Tema: Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Pasca Pandemi Covid-19: Membaca Peluang dan Tantangan
Magelang, Rabu, 28 September 2022
Abstract
MSMEs are divided into two major groups, namely agriculture and non-agriculture which
play a major role in encouraging economic growth through employment, foreign reserve
accumulation, and poverty allevation. Egalitarianly, financial inclusion and digitization of
MSMEs has important roles in economic growth, output productivity, and amongst them is
through easy access to capital and MSME financial services barriers elimination. This study
aims to determine the condition of financial inclusion and digitization of agricultural
MSMEs in Jember Regency. Empirically this study uses primary data through survey in
2022. The methods used in this study are descriptive narative analysis methods and SWOT
analysis. In fact, agricultural MSME actors in Jember Regency are slightly more aware of
banking products, and the level of financial inclusion of agricultural MSME actors is in the
intermediate level. The results of the SWOT analysis show that the strategic position of
agricultural MSMEs digitalization in Jember Regency is in quadrant I or aggressive.
Keywords:
MSME; Financial Inclussion; Survey; SWOT; Digitalization
Abstrak
UMKM dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu bidang pertanian dan non-pertanian yang
berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja,
penghematan devisa dan pengentasan kemiskinan. Secara egaliter, inklusi keuangan dan
digitalisasi UMKM mempunyai andil dalam pertumbuhan ekonomi melalui ketermudahan
akses modal, produktifitas output, dan menghilangkan hambatan layanan keuangan
UMKM. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi inklusi keuangan dan digitalisasi
UMKM pertanian di Kabupaten Jember. Secara empiris penelitian ini menggunakan data
primer melalui survei pada tahun 2022. Fokus penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif naratif dan analisis SWOT. Faktanya, menunjukkan bahwa pelaku UMKM
pertanian di Kabupaten Jember yang paham akan produk perbankan sedikit lebih banyak,
dan tingkat inklusi keuangan pelaku UMKM pertanian cukup baik. Hasil analisis SWOT
menunjukkan bahwa posisi strategis digitalisasi UMKM pertanian di Kabupaten Jember
berada pada kuadran I atau agresif.
215
Fakultas Ekonomi Universitas Tidar
http://jurnal.untidar.ac.id
216
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
dan/ atau lembaga keuangan dalam dengan studi Nabi et al. (2022)
mendorong inklusi literasi keuangan dan menunjukkan bahwa pembangunan
pertumbuhan UMKM. Kwasnicki keuangan memperlambat pertumbuhan
(2000) & Kurz (2008) menjelaskan ekonomi dalam jangka pendek dan
model pembangunan ekonomi panjang. Selain itu, studi ini menyatakan
evolusioner Schumpeter terdapat dua ekspansi TIK memiliki dampak negatif
indikator penting yaitu teknologi dan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam
kredit sebagai akses kapital yang tidak jangka panjang di negara-negar Next
dapat dipisahkan dengan kewirausahaan. Eleven (N11).
Teknologi dapat memberikan manfaat Faktanya, mengacu pada data hasil
pada keuntungan dan efisiensi, dan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mekanisme kredit memainkan peran tahun 2020 bahwasanya indeks inklusi
penting dalam kegiatan kewirausahaan dan literasi keuangan Indonesia pada
sebagai pertimbangan untuk melakukan periode 2013 sampai 2019 terus
inovasi serta mengembangkan usaha. mengalami peningkatan. Secara
Perkembangan teknologi dan terperinci disebutkan besaran nilai
digitalisasi mempunyai dampak positif indeks inklusi keuangan pada tahun
terhadap proses produksi secara 2013, 2016, dan 2019 secara berturut-
keseluruhan disetiap sektor dan turut adalah 59,74%, 67,8%, dan
permintaan tenaga kerja sehingga 76,19%. Sedangkan besaran nilai pada
mendorong pertumbuhan ekonomi indeks literasi keuangan pada tahun yang
(Kuznets, 1966). Perusahaan disemua sama secara berturut-turut adalah
industri menyadari pentingnya 21,84%, 29,7%, dan 38,03%. Fakta
transformasi digital untuk membuat lainnya menunjukkan bahwa literasi
bisnis secara berkelanjutan. keuangan Provinsi Jawa Timur berada
Transformasi digital ini mencakup pada peringkat dalam skala nasional
berbagai fungsi bisnis, seperti penjualan, yaitu memiliki nilai sebesar 48,95%.
pemasaran, sumber daya manusia, Akan tetapi, kondisi inklusi keuangan
operasi, keuangan, penelitian dan Provinsi Jawa Timur berada pada
pengembangan, dan layanan dukungan peringkat ketujuh yakni memiliki nilai
pelanggan (Evangelista et al., 2014; 87,96%. Beberapa faktor yang
Kuppusamy et al., 2009; Nambisan, digunakan untuk mengukur tingkat
2016). Perkembangan teknologi juga inklusi dan literasi keuangan di
telah memfaasilitasi perbankan untuk Indonesia oleh OJK diantaranya jenis
melakukan inovasi yang memungkinkan kelamin, tingkat pendidikan, usia, kultur
penyampaian layanan keuangan dengan dan/ atau budaya (Lestari et al., 2020;
memanfaatkan layanan teknologi Wardhono et al., 2016).
informasi dan komunikasi (Senyo & Studi ini menjadikan UMKM
Osabutey, 2020). Berbanding terbalik pertanian sebagai wadah bagi sektor riil
217
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
218
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
langsung melalui suvei (Nazir & hingga 2,99 dianggap sedang; dan skor
Sikmumbang, 2009; Sugiyono, 2013; 3,0 hingga 4,0 adalah kuat. Demikian
Loeb et al., 2017). Miles et al. (2014) pula pada sumbu Y, skor bobot EFAS
menjelaskan analisis deskriptif naratif total 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah;
mencakup tiga alur kegiatan bersamaan skor 2,0 hingga 2,99 sianggap sedang;
yaitu reduksi data, penyajian data, dan dan 3,00 hingga 4,0 tergolong tinggi.
penarikan kesimpulan data atau Matriks SWOT digunakan untuk
verifikasi. menentukan posisi strategis perusahaan
Selain itu, metode analisis yang berdasarkan hasil perhitungannya
digunakan dalam studi ini adalah analisis (Rangkuti, 2006; Sammut-Bonnici &
SWOT sebagai alat identifikasi berbagai Galea, 2014). Matriks SWOT dapat
faktor secara sistematis guna menggambarkan secara jelas bagaimana
merumuskan strategi yang efektif faktor eksternal yang dihadapi
(Rangkuti, 2006; Wardhono et al., perusahaan dapat disesuaikan dengan
2019b). Pendekatan analisis SWOT faktor internal yang dimiliki. Hal ini
didasarkan pada logika yang dapat dapat menghasilkan empat kemungkinan
memaksimalkan kekuatan (strength) dan alternatif strategis.
peluang (opportunity) sekaligus dapat Adapun faktor SWOT beserta
meminimalkan kelemahan (weakness) komponennya dalam penelitian ini,
dan hambatan (threats) (Rasyid et al., antara lain sebagai berikut:
2020). a. Strengths:
Analisis SWOT menggunakan Banyaknya layanan E-Commerce
matriks SWOT yang terdiri dari dua bagi UMKM
dimensi, yaitu matriks Internal Factors 1. Tersedianya infrastruktur ICT
Analysis Summary (IFAS) pada sumbu X dan konsultasi bisnis bagi
dan matriks Eksternal Factors Analysis UMKM
Summary (EFAS) pada sumbu Y. 2. Adanya Smart Funding untuk
Matriks IFAS digunakan untuk kekuatan UMKM dari industri digital
dan kelemahan perusahaan, sedangkan 3. Adanya fasilitas digitalisasi
matriks EFAS digunakan untuk UMKM oleh Pemerintah dan
mengidentifikasi faktor eksternal yang Lembaga Keuangan
mencakup peluang dan ancaman 4. Program Pemerintah Making
perusahaan (Rangkuti, 2006; Sammut- Indonesia 4.0
Bonnici & Galea, 2014). Total bobot 5. Adanya kebijakan insentif
skor yang diperoleh memunculkan pemerintrah bagi pelaku UMKM
susunan matriks IE (Rasyid et al., 2020). b. Weakness:
Pada sumbu X matriks IFAS, skor bobot 1. Kesadaran UMKM terhadap
IFAS total 1,0 hingga 1,99 menunjukkan produk e-commerce masih
posisi internal yang lemah; skor 2,0 rendah
219
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
IFAS
Weaknesses (W) Strengths (S)
EFAS
Strategi WO Strategi SO
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Opportunities (O)
meminimalkan kelemahan untuk menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang. memanfaatkan peluang.
Strategi WT Strategi ST
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Threaths (T)
meminimalkan kelemahan dan menggunakan kekuatan untuk
menghindari ancaman. mengatasi ancaman
Gambar 1. Matriks TOWS
Sumber: Rangkuti (2006) Sammut-Bonnici dan Galea (2014)
220
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
35 32
30
30 25
25
Jumlah Responden
23 25
25 20
Usia (Tahun)
20
20 15
15 13
11
15
10
10
4 5
5
0 0
0 SD ke SD SMP SMA/SMK Perguruan
< 20 T 20-30 T 31-40 T 41-50 T > 50 T bawah Tinggi
Gambar 2. (a) Rentang Usia, dan (b) Tingkat Pendidikan Pelaku UMKM Pertanian di
Kabupaten Jember
Sumber: Data Primer, diolah (2022)
221
Fakultas Ekonomi Universitas Tidar
http://jurnal.untidar.ac.id
50
Kecil Menengah 40
7% 0% Jumlah UMKM (unit)
40
30 24
20
20
10
Mikro 0
93% Pangan Hortikultura Perdagangan
Komoditas
Gambar 3. (a) Skala Usaha, dan (b) Jumlah UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
Berdasarkan Komoditas
Sumber: Data Primer, diolah (2022)
222
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
Tidak Tahu
45%
Tahu
55%
223
Fakultas Ekonomi Universitas Tidar
http://jurnal.untidar.ac.id
50
40
Jumlah
30
Ya, 23
20
10
Tidak, 61
0
0-1 KM >1-3 KM >3-6 KM >6-10 KM > 10 KM
Jarak Rumah - Kantor Layanan Perbankan
Gambar 5. (a) Jarak Rumah Ke Kantor Layanan Perbankan, dan (b) Pelaku UMKM Pertanian
di Kabupaten Jember Pernah Melakukan Pinjaman atau Tidak
Sumber: Data Primer, diolah (2022)
224
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
Faktor eksternal dari matriks SWOT sebesar 0,04. Hal ini menyatakan bahwa
atau External Factor Analysis Summary peluang digitalisasi dapat dimanfaatkan
(EFAS) yang meliputi peluang dan terutama pada murahnya biaya promosi
hambatan digitalisasi UMKM pertanian dan meningkatnya pengguna internet
di Kabupaten Jember. Data yang masuk yang cukup pesat guna mengecilkan
kedalam dimensi External Factor tingkat ancaman diantaranya tingkat
Analysis Summary (EFAS) diperoleh keamanan transaksi yang dianggap
melalui survei/ observasi lapang masih belum cukup aman dan minimnya
disajikan pada Tabel 3. Hasil akumulasi aksestabilitas pasar untuk produk
dari kedua faktor yaitu peluang dan pertanian.
hambatan menemukan selisih nilai
225
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
W S
226
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
227
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
Evangelista, R., Guerrieri, P., & Kuppusamy, M., Raman, M., & Lee, G.
Meliciani, V. (2014). The economic (2009). Whose ICT Investment
impact of digital technologies in Matters to Economic Growth:
Europe. Economics of Innovation Private or Public? The Malaysian
and New Technology, 23(8), 802– Perspective. The Electronic Journal
824. of Information Systems in
https://doi.org/10.1080/10438599.2 Developing Countries, 37(1), 1–19.
014.918438 https://doi.org/10.1002/j.1681-
Haltiwanger, J., Jarmin, R. S., & 4835.2009.tb00262.x
Miranda, J. (2013). Who creates Kurz, H. D. (2008). Innovations and
jobs? Small versus large versus profits. Schumpeter and the
young. Review of Economics and classical heritage. Journal of
Statistics, 95(2), 347–361. Economic Behavior and
https://doi.org/10.1162/REST_a_0 Organization, 67(1), 263–278.
0288 https://doi.org/10.1016/j.jebo.2007.
Haryanti, D. M., & Hidayah, I. (2018). 08.003
Potret UMKM Indonesia: Si Kecil Kuznets, S. (1966). Modern Economic
yang Berperan Besar. UMKM Growth: Rate, Structure, and
Indonesia. Spread. Yale University Press.
Holzmann, R. (2010a). Bringing Kwasnicki, W. (2000). Monopoly and
Financial Literacy and Education to perfect competition–there are two
Low and Middle Income Countries: sides to every coin. Technology and
The Need to Review, Adjust, and Knowledge: From the Firm to
Extend Current Wisdom. SSRN Innovation Systems, London:
Electronic Journal, 5114. Edward Elgar Publishing.
https://doi.org/10.2139/ssrn.16631 Lakuma, C. P., Marty, R., & Muhumuza,
34 F. (2019). Financial inclusion and
Holzmann, R. (2010b). Bringing micro, small, and medium
Financial Literacy and Education to enterprises (MSMEs) growth in
Low and Middle Income Countries: Uganda. Journal of Innovation and
The Need to Review, Adjust, and Entrepreneurship, 8(1), 1–20.
Extend Current Wisdom. https://doi.org/10.1186/s13731-
Discussion Paper Series, 5114. 019-0110-2
https://doi.org/10.2139/ssrn.16631 Lestari, M. D., Kantun, S., Hartanto, W.,
34 Suharso, P., & Widodo, J. (2020).
Hutabarat, F., & Purwanto, B. (2018). Analysis of the financial literacy
Pengaruh Literasi Keuangan dan level of Micro, Small and Medium
Financial Technology terhadap Enterprises (MSMEs) in Jember,
Inklusi Keuangan pada Masyarakat East Java, Indonesia. IOP
Jabodetabek. Institut Pertanian Conference Series: Earth and
Bogor. Environmental Science, 485(1).
Inoue, T. (2011). Financial Inclusion and https://doi.org/10.1088/1755-
Poverty Alleviation in India: An 1315/485/1/012128
Empirical Analysis Using State- Loeb, S., Dynarski, S., McFarland, D.,
wise Data. In Inclusiveness in India Morris, P., Reardon, S., & Reber, S.
(pp. 88–108). (2017). Descriptive Analysis in
https://doi.org/10.1057/978023030 Education: A Guide for
4956_4 Researchers (Issue March). U.S.
228
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
229
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
230