Anda di halaman 1dari 21

FAKTOR-FAKTOR PENENTU NILAI KREDIT USAHA RAKYAT

PADA PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN PANGKATAN


KABUPATEN LABUHANBATU PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh:

Hidayah Fadli (S422202006)

1. Prof. Dr. Yunastiti Purwaningsih, M.P


(Pembimbing I)

2. Malik Cahyadin, S.E., M.Si., Ph.D. (Pembimbing


II)
Bab I

LATAR BELAKANG
Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit
terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di
daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa,
Kalimantan, dan Sulawesi. Industri sawit masih
tetap menjadi andalan kinerja neraca perdagangan Menurut data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit
nasional. Hal ini tergambar dari kontribusinya Indonesia (Gapki, 2018) Indonesia sempat tercatat sebagai
yang mencapai 13,50% terhadap ekspor nonmigas produsen utama dunia dengan menduduki peringkat pertama
dengan produksi mencapai 47,38 juta ton saat moratorium
dan menyumbang 3,50% bagi PDB Indonesia diterapkan pada 2018. Lapangan pekerjaan yang dapat
(Pitriani, 2019). disediakan dari sub sektor perkebunan kelapa sawit di
Indonesia berpotensi mencapai lebih dari 6 juta lapangan
kerja, sehingga menjadi salah satu jalan untuk mengentaskan
masalah kemiskinan di masyarakat (Sudradjat 2020).
LATAR BELAKANG
Berdasarkan data Kementerian Pertanian RI
(2022), luas perkebunan kelapa sawit Indonesia
meningkat dari sekitar 294,5 ribu Ha pada tahun
1980 menjadi sekitar 15,1 juta Ha pada tahun
2021. Demikian juga dengan volume produksi
CPO meningkat dari 721,2 ribu ton menjadi 49,7
juta ton pada periode yang sama. Selengkapnya
dapat dilihat di Gambar 1.1.
LATAR BELAKANG
Pangsa perkebunan kelapa sawit rakyat meningkat
dari hanya sekitar 2% menjadi 40%. Pangsa
perkebunan kelapa sawit swasta juga meningkat
dari 30% menjadi 56%. Sementara itu, meskipun
luas perkebunan kelapa sawit negara secara
absolut meningkat, namun pangsanya menurun
dari 68% menjadi 4%. Secara rinci dapat dilihat di
Gambar 1.2.
MASALAH PETANI
1. Petani seringkali dihadapkan pada
ketidakmampuan untuk membiayai usahataninya
dari modal sendiri

2. Ketidakmampuan petani mengakses bantuan


modal yang telah diupayakan pemerintah.

Kendala tersebut menyebabkan masih rendahnya


aksesibilitas petani terhadap sumber pembiayaan
formal dan program kredit.
KUR PERTANIAN
Skema pembiayaan/ kredit tanpa agunan bagi para
petani yang usahanya dinilai layak. Pemerintah
mengeluarkan KUR Pertanian untuk memberikan
pinjaman kepada para petani. Berdasarkan data
sampai akhir 2021, pemerintah sudah menyalurkan
KUR Pertanian sebesar Rp 56,3 triliun.
(Kementerian Pertanian, 2021)
RUMUSAN MASALAH
Apakah faktor ekonomi (suku bunga dan pendapatan petani),
dan faktor non-ekonomi (administrasi/pelayanan,
lingkungan/rekomendasi dan jangka waktu angsuran) dalam
menentukan nilai Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian yang
diambil oleh petani kelapa sawit di Kecamatan Pangkatan
Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara?
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis faktor ekonomi (suku bunga dan pendapatan
petani), dan faktor non-ekonomi (administrasi/pelayanan,
lingkungan/rekomendasi dan jangka waktu angsuran) dalam
menentukan nilai Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian yang
diambil oleh petani kelapa sawit di Kecamatan Pangkatan
Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi secara teoritis diantaranya:
a. Hasil dari penelitian ini mampu memberikan sumbangsih informasi mengenai faktor-faktor penentu
nilai Kredit Usaha Rrakyat (KUR) Pertanian yang diambil petani kelapa sawit di Kecamatan Pangkatan
Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara.
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi literatur ilmiah dalam bidang ekonomi dan bahan penunjang
penelitian lebih lanjut.
Manfaat Praktis
Bagi mahasiswa atau akademisi, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi
kepustakaan atau referensi perbandingan objek penelitian, terkhususnya pada studi yang membahas
seputar program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian.
Bagi penulis atau peneliti, sebagai pelaksanaan tugas akademik memperoleh gelar Magister Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret
Bab II
PENGERTIAN
KREDIT
Pengertian kredit dalam buku Seri Manajemen Bank No. 5 (1997) adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan

UNSUR KREDIT
Kepercayaan, Kesepakatan, Jangka Waktu, Risiko, Balas Jasa
Bab II
JENIS-JENIS KREDIT
Dilihat dari segi kegunaan
• Kredit investasi (investment credit)
• Kredit modal kerja (working capital credit)

Dilihat dari segi tujuan kredit


• Kredit produktif(productive credit)
• Kredit konsumtif (consumtive credit)
• Kredit perdagangan (trade credit)

Dilihat dari segi jangka waktu


• Jangka pendek
• Jangka Menengah
• Jangka Panjang
Bab II
MEKANISME PENYALURAN KREDIT
USAHA RAKYAT
KERANGKA BERFIKIR Bab II
Bab II
KERANGKA BERFIKIR
1.Pengaruh Suku Bunga terhadap Kredit
Pengaruh suku bunga terhadap kredit telah dilakukan oleh Wulandari (2012) dan Marchellah et al. (2023). Hasil
penelitian menunjukkan suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan (Wulandari, 2012), suku bunga berpengaruh
positif dan signifikan (Marchellah et al., 2023).

2.Pengaruh Pendapatan terhadap Kredit


Pengaruh pendapatan terhadap kredit telah dilakukan oleh Fitri & Anggraeni (2018). Hasil penelitian menunjukkan
pendapatan berpengaruh positif dan signifikan (Fitri & Anggraeni, 2018).

3.Pengaruh Administrasi/Pelayanan terhadap Kredit


Pengaruh administrasi/pelayanan terhadap kredit telah dilakukan oleh Rachmawati (2012), Suryanto (2019), Pratiwi et
al. (2023) dan Anjani & Purnamasari (2023). Hasil penelitian menunjukkan administrasi/pelayanan berpengaruh positif
dan signifikan (Rachmawati, 2012), (Suryanto, 2019), (Pratiwi et al., 2023) dan (Anjani & Purnamasari, 2023).
Bab II
KERANGKA BERFIKIR
4.Pengaruh Lingkungan/Rekomendasi terhadap Kredit
Pengaruh lingkungan/rekomendasi terhadap kredit telah dilakukan oleh Nurdini & Kosasih (2022). Hasil penelitian
menunjukkan lingkungan/rekomendasi berpengaruh positif dan signifikan (Nurdini & Kosasih, 2022).

5.Pengaruh Jangka Waktu Angsuran terhadap Kredit


Pengaruh jangka waktu angsuran terhadap kredit telah dilakukan oleh Sari (2020). Hasil penelitian menunjukkan jangka
waktu angsuran berpengaruh positif dan signifikan (Sari, 2020).
Bab II

HIPOTESIS PENELITIAN
1. Suku bunga diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai KUR Pertanian.
2. Pendapatan petani diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai KUR Pertanian.
3. Administrasi/pelayanan diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai KUR Pertanian.
4. Lingkungan/rekomendasi diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai KUR Pertanian.
5. Jangka waktu angsuran diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai KUR Pertanian.
Bab III
RUANG LINGKUP
PENELITIAN
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor penentu nilai Kredit Usaha
Rakyat (KUR) Pertanian pada petani kelapa sawit menggunakan
regresi linier berganda. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utaran yang
memiliki 6 desa yaitu: Desa Sennah, Desa Pangkatan, Desa Kampung
Padang, Desa Tanjung Harapan, Desa Tebing Tinggi Pangkatan, dan
Desa Sidorukun. Alasan pemilihan lokasi adalah kecamatan ini
menjadi salah satu kecamatan dengan produksi kelapa sawit terbesar
di Kabupaten Labuhanbatu.
PROSEDUR PENENTUAN
RESPONDEN
Adalah para petani kelapa sawit di Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu
Provinsi Sumatera Utara. Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak
140 petani. Kriteria yang digunakan sebagai syarat untuk menentukan responden
yaitu

1. Memiliki luas lahan kelapa sawit lebih dari atau sama dengan 2 ha (≥ 2 ha).
2. Memiliki lahan pertanian yang produktif
3. Minimal kegiatan pertanian telah berjalan 6 bulan
4. Memiliki administrasi yang lengkap seperti KTP, Kartu Keluarga dan Surat
Tanah atau Surat Ijin Usaha
5. Usia minimal 21 tahun dan maksimal 60 tahun

SUMBER DATA
Data Primer : Kuesioner
Data Sekunder : Buku, Jurnal, Website
Bab III

DEFINISI
OPERASIONAL
Bab III

DEFINISI
OPERASIONAL
Bab III
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner, juga dikenal sebagai angket, yang diberikan kepada responden
serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab.
METODE ANALISIS
SKALA PENGUKURAN DATA
Metode analisis data menggunakan Statistik Deskriptif,
VARIABEL Uji Kualitas Data, Uji Asumsi Klasik, dan Uji Hipotesis
Skala likert sebagai salah satu jenis skala pengukuran yang digunakan
dalam riset sosial dan pendidikan untuk mengukur tingkat persetujuan
atau ketidaktertarikan responden terhadap pernyataan tertentu.
Ada lima (lima) opsi untuk memberikan skor dengan nilai:
Sangat Setuju (SS) = 5 Tidak Setuju (TS) =2
Setuju (S) = 4 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Kurang Setuju (KS) = 3

Anda mungkin juga menyukai