Anda di halaman 1dari 15

TUGAS METODELOGI PENELITIAN

“Analisis Pengaruh Karakteristik Pemilik UMKM terhadap Kinerja


Keuangan di Kota Palembang”

UNIVERSITAS

SUMATERA SELATAN

Dosen Pengampuh : Santi Oktavianti, S.Pd., M.M.

Disusun Oleh :

FITRIANTI

NIM : 21612010006

KELAS : MAN 4 A

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA SELATAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Analisis Pengaruh Karakteristik
Pemilik UMKM terhadap Kinerja Keuangan di Kota Palembang”. Tujuan pembuatan proposal
ini adalah untuk memenuhi tugas metodelogi penelitian.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih skepada Ibu
Santi Oktavinti, S.Pd., M.M. selaku dosen yang telah memberikan bimbingan sehingga Proposal
ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan baik itu pengetahuan,


pengalaman maupun kemampuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran maupun kritik
membangun yang tujuan agar hasil penelitian ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua
khalayak.

Akhir kata kami berharap, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
Semoga Allah SWT akan senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta taufik-Nya kepada kita
semua. Aamiin.

Palembang, 7 Mei 2023

FITRIANTI
NIM. 21612010006
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


UMKM adalah sektor ekonomi yang tidak secara langsung berdampak dan tetap berdiri
ketika krisis ekonomi. Hal ini disebabkan karena UMKM tidak tergantung dengan dana
pinjaman atau dana dari luar negeri dalam menjalankan usahanya. UMKM mandiri dalam
mengelola usahanya (Dinarti, 2015). Krisis moneter yang telah terjadi di Indonesia,
menyebabkan keterpurukan di perekonomian Indonesia. Hal ini menjadikan UMKM sebagai
usaha yang diandalkan oleh pelaku usaha diberbagai sektor. UMKM tetap mampu bertahan
walaupun sektor perekonomian lain yang lebih besar mengalami keterpurukan ketika
terjadinya krisis ekonomi (Pipit Rosita A dan Justita, 2018). Selain itu, UMKM juga telah
terbukti berperan dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional. UMKM berfungsi
dan berkontribusi sebagai penyedia lapangan pekerjaan, penyedia alternatif kegiatan sektor
riil (kegiatan ekonomi produktif), dan alternatif kegiatan sektor moneter (penyaluran kredit)
(Lucy, 2013).
UMKM di Indonesia dapat berkontribusi sebesar 40% terhadap produk domestik bruto,
menyerap 88% tenaga kerja, dan memiliki potensi dalam perkembangan eksport, khususnya
eksport non migas (Indonesian Small Business Research Center, 2003). Usaha menengah,
usaha kecil, dan usaha mikro di dunia internasional juga memiliki kontribusi yang besar,
seperti di Amerika Serikat. Usaha menengah, usaha kecil, dan usaha mikro menyerap 80%
lapangan pekerjaan selama 10 tahun terakhir dan mampu membayar 44,3% dari total gaji
karyawan sektor swasta (US Small Business Administration, 2005 dalam Pinasti, M, 2007).
UMKM membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai kesuksesan dan keberhasilan
usahanya. Informasi akuntansi dapat berupa pencatatan keuangan dan laporan akuntansi.
Dalam pencatatan keuangan, UMKM dapat memutuskan beberapa kebijakan untuk
keberhasilan usahanya. Kebijakan yang bisa diambil
UMKM berupa penetuan harga jual, penambahan investasi, serta pengembangan pasar.
Pencatatan keuangan adalah dasar bagi jalannya UMKM untuk bertahan lebih lama. Proses
pencatatan tidak bisa diabaikan karena dibutuhkan pencatatan keuangan dalam setiap
transaksi yang dilakukan pada UMKM. Sehingga bisa ditelusuri secara pasti transaksi-
transaksi tersebut apakah menguntungkan atau merugikan bagi UMKM. Dewasanya, UMKM
sering mengabaikan pencatatan dan pelaporan keuangan. Hal ini membuat pelaku UMKM
tidak tahu secara pasti bagaimana kondisi usaha mereka. Akibatnya, pelaku UMKM
mengambil keputusan tidak berdasarkan informasi akuntansi.
Informasi akuntansi mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan usaha,
termasuk bagi usaha kecil (Pinasti, 2007). Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang
andal bagi pengambilan keputusan dalam pengelolaan usaha kecil dan menengah, antara lain
untuk keputusan penetapan harga, pengembangan pasar, termasuk untuk keputusan investasi
(Suhairi, dkk., 2004).
Namun, dalam kenyataannya, pengusaha kecil tidak menyelenggarakan dan
menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya (Pinasti, 2001), sehingga
kualitas laporan keuangan pada UMKM masih rendah (Rudiantoro & Siregar, 2011).
Penelitian lain yang menjelaskan tentang penerapan pencatatan akuntansi pada UMKM
dilakukan oleh Arifin (2010) yang menemukan bahwa di Salatiga, UMKM menerapkan
akuntansi masih sederhana. Amanah (2012) juga menemukan bahwa pada UMKM sebagian
besar belum menerapkan akuntansi.
Penelitian kinerja keuangan UKM banyak diteliti di beberapa negara seperti yang
dilakukan oleh Fourati dan Affes (2013) yang meneliti tentang kinerja keungan, intelektual
capital, dan nilai perusahaan di Bursa Efek Tunisia. Penelitian Gentry dan Shen (2010) yang
membandingkan antara pengukuran profitabilitas laporan keuangan yang menggunakan
ROA, ROE, ROS, dan ROI dengan pengukuran kinerja pasar melalui market-to-book value
ratio (MTB) pada perusahaan yang terdaftar dibursa Amerika. Sedangkan penelitian yang
lain yang meneliti kinerja keuangan pada perusahaan besar misalnya Chang (2011);
Majdalany dan Henderson (2013); Mamogale (2014); Nasserinia, Ariff, dan Fan-Fah (2014);
Olmedo-cifuentes dan Martínez-león (2011). Penelitian yang dilakukan tentang kinerja
keuangan semua dari bursa efek yang telah menyediakan laporan keuangan lengkap.
Sedangkan penelitian Ismanto (2016) tentang kinerja keuangan UMKM menemukan
bahwa kemampuan manajemen, strategi bisnis dan orientasi pasar masing-masing
memberikan pengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Untuk itu, peneliti tertarik untuk
mengembangkan penelitian tentang Kinerja Keuangan pada UKM yang saat ini belum
memiliki laporan keuangan Dari paparan tersebut, sehingga dirasa perlu untuk dilakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Karakteristik Pemilik UMKM terhadap Kinerja Keuangan di
Kota Palembang”

1.2 Rumusan masalah


Dari pemaparan latar belakang diatas maka peneliti menemukan pertanyaan sebagai
yaitu, Bagaimana pengaruh karakteristik pemilik UMKM terhadap kinerja keuangan di kota
Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian


Penulis mencoba memberikan kontribusi pemikiran sehingga memiliki tujuan penelitian
ini yaitu untuk mengetahui tentang Pengaruh karakteristik pemilik UMKM terhadap kinerja
keuangan di kota Palembang

1.4 Manfaat Penulisan


Secara Teoritis
Penelitian ini dharapkan dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperluas ilmu
pengetahuan mengenai karakteristik pemilik UMKM dan menjadi salah satu bahan
referensi bagi penelitian selanjutnya yang memiliki pembahasan sejenis.
Secara Praktis
Diharapkan peneliti ini sebagai sumbagan pemikiran untuk memperkaya ilmu
pengetahuan dalam ilmu manajemen khususnya mengenai pengaruh karakteristik pemilik
UMKM.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengerian Pengaruh
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015:1045), pengaruh adalah daya
yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan
yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada
di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada disekitarnya (Yosin, 2012:1).
Menurut surakhmad (2012: 1), Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari sesuatu
benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan yang dapat
membentuk kepercayaan atau perubahan. Dapat disimpulkan pengaruh merupakan
suatu daya atau kekuatan yang dapat timbul dari sesuatu, baik itu watak,orang, benda,
kepercayaan dan perbuatan seseorang yang dapat mempengaruhi lingkungan yang ada
di sekitarnya.
2. Karakteristik pemilik (Owner)
Dalam penelitian Sarwoko (2008) faktor yang menjadi penentu keberhasilan
UKM adalah karakteristik individu yang dimiliki pemilik atau pengrajin
(owner/manager characteristics). Dalamhal tersebut karakteristik individu yang
dimiliki pemilik atau pengrajin (owner/manager characteristics) mempengaruhi
strategi bisnis sebelum strategi bisnis itu mempengaruhi kinerja UKM. Menurut Zoysa
dan Herath (2007) karakteristik pemilik dibentuk dari dua dimensi yaitu:
entrepreneurial mentaly dan administrative mentaly, sedangkan strategi bisnis
dibentuk dari tiga dimensi yaitu planned stategy, adaptive strategy, dan entreprenurial
strategy, dan untuk kinerja UKM dibentuk dengan tiga dimensi yaitu peningkatan
penjualan, peningkatan asset dan probabilitas usaha.
Karakteristik pemilik diperlukan pada saat perusahaan ingin mengalami
pertumbuhan namun karakteristik perusahaan dan sifat perencanaan strategis dan
proses manajemennya juga penting (Khan & Idrees, 2015). Model siklus hidup
perusahaan yang menunjukkan bahwa sebuah perusahaan bergerak melalui berbagai
tahap berbasis sumber daya perusahaan dan orientasi usaha pemilik, karena
kompetensi strategis pemilik menjadi penentu perkembangan usaha.

Karakteristik pemilik yang dibentuk dapat mempengaruhi orientasi usaha


diantaranya (Sarwoko, 2008). :

1) Ambition;
2) Imagination;
3) Aggressiveness; dan
4) Self Confidence

Pemilik yang memiliki sifat ambisi untuk maju, memiliki daya pikir yang unik
untuk pengembangan produk dan usaha, memiliki sifat agresif dalam memenangkan
persaingan pasar serta memiliki kepercayaan yang tinggi akan dapat mengelola dan
mengembangkan usaha serta perbaikan kinerja keuangan usaha melalui peningkatan
aset atau laba hasil penjualan.

3. Manajemen keuangan pada UKM


Manajemen keuangan berkenaan dengan penciptaan dan pemeliharaan nilai
ekonomi atau kekayaan, serta keputusan untuk mengakumulasi dan meningkatkan
kekayaan bisnis (Salikin et al., 2014). Umumnya mencakup proses pengambilan
keputusan di beberapa bidang seperti menentukan sumber keuangan, kebijakan
dividen, keputusan investasi, dan pengelolaan modal kerja. Tidak ada perbedaan yang
besar antara mengelola keuangan usaha besar atau usaha kecil dan menengah, namun
usaha kecil dan menengah (UKM) hanya berurusan dengan penganggaran modal dan
keputusan modal kerja, mengingat UKM tidak membayar dividen (Agyei-mensah,

2011). Pengelolaan keuangan usaha besar lebih ketat dibandingkan dengan usaha kecil
dan menengah, karena sangat rendahnya UKM yang menerapkan alat pengelolaan
keuangan secara baik (Azhar, Osman, & Hoe, 2010). Paramasivan dan Subramanian
(2009) menyatakan bahwa segala jenis usaha bergantung pada keuangan, baik usaha
kecil maupun usaha besar untuk memebuhi aktivitas bisnisnya. Segala jenis usaha
memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan usaha, sehingga peningkatan
keuntungan atau peningkatan kinerja keuangan menjadi tujuan utama bagi pengusaha
maupun investor. Usaha besar maupun usaha kecil perlu pengelolaan keuangan yang
baik. Azhar, Osman dan Hoe (2010) menyatakan bahwa pengelolaan keuangan terdiri
dari enam komponen; Perencanaan dan pengendalian keuangan, akuntansi keuangan,
analisis keuangan, akuntansi manajemen, penganggaran modal dan pengelolaan modal
kerja.
Usaha kecil dan menengah (UKM) sebagian besar mengalami kendala dalam
pengelolaan keuangan. Penelitian Agyei-mensah (2011) menyimpulkan bahwa
kemampuan dana dan akuntan eksternal merupakan faktor yang paling dominan dalam
mempengaruhi penerapan keuangan pada UKM. UKM masih memandang biaya tinggi
untuk menggaji staf akuntansi yang menyebabkan sebagian besar tidak memiliki
laporan keuangan yang baik. Hal ini menjadi salah satu sebab usaha mengalami
kegagalan karena tidak mampu mencapai tujuan keuangan (Altman, Sabato, & Wilson,
2010). Quantananda dan Haryadi (2015) mengukur kinerja usaha dengan tiga aspek
yaitu:
1) Aspek Keuangan (profit dan aset);
2) Aspek sumber daya manusia (jumlah pegawai dan produktivitas pegawai melalui
jumlah volume produksi; dan
3) Aspek pemasaran (omset penjualan dan frekuensi terjadinya perubahan produk).
Penelitian Blackburn, Hart, dan Wainwright (2013) mengukur kinerja bisnis dengan
menggunakan perputaran, pertumbuhan tenaga kerja, dan tingkat keuntungan. Dalam
penelitian ini kinerja keuangan UKM diukur dengan peningkatan pendapatan,
peningkatan laba, dan peningkatan aset yang dimiliki dalam empat tahun terakhir
Faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan UKM adalah orientasi usaha yang
diteliti oleh Lukiastuti (2012) dan Pangeran (2012). Faktor lain yang mempengaruhi
kinerja keuangan UKM dalam penelitian ini adalah karakteristik pemilik (Zoysa &
Herath, 2007), hubungan dengan pelanggan (Aka et al., 2016), dan komitmen perilaku
(Lukiastuti, 2012).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitaitif. Menurut Nazir (1988), metode
deskriptif adalah metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran atau peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan, mengambarkan, atau melukisan secara sistematis, akurat dan
faktual mengenai fakta-fakta hubungan peristiwa yang diteliti. Penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang fokus pada peristiwa yang dialami masyarakat sosial. Peneliti dapat
menggunakan pandangan dari informan sebagai gambaran untuk mendapatkan hasil
penelitian pada penelitian ini.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada November - Desember 2019 dan dilakukan di
rumah makan Kota Palembang.

3.3 Metode Pengumpulan

Data Jenis data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer
adalah data yang diperoleh dari sumber aslinya, dapat dilakukan dengan wawancara, jajak
pendapat dengan informan, ataupun observasi dari suatu obyek atau peristiwa. Data pada
penelitian ini yaitu informasi akuntansi rumah makan dan kinerja rumah makan tersebut.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara. Menurut Koentjaraningrat,
wawancara merupakan cara untuk mendapatkan informasi terhadap tugas tertentu secara
lisan dan langsung kepada informan. Wawancara akan dilakukan kepada beberapa rumah
makan yang sudah berjalan 3 tahun. Informasi untuk pengumpulan data mengenai informasi
akuntansi adalah indikator dasar dari informasi operasi, informasi akuntansi manajemen,
informasi dan akuntansi keuangan. Informasi dasar tersebut adalah mengenai penjualan,
biaya, dan aset. Pertumbuhan kinerja UMKM pada penelitian ini diambil dari informasi
peningkatan penjualan, penurunan biaya, dan penambahan aset. Maka untuk pengumpulan
informasi tersebut, dikembangkan pertanyaan yang berisikan mengenai:
a. Identitas informan, berisikan jenis kelamin, umur, dan pendidikan pemilik UMKM. Dari
pertanyaan ini dapat menginformasikan latar belakang pemilik usaha, yang akan
dihubungkan dengan pengetahuan mengenai informasi akuntansi yang pemilik UMKM
miliki.
b. Informasi UMKM, berisikan jenis, kepemilikan, dan durasi berdiri UMKM. Dari informasi
ini dapat menginformasikan latar belakang UMKM, yang akan dihubungkan dengan
informasi akuntansi UMKM yang dimiliki.
c. Informasi akuntansi, berisikan bagaimana cara pemilik melakukan pencatatan akuntansi,
penyimpanan dokumen akuntansi, menghasilkan laporan akuntansi, serta keputusan
apa saja yang bisa diambil dari adanya informasi akuntansi. Dari informasi ini dapat
menginformasikan proses keuangan yang dimiliki oleh UMKM dan peran informasi
tersebut dalam pengambilan keputusan di UMKM.
d. Pertumbuhan Kinerja UMKM, berisikan gambaran mengenai peningkatan dan
penurunan penjualan, biaya, serta aset pada UMKM. Selain itu juga berisikan cara
pemilik mengambil keputusan dan tolak ukur dalam penilaian kinerja UMKM. Dari
informasi ini dapat menginformasikan kinerja UMKM melalui penjualan, biaya, dan aset,
serta bagaimana peran informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan dan tolak
ukur kinerja UMKM.
e. Pertanyaan Penutup, berisikan pertanyaan komperhensif mengenai peran informasi
akuntansi dalam pertumbuhan kinerja UMKM yang dimiliki. Dari informasi ini dapat
menginformasikan bagaimana peran yang dimiliki informasi akuntansi terhadap
pertumbuhan kinerja UMKM.

3.4 Populasi & Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2014:80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek penelitian yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentuyang sudah
ditetapkan oleh peneliti dan akan dipelajari serta ditarik kesimpulannya. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM yang bergerak di bidang kuliner rumah
makan Kota Palembang.
3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2014:81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang terdapat pada populasi. Metode yang dilakukan dalam pemilihan sampel adalah
purposive sampling method. Menurut Arikunto (2006) purposive sampling method
adalah metode untuk pengambilan sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah
atau strata, melainkan berdasarkan pertimbangan yang berfokus pada tujuan atau
kriteria tertentu. Kriteria yang ditetapkan dalam pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah rumah makan yang sudah bergerak selama 3 tahun, memiliki karyawan
lebih dari 8 orang, dan akan diklasifikasikan untuk mewakili masing-masing usaha
mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.

3.5 Metode Analisis Data

Menurut miles dan Huberman, kegiatan analisis data pada penelitian kualitatif terdiri dari
tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan sebagai sesuatu yang saling jalin menjalin merupakan proses siklus
dan interaksi pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk
sejajar yang membangun wawasan umum yang disebut “analisis” (Ulber Silalahi, 2009:
339).

Berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti:

a. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,


mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian
rupa sehingga kesimpulankesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverivikasi.
Kegiatan reduksi data berlangsung terus-menerus, terutama selama proyek yang
berorientasi kualitatif berlangsung atau selama pengumpulan data. Selama
pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi, yaitu membuat ringkasan,
mengkode, menelusuri tema, membuat gugusgugus, membuat partisi, dan menulis
memo.
b. Penyajian data merupakan kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga
memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif:
1) Teks naratif: berbentuk catatan lapangan
2) Matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih,
sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah
kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali.
c. Penarikan kesimpulan. Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus-
menerus selama berada di lapangan. Kesimpulan-kesimpulan itu juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung, dengan cara:
1. Memikir ulang selama penulisan.
2. Tinjauan ulang catatan lapangan
3. Tinjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat untuk
mengembangkan kesepakatan intersubyektif.
4. Upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam
seperangkat data yang lain.

3.6 Operasionalisasi Variabel

3.6.1 Variabel Independent

a. Definisi Konseptual
Menurut (Sugiyono, 2007:33) adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau
terpengaruhnya variabel dependen.

b. Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah insentif (X1) adalah adalah karakteristik
pada seseorang pemiliki UMKM yang dapat mempengaruhi Kinerja keuangan
suatu UMKM tersebut.
3.6.2 Variabel Dependen

a. Definisi Konseptual

Menurut (Sugiyono, 2007:33) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh


variabel independent.

b. Variabel Operasional

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja (Y) yaitu hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. Indikator kinerja adalah sebagai
berikut:

1. Karakteristik pemilik

2. Kinerja Keuangan

3.7 Skala Pengukuran

Untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan insentif dan kinerja digunakan
instrument berupa kuisioner dengan pengukuran mengunakan skala likert yang mempunya
lima tingkatan yang merupakan skala jenis ordinal. Dengan menggunakan dua instrument
insentif dan kinerja yang kemuidan dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan atau
parameter yang akan diukur.

Sangat Setuju (SS) = skor 5

Setuju (S) = skor 4

Netral (N) = skor 3

Tidak Setuju (TS) = skor 2

Sangat Tidak Setuju = skor 1


3.8. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuisioner, yaitu daftar
pertanyaan yang diberikan pada karyawan. Kuisioner tersebut harus diuji validitas dan
reabilitasnya terlebih dahulu.

1. Validitas instrumen penelitian


Uji validitas digunakan untuk menunjukan ukuran yang benar-benar mengukur
apa yang hendak diukur. ( Sunyoto, 2007 : 106). Dasar pengambilan keputusan
adalah :

a. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau pertanyaan tersebut valid.
b. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau pertanyaan tersebut tidak valid.
2. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengukuran mempunyai
kehandalan dalam mengukur. Dalam hal ini bila Reliability coefficient (alpha)
nilainya > 0,60 maka variabel dan butir pertanyaan yang diukur dapat dipercaya
atau diandalkan. (Sunyoto, 2007 : 107)

3.9. Teknik Analisis Data

Analisis regresi sederhana adalah persamaan regresi yang menggambarkan dan


menjelaskan pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat, dimana hubungan
keduanya dapat digambarkan sebagai suatu garis lurus. ( Puspowarsito, 2008 : 49-50 )

Rumus persamaan regresinya adalah : Y =a + bX + e

Keterangan :

Y : Variabel Kinerja e : variabel lain yang tidak diteliti

X : Variabel insentif b : Koefisien regresi

a : Konstanta

Anda mungkin juga menyukai