mahasiswa, dan sosialisasi pasar modal berpengaruh positif signifikan
terhadap minat berinvestasi mahasiswa.
Ketiga, penelitian yang ditulis oleh Silvi Adiningtyas dan Luqman
Hakim pada tahun 2022, berjudul “Pengaruh Pengetahuan Investasi,
Motivasi, dan Uang Saku terhadap Minat Mahasiswa Berinvestasi di Pasar
Modal Syariah dengan Risiko Investasi sebagai Variabel Intervening”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemahaman
investasi, motivasi, serta uang saku terhadap minat berinvestasi di pasar
modal syariah dengan risiko investasi sebagai variabel intervening.

7
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh langsung antara pengetahuan, motivasi,
dan uang saku terhadap minat investasi. Risiko investasi merupakan
variabel intervening antara pengetahuan investasi dengan uang saku pada
investasi minat. Risiko investasi bukan merupakan variabel intervening
antara motivasi dan minat investasi.
Keempat, penelitian yang ditulis oleh Ni Gusti Ayu Gayatri pada
tahun 2022, berjudul “Pengetahuan Investasi, Modal Minimal, Uang Saku
dan Minat Mahasiswa Menjadi Investor Muda”. Penelitian bertujuan
mengetahui minat mahasiswa menjadi investor muda. Metode penelitian
yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Hasil penelitian
membuktikan pengetahuan investasi, modal minimal, dan uang saku
berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa menjadi investor muda.
Kelima, penelitian yang ditulis oleh Rizky Wahyudi, Andri
Soemitra, dan Muhammad Ikhsan Harahap pada tahun 2023, berjudul
“Pengaruh Pengetahuan Investasi, Modal Minimal, Return, Uang Saku,
dan Manfaat Investasi Terhadap Minat Mahasiswa Berinvestasi Di Pasar
Modal Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
pengetahuan investasi, modal minimum, return, risiko dan keuntungan
terhadap minat mahasiswa berinvestasi di Medan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa memiliki pengetahuan tentang investasi, modal
minimal, return, uang saku dan manfaat investasi berpengaruh positif
terhadap minat mahasiswa berinvestasi di Medan.
Keenam, penelitian yang ditulis oleh Lucky Ayu Damayanti, Nur
Diana, dan Afifudin pada tahun 2023, berjudul “Pengaruh Pengetahuan
Investasi, Return Investasi, Modal Minimal Investasi, dan Gaya Hidup
Generasi Milenial Terhadap Minat Investasi”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengetahuan investasi, investasi
return, modal investasi yang minim, dan gaya hidup generasi milenial
dalam berinvestasi bunga, baik sebagian maupun secara bersamaan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Hasil

8
penelitian menunjukkan bahwa investasi, modal investasi minimal, dan
generasi milenial gaya hidup berpengaruh positif signifikan terhadap minat
investasi.
B. Kajian Teori dan Konsep
1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)
Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) dirumuskan dan
terus dikembangkan pada tahun 1967, selanjutnya teori ini direvisi dan
diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein. Teori ini dirumuskan
dalam upaya untuk memberikan konsistensi dalam studi terkait
hubungan antara perilaku dan sikap (Mahyarni, 2013). Fishbein dan
Ajzen berasumsi bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar
dan mempertimbangkan informasi yang ada. Menurut Ajzen, ada dua
penentu dasar yang mempengaruhi niat seseorang untuk melakukan
suatu perilaku tertentu, yaitu sikap (attitude towards behavior) dan
pengaruh sosial atau norma subjektif (subjective norm). Kemudian
Ajzen melengkapi teori ini dengan keyakinan (beliefs), bahwa sikap
berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral beliefs),
sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normatif (normative
beliefs). Niat seseorang untuk melakukan investasi didasari atas
kepercayaan (beliefs) investor terhadap informasi keuangan, kondisi
faktor makro, pengaruh informasi teknikal, serta norma subjektif atau
tekanan sosial. Hal tersebut didasari oleh asumsi bahwa seseorang
sadar akan perilakunya karena pertimbangan informasi dan
mempertimbangkan dampak atau implikasi atas tindakan yang
dilakukannya. Adanya informasi secara efektif menumbuhkan niat
untuk melakukan suatu tindakan. Niat untuk melakukan suatu tindakan
ditumbuhkan melalui norma subjektif, apabila pengetahuan individu
masih rendah, maka niat untuk melakukan suatu tindakan ini akan
berubah menurut waktu. (Listyarti, 2017)

2. Teori Perilaku Berencana (Theory of Planned Behaviour)

9
Menurut Ajzen (1991), teori perilaku berencana (theory of planned
behavior) dianggap sebagai perluasan dari teori tindakan beralasan
(theory of reasoned action). Teori perilaku berencana dikembangkan
dari teori tindakan beralasan dengan memasukkan tambahan yaitu
membangun perilaku kontrol yang dirasakan. Ajzen (1988)
menyatakan bahwa perilaku seseorang tergantung pada keinginan
berperilaku (behavioral intention) yang terdiri dari tiga komponen,
diantaranya yaitu sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm),
dan pengendalian perilaku yang dirasakan (perceived behavioral
control). Variabel sikap (attitude) dan norma subjektif (subjective
norm) terdapat pada teori tindakan beralasan (theory of reasoned
action), sedangkan variabel pengendalian perilaku yang dirasakan
muncul dalam teori perilaku berencana (East, 1997). Teori perilaku
berencana merupakan sebuah alat yang dapat digunakan untuk
memprediksi perilaku individu ketika individu tersebut tidak memiliki
kontrol kemauan sendiri secara penuh (Mahyarni, 2013). Ajzen (2005)
mengemukakan bahwa sikap terhadap perilaku ini ditentukan oleh
keyakinan yang diperoleh mengenai konsekuensi dari suatu perilaku
atau dapat disebut sebagai behavioral beliefs. Keyakinan (belief)
berkaitan dengan penilaian-penilaian subjektif individu terhadap dunia
sekitarnya, pemahaman mengenai diri dan lingkungannya. Keyakinan
(belief) dapat diungkapkan dengan cara menghubungkan suatu
perilaku yang akan diprediksi dengan berbagai manfaat atau kerugian
yang mungkin diperoleh apabila individu tersebut melakukan atau
tidak melakukan perilaku itu (Mahyarni, 2013).

3. Minat Investasi
Minat merupakan fungsi kejiwaan atau sambutan yang sadar untuk
tertarik terhadap suatu obyek baik berupa benda atau yang lain,
sedangkan investasi d iartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana
atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan

10
memperoleh keuntungan di masa dating (Tandelilin, 2010, p. 2).Minat
investasi merupakan hasrat atau keinginan yang kuat pada seseorang
untuk mempelajari segala hal yang berkaitan dengan investasi hingga
pada tahap mempraktikannya, yaitu berinvestasi (Pajar &
Pustikaningsih, 2017). Ciri-ciri seseorang yang berminat untuk
berinvestasi dapat diketahui dari besar usaha mereka dalam mencari
suatu jenis investasi dari keuntungan, kelemahan dan kinerja investasi.
Kemudian, mereka melakukan investasi pada jenis investasi yang telah
dipelajari atau menambah porsi atau bobot investasi yang sudah ada
sebelumnya (Kusmawati, 2011).
aFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Investasi Menurut Raditya
T et al (2014) dalam tulisannya menjelaskan beberapa faktor-faktor
yang berpen garuh terhadap minat berinvestasi,adalah antara lain:
a. Neutral information, adalah informasi yang berasal dari luar,
memberikan informasi tambahan agar informasi yang dimiliki
oleh calon investor menjadi lebih komprehensif.
b. Personal financial needs, adalah informasi pribadi yang
diperoleh selama investor tersebut berkecimpung dalam dunia
investasi yang dapat menjadi semacam pedoman bagi investor
tersebut dalam investasi berikutnya.
c. Self image/firm image coincidence, adalah informasi yang
berhubungan dengan peniliaian terhadap citra perusahaan.
d. Social relevance, adalah informasi yang menyangkut posisi
saham perusahaan di bursa, tanggung jawab perusahaan
terhadap lingkungan sekitar serta area operasional perusahaan,
nasional atau internasional.
4. Generasi Muda
Generasi muda dalam pengertian umum adalah golongan manusia yang
berusia 0 – 35 tahun. Secara sosiologis dan praktis, anggota atau
pribadi-pribadi yang masuk dalam kelompok itu memiliki pengalaman
yang sama, khususnya peristiwa besar yang dialami secara serentak

11
oleh seluruh masyarakat, misalnya generasi pembangunan. Dalam
sudut pandang ekonomi, pemuda direpresentasikan sebagai kelompok
manusia yang potensial untuk dikembangkan menjadi sumber daya
manusia (human resource) yang handal dan berkualitas, baik dari segi
fisik maupun mentalitas, serta karya-karya monumentalnya.1

5. Pasar Modal Syariah


Pasar modal Islam diatur oleh hukum Islam, yang menetapkan bahwa
kegiatan yang dilakukan di pasar ini diperbolehkan. Ini berarti bahwa
pasar bebas dari perilaku tidak etis atau ilegal. Aturan yang mengatur
pasar modal syariah sangat ketat, dan semua peserta harus
mematuhinya.Transaksi pasar modal diperbolehkan jika tidak
melibatkan kegiatan yang dilarang menurut hukum Syariah, seperti
spekulasi atau manipulasi. Kegiatan yang dilarang meliputi kegiatan
yang melibatkan bunga, riba, perjudian, dan suap (Andri Soemitra,
2020).
Agar sesuai dengan Syariah di pasar modal, lembaga keuangan harus
bekerja sama dengan pakar dan dewan Syariah dari seluruh dunia.
Untuk melakukan ini, mereka harus terlibat dalam interaksi yang intens
dengan lembaga terkait Syariah, seperti AAOIFI, IFSB, IOSCO, IIFM,
dan IIRA. Organisasi-organisasi ini bekerja untuk menyelaraskan nilai-
nilai Syariah dengan kerangka kerja internasional, dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip paling mendasar dari hu kum
Syariah. Tujuan utama produk syariah di pasar modal adalah untuk
menarik investasi dan mendapatkan penerimaan dari lembaga

1
Endang Sumantri, Cecep Darmawan, and Saefulloh, ‘Modul 1: Generasi Dan Generasi Muda’,
Universitas Terbuka, 2008, 1–35 <http://repository.ut.ac.id/3897/1/PKNI4312-M1.pdf>.

12
keuangan internasional. Memenuhi semua persyaratan syariah adalah
yang paling penting, di atas segalanya (Andri Soemitra, 2009).
6. Uang Saku
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya uang yang dibawa
untuk keperluan sewaktu-waktu; uang jajan. Uang saku merupakan
bentuk pengembangan tanggung jawab, sehingga perlu disertai dengan
penanaman nilai uang pada anak, sehingga uang yang diberikan oleh
orang tua dengan perencanaan uang tersebut digunakan seperti untuk
transportasi atau tabungan (Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2008 hal: 1513).
7. Efikasi Keuangan
Efikasi diri keuangan menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan keuangan, efikasi diri merupakan suatu sikap
yang ada pada diri sendiri dan melekat, tentunya orang yang satu
dengan orang lain akan memiliki perbedaan.2
Theory of planned behavior menyatakan bahwa sikap seseorang
menentukan niat seseorang dalam melakukan suatu kegiatan.
Sementara untuk menentukan niat ataupun keinginan berinvestasi,
seseorang perlu memiliki efikasi diri dalam keuangan atau biasa
disebut dengan efikasi keuangan. Apabila seorang individu memiliki
pengetahuan keuangan disertai rasa percaya pada kemampuan diri
dalam mengelola keuangan maka orang tersebut dapat memahami apa
yang akan dihadapinya, seperti memperkirakan mendapatkan
keuntungan ataupun menghadapi risiko kerugian yang bisa dialaminya.
Efikasi memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan
individu, karena seseorang akan mampu menggunakan potensi dirinya
secara optimal apabila efikasi diri mendukungnya.3

2
Asep Munawar, Suryana Suryana, and Nugraha Nugraha, ‘Pengaruh Literasi Keuangan Dan
Faktor Demografi Terhadap Pengambilan Keputusan Berinvestasi’, Akuntabilitas, 14.2 (2020),
253–68 <https://doi.org/10.29259/ja.v14i2.11480>.
3
Endah Tri Wahyuningtyas, Fuadatul Hasanah, and Dina Anggraeni Susesti, ‘Dampak Motivasi
Investasi, Persepsi Resiko, Literasi Dan Efikasi Keuangan Terhadap Minat Mahasiswa Berinvestasi
Di Pasar Modal’, Jurnal Akuntansi AKUNESA, 10.2 (2022), 57–66

13
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah hubungan yang melibatkan satu variabel bebas dan
variabel terikat. Kerangka pikir dapat digambarkan sebagai pengaruh
antara variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu pengaruh variabel X
terhadap variabel Y.

Uang Saku (X1) H1

Minat Berinvestasi(Y)

Efikasi Keuangan (X2) H2

H3 H4

Moderasi (Z)

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas
permasalahan penelitian yang memerlukan data untuk menguji kebenarana
dugaan tersebut. Dugaan ini harus didasarkan atas suatau atau beberapa
dasar pemikiran. Dasar pemikiran tersebut diperoleh dari teori. Hipotesis
tidak dapat dibuat tanpa dasar teori yang kuat.4
Berdasarkan kerangka berfikir yang disajikan di atas, maka hipotesis yang
diajukan penelitian ini adalah:
H1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan uang saku terhadap minat
generasi muda berinvestasi di pasar modal syariah.
H2: Terdapat pengaruh positif dan signifikan efikasi keuangan terhadap
minat generasi muda berinvestasi di pasar modal Syariah.
H3: Gaya hidup memoderasi secara signifikan pengaruh uang saku
terhadap minat generasi muda berinvestasi di pasar modal Syariah.

<https://doi.org/10.26740/akunesa.v10n2.p57-66>.
4
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis (Jakarta: Penerbit PPM,
2007).

14
H4: Gaya hidup memoderasi secara signifikan pengaruh efikasi
keuangan terhadap minat generasi muda berinvestasi di pasar
modal Syariah.

15

Anda mungkin juga menyukai