Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN INKLUSI


KEUANGAN TERHADAP KINERJA UMKM DI BREBES

(STUDI KASUS PAGUYUBAN UMKM REMOJONG BREBES)


Disusun dalam rangka menyusun skripsi

Disusun Oleh:

Diana Novita
61201190032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI BREBES
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era saat ini, perdagangan menjadi salah satu hal yang dilakukan oleh
suatu negara untuk memajukan perekonomian dari negara itu sendiri, misalnya
perdagangan makro dan mikro. Menurut kementrian PPN/Bappenas
Perekonomian Indonesia pada 2022 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,3
persen, sesuai rentang yang telah diamanatkan Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) 2022, yakni 5,2–5,5 persen. Menuju 2023, Menteri PPN/Kepala
Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan, Indonesia perlu menjaga momentum
pemulihan ekonomi. Terlebih, ruang bagi Indonesia untuk memanfaatkan
momentum bonus demografi terjadi pada tahun ini hingga 2040-an sehingga
negara perlu menjaga agar rasio ketergantungan tetap di angka 41, melalui
penetapan sejumlah sasaran pembangunan.
Pengertian UMKM dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008
merupakan perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau
dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan
tertentu. Untuk membantu upaya pengembangan UMKM tahun 2008
Pemerintah Indonesia membentuk Undang-Undang mengenai UMKM, yaitu
UU No. 20 Tahun 2008 mengenai pengertian dari usaha yang terdiri dari usaha
mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. UMKM dianggap sebagai peran
penting dalam pembangunan ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Adanya sektor UMKM membuat lapangan pekerjaan bertambah
sehingga dapat mengurangi angka pengangguran ( Diana, 2023).
Menurut (Lestari dan Raja, 2020) UMKM adalah salah satu usaha yang
dapat bertahan dalam kondisi krisis, baik di Negara berkembang maupun
Negara maju yang menjadikan UMKM sebagai peranan penting dalam
menjaga kestabilan perekonomiannya.
Pertumbuhan ekonomi ini berdampak langsung pada peningkatan
kesempatan kerja. Maka peran pengusaha besar atau kecil mendorong
pertumbuhan ekonomi (Laucereno, 2019).
Dalam kegiatan usahanya tak sedikit pelaku UMKM yang mendapatkan
kesulitan ataupun hambatan dalam upaya pengembangan usahanya. Menurut
Sanistasya (2019) saat ini kinerja UMKM di Indonesia masih tergolong rendah
sehingga UMKM kurang dapat bersaing. Kinerja UMKM yang rendah dapat
disebabkan oleh banyak hal. Menurut Pricilia (2019) cukup banyak pelaku
UMKM yang belum sepenuhnya memahami tentang dasar keuangan,
pemahaman yang kurang dapat disebabkan oleh tingkat literasi keuangan
maupun inklusi keuangan yang rendah sehingga berakibat pada kinerja
UMKM. Kurangnya literasi keuangan bisa saja menyebabkan para pelaku
UMKM memiliki permasalahan berkaitan dengan hutang ataupun
mendapatkan biaya kredit yang tinggi sehingga kecil kesempatannya untuk
dapat merencanakan keuangan di masa mendatang.
Literasi Keuangan merupakan kemampuan pelaku usaha untuk mengelola
dan mengembangkan dananya supaya tetap bertahan dan memajukan usahanya
di masa mendatang (Herdinata, 2019). Sedangkan, inklusi keuangan sediri
dapat diartikan sukses jika kalangan masyarakat bisa dengan mudahnya
mengakses layanan keuangan formal. (Desiyanti, 2020) Pelaku UMKM
dengan wawasan literasi keuangan yang mumpuni dapat membuat pelaku
UMKM bijaksana saat mengelola keuangan usahanya, sebab literasi keuangan
yang mumpuni membuat pelaku UMKM pandai dalam pengelolaan keuangan
serta tepat saat mengambil keputusan untuk usahanya (Farhani, 2021).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Risa Nadya Septiani dan Eni Wuryani yang berjudul Pengaruh
Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan terhadap Kinerja UMKM.
Sebelumnya penelitian yang dilakukan berlokasi di kabupaten Sidoarjo pada
tahun 2020. Penelitian sebelumnya menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan teknik sampling atau simple random sampling dengan objek penelitian
UMKM yang tersebar di 17 kecamatan di kabupaten Sidoarjo sebanyak 168
UMKM.
Variabel yang digunakan pada penelitian sebelumnya yakni terdiri dari dua
variabel independen, yaitu literasi keuangan dan inklusi keuangan. Sedangkan
untuk variabel dependen yakni kinerja UMKM. Alasan penelitian kali ini
menggunakan variabel tersebut adalah ingin mngetahui sejauh mana pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu, terdapat perbedaan
dalam penentuan lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Risa Nadya
Septiani dan Eni Wuryani berada di Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan penelitian
yang dilakukan kali ini berada di Kabupaten Brebes. Alasan penelitian pada
UMKM Brebes disebabkan adanya hasil pengamatan, UMKM di Kabupaten
Brebes dapat mewakili masalah yang ada dalam penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian yang akan
dilakukan kali ini mengambil judul: “Pengaruh Literasi Keuangan dan Inklusi
Keuangan Terhadap Kinerja Pelaku UMKM di Kabupaten Brebes”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka diketahui
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya kinerja UMKM sehingga UMKM kurang dapat
bersaing dan sulit berkembang.
2. Banyak pelaku UMKM yang belum sepenuhnya memahami tentang
dasar keuangan, pemahaman yang kurang dapat disebabkan oleh
tingkat literasi keuangan maupun inklusi keuangan yang rendah.
C. Pembatasan Masalah
Terkait dengan luasnya ruang lingkup permasalahan dan waktu serta
keterbatasan dalam penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada variabel
literasi keuangan dan inklusi keuangan sebagai variabel independen dan
Kinerja UMKM sebagai variabel dependen. Dengan lokasi penelitian berada di
Paguyuban UMKM Remojong Brebes.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh literasi keuangan, berpengaruh langsung terhadap
kinerja UMKM?
2. Bagaimana pengaruh inklusi keuangan berpengaruh langsung terhadap
kinerja UMKM?
3. Seberapa besar literasi keuangan dan inklusi keuangan berpengaruh
langsung terhadap kinerja UMKM?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui literasi keuangan terhadap kinerja UMKM.
2. Untuk mengetahui inklusi keuangan terhadap kinerja UMKM.
3. Digunakan untuk menguji dan menganalisis literasi keuangan dan inklusi
keuangan terhadap kinerja UMKM.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
pemahaman peneliti serta pembaca dan menciptakan kemajuan
referensi mengenai ilmu-ilmu ekonomi terutama ilmu mengenai
manajemen
Keuangan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Akademisi.
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana
pembelajaran dan menambah wawasan mengenai literasi
keuangan dan inklusi keuangan yang diterapkan di UMKM, serta
jadi referensi untuk peneliti selanjutnya.
b) Bagi UMKM
Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan masukan bagi UMKM
dalam mengambil keputusan terkait literasi keuangan dan inklusi
keuangan di masa akan datang.
c) Bagi Universitas
Sebagai referensi dan informasi ilmu pengetahuan bagi
Mahasiswa Sarjana Universitas Muhadi Setiabudi khususnya
Mahasiswa program studi Manajemen yang ingin meneliti lebih
lanjut berkaitan dengan Pengaruh Literasi Keuangan dan Inklusi
keuangan terhadap Kinerja UMKM agar lebih baik lagi.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Literasi Keuangan
1.1. Definisi Literasi Keuangan
Literasi keuangan sudah seharusnya diterapkan secara lebih luas guna
membentuk masyarakat yang memiliki daya saing yang lebih tinggi dalam
mewujudkan kesejahteraan keuangan, peningkatan literasi keuangan ini
diharapakan mampu memberikan nilai produktivitas yang lebih tinggi lagi
dikalangan masyarakat (Soetiono, 2018). Menurut Desiyanti (2020, 5) definisi
literasi keuangan adalah sebagai berikut:“Literasi Keuangan adalah
pengetahuan dan kemampuan individu dalam mengendalikan keuangan
pribadi dan bisnis. Literasi keuangan juga adalah elemen penting untuk
individu ataupun kelompok guna menghindar dari permasalahan keuangan.
2. Inklusi Keuangan
2.1. Definisi Inklusi Keuangan
Menurut Wardhono (2018, 7) definisi inklusi keuangan adalah sebagai
berikut:
“Inklusi keuangan dapat diartikan pemberian jasa keuangan yang tepat
pada tiap individu dan memberikan pemahaman dan akses terhadap jasa
keuangan formal”
Soetiono (2018, 9) menyatakan pengertian inklusi keuangan sebagai
berikut:
“Inklusi keuangan adalah seluruh upaya yang diberikan pemerintah
dengan tujuan meniadakan segala bentuk hambatan masyarakat dalam
mengakses dan memanfaatkan layanan jasa keuangan dengan biaya yang
terjangkau”
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa inklusi
keuangan adalah memudahkan akses jasa serta layanan keuangan yang
tepat dan mudah dijangkau masyarakat, sehingga meminimalisir kendala
yang ada di khalayak.

Anda mungkin juga menyukai