Revenue cycle, Expenditure cycle, Production cycle, Payroll (HR) Cycle and
General ledger cycle
Dosen
Disusun oleh:
D3 Akuntansi
2021
1. Revenue Cycles
a. Definisi
Siklus pendapatan (revenue cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan
kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berlangsung dengan
menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai
pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.Siklus Pendapatan merupakan
prosedur pendapatan dimulai dari bagian penjualanotorisasi kredit,
pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai dengan
penerimaan kas.
b. Fungsi
Terdapat beberapa fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan. Fungsi-fungsi
yang terkait dalam siklus pendapatan terdiri dari :
Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan
untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order
tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman), meminta
otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana
barang akan dikirim, dan mengisi surat pengiriman. Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk membuat “back order” pada saat diketahui
tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.
Fungsi ini berada di tangan Bagian Order Penjualan.
Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan
dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. Karena
sebagian besar penjualan yang terjadi dalam perusahaan adalah
penjualan kredit, maka sebelum order dari pelanggan dipenuhi, harus
lebih dahulu diperoleh otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit. Jika
penolakan pemberian kredit seringkali terjadi, pengecekan status kredit
perlu dilakukan sebelum fungsi penjualan mengisi surat order
penjualan. Untuk mempercepat pelayanan kepada pelanggan, surat
order pengiriman dikirim langsung ke fungsi pengiriman sebelum
fungsi penjualan memperoleh otorisasi kredit dari fungsi kredit.
Namun, tembusan kredit harus dikirimkan ke fungsi kredit untuk
mendapatkan persetujuan kredit dari fungsi tersebut. Dalam hal
otorisasi kredit tidak dapat diberikan, fungsi penjualan memberitahu
fungsi pengiriman untuk membatalkan pengiriman barang kepada
pelanggan. Fungsi ini berada di tangan Bagian Kredit.
Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan
barang ke fungsi pengiriman. Fungsi ini berada di tangan Bagian
Gudang.
Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar
surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi
ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang
keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.
Otorisasi ini dapat berupa surat order pengiriman yang telah
ditandatangani oleh fungsi penjualan, memo debit yang ditandatangani
oleh fungsi pembelian untuk barang yang dikirimkan kembali kepada
pemasok (retur pembelian), surat perintah kerja dari fungsi produksi
mengenai penjualan / pembuangan aktiva tetap yang sudah tidak
dipakai lagi. Fungsi ini berada di tangan Bagian Pengiriman.
Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur
penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan salinan faktur bagi
kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.
Fungsi ini berada di tangan Bagian Penagihan.
Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari
transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan
piutang kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan. Fungsi
ini juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan
yang dijual ke dalam kartu persediaan. Fungsi ini berada di tangan
Bagian Piutang (sebagai penyelenggara kartu piutang), Bagian Jurnal
(sebagai penyelenggara jurnal penjualan dan pembuatan laporan
penjualan), dan Bagian Kartu Persediaan (sebagai penyelenggara kartu
persediaan).
c. Dokumen yang Digunakan
Surat order pengiriman dan tembusannya
Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses
penjualan kredit kepada pelanggan. Berbagai tembusan surat order
pengiriman terdiri dari:
I. Surat Order Pengiriman. Dokumen ini merupakan lembar
pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasi
kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang
dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera di atas
dokumen tersebut.
II. Tembusan Kredit (Credit Copy). Dokumen ini digunakan untuk
memperoleh status kredit pelanggan dan untuk mendapatkan
otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit.
III. Surat Pengakuan (Acknowledgement Copy). Dokumen ini
dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada pelanggan untuk
memberitahu bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses
pengiriman.
IV. Surat Muat (Bill of Lading). Tembusan surat muat ini
merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penyerahan
barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum.
Surat muat ini biasanya dibuat 3 lembar, 2 lembar untuk
perusahaan angkutan umum, dan 1 lembar disimpan sementara
oleh fungsi pengiriman setelah ditandatangani oleh wakil
perusahaan angkutan umum tersebut.
V. Slip Pembungkus (Packing Slip). Dokumen ini ditempelkan
pada pembungkus barang untuk memudahkan fungsi
penerimaan di perusahaan pelanggan dalam mengidentifikasi
barang-barang yang diterimanya.
VI. Tembusan Gudang (Warehouse Copy). Dokumen ini
merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke
fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah
seperti yang dicantumkan di dalamnya, agar menyerahkan
barang tersebut ke fungsi pengiriman, dan untuk mencatat
barang yang dijual dalam kartu gudang.
VII. Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-up Copy).
Dokumen ini merupakan tembusan surat order pengiriman yang
diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut tanggal pengiriman
yang dijanjikan. Jika fungsi penjualan telah menerima
tembusan surat order pengiriman dari fungsi pengiriman yang
merupakan bukti telah dilaksanakan pengiriman barang, arsip
pengendalian pengiriman ini kemudian diambil dan
dipindahkan ke arsip order pengiriman yang telah dipenuhi.
Arsip pengendalian pengiriman merupakan sumber informasi
untuk membuat laporan mengenai pesanan pelanggan yang
belum dipenuhi (order backlogs).
VIII. Arsip Indeks Silang (Cross-index File Copy). Dokumen ini
merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan
secara alfabetik menurut nama pelanggan untuk memudahkan
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan mengenai
status pesanannya.
Faktur dan tembusannya
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar
untuk mencatat timbulnya piutang. Berbagai tembusan dari faktur
penjualan terdiri dari:
I. Faktur Penjualan (Customer’s Copies). Dokumen ini
merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi penagihan
kepada pelanggan. Jumlah lembar faktur penjualan yang dikirm
kepada pelanggan adalah tergantung dari permintaan
pelanggan.
II. Tembusan Piutang (Account Receivable Copy). Dokumen ini
merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan oleh
fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk
mencatat piutang dalam kartu piutang.
III. Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy). Dokumen ini
merupakan tembusan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan
ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk mencatat transaksi
penjualan dalam jurnal penjualan.
IV. Tembusan Analisis (Analysis Copy). Dokumen ini merupakan
tembusan yang dikirim oleh fungsi penagihan ke fungsi
akuntansi sebagai dasar untuk menghitung harga pokok
penjualan yang dicatat dalam kartu persediaan, untuk analisis
penjualan, dan untuk perhitungan komisi wiraniaga
(salesperson).
V. Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy). Dokumen ini
dikirim oleh fungsi penagihan kepada wiraniaga untuk
memberitahu bahwa order dari pelanggan yang lewat di
tangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya
menghitung komisi penjualan yang menjadi haknya.
Rekapitulasi harga pokok penjualan
Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen pendukung
yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang
dijual selama periode akuntansi tertentu. Data yang dicantumkan
dalam rekapitulasi harga pokok penjualan berasal dari kartu
persediaan. Secara periodik harga pokok produk yang dijual selama
jangka waktu tertentu dihitung dalam harga pokok penjualan dan
kemudian dibuatkan dokumen sumber berupa bukti memorial untuk
mencatat harga pokok produk ysng dijual dalam periode akuntansi
tertentu.
Bukti memorial
Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan
ke dalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial
merupakan dokumen sumber untuk mencatat harga pokok produk yang
dijual dalam periode akuntansi tertentu.
d. Jaringan yang Membentuk Sistem
Prosedur Order (Pesanan) Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi
penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya
kepada berbagai fungsi lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan
kontribusi dalam melayani order dari pembeli.
Prosedur Persetujuan Kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan
kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.
Prosedur Pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada
pelanggan sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order
pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.
Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan
mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur
penjualan dibuat oleh fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu
bagian ini membuat surat order pengiriman.
Prosedur Pencatatan Piutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur
penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan
tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang
berfungsi sebagai catatan piutang.
Prosedur Distribusi Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan
menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total
harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
e. Unsur Pengendalian Internal
Otorisasi Transaksi
Pemeriksaan Kredit. Tujuan otorisasi transaksi adalah untuk
memastikan bahwa hanya transaksi yang valid yang akan diproses.
Departemen kredit merupakan bagian yang mengotorisasi pemrosesan
pesanan penjualan. Departemen ini memastikan bahwa kebijakan
kredit perusahaan dilaksanakan dengan benar. Perhatian utamanya
adalah kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan. Dalam membuat
keputusan, departemen kredit bisa menggunakan berbagai macam
teknik dan pengujian. Kompleksitas prosedur pemberian kredit
bergantung pada organisasi, hubungan perusahaan dengan pelanggan,
dan penting tidaknya dari transaksi. Otorisasi khusus yang dibutuhkan
dalam keadaan yang sangat khusus (misalnya, untuk pelanggan yang
baru pertama kali mengajukan permohonan kredit) akan memerlukan
waktu yang agak lama. Setelah kredit disetujui, transaksi dapat
diproses lebih lanjut.
Kebijakan Retur Barang. Departemen kredit mengotorisasi
proses retur barang. Penentuan ini didasarkan pada sifat penjualan dan
situasi retur. Konsep otorisasi khusus dan umum juga memengaruhi
aktivitas ini. Kebanyakan perusahaan mempunyai kebijakan khusus
untuk menyetujui pengembalian kas dan kredit untuk akun pelanggan.
Pradaftar Kas menyediakan sarana untuk melakukan verifikasi
apakah cek dari pelanggan dan permintaan pembayaran sudah benar.
Adanya kelebihan pada permintaan pembayaran pada departemen
kredit atau kurangnya cek pelanggan pada departemen penerimaan kas
akan dapat dideteksi ketika dilakukan pencocokan antara batch dengan
daftar tersebut. Jadi permintaan pembayaran kas mengotorisasi
pembukuan permintaan pembayaran ke akun pelanggan.
Pemisahan Tugas
Pemisahan tugas memastikan bahwa tidak ada satu orang atau
departemen pun yang memproses transaksi sendiri secara keseluruhan.
Jumlah karyawan dan volume transaksi yang diproses memengaruhi
cara pemisahan dilaksanakan.
Supervisi
Beberapa perusahaan mempunyai karyawan yang terlalu sedikit
untuk dapat melakukan pemisahan fungsi. Perusahaan seperti ini harus
bergantung pada supervisi untuk pengendaliannya. Dengan melakukan
supervise kepada karyawan yang mempunyai potensi untuk melakukan
sesuatu yang tidak sesuai, perusahaan dapat melakuka antisipasi dalam
sistemnya.
Supervisi dapat juga memberikan pengendalian pada sistem
yang sudah terpisah dengan baik. Misalnya, pada sistem penerimaan
kas, bagian penerimaan dokumen merupakan titik rawan bagi semua
perusahaan. Individu yang bertugas untuk membuka dokumen
memiliki akses ke kas (aktiva) dan dokumen permintaan pembayaran
(catatan transaksi). Karyawan yang tidak jujur akan menggunakan
kesempatan ini untuk mencuri cek, menguangkannya, dan
menghancurkan permintaan pembayaran sehingga tidak
meninggalkanbukti transaksi. Pada akhirnya, penipuan seperti ini akan
terungkap pada saat pelanggan menerima tagihan lainnya dan
menanggapinya dengan menolak pembayaran. Akan tetapi, ketika
akhirnya perusahaan menyadari permasalahan ini, pelakunya mungkin
telah melakukan beberpa kejahtan dan meninggalkan perusahaan.
Mendeteksi kejadian yang telah terjadi hanya menyelesaikan sedikit
masalah. Mencegah merupakan solusi yang terbaik. Supervise dapat
menyediakan pengendalian pencegahan yang efektif
f. Flowchart dan Penjelasan
Siklus pendapatan terdiri dari empat aktivitas dasar. Keempat aktivitas
dasar bisnis yaitu entri pesanan penjualan (sales order entry), pengiriman
(shipping), penagihan (billing), dan penagihan kas (cash collections).
Entri Pesanan Penjualan (Sales Order Entry) Proses entri pesanan
penjualan mencakup tiga tahap. Ketiga tahap tersebut adalah
mengambil pesanan dari pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit
pelanggan, serta memeriksa ketersediaan persediaan. Selain itu, proses
entri pesanan juga memasukkan kegiatan terkait yang mungkin
ditangani oleh bagian pesanan penjualan ataupun oleh departemen
terpisah untuk pelayanan pelanggan yaitu menjawab pertanyaan
pelanggan.
Proses pengiriman mencakup dua tahap. Kedua tahap dalam proses
pengiriman adalah mengambil dan mengepak pesanan dan mengirim
pesanan tersebut. Departemen bagian penggudangan dan pengiriman
yang melakukan aktivitas tersebut.
Aktivitas dasar ketiga siklus pendapatan melibatkan penagihan ke para
pelanggan dan memelihara data piutang usaha. usaha sebagai proses
terpisah dan keduanya dilakukan oleh dua fungsi terpisah dalam
departemen akuntansi.
Langkah terakhir dalam siklus pendapatan adalah penagihan kas.
Kasir, orang yang melapor pada bendahara, menangani kiriman uang
pelanggan dan menyimpannya ke bank. Oleh karena kas dan cek dari
pelanggan dapat dicuri dengan mudah, maka fungsi piutang usaha,
yang bertanggung jawab atas pencatatan kiriman uang pelanggan,
seharusnya tidak memiliki akses fisik ke kas atau cek. Akan tetapi,
fungsi piutang usaha harus mampu mengidentifikasi sumber kiriman
uang dari mana pun dan faktur penjualan terkait harus dikredit. Salah
satu solusinya adalah dengan mengirimkan dua salinan faktur ke
pelanggan dan memintanya untuk mengembalikan salah satu salinan
tersebut bersama dengan pembayaran. Solusi alternatifnya adalah
dengan meminta petugas bagian suratmenyurat untuk mempersiapkan
daftar pengiriman uang (remittance list), yaitu dokumen yang
mengidentifikasi nama dan jumlah semua kiriman uang pelanggan,
serta mengirimkan daftara ini ke bagian piutang usaha. Cara lainnya
untuk menjaga kiriman kiriman uang dari pelanggan adalah dengan
membuat perjanjian lockbox dengan sebuah bank. Lockbox adalah
alamat pos yang dituju oleh pelanggan ketika mereka mengirimkan
uang mereka. Bank yang terlibat mengambil cek dari kotak pos dan
menyimpannya ke dalam rekening milik perusahaan. Bank tersebut
kemudain mengirimkan pemberitahuan pengiriman uang, sebuah daftar
elektronis semua kiriman uang, dan fotocopi semua cek ke perusahaan.
2. Expenditure Cycles
a. Definisi
Siklus pengeluaran (Expenditure cycle) rangkaian kegiatan bisnis dan
operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian
serta pembayaran barang dan jasa. Adapun tujuan utama dalam siklus
pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memproleh dan
memelihara persediaan, perlengkapan, dan sebagai layanan yang dibutuhkan
organisasi untuk berfungsi.
b. Fungsi Siklus Pengeluaran
Mengetahui kebutuhan akan barang tersebut
Menempatkan pesanan, menerima dan menyimpan barang
Memastikan validitas kewajiban pembayaraan
Menyiapkan pengeluaran kas
Mengelola utang usaha
Memposkan transaksi ke dalam buku besar umum
Menyiapkan laporan keuangan dan laporan manajemen yang
diperlukan
c. Dokumen yang Digunakan
Daftar pesanan
Nota Pembelian
Bukti Transfer
Laporan Keuangan
d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Permintaan Pembelian Barang dan Jasa
Permintaan pembelian barang dan jasa dilakukan dengan
menggunakan dokumen Purchase Requisition. Dokumen ini berisi
daftar pemesanan yang, meliputi tujuan pengiriman barang, tanggal
pemesanan, nama dan jenis barang dan kuantitas pemesanan.
Prosedurnya adalah tiap-tiap departemen diperbolehkan mengisi
dokumen Purchase Requisition atas persetujuan dari manajernya.
Setelah itu dokumen Purchase Requisition diserahkan ke
departemen pembelian barang untuk dipesankan. Hal ini
dilakukan agar kebutuhan tiap-tiap departemen dapat terpenuhi
dan juga merupakan pengendalian perusahaan agar dapat tidak
terjadi penggandaan pemesanan barang ke supplier.
Pemesanan barang dan jasa yang akan dibeli
Pemesanan barang dan jasa yang akan dibeli dilakukan
dengan menggunakan dokumen Purchase Order. Dokumen ini berisi
tentang permintaan atas barang dan jasa ke Supplier sekaligus
pengirimannya. Prosedurnya adalah departemen pembelian barang
mencari supplier dari beberapa supplier yang ada yang memiliki
harga terendah, kualitas barang dan jasa yang terbaik dan
sistem pengiriman yang tepat, depertemen pembelian akan
melakukan pemesanan dengan mengirimkan Purchase Order. Hal ini
juga merupakan pengendalian perusahaan agar barang dan jasa yang
dibeli sesuai dengan barang dan jas yang dipesan oleh departemen
yang mengajukan dokumen Purchase Requisition.
Penerimaan barang dan jasa
Penerimaan barang dan jasa yang telah dibeli dilakukan dengan
menggunakan dokumen Receiving Report. Dokumen ini berisi tentang
pengakuan penerimaan barang dan jasa, yang meliputi tanggal
diterimanya barang, jenis dan kuantitas barang yang telah diterima,
asal pengiriman (Supplier), dan nomor Purchase Order.
Pada aktivitas ini dilakukan pencocokan Faktur dengan
Purchase Order dengan tujuan untuk mengetahui apakah barang yang
diterima telah sesuai dengan yang dikirim melebihi kuantitas yang
dipesan, atau bahkan telah terjadi salah pengiriman, maka barang yang
bersangkutan akan langsung dikembalikan kepada Supplier yang
bersangkutan. Pada aktivitas ini juga mungkin dilakukan adanya retur
atau pengembalian atas barang yang rusak saat diterima.
Setelah itu, Bagian gudang akan membuat dokumen Receive
Report untuk mengakui pertambahan persediaan di gudang
berdasarkan faktur. Dalam hal mengakui pertambahan persediaan
digudang berdasarkan Faktur. Dalam hal ini, hanya barang-barang
yang terdapat dalam Purchase Order saja yang boleh diakui, sedangkan
yang tidak sesuai langsung dikembalikan. Hal ini merupakan
pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui barang apa saja yang
telah diterima dan yang belum dikirim oleh Supplier.
Persetujuan Faktur Dari Supplier
Persetujuan dari Supplier dalam rangka pembayaran atas
pembelian. Dilakukan dengan menggunakan dokumen Voucher
Package. Dokumen ini berisi tanggal pembuatannya, tanggal
pembayaran, serta jumlah harga barang dan jasa yang telah diterima
berdasarkan Source Document yang ada meliputi Faktur, Purchase
Order, dan Receiving Report.
Pada aktivitas ini dilakukan pencocokan Receiving Report
dengan Purchase Order dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua
barang yang dipesan sedah diterima atau dikirim semua. Kemudian
dibuat lah Voucher Package untuk memastikan jumlah harga yang
harus dibayar kepada Supplier. Hal ini merupakan pengendalian
perusahaan agar dapat mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar
sesuai dengan jumlah barang yang telah diterima sesuai dengan
kenyataannya.
Pembayaran atas pembelian barang dan jasa
Pembayaran atas pembelian barang dan jasa yang telah
dilakukan dengan menggunakan dokumen pengeluaran kas. Dokumen
ini berisi tanggal pembayarann, jumlah harga yang harus dibayar,
beserta nomor Faktur. Pada saat jatuh tempo pembayaran, pihak
Supplier akan mengih perusahaan sesuai dengan dokumen voucher
Package. Hal ini merupakan pengendalian perusahaan agar dapat
mengetahui jumlah pengeluaran kas perusahaan.
e. Unsur Pengendalian Internal
Praktek yang sehat
Terdapat pemisahan tugas ditiap divisi yang berbeda, seperti
contohnya bagian logistik berwenang untuk mengurus daftar pesanan
sedangkan untuk direktris berwenang untuk melakukan pembayaran
serta nota transfer.
Struktur Organisasi
Bagian Logistik: membuat daftar pesanan
Supplier: menerima daftar pesanan dan memasukkannya ke dalam
buku besar
Direktris: menerima nota pembelian dan melakukan pembayaran
melalui transfer
General Manajer: menerima bukti transfer dan nota pembelian,
membuat laporan pengeluaran kas.
f. Contoh Flowchart beserta Penjelasan
Siklus pengeluaran dimulai ketika bagian logistik membuat daftar
pembelian bahan baku yang diproses secara manual, daftar pembelian bahan
baku tersebut akan diberikan kepada supplier untuk memproses pesanan
pembelian dan akan di kirim ke gudang perusahaan. Supplier akan
memberikan nota pembelian kepada direktris dan melakukan proses
pembayaran melalui transfer ke supplier atau mendatangi langsung ke toko
supplier. Bukti transfer dan nota pembelian akan diserahkan kepada general
manager dan akan dibuatkan laporan pengeluaran kas. Laporan pengeluaran
kas akan diberikan oleh direktis untuk membuat laporan keuangan perusahaan.
Flowchart siklus pengeluaran dapat dilihat dibawah ini:
3. Production Cycles
a. Definisi
Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data
terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Informasi
akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input penting dalam
keputusan mengenai hal-hal berikut ini :
•Bauran produk
•Penetapan harga produk
•Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau
membeli)
•Manajemen Biaya
b. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam siklus produksi Siklus produksi di dalam
perusahaan melibatkan fungsi penjualan, fungsi produksi, fungsi perencanaan
dan pengawasan produksi, fungsi gudang, dan fungsi akuntansi biaya; yakni
(Mulyadi, 2001):
1. Fungsi penjualan, dalam perusahaan yang berproduksi secara massa,
order produksi umumnya ditentukan bersama dalam rapat bulanan antara
fungsi pemasaran dan fungsi produksi. Fungsi penjualan melayani order dari
langganan berdasarkan persediaan produk jadi yang ada di gudang.
2. Fungsi produksi, fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan
perintah produksi bagi fungsi-fungsi yang ada di bawahnya yang akan terkait
dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi permintaan produksi dari
fungsi 25 penjualan. Dalam perusahaan yang besar, fungsi produksi biasanya
dibantu oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi dalam pembuatan
order produksi tersebut. Order produksi tersebut dituangkan dalam bentuk
tertulis dalam dokumen yang disebut surat order produksi. Surat order
produksi ini dilampiri dengan surat kebutuhan bahan dan daftar kegiatan
produksi. Fungsi ini bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai
dengan surat order produksi dan daftar kebutuhan bahan serta daftar kegiatan
produksi yang melampiri surat order produksi tersebut.
3. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi, fungsi ini
merupakaan fungsi staff yang membantu fungsi produksi dalam merencanakan
dan mengawasi kegiatan produksi. Perencanaan produksi diwujudkan dalam
perhitungan rencana kebutuhan bahan dan peralatan yang akan digunakan
untuk memproduksi pesanan yang diterima dari fungsi penjualan. Rencana
produksi dituangkan oleh fungsi ini dalam dokumen daftar kebutuhan bahan
dan daftar kegiatan produksi.
4. Fungsi gudang, fungsi ini bertanggung jawab atas pelayanan
permintaan bahan baku, bahan penolong dan barang lain yang digudangkan.
Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menerima produk jadi yang
diserahkan oleh fungsi produksi.
5. Fungsi akuntansi biaya, fungsi ini bertanggung jawab untuk
mencatat konsumsi berbagai sumber daya yang digunakan untuk memproduksi
pesanan. Pencatatan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik untuk pesanan tertentu dilakukan oleh fungsi ini dalam kartu
26 harga pokok produk. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
dicatat oleh fungsi ini dalam kartu biaya.
c. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam siklus produksi adalah:
1. Surat order produksi = surat perintah yang dikeluarkan oleh departemen
produksi yang ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses
pengolahan produk untuk memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi,
cara produksi, fasilitas produksi, dan jangka waktu seperti yang tercantum
dalam surat order produksi tersebut.
2. Daftar kebutuhan bahan = daftar jenis dan kuantitas bahan baku yang
diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat
order produksi.
3. Daftar kegiatan produksi = daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin
yang diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam
surat order produksi.
4. Bukti permintaan dan pengeluaran barang Gudang = digunakan oleh fungsi
produksi untuk meminta bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi
produk yang tercantum dal surat order produksi, dokumen ini juga berfungsi
sebagai bukti pengeluaran barang dari gudang.
5. Bukti pengembalian barang Gudang = untuk mengembalikan bahan baku
dan bahan penolong ke fungsi gudang, ini dikarenakan adanya sisa bahan baku
dan bahan penolong yang tidak dipakai 27 dalam proses produksi.
6. Kartu jam kerja = dokumen ini mencatat jam kerja tenaga kerja langsung
yang dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat
order produksi.
7. Laporan produk selesai = dokumen ini berfungsi untuk memberitahukan
selesainya produksi pesanan tersebut kepada fungsi perencanaan dan
pengawasan produksi, fungsi gudang, fungsi penjualan dan fungsi akuntansi
persediaan dan fungsi akuntansi biaya.
8. Bukti memorial (journal voucher) = dokumen ini digunakan sebagai dasar
pencatatan depresiasi aktiva tetap berwujud, amortisasi sewa dan aktiva tidak
berwujud, dan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan
tarif yang ditentukan di muka.
9. Bukti kas keluar = untuk mencatat biaya-biaya yang dibayar lewat kas.
d. Jaringan Prosedur yang membentuk system
Jaringan prosedur yang membentuk sistem produksi sebagai berikut:
1. Prosedur order produksi
Dalam prosedur ini dilakukan koordinasi pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi dengan dikeluarkannya Dokumen Surat Order Produksi oleh
fungsi produksi berdasarkan order dari pelanggan yang diterima fungsi
penjualan. Prosedur order produksi dapat dibagi menjadi prosedur order
produksi khusus 29 yang berdasarkan pesanan dan prosedur order produksi
berulangkali yang berproduksi massa untuk memenuhi persediaan.
2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
Prosedur ini digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku
dari fungsi gudang. Namun jika perusahaan tidak memiliki fungsi gudang
bagi persediaan maka dilakukan prosedur permintaan pembelian bahan
baku. Biasanya permintaan bahan baku didasarkan pada daftar kebutuhan
bahan baku yang dibuat fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.
3. Prosedur pencatatan jam kerja dan pencatatan biaya tenaga kerja langsung
Surat order produksi yang dikeluarkan oleh Departemen Produksi biasanya
dilampiri dengan daftar kebutuhan bahan baku dan daftar kegiatan
produksi (operation list). Daftar kegiatan produksi ini berisi kegiatan yang
diperlukan untuk memproduksi sejumlah produk seperti yang tercantum
dalam surat order produksi, yang meliputi urutan proses pengolahan mesin
yang digunakan, dan taksiran waktu kerja karyawan dan mesin.
Pelaksanaan kegiatan seperti yang tercantum dalam daftar kegiatan
produksi tersebut memerlukan prosedur pencatatan jam tenaga kerja
langsung yang dikonsumsi dalam pengolahan order produksi yang
bersangkutan. Selain itu prosedur ini juga digunakan untuk mencatat biaya
tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk mengerjakan order produksi
tertentu atau yang dikeluarkan dalam periode waktu tertentu.
4. Prosedur produk selesai dan pembebanan biaya overhead pabrik
Order produksi yang telah selesai dikerjakan perlu diserahkan dari fungsi
produksi ke fungsi gudang. Prosedur produk selesai merupakan prosedur
30 penyerahan produk selesai dari fungsi produksi ke fungsi gudang.
Selain itu prosedur ini juga digunakan untuk mencatat biaya overhead
pabrik yang dibebankan kepada pesanan tertentu berdasarkan tariff yang
ditentukan di muka dan total harga pokok produk selesai yang ditransfer
dari fungsi produksi ke fungsi Gudang.
e. Unsur Pengendalian Internal
Pengendalian organisasi
Perencanaan yang baik dan organisasi sistem informasi yang berfungsi seperti
yang diharapkan merupakan pengendalian organisasi yang baik, hal ini dapat
tercapai apabila terdapat pemisahan tugas (segregation of duties) dan
pemisahan tanggung jawab (segregation of responsibilities). Pemisahan ini
dapat berupa pemisahan tugas dan tanggung jawab di antara departemen dan
pemisahan tugas dan tanggung jawab di dalam departemen sistem informasi
itu sendiri. Departemen sistem informasi memiliki fungsi-fungsi utama yang
harus dipisahkan tugas dan tanggung jawabnya. Fungsi-fungsi utama yang
perlu dipisahkan tugas dan tanggung jawabnya adalah :
1) bagian pengontrol data,
2) bagian yang mempersiapkan data,
3) bagian operasi computer,
4) bagian pustaka data,
5) bagian pemrogram dan pengembangan sistem dan
6) bagian pusat informasi (information center).
Pengendalian dokumentasi
Dokumentasi dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau sesuatu 46 yang
menyediakan informasi tentang suatu subjek, dapat berisi tentang
deskripsideskripsi, penjelasan-penjelasan, bagan alir, daftar-daftar, cetakan
hasil komputer, atau contoh-contoh objek dari sistem informasi. Dokumentasi
yang ada di departemen sistem informasi diantaranya adalah:
1) dokumentasi dokumen dasar,
2) dokumentansi daftar rekening (chart of account),
3) dokumentasi prosedur manual,
4) dokumentasi prosedur,
5) dokumentasi sistem,
6) dokumentasi program,
7) dokumentasi operasi dan
8) dokumentasi data
Pengendalian kerusakan perangkat keras Pengendalian terhadap
perangkat keras merupakan pengendalian yang sudah dipasang di
dalam komputer itu (built in) oleh pabrik pembuatannya. Pengendalian
ini dimaksudkan untuk mendeteksi kesalahan atau tidak berfungsinya
perangkat keras (hardware mulfunction). Perangkat keras yang akan
dipilih paling sedikit harus memiliki dua macam pengendalian yaitu
pemeriksaan pariti (parity check) dan pemeriksaan gaung (echo check)
Pengendalian keamanan fisik
Pengendalian keamanan fisik dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Pengawasan terhadap pengaksesan fisik Pengawasan ini merupakan
proteksi yang berupa pembatasan terhadap orang-orang yang akan masuk ke
bagian yang penting. Bila keleluasaan untuk dapat keluar masuk ke bagian
yang penting selalu diawasi, maka kesempatan untuk melakukan hal-hal yang
merugikan dapat dicegah atau paling sedikit dapat dikurangi
2) Pengaturan lokasi 47 Lokasi dari ruang computer merupakan pertimbangan
yang penting di dalam perencanaan sekuriti.
3) Penerapan alat-alat pengaman Alat-alat pengaman tambahan dapat
digunakan untuk mengendalikan halhal yang dapat terjadi sehingga
menyebabkan sesuatu yang fatal, contohnya UPS (Uninteruptible Power
Systems) dapat digunakan untuk mengatasi bila arus listrik tiba-tiba terputus.
UPS berisi accu yang dapat menggantikan fungsi arus listrik seketika bila arus
listrik terputus dan dapat tahan berjam-jam.
4) Stabilizer
5) AC (Air Conditioner) berfungsi untuk mengatur temperature dalam
ruangan. Komputer mainframe yang besar biasanya membutuhkan
temperature yang cukup dingin untuk mendinginkan sirkuitnya.
6) Pendeteksi kebakaran
Pengendalian keamanan data
Pengendalian keamanan data dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Dipergunakan data log Data log mempermudahkan apabila ada perubahan
dalam data sehingga dapat dengan cepat diketahui, diidentifikasi dan dilacak.
2) Proteksi file Beberapa alat atau teknik telah bersedia untuk menjaga file
dari penggunaan yang tidak benar yang dapat menyebabkan rusak atau
tergantinya data dengan nilai yang tidak benar, diantaranya adalah a) cincin
proteksi pita magnetic (tape protection ring), b) write-protect tab, c) label
eksternal dan label 48 internal dan d) read-only storage
3) Pembatasan pengaksesan Tujuan sekuriti yang penting adalah untuk
mencegah personil yang tidak berwenang untuk dapat mengakses data.
4) Data back-up dan recovery Pengendalian back up dan recovery diperlukan
untuk berjaga-jaga bila file atau database mengalami kerusakan atau
kehilangan data atau kesalahan data. Back up adalah salinan dari file atau
database di tempat yang terpisah dan recovery adalah file atau database yang
telah dibetulkan dari kesalahan atau kerusakan atau kehilangan datanya. Ada
lima tipe penyebab kerusakan, kesalahan atau kehilangan data, diantaranya
adalah a) kesalahan program (program error), b) kesalahan perangkat lunak
sistem (systems software error), c) kegagalan perangkat keras (hardware
failure), d) kesalahan prosedur (procedural error) dan e) kegagalan lingkungan
(environmental failure)
f. Contoh Flowchart sekaligus penjelasannya
Berikut merupakan prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual:
1. Bagian produksi membuat surat permintaan bahan baku rangkap 2,
lembar 1 diberikan kepada bagian gudang sedangkan lembar ke 2 disimpan
sebagai arsip.
2. Bagian gudang menerima surat permintaan barang baku lalu
mempersiapkan bahan baku yang diminta, membuat surat pengiriman barang
rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai arsip sedangkan lembar ke 2 dikirim ke
bagian produksi beserta bahan baku.
3. Bagian produksi menerima surat pengiriman dan barang, lalu
melakukan produksi. Setelah itu membuat laporan DM, DL, FOH rangkap 2.
Lembar 1 disimpan sebagai arsip, lembar ke 2 dikirim ke bagian akuntansi.
4. Bagian akuntansi menerima laporan DM, DL, FOH. Berdasarkan
laoran tersebut bagian akuntansi menghitung DMC, DLC, FOH. Lalu
membuat laporan harga pokok produksi rangkap 2. Lembar 1 disimpan
sebagai arsip. Lembar ke 2 dikirim ke manajer.
5. Bagian manajer menerima laporan harga pokok produksi. Berdasarkan
laporan harga pokok produksi bagian manajer menentukan margin laba lalu
membuat laporan harga penjualan barang.
Gambar Flowchart berikut dibawah ini :