JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Tomi Dermawan
155020100111009
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di
depan Dewan Penguji pada tanggal 23 Desember 2019
Tomi Dermawan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Email: Tomidermawan13@gmail.com
ABSTRAK
Pentingnya literasi dan inklusi keuangan yang harus dimiliki oleh pelaku UMKM takterkecuali usaha mikro
Mahasiswa, Oleh karena itu kompetensi tersebut perlu ditingkatkan, sehingga sektor t ersebut menjadi sektor
yang memiliki kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja, PDB dan peningkatan pendapatan individu.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh literasi, inklusi dan pengelolaan
keuangan yang dimiliki oleh pelaku usaha Mikro Mahasiswa Universitas Brawijaya terhadap kinerja dan
keberlanjutan usahanya tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
variabel independen pada model pertama adalah literasi keuangan (FL) dan inklusi keuangan (FI)
sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengelolaan keuangan (FM). Model kedua
menggunakan variabel independen literasi keuangan (FL), inklusi keuangan (FI)) serta pengelolaan
keuangan (FM) dan variabel dependen yang digunakan adalah kinerja dan keberlanjutan UMKM (PS).
Melalui penggunaan metode Partial Least Square (PLS), peneliti mengolah data yang diperoleh dari 100
responden pelaku usaha mikro Mahasiswa Universitas Brawijaya dengan hasil penelitian yang menunjukkan
variabel independen pada model pertama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependennya.
Sedangkan pada model kedua menunjukkan hasil bahwa hanya variabel inklusi keuangan yang tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependennya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
semakin tinggi literasi dan inklusi keuangan yang dimiliki pelaku UMKM maka akan meningkatkan
pemahaman bagaimana mengelola keuangan usaha dengan baik dan pada akhirnya semakin tingginya
literasi, inklusi, pengelolaan keuangan mampu membantu meningkatkan kinerja dan keberlanjutan usaha
mikro Mahasiswa UB .
Kata kunci: Usaha mikro mahasiswa, literasi keuangan, inklusi keuangan, pengelolaan keuangan, kinerja dan
keberlanjutan UMKM.
A. PENDAHULUAN
Proses pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan keterkaitan satu dengan yang lain. Tak
terkecuali faktor sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi suatu negara akan mulai mengalami perlambatan
jika daya dukung alam dan keterampilan penduduk tidak mampu lagi mengimbangi aktivitas ekonomi yang sedang
berlangsung Meningkatnya kompleksitas aktivitas ekonomi dan pola produksi disertai kebutuhan hidup di
masyarakat, mengharuskan masyarakat untuk tidak lagi memenuhi kebutuhan mereka sendiri, namun lebih
ditekankan pada keahlian untuk menggeluti bidang tertentu. Dalam hal ini upaya meningkatkan produktifitas
tenaga kerja mulai tercipta melalui spesialisasi dari tiap-tiap pelaku ekonomi yang didorong oleh beberapa faktor
yaitu Peningkatan keterampilan pekerja atau pelaku ekonomi dan penemuan mesin-mesin atau teknologi yang
mengefisienkan sebuah pekerjaan Menurut Adam Smith
Peran sektor UMKM bagi perekonomian Indonesia sudah tidak diragukan lagi. UMKM mempunyai
tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja nasional dan mempunyai kontribusi terhadap
produk domestik bruto (DB) sekitar 57% (Bank Indonesia, 2015). Pada 2014 dari 56,4 juta UMKM yang ada di
seluruh Indonesia, baru 30% yang mampu mengakses pembiayaan. Dari persentase tersebut, sebanyak 76,1%
mendapatkan kredit dari bank dan 23% mengakses dari non bank termasuk usaha simpan pinjam seperti koperasi.
Jika disimpulkan bahwa, sekitar 60%-70% dari seluruh pelaku UMKM belum mempunyai akses pembiayaan
melalui perbankan (Bank Indonesia, 2015). Pemahaman dan pengetahuan tentang literasi dan inklusi keuangan
sangat penting dimiliki oleh pelaku UMKM, karena berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan yang mempunyai
peran sangat signifikan dalam menentukan tingkat kesuksesan UMKM itu sendiri, pentingnya pengetahuan yang
mendalam tentang literasi keuangan membuat pendidikan literasi keuangan sangat diperlukan (Desiyanti, 2016).
Selain edukasi literasi keuangan, hal yang juga penting adalah menjadikan pelaku UMKM inklusif dalam hal
keuangan yaitu kondisi dimana akses memperoleh kredit/pinjaman menjadi mudah dikarenakan adanya peraturan
yang cukup ketat dari lembaga keuangan (Beal & Delpachitra, 2003).
Pada tahun 2014, jumlah wirausaha Indonesia hanya 1,65 persen dari total populasi penduduk. Namun
kini melalui berbagai terobosan maupun program kewirausahaan yang terus diciptakan, total jumlah wirausaha di
Tanah Air naik hingga 3,1 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2016. Maka dari itu,
Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM berusaha mengembangkan berbagai program yang berkaitan
dengan pengembangan wirausaha baru takterkecuali di kalangan mahasiswa. Nama Universitas Brawijaya sudah
dikenal sebagai salah satu universitas negeri di Indonesia yang mencanangkan diri menuju World Class
Enterpreneurial University. Sejalan dengan rencana tersebut, kini Universitas Brawijaya berupaya meningkatkan
mutu di segala bidang, baik pelayanan, pendidikan, maupun sarana dan prasarana. Sejumlah program strategis
telah dijalankan mulai dari sisi akademik yaitu dengan perubahan kurikulum di setiap fakultas dengan
memasukkan mata kuliah kewirausahaan dan pendukung keilmuan lainnya seperti pengelolaan unit bisnis, fasilitas
kampus, serta bidang kemahasiswaan. Pelaku Usaha di Univeritas Brawijaya juga sedang mengalami
perkembangan yang cukup pesat, hal itu didukung dengan hadirnya sebuah Badan resmi kampus yang juga
membina beberapa usaha milik Mahasiswa, yaitu Badan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya (BIW UB).
Namun, berbagai peluang UMKM untuk berkembang seringkali terhambat akibat beberapa masalah mendasar
terkait Pengelolaan Keuangan yang seringkali menerpa para pelaku dari kalangan UMKM (Setyobudi, 2005). Hal
ini tentu mengakibatkan usaha yang dijalankan tidak dapat terlihat dan terukur kinerjanya.
Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana pengaruh
literasi dan inklusi keuangan terhadap Kinerja san Keberlanjutan UMKM, Studi Pada Usaha Mikro Mahasiswa
Universitas Brawijaya
B. TINJAUAN PUSTAKA
Teori Dual-Process
Dikemukakan oleh Evans (2008). Teori ini mengemukakan keputusan keuangan dapat didorong oleh
proses intuitif dan kognitif yang berarti literasi keuangan tidak selalu menghasilkan keuangan yang optimal. Intuisi
dikatakan lebih suka menggunakan jalan pintas karena mereka membuat keputusan cenderung berdasarkan emosi
mereka, Kognisi disisi lain adalah proses mental yang mencakup memahami, menghitung, menalar, memecahkan
masalah dan mengambil keputusan.
Teori Cunsumer Behavior
Solomon (2007). Cunsumer Behavio adalah studi dari individu, kelompok, organisasi terkait bagaimana mereka
menolak atau menggunakan sebuah pelayanan, ide atau pengalaman termasuk dalam hal ini produk dan layanan
jasa keuangan untuk memuaskan kebutuhan atau keinginannya takterkecuali dalam membuat keputusan keuangan.
Literasi Keuangan
Literasi Keuangan adalah sebagai pengetahuan dan pemahaman atas konsep dan risiko keuangan, berikut
keterampilan, motivasi serta keyakinan tidak lain bertujuan untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman yang
dimiliki tersebut dalam rangka membuat keputusan keuangan yang efektif, meningkatkan kesejahteraan keuangan
individu dan masyarakat. Sehingga dapat berpartisipasi dalam bidang ekonomi (OECD, 2016). Dilain sisi literasi
keuangan diklasifikasikan menjadi 4 aspek yaitu pengetahuan tentang keuangan pribadi secara umum, simpanan
dan kredit, asuransi dan investasi (Chen and Volpe, 1998).
Pengetahuan, keterampilan dan keyakinan keuangan yang dimiliki oleh seorang individu berpengaruh
terhadap perilaku keuangannya. Peningkatan yang dimiliki seseorang dapat berdampak pada partisipasi yang aktif
dalam kegiatan keuangan sserta perilaku keuangan yang lebih positif pada seorang individu. Selain itu, kaitan
antara perilaku dengan sikap seseorang terlihat pada seseorang yang memiliki sikap positif untuk jangka panjang
kemungkinan besar akan menunjukan perilaku keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki sikap keuangan untuk jangka pendek (Atkinson & Messy, 2012).
Inklusi Keuangan
inklusi keuangan meliputi empat elemen inklusi keuangan lainnya yaitu perluasan akses keuangan, ketersedian
produk dan layanan jasa keuangan, penggunaan produk dan layanan jasa keuangan, serta peningkatan kualitas baik
kualitas penggunaan produk dan layanan jasa keuangan maupun kualitas produk dan layanan jasa keuangan itu
sendiri (Otoritas Jasa Keuangan, 2017). Inklusi keuangan sebagai akses yang dimiliki oleh rumah tangga dan
terhadap penggunaan produk dan layanan jasa keuangan secara efektif, produk dan layanan jasa keuangan tersebut
harus tersedia secara berkelanjutan dan teregulasi dengan baik (CGAP, 2016).
Inklusi keuangan sebagai akses terhadap produk keuangan yang sesuai termasuk kredit, tabungan, asuransi, dan
pembayaran, tersedianya akses yang berkualitas termasuk kenyamanan, keterjangkauan, kesesuaian dan dengan
memperhatikan perlindungan konsumen, serta ketersediaan tersebut juga diberikan kepada semua orang (CFI,
2016). Dilain sisi Inklusi keuangan sebagai akses juga dikatakan berpengaruh terhadap penggunaan produk dan
layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan dapat dijangkau dalam memenuhi kebutuhan masyarakat maupun
usahanya dalam hal ini transaksi, pembayaran, tabungan, kredit dan asuransi yang dibutuhkan oleh masyarakat
secara berkelanjutan (World Bank, 2016).
(AFI, 2010) mengatakan bahwa inklusi keuangan juga tidak lepas dari seberapa besar kualitasnya terhadap
masarakat, dalam hal ini kualitas merupakan kesesuaian produk dan layanan jasa keuangan dengan kebutuhan
masyarakat dapat dilihat dari data penggunaan masyarakat yang sudah didapatkan. Selain itu kualitas juga dapat
diartikan sebagai pilihan yang sudah tersedia bagi masyarakat, serta dilihat dari pemahaman konsumen terhadap
produk dan layanan jasa keuangan (World Bank, 2015).
Pengelolaan Keuangan
Menurut Sonny Sumarsono (2003), pengertian Pengelolaan Keuangan adalah kegiatan perusahaan yang
berhubungan dengan bagaimana cara mendaptkan dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai dengan
tujuan perusahaan secara menyeluruh. Hal yang menjadi kunci utama dalam mengelola keuangan yang baik adalah
pembukuan dan administrasi yang rapih dan tepat. Berdasarkan banyak pengalaman pelaku UMKM, pengendalian
keuangan yang lemah dan administrasi yang kacau menjadi salah satu faktor utama gagalnya sebuah perusahaa
(Wibowo, 2011). Lebih dalam Pengelolaan Keuangan UMKM yang baik terdiri dari sumber-sumber dana usaha,
laporan keuangan, manajemen kas, dan penganggaran (Andreas, 2011).
Kinerja dan Kerberlanjutan UMKM
Dalam menentukan Kinerja suatu UMKM maka dirumuskan dalam penelitian menggunakan pendekatan non-
cost performance measures untuk melihat dan mengukur kinerja UMKM sebagai pengukuran kinerja keuangan
dan non keuangan UMKM. Dengan pengukuran yang mudah diharakan mampu memperlihatkan kondisi
sebenernya dari UMKM tersebut, disamping kedepan perlu dilakukan edukasi untuk menghitung kinerja
perusahaan dengan indikator yang mudah seperti company’s growth, company’s total revenue, total orders dan
cash position.
Keberlanjutan usaha (business sustainability) pada UMKM dilihat dari keberhasilan perusahaan dalam
inovasi, pengelolaan karyawan dan pelanggan serta pengembalian terhadap modal awalnya. Dimana hal ini
memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki orientasi berkembang dan melihat peluang untuk inovasi secara
kesinambungan (Hudson, Smart and Bourne, 2001). Pada Pendekatan kinerja bisnis yang diadaptasi dari Balance
Score Card (Kaplan and Norton, 2005; Hudson et al., 2001). Salah satunya contoh pertanyaan yang diadopsi pada
kuesioner adalah “Perusahaan mampu dengan baik mengantisipasi (meningkatkan) jumlah produksi apabila
permintaan meningkat”.
UMKM
pengertian UMKM menurut Undang-undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah. UMKM didefinisikan sebagai berikut:
a. Usaha Mikro
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang
memiliki kriteria yaitu jumlah kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
b. Usaha Kecil
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memiliki
kriteria kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)
c. Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar yang
memiliki kriteria kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
C. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini yakni untuk mengidentifikasi pengaruh literasi, inklusi dan pengelolaan
keuangan terhadap kinerja dan keberlanjutan UMKM maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif adalah metode penelitian yang menggunakan proses
data-data yang berupa angka sebagai alat menganalisa dan melakukan kajian penelitian, terutama mengenai apa
yang sudah di teliti.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Pelaku Usaha Mikro Mahasiswa Universitas Brawijaya. Hal ini
dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh literasi, inklusi dan pengelolaan keuangan
terhadap kinerja dan keberlanjutan. Usaha mikro Mahasiswa Universitas Brawijaya dipilih karena
memiliki potensi, mampu berinovasi dan menjadi salah satu UMKM yang akan turut membantu
mengembangkan perekonomian di kota Malang.
Berdasarkan hasil uji outer model tersebut dapat dijelaskan bahwa semua variabel yang
digunakan pada penelitian ini lolos dari uji validitas, karena semua variabel memiliki nilai AVE yang
melebihi angka 0.5 dan dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid
dalam mengukur sesuatu yang sedang diukur. Selain itu, semua variabel dinyatakan lolos uji
reliabilitas karena nilai Cronnach’s Alpha lebih dari 0.7 sehingga indikator dalam penelitian ini dapat
mengukur konsistensi dari responden dalam menjawab setiap item pertanyaan.
Berdasarkan table uji R-Square dapat diketahui jika nilai R-Square pada variabel Pengelolaan
Keuangansebagai variabel dependen dapat diprediksikan oleh variabel Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
sebesar 0.782 termasuk kategori tinggi, nilai R-Square pada variabel Kinerja dan Keberlanjutan UMKM dapat
diprediksikan oleh variabel Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan dan Pengelolaan Keuangan sebesar 0.394
termasuk kategori tinggi.
Analisis Deskriptif
Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan
Variabel literasi keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Pengelolaan Keuangan,
pada penelitian ini subyeknya adalah pelaku UMKM yang spesifik masih berstatus sebagai Mahasiswa dimana
tentu dalam kegiatan perkuliahan edukasi tentang keuangan kerap didapatkan maupun dari luar kampus, dilihat
dari hasil kuesioner menunjukan responden pelaku usaha mikro Mahasiswa Universitas Brawijaya masuk dalam
kategori interval baik (70.7%). Adapun hal ini didukung pula oleh data pada SNLKI OJK 2016 bahwa indeks
literasi keuangan pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi menunjukan nilai yang cukup besar yaitu 67,4%
dibandingkan tingkat pendidikan lainnya dan data lain yang berkaitan dimana memiliki rentang usia 18-25
tahun juga turut berperan dalam menentukan seberapa besar tingkat literasi keuangan yang dimiliki Indeks
literasi keuangan berdasarkan kelompok usia 18-25 tahun menunjukan angka sebesar 32,1%. Pengelolaan usaha
yang dimiliki oleh pelaku usaha mikro Mahasiswa Universitas Brawijaya menunjukan masuk dalam interval
kategori baik (75.4%). Pengetahuan maupun keterampilan seorang pelaku usaha dalam hal keuangan tentu juga
dapat menunjang seorang pelaku usaha dalam pengelolaan keuangan karena segala rencana kerja dimulai dari
mengelola maupun mengalokasikan anggaran operasional, seperti target kapasitas produksi yang juga turut
mempengaruhi seberapa banyak bahan baku yang harus dibeli lalu target penjualan dan alokasi beban-beban
yang harus dibayarkan juga masuk dalam pengelolaan keuangan UMKM.
Hasil analisis diatas juga terkait dengan teori Dual-Process yang di kemukakan oleh Lusardi dan
Mitchell (2011) dimana teori ini menjelaskan bahwa ketika seorang pelaku usaha ingin mengambil atau
membuat kebijakan dalam hal ini keputusan keuangan didasari oleh dua cara berpikir dimana salah satunya
adalah sikap kognisi yaitu seorang individu yang melakukan analisa atau berpikir terlebih dahulu maupun
mengelola informasi serta mencari informasi yang kurang dari apa yang nanti akan diambil dalam membuat
keputusan keuangan. Sehingga hasil analisis yang menunjukan variabel literasi keuangan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel Pengelolaan Keuangan cukup relevan. Karena tentu ketika seorang pelaku
usaha memiliki tingkat literasi keuangan yang baik maka hal itu juga akan berdampak pada Pengelolaan
Keuangannya yang baik pula begitupun sebaliknya.
Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2018) berjudul “Pengaruh Literasi
Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan UMKM Di Kota Bogor” dimana hasil penelitiannya menunjukan
bahwa variabel literasi keuangan tentang pengetahuan keuangan pribadi secara umum, literasi keuangan tentang
simpanan dan kredit, literasi keuangan tentang investasi, dan literasi keuangan tentang asuransi secara parsial
atau masing-masing memiliki pengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan usaha UMKM.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan Terhadap
Pengelolaan Keuangan, Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan Terhadap
Kinerja dan Keberlanjutan UMKM dan pengaruh Pengelolaan Keuangan Terhadap Kinerja dan Kebelanjutan
UMKM. Penelitian ini menggunakan metode analisis dengan PLS-R. Model penelitian ini menguji Literasi dan
Inklusi keuangan pada pelaku UMKM pada penelitian sebelumnya sebelumnya.
Temuan penting dalam penelitian ini adalah dari semua konstruk yang telah diuji, Literasi Keuangan
merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap Pengelolaan Keuangan dengan koefisien regresi sebesar
0,600 dan variabel Pengelolaan Keuangan juga memiliki pengaruh yang besar terhadap variabel Kinerja dan
Keberlanjutan UMKM dengan koefisien regresi 0,537.. Terdapat satu variabel yaitu Inklusi Keuangan yang tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja dan Keberlanjutan UMKM. Pada penelitian ini berhasil
membuktikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel
Pengelolaan Keuangan sebesar 78,2% begitupun variabel variabel Kinerja dan Keberlanjutan UMKM dapat
dijelaskan oleh variabel independennya sebesar 76,9%.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa pelaku UMKM saat ini disarankan
untuk dapat lebih memahami tentang keuangan karena berdampak pada Pengelolaan Keuangan pada usaha yang
mereka jalani, Pengelolaan Keuangan sendiri adalah salah satu hal penting yang harus menjadi fokus pelaku
UMKM dalam mengelola bisnis karena Pengelolaan Keuangan yang baik akan berdampak pada Kinerja dan
Keberlanjutan usaha mereka.. Meskipun begitu, tingkat akses atau Inklusi Keuangan yang baik tidak terlalu
menentukan pada Kinerja dan Keberlanjutan usaha mereka.
Saran
Penelitian ini dapat memberikan masukan untuk penelitian di masa depan. Penelitian ini menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja dan Keberlanjutan UMKM, oleh karena itu disarankan untuk
memperdalam model penelitian yang dimaksud dari hasil yang berasal dari konteks budaya lain. Selain itu, peneliti
dapat meneliti lebih mengenai Kinerja dan Keberlanjutan UMKM dengan subjek lebih spesifik namun dengan data
yang sudah ada. Tidak hanya itu, membahas mengenai perbedaan tingkat pengetahuan dan pemahaman dalam hal
keuangan serta aksesnya pada subyek tertentu seperti mahasiswa wirausaha juga sangat menarik. Akan lebih
bermanfaat bila penelitian selanjutnya melakukan penelitian pada mahasiswa wirausaha yang bergerak pada sektor
tekhnologi atau kreatif karena dua sektor tersebut merupakan sektor yang cukup berkembang saat ini, agar dapat
mengembangkan faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap ekonomi indonesia secara mikro.
Selain itu, penelitian ini diharapkan untuk dapat digunakan sebagai salah satu masukan bagi Pihak terkait
dalam hal ini Perguruan Tingg dan Pelaku Usaha dikalangan Mahasiswa itu sendiri untuk selalu mengedukasi serta
memperdalam kemampuan yang berpengaruh pada kinerja dan keberlanjutan usaha mereka, karena banyak sekali
contoh kasus usaha yang dirintis semenjak masa kuliah dapat berkembang dengan baik hingga mereka lulus dari
bangku perkuliahaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan. Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Seluruh Dosen Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya khususnya kepada dosen pembimbing kami sehingga jurnal ini bisa
diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA
AFI. (2010). The 2010 AFI survey report on financial inclusion policy in developing countries.
Ali, I. (2003). A Performance Measurement Framework for a Small and Medium Enterprise. Univerity of Alberta
Dissertation.
Aribawa, D. (2016) Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Kinerja dan Keberlangsungan UMKM Di Jawa Tengah.
20. https://doi.org/10.1007/s10006-013-0431-4
Atkinson, M. (2012). Measuring Financial Literacy: Results of the OECD / International Network on Financial
Education (INFE) Pilot Study. (15).
Andreas. (2011). Manajemen Keuangan UKM. Edisi Pertama Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bank Indonesia. (2015). Profil Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM).http://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasional/kajian/Document
s/Profil%20Bisnis%20UMKM.pdf diuduh pada 1 Februari 2019.
Bayrakdaroğlu, A., & Şan, F. B. (2014). Financial Literacy Training as a Strategic Management Tool among Small
– Medium Sized Businesses Operating in Turkey. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 150, 148–155.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.09.019
Beal, Di. J., & Delpachitra, S. B. (2003). Financial Literacy Among Australian University Students. Economic
Papers: A Journal of Applied Economics and Policy, 22(1), 65–78. https://doi.org/10.1111/j.1759-
3441.2003.tb00337.x
Carpena, F., Cole, S., Shapiro, J., & Zia, B. (2011). Unpacking the Causal Chain of Financial Literacy.
(September). https://doi.org/10.1596/1813-9450-5798
CFI. (2016). July 2016 The Business Of Financial Inclusion : (July), 1–67.
CGAP. (2016). CGAP Annual Report 2016 Advancing Financial Inclusion to Improve the Lives of the Poor. 1–38.
Chen and Volpe. (1998). An analysis of personal financial literacy among college students. Financial Services
Review, 7(2), 107–128. https://doi.org/10.1016/s1057-0810(99)80006-7
Cooper, Donald R., dan Pamela, S. Schindler. (2006). Metode Riset Bisnis, Volume 1. PT Media Global Edukasi.
Jakarta.
David L. Remund. (2010). Financial Literacy Explicated: The Case for a Clearer Definition in an Increasingly
Complex Economy. Journal of Consumer Affairs, 44(2), 276–295. https://doi.org/10.1111/j.1745-
6606.2010.01169.x
Desiyanti, R. (2016). Literasi dan inklusi keuangan serta indeks utilitas umkm di padang. BISMAN Jurnal Bisnis &
Manajemen, 2(2), 122–134.
Dahmen, P., & Rodriguez, E. (2014). Numeracy Advancing Education in Quantitative Literacy Financial Literacy
and the Success of Small Businesses: An Observation from a Small Business. International Journal Of
Numeracy, 7(1), 1-2. https://doi.org/10.5038/1936-4660.7.1.3
Evans JSBT (2008) Dual-Processing Accounts of Reasoning, Judgment, and Social Cognition. Annu. Rev.
Psychol. 59: 255-278.
Fazli Sabri, M., Cook, C. C., & Gudmunson, C. G. (2012). Financial well‐being of Malaysian college students.
Asian Education and Development Studies, 1(2), 153–170. https://doi.org/10.1108/20463161211240124
Gutter, M., & Copur, Z. (2011). Financial Behaviors and Financial Well-Being of College Students: Evidence from
a National Survey. Journal of Family and Economic Issues, 32(4), 699–714. https://doi.org/10.1007/s10834-
011-9255-2
Ghozali, Imam. (2008). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hawkins, et. al,. (2007). Cunsumer Behavior, Building Marketing Starategy, 10th Edition. New York; The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Hudson, M., A. Smart and M. Bourne. (2001). Theory and practice in SME performance measurement systems.
International Journal of Operations & Production Management. 21(8). 1096-1115.
Husein Umar. (2014). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi-2. Cetakan ke-13. Jakarta :
Rajawali Pers.
Huston, S, J. (2010). Measuring financial literacy. Journal of Consumer Affairs, Vol. 44(22), 296–316.
https://doi.org/10.1111/j.1745-6606.2010.01170.x
Indayati, N., Thoyib, A., & Rofianty. (2012). Pengaruh Keterlibatan Karyawan , Budaya Organisasi , dan Gaya
Kepemimpinan terhadap Komitmen Organisasional dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan ( Studi pada
Universitas Brawijaya ). Jurnal Aplikasi Manajemen, 10(2), 344–356.
Isrohah, Rohmatul. (2015). “Analisis Pengaruh Modal Kerja dan Jam Kerja terhadap Pendapatan Bersih Pedagang
Kaki Lima di kelurahan Ngaliyan Semarang”. Skripsi. Semarang : Repository Univesitas Islam Negeri
Walisongo
KemenkopUKM. (2018). Mencari Benih Unggul Mahasiswa Pengusaha. (01), 1–24.
Kurihara, Y. (2013). Does Financial Skill Promote Economic Growth? International Journal of Humanities and
Social Science, 3(8), 92–97.
Kasiram, Moh. (2008). Metodologi Penelitian. Malang: UIN-Malang Pers.
Lusardi, A. (2015). Financial literacy: Do people know the ABCs of finance? Public Understanding of Science,
24(3), 260–271. https://doi.org/10.1177/0963662514564516
Moekijat. (2000). Kamus Manajemen, Bandung, Penerbit CV. Mandar Maju.
Moch.Nazir. (2003), Metode Penelitian, Salemba Empat, Jakarta,63.
Organisation for Economic Co-operation and Development. (2016). OECD/INFE International Survey of Adult
Financial Literacy Competencies.
Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia ( Revisit 2017).
Palameta, E. Al. (2016). The Role Of Financial Literacy In Financial Decisions And Retirement Preparedness
Among Seniors And Near-Seniors. Social Research and Demonstration Corporation. (May).
Paramitasari, R. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Literasi Finansial Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Brawijaya. Jurnal Akuntansi Dan Pendidikan, 1(1), 34–44.
Perpres No 27. (2013). Peraturan Presiden Republik Indonesia No 27 Tahun 2013 Tentang Pengembangan
Inkubator Wirausaha. 2–7.
Sarma, M., & Pais, J. (2008). Financial Inclusion and Development: A Cross Country Analysis. In Annual
Conference of the Human Development and Capability Association, New Delhi, (10–13), 1–30.
https://doi.org/10.1002/jid
SK Pendirian: SK Rektor 224A/SK/2007/06062007. (2007). SosialisasiKemelembagaan Badan inkubator
wirausaha.
Solomon, Michael R. (2007). Cunsumer Behavior: Buying, Having, and Being, 7th ed, Upper Saddle River, NJ:
Prentice Hall.
Sonny,Sumarsono. (2003). Manajemen Koperasi. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Supartoyo H.Y, Juanda B, F. M. (2018). Kajian Ekonomi & Keuangan. 2.
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Solimun, Adji Achmad Rinaldo Fernandes, Nurjannah. (2017). Metode Statistika Multivariat Pemodelan
Persamaan Struktural (SEM) Pendekatan WarpPLS. Malang: UB Press.
Sugiarto, Sitinjak. (2006). Lisrel. Edisi Pertama. Cetakan Pertama Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Wahyuningsih, S. (2009). Peranan UKM Dalam Perekonomian Indonesia. 5(1), 1–14.
Willis, L. E. (2008). The Financial Education Fallacy. 90015, 1–12.
Wibowo, E. (2011). Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Sebagai Penggeral Pertumbuhan
Ekonomi. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, 11(1), 23 – 31.
Wise, S. (2013). The Impact of Financial Literacy on New Venture Survival. International Journal of Business and
Management, 8(23), 30-39. https://doi.org/10.1596/978-1-4648-0552-3
World Bank. (2015). The little data book on financial inclusion. https://doi.org/10.1596/978-1-4648-0552-3
World Bank. (2016). Financial Inclusion and Inclusive Growth A Review of Recent Empirical Evidence. (April).
Wulandari, R. A. (2012). Strategi Humas dalam Membangun Reputasi Universitas Brawijaya menuju World Class
Entrepreneurial University.
Zulganef. (2008). Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta. Graha Ilmu.