Anda di halaman 1dari 13

WORKSHOP ONLINE

PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI


DIMASA PANDEMI COVID 19 BAGI
MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI
UNESA
Oleh :
Han Tantri Hardini, S.Pd., M.Pd
(Dosen Prodi Pendidikan Akuntansi, Jurusan
Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi
UNESA)
TEMA 1-
LITERASI KEUANGAN
Perkembangan Data Covid 19 di Indonesia terkini:
 Jumat, 28 Agustus 2020 jumlah pasien yang dinyatakan positif virus Corona
berjumlah 165.887 orang ( sementara Pada tanggal 19 Mei jumlah positif
covid berjumlah 18.496 orang).
 Rincian pasien covid sebanyak 120.900 telah dinyatakan sembuh, 7.169
meninggal dunia, dan sisanya yaitu 37.818 dalam perawatan.
Berdampak pada

 Berbagai kegiatan perekonomian menjadi terhambat bahkan tidak beroperasi


sementara waktu.
 Pandemi covid 19 berdampak besar bagi masyarakat yang penghasilannya terhalang
karena adanya pembatasan sosial.

Akibatnya

Menimbulkan masalah ekonomi yang paling krusial yaitu masalah


Keuangan di Era Pandemi Covid 19
Solusinya
mempelajari

Pentingnya Edukasi tentang Literasi Keuangan, Financial


Technology / Teknologi, dan Pengelolaan Keuangan di Era
Pandemi Covid 19
PENDAHULUAN

Literasi keuangan merupakan salah satu aspek literasi dasar yang


harus dimiliki oleh masyarakat untuk meraih kesejahteraan dimasa
hidupnya. Mahasiswa (Generasi muda) dianggap sebagai masyarakat
masa depan yang menjadi agen pembangunan dan perlu dibekali
dengan edukasi keuangan sejak dini. Di era yang serba praktis dan
digital saat ini, dapat menyebabkan generasi muda sangat rentan
dengan perilaku konsumtif. Pemberian edukasi keuangan sejak dini
sangat diperlukan tidak hanya di lingkungan keluarga, tetapi juga
dalam lingkungan sekolah, dan masyarakat.
PENGERTIAN LITERASI KEUANGAN

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (2013)


PISA (2010)
Literasi Keuangan merupakan
pengetahuan (knowledge), keyakinan Literasi keuangan adalah proses
(confidence), dan keterampilan (skill), pengetahuan kognitif yang
yang mempengaruhi sikap (attitude) dan menggambarkan kemampuan siswa
perilaku (behaviour) untuk meningkatkan untuk mengenali dan menerapkan
kualitas pengambilan keputusan dan konsep-konsep yang relevan dengan
pengelolaan keuangan dalam rangka keuangan.
mencapai kesejahteraan
Remun (2010) Chen dan Volpe (1998)
Literasi didefinisikan sebagai kemampuan
terkait membaca, menulis dan berbicara, Literasi keuangan lebih menekankan
menghitung serta memecahkan masalah pada kemampuan untuk memahami
pada tingkat kemahiran yang diperlukan, konsep dasar dari ilmu ekonomi dan
dalam individu, keluarga dan masyarakat. keuangan, hingga bagaimana
National Institute for Literacy dalam menerapkannya secara tepat.
Remun (2010)
INDIKATOR LITERASI KEUANGAN / FINANCIAL
LITERACY

1. Pengetahuan Umum 4. Pengetahuan


tentang Keuangan tentang Pinjaman
2. Pengetahuan tentang 5. Pengetahuan
Pendapatan tentang Investasi
3. Pengetahuan tentang
Tabungan
KONDISI LITERASI KEUANGAN DI
INDONESIA Berdasarkan Diagram Batang 1 terlihat data hasil survey Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) selama 3 kali. Survey Nasional Literasi
Keuangan (SNLIK) yang pertama dimulai pada tahun 2013 yang
dilakukan oleh OJK terhadap 8.000 responden yang tersebar di
Indeks Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan Tahun 2013, 2016, dan 2019 40 wilayah pada 20 provinsi. Hasil survey pada tahun itu
80.00% 76.19%
menunjukan masyarakat Indonesia memiliki indeks literasi
67.82%
keuangan sebesar 21.84% dengan indeks inklusi keuangan
70.00%
59.74%
sebesar 59,74%.
60.00%

50.00%

40.00% 38.03%
29.66%
30.00%
21.84%
20.00%
Presiden Jokowi mendorong agar lembaga keuangan,
10.00% terutama perbankan untuk melaksanakan berbagai program
0.00%
2013 2016 2019 0.00%0.00%
peningkatan inklusi keuangan dan mengembangkan lebih
Literasi Keuangan Column1 jauh produk dan kualitas layanan perbankan di Indonesia.
Presiden Jokowi menilai saat ini kebiasaan masyarakat telah
berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Lembaga
HASIL SURVEY NASIONAL OJK DI INDONESIA keuangan harus melihat hal tersebut dengan memfokuskan
pada layanan digital berbasis internet.
PENELITIAN LITERASI KEUANGAN
DI INDONESIA
Susanti (2013)
Hasil Penelitian Disertasi tentang literasi keuangan anak SMA di Surabaya menunjukkan bahwa literasi
keuangan anak SMA di Surabaya masih tergolong dibawah rata-rata ketuntasan 75, yaitu dengan nilai antara 10-
60 sebanyak 214 siswa dari 280 siswa yang diteliti. Sisanya yaitu dengan nilai 61-100 sebanyak 66 siswa. Hal
ini menunjukkan bahwa literasi keuangan siswa masih jauh dari yang diharapkan.

Susanti dan Shalahudinta (2014)


Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Keuangan Di Keluarga, Pengalaman Bekerja Dan
Pembelajaran Di Perguruan Tinggi Terhadap Literasi Keuangan” ini adalah penelitian kuantitatif.
Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa S1 Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya dengan sampel berjumlah 40 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat Pengaruh Pendidikan Keuangan Di Keluarga, Pengalaman Bekerja Dan
Pembelajaran Di Perguruan Tinggi Terhadap Literasi Keuangan

Susanti, (2016)
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif berjudul “Membangun Budaya Literasi Keuangan
Anak Sejak Usia Dini”. Penelitian ini berisi tentang upaya untuk membangun literasi keuangan sejak
usia dini. Penelitian ini dipublikasikan dalam Prosiding Literasi UNESA 2016.
PENELITIAN LITERASI KEUANGAN
DI INDONESIA
Susanti, Han Tantri Hardini dan Irwan Adimas Ganda (2016),
Pada tahun 2016, Susanti, dkk melakukan penelitian literasi keuangan ibu-ibu rumah tangga di Kota
Surabaya yang berjudul “The Effect Sociodemographic Factors On The Level Of Financial Literacy
Housewife In Village Ketintang Surabaya”. Hasil penelitian ini telah terbit dalam prosiding
internasional ICEEBA tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sampel
sebanyak 110 orang. Berdasarkan hasil survey dapat disimpulkan bahwa kemampuan para Ibu
rumah tangga didalam memahami literasi keuangan pada aspek tabungan, pinjaman, asuransi dan
investasi dengan kategori masih rendah. Sedangkan berdasarkan regresi berganda didapatkan
data bahwa faktor sosiodemografi berpengaruh terhadap tinggi rendahnya literasi ibu-ibu rumah
tangga di Surabaya.

Susanti dan Han Tantri Hardini (2018)


Penelitian kuantitatif dengan populasi sebanyak 348 dan sampel berjumlah 184 mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya. Tabulasi data menunjukkan bahwa 51% mahasiswa memiliki literasi keuangan
yang tinggi, sedangkan 49% memiliki literasi keuangan yang rendah. Hasil penelitian terbit dalam Prosiding
Internasional CAPEU terindeks Scopus
2. Financial Technology
FINANCIAL TECHNOLOGY / FINTECH

Financial Technology adalah inovasi dalam bidang jasa keuangan


yang diberi sentuhan tehnologi modern. Jadi, mulai dari metode
pembayaran hingga transfer dana, pengumpulan dana, pinjaman
bahkan sampai dengan pengelolaan aset bisa dipercepat dengan
menggunakan teknologi. Contoh produknya adalah transfer uang
dengan rekening Bank tertentu, membayar listrik telepon dan air
serta apapun fasilitas secara cepat hanya menggunakan Handphone.
kemampuan teknologi informasi keuangan yang dimiliki maka akan
meningkatkan inklusi keuangan (Jumlah penguna jasa keuangan)

semakin mudah mengakses berbagai layanan instrumen keuangan


tanpa harus pergi ke kota untuk mengaksesnya.

Fintech Mempercepat transaksi keuangan dan mampu menjangkau


PENTINGNYA seluruh daerah hingga daerah terpencil sehingga memudahkan
LITERASI para warga terdampak covid 19.
DIGITAL
KEUANGAN Literasi digital membantu memahami tentang fungsi-fungsi
instrumen keuangan yang benar dengan teknologi sehingga tidak
terjebak dengan penipuan atau informasi-informasi yang bersifat
hoax.
Literasi digital membantu para ekonomi muda yang siap berkarya
dalam pandemi covid dengan berbagai akses pembiayaan,
diantaranya adalah yang berbasis UMKM sehingga mampu
memberdayakan UKM dan membuka saluran pembiayaan usaha yang
mudah dan cepat.
Penggunaan literasi digital keuangan dapat menghambat penularan covid
19. Para generasi milenial tidak perlu ke ATM atau ke bank atau ke
perusahaan pembiayaan untuk bertransaksi keuangan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai