Anda di halaman 1dari 12

PERAN LITERASI KEUANGAN DAN UANG SAKU TERHADAP

KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL


PADA GENERASI Z

Diana Afianti
diana.afianty48@gmail.com
Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran literasi keuangan dan uang saku terhadap
keputusan investasi di pasar modal pada generasi Z. Hasil dari artikel ini adalah Literasi
Keuangan Memiliki Peran penting terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal oleh
generasi Z, karena dengan adanya pengetahuan tentang Literasi Keuangan akan
memunculkan minat investasi yang menjadi potensi adanya keputusan investasi. Lalu, Uang
Saku juga memainkan Peran penting terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal oleh
generasi Z, karena dengan adanya Uang Saku Generasi Z dapat melakukan Investasi
meskipun tidak dengan jumlah yang banyak dengan mengharapan pengembalian yang lebih
besar dari uang saku yang diinvestasikan diawal.

Kata kunci : Literasi keuangan, uang saku, keputusan investasi, pasar modal, Generasi Z.

ABSTRACT
This study aims to determine the role of financial literacy and pocket money on investment
decisions in the capital market in generation Z. The results of this article are that Financial
Literacy Has an Important Role in Investment Decisions in the Capital Market by generation
Z, because knowledge of Financial Literacy will lead to investment interest that becomes the
potential for investment decisions. Then, Pocket Money also plays an important role in
Investment Decisions in the Capital Market by generation Z, because with Pocket Money,
Generation Z can invest, although not in large amounts with the expectation of a return that is
greater than the pocket money invested in the beginning.

Keywords: Financial literacy, pocket money, investment decisions, capital market,


Generation Z
LATAR BELAKANG

Belakangan ini investasi banyak dibicarakan publik karena investasi dipercaya


dapat memberikan keuntungan yang cukup besar. Di Indonesia sendiri investasi
menjadi hal yang digandrungi oleh generasi Z maupun generasi Millenial. Menurut
data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) jumlah investor pada instrumen
pasar modal yaitu sebanyak 10,4 juta per januari 2023, jumlah ini didominasi oleh
Generasi Z dan juga Generasi millenial sebesar 58,55%.

Kegiatan investasi tentu saja tidak akan terpisahkan dari hal keputusan
investasi. Keputusan investasi merupakan suatu kebijakan yang dilakukan seorang
investor dalam memilih atau menetapkan dimana dana investasinya akan
diinvestasikan demi keuntungan di masa yang akan datang. Masa yang akan datang
berhadapan dengan berbagai faktor perubahan seperti perubahan tingkat inflasi,
tingkat bunga, nilai tukar rupiah, dan kondisi-kondisi negara seperti kondisi politik,
ekonomi, sosial dan lainnya.

Dewasa ini masyarakat indonesia terutama pada generasi Z memiliki budaya


konsumtif. Mereka mengunakan uang saku dan pendapatannya kebeberapa bentuk
seperti makanan, fashion, perawatan wajah dan jarang untuk berinvestasi. Pada
sebagian generasi Z yang mengerti tentang literasi keuangan, mereka akan
menggunakan uang yang mereka miliki untuk diinvestasikan. Investasi merupakan
hal yang sangat penting karena akan bermanfaat di masa depan, selain itu manfaat
yang dapat dirasakan ketika berinvestasi adalah individu dapat belajar mengatur
keuangan dan juga akan menghindarkan dari perilaku konsumtif yang berlebih.
Namun, jika tidak diimbangi dengan literasi keuangan yang memadahi seseorang
akan mengalami kerugian dalam berinvestasi, karena mereka mengharapkan return
yang besar dari investasi yang dilakukakannya tanpa harus memahami resiko yang
akan diperoleh.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa literasi diartikan sebagai


kemampuan untuk memahami, maka dari itu literasi Keuangan adalah kemampuan
untuk mengelola dana agar berkembang dan hidup bisa lebih sejahtera di masa depan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Upadana & Herawati, 2020) menyatakan bahwa
literasi keuangan dan perilaku keuangan dapat mempengaruhi keputusan investasi
seseorang. Literasi keuangan adalah tentang keseluruhan proses mengenai cara
individu dapat mengelola keuangannya dengan menggunakan pengetahuan mereka
tentang keuangan itu sendiri (Kumar, dkk 2017).

Dalam mengelola biaya hidup mahasiswa harus mengambil sebuah keputusan.


Pada saat mahasiswa mengelola uang saku yang dimilikinya sering kali uang tersebut
tidak lagi sesuai dengan prinsip fungibilitas. Ada beberapa mahasiswa yang
melakukan pekerjaan paruh waktu, sehingga mereka mempunyai dua bentuk
pendapatan yakni uang saku dari orang tua serta uang saku yang berasal dari hasil
kerja mereka. Oleh sebab itu usaha dalam mengelola uang saku sangat penting oleh
mahasiswa untuk meletakkan uangnya kedalam catatan pengeluaran konsumsi baik
pengeluaran harian maupun bulanan (Silvi Adiningtyas dan Luqman Hakim 2022).

Saat ini investasi yang banyak digandrungi oleh para investor terutama pada
kalangan muda yaitu investasi pada pasar modal. Pasar modal menurut Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Investasi pada pasar modal tentunya
memiliki banyak kelebihan diantaranya yaitu :

1. Akan mendapatkan passive income, Passive income merupakan


pendapatan yang diperoleh tanpa harus bekerja secara aktif.
2. Jenis instrumen yang ditawarkan beragam (Saham, Obligasi, Reksadana
dan lainnya),
3. Investasi aman karena diawasi langsung oleh negara (OJK),
4. Investasi pada pasar modal sangat fleksibel karena investor dapat
melakukan transaksi penjualan maupun pembelian kapanpun dan tanpa
harus menunggu waktu yang lama.

Generasi Z adalah transisi dari Generasi Y (generasi millenial). Generasi Z


ialah masyarakat yang lahir pada tahun 1995-2010, atau yang saat ini sedang menjadi
pelajar maupun mahasiswa dengan memiliki karakteristik cakap teknologi, mampu
berinteraksi dengan sosial media, ekspresif yang cenderung toleran dan multitasking
(Laturette et.al, 2021). Generasi ini terkadang disebut sebagai generasi internet (IGeneration)
atau regenerasi. Menurut Rosdiana (2020) Generasi Z lebih suka bersosialisasi melalui dunia
maya dibandingkan dengan dunia nyata. Generasi Z mampu menjalankan seluruh
kegiatannya dengan bersamaan (multitasking) seperti memaikan media sosial menggunakan
gadget, mendengarkan musik dengan earphone, browsing menggunakan komputer.

Generasi Z sebenarnya memiliki perilaku dan gaya hidup yang tidak jauh berbeda
dengan generasi millenial. Di tahun-tahun kelahiran mereka, generasi Z sangat lekat dengan
manfaat dan keberadaan teknologi. Bahkan permainan tradisional telah digantikan oleh
gadget. Lahir di zaman serba digital, menjadikan generasi Z mampu beradaptasi dalam
siatuasi apapun, sehingga memiliki wawasan luas, menyukai kebebasan, ambisius, dan
cenderung berpikir instan (Fadillah et.al, 2022) . Generasi Z dianggap memiliki pengetahuan
tentang keuangan yang baik dibandingkan dengan orang awam. Tetapi pada kenyataannya
masih banyak yang belum melakukan investasi, hal ini pastinya dibarengi dengan minat
investasi yang rendah atau bahkan tidak mengerti apa yang dimaksud dengan investasi dan
bagaimana alur investasi tersebut

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka penulis tertarik
untuk mengambil judul : “Peran Literasi Keuangan Dan Uang Saku Terhadap Keputusan
Investasi di Pasar Modal Pada Generasi Z”

LITERATURE REVIEW

1. Keputusan Investasi

Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan


sejumlah uang. Menurut Tandelilin (2017) tujuan investasi yang lebih luas adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah
kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini
ditambah nilai saat ini dan pendapatan masa datang.

Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang


berkesinambungan (on going proses). Proses keputusan investasi terdiri atas lima
tahap keputusan yang berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan investasi
yang terbaik. Tahap tahap keputusan investasi menurut Tandelilin (2017) meliputi 5
tahap keputusan yaitu :

a) Penentuan tujuan investasi,


b) Penentuan kebijakan investasi,
c) Pemilihan strategi portofolio,
d) Pemilihan aset,
e) Pengukuran dan evaluasi kinerja porotofolio.
2. Literasi Keuangan

Literasi keuangan atau yang biasa disebut financial literacy adalah tingkat
pengetahuan, keterampilan dan keyakinan seseorang baik berupa produk atau jasa
keuangan lainnya (Otoritas jasa keuangan, 2016). Permasalahan keuangan yang sering
muncul adalah mereka yang masih mengandalkan atau mendapatkan uang dari orang
tua dan masih boros dalam hal menjajakan uangnya terhadap hal hal yang tidak
penting.

Literasi keuangan menurut Lusardi dan Mitchel (2014) dalam Ismanto et. al
(2019) adalah kemampuam kognitif dan pendidikan seseorang yang mempengaruhi
perilaku dan kegiatan keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan. Literasi
keuangan merupakan kemampuan dalam menggunakan pengetahuan dan keahlian
untuk mencapai perilaku keuangan yang baik sehingga pengetahuan, keahlian dan
perilaku merupakan kesatuan yang saling berkaitan dalam konsep literasi keuangan.

3. Uang Saku

Uang saku adalah uang yang dibawa untuk keperluan atau dalam artian uang
jajan. Tujuan pemberian uang saku adalah sebagai media pembelajaran supaya bisa
mengelola keuangan dengan benar. Uang saku juga bisa diartikan sebagai pendapatan
yang diterima seorang anak dari orang tuanya, pendapatan merupakan sumber
penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup seseorang baik secara langsung maupun tidak
langsung (Suroto, 2000).

GRAND TEORY

Grand Teory yang diguakan dalam artikel ini menggunakan Teory of Planned
Behaviour. Theory of Planned Behaviour (TPB) dapat digunakan untuk menganalisis
perilaku individu. Teori ini merupakan pengembangan dari teori sebelumnya, yaitu Theory of
Reasoned Action (TRA). Menurut TRA, perilaku individu dapat diprediksi melalui minat
untuk melakukan tindakan dan munculnya minat tersebut bergantung pada dua hal, yaitu
sikap dan norma subjektif, namun menurut TPB terdapat satu variabel penting lain yang juga
mempengaruhi hal tersebut, yaitu persepsi kendali perilaku (Ajzen, 1991). Menurut Xiao
(2008), TPB dapat digunakan untuk memprediksi perilaku keuangan individu, misal
berkaitan dengan keputusan investasi.

DUKUNGAN EMPIRIS

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Sulistyowati Dkk (2022) dengan penelitian
yang berjudul Pengaruh Financial Literacy, Return dan Resiko terhadap Keputusan Investasi
studi kasus pada Generasi Milenial Islam di Kota Bekasi. Variabel independen yang
digunakan ialah Financial Literacy, Return dan Resiko sedangkan variabel dependen adalah
keputusan investasi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa literasi keuangan berpengaruh
positif terhadap keputusan investasi kemudian return berpengaruh positif terhadap keputusan
investasi dan yang terakhir risiko berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian secara parsial dan simultan menunjukkan bahwa semua
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Agus & Epsilandry (2020) dengan
judul penelitian Menguji Keputusan Berinvestasi Dari Perspektif Pembelajaran Pasar Modal,
Kemajuan Teknologi, Uang Saku Mahasiswa Dan Bauran Pemasaran (Galeri Investasi Bursa
Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Ust). Variabel independen yang digunakan ialah
Pembelajaran Pasar Modal, Kemajuan Teknologi, Uang Saku Mahasiswa Dan Bauran
Pemasaran sedangkan variabel dependen adalah keputusan investasi. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa Pembelajaran Pasar Modal dan tempat berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Investasi saham mahasiswa UST, kemudian Kemudahan teknologi, Uang saku,
Pengetahuan akan produk, harga dan promosi tidak berpengaruh terhadap Keputusan
Investasi saham mahasiswa UST;

PEMBAHASAN

Peran Literasi Keuangan Terhadap Keputusan Investasi

Literasi keuangan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
manusia karena literasi keuangan berguna untuk membuat keputusan keuangan yang
terstruktur. Menurut Siaran Pers: Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan
(SNLIK) Tahun 2022 yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut
tingkat pengetahuan masyarakat baik syariah maupun konvensional meningkat
dibandingkan dengan (SNLIK) yang dilakukan pada tahun Tahun 2019. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) mencatat indeks literasi keuangan Indonesia meningkat dari 38,03%
pada tahun 2019 menjadi 49,68% pada tahun 2022. Peningkatan literasi keuangan ini
pastinya akan memberikan dampak terhadap keputusan investasi.

Gambar 1.

Grafik Peningkatan Literasi Keuangan

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Infografis SNLIK 2022.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Purbawangsa (2018) dengan judul Pengaruh
Literasi Keuangan, Pendapatan Serta Masa Bekerja Terhadap Perilaku Keputusan Investasi
mendapatkan hasil bahwa Literasi keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku
keputusan investasi individu. Artinya, semakin tinggi tingkat literasi keuangan, maka
semakin baik perilaku keputusan investasi individu. Hasil ini sependapat dengan penelitian
Himah Dkk (2020) dengan penelitian yang berjudul Analisis Tingkat Literasi Keuangan,
Experienced Regret, dan Risk Tolerance pada Keputusan Investasi di Batam, yang
menyatakan bahwa Literasi keuangan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
keputusan investasi di Kota Batam.

Literasi keuangan memegang peran penting dalam kehidupan seseorang, karena


dengan literasi keuangan, individu akan mudah mengatur finansial yang dimilikinya. Apabila
individu mengerti dan memahami tentang literasi keuangan maka mereka akan terhindar dari
perilaku konsumtif dan akan cenderung melakukan kegiatan menabung ataupun investasi.
Dua kegiatan tersebut sudah pasti dilakukan oleh seseorang yang paham tentang literasi
keuangan karena investasi sendiri merupakan kegiatan yang menguntungkan di masa depan.

Investasi sendiri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan karena seseorang


melakukan penanaman modal secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud
atau harapan memperoleh keuntungan atau imbalan dari kegiatan penanaman modal
yang dilakukan di masa yang akan datang. Seseorang dengan pengetahuan literasi keuangan
yang tinggi akan melakukan keputusan investasi dengan penuh pertimbangan, seperti risiko
yang akan didapatkan, return yang diharapkan dan pertimbangan yang lain. Berbeda dengan
orang awam, mereka akan melakukan investasi tanpa mempertimbangkan resiko yang
didapatkan, sehingga kebanyakan para investor banyak yang mengalami rugi karena tidak
paham dengan literasi keuangan dan investasi itu sendiri.

Peran Uang Saku terhadap Keputusan Investasi

Uang saku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya uang yang dibawa
untuk keperluan sewaktu-waktu atau juga disebut dengan uang jajan. Uang saku yang
dimiliki oleh masing masing individu tentunya memiliki jumlah yang berbeda beda.
Dalam mengelola uang saku yang dimiliki, generasi Z khususnya pada mahasiswa
mereka tentunya mengatur keuangan dengan mendahulukan kebutuhan pokok terlebih
dahulu, individu dengan uang saku lebih pasti akan melakukan kegiatan menabung.
Dengan diiringi kemajuan teknologi dan trend investasi saat ini tentunya generasi Z
akan melakukan kegiatan menabung dalam bentuk investasi, entah investasi dalam
sektor riil maupun sektor non riil. Apalagi saat ini berinvestasi tidak harus dengan
jumlah yang besar, cukup dengan 100 ribu saja bisa mulai berinvestasi. Maka dari itu
besar atau kecilnya uang saku yang dimiliki akan mempengaruhhi seseorang dalam
melakukan keputusan investasi.

Selain Literasi Keuangan yang telah dijelaskan diatas, uang saku juga memiliki peran
penting terhadap Keputusan investasi. Uang saku yang dimiliki oleh seseorang tentunya
memiliki perbedaan sumber, entah dari pemberian orang tua ataupun hasil dari kerja paruh
waktui. Menurut Adiningtyas dan Hakim (2022) Uang saku adalah penghasilan yang
diperoleh anak dari orangtua. Uang saku bisa mendorong tingkah laku konsumtif. penelitian
yang dilakukan oleh (Dinda, 2019) yang menyatakan bahwa uang saku menjadi tolok ukur
bagi mahasiswa yang akan melakukan kegiatan investasi. Minat mahasiswa dalam
berinvestasi juga dipengaruhi oleh besar atau kecilnya uang saku yang dimiliki karena
sebagian mahasiswa pasti menyisihkan uangnya untuk melakukan kegiatan lnvestasi.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian (Faidah, 2019) hasil kerja paruh waktu dan
uang saku dari orangtua merupakan pendapatan yang didapatkan. Indikator pendapatan ini
juga memiliki peran dalam menambah minat investasi karena untuk melakukan investasi
dibutuhkan dana yang tidak dipakai untuk bisa ditanamkan beberapa tahun kedepan dan tidak
bisa digunakan secara cepat. Dengan adanya minat investasi dari individu, akan semakin
besar pula potensi mereka untuk melakukan Keputusan investasi.

Keputusan Investasi di Pasar Modal pada Generasi Z

Saat ini, Generasi Z harus bersaing dengan kebutuhan yang semakin meningkat,
jumlah kesempatan kerja yang semakin berkurang dan jumlah pelamar yang berbanding
terbalik. Ditambah dengan banyaknya kebiasaan baru yang membuat Generasi Z lebih
konsumtif dibandingkan generasi sebelumnya, oleh karena itu berinvestasi merupakan pilihan
baru yang ditawarkan oleh banyak perusahaan sekuritas.

Kebanyakan generasi Z saat ini lebih memilih investasi pada pasar modal.
Berdasarkan data pada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) investor pasar modal pada
status Pelajar atau generasi Z menduduki posisi terbanyak kedua setelah Pegawai: Swasta,
Negeri dan guru. Dengan jumlah investor Pegawai sejumlah 32,46% dan pelajar sejumlah 27,
51%.

Gambar 2.

Demografi Investor Individu (Pekerjaan)

Sumber :Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa tingkat investor pada demografi Pelajar atau
saat ini sering disebut generasi Z cukup tinggi. Artinya ada minat dan kemauan dari Generasi
Z untuk melakukan keputusan Investasi khusunya pada Pasar Modal. Terlebih lagi jika
diimbangi dengan Literasi Keuangan dan Uang Saku yang dimiliki Generasi Z memadai
maka akan semakin meningkat pula jumlah investor pada kaum Generasi Muda atau Generasi
Z tersebut.
KESIMPULAN

Dari penjelasan yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa Literasi
Keuangan memiliki peran penting terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal oleh generasi
Z. Dengan adanya Literasi Keuangan Investor khususnya pada Generasi Z akan dapat
memunculkan minat investasi dan juga dapat mempertimbangkan keputusan investasi seperti
risiko yang akan didapatkan, return yang diharapkan dan pertimbangan yang lain. Berbeda
dengan orang awam yang tidak mengerti Literasi Keuangan, mereka akan cenderung
melakukan investasi hanya karena untuk mengikuti trend dan tanpa mengetahui apa resiko
yang akan didaptkan.

Kemudian uang saku juga memainkan peran penting dalam keputusan investasi di
Pasar Modal oleh Generasi Z. Karena dengan uang saku yang dimiliki generasi Z dapat
melakukan investasi meskipun tidak dengan jumlah yang besar. Selain itu generasi Z yang
melakukan investasi dengan uang sakunya mengharapkan pengembalian yang lebih besar dari
uang saku yang diinvestasikan diawal.
DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and


Human Decision Processes, 50(2), 179– 211.
A. Sulistyowati, M.R Rianto, M. Handayani, E.Bukhari. (2022). Pengaruh Financial Literacy,
Return dan Resiko terhadap Keputusan Investasi Generasi Milenial Islam di Kota Bekasi.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. Vol. 8 no 2.
D.C Agus dan Epsilandry S. (2020). “Menguji Keputusan Berinvestasi Dari Perspektif
Pembelajaran Pasar Modal, Kemajuan Teknologi, Uang Saku Mahasiswa Dan Bauran
Pemasaran (Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Ust)”. UPAJIWA
DEWANTARA : Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Manajemen Daulat Rakyat, vol. 4 no. 1.

Dewi M.I dan Purbawangsa I.B.A. (2018). Pengaruh Literasi Keuangan, Pendapatan Serta
Masa Bekerja Terhadap Perilaku Keputusan Investasi. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana.

Fadilah M. N, Nathasya I, Nur K, Sri M, (2022), Review Faktor Penentu Keputusan Investasi
pada Generasi Z & Millenial, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Kewirausahaan, vol 2
no.1,pp 17-29

Faidah, F. (2019). Pengaruh Literasi Keuangan Dan Faktor Demografi Terhadap Minat
Investasi Mahasiswa. JABE (Journal of Applied Business and Economic), 5(3), 251.
https://doi.org/10.30998/jabe.v5i3.3484

Ismanto, H. Dkk.(2019). Perbankan dan Literasi Keuangan. Sleman: deepublish

Kumar, S., Watung, C., Eunike, J., & Liunata, L. (2017). The Influence of Literacy towards
Financial Behavior and Its Implication on Financial Decision: A Survey of President
University Student in Cikarang-Bekasi. FIRM: Journal of Management Studies, 2(1),
14–23.

Kustodian Efek Indonesia (KSEI). (2023). Statistik Pasar Modal Indonesia.

K. Laturette, L.P. Widianingsih, and L. Subandi, “Literasi Keuangan Pada Generasi


Z,”Jurnal Pendidikan Akuntansi.JPAK, vol.9,no.1,pp.131-139,2021.

Hakim L, Adiningtyas S. (2022) "Pengaruh Pengetahuan Investasi, Motivasi, dan


Uang Saku terhadap minat Mahasiswa Berinvestasi di Pasar Modal Syariah dengan
Risiko Investasi sebagai Variabel Intervening," Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, vol. 8,
no. 01, pp. 474-482, jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie.

Otoritas Jasa Keuangan. (2016).

R. Rosdiana, "Analysis Of Investment Interests, Motivation, Social Environment, Financial


Literacy (Comparative Study Of Generation Z And Millennial Generation)," Int. J. Bus.
Econ. Law, vol. 22, no. 1, pp. 111-121, 2020.

Suroto. (2000). Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Kesempatan Kerja.


Yogyakarta: Gajah Mada Univercity.

Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal Manajemen Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: PT.
Kanisius.

Upadana, I. W. Y. A., & Herawati, N. T. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan dan Perilaku
Keuangan terhadap Keputusan Investasi Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan
Humanika, 10(2), 126.

Xiao. (2008). Applying Behavior Theories to Financial Behavior Applying Behavior Theories
to Financial. Handbook of Consumer Finance Research, Chapter 5, 69– 81.

Anda mungkin juga menyukai