1
LEMBAR PENGESAHAN
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN 2
DAFTAR ISI 3
RINGKASAN 4
BAB I. PENDAHULUAN 5
1.1. Analisis Situasi 5
1.2. Permasalahan Mitra dan Penentuan Prioritas Masalah 6
DAFTAR PUSTAKA 22
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN 23
Lampiran 1. Biodata Ketua Peneliti dan Anggota Tim Pengusul (1 ) dan (2)
Lampiran 2. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada kedua mitra.
Lampiran 3. Peta Lokasi Wilayah.
Lampiran 4. Pernyataan Kesediaan Mitra (1), (2) dan (3).
Lampiran 5.Foto-foto kegiatan survey awal dan wawancara dengan Mitra (1) dan (2)
3
RINGKASAN
Oleh:
Immas Nurhayati dan Titing Suharti
Peternakan merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki potensi untuk
terus dikembangkan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat. usaha
peternakan sapi perah merupakan salah satu subsektor usaha di bidang pertanian yang
berperan besar dalam menopang perekonomian nasional dan sebagai penyedia lapangan
kerja. Jawa Barat saat ini merupakan salah satu sentra budidaya sapi perah yang penting di
Indonesia, memberikan kontribusi terhadap penghematan devisa impor susu yang sangat
besar. Sub sektor peternakan mampu tumbuh dengan cepat karena didukung oleh
perkembangan industri pengolahan komoditi yang dihasilkan.
Salah satu komoditi yang dihasilkan dari subsektor peternakan adalah susu yang
memiliki kandungan protein dan asam amino esensial yang penting bagi kesehatan tubuh.
Skala usaha ternak ini kurang ekonomis karena keuntungan yang diperoleh dari hasil
penjualan susu hanya cukup untuk memenuhi sebagian kebutuhan hidup. Oleh karena itu,
dari sisi produksi maka kepemilikan sapi perah setiap peternak masih perlu ditingkatkan
melalui pengembangan produk susu olahan.
Perkembangan usaha ternak sapi dalam kualitas maupun kuantitas dibarengi dengan
bertambahnya susu sapi yang dihasilkan. Meningkatnya kuantitas susu sapi diiringi dengan
semakin sulitnya mendistribusikan susu sapi secepat mungkin agar terhindar dari susu
kadaluwarsa yang tidak lagi dapat dikonsumsi. Inilah tantangan nyata yang dihadapi
peternak terutama dalam mendistribusikan susu sapi. Apa yang telah berjalan selama ini,
dengan memasarkan susu sapi murni secara langsung ke beberapa konsumen dirasakan tidak
memberikan manfaat/nilai tambah bagi pengembangan usahanya.
Solusi yang ditawarkan terhadap masalah tersebut adalah melakukan pengembangan
usaha dengan mengolah kembali susu sapi menjadi produk susu olahan yang memiliki value
added atau nilai tambah yang lebih tinggi. Inovasi ini diharapkan akan dapat memberikan
peluang perolehan pendapatan yang lebih pasti, membuka lapangan kerja baru dan
kesinambungan usaha yang lebih terjamin (analisis value added sebagaimana hasil
perhitungan yang terdapat pada lampiran 2).
Pada periode pengembangan usaha, beberapa pengusaha produksi susu olahan
menghadapi kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi seiring perkembangan
permintaan pasar karena keterbatasan permodalan. Untuk mengantisipasi dan mengatasi hal
tersebut, adanya pelatihan penyusunan proposal pembiayaan yang bankable sangat
diharapkan. Pada kesempatan IbM ini, kami akan melibatkan pihak perbankan dalam
memberikan pelatihan dan pengarahan pengelolaan asset usaha agar pengelolaan dana
dilakukan secara proporsional.
Kata Kunci : Susu Sapi Perah, Pengembangan Susu Olahan, Pelatihan Penyusunan
Proposal yang Bankable
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
berperan besar dalam menopang perekonomian nasional dan sebagai penyedia lapangan
kerja.
Tingkat mengkonsumsi susu masyarakat Indonesia masih tergolong rendah
dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Rata-rata konsumsi susu masyarakat
Indonesia pada tahun 2008 sebesar 7,7 per liter perkapita pertahun, pada tahun 2010
mengalami peningkatan sebesar 11,7 per liter perkapita pertahun dan pada tahun 2011
menjadi sebesar 12,1 perliter perkapita pertahun. Namun, angka tersebut masih menjadi yang
terendah dari negara-negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan bahkan
Vietnam, konsumsi susu pertahun kini sudah mencapai lebih dari 15 liter perkapita pertahun
(Indocommercial, 2011). Sementara itu, hingga bulan Juli 2011 produksi susu nasional
diperkirakan turun hingga 100 ton per hari. Penurunan produksi terbesar karena dampak
cuaca ekstrem (Kompas, Juli 2011). Besar peran pemerintah untuk mengkampanyekan
mengkonsumsi susu. Upaya tersebut terkait kesadaran pemerintah terhadap pentingnya susu
bernutrisi tinggi bagi tubuh dalam peningkatan kesehatan dan kecerdasan rakyat, terutama
generasi muda. Berdasarkan data yang diperoleh, Indonesia berada di peringkat 111 dari 182
negara dalam Indeks Pengembangan Manusia. Di mana salah satu penyebab peringkat bawah
Indonesia ialah fakta bahwa Indonesia masih menghadapi banyak masalah di sektor
kesehatan, terutama terkait dengan kekurangan gizi (www.republika.co.id).
Susu dihasilkan dari pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan
unta.bagi Susu berperan sebagai asupan penting untuk kesehatan, kecerdasan, dan
pertumbuhan, khususnya anak-anak. Komponen penting dalam air susu adalah protein,
lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang
bermanfaat bagi kesehatan sebagai probiotik.
Susu mudah terkontaminasi oleh bakteri patogen dari lingkungan, peralatan perah, atau
dari sapi Walaupun kondisi susu masih segar dan berasal dari sapi sehat tetapi tidak
menjamin aman dikonsumsi.. Namun demikian, susu yang telah mengalami pasteurisasi,
sterilisasi atau pemanasan pada suhu tinggi merupakan susu yang aman untuk dikonsumsi.
Mikroba yang mencemari susu tumbuh dengan baik bila lingkungan sekitarnya mendukung
seperti keadaan anaerob, suhu dan kelembaban tinggi dan kandungan laktosa yang tinggi.
Susu harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan, karena susu merupakan
media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Susu juga mudah rusak bila penanganannya
kurang baik, sehingga mempunyai masa simpan relatif singkat. Untuk mengatasi masalah
keterbatasan masa simpan susu yang relatif singkat dan upaya memperpanjang masa simpan
tersebut, langkah yang paling tepat adalah dengan mengawetkan susu. Untuk itu, dibutuhkan
6
suatu proses penanganan dan pengolahan susu yang baik sehingga dihasilkan produk hasil
olahan susu murni yang memiliki value added bagi produsen susu khususnya dan masyarakat
luas pada umumnya. Produk susu olahan diantaranya adalah susu bubuk, susu kental manis,
susu pasteurisasi, yoghurt dan makanan lainnya yang menggunakan susu sebagai bahan
bakunya seperti keju dan mentega.
Yoghurt merupakan salah satu hasil olahan dari susu yang sangat diminati oleh
masyarakat karena memiliki citarasa yang khas, tekstur yang lembut dan memiliki manfaat
untuk kesehatan tubuh. Salah satu keunggulan yoghurt dibandingkan dengan susu segar
adalah kandungan bakteri probiotik pada yoghurt yang dapat membantu melancarakan
pencernaan manusia, begitupun dengan susu pasteurisasi yang memiliki cita rasa yang
beraneka ragam sesuai selera konsumsi masyarakat. Baik yogurt maupun susu pasteurisasi
keduanya memiliki masa simpan yang lebih lama. Dengan demikian pengembangan susu
murni menjadi beberapa produk susu olahan akan dapat menjadi peluang usaha baru atau
sumber keuntungan baru, sebagai pelengkap usaha sapi perah yang dilakukan peternak
selama ini.
Usaha ternak sapi perah yang selama ini dijalankan oleh Mitra (1), telah berlangsung
cukup lama, dengan tingkat capaian yang cukup baik sehingga mampu menopang kehidupan
keluarga. Peternak selalu berupaya untuk menambah kuantitas dan kualitas ternak dan susu
murni yang dihasilkan. Perkembangan usaha ternak sapi dalam kualitas maupun kuantitas
yang diiringi dengan bertambahnya susu sapi bukan tanpa tantangan. Tekanan terhadap
kondisi usaha dirasakan semakin tinggi, sehubungan dengan makin sulitnya mendapatkan
calon pembeli susu sapi. Peternak harus mencari cara bagaimana mendistribusikan susu sapi
yang dihasilkan secepat mungkin sehingga terhindar dari susu kadaluwarsa yang tidak lagi
dapat dikonsumsi. Inilah tantangan nyata yang dihadapi terutama dalam kegiatan pemasaran.
Apa yang telah berjalan selama ini, dengan memasarkan susu sapi murni secara langsung ke
beberapa konsumen dirasakan tidak memberikan manfaat/nilai tambah bagi pengembangan
usahanya.
Kesulitan dalam memasarkan susu hasil perahan mendorong Mitra (1) untuk
mengembangkan usahanya terutama dalam mengolah kembali susu sapi menjadi produk
susu olahan yang memiliki value added atau nilai tambah yang lebih tinggi. Mitra (1)
sangat berminat dan mau bekerjasama dalam mengembangkan usahanya tersebut yang akan
memberikan peluang perolehan pendapatan yang lebih pasti dan kesinambungan usaha yang
lebih terjamin.
7
Mitra (2) telah melakukan usaha produksi susu yogurt dan pasteurisasi dan
memasarkannya ke beberapa wilayah. Dalam beberapa periode, usaha ini berhasil dijalankan
dan memberikan keuntungan usaha yang cukup tinggi. Pada periode pengembangan usaha
berikutnya, ketika Mitra (2) mencoba memperluas skala usaha dengan menambah asset tetap
seperti tanah, bangunan dan kendaraan, selanjutnya usaha produksi yogurt dan susu
pasteurisasi tidak menghasilkan keuntungan yang baik, bahkan memiliki keterbatasan dalam
meningkatkan jumlah produksi seiring perkembangan permintaan pasar. Memperhatikan
perkembangan permintaan susu yang sangat tinggi, mendorong minat Mitra (2) untuk
bekerjasama dengan Mitra (1) yang selama ini menjadi supplier raw material (susu sapi
murni) untuk bersama-sama turut berperan serta dalam memproduksi susu olahan dalam
rangka memenuhi peningkatan permintaan pasar. Akibat adanya kesulitan dalam
permodalan, Mitra (2) sangat menginginkan tambahan pengetahuan tentang manajemen
keuangan (pengeloaan kas) dan akses permodalan eksternal. Oleh karena itu adanya
pelatihan penyusunan proposal pembiayaan yang bankable sangat diharapkan.
Mitra (3) adalah pihak perbankan yang telah lama menjalin kerjasama dengan
Universitas Ibn Khaldun Bogor dalam berbagai hal seperti pelayanan system pembayaran
mahasiswa secara online, pembayaran gaji pegawai melalui payroll, magang mahasiswa dll.
Pada kesempatan IbM ini, kami akan melibatkan pihak perbankan dalam memberikan
pelatihan dan pengarahan pengelolaan asset usaha agar pengelolaan dana dilakukan secara
proporsional.
8
kurang baik, sehingga mempunyai masa simpan relatif singkat, oleh karena itu dibutuhkan
langkah yang paling tepat untuk memperpanjang masa simpan dan mengawetkan susu
melalui proses pengolahan. Rendahnya kualitas susu yang dihasilkan oleh peternakan rakyat
diantaranya merupakan akibat sistem manajemen pemerahan dan penanganan susu yang
belum sesuai standar sehingga berimbas pada susu peternak yang penetapan harga susu yang
relatif rendah. Untuk itu aspek penanganan pascapanen yang perlu diperhatikan yaitu
kebersihan kandang, sanitasi dan hygiene pemerahan
Susu selain dapat dikonsumsi secara langsung dalam bentuk susu segar, dapat pula
diolah terlebih dahulu menjadi susu olahan. Konsumsi masyarakat terhadap susu olahan lebih
banyak dibandingkan dengan konsumsi susu segar. Pengolahan susu tidak saja dilakukan oleh
perusahaan manufacture pengolahan susu, juga industri rumah tangga. Pengolahan susu oleh
industri rumah tangga dapat memberikan nilai tambah yang besar bagi usaha sapi perah
rakyat. Beberapa bentuk olahan susu yang akan dipraktekkan dalam kegiatan ini adalah
membuat susu fermentasi seperti yoghurt susu flavored. Manfaat susu fermentasi (yoghurt)
antara lain mengurangi lactose intolerance yaitu gangguan pencernaan (diare, kembung, kram
perut). Susu fermentasi juga mengandung L(+) asam laktat yang secara fisiologis lebih
mudah dicerna dan memiliki rasa yang disukai oleh konsumen. Proses pembuatan Yoghurt
sebagaimana terdapat pada gambar 1.
Gambar 1
Yoghurt
9
Susu dengan total solid 11-12% dipanaskan pada suhu 90oC sampai volumenya
mencapai 2/3 dari volume semula, kemudian didinginkan pada suhu 45 oC. Starter yoghurt
diinokulasikan sebanyak 2-5% dengan perbandingan 1:1 antara L.bulgaricus dan S.
thermophilus, lalu diinkubasi pada suhu 45oC selama 4-6 jam. Yoghurt siap dikonsumsi
langsung dengan atau tanpa penambahan gula, perisa dan buah-buahan, atau disimpan dalam
refrigerator atau freezer menjadi es yoghurt. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan
yoghurt diantaranya susu segar, starter yoghurt (Streptococcus thermophillus, Lactobacillus
bulgaricus), gula pasir, perisa. Adapun peralatan yang digunakan diantaranya panci,
termometer, kompor, wadah.
B. Aspek Manajemen
Setiap badan usaha berupaya mencapai kemajuan yang pesat sehingga memperoleh
kemakmuran bagi semua karyawan. Tujuan tersebut dapat diicapai diantaranya dengan
menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik. Aspek manajemen yang dimaksud
adalah adanya perencanaan (planning), pengarahan (actuating), pengorganisasian
(organizing) dan pengawasan (controlling) dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumberdaya lain (Robbin dan
Coulter, 2005).
10
BAB II
TUJUAN TARGET DAN LUARAN
Kegiatan IbM ini bertujuan untuk menganalisis nilai tambah (value added) dan strategi
pengembangan agroindustri olahan susu serta aspek pembiayaan usaha di Kota Bogor.
Melalui upaya meningkatkan kemampuan peternak dalam melakukan diversifikasi
usaha yaitu dengan mengolah susu sapi murni yang memiliki masa hidup yang relatif
pendek dengan mengolahnya kembali menjadi susu olahan (yoghurt dan susu
berflavoured) diharapkan dapat meningkatkan pendapatan real peternak serta
meningkatkan kesejahteraannya. Pengembangan usaha diharapkan dapat memberikan
nilai tambah (value added) dalam penyediaan lapangan kerja bagi para pencari kerja di
wilayah binaan yang mayoritas adalah masyarakat putus sekolah yang tidak memiliki
keahlian dan sulit terserap pasar kerja.
Tujuan lain yang diharapkan pada kegiatan IbM ini adalah menambah pengetahuan
peternak dalam mengelola usaha secara professional dan memperkenalkan sumber
pembiayaan usaha melalui kerjasama dengan pihak ketiga (dalam hal ini perbankan).
Dalam kegiatan IbM ini akan dilakukan pelatihan manajemen terdiri dari manajemen
usaha (manajemen keuangan, manajemen pengelolaan kas dan pembukuan) serta
pelatihan penyusunan proposal yang bankable.
Bila model pengelolaan/manajemen usaha peternakan dan produksi susu olahan
dapat dirumuskan, diharapkan model manajemen ini dapat direplikasikan secara lebih
luas ke peternak-peternak sekitar. Lebih jauh diharapkan dapat mengatasi kesulitan
pembiayaan usaha apabila kelak usaha ternak dan produksi susu olahan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan positif, sehingga sehingga mampu mendorong
pembangunan peternakan sapi perah untuk penghematan devisa impor susu yang
selama ini membutuhkan devisa yang sangat besar.
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Pelatihan
MITRA 1
Manajemen
Sapi untuk MITRA 2
dan Proposal
Pembibitan
yang Bankable
Sapi MITRA 3
Perah
Pelatihan
Membuka Pembuatan
Produksi Susu Susu Olahan
Lapangan Kerja
Murni
Pekerjaan
Produksi Profit
Susu Olahan
12
Keterangan Bentuk Bagan
: Mitra Program IbM : Kegiatan
13
g. Simulasi Pembungkusan (Packing) :
Bagian akhir dari proses produksi sebelum produk didinginkan dan dipasarkan adalah
melakukan pembungkusan susu olahan yang telah diproduksi.
h. Program Pemeliharaan :
Program pemeliharaan memperhatikan kondisi ternak dan susu murni yang dihasilkan serta
mempertahankan proses produksi yang bersih dan berkualitas baik sesuai dengan preferensi
pasar.
i. Pengendalian Kualitas :
Kualitas yang baik akan menjamin keberlangsungan usaha dengan tercapainya tujuan yang
diharapkan. Mutu yang sesuai dengan keinginan konsumen akan dapat mempertahankan
permintaan pelanggan terhadap produk yang ditawarkan bahkan dapat menarik pelanggan
baru. Dengan demikian dalam jangka panjang dapat menjamin kelangsungan hidup
perusahaan serta keuntungan yang diharapkan dapat tercapai.
j. Pengendalian biaya produksi
Untuk keberlangsungan usaha, biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan perlu
direncanakan dan dikendalikan, sehingga tidak terjadi penentuan harga pokok yang terlalu
tinggi yang akan berakibat buruk bagi ketersediaan bahan pemula.
k. Program Pemasaran :
Bidikan pasar yang tepat merupakan bagian penting menuju sukses usaha. Oleh karena itu
pengenalan karakteristik pasar menjadi penting untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
memasarkan produk.
l. Pencatatan, Pembukuan Usaha dan Evaluasi Usaha :
Keseluruhan kegiatan usaha, baik menyangkut aktivitas maupun cash flow harus selalu
tercatan dengan baik. Bagian ini merupakan bagian yang sulit dilakukan, karena pada
umumnya peternak tidak pernah melakukan pencatatan. Pencatatan dan pembukuan usaha
menjadi bagian penting untuk monitoring dan evaluasi usaha. Tanpa ada pencatatan dan
pembukuan monev usaha tidak dapat dilakukan dengan baik.
m. Pelatihan Penyusunan Proposal yang Bankable
Pelatihan penyusunan proposal pengajuan modal usaha yang sesuai dengan kriteria yang
ditentukan oleh perbankan (bankable), akan dilakukan sebagai bekal bagi para pelaku usaha
mikro dan kecil yang mengalami perkembangan usaha, tetapi di sisi lain tidak didukung oleh
kepemilikan modal sendiri. Untuk mengantisipasi dan mencari solusi atas permasalahan
tersebut, langkah berikutnya dalam program IbM ini adalah memberikan pelatihan
manajemen usaha dan penyusunan proposal pengajuan bantuan permodalan yang bankable.
14
Pelatihan akan diikuti oleh Mitra (1), Mitra (2), peternak lain di sekitar tempat pelatihan
(IbM) dan beberapa elemen masyarakat. Mitra (3) dan tim IbM merupakan pihak yang akan
menjadi pemateri dalam pelatihan ini. Hasil yang diharapkan melalui pelatihan ini adalah
agar peserta mengetahui dan mempunyai pemahaman yang sama tentang pentingnya
perubahan pola pikir masyarakat tentang pengelolaan suatu usaha yang berkelanjutan serta
mempunyai ketrampilan dalam menyusun/membuat suatu proposal kredit usaha yang tepat
untuk diajukan ke bank.
15
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
16
Kaji Tindak Teknologi Arang Aktif di daerah Caringin Kabupaten Bogor tahun
2003
Backstopping PKBM Titian Mandiri, PKBM Damai Mekar dan PKBM Al
Hasani tahun 2003 – 2004
Backstopping PKBM Titian Mandiri, PKBM Damai Mekar, PKBM Al Hasani,
PKBM Tiga Bina dan PKBM Jaya Sentosa tahun 2004 – 2005
Lifeskills Arang Kompos dari Limbah Sawmill, Pasar dan Pertanian tahun
2004 – 2005
Program Pemberdayaan Perempuan Melalui Beasiswa Kolase tahun 2007.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Jawa Barat di Kota Depok tahun 2012 –
2013 dengan Tema Bank Sampah.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Jawa Barat dengan Tema Pendidikan
Keaksaraan Fungsional dalam Rangka Peningkatan IPM keluarga di Kecamatan
Caringin Kabupaten Bogor tahun 2014.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Temaik Posdaya yang didanai oleh Yayasan
Damandiri tahun 2014.
c. Pengalaman Penelitian
Pelaksanaan Seminar hasil Penelitian dosen tahun 2013 dan 2014 (terlampir
dalam prosiding penelitian setiap tahun)
Pemenang Hibah Penelitian Dosen Pemula dengan Pembiayaan dari Direktorat
Pendidikan Tinggi melalui KOPERTIS Wilayah IV dengan Skema Hibah Dosen
Pemula sebanyak 3.
d. Jaringan / Mitra Kerjasama
Berbagai kerjasama telah dilakukan dan dikembangkan oleh LPPM-UIKA, baik
dengan Instansi Pemerintah, Perusahaan Swasta maupun dengan Lembaga-Lembaga
Internasiona lainnya, diantaranya dengan AP-4 IPB, CV. Citra Pangan Mandiri, CV.
Mitra Niaga Indonesia, Numo Collection, Batik Cibulan, Yayasan Rainasandra-
Jakarta, Thiraffi Brownies & Cakes, SMKN III Bogor, Dharma Wanita Pemda DKI,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah (pemda) Kota dan Kabupaten
Bogor, Pemda Kabupaten Cianjur, Pemda Kabupaten Bekasi, Bapedal-Jakarta,
BATAN, Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Departemen Pendidikan Nasional,
Departemen Tenaga Kerja, Departemen Agama, Swiss Contact serta Kementrian
17
Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Yayasan Damandiri dan Pemrintah Provinsi
Jawa Barat.
Tabel 1.
Kualifikasi Tim Pelaksana dan Tugas dalam Pelaksanaan Kegiatan
18
BAB 5
BIAYA DAN JADUAL KEGIATAN
Tabel 2.
Ringkasan Anggaran Program IbM
Tabel 3
Rincian Anggaran Program IbM
19
Peralatan Untuk Memeras Susu
a. Ember Susu 1 Lusin Rp 250.000 Rp 250.000
b. Milk Can 1 Unit Rp 500.000 Rp 500.000
c. Sprayer 1 Lusin Rp 250.000 Rp 250.000
d. Strip Cup 1 Lusin Rp 200.000 Rp 200.000
e. Desinfektan 5 Botol Rp 100.000 Rp 500.000
f. Kain Lap Ambing dan Kain
Saring 1 Lusin Rp 50.000 Rp 50.000
g. Sabun dan Sikat 5 Unit Rp 100.000 Rp 500.000
h. Ember Kain Kotor 1 Lusin Rp 200.000 Rp 200.000
i. Keranjang 1 Lusin Rp 200.000 Rp 200.000
j. Sarung Tangan 1 Lusin Rp 100.000 Rp 100.000
k. Sepatu Bot 5 Set Rp 200.000 Rp 1.000.000
l. Selang 20 Meter Rp 20.000 Rp 400.000
Peralatan untuk Membuat Yogurt
a. Kompor 2 Unit Rp 350.000 Rp 700.000
b. Panci Stainless 5 Unit Rp 50.000 Rp 250.000
c. pH meter/Kertas pH 1 Lusin Rp 200.000 Rp 200.000
d.Termometer 2 Unit Rp 300.000 Rp 600.000
e. Saringan Plastik 3 Unit Rp 50.000 Rp 150.000
f. Incubator 2 Unit Rp 250.000 Rp 500.000
g.Cup dan Plastik Segel 1 Lusin Rp 100.000 Rp 100.000
h.Pengaduk 5 Unit Rp 25.000 Rp 125.000
i. Gelas Ukur 3 Unit Rp 25.000 Rp 75.000
Bangunan
a. Sewa Gudang Penyimpanan
Alat (12m2) 1 Bulan Rp 500.000 Rp 500.000
b. Sewa Penyimpanan Hasil
Produksi (12m2) 1 Bullan Rp 500.000 Rp 500.000
SUB TOTAL BAHAN DAN
PERALATAN Rp 10.000.000
3 BIAYA PERJALANAN
Ketua Pelaksana 15 Kali Rp 100.000 Rp 1.500.000
Anggota Pelaksana 15 Kali Rp 100.000 Rp 1.500.000
Mahasiswa 15 Kali Rp 100.000 Rp 1.500.000
Administrasi dan Teknis 15 Kali Rp 100.000 Rp 1.500.000
Seminar Hasil 1 Kali Rp 500.000 Rp 500.000
SUB TOTAL BIAYA
PERJALANAN Rp 6.500.000 13
PUBLIKASI, PELAPORAN,
4 TRANSPORTASI PESERTA,
PENYULUHAN DLL
20
Laporan 20 Exp 100.000 2.000.000
Leaflet Bahan Penyuluhan 50 Exp 25.000 1.250.000
Booklet Bahan Penyuluhan 50 Exp 50.000 2.500.000
Banner 2 Exp 250.000 500.000
Publikasi Ilmiah 1 Kali 3.000.000 3.000.000
Penyuluhan dan Pelatihan (Snack
dan Makan Siang). 50 Orang kali 7 Kali 1.500.000 10.500.000
7 kali pelatihan
SUB TOTAL PUBLIKASI,
PELAPORAN,
Rp 19.750.000 39,5
TRANSPORTASI PESERTA,
PENYULUHAN DLL
Tabel 4
Jadwal Kegiatan
BULAN
No Aktivitas/Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Sosialisasi Program dan Penyusunan
Rencana kerja dan tindakan
2 Penyusunan Rencana Usaha
3 Penyuluhan dan Pelatihan
Manajemen, Prosedur Produksi dan
PemasaranSusu Olahan
4 Pelatihan Pembuatan Susu Olahan
5 Pelatihan Pengepakan
5 Proses produksi
6 Pelatihan Penyusunan Proposal
Pengajuan Pembiayaan yang Bankable
7 Manajemen pembukuan akuntansi
Pelaporan dan publikasi
21
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. (2011). Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit FE UI. Jakarta
Biro Pusat Statistik (BPS). (2012). Kontribusi Sektor/SubSektor Peternakan terhadap Produk
Domestik Bruto . http://www.bps.go.id/
Robbin, S.P. Robbin, S.P. and Coulter, M. (2005), Management, Upper Saddle River, Eight
Editions, New Jersey, Prentice Hall
Umar, H. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis
secara Komprehensif. PT. Gramedia, Jakarta.
www.republika.co.id
22
Lampiran 1 : Biodata Ketua dan Anggota IbM (Scanan)
23
24
25
26
27
Lampiran 2 : Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada kedua mitra.
28
dan merangsang pergerakan isi saluran pencernaan sehingga dapat menurunkan
konsentrasi prokarsinogen.
2. Analisis Value Added
Apabila diasumsikan dalam satu hari dapat memproduksi 2750 unit susu yoghurt dengan
menggunakan susu murni sebanyak 15 liter dengan harga perliternya Rp. 6.000 dan
bahan-bahan lainnya sebagaimana terdapat pada tabel 5, maka diperoleh harga pokok
produksinya adalah Rp. 135. Apabila harga jual perunit susu yoghurt Rp. 300 (dijual
kepada agen) maka keuntungan perunit yang diperoleh adalah Rp. 165. Keuntungan
perhari yang dihasilkan adalah Rp. 452.450 (Data berdasarkan hasil wawancara dengan
Mitra 2, foto terlampir).
Tabel 5
Perhitungan Harga Pokok produksi (HPP) dan Keuntungan
Harga
Bahan Used Satuan Jumlah
Perunit
Susu 15 Liter Rp 6.000 Rp 90.000
Gula 6 Kg Rp 13.500 Rp 81.000
Starter 1 Paket Rp 4.000 Rp 4.000
Plastik kecil 2750 Unit Rp 20.429 Rp 20.429
Plastik besar 275 Unit Rp 9.821 Rp 9.821
Pasta 2,75 Botol Rp 7.000 Rp 19.250
Air 2 Galon Rp 5.000 Rp 10.000
Upah 275 Rupiah Rp 400 Rp 110.000
Listrik 2750 Buah Rp 5 Rp 13.750
Label 275 Pack Rp 1 Rp 275
Pembersih 275 Pack Rp 50 Rp 13.750
Lain-lain 2,75 Pack Rp 100 Rp 275
Total Biaya produksi Rp 372.550
HPP Rp 135
Harga jual/unit Rp 300
Laba/unit Rp 165
Laba/produksi Rp 452.450
Jika peternak mengolah sendiri susu perah yang dihasilkan, maka selisih hasil penjualan yang
diperoleh adalah Rp. 735.000 sebagaimana terdapat pada tabel 6.
29
Tabel 6
Perbandingan Hasil Penjualan
Selain meningkatnya hasil penjualan dan keuntungan yang diperoleh, program pengolahan
susu yoghurt dan susu flavored juga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
30
Lampiran 3 : Peta Lokasi Wilayah
Lokasi Mitra 2
Lokasi Mitra 1
Lokasi Mitra 3
Keterangan:
Jarak lokasi mitra (1) , (2) dan (3) dengan lokasi kampus UIKA Bogor sejauh ± 2-3 KM,
dapat ditempuh kendaraan selama ± 30 menit.
31
Lampiran 4 : Surat Penyataan Kesediaan Kerjasama (Scan-an)
32
33
34
Lampiran 5 : Foto-foto kegiatan survey awal dan wawancara dengan Mitra (1) dan (2)
35
Wawancara dengan Mitra (2)
36