Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sains Sosio Huaniora P-ISSN: 2580-1244

Volume 5 Nomor 1 Juni 2021 E-ISSN: 2580-2305

Analisa Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Keputusan Investasi


Ridfa Chairani1, Mohamad Fidelio Omar Bestari2 dan Vigo Satrio Hidayat1
1
Program Studi Adiministrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Institut Ilmu Sosial dan
Manajemen Stiami, Indonesia
2
Universitas Binus Nusantara, Indonesia
Email corresponding authors: chairaniridfa@gmail.com

ABSTRAK

Rendahnya literasi keuangan pada masyarakat Indonesia dapat membahayakan masyarakat


terutama generasi milenial karena menyebabkan mudahnya generasi milenial ikut dan menjadi
korban dari investasi bodong yang dibuat oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh terhadap keputusan
investasi dengan Nilai T-value sebesar 8,140 lebih dari T-tabel (1,96) dan nilai P-value (0,000)
kurang dari 0,05. Hasil statistik uji didapatkan nilai koefisien sebesar 0,374 dengan T value
8,140 dan P-value 0,000. Nilai koefisien sebesar 0,374 memiliki arti apabila literasi keuangan
meningkat 1 poin maka peluang seseorang akan memutuskan berinvestasi akan naik sebesar
0,374 begitu pula sebaliknya. Peningkatan literasi keuangan dapat menggunakan pendekatan
berupa sosialisasi dengan sekolah – sekolah maupun webinar dengan mahasiswa.

Kata Kunci: Ekonomi, Finansial, Perencanaan Finansial, Literasi Keuangan, Finansial


Teknologi & Investasi.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan kurang lebih 270 Juta jiwa
(Badan Pusat Statistik, 2020). Komposisi Penduduk Indonesia di 2020 mayoritas 50% diisi
oleh generasi milenial dan gen Z. Generasi milenial tidak bisa dipisahkan dari teknologi, hasil
penelitian menunjukkan bahwa generasi milenial secara keberfungsian sosial memiliki
kekuatan di bidang teknologi (Achmad, 2019). Generasi milenial dan gen Z yang sangat melek
dengan teknologi, juga dapat terlihat dari data APJII yang menunjukkan jumlah pengguna
Internet Indonesia periode 2019 / Kuartal II / 2020 ada sekitar 196,7 juta jiwa, atau setara
sekitar 73,7% dari total populasi di Indonesia yang sudah terhubung dengan Internet. Pulau
Jawa menjadi penyumbang tertinggi pengguna internet dengan sekitar 55,7% (Bayu, 2020).
Perkembangan teknologi dan digital di dunia maupun di Indonesia berkembang sangat
cepat berdampingan dengan berkembangnya masyarakat yang terhubung dengan internet
terutama milenial, hampir disegala sektor terjadi perubahan dari sistem offline ke online, seperti
pada E-Commerce (e.g. Tokopedia, Bukalapak, Shopee, JD.ID, Lazada, Akulaku, etc),
Transportasi Online (e.g. GoJek, Grab, Maxim, etc.), Logistik (Shipper, Kargo, Lalamove,
Deliveree, etc), hingga Financial Technology (e.g. GoPay, Ovo, Dana, KoinWorks, Investree,
Asetku, LinkAja, Bareksa, Bibit, etc.). Beragamnya aplikasi digital yang hadir di Indonesia
dianggap memberikan dampak positif karena mampu menjadi distribusi dalam sektor
konvensional dan menjadi solusi baru ditengah kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
Teknologi finansial menjadi salah satu faktor dalam penggerak ekonomi digital di Indonesia.
Menurut Bank Indonesia, teknologi finansial adalah bentuk penggunaan teknologi pada sistem
keuangan yang memberikan hasil berupa produk, jasa, layanan teknologi dan/atau berupa
model bisnis baru, yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif pada stabilitas
moneter, stabilitas system keuangan, memberikan efisiensi, keamanan, kelancaran, dan

LPPM Universitas Jambi Halaman | 691


Jurnal Sains Sosio Huaniora P-ISSN: 2580-1244
Volume 5 Nomor 1 Juni 2021 E-ISSN: 2580-2305

keandalan dalam sistem pembayaran (Bank Indonesia, 2020). Perkembangan teknologi


finansial diharapkan dapat memberikan manfaat bagi konsumen, pelaku usaha, maupun
perekonomian bangsa Indonesia. Namun, disisi lain teknologi finansial memiliki resiko yang
apabila tidak dimitigasi dengan baik dapat mengganggu system keuangan nasional.
Menurut analisa Dailysocial.id wabah pandemi Covid-19 yang sedang dihadapi oleh
banyak negara termasuk Indonesia saat ini, menyebabkan akselerasi yang pesat khususnya
pada area bidang teknologi finansial pada subsektor investasi (116%), remitansi (43%),
asuransi (30%), pembayaran digital (3%), dan perkreditan/lending (< 1%) (DSResearch’s,
2020). Teknologi finansial atau Financial Technology yang hadir di Indonesia menjadi solusi
bagi sebagian masyarakat yang mampu dengan baik menggunakannya. Namun, disisi lain ada
juga beberapa pihak yang merasa dirugikan dengan hadirnya teknologi finansial. Beberapa efek
yang ditimbulkan dengan hadirnya teknologi finansial di Indonesia antara lain, sebelumnya
transaksi pembayaran selalu menggunakan uang fisik (kertas dan logam) atau kartu (credit &
debit) sementara pada zaman sekarang, pembayaran dapat dilakukan dengan menggunakan
aplikasi uang elektronik, seperti GoPay, Ovo, Dana, LinkAja, ShopeePay, dan lain sebagainya.
Dari segi pembiayaan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dulu dipersulit
untuk mendapatkan permodalan kerja, dengan hadir nya teknologi finansial yang dapat
membantu UMKM mendapatkan permodalan kerja agar mereka dapat mengembangkan bisnis
UMKM, contoh aplikasinya seperti Investree, KoinWorks, Akseleran, Esta Kapital, Amartha,
dan masih banyak lagi. Ada juga jenis teknologi finansial yang dapat menjadi alternatif dalam
melakukan investasi, seperti Ajaib, Bibir, Bareksa, dan lain-lain. Disisi lain adanya
kecenderungan dari generasi milenial dan gen Z yang sudah jarang hadir secara fisik ke bank
(Teller dan Customer Service) namun lebih menggunakan internet maupun Mobile Banking
membuat pihak perbankan di Indonesia turut serta melakukan perubahan dan adaptasi dengan
tingkah laku Generasi Milenial dan Gen Z, seperti Bank Mandiri dengan Livin’ By Mandiri,
Bank BCA dengan BCA Mobile dan My BCA, BNI Mobile Banking dan masih banyak lagi.
Menurut penjelasan Tirta Segara sebagai Anggota Dewan Komisioner bidang Evaluasi
dan Perlindungan Konsumen dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa pandemic
Covid-19 memberikan dampak negatif bagi rakyat Indonesia karena terjadi peningkatan angka
kemiskinan dan pengangguran naik dari 2,92 Juta naik menjadi 5,23 Juta. Masih banyak
masyarakat Indonesia yang tidak memiliki dana darurat atau dana cadangan untuk membantu
mereka hidup. Hal tersebut dikarenakan masih minimnya literasi keuangan (Merdeka.com,
2020). Secara tingkat inklusi keuangan atau kemudahan masyarakat dalam mengakses produk
atau layanan keuangan di Indonesia sudah ada perbaikan dengan hampir mencapai 80%.
Namun disisi lain tingkat literasi keuangan atau melek informasi keuangan hanya diangka 37%
(Sidik, 2020).
Kemajuan teknologi finansial yang begitu cepat, perlu didukung dengan literasi
keuangan yang merupakan pendidikan yang sangat penting dizaman modern ini agar
masyarakat dapat mampu memilih dan menggunakan produk dan jasa instrumen keuangan
yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Dengan memahami literasi
keuangan yang baik, diharapkan agar masyarakat dapat terhindar dari aktivitas investasi
bodong yang merugikan, serta agar masyarakat dapat melakukan perencanaan keuangan demi
masa depan mereka yang lebih baik (Otoritas Jasa Keuangan, 2017). Salah satu subsektor
teknologi finansial yaitu investasi juga mengalami peningkatan dimasa pandemic Covid 19,
yaitu meningkat sebanyak 116%. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi adalah
sebuah bentuk penanaman modal atau uang dalam sebuah wadah perusahaan, maupun proyek
usaha dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012-
2021 ). Beberapa contoh investasi bisa berbentuk barang seperti emas, tanah/lahan, property,
atau surat berharga seperti obligasi, saham, reksadana, sukuk, dan lain sebagainya. Investasi

LPPM Universitas Jambi Halaman | 692


Jurnal Sains Sosio Huaniora P-ISSN: 2580-1244
Volume 5 Nomor 1 Juni 2021 E-ISSN: 2580-2305

juga bisa diartikan sebagai menahan keinginan saat ini yang disimpan untuk dikembangkan
dengan tujuan utama Investasi adalah mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Investasi adalah sebuah kegiatan menaruh atau menanamkan sejumlah uang atau modal dalam
jangka waktu tertentu bisa cukup lama, dengan harapan dapat memperoleh keuntungan atau
laba dimasa yang akan datang. Investasi bisa dikatakan sebagai langkah awal dalam
membangun ekonomi. Ada berbagai macam manfaat yang didapatkan dari investasi, seperti:
- Memperkecil resiko terkena hutang.
- Dapat memiliki penghasilan tambahan.
- Membangun kehidupan dimasa yang akan datang.
- Untuk membangun kebahagiaan hidup keluarga.
Untuk mendapatkan manfaat-manfaat dari investasi, ada berbagai jenis macam investasi,
seperti investasi pada emas, properti (rumah, tanah, ruko, apartment, dan lain-lain), investasi
pada surat berharga contohnya deposito, obligasi, reksadana, saham, dan lain sebagainya
(Danareksa.co.id, 2019). Pada zaman sekarang masyarakat pada umumnya mau melakukan
aktivitas investasi karena ingin mendapatkan return atau bunga yang cukup tinggi. Return atau
keuntungan bisa didapatkan dari capital gain atau dari deviden. Namun dari sisi lain, investasi
juga mengandung resiko. Resiko berasal dari Eksternal atau Internal perusahaan. Pada mulanya
Investasi dilakukan oleh kalangan pebisnis, pengusaha, dan orang-orang yang berkepentingan
investasi (Wibowo & Purwohandoko, 2019). Di era modern seperti sekarang (tahun 2021)
terkadang investasi dikaitkan dengan investasi bodong, sebenarnya investasi bodong dilakukan
oleh seorang oknum atau entitas tertentu dengan melakukan modus tertentu untuk mendapatkan
keuntungan dari praktek investasi yang dijalankan. Satuan tugas (Satgas) Waspada Investasi
yang dibentuk oleh Otoritas Jasa Keuangan memberikan panduan kepada masyarakat dan calon
investor agar selalu waspada pada beberapa ciri-ciri investasi bodong seperti tidak adanya izin
resmi sesuai hukum yang berlaku seperti badan usaha, SIUP, CV, PT, TDP, belum lagi
investasi bodong yang menawarkan High Return (Keuntungan Besar), Free Risk (Tidak Ada
Resiko), High Insentive, Unfair, Big Promise, dan Guarantee (Pardiansyah, 2017).
Survei yang dilakukan oleh Organization for Economic Co-operation & Development
(OECD) kebanyakan orang tidak mampu menjaga diri untuk tetap berada diatas garis
kemiskinan, dalam kurun waktu 3 bulan ketika mengalami gangguan finansial. Selain itu,
kondisi milenial yang cenderung suka mengikuti tren idolanya dari social media atau biasa
disebut influencer, bisa membahayakan jika milenial memiliki minat membaca yang tidak
cukup baik. Menurut survei OECD ada banyak jenis investasi yang menawarkan janji manis,
namun berujung penipuan atau biasa dibilang investasi bodong. Maka dari pada itu,
pengetahuan mengenai literasi keuangan sangat penting agar tidak menjadi korban penipuan
dengan janji manis yang menawarkan bunga atau pendapatan besar. Sementara itu, kita masih
harus tetap waspada bahwa yang namanya investasi tidak selalu menghasilkan return yang
besar dan perlu dicek terkait legalitas nya, agar tidak terjebak dalam investasi bodong dan
illegal (Safitri , 2020). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Dwiyana
Rasuma Putri dan Henny Rahyuda pada journal dengan tema “Pengaruh Tingkat Financial
Literacy dan Faktor Sosiodemografi Terhadap Perilaku Keputusan Investasi Individu” bahwa
tingkat financial literacy memberikan pengaruh positif terhadap perilaku keputusan seseorang
untuk melakukan investasi (Putri & Rahyuda, 2017).
Oleh karena itu, untuk dapat memajukan ekonomi Indonesia kedepannya, generasi
milenial dan generasi setelahnya sebaiknya mau meluangkan waktu untuk mempelajari
mengenai financial literacy agar terhindar dari hutang dan investasi bodong. Karena dengan
melakukan Investasi yang baik dan benar dapat memberikan efek positif dan dapat memberikan
kebahagiaan pribadi maupun keluarga dimasa yang akan datang.

LPPM Universitas Jambi Halaman | 693


Jurnal Sains Sosio Huaniora P-ISSN: 2580-1244
Volume 5 Nomor 1 Juni 2021 E-ISSN: 2580-2305

Berdasarkan pemaparan pendahuluan pada bagian sebelumnya tentang pertumbuhan


milenial di Indonesia yang tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan teknologi, serta kondisi
pandemic yang memaksa masyarakat untuk bisa mempertahankan kondisi keuanganya, salah
satunya dengan memulai berinvestasi. Tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa
tingkat literasi keuangan di Indonesia masih sangat rendah yang dapat menyebabkan
masyarakat dapat terjerumus ke investasi bodong yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Maka, pertanyaan penelitian ini, yaitu:
1. Apakah literasi keuangan dapat mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan
investasi?
2. Bagaimana cara meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat Indonesia?

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan SEM PLS untuk
menjelaskan secara keseluruhan tentang pengaruh minat seseorang untuk membaca terkait
literasi keuangan kepada keputusannya dalam melakukan investasi. Selanjutnya, fungsi
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis dan sumber data


Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan du acara, baik data primer dan
data sekunder. Untuk pengumpulan data primer menggunakan kuesioner secara acak melalui
media online. Metode Penyebaran kuesioner dilakukan secara bebas atau acak menggunakan
sarana komunikasi Whatsapp dengan menggunakan link kuesioner pada aplikasi google form.
Sementara untuk pengumpulan data sekunder didapat dari berbagai macam referensi baik buku,
jurnal, maupun media online.

Profil Responden
Jumlah responden yang berhasil mengisi kuesioner ada 346 orang, dengan profile yang sangat
beragam, 65,3% merupakan Wanita dan 34,7% adalah Pria. Dari segi umur 85,3% merupakan
respondents yang berusia 18 hingga 25 tahun, 10,7% berusia diantara 26 hingga 30 tahun,
selebihnya berusia diatas 31 tahun. Dalam hal tempat area tempat tinggal, paling banyak
dengan 38,7% responden berasal dari daerah Jawa Timur. 23,7% responden berdomisili di
Jawa Barat. 9,5% responden tinggal di provinsi Banten. 9,0 responden berdomisili di DKI
Jakarta. 6,4% responden tinggal di Jawa Tengah. Selebihnya para responden tersebar
diberbagai macam daerah di Indonesia seperti D.I. Yogyakarta, Bali, Sumatera Utara,
Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, dan beberapa daerah di wilayah Indonesia bagian
tengah dan timur. Dalam hal status pernikahan, mayoritas responden dengan 95,1% belum
menikah, 4,0% sudah menikah, serta hanya 0,9% yang statusnya cerai hidup / mati.

Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas


Uji Validitas Konvergen
Pengujian validitas konvergen dilakukan dengan melihat nilai loading pada tiap variabel
terhadap indikator dan nilai Average Variance Extracted pada tiap indikator. Kriteria
penerimaan uji validitas konvergen adalah apabila nilai loading factor pada indikator berada
diatas cut off 0,50 dan nilai AVE pada variabel memiliki nilai diatas cut off 0,50. Hasil
pengujian validitas konvergen tersaji pada tabel berikut.

LPPM Universitas Jambi Halaman | 694


Jurnal Sains Sosio Huaniora P-ISSN: 2580-1244
Volume 5 Nomor 1 Juni 2021 E-ISSN: 2580-2305

Tabel 1. Uji Validitas konvergen


Variabel Indikator Loading Factor AVE
Inflasi Keuangan 0,787
Inklusi keuangan 0,519
Literasi Keuangan 0,508
Investasi 0,667
Passive Income 0,835
Keputusan Berinvestasi Y 1.000 1.000
Hasil uji validitas konveren pada tabel diatas didapatkan nilai Loading factor pada seluruh
indikator di tiap variabel memiliki nilai lebih dari 0,50. Nilai loading factor tertinggi ada pada
variabel passive income yaitu sebesar 0,835 diikuti oleh indicator inflasi keuangan sebesar
0,787. Artinya variabel literasi keuangan didominasi oleh pengetahuan responden mengenai
passive income dan inflasi keuangan. Sedangkan untuk variabel inklusi keuangan hanya
merepresentasikan 0,519 atau 51,9% dan variabel pengetahuan investasi direpresentasikan oleh
literasi keuangan sebesar 0,667 atau 66,7%. Variabel keputusan berinvestasi disusun oleh satu
variabel dengan loading factor sebesar 1,000. Hasil uji validitas konvergen pada nilai Average
Variance Extracted (AVE) diapatkan nilai AVE pada masing-masing indikator memiliki nilai
lebih dari 0,50. Berdasarakan kedua hasil pengujian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
model telah memenuhi syarat uji validitas konvergen.
Uji Validitas Diskriminan
Uji Validitas diskriminan dalam penelitian ini menggunakan nilai cross loading dan
perbandingan antara nilai akar AVE terhadap korelasi antar variabel konstruk. Kriteria
penerimaan uji validitas diskriminan didasarkan pada nilai loading pada variabel yang
dijelaskan oleh indikator tersebut harus lebih besar jika dibandingkan dengan nilai loading pada
variabel lainnya. Selain itu, nilai akar AVE pada setiap variabel konstruk harus lebih tinggi
dari nilai korelasi antar variabel konstruk.
Tabel 2. Nilai Cross Loading
Indikator Keputusan Berinvestasi Literasi Keuangan

Inflasi 0.298 0.787


Inklusi 0.137 0.519
Investasi 0.177 0.667
Passive Income 0.367 0.835
Y 1.000 0.374

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai loading pada indikator pembentuk pada masing-
masing variabel memiliki nilai loading paling besar pada setiap variabelnya. Misalkan pada
indikator inflasi Nilai loading factor untuk variabel yang dibentuknya (Literasi Keuangan)
memiliki nilai loading sebesar 0,787. Nilai tersebut adalah nilai loading paling besar jika
dibandingkan nilai loading inflasi pada variabel lain.
Tabel 3. Perbandingan nilai akar AVE dengan korelasi antara variabel konstruk
Keputusan Berinvestasi Literasi Keuangan
Keputusan Berinvestasi 1
Literasi Keuangan 0.374 0.713

LPPM Universitas Jambi Halaman | 695


Jurnal Sains Sosio Huaniora P-ISSN: 2580-1244
Volume 5 Nomor 1 Juni 2021 E-ISSN: 2580-2305

Hasil peritungan nilai akar AVE dan korelasi antar variabel kontruk diatas didapatkan
kesimpulan nilai akar AVE pada seluruh variabel konstruk memiliki nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan korelasi antar variabel konstruk. Berdasarkan kedua pengujian tersebut
dapat disimpulkan model yang dibentuk telah memenuhi syarat uji validitas diskriminan.

Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan statistik Cronbach’s alpha dan
Composite Reliability. Kriteria uji reliabilitas ini adalah apabila nilai statistik Cronbach’s alpha
dan Composite Reliability lebih dari cut off 0,60 maka dapat dinyatakan variabel tersebut telah
reliabel. Hasil uji reliabilitas tersaji pada tabel berikut.
Tabel 4. Hasil uji reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha Composite Reliability Keterangan
Keputusan Berinvestasi 1.000 1.000 Reliabel
Literasi Keuangan 0.685 0.800 Reliabel

Berdasarkan tabel 4 diatas didapatkan nilai statistik Cronbach’s alpha dan composite reliability
pada seluruh variabel konstruk memiliki nilai lebih dari 0,60. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh variabel penelitian telah reliabel.

Hasil Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis SEM PLS menggunakan metode bootstrapping dengan subsample 500 dan
taraf signifikansi alpha 5%. Hasil pegujian hipotesis tersaji pada tabel berikut.

Tabel 5. Hasil pengujian hipotesis


Hipotesis Pengaruh Variabel Koefisien T P Values Keterangan
H1 Literasi Keuangan → Keputusan berinvestasi 0.374 8,140 0,000 Diterima

Hipotesis statistik yang digunakan untuk menjawab hipotesis dalam penelitian adalah sebagai
berikut.
H0 : 𝛽𝑖 = 0 (Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel eksogen terhadap
variabel endogennya)
Ha : 𝛽𝑖 ≠ 0 (Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel eksogen terhadap variabel
endogennya)
Pengujian hipotesis statistik didasarkan pada statistik uji T dan P value dengan kriteria apabila
nilai T-Value lebih dari T-tabel (1,96) atau nilai P-value kurang dari alpha (0,05) maka
hipotesis alternative diterima. Artinya terdapat pengaruh yag signifikan antara variabel
eksogen terhadap variabel endogennya. Hasil statistik uji pada tabel 5 dapat diinterpretasikan
sebagai berikut.

Hipotesis 1
Hipotesis 1 menjelaskan bahwa diduga Literasi Keuangan berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan berinvestasi. Hasil statistik uji didapatkan nilai koefisien sebesar 0,374 dengan T
value 8,140 dan P-value 0,000. Nilai koefisien sebesar 0,374 memiliki arti apabila Literasi
Keuangan meningkat 1 poin maka peluang seseorang akan memutuskan berinvestasi akan naik
sebesar 0,374 begitu pula sebaliknya. Nilai T-value sebesar 8,140 lebih dari T-tabel (1,96) dan
nilai P-value (0,000) kurang dari 0,05 sehingga hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya
Literasi keuangan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan
berinvestasi.

LPPM Universitas Jambi Halaman | 696


Jurnal Sains Sosio Huaniora P-ISSN: 2580-1244
Volume 5 Nomor 1 Juni 2021 E-ISSN: 2580-2305

KESIMPULAN

Kondisi Pandemi Covid 19 yang saat ini sedang dihadapi oleh dunia termasuk Indonesia, tentu
menyebabkan kondisi keuangan masyarakat juga memburuk. Kondisi keuangan yang
memburuk memaksa masyarakat untuk mencari cara mendapatkan uang agar dapat bertahan
hidup. Kemajuan teknologi saat ini dan banyaknya populasi milenial saat ini menunjang
perkembangan finansial teknologi terurtama dalam subsector investasi online berakselerasi
dengan cepat. Namun, hal ini sebaiknya diimbangi juga dengan literasi keuangan masyarakat
yang semakin meningkat. Kurangnya literasi keuangan pada masyarakat Indonesia
menyebabkan banyaknya masyarakat yang akhirnya merugi karena terjerumus kedalam
investasi bodong yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Padahal,
berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa literasi keuangan mempengaruhi
keputusan untuk berinvestasi. Salah satau cara meningkatkan literasi keuangan terutama bagi
milenial adalah dengan banyaknya sosialisasi terkait literasi keuangan bagi milenial dan gen Z
agar mereka dapat lebih mengenal apa saja subsektor keuangan serta syarat-syarat berinvestasi
sebelum melakukan keputusan investasi. Sosialisasi dapat dilakukan di sekolah-sekolah,
ataupun lembaga keuangan dapat bekerja sama dengan kampus-kampus dan mengadakan
kuliah umum, webinar atau bekerja sama dengan program kampus merdeka yang saat ini
sedang dalam proses pengembangan agar dapat memasukkan mata kuliah literasi keuangan
bagi para mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, W. (2019). Analisa Pengaruh Literasi Keuangan terhadap keputusan Investasi


(September 2021). Jurnal Pekerja Sosial, 2, 187–189.
Badan Pusat Statistik. (2020). Hasil Sensus Penduduk 2020. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia:
Badan Pusat Statistik Indonesia.
Bayu, D. J. (2020). Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Capai 196,7 Juta. (M. A. Ridhoi,
Ed.) Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia: katadata.co.id.
Badan Pusat Statistik. (2021, February 05). Ekonomi Indonesia 2020 Turun sebesar 2,07
Persen (c-to-c). (B. P. Statistik, Producer) Retrieved July 2021, from
https://www.bps.go.id/pressrelease:
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/02/05/1811/ekonomi-indonesia-2020-turun-
sebesar-2-07-persen--c-to-c-.html
Bank Indonesia. (2020). Inflasi. (B. Indonesia, Producer) Retrieved July 2021, from
https://www.bi.go.id/id/: https://www.bi.go.id/id/fungsi-
utama/moneter/inflasi/default.aspx
Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Literasi Keuangan. Retrieved from
https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/Pages/literasi-
keuangan.aspx
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2012-2021 ). Retrieved from https://kbbi.web.id/investasi
Bank Indonesia. (2020). Teknologi Finansial (Fintech). Retrieved from bi.go.id:
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/ritel/financial-
technology/default.aspx
Merdeka.com. (2020, Agustus 6). OJK Ungkap Penyebab Tingkat Literasi Keuangan
Indonesia Rendah. Retrieved from Merdeka.com: https://www.merdeka.com/uang/ojk-
ungkap-penyebab-tingkat-literasi-keuangan-indonesia-rendah.html

LPPM Universitas Jambi Halaman | 697


Jurnal Sains Sosio Huaniora P-ISSN: 2580-1244
Volume 5 Nomor 1 Juni 2021 E-ISSN: 2580-2305

Kominfo.go.id. (2017, October 10). TEKNOLOGI Masyarakat Indonesia: Malas Baca Tapi
Cerewet di Medsos. Retrieved from www.kominfo.go.id:
https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-
malas-baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/sorotan_media
We Are Social. (2021, February 11). DIGITAL 2021: INDONESIA. Retrieved from
https://datareportal.com/: https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia
Perpustakaan Kemendagri. (2021, March 23). Tingkat Literasi Indonesia di Dunia Rendah,
Ranking 62 Dari 70 Negara. Retrieved from perpustakaan.kemendagri.go.id:
https://perpustakaan.kemendagri.go.id/?p=4661
Maeludin, D. (2021, May 24). Rendahnya Literasi Akibat Kurangnya Minat Baca. Retrieved
from Kumparan.com: https://kumparan.com/dindinmaeludin61/rendahnya-literasi-
akibat-kurangnya-minat-baca-1vnz1Ol5VPJ/full
Hutapea, E. (2019, June 23). Literasi Baca Indonesia Rendah, Akses Baca Diduga Jadi
Penyebab Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Literasi Baca Indonesia
Rendah, Akses Baca Diduga Jadi Penyebab", Klik untuk baca:
https://edukasi.kompas.com/read/2019/06/23/07015701/li. Retrieved from
Kompas.com: https://edukasi.kompas.com/read/2019/06/23/07015701/literasi-baca-
indonesia-rendah-akses-baca-diduga-jadi-penyebab
Merdeka.com. (2020, August 13). Minimnya Literasi Keuangan Dinilai Bikin Masyarakat
Jatuh Miskin Saat Pandemi. Retrieved from Merdeka.com:
https://www.merdeka.com/uang/minimnya-literasi-keuangan-dinilai-bikin-masyarakat-
jatuh-miskin-saat-pandemi.html
Sidik, S. (2020, November 17). RI Susah Maju karena Literasi Keuangan Rendah, Cuma 37%
Gaes! Retrieved from CNBCIndonesia.com:
https://www.cnbcindonesia.com/market/20201117132955-17-202428/ri-susah-maju-
karena-literasi-keuangan-rendah-cuma-37-gaes
Inklusikeuangan.id. (2020). Tentang Inklusi Keuangan. Retrieved from Inklusikeuangan.id:
https://www.inklusikeuangan.id/halaman/inklusi-keuangan
Safitri , K. (2020, August 13). Ini Kebiasaan yang Buat Literasi Keuangan Milenial Rendah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Kebiasaan yang Buat Literasi
Keuangan Milenial Rendah", Klik untuk baca:
https://money.kompas.com/read/2020/08/13/201000726/ini-kebiasaan-y. Retrieved
from Kompas.com: https://money.kompas.com/read/2020/08/13/201000726/ini-
kebiasaan-yang-buat-literasi-keuangan-milenial-rendah?page=all
Danareksa.co.id. (2019, March 27). Pentingnya Berinvestasi Untuk Masa Depan. Retrieved
from Danareksa.co.id: https://www.danareksa.co.id/publikasi/artikel/pentingnya-
berinvestasi-untuk-masa-depan/
Wibowo, A., & Purwohandoko. (2019). PENGARUH PENGETAHUAN INVESTASI,
KEBIJAKAN MODAL MINIMAL INVESTASI, DAN PELATIHAN PASAR MODAL
TERHADAP MINAT INVESTASI (Studi Kasus Mahasiswa FE Unesa Yang Terdaftar
Di Galeri Investasi FE Unesa). Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 1 – Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, 1.
Pardiansyah, E. (2017). Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis dan
Empiris. Economica: Jurnal Ekonomi Islam – Volume 8, Nomor 2 (2017): 337 - 373, 2.
Putri, N. D., & Rahyuda, H. (2017). Pengaruh Tingkat Financial Literacy dan Faktor
Sosiodemografi Terhadap Perilaku Keputusan Investasi Individu. E-Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana 6.9 (2017): 3407-3434, 1.
DSResearch’s. (2020). Fintech Report 2020 Maintaining Growth during Pandemic. DKI
Jakarta : Daily Social.

LPPM Universitas Jambi Halaman | 698

Anda mungkin juga menyukai