Anda di halaman 1dari 2

Peran Inklusi Keuangan melalui Pemanfaatan Teknologi Fintech Guna Menjaga Kestabilan

Sistem Keuangan Indonesia

Inklusi keuangan adalah konsep yang mendapat perhatian signifikan dalam beberapa tahun
terakhir, karena bertujuan untuk mengatasi masalah terbatasnya akses ke layanan
keuangan di antara individu dan bisnis, terutama bagi mereka dengan penghasilan dibawah
UMR dan masyarakat yang berada di kawasan terpencil.
Inklusi Keuangan dapat dikatakan sebagai ketersediaan akses bagi masyarakat yang
bertujuan untuk memanfaatkan produk dan atau layanan jasa keuangan di lembaga
keuangan formal yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan perekonomian Indonesia.
Inklusi keuangan juga memastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke berbagai alat dan
layanan keuangan, termasuk perbankan, kredit, asuransi, dan tabungan. Oleh karena itu,
inklusi keuangan merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi, karena
memungkinkan individu dan bisnis untuk berpartisipasi dalam perekonomian, mengakses
kredit investasi, dan menabung untuk masa depan. Selain itu, inklusi keuangan berdampak
langsung pada pengentasan kemiskinan, karena inklusi keuangan menyediakan sarana bagi
individu untuk membangun aset, mengelola risiko, dan keluar dari lingkaran kemiskinan.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa di dalam inklusi keuangan terdapat unsur yang
berperan penting yaitu akses, ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan,
penggunaan, serta kualitas yang tersedia.
Pada tahun 2019 berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) yang
dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan indeks inklusi keuangan
sebesar 76,19%. Angka indeks tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan hasil survei OJK
pada tahun 2016, yakni indeks inklusi keuangan sebesar 67,8%. Tahun 2022 Inklusi
Keuangan sebesar 49,68%. Sehingga, inklusi keuangan di Indonesia meningkat setiap
tahunnya. Bahkan pada tahun 2024 mendatang, OJK telah berupaya meningkatkan inklusi
keuangan sebesar 90% guna mengakomodasi perkembangan teknologi informasi yang
dinamis, meningkatkan kuantitas kegiatan literasi dan inklusi keuangan dengan
mengoptimalisasikan peran PUJK (ojk.go.id).
Dalam strategi nasional keuangan inklusif, inklusi keuangan diartikan sebagai: Hak
setiap orang untuk mengakses dan melayani secara penuh dari lembaga keuangan baik dari
segi ketepatan waktu, kenyamanan, informatif, maupun biayanya yang terjangkau. Layanan
yang tersedia diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat, dengan perhatian khusus
kepada orang miskin non produktif dan produktif, pekerja migrant, dan penduduk di daerah
terpencil (Holle, M. H, 2020). Layanan tersebut tidak terlepas dari peranan dari Inklusi
Keuangan dan teknologi yang semakin canggih.
Perkembangan teknologi menyebabkan munculnya konsep untuk terus berinovasi karena
memiliki peranan perubahan besar dalam perekonomian. Peranan Inklusi keuangan dan
fintech didominasi oleh kegiatan bisnis transaksi pembayaran sebesar 43% dan pinjaman
sebesar 17%, sisanya berasal dari agregator, crowdfunding, personal finance planning,
landing, dan kegiatan lainnya dimana hal tersebut ditujukan bahwa pembangunan keuangan
melalui sektor teknologi keuangan menjadi sektor utama dalam kestabilan ekonomi.
Pembangunan keuangan dilakukan pada sektor keuangan guna menstabilkan sistem
keuangan maupun pasar keuangan serta dapat meningkatkan peran lembaga keuangan
pada kehidupan masyarakat dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi secara
menyeluruh dan berkelanjutan (Hadad & Ph, 2017). Sejalan dengan konsep Master Plan
Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI), FinTech dapat bersinergi dengan industri
keuangan yang ada untuk memberikan multi manfaat kepada masyarakat.
Selain itu, dalam mewujudkan kesejahteraan inklusi keuangan, BI juga ikut andil sebagai
pemegang otoritas jasa keuangan dan manajerial tertinggi perbankan Indonesia memiliki
beberapa tujuan terkait urgensi inklusi keuangan seperti: peningkatan efisiensi ekonomi
melalui kecepatan akses dan layanan keuangan, mendorong stabilitas sistem keuangan
melalui kegiatan perbankan, meminimalisir adanya shadow banking, memperdalam pangsa
pasar keuangan, meningkatkan indeks pembangunan manusia melalui kemampuan akses
dan layanan perbankan dengan model perkembangan teknologi baru, mendukung
pertumbuhan ekonomi agar tercapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, mereduksi
kemiskinan dan mengurangi kesenjangan pendapatan. Sehingga adanya pemanfaatan
Teknologi Fintech dalam Inklusi Keuangan sangat penting bagi perekonomian Indonesia
(Rusdiana, F. 2020)

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai