Anda di halaman 1dari 16

Webinar dan Call for Paper Fakultas Ekonomi Universitas Tidar 2022

Tema: Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Pasca Pandemi Covid-19: Membaca Peluang dan Tantangan
Magelang, Rabu, 28 September 2022

Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di


Kabupaten Jember

Muhammad Hairulla1*, Adhitya Wardhono2, M. Abd. Nasir3


123
Ekonomi Pembangunan / Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember, Indonesia
*email: muhammadhairulla@gmail.com

Abstract
MSMEs are divided into two major groups, namely agriculture and non-agriculture which
play a major role in encouraging economic growth through employment, foreign reserve
accumulation, and poverty allevation. Egalitarianly, financial inclusion and digitization of
MSMEs has important roles in economic growth, output productivity, and amongst them is
through easy access to capital and MSME financial services barriers elimination. This study
aims to determine the condition of financial inclusion and digitization of agricultural
MSMEs in Jember Regency. Empirically this study uses primary data through survey in
2022. The methods used in this study are descriptive narative analysis methods and SWOT
analysis. In fact, agricultural MSME actors in Jember Regency are slightly more aware of
banking products, and the level of financial inclusion of agricultural MSME actors is in the
intermediate level. The results of the SWOT analysis show that the strategic position of
agricultural MSMEs digitalization in Jember Regency is in quadrant I or aggressive.

Keywords:
MSME; Financial Inclussion; Survey; SWOT; Digitalization

Abstrak
UMKM dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu bidang pertanian dan non-pertanian yang
berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja,
penghematan devisa dan pengentasan kemiskinan. Secara egaliter, inklusi keuangan dan
digitalisasi UMKM mempunyai andil dalam pertumbuhan ekonomi melalui ketermudahan
akses modal, produktifitas output, dan menghilangkan hambatan layanan keuangan
UMKM. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi inklusi keuangan dan digitalisasi
UMKM pertanian di Kabupaten Jember. Secara empiris penelitian ini menggunakan data
primer melalui survei pada tahun 2022. Fokus penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif naratif dan analisis SWOT. Faktanya, menunjukkan bahwa pelaku UMKM
pertanian di Kabupaten Jember yang paham akan produk perbankan sedikit lebih banyak,
dan tingkat inklusi keuangan pelaku UMKM pertanian cukup baik. Hasil analisis SWOT
menunjukkan bahwa posisi strategis digitalisasi UMKM pertanian di Kabupaten Jember
berada pada kuadran I atau agresif.

Kata Kunci: UMKM, Inklusi Keuangan; Survei; SWOT; Digitalisasi

215
Fakultas Ekonomi Universitas Tidar
http://jurnal.untidar.ac.id

PENDAHULUAN UMKM (Bhandari, 2018; Brown & Lee,


Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2019). Terciptanya keuangan yang baik
(UMKM) merupakan aspek penting memungkinkan adanya akses pendanaan
dalam perekonomian Indonesia dilihat yang lebih besar, sehingga diharapkan
dari kuantitas usaha, penciptaan dapat membuka jalan menuju
lapangan kerja, maupun pertumbuhan kesejahteraan masyarakat yang lebih
ekonomi nasional yang diukur dengan baik (Inoue, 2011; Wang & Guan, 2017).
Produk Domestik Bruto (PDB) (Ananda Selain itu, pemahaman literasi keuangan
& Susilowati, 2019). UMKM diperlukan bagi UMKM untuk
dikelompokkan menjadi dua bidang menghindari risiko keuangan. Literasi
yaitu pertanian dan non pertanian keuangan yang baik akan menciptakan
(Haryanti & Hidayah, 2018). Bidang manajemen keuangan yang baik dinilai
pertanian memainkan peran strategis dari sisi penggunaan, pemanfaatan, dan
dalam proses pembangunan ekonomi, pemhaman produk keuangan (Atkinson
penciptaan kekayaan, dan redistribusi & Messy, 2014a; Holzmann, 2010a).
pendapatan sejalan dengan potensi Pada aras yang berbeda, Lakuma,
negara yang sangat besar dalam hal lahan Marty & Muhumuza (2019)
subur, vegetasi yang baik dan topografi menunjukkan bahwa pengaruh akses
untuk berbagai produk pertanian keuangan terhadap pertumbuhan
(Oluwatoyese, 2013; Osundina C. K. & UMKM di Uganda hanya berlaku
Chidinma & Osundina, 2014). Hal ini kepada sektor menengah saja. Hal ini
merupakan fundamental sebagai disebabkan oleh akses kredit yang
landasan dalam pertumbuhan ekonomi, terbatas pada UMKM yang tergolong
pembangunan dan pengurangan mikro dan kecil karena keterbatasan
kemiskinan. jaminan untuk melakukan kredit/
Pertumbuhan UMKM perlu pinjaman. Didukung dengan studi
disokong dengan akses modal dalam Wardhono, Modjo & Utami (2019),
memperlancar proses produksi guna Mhlanga & Dunga (2020) menyatakan
meningkatkan hasil ouput sehingga bahwa UMKM yang tidak memiliki
mendorong penciptaan lapangan kerja jaminan kredit susah dalam mengakses
(Haltiwanger et al., 2013; Yudaruddin, kredit dari lembaga keuangan formal.
2020). Akses modal yang diperlukan Kondisi ini menyebabkan akses
UMKM dapat dipenuhi oleh kondisi keuangan khususnya kredit tidak secara
inklusi keuangan yang baik. Inklusi optimal mempunyai peran terhadap
keuangan sangat dibutuhkan sektor UMKM skala mikro yang notabenenya
UMKM karena memberikan akses yang memiliki keterbatasan jaminan kredit.
seluas-luasnya dan dapat menghilangkan Seiring dengan perkembangan
hambatan terhadap layanan keuangan teknologi yang terus meningkat, kondisi
sehingga dapat mendorong pertumbuhan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah

216
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

dan/ atau lembaga keuangan dalam dengan studi Nabi et al. (2022)
mendorong inklusi literasi keuangan dan menunjukkan bahwa pembangunan
pertumbuhan UMKM. Kwasnicki keuangan memperlambat pertumbuhan
(2000) & Kurz (2008) menjelaskan ekonomi dalam jangka pendek dan
model pembangunan ekonomi panjang. Selain itu, studi ini menyatakan
evolusioner Schumpeter terdapat dua ekspansi TIK memiliki dampak negatif
indikator penting yaitu teknologi dan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam
kredit sebagai akses kapital yang tidak jangka panjang di negara-negar Next
dapat dipisahkan dengan kewirausahaan. Eleven (N11).
Teknologi dapat memberikan manfaat Faktanya, mengacu pada data hasil
pada keuntungan dan efisiensi, dan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mekanisme kredit memainkan peran tahun 2020 bahwasanya indeks inklusi
penting dalam kegiatan kewirausahaan dan literasi keuangan Indonesia pada
sebagai pertimbangan untuk melakukan periode 2013 sampai 2019 terus
inovasi serta mengembangkan usaha. mengalami peningkatan. Secara
Perkembangan teknologi dan terperinci disebutkan besaran nilai
digitalisasi mempunyai dampak positif indeks inklusi keuangan pada tahun
terhadap proses produksi secara 2013, 2016, dan 2019 secara berturut-
keseluruhan disetiap sektor dan turut adalah 59,74%, 67,8%, dan
permintaan tenaga kerja sehingga 76,19%. Sedangkan besaran nilai pada
mendorong pertumbuhan ekonomi indeks literasi keuangan pada tahun yang
(Kuznets, 1966). Perusahaan disemua sama secara berturut-turut adalah
industri menyadari pentingnya 21,84%, 29,7%, dan 38,03%. Fakta
transformasi digital untuk membuat lainnya menunjukkan bahwa literasi
bisnis secara berkelanjutan. keuangan Provinsi Jawa Timur berada
Transformasi digital ini mencakup pada peringkat dalam skala nasional
berbagai fungsi bisnis, seperti penjualan, yaitu memiliki nilai sebesar 48,95%.
pemasaran, sumber daya manusia, Akan tetapi, kondisi inklusi keuangan
operasi, keuangan, penelitian dan Provinsi Jawa Timur berada pada
pengembangan, dan layanan dukungan peringkat ketujuh yakni memiliki nilai
pelanggan (Evangelista et al., 2014; 87,96%. Beberapa faktor yang
Kuppusamy et al., 2009; Nambisan, digunakan untuk mengukur tingkat
2016). Perkembangan teknologi juga inklusi dan literasi keuangan di
telah memfaasilitasi perbankan untuk Indonesia oleh OJK diantaranya jenis
melakukan inovasi yang memungkinkan kelamin, tingkat pendidikan, usia, kultur
penyampaian layanan keuangan dengan dan/ atau budaya (Lestari et al., 2020;
memanfaatkan layanan teknologi Wardhono et al., 2016).
informasi dan komunikasi (Senyo & Studi ini menjadikan UMKM
Osabutey, 2020). Berbanding terbalik pertanian sebagai wadah bagi sektor riil

217
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

untuk mengetahui peran literasi dan digitalisasi dalam mendorong inklusi


inklusi keuangan dalam menjalankan keuangan UMKM pertanian di
kegiatan usaha khususnya wilayah yang Kabupaten Jember?. Hasil dari studi ini
menjadi objek penelitian yaitu diharapkan akan menjadi bahan kajian/
Kabupaten Jember. Kabupaten Jember verifikasi empiris serta pandangan baru
merupakan salah satu wilayah yang dalam mendorong literasi inklusi
masuk kedalam Provinsi Jawa Timur. keuangan dan digitalisasi UMKM
Mengacu pada data Dinas Koperasi dan khususnya UMKM pertanian.
UKM Provinsi tahun 2020, dijelaskan
bahwasanya Kabupaten Jember METODE
memiliki jumlah UMKM terbanyak di Jenis penelitian ini adalah penelitian
Jawa Timur yakni sejumlah 647.416. kualitatif dengan menggunakan data
Sedangkan jika dilihat dari sisi primer dengan metode survei (pengisian
kontibusinya terhadap PDRB Jawa angket kuesioner) dan pengambilan data
Timur, Jember hanya berada pada secara acak (random sampling) sejumlah
peringkat keenam yaitu sebesar 53,85 84 sampel pada para penggiat UMKM
Triliun. Pertanian di Kabupaten Jember. UMKM
Fakta lain yang diungkap oleh pertanian yang menjadi objek penelitian
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, ini terbagi menjadi tiga sektor
menjelaskan bahwa sektor yang berdasarkan hasil komoditas yaitu
memiliki kontribusi paling tinggi komoditas pangan, hortikultura dan
terhadap PDRB Kabupaten Jember perdagangan. UMKM pertanian
selama tiga tahun terakhir adalah sektor komoditas pangan meliputi hasil panen
perntanian. Secara berturut-turut berupa padi, kedelai, dan porang. Dan
sumbangsih sektor pertanian pada PDRB UMKM pertanian komoditas
Kabupaten Jember adalah 26,95%, hortikulutra meliputi hasil panen
25,91%, dan 26,42%. Ihwal ini diantaranya cabai rawit, cabai besar dan
menunjukkan bahwa melalui UMKM tomat. Sedangkan UMKM pertanian
sektor pertanian, Kabupaten Jember komoditas perdagangan meliputi hasil
dapat lebih berkontribusi terhadap panen berupa budidaya jamur dan
perekonomian Indonesia, khususnya di tembakau.
Kabupaten Jember. Berangkat dari Studi ini menggunakan metode
kajian tersebut, maka secara spesifik analisis deskriptif naratif dalam
studi ini berusaha menjawab dua menjabarkan pembacaan data hasil
rumusan empiris penting, yaitu survei. Metode analisis deskriptif naratif
bagaimana kondisi literasi inklusi merupakan metode yang digunakan
keuangan UMKM pertanian di untuk menganalisis dan memberikan
Kabupaten Jember?. Dan yang kedua gambaran obejek penelitian atau data
ialah bagaimana strategi peningkatan dilapangan yang diperoleh secara

218
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

langsung melalui suvei (Nazir & hingga 2,99 dianggap sedang; dan skor
Sikmumbang, 2009; Sugiyono, 2013; 3,0 hingga 4,0 adalah kuat. Demikian
Loeb et al., 2017). Miles et al. (2014) pula pada sumbu Y, skor bobot EFAS
menjelaskan analisis deskriptif naratif total 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah;
mencakup tiga alur kegiatan bersamaan skor 2,0 hingga 2,99 sianggap sedang;
yaitu reduksi data, penyajian data, dan dan 3,00 hingga 4,0 tergolong tinggi.
penarikan kesimpulan data atau Matriks SWOT digunakan untuk
verifikasi. menentukan posisi strategis perusahaan
Selain itu, metode analisis yang berdasarkan hasil perhitungannya
digunakan dalam studi ini adalah analisis (Rangkuti, 2006; Sammut-Bonnici &
SWOT sebagai alat identifikasi berbagai Galea, 2014). Matriks SWOT dapat
faktor secara sistematis guna menggambarkan secara jelas bagaimana
merumuskan strategi yang efektif faktor eksternal yang dihadapi
(Rangkuti, 2006; Wardhono et al., perusahaan dapat disesuaikan dengan
2019b). Pendekatan analisis SWOT faktor internal yang dimiliki. Hal ini
didasarkan pada logika yang dapat dapat menghasilkan empat kemungkinan
memaksimalkan kekuatan (strength) dan alternatif strategis.
peluang (opportunity) sekaligus dapat Adapun faktor SWOT beserta
meminimalkan kelemahan (weakness) komponennya dalam penelitian ini,
dan hambatan (threats) (Rasyid et al., antara lain sebagai berikut:
2020). a. Strengths:
Analisis SWOT menggunakan Banyaknya layanan E-Commerce
matriks SWOT yang terdiri dari dua bagi UMKM
dimensi, yaitu matriks Internal Factors 1. Tersedianya infrastruktur ICT
Analysis Summary (IFAS) pada sumbu X dan konsultasi bisnis bagi
dan matriks Eksternal Factors Analysis UMKM
Summary (EFAS) pada sumbu Y. 2. Adanya Smart Funding untuk
Matriks IFAS digunakan untuk kekuatan UMKM dari industri digital
dan kelemahan perusahaan, sedangkan 3. Adanya fasilitas digitalisasi
matriks EFAS digunakan untuk UMKM oleh Pemerintah dan
mengidentifikasi faktor eksternal yang Lembaga Keuangan
mencakup peluang dan ancaman 4. Program Pemerintah Making
perusahaan (Rangkuti, 2006; Sammut- Indonesia 4.0
Bonnici & Galea, 2014). Total bobot 5. Adanya kebijakan insentif
skor yang diperoleh memunculkan pemerintrah bagi pelaku UMKM
susunan matriks IE (Rasyid et al., 2020). b. Weakness:
Pada sumbu X matriks IFAS, skor bobot 1. Kesadaran UMKM terhadap
IFAS total 1,0 hingga 1,99 menunjukkan produk e-commerce masih
posisi internal yang lemah; skor 2,0 rendah

219
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

2. Rendahnya pengetahuan SDM 2. Tingginya market size Indonesia


UMKM tentang digitalisasi yang menggunakan jasa
3. Tidak ada sarana pendukung pembelian online
digitalisasi seperti laptop atau 3. Murahnya biaya promosi melalui
computer media digital
4. Terbatasnya modal d. Threats:
c. Opportunities: 1. Tingkat keamanan transaksi via
1. Tingginya pertumbuhan digital
pengguna internet dan media 2. Terbatasnya akses internet ke
sosial daerah
3. Aksesbilitas pasar yang masih
kecil

IFAS
Weaknesses (W) Strengths (S)
EFAS
Strategi WO Strategi SO
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Opportunities (O)
meminimalkan kelemahan untuk menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang. memanfaatkan peluang.
Strategi WT Strategi ST
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Threaths (T)
meminimalkan kelemahan dan menggunakan kekuatan untuk
menghindari ancaman. mengatasi ancaman
Gambar 1. Matriks TOWS
Sumber: Rangkuti (2006) Sammut-Bonnici dan Galea (2014)

Dengan menggunakan metode analisis kemudian dipaparkan dalam bentuk


SWOT, maka akan diperoleh gambar grafik yaitu berupa usia, tingkat
keobjektifitasan terkait kekuatan, pendidikan, dan skala usaha yang
kelemahan, peluang serta kelemahan dijalankan. Faktor-faktor ini sebagai
sehingga hasil yang diperoleh dapat pendeskripsian terkait latar belakang
menjawab persoalan secara objektif dari pelaku usaha dan pemetaan skala usaha
penelitian. UMKM pertanian di Kabupaten Jember.
Mengacu pada hasil survei yang
HASIL DAN PEMBAHASAN disajikan pada gambar 2 (a) terkait
Data yang disajikan mengacu dari rentang usia pelaku UMKM pertanian di
hasil survei/ observasi lapang secara Kabupaten Jember menyebutkan
langsung kepada para pelaku UMKM bahwasanya dari 84 total responden
pertanian yang ada di Kabupaten dalam penelitian ini menyebutkan
Jember. Adapun data yang diperoleh pelaku UMKM pertanian di Kabupaten

220
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

Jember melalui faktor usia dengan secara berturut-turut berjumlah 23 orang


rentang diatas 50 tahun merupakan dan 25 orang. Sedangkan untuk rentang
pelaku UMKM pertanin tertinggi yaitu usia 20 sampai 30 tahun memiliki jumlah
sejumlah 32 orang dari total responden. pelaku UMKM pertanian paling sedikit
Kemudian pelaku UMKM pertanian yaitu dengan jumlah 4 orang dari total
dengan rentang umur 31 sampai 40 tahun keseluruhan responden.

35 32
30
30 25
25

Jumlah Responden
23 25
25 20
Usia (Tahun)

20
20 15
15 13
11
15
10
10
4 5
5
0 0
0 SD ke SD SMP SMA/SMK Perguruan
< 20 T 20-30 T 31-40 T 41-50 T > 50 T bawah Tinggi

Gambar 2. (a) Rentang Usia, dan (b) Tingkat Pendidikan Pelaku UMKM Pertanian di
Kabupaten Jember
Sumber: Data Primer, diolah (2022)

Pada gambar 2 (b) menyajikan diklasifikasikan berdasarkan ketentuan


bahwa pelaku UMKM pertanian dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
lulusan SMP memiliki jumlah tertinggi tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
yaitu sebanyak 25 orang. Disisi lain, data Menengah (UMKM). Undang-Undang
hasil survei yang ditunjukkan dengan Nomor 20 Tahun 2008 mendefinisikan
gambar grafik diatas menunjukkan UMKM sebagai kegiatan usaha yang
bahwa pelaku UMKM pertanian dengan dijalankan oleh individu, rumah tangga,
jumlah terendah yaitu lulusan SD yaitu atau badan usaha ukuran kecil. Dari
sebanyak 11 orang dari total keseluruhan definisi ini kemudian diklasifikasikan
responden. berdasarkan Tabel 1
Pelaku UMKM pertanian di
Kabupaten Jember kemudian

Tabel 1. Klasifikasi UMKM Berdasarkan Skala Usaha


Aset (diluar tanah dan
Skala Usaha Omset (Pertahun)
bangunan)
Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
Usaha Kecil 50 juta sampai 500 juta 300 juta sampai 2,5 miliar
Usaha Menengah Diatas 50 juta Lebih dari 2,5 miliar
Sumber: Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.

221
Fakultas Ekonomi Universitas Tidar
http://jurnal.untidar.ac.id

Berdasarkan skala usaha yang sebesar 93% atau sejumlah 78 responden


telah diatur dalam Undang-Undang dari total 84 UMKM pertanian yang
Nomor 20 Tahun 2008, maka UMKM menjadi sampel penelitian ini.
pertanian di Kabupaten Jember dapat Sedangkan UMKM pertanian dengan
diklasifikasikan berdasarkan data yang skala usaha kecil hanya memiliki
telah didapat melalui survei atau persentase 7% atau dengan jumlah 6
obeservasi lapang yaitu seperti pada responden dari total keseluruhan sampel
Gambar 3 (a). Dari data yang disajikan penelitian. UMKM pertanian dengan
dalam bentuk diagram lingkaran diatas skala usaha menengah memiliki jumlah
menunjukkan bahwa usaha dengan skala nol berdasarkan hasil survei/ observasi
mikro memiliki jumlah tertinggi yaitu lapang yang telah dikumpulkan.

50
Kecil Menengah 40
7% 0% Jumlah UMKM (unit)
40

30 24
20
20

10

Mikro 0
93% Pangan Hortikultura Perdagangan

Komoditas

Gambar 3. (a) Skala Usaha, dan (b) Jumlah UMKM Pertanian di Kabupaten Jember
Berdasarkan Komoditas
Sumber: Data Primer, diolah (2022)

Selain diklasifikasikan hasil komoditas panen UMKM pertanian


berdasarkan skala usaha, penelitian ini Kabupaten Jember, bidang hortikultura
juga membagi UMKM pertanian di memiliki jumlah pelaku UMKM
Kabupaten Jember berdasarkan hasil tertinggi yaitu dengan jumlah 40 Pelaku
komoditas panen. Pada penelitian ini UMKM. Pada posisi kedua diikuti oleh
menyajikan komoditas panen UMKM bidang pangan yakni dengan jumlah 24
pertanian di Kabupaten Jember dibagi pelaku UMKM. Sedangkan pelaku
menjadi tiga faktor yaitu komoditas UMKM berdasarkan hasil komoditas,
pangan, hortikultura, dan komoditas bidang perdagangan memiliki jumlah
perdagangan. Berikut data yang telah sebanyak 20 pelaku UMKM.
diklasifikasikan berdasarkan hasil Individu maupun kelompok perlu
komoditas panen UMKM pertanian di memiliki dasar pengetahuan terhadap
Kabupaten Jember. lembaga keuangan atau biasa disebut
Mengacu sesuai gambar 3 (b) dengan literasi keuangan yang nantinya
dijelaskan bahwa UMKM berdasarkan dapat memantik untuk menggunakan

222
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

dan/ atau memanfaatkannya. Literasi positif terhadap inklusi keuangan.


keuangan memiliki peran untuk Berdasarkan data yang diperoleh
memasifkan pertumbuhan tingkat inklusi langsung melalui survei/ observasi
keuangan. Holzmann (2010) dan lapang perihal pengetahuan pelaku
Atkinson & Messy (2014) UMKM pertanian di Kabupaten Jember
menyampaikan keyakinannya bahwa tentang perbankan dapat dilihat pada
literasi keuangan memiliki dampak Gambar 4.

Tidak Tahu
45%
Tahu
55%

Gambar 4. Pengetahuan Pelaku UMKM Pertanian di Kabupaten Jember Tentang Perbankan


Sumber: Data Primer, diolah (2022)

Pada Gambar 4 menjelaskan dari merupakan langkah dasar untuk sampai


total responden dengan jumlah 84 pada inklusi keuangan. Hal ini memiliki
sampel menyatakan bahwasanya 55% aras yang sama dengan apa yang di
dan/ atau sebanyak 46 Pelaku UMKM kemukakan oleh Cheng (2010) serta
mengetahui tentang perbankan. Hutabarat dan Purwanto (2018) bahwa
Sedangkan untuk pelaku UMKM penggunaan serta pemanfaatan produk
pertanian yang masih tidak tahu terkait keuangan akan dibarengi oleh literasi
perbankan memiliki persentase 45% keuangan. Jumlah responden dengan
dan/ atau sebanyak 38 responden. tingkat inklusi keuangan yang diperoleh
Pemaparan data hasil survei/ obeservasi melalui survei lapang akan disajikan
lapang terkait pengetahuan pelaku melalui analisis deskriptif naratif. Wang
UMKM pertanian di Kabupaten Jember and Guan (2017) menyatakan dalam
tentang perbankan memiliki hasil bahwa inklusi keuangan terdapat aspek penting
jumlah pelaku UMKM yang tahu akan yaitu aksestabilitas yang dapat
perbankan lebih banyak daripada yang diproyeksi melalui jarak rumah dengan
tidak tahu terkait perbankan. kantor layanan perbankan, sedangkan
Literasi keuangan yang dimensi penggunaan dapat
digambarkan oleh pengetahuan pelaku diproyeksikan ke pinjaman.
UMKM pertanian tentang perbankan

223
Fakultas Ekonomi Universitas Tidar
http://jurnal.untidar.ac.id

50
40
Jumlah

30
Ya, 23
20
10
Tidak, 61
0
0-1 KM >1-3 KM >3-6 KM >6-10 KM > 10 KM
Jarak Rumah - Kantor Layanan Perbankan

Gambar 5. (a) Jarak Rumah Ke Kantor Layanan Perbankan, dan (b) Pelaku UMKM Pertanian
di Kabupaten Jember Pernah Melakukan Pinjaman atau Tidak
Sumber: Data Primer, diolah (2022)

Mengacu pada Gambar 5 (a) yang kelemahan dalam dimensi Internal


menyajikan data hasil survei perihal Factor Analysis Summary (IFAS)
jarak rumah pelaku UMKM pertanian di disajikan kedalam Tabel 2 lengkap
Kabupaten Jember ke kantor layanan dengan hasil identifikasi masing-masing
perbankan memiliki jarak rata-rata 3 faktor digitalisasi UMKM pertanian di
sampai 6 KM. Kondisi ini tentunya juga Kabupaten Jember. Mengacu pada hasil
berpengaruh terhadap pegiat UMKM perhitungan faktor internal, komponen
dalam melakukan peminjaman ke kekuatan memiliki nilai yang lebih besar
layanan perbankan (Wardhono et al., dibandingkan dengan faktor kelemahan
2016). Ihwal ini dibuktikan dengan dengan selisih 0,61. Fakta ini
jumlah pegiat UMKM pertanian di menunjukkan bahwa potensi internal,
Kabupaten Jember yang melakukan terutama potensi tersedianya
pinjaman terhadap perbankan dalam infrastruktur teknologi informasi dan
menjalankan usahanya hanya berjumlah komunikasi, adanya konsultasi bisnis
23 responden. Fakta ini menunjukkan bagi UMKM, serta fasilitas digitalisasi
bahwa lebih banyak pegiat UMKM yang yang disediakan pemerintah dan
tidak melakukan pinjaman sebagai akses lembaga keuangan dapat meminimalisir
modal dalam menjalankan usaha sektor kekurangan pada keterbatasan SDM
pertanian di Kabupaten jember. tentang digitalisasi bisnis dan kesadaran
Pada pemabahasan yang lebih pelaku UMKM akan bisnis berbasis
mendalam, Faktor kekuatan dan digital.

Tabel 2. Hasil IFAS SWOT Digitalasi UMKM Pertanian


IFAS
Bobo Nila
Kekuatan Skor
t i
1 Banyaknya layanan E-Commerce bagi UMKM 0.10 2.33 0.22

224
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

Tersedianya infrastruktur ICT dan konsultasi bisnis bagi


2 0.11 2.76 0.31
UMKM
3 Adanya Smart Funding untuk UMKM dari industri digital 0.09 2.11 0.18
Adanya fasilitas digitalisasi UMKM oleh Pemerintah dan
4 0.10 2.52 0.26
Lembaga Keuangan
5 Program Pemerintah Making Indonesia 4.0 0.10 2.32 0.22
6 Adanya kebijakan insentif pemerintah bagi pelaku UMKM 0.12 2.83 0.33
14.8
Jumlah 0.61 1.53
8
Bobo Nila
Kelemahan Skor
t i
Kesadaran UMKM terhadap produk e-commerce masih
1 0.10 2.38 0.23
rendah
2 Rendahnya pengetahuan SDM UMKM tentang digitalisasi 0.11 2.62 0.28
Tidak ada sarana pendukung digitalisasi seperti laptop atau
3 0.09 2.20 0.20
komputer
4 Terbatasnya modal 0.09 2.25 0.21
Jumlah 0.39 9.45 0.92
Selisih Kekuatan dan Kelemahan 0.61
Sumber: data primer, diolah (2022)

Faktor eksternal dari matriks SWOT sebesar 0,04. Hal ini menyatakan bahwa
atau External Factor Analysis Summary peluang digitalisasi dapat dimanfaatkan
(EFAS) yang meliputi peluang dan terutama pada murahnya biaya promosi
hambatan digitalisasi UMKM pertanian dan meningkatnya pengguna internet
di Kabupaten Jember. Data yang masuk yang cukup pesat guna mengecilkan
kedalam dimensi External Factor tingkat ancaman diantaranya tingkat
Analysis Summary (EFAS) diperoleh keamanan transaksi yang dianggap
melalui survei/ observasi lapang masih belum cukup aman dan minimnya
disajikan pada Tabel 3. Hasil akumulasi aksestabilitas pasar untuk produk
dari kedua faktor yaitu peluang dan pertanian.
hambatan menemukan selisih nilai

Tabel 3. Hasil EFAS SWOT Digitalasi UMKM Pertanian


EFAS
Bobo Sko Nila
Peluang
t r i
1 Tingginya pertumbuhan pengguna internet dan media sosial 0.17 2.65 0.45
Tingginya market size Indonesia yang menggunakan jasa
2 0.16 2.55 0.41
pembelian online

225
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

3 Murahnya biaya promosi melalui media digital 0.17 2.74 0.48


Jumlah 0.50 7.94 1.34
Bobo Sko Nila
Hambatan
t r i
1 Tingkat keamanan transaksi via digital 0.18 2.83 0.51
2 Terbatasnya akses internet ke daerah 0.16 2.46 0.39
3 Aksestabilitas pasar yang masih kecil 0.16 2.50 0.40
Jumlah 0.50 7.80 1.29
Selisih Peluang dan Hambatan 0.04
Sumber: data primer, diolah (2022)

Dalam merumuskan strategi yang UMKM pertanian di Kabupaten Jember,


efektif berpedoman pada hasil maka dapat diketahui berdasarkan
perhitungan IFAS dan EFAS digitalisasi gambar 7 yang mengkaji matriks SWOT.
O

III. Kompetitif I. Agresif


EFAS =
0,04 IFAS =
0,61

W S

IV. Defensif II. Konservatif

Gambar 6. Matrik SWOT Digitalisasi UMKM Pertanian


Sumber: data primer, diolah (2022)

Mengacu pada hasil pemetaan pertanian di Kabupaten Jember adalah


matriks SWOT yang disajikan pada menjamin tersedianya infrastruktur
gambar 6 menyatakan bahwa digitalisasi teknologi informasi dan komunikasi,
UMKM pertanian di Kabupaten Jember perlu adanya tempat atau wadah
berada pada posisi kuadran I (agresif). konsultasi bisnis bagi UMKM, serta
Posisi kuadran I merupakan keadaan penyediaan fasilitas digitalisasi yang
yang paling menguntungkan bagi pelaku perlu dilakukan oleh pemerintah dan
UMKM dimana kekuatan yang dimiliki lembaga keuangan. Dari komponen-
dapat memaksimalkan peluang yang komponen tersebut, peluang digitalisasi
ada. Strategi yang diambil guna dapat dimanfaatkan secara maksimal
meningkatkan digitalisasi UMKM terutama pada murahnya biaya promosi

226
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

dan meningkatnya pengguna internet keuangan. Pada koridor digitalisasi,


yang cukup pesat untuk dimanfaatkan strategi yang perlu diambil adalah
sebagai jembatan meluaskan akses pengedukasian dan/ atau sosialiasasi
pasar. sekaligus praktik penerapan teknologi
dalam kegiatan berwirausaha. Namun
KESIMPULAN hal ini juga perlu diimbangi dengan
Fakta yang ditemukan mengacu penyediaan fasilitas digitalisasi bisnis
pada hasil survei lapang dilakukan serta tempat atau wadah konsultasi
analisis deskriptif naratif kondisi literasi bisnis bagi UMKM pertanian di
keuangan cukup baik dibuktikan dengan Kabupaten Jember.
jumlah responden yang mengetahui
terkait perbankan memiliki jumlah DAFTAR PUSTAKA
sedikit lebih banyak dibandingkan Ananda, A. D., & Susilowati, D. (2019).
dengan yang belum mengenal Pengembangan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Berbasis
perbankan. Pada aras yang lain, jarak
Industri Kreatif di Kota Malang.
rumah ke layanan perbankan masih Jurnal Ilmu Ekonomi, X(X), 120–
cukup jauh berdampak pula pada 142.
aksestabilitas pegiat UMKM pertanian Atkinson, A., & Messy, F.-A. (2014a).
OECD / INFE Evidence , Policies
dibuktikan dengan jumlah pegiat
and Practice 2013. Oecd, 34, 55.
UMKM yang melakukan pinjaman Atkinson, A., & Messy, F.-A. (2014b).
kepada perbankan lebih kecil yakni Promoting Financial Inclusion
sejumlah 23 responden dibandingkan through Financial Education:
OECD/INFE Evidence, Policies
dengan yang tidak melakukan pinjaman
and Practice. OECD, 34, 55.
yaitu sejumlah 61 responden. Fakta www.oecd.org/daf/fin/wp
lainnya menunjukkan bahwa UMKM Bhandari, B. S. (2018). Life Insurance -
pertanian di Kabupaten Jember Social Security & Financial
Inclusion. Bimaquest, 18(2), 1–16.
berdasarkan hasil perhitungan analisis
Brown, R., & Lee, N. (2019). Strapped
SWOT menunjukkan posisi strategis for cash? Funding for UK high
pada posisi kuadran I (agresif) yang growth SMEs since the global
sangat menguntungkan bagi UMKM financial crisis. Journal of Business
Research, 99(January), 37–45.
pertanian karena memilliki kekuatan
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.20
internal yang dapat memaksimalkan 19.02.001
peluang yang ada. Cheng, T. (2010). Financial self-
Ihwal ini menunjukkan bahwa sufficiency or return to welfare? A
longitudinal study of mothers
diperlukannya edukasi keuangan dalam
among the working poor.
rangka meningkatkan literasi pegiat International Journal of Social
UMKM pertanian serta disediakannya Welfare, 19(2), 162–172.
perluasan akses layanan dan akses https://doi.org/10.1111/j.1468-
2397.2010.00718.x
keuangan guna mendorong inklusi

227
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

Evangelista, R., Guerrieri, P., & Kuppusamy, M., Raman, M., & Lee, G.
Meliciani, V. (2014). The economic (2009). Whose ICT Investment
impact of digital technologies in Matters to Economic Growth:
Europe. Economics of Innovation Private or Public? The Malaysian
and New Technology, 23(8), 802– Perspective. The Electronic Journal
824. of Information Systems in
https://doi.org/10.1080/10438599.2 Developing Countries, 37(1), 1–19.
014.918438 https://doi.org/10.1002/j.1681-
Haltiwanger, J., Jarmin, R. S., & 4835.2009.tb00262.x
Miranda, J. (2013). Who creates Kurz, H. D. (2008). Innovations and
jobs? Small versus large versus profits. Schumpeter and the
young. Review of Economics and classical heritage. Journal of
Statistics, 95(2), 347–361. Economic Behavior and
https://doi.org/10.1162/REST_a_0 Organization, 67(1), 263–278.
0288 https://doi.org/10.1016/j.jebo.2007.
Haryanti, D. M., & Hidayah, I. (2018). 08.003
Potret UMKM Indonesia: Si Kecil Kuznets, S. (1966). Modern Economic
yang Berperan Besar. UMKM Growth: Rate, Structure, and
Indonesia. Spread. Yale University Press.
Holzmann, R. (2010a). Bringing Kwasnicki, W. (2000). Monopoly and
Financial Literacy and Education to perfect competition–there are two
Low and Middle Income Countries: sides to every coin. Technology and
The Need to Review, Adjust, and Knowledge: From the Firm to
Extend Current Wisdom. SSRN Innovation Systems, London:
Electronic Journal, 5114. Edward Elgar Publishing.
https://doi.org/10.2139/ssrn.16631 Lakuma, C. P., Marty, R., & Muhumuza,
34 F. (2019). Financial inclusion and
Holzmann, R. (2010b). Bringing micro, small, and medium
Financial Literacy and Education to enterprises (MSMEs) growth in
Low and Middle Income Countries: Uganda. Journal of Innovation and
The Need to Review, Adjust, and Entrepreneurship, 8(1), 1–20.
Extend Current Wisdom. https://doi.org/10.1186/s13731-
Discussion Paper Series, 5114. 019-0110-2
https://doi.org/10.2139/ssrn.16631 Lestari, M. D., Kantun, S., Hartanto, W.,
34 Suharso, P., & Widodo, J. (2020).
Hutabarat, F., & Purwanto, B. (2018). Analysis of the financial literacy
Pengaruh Literasi Keuangan dan level of Micro, Small and Medium
Financial Technology terhadap Enterprises (MSMEs) in Jember,
Inklusi Keuangan pada Masyarakat East Java, Indonesia. IOP
Jabodetabek. Institut Pertanian Conference Series: Earth and
Bogor. Environmental Science, 485(1).
Inoue, T. (2011). Financial Inclusion and https://doi.org/10.1088/1755-
Poverty Alleviation in India: An 1315/485/1/012128
Empirical Analysis Using State- Loeb, S., Dynarski, S., McFarland, D.,
wise Data. In Inclusiveness in India Morris, P., Reardon, S., & Reber, S.
(pp. 88–108). (2017). Descriptive Analysis in
https://doi.org/10.1057/978023030 Education: A Guide for
4956_4 Researchers (Issue March). U.S.

228
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

Department of Education, Institute Disaggregated Government


of Education Sciences, National Spending on Infrastructure and
Center for Education Evaluation Poverty Reduction in Nigeria.
and Regional Assistance. Global Journal of Human-Social
https://doi.org/10.1094/PDIS.2003. Science: E Economics, 14(5).
87.5.550 Rangkuti, F. (2006). Analisis SWOT
Mhlanga, D., & Dunga, S. H. (2020). Teknik Membedah Kasus Bisnis:
Measuring Financial Inclusion and Reorientasi Konsep Perencanaan
Its Determinants Among the Strategis Untuk Menghadapi Abad
Smallholder Farmers in Zimbabwe: 21. Gramedia Pustaka Utama.
an Empirical Study. Eurasian Rasyid, R., Masdupii, E., & Linda, M. R.
Journal of Business and (2020). Financial Inclusion in
Management, 8(3), 266–281. Rural MSMEs: A SWOT Analysis.
https://doi.org/10.15604/ejbm.2020 145(Icebm 2019), 268–275.
.08.03.008 https://doi.org/10.2991/aebmr.k.20
Miles, M. B., Huberman, A. M., & 0626.047
Saldana, J. (2014). Qualitative Sammut-Bonnici, T., & Galea, D.
Data Analysis: A Method (2014). SWOT Analysis. In Wiley
Sourcebook. SAGE Publication, Encyclopedia of Management (pp.
Inc. 1–8). John Wiley & Sons, Ltd.
Nabi, A. A., Tunio, F. H., Azhar, M., http://www.cancer.net/navigating-
Syed, M. S., & Ullah, Z. (2022). cancer-care/financial-
Impact of Information and considerations/financial-resources
Communication Technology, Senyo, P. K., & Osabutey, E. L. C.
Financial Development, and Trade (2020). Unearthing antecedents to
on Economic Growth: Empirical financial inclusion through FinTech
Analysis on N11 Countries. J innovations. Technovation,
Knowl Econ. 98(June), 102155.
https://doi.org/https://doi.org/10.10 https://doi.org/10.1016/j.technovati
07/s13132-022-00890-6 on.2020.102155
Nambisan, S. (2016). Digital Sugiyono. (2013). Metode penelitian
Entrepreneurship: Toward a Digital pendidikan: Pendekatan
Technology Perspective of Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Entrepreneurship. Alfabeta.
Entrepreneurship: Theory and Wang, X., & Guan, J. (2017). Financial
Practice, 1029–1055. inclusion: measurement, spatial
https://doi.org/10.1111/etap.12254 effects and influencing factors.
Nazir, M., & Sikmumbang, R. (2009). Applied Economics, 49(18), 1751–
Metode penelitian. Ghalia 1762.
Indonesia. https://doi.org/10.1080/00036846.2
Oluwatoyese, O. P. (2013). Effect of 016.1226488
Agricultural, Manufacturing And Wardhono, A., Modjo, M. I., & Utami,
Services Sectors Performance In E. W. (2019). Role of credit
Nigeria, 1980-2011. Journal of guarantee for financing MSMEs:
Economics and Sustainable Evidence from rural and urban
Development, 4(20). areas in Indonesia. In Unlocking
Osundina C. K., E., & Chidinma & SME Finance in Asia: Roles of
Osundina, O. A. (2014). Credit Rating and Credit

229
Studi Empiris Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM Pertanian di Kabupaten Jember

Guarantee Schemes (Issue 967).


https://doi.org/10.4324/978042940
1060-9
Wardhono, A., Nasir, M. A., Indrawati,
Y., & Qori’ah, C. G. (2019).
Identification and Strategy for
Improving Financial Literation and
Inclusion of Rural and Urban
Communities in Banyuwangi
Regency, Indonesia. Advances in
Economics, Business and
Management Research, 144, 399–
406.
https://doi.org/10.2991/aebmr.k.20
0606.068
Wardhono, A., Qori’ah, C. G., &
Indrawati, Y. (2016). The
determinants of financial inclusion:
Evidence from Indonesian districts.
International Journal of Economic
Perspectives, 10(4), 472–483.
Yudaruddin, R. (2020). Determinants of
micro-, small-and medium-sized
enterprise loans by commercial
banks in Indonesia. Journal of
Asian Finance, Economics and
Business, 7(9), 19–30.
https://doi.org/10.13106/JAFEB.20
20.VOL7.NO9.01

230

Anda mungkin juga menyukai