Anda di halaman 1dari 6

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Ujian Komprehensif Program Studi Ekonomi Syari’ah

Oleh:
MUHAMMAD KHOTHIBUL UMAM
NIM. 2020.2.9.1.01696

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2024
Dari Krisis Menuju Pertumbuhan
MENGINTEGRASIKAN EKONOMI SYARIAH KE DALAM USAHA DIGITAL
BAGI PENGUSAHA MUDA DI INDONESIA

Di Indonesia, wirausahawan muda menghadapi berbagai tantangan seperti


terbatasnya dukungan dan tingginya pengangguran (Gunawan, 2016). Para ahli
seperti Singgih (2021) menekankan peran wirausaha muda dalam meningkatkan
perekonomian. Penekankan akan perlunya keterampilan kewirausahaan dan
pemahaman teknologi yang lebih baik. Selain itu, ditambahkanpula oleh penelitian
Tambunan (2006) yang menunjukkan dominasi usaha kecil, rendahnya keterwakilan
perempuan, dan permasalahan permodalan dan pemasaran. Untuk mengatasi
tantangan-tantangan ini, diperlukan sistem dukungan yang lebih kuat, peningkatan
keterampilan, dan bantuan yang ditargetkan untuk usaha kecil dan pengusaha
perempuan.

Ekonomi syariah, memiliki fokus pada keseimbangan, keadilan, dan


kesetaraan, mulai berkembang di Indonesia (Yasen, 2018). Hal ini sejalan dengan
berdirinya Bank Muamalat Indonesia dan lembaga lainnya, meskipun konsep
Syariah telah berhasil diterapkan di bisnis seperti hotel syariah, tantangan tetap ada
dalam proses hukum dan peraturan. Namun prinsip-prinsip ini memainkan peran
penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia, terutama dalam mengurangi
kemiskinan dan menumbuhkan gotong royong (Mukharom, 2020). Revolusi digital
telah memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia pasca krisis,
dimana wirausahawan muda memanfaatkan pemasaran digital untuk meraih
kesuksesan (Prathivi, 2020). Bangkitnya fintech, khususnya fintech syariah,
mendukung pemulihan perekonomian dan mendorong inklusi keuangan dan
pertumbuhan UKM.

Beberapa penelitian menggarisbawahi potensi mengintegrasikan ekonomi


syariah ke dalam bisnis digital untuk pertumbuhan berkelanjutan. Sani (2022)
menekankan perlunya prinsip syariah pada lembaga keuangan syariah, sedangkan
Mustaqim (2021) menyoroti peran teknologi digital dalam kewirausahaan Islam,
menekankan kepatuhan beragama. Selanjutnya oleh Hadi (2021) dibahas tentang
ekonomi syariah dalam teknologi zakat digital dengan fokus pada tata kelola
perusahaan yang baik. Hal ini dapar dinilai bahwa digitalisasi dan inovasi dalam
keuangan Islam sebagai kunci untuk mendorong pembangunan berkelanjutan.

Dalam lanskap ini, integrasi ekonomi Syariah ke dalam usaha digital sangat
penting untuk membangun kepercayaan, akses pasar, dan pertumbuhan
berkelanjutan. Muhammad (2013) menggarisbawahi pentingnya kepercayaan dalam
e-commerce, khususnya di kalangan pengguna Muslim, yang ditekankan pada model
perencanaan strategis berbasis teknologi digital di pasar modal syariah. Dengan
mempertimbangkan peringatan untuk tidak sepenuhnya membebaskan perekonomian
Islam dari “administrasi” dan pajak agama yang ketat, guna perkembangan sistem
inovasi dan teknologi. Terlepas dari potensi manfaatnya, mengintegrasikan ekonomi
Syariah ke dalam usaha digital memiliki tantangan, termasuk memastikan kepatuhan
terhadap prinsip-prinsip Islam seperti riba dan haram (Mustaqim, 2021). Modal
ventura syariah menawarkan solusi potensial, namun kesadaran dan pemahaman
masih kurang di kalangan pengusaha muslim, sehingga menekankan perlunya
informasi dan edukasi (Fathonih, 2019).

Perekonomian digital di Indonesia menyaksikan kebangkitan fintech berbasis


syariah, dan LinkAja Syariah mengalami pertumbuhan positif (Alfarizi, 2021). Tren
ini sangat penting bagi UMKM, dimana fintech syariah mampu mengatasi tantangan
dan meningkatkan potensi mereka. Peran fintech syariah dalam mengembangkan
ekonomi syariah Indonesia, memperkuat rantai industri halal, dan menciptakan
ekonomi syariah berbasis teknologi sangatlah penting (Hehanussa, 2021). Banyak
disoroti pula, di Indonesia semakin besarnya pengaruh prinsip-prinsip ekonomi
syariah dalam bisnis digital yang inovatif, khususnya di sektor fintech.

Kolaborasi dan kemitraan memainkan peran penting dalam mempromosikan


kewirausahaan digital yang sesuai syariah. Melibatkan lembaga pemerintah, lembaga
keuangan, dan perusahaan teknologi mendukung wirausaha muda dengan
menyediakan akses terhadap instrumen pembiayaan yang terdiversifikasi (Biancone,
2017). Digitalisasi kewirausahaan syariah, menggunakan teknologi untuk
memperkuat rantai pasokan dan menawarkan alternatif yang jelas kepada konsumen,
menekankan pentingnya kolaborasi ini (Mustaqim, 2021). Peran teknologi informasi
dan komunikasi dalam mendorong ekosistem kewirausahaan, peran ini berupa upaya
kolaboratif ini menciptakan lingkungan yang mendukung bagi wirausahawan muda
dalam mengarahkan integrasi ekonomi syariah ke dalam usaha digital mereka di
Indonesia.

Kesimpulannya, lanskap perekonomian Indonesia menghadirkan tantangan


dan peluang bagi wirausahawan muda, khususnya dalam konteks mengintegrasikan
ekonomi Syariah ke dalam bisnis digital. Meskipun menghadapi terbatasnya
dukungan, tingginya pengangguran, dan hambatan lainnya, semakin banyak
pengakuan terhadap peran penting yang dimainkan wirausaha muda dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Selain itu,
munculnya prinsip-prinsip ekonomi Syariah menawarkan kerangka kerja yang
menjanjikan untuk mendorong keseimbangan, keadilan, dan kesetaraan dalam sistem
perekonomian Indonesia, dengan keberhasilan yang signifikan di sektor-sektor
seperti hotel Syariah. Revolusi digital semakin mempercepat dinamika ini, dengan
wirausahawan muda memanfaatkan pemasaran digital dan kebangkitan fintech
syariah yang mendukung pemulihan ekonomi dan inklusi keuangan. Meskipun
terdapat tantangan seperti memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam dan
mengatasi kesenjangan kesadaran di kalangan pengusaha Muslim, potensi manfaat
dari mengintegrasikan ekonomi Syariah ke dalam usaha digital untuk pertumbuhan
berkelanjutan sangatlah signifikan.

Beberapa saran yang dapat diberikan kepada dan oleh teman sejawat
mahasiswa ekonomi syariah perihal hal ini adalah debfab mengenali potensi
transformatif teknologi digital dan prinsip ekonomi Syariah, menjelajahi metode
inovatif untuk mengintegrasikan konsep-konsep ini ke dalam sebuah usaha,
memanfaatkan teknologi untuk mendorong transparansi, kepercayaan, dan
keberlanjutan. Manfaatkan peluang pendidikan untuk memperdalam pemahaman
Anda tentang ekonomi syariah, kewirausahaan digital, dan keuangan Islam.
Memupuk kemitraan dan kolaborasi dengan lembaga pemerintah, lembaga
keuangan, dan perusahaan teknologi. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip inti ekonomi
Syariah dalam usaha bisnis Anda, termasuk keseimbangan, keadilan, dan kesetaraan.
Dan yang terpenting adalah tetap tangkas dan mudah beradaptasi dalam menanggapi
perubahan dinamika pasar dan tantangan yang muncul, dengan terus mencari
peluang untuk inovasi dan diferensiasi, memanfaatkan teknologi digital untuk tetap
menjadi yang terdepan dan menciptakan nilai bagi pelanggan dan komunitas Anda.

DAFTAR PUSTAKA

Alfarizi, M., Hanum, R. K., & H, S. A. (2021). OPTIMALISASI PENGGUNAAN


TRANSAKSI DIGITAL SYARIAH UNTUK MENDUKUNG PEMULIHAN
EKONOMI INDONESIA. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 6(1), 122.
https://doi.org/10.20473/jiet.v6i1.25977

Biancone, P. P., & Radwan, M. (2017). International Entrepreneurship from an


Islamic (Sharia Compliant) Perspective: “The Opportunities for Western
Economies.” World Journal of Accounting, Finance and Engineering, 1(1),
41–52. https://doi.org/10.21742/wjafe.2017.1.1.04

Fathonih, A., Anggadwita, G., & Ibraimi, S. (2019). Sharia venture capital as
financing alternative of Muslim entrepreneurs: Opportunities, challenges and
future research directions. Journal of Enterprising Communities, 13(3), 333–
352. https://doi.org/10.1108/JEC-11-2018-0090

Gunawan, J., & Fraser, K. (2016). Exploring young and green entrepreneurship in
Indonesia: An introduction. Journal of Asian Business Strategy, 6(8), 185–
194. https://doi.org/10.18488/journal.1006/2016.6.9/1006.9.185.194

Hadi, R., Sochimin, & Basit, A. (2021). Sharia strategic economic model on digital
zakat technology in Indonesia. Economic Annals-XXI, 187(1–2), 82–89.
https://doi.org/10.21003/EA.V187-08

Hehanussa, U. K., & Syarifuddin, S. (2021). THE ROLE OF SHARIA FINTECH IN


DEVELOPING ISLAMIC ECONOMY IN THE DIGITAL ERA IN
INDONESIA. Islamic Economics, Finance, and Banking Review, 1(2).
https://doi.org/10.12928/iefbr.v1i2.4753

Mukharom, M., Heryanti, B. R., Astanti, D. I., & Aravik, H. (2020). SHARIA
ECONOMIC LEGAL CONTRIBUTION OF ECONOMIC DEVELOPMENT
IN INDONESIA. Journal of Islamic Economics Perspectives, 1(2), 43–50.
https://doi.org/10.35719/jiep.v1i2.21

Mustaqim, Y., & Ningruma, N. P. (2021). Digitalisasi Entrepreneurship Syariah.


Urecol Journal. Part B: Economics and Business, 1(1), 9–13.
https://doi.org/10.53017/ujeb.27

Prathivi, M. D. G. (2020). DIGITAL MARKETING AND INDONESIA’S YOUTH


ENTREPRENEURS’ BUSINESS. JURNAL APLIKASI MANAJEMEN, 18(1),
86–94. https://doi.org/10.21776/ub.jam.2020.018.01.08

Sahabuddin, M., Muhammad, J., Yahya, M. H., Shah, S. M., & Kausar Alam, M.
(2019). Digitalization, Innovation and Sustainable Development: An
Evidence of Islamic Finance Perspective. International Journal of Asian
Social Science, 9(12), 651–656.
https://doi.org/10.18488/journal.1.2019.912.651.656

Sani, A. (2022). The Urgency Of Sharia Economic Transformation In Facing The


Global Economy. El-Qish: Journal of Islamic Economics, 2(2), 126–138.
https://doi.org/10.33830/elqish.v2i2.3596.2022

Santoso, D. S., & Oetomo, B. (2016). Relationship between entrepreneurial skills,


entrepreneurial orientation, and information technology to entrepreneurship
intention: Cases in Indonesia. International Journal of Management Sciences
and Business Research, 5(4).

Tambunan, T. T. H. (2006). Development of small and medium enterprises in


Indonesia from the Asia-Pacific perspective. LPFE-Usakti, (1994), 1–42.

Yasen, S. (2018). INTERNALIZATION OF BALANCE AND JUSTICE VALUE


SHARIA ECONOMIC SYSTEM IN INDONESIA. JURNAL HUKUM
EKONOMI SYARIAH, 2(2), 80–94. https://doi.org/10.26618/j-hes.v2i2.1617

Anda mungkin juga menyukai