Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT LITERASI KEUANGAN

ANTARA MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DENGAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SKRIPSI

Oleh

Enita Dwi Anggraeni

20181016031593

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2022
Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jamanika
Month Year Vol.xx No.xx

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT LITERASI KEUANGAN


ANTARA MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DENGAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Enita Dwi Anggraeni*1, Warsono2, Widhiyo Sudiyono3


Management Department, Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
Corresponding E-mail: anggraenita6200@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the variables that are able to distinguish the level of student financial
literacy into high and low groups. The sample used is active students of S1 Management at the
University of Muhammadiyah Malang and State University of Malang who have taken all courses on
finance. The sampling technique used is purposive sampling by determining the number of samples
using the Slovin technique. The number of samples in this study were 100 students consisting of 69
UMM students and 31 UM students. The analysis technique used is multiple discriminant analysis.
The results showed that the three independent variables, namely gender, GPA and learning in higher
education were jointly able to distinguish the level of financial literacy of students into high and low
groups. GPA is the distinguishing variable that gives the biggest contribution in distinguishing the
two groups.

Keywords: Financial Literacy, Gender, GPA, Learning in Higher Education

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang mampu membedakan tingkat literasi
keuangan mahasiswa ke dalam kelompok tinggi dan rendah. Sampel yang digunakan adalah
mahasiswa aktif S1 Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Negeri Malang
yang telah menempuh seluruh mata kuliah tentang keuangan. Teknik sampel yang digunakan adalah
Purposive Sampling dengan penentuan jumlah sampel menggunakan Teknik Slovin. Jumlah sampel
pada penelitian ini adalah 100 mahasiswa yang terdiri dari 69 mahasiswa UMM dan 31 mahasiswa
UM. Teknik analisis yang digunakan adalah multiple discriminant analysis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ketiga variabel independent yaitu jenis kelamin, IPK dan pembelajaran di
perguruan tinggi secara bersama-sama mampu membedakan tingkat literasi keuangan mahasiswa ke
dalam kelompok tinggi dan rendah. IPK menjadi variabel pembeda yang memberikan kontribusi
terbesar dalam membedakan kedua kelompok tersebut.

Kata Kunci: Literasi Keuangan, Jenis Kelamin, IPK, Pembelajaran di Perguruan Tinggi

Article info
Received (dd/month/year)
Revised (dd/ month/year)
Accepted (dd/month /year)
Corresponding_ author:khusnulrofida@umm.acid
Author Last Name Jamanika (Vol,Page,Year)

INTRODUCTION
Standar hidup masyarakat Malang yang tinggi, memaksa mahasiswa khususnya mereka yang
datang dari daerah perantauan untuk mengatur dan mengelola dengan baik keuangan mereka agar
tidak terjerumus dalam perilaku konsumtif. Menurut Sabri, et al. dalam Margaretha, F. & Pambudhi
(2015) sebagian besar mahasiswa menganggap masa kuliah adalah saat pertama mereka mengelola
keuangan sendiri tanpa pengawasan dari orang tua. Mahasiswa akan menghadapi permasalahan baru
dan menghadapi lingkungan baru tanpa adanya pengawasan dari orang tua. Mahasiswa dituntut untuk
selalu mengelola keuangannya dengan baik dan memahami dengan benar pentingnya literasi
keuangan agar terhindar dari perilaku konsumtif. Pulungan & Febriaty (2018) menjelaskan dalam
penelitiannya bahwa tingkat literasi keuangan berpengaruh terhadap sikap mahasiswa dalam
mengolah keuangan. Mahasiswa yang memiliki tingkat literasi keuangan rendah akan membuat
keputusan yang salah dalam keuangan mereka sehingga cenderung lebih konsumtif. Mahasiswa
dengan literasi keuangan yang cukup tinggi akan lebih bijak dalam mengatur keuangannya sehingga
mereka dapat menghindari sikap boros dan konsumtif.

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Negeri Malang (UM)


merupakan dua perguruan tinggi di Malang yang memiliki akreditasi perguruan tinggi “A”. Program
Studi Manajemen menjadi salah satu Program Studi yang paling diminati pada kedua kampus
tersebut. Selain sama-sama memiliki akreditasi “A”, profil lulusan Manajemen dari kedua kampus
tersebut juga dinilai baik. Seseorang yang menjadi mahasiswa lulusan Manajemen, khususnya
Manajemen keuangan merupakan keuntungan yang sangat besar. Selain memiliki pengetahuan terkait
literasi keuangan yang satu tingkat lebih tinggi daripada lulusan dari Program Studi lain, lulusan
Manajemen keuangan pastinya akan lebih mudah dalam mengatur keuangan khususnya keuangan
pribadinya. Selain itu, berbagai instansi, organisasi, atau perusahaan baik milik pemerintah ataupun
swasta pasti memerlukan tenaga profesional yang dapat mengelola keuangan perusahaan dengan baik.
Oleh sebab itu, meningkatkan literasi keuangan individu menjadi suatu kebutuhaan wajib terutama
bagi mahasiswa, sehingga mereka memiliki bekal secara mental dan materiil dalam melakukan
pengelolaan keuangan sebagai bekal memasuki dunia kerja.

Kusumawardhani et al. (2020) membandingkan tingkat literasi keuangan mahasiswa Fakultas


Ekonomi dan Non Fakultas Ekonomi dan menyatakan tingkat literasi keuangan mahasiswa rata-rata
berada dalam kategori rendah dengan tingkat literasi keuangan tertinggi dimiliki oleh mahasiswa
Fakultas Ekonomi, namun Maufur (2017) menyatakan tingkat literasi keuangan mahasiswa cenderung
masuk dalam kategori sedang, dengan membandingkan tingkat literasi keuangan pada mahasiswa
Program Studi sosial dan eksakta serta ditemukan perbedaan yang signifikan pada kedua Program
Studi tersebut dimana mahasiswa Program Studi sosial memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi.
Beberapa penelitian sebelumnya mengungkapkan ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat
literasi keuangan di kalangan mahasiswa antara lain: jenis kelamin, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK),
dan pembelajaran di perguruan tinggi. Selain tiga faktor tersebut sebenarnya masih banyak lagi
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat literasi keuangan mahasiswa, namun peneliti hanya
akan menggunakan tiga faktor tersebut.

Jenis kelamin menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat literasi keuangan.
Herawati (2017)menemukan dalam penelitiannya bahwa gender berpengaruh secara signifikan
terhadap tingkat literasi keuangan mahasiswa, namun Apriyanti et al. (2021) mengungkapkan dalam

2
Author Last Name Jamanika (Vol,Page,Year)

penelitiannya bahwa gender tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat literasi keuangan
mahasiswa. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan faktor lain yang mempengaruhi tingkat
literasi keuangan mahasiswa. Margaretha, F. & Pambudhi (2015) menyatakan bahwa Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) memberikan perngaruh positif terhadap literasi keuangan, namun Rita & Persudo
(2014) menyatakan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tidak memiliki pengaruh terhadap literasi
keuangan. Pembelajaran di perguruan tinggi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat literasi keuangan mahasiswa. Semakin sederhana metode pengajaran dan referensi yang
diberikan perguruan tinggi maka akan semakin mudah pembelajaran untuk diterima oleh mahasiswa
dan sebaliknya. Syuliswati (2020) menyampaikan bahwa pembelajaran di perguruan tinggi
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap literasi keuangan mahasiswa, namun Koto (2020)
menyampaikan bahwa pembelajaran di perguruan tinggi tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat literasi keuangan.

Menurut pencarian yang dilakukan oleh peneliti, belum ada penelitian yang menggambarkan
bagaimana perbedaan kondisi tingkat literasi keuangan mahasiswa dari Program Studi yang sama
dengan perguruan tinggi yang berbeda, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menutup celah literatur
tersebut. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sebuah inovasi baru dalam penelitian yang
terkait dengan tingkat literasi keuangan khususnya dalam kalangan mahasiswa.

LITERATURE REVIEW
Literasi keuangan menurut Otoritas Jasa Keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan,
dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Chen dan Volpe dalam
Latifiana (2016) mengartikan literasi keuangan sebagai kemampuanmengelola keuangan agar hidup
bisa lebih sejahtera dimasa yang akan datang. Kemampuan individu dalam mengelola keuangannya
akan memberikan dampak yang besar terhadap kesejahteraan hidupnya. Semakin baik individu dalam
mengelola keuangannya, maka semakin sejahtera kehidupannya dan sebaliknya, semakin tidak baik
individu dalam mengelola keuangannya, maka semakin tidak sejahtera pula kehidupannya.

Indikator literasi keuangan yang menjadi pengamatan dalam penelitian ini mengacu pada
Chen & Volpe dalam Maufur (2017) yaitu : (1) Pengetahuan umum tentang keuangan. Menurut
Wagland & Taylor dalam Yushita (2017) pengetahuan tentang keuangan mencakup pengetahuan
keuangan pribadi, yakni bagaimana mengatur pendapatan dan pengeluaran, serta memahami konsep
dasar keuangan. Konsep dasar keuangan tersebut mencakup perhitungan tingkat bunga sederhana,
bunga majemuk, pengaruh inflasi, opportunity cost, nilai waktu uang, likuiditas suatu aset, dan lain-
lain.(2) Tabungan dan pinjaman. Menurut Kapoor et al. dalam Warsono (2010) ketika memilih
tabungan, perlu diperhatikan enam faktor, yaitu: tingkat pengembalian (persentase kenaikan nilai
tabungan), inflasi (perlu mempertimbangkan tingkat pengembalian, karena dapat mengurangi daya
beli), pertimbangan-pertimbangan pajak (mengurangi pengembalian/ bunga), likuiditas (kemudahan
dalam menarik dana jangka pendek tanpa kerugian pokok atau fee), keamanan (ada tidaknya proteksi
terhadap kehilangan uang jika bank mengalami kesulitan keuangan), dan pembatasan-pembatasan dan
fee (penundaan atas pembayaran bunga yang dimasukkan dalam rekening dan pembebanan fee suatu
transaksi tertentu untuk penarikan deposito). Pinjaman juga merupakan bagian penting dari keuangan.
Ketika seseorang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan konsumsi atau investasinya, tidak
jarang mereka mengambil pinjaman dari bank atau lembaga lain. (3) Asuransi. Menurut Pasal 1 UU

3
Author Last Name Jamanika (Vol,Page,Year)

No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis
karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti atau memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya
tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. (4) Investasi. Menurut
Garman dan Forgue dalam Yushita (2017) investasi adalah menyimpan atau menempatkan uang agar
bisa bekerja sehingga dapat menghasilkan uang yang lebih banyak. Cara yang sering digunakan
seseorang dalam berinvestasi yakni dengan meletakkan uang ke dalam surat berharga termasuk
saham, obligasi dan reksa dana, atau dengan membeli real estate.

Pasal 1 ayat 6 Salinan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (SAL-POJK) Nomor


76/POJK.07/2016, menerangkan bahwa literasi keuangan adalah pengetahuan (knowledge),
keyakinan (confidence), dan keterampilan (skill), yang mempengaruhi sikap (attitude), dan perilaku
(behaviour), untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam
rangka mencapai kesejahteraan. Sesorang dikatakan melek keuangan apabila memiliki pengetahuan
dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan keuangannya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
peneliti sebelumnya mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat literasi keuangan, di
antaranya: (a) Jenis kelamin. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, jenis kelamin
ialah sifat (keadaan) jantan (laki-laki) atau betina (perempuan). Jenis kelamin atau gender merupakan
suatu karakter yang dimiliki seseorang untuk menunjukkan perbedaan terkait perilaku
yangberpengaruh dalam pengambilan keputusan, termasuk keputusan keuangan. (b) Indeks prestasi
kumulatif. Menurut Dewi, N. &. Suarmanayasa (2020) Indeks prestasi kumulatif (IPK) merupakan
suatu penilaian prestasi yang menunjukkan rentangan dalam angka 0,00 sampai 4,00 pada akhir
semester untuk keseluruhan mata kuliah yang diambilnya. (c) Pembelajaran di perguruan tinggi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, pembelajaran adalah cara, proses untuk
belajar. Kesimpulannya, pembelajaran di perguruan tinggi adalah proses belajar mahasiswa yang
dilakukan di perguruan tinggi. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Tingkat Literasi Keuangan Mahasiswa
(Tinggi dan Rendah)

Mahasiswa Mahasiswa
Manajemen UMM Manajemen UM
Diskriminan
Jenis kelamin (X1)
IPK (X2)
Pembelajaran di
perguruan tinggi (X3)

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


H1: Jenis kelamin, IPK dan pembelajaranLiterasi Keuangantinggi secara bersama-sama dapat menjadi
di perguruan
(Y)
variabel pembeda tingkat literasi mahasiswa yang tinggi dan rendah.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

4
Author Last Name Jamanika (Vol,Page,Year)

H2: Jenis kelamin menjadi variabel pembeda terbesar di antara variabel pembeda lainnya.

RESEARCH METHOD
Penelitian ini dilaksanakan FEB UMM dan FEB UM khususnya pada Program Studi
Manajemen. Penelitian ini merupakan survey dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan
kuisioner sebagai instrument penelitiannya. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling yaitu pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel yang digunakan adalah
(1) Mahasiswa aktif S1 Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Negeri
Malang tahun 2022, (2) Telah menempuh seluruh mata kuliah yang berhubungan dengan keuangan
(manajemen keuangan, manajemen keuangan internasional, teori portofolio dan analisis investasi,
dan manajemen keuangan lembaga). Sampel penelitian yang digunakan berjumlah 100 mahasiswa
yang terdiri dari mahasiswa UMM dan UM. Model analisis data yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif ini adalah Multiple Discriminant Analysis dengan menggunakan alat bantu berupa SPSS.
Analisis diskriminan dipilih karena dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan untuk
membedakan tingkat literasi keuangan mahasiswa dan ingin mengetahui variabel mana yang menjadi
variabel pembeda yang paling dominan dalam membedakan kedua kelompok mahasiswa tersebut.
RESULT AND DISCUSSION
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang mahasiswa yang terdiri dari 69 mahasiswa
Manajemen UMM dan 31 orang mahasiswa Manajemen UM. Responden ini kemudian
dikelompokkan menurut jenis kelamin, IPK, dan pembelajaran di perguruan tinggi. Data yang akan
dianalisis adalah hasil jawaban dari kuisioner yang telah disebarkan kepada responden melalui google
form.
Uji validitas dan reliabilitas
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
No Variabel Y Item r Hitung r Tabel Keterangan
0.195
Y1 0.424 valid
Pengetahuan
1 umum tentang Y2 0.329 valid
keuangan Y3 0.47 valid
Y4 0.628 valid
Y5 0.221 valid
Tabungan dan Y6 0.244 valid
2
pinjaman Y7 0.551 valid
Y8 0.625 valid
Y9 0.642 valid
Y10 0.46 valid
3 Asuransi
Y11 0.48 valid
Y12 0.519 valid
Y13 0.53 valid
Y14 0.528 valid
4 Investasi
Y15 0.357 valid
Y16 0.395 valid
Sumber: Data diolah (2022)
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa seluruh item dari pengetahuan umum tentang
keuangan, tabungan dan pinjaman, asuransi dan investasi lolos uji validitas.

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

5
Author Last Name Jamanika (Vol,Page,Year)

Cronbach’s
Variabel Keterangan
Alpha
Literasi Keuangan 0.752 reliabel
Sumber: Data diolah (2022)
Tabel 2 menunjukkan bahwa semua variabel dinyatakan reliabel karena nilai Croncbach’s
Alpha (0,752) telah melampaui batas koefisien reliabilitas (0,60) sehingga item-item variabel tersebut
layak digunakan sebagai alar ukur.

Multiple Discriminant Analysis


1. Uji Perbedaan antar Kelompok
Untuk melihat kemampuan variabel independen dalam membedakan grup secara multivariate
digunakan uji F dengan kriteria apabila nilai Sig.< 0.05 maka variabel independen mampu
membedakan grup secara signifikan sebaliknya apabila nilai Sig.≥ 0.05 maka variabel independen
tidak mampu membedakan grup secara signifikan.
Tabel 3. Hasil Uji F
Tests of Equality of Group Means
  Wilks' Lambda F Sig.
JK 0.998 1.016 0.004
IPK 0.971 2.897 0.003
PPT 0.932 7.109 0
Sumber: Data diolah (2022)
Tabel 3 menunjukkan bahwa ketiga variabel independen mempunyai nilai signifikansi < 0.05.
Hal ini berarti bahwa ketiga variabel independen tersebut berbeda secara signifikan atau secara
bersama-sama dapat membedakan antara kelompok literasi keuangan tinggi dan rendah.
2. Uji Akurasi/Ketepatan Fungsi Diskriminan
Uji akurasi/ketepatan fungsi diskriminan dapat diketahui tabel wilks’ lambda.
Tabel 4. Hasil Wilks’ Lambda
Wilks' Lambda
Test of Wilks' Chi-
df Sig.
Function(s) Lambda square
1 0.884 11.91 2 0.003
Sumber: Data diolah (2022)
Tabel 4 menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,003 yang berarti < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa maka secara simultan variabel diskriminasi dapat menjelaskan
perbedaan antar kelompok.
3. Uji Keeratan Variabel Independen dengan Variabel Dependen
Uji keeratan variabel independen dilihat dari angka canonical discriminant function (CR2).

Tabel 5. Eigenvalue
Eigenvalues

6
Author Last Name Jamanika (Vol,Page,Year)

% of
Cumulative Canonical
Function Eigenvalue Varianc
% Correlation
e
1 .203a 100 100 0.715
Sumber: Data diolah (2022)
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai canonical correlation sebesar 0,715 dan apabila dikuadratkan
atau square canonical correlation (CR 2) sebesar 0,511 dan dalam bentuk persen menjadi 51,1%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa 51,1% variasi antar kelompok mahasiswa dengan tingkat literasi
tinggi dan rendah dapat dijelaskan variabel diskriminannya yaitu variabel jenis kelamin, IPK dan
pembelajaran di perguruan tinggi.
4. Model Persamaan Fungsi Analisis Diskriminan
Model dasar analisis diskriminan diperoleh dari nilai unstandardized coefficient discriminant
pada output canonical discriminant function coefficient.
Tabel 6. Canonical Discriminant Function Coefficients
Canonical Discriminant Function Coefficients
Function
 
1
JK -0.495
IPK 1.355
PPT 1.320
(Constant) -5.441
Unstandardized coefficients
Sumber: Data diolah (2022)
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui fungsi diskriminan yang terbentuk adalah:
Z = -5.441 – 0.495X1 + 1.355X2 + 1.320X3
5. Interpretasi hasil fungsi diskriminan
Interpretasi hasil dilakukan dengan cara membandingkan skor diskriminan Z dengan Zcu atau
cutting score.
n A Z A +n B Z B
ZCU =
n A + nB
Angka centroid untuk masing-masing kelompok ( Z A dzn Z B ¿ yang dibutuhkan untuk mencari
cutting score dapat dilihat pada tabel function at group centroids, sedangkan jumlah kelompok (
n A dan nB ¿ dapat dilihat pada tabel prior probabilities for group.
Tabel 7. Functions at Group Centroids
Functions at Group Centroids
LK Function 1
Rendah -0.761
Tinggi 0.124
Sumber: Data diolah (2022)

Tabel 7 menunjukkan nilai centroid untuk tingkat literasi keuangan tinggi ( Z A ¿ dan tingkat
literasi keuangan rendah ( Z B ¿ adalah 0,124 dan -0,761.

7
Author Last Name Jamanika (Vol,Page,Year)

Tabel 8. Prior Probabilities for Groups


Prior Probabilities for Groups
Cases Used in Analysis
LK Prior
Unweighted Weighted
Rendah 0.5 14 14
Tinggi 0.5 86 86
Total 1 100 100
Sumber: Data diolah (2022)
Tabel 8 menunjukkan mahasiswa dengan tingkat literasi keuangan tinggi adalah 86 orang dan
mahasiswa dengan tingkat literasi keuangan rendah adalah 14 orang. Perhitungan cutting score
dituliskan ke dalam rumus berikut:
86 ( 0,124 )+14 (−0.761 )
ZCU =
86+14

10,664−10,654
¿ =0,0001
100

Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa cutting score yang digunakan untuk
membedakan kelompok mahasiswa dengan tingkat literasi keuangan tinggi dan rendah adalah 0,0001.
Kriteria perbandingannya adalah sebagai berikut: (1) Apabila Z ≥ 0,0001 , maka termasuk dalam
kategori tingkat literasi keuangan tinggi. (2) Apabila Z < 0,0001 , maka termasuk dalam kategori
tingkat literasi keuangan rendah.
6. Uji Ketepatan Hasil Klasifikasi
Tujuan dilakukannya uji ketepatan hasil klasifikasi adalah untuk melihat seberapa jauh ketepatan
klasifikasi atau untuk melihat berapa persen terjadi misklasifikasi pada proses klasifikasi ke dalam
kelompok literasi keuangan yang tinggi dan rendah. Tingkat keakuratan klasifikasi dapat dilihat pada
output cross-validated.
Tabel 9. Uji Ketepatan Hasil Klasifikasi
Classification Resultsa,c
Predicted Group
   
LK Membership Total
    Rendah Tinggi
Rendah 11 3 14
Count
Tinggi 26 60 86
Original
Rendah 78.6 21.4 100
%
Tinggi 30.2 69.8 100
Rendah 8 6 14
Count
Cross- Tinggi 26 60 86
validatedb Rendah 57.1 42.9 100
%
Tinggi 30.2 69.8 100
a. 71.0% of original grouped cases correctly classified.
b. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation,
each case is classified by the functions derived from all cases other than that case.
c. 68.0% of cross-validated grouped cases correctly classified.
Sumber: Data diolah (2022)

8
Author Last Name Jamanika (Vol,Page,Year)

Tabel 9 menunjukkan bahwa terjadi kesalahan kelompok dari pengklasifikasian awal setelah
dilakukan analisis diskriminan. Kesalahan klasifikasi terjadi pada kategori error type I (kelompok
tingkat literasi rendah berpindah pada kelompok tinggi) dan error type II (kelompok tingkat literasi
tinggi berpindah pada kelompok rendah). Error type I terjadi pada 3 kasus, sedangkan error type II
terjadi pada 26 kasus. Kasus yang tepat pengklasifikasiannya sebanyak 71 kasus, dengan rincian 11
kasus yang awalnya dikelompokkan dalam tingkat literasi rendah dan tetap berada pada kelompok
rendah setelah dilakukan analisis diskriminan dan 60 kasus yang awalnya dikelompokkan dalam
tingkat literasi tinggi dan tetap berada pada kelompok tinggi setelah dilakukan analisis diskriminan.
Ketepatan prediksi pengklasifikasian awal (original group) dari fungsi diskriminan sebesar 71%,
misclassification pada kategori error type I sebesar 21,4% dan misclassification pada kategori error
type II sebesar 30,2%. Ketepatan prediksi pada kelompok tingkat literasi keuangan rendah adalah
78.6% dan ketepatan pengklasifikasian pada kelompok tingkat literasi keuangan tinggi adalah 69,8%.

Uji Variabel Pembeda Terbesar


Untuk mengidentifikasi variabel yang menjadi pembeda terbesar untuk tingkat literasi
keuangan tinggi dan rendah dapat dilihat dari koefisien variabel yang paling besar dalam persamaan
diskriminan yang terbentuk.
Z = -5,441 – 0,495X1 + 1,355X2 + 1,320X3

X1 adalah variabel jenis kelamin, X2 adalah variabel IPK, dan X3 adalah variabel pembelajaran di
perguruan tinggi. Koefisien variabel terbesar adalah variabel IPK (X2) yaitu sebesar 1,355. Jadi dapat
disimpulkan bahwa variabel yang paling membedakan antara mahasiswa dengan tingkat literasi
keuangan tinggi dan rendah adalah variabel IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif.

Uji Asumsi Analisis Diskriminan


1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan berdasarkan Kolmogorov-Smirnov Test
dengan syarat jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka variabel independen berdistribusi normal.

Tabel 10. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov


Variabel Independen Sig. (Kolmogorov-Smirnov)
Jenis Kelamin 0.08
IPK 0.094
Pembelajaran di
0.092
Perguruan Tinggi
Sumber: Data diolah (2022)
Tabel 10 menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin, IPK, dan pembelajaran di perguruan
tinggi memiliki nilai Sig. lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independent
berdistribusi normal dan asumsi pertama dalam analisis diskriminan telah terpenuhi.
2. Uji Kesamaan Matriks Kovarian (Homogenitas)
Asumsi kedua yang harus dipenuhi dalam analisis diskriminan adalah matriks kovarian
harus relatif sama atau homogen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Box’s M.

9
Author Last Name Jamanika (Vol,Page,Year)

Tabel 11. Hasil Uji Box’s M


Test Results
Box's M 12.553
Approx. 1.91
df1 6
F
df2 2973.986
Sig. 0.076
Tests null hypothesis of equal
population covariance matrices.
Sumber: Data diolah (2022)
Tabel 11 menunjukkan nilai sig. sebesar 0.076 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa matriks kovarian relatif sama atau homogen. Maka dari itu, asumsi analisis
diskriminan yang kedua juga terpenuhi.
3. Uji Multikolinearitas
Asumsi ketiga yang harus terpenuhi dalam analisis diskriminan adalah tidak ada korelasi
antar variabel independen (Lack Multicollinearity Among Independent Variables). jika nilai
Value Inflation Factor (VIF) < 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas dan
sebaliknya.
Tabel 12. Hasil Uji Multikolinearitas
Toleranc Nilai
Variabel Keterangan
e VIF
Jenis Tidak terjadi
0.967 1.034
Kelamin multikolinearitas
Tidak terjadi
IPK 0.982 1.019
multikolinearitas
Pembelajara
n di Tidak terjadi
0.973 1.028
Perguruan multikolinearitas
Tinggi
Sumber: Data diolah (2022)
Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen
yang mempunyai nilai tolerance < 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen dan
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan txidak ada variabel independen
yang mempunyai nilai VIF >10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel independen dalam fungsi diskriminan.

CONCLUSION
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkat literasi keuangan mahasiswa
menggunakan analisis diskriminan model multiple discriminant analysis. Berdasarkan rumusan
masalah penelitian dan pembahasan dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ketiga variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari jenis kelamin (X1),
indeks prestasi kumulatif (X2) dan pembelajaran di perguruan tinggi (X3) terbukti secara
bersama-sama (simultan) mampu membedakan tingkat literasi keuangan mahasiswa yang tinggi
dan rendah sehingga hipotesis 1 diterima.

10
Author Last Name Jamanika (Vol,Page,Year)

2. Variabel pembelajaran di perguruan tinggi (X3) menjadi variabel pembeda yang memberikan
kontribusi terbesar dalam membedakan tingkat literasi keuangan mahasiswa yang tinggi dan
rendah sehingga hipotesis 2 ditolak.

REFERENCES

Apriyanti et al. 2021. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Literasi Keuangan
Mahasiswa ( Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN ‘ Veteran ’
Yogyakarta ).” Behavioral Accounting Journal 4(1): 276–86.
Dewi, N. &. Suarmanayasa, I. 2020. “Pengaruh Jenis Kelamin, Indeks Prestasi Kumulatif Serta
Angkatan Terhadap Literasi Keuangan Mahasiswa.” Bisma: Jurnal Manajemen 6(2): 198–206.
Herawati NT. 2017. “Tingkat Literasi Keuangan Mahasiswa Serta Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya.” Seminar Nasional Riset Inovatif: 131–37.
Koto, M. 2020. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Keuangan Mahasiswa: Studi
Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.”
Jurnal AKMAMI (Akutansi, Manajemen, Ekonomi) 2(3): 588–97.
Kusumawardhani et al. 2020. “Analisis Perbedaan Tingkat Literasi Keuangan Antara Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Dan Mahasiswa Fakultas Non-Ekonomi.” Mix Jurnal Ilmiah Manajemen
10(1): 15.
Latifiana, D. 2016. “Studi Literasi Keuangan Pengelola Usaha Kecil Menengah ( UKM).” frican
Journal of Economy and Management Studies 5(1).
Margaretha, F. & Pambudhi, R.A. 2015. “Tingkat Literasi Keuangan Pada Mahasiswa S-1 Fakultas
Ekonomi.” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 17(1): 76–85.
Maufur, Miqdam. 2017. “Perbedaan Tingkat Literasi Keuangan Mahasiswa Jurusan Sosial Dan
Eksakta.” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9): 1689–99.
Pulungan & Febriaty. 2018. “Pengaruh Gaya Hidup Dan Literasi Keuangan Terhadap Perilaku
Konsumtif Mahasiswa.” Jurnal Riset Sains Manajemen 2(3): 103–10.
Rita & Persudo. 2014. “Apakah Mahasiswa Sudah Melek Keuangan?” Dinamika Akuntansi,
Keuangan dan Perbankan 3(1): 58–65.
Salinan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (SAL-POJK) Nomor 76/POJK.07/2016
Syuliswati, A. 2020. “Pendidikan Pengelolaan Keuangan Keluarga, Gaya Hidup, Pembelajaran Serta
Pengaruhnya Terhadap Literasi Keuangan.” Akutansi Bisnis & Manajemen ( ABM ) 27(1).
UU No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
Warsono. 2010. “Prinsip-Prinsip Dan Praktik Keuangan Pribadi.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis 13(2):
137–52.
Yushita, A.N. 2017. “Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Pengelolaan Keuangan Pribadi.” Nominal,
Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen 6(1).

11

Anda mungkin juga menyukai