Anda di halaman 1dari 14

No Reg: 191220000026681

PROPOSAL
PENELITIAN TERAPAN PENGEMBANGAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA RI
TAHUN 2022

AKSELERASI KEUANGAN SYARIAH MENUJU SWASEMBADA KEDAULATAN


PANGAN INDONESIA

Disusun Oleh :

Ketua Tim : Syarifah Gustiawati Mukri (UIKA Bogor )


Anggota : Abrista Devi (UIKA Bogor)
Anggota: Yono (UIKA Bogor)

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM


DIREKTORAT JENDERALPENDIDIKAN ISLAM
KEMENTRIAN AGAMA RI
TAHUN 2022

 

No Reg: 191220000026681

PROPOSAL
PENELITIAN TERAPAN PENGEMBANGAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA RI
TAHUN 2022

AKSELERASI KEUANGAN SYARIAH MENUJU SWASEMBADA KEDAULATAN


PANGAN INDONESIA

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM


DIREKTORAT JENDERALPENDIDIKAN ISLAM
KEMENTRIAN AGAMA RI
TAHUN 2022

 

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam rangka mendukung program pemerintah melalui Nawa Cita, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) melalui program AKSI Pangan, melakukan upaya melakukan
sinergitas kepada beberapa instansi terkait, seperti perbankan, sektor pembiayaan,
asuransi, penjaminan dan kementrian perdagangan, serta kementrian pertanian dalam
rangka mengakselerasi inklusi keuangan, literasi dan sinergitas dalam membangun
pertanian dan produk pangan untuk mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia.
(https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/OJK-Luncurkan-Program-
AKSI-Pangan-Ak). Indonesia yang memiliki potensi lahan tanah yang subur, seharusnya
mampu mengelola lahan produktif tersebut utk kepentingan kesejahteraan penyediaan
pangan dan produk usaha pertanian lainnya. Ancaman terhadap pengaruh impor pangan
menjadi suatu keniscayaan jika pemerintah tidak mengantipasi laju impor bahan pangan
dan pertanian dari luar negri, yang akan mempengaruhi ketahanan pangan yang ada di
dalam negri. Pengalihan fungsi lahan pertanian yang mencapai 100 rb hektar
pertahunnya tidak sebanding dengan pemanfaatan lahan produktif yang terjadi hampir
setiap tahunnya. Saat ini yang paling terpenting adalah mengatasi kesenjangan antara
sektor permintaan dan sektor ketersediaan sumber daya alam, seperti produk pangan,
air dan lahan yang semakin langka. Pemerintah dengan program kedaulatan pangannya,
membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholder terkait, program AKSI Pangan yang
dilauncing oleh OJK menjadi dukungan terhadap program pemerintah dengan
mengajak industri jasa keuangan untuk membuka dan memperluas akses pembiayaan
khususnya kepada petani karena pembiayaan di sektor pertanian masih terbuka lebar.
Oleh karena itu, pengembangan akselerasi pembiayaan syariah menemukan potensi
untuk memperluas market share industri dan jasa keuangan syariah, dengan
mengakselerasi produk melalui berbagai program literasi dan sosialisasi pembiayaan
berbasis syariah, sinergitas dan inklusi keuangan diharapkan mampu mendukung
program pemerintah. Lembaga keuangan syariah baik perbankan atau non perbankan
seperti sektor lembaga pembiayaan, asuransi dan penjaminan seharusnya dapat diakses
oleh berbagai sektor produksi. Penelitian ini penting untuk dilakukan dalam rangka
meningkatkan akses pembiayaan dan peningkatan kualitas produk pertanian serta
pemanfaatan inovasi teknologi, sehingga program kedaulatan pangan dapat tercapai.
Dengan demikian, pemilihan dan rekam jejak sasaran penelitian khususnya petani di
pedesaan menjadi calon penerima manfaat karena dapat mengakses pembiayaan dalam
proses produksi, konsumsi dan distibusinya. Akselerasi akses pembiayaan yang masif
disektor pertanian, program pendampingan perbaikan kualitas produksi pertanian dan
pangan bertujuan agar para investor, atau perusahaan pembiayaan dan asuransi lebih
berani memberikan dana kepada sektor pertanian.
 
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana akselerasi keuangan syariah terhadap pembiayaan produk pertanian


dalam mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia?

 

2. Bagaimana pengembangan pembiayaan rantai nilai produk pertanian dan


integrasinya berdasarkan model bisnis?
3. Bagaimana pegembangan kualitas produk pertanian dan skema pembiayaan produk
pangan di lembaga keuangan syariah?
 
C. TUJUAN PENELITIAN  
 
Secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program akselerasi
keuangan syariah dalam mengembangkan dan memperluas market share disektor
pangan dan pertanian, melalui sosialisasi dan edukasi literasi keuangan syariah,
sinergitas dan kerjasama stakeholder terkait dan program inklusi keuangan dalam
mendukung program kedaulatan pangan Ind1onesia. Selanjutnya penelitian ini juga
bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi model pembiayaan rantai nilai
produk pangan dari hulu ke hilir dari mulai analisis pelaku nilai, seperti produsen, jalur
logistik pedesaan, supplier dan penggilingan beras, pasar terstruktur, inovasi teknologi
dan manajemen logistik. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan kualitas
produk dan meningkatkan akses permodalan dalam usaha pertanian.
 
D. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN

(Solikin, Nur. 2014). peneliti menguraikan tentang fenomena pemahaman masyarakat


terhadap sistem pertanian berkelanjutan yang menurutnya dapat mewujudkan
ketahanan pangan nasional. yaitu sistem pertanian berbasis alam yang alami dan tunduk
pada kaidah-kaidah alamiah. Karena menurutnya, perilaku petani saat ini, masih
menggunakan pupuk sintetik dan pupuk berbahan kimia dibanding pupuk
kandang/kompos. Sehingga perilaku tersebut berdampak pada melemahnya daya
dukung lingkungan pertanian untuk melakukan proses alami dalam mendaur ulang
bahan organik. Peneliti menguraikan pula kondisi pemahaman masyarakat terkait
keseimbangan ekologi yang masih rendah dan menjadi salah satu faktor yang
mempercepat kerusakan lingkungan. Peneliti menganalisis pertanian berkelanjutan
melalui program argoekosistem yang memodifikasi ekosistem alamiah dengan
sentuhan campur tangan manusia, sehingga menghasilkan bahan pangan dan pertanian
untuk memenuhi kebutuhan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, dapat
memfilter pengaruh revolusi hijau yang membuat merosotnya produktifitas pertanian.
Namun, penelitian ini belum mengkaji terkait peran lembaga keuangan syariah dalam
mengakselerasi pembiayaan produk pangan dan penguatan modal produsen dalam
meningkatkan kualitas dan layanan produk.

(Nisa, Vahrun, 2017). Ia meneliti kajian kebijakan rezim era orde baru terkait dengan
manajemen logistik, saat itu bulog (badan usaha logistik) merupakan lembaga
yang strategis dalam rangka mengamankan penyediaan pangan (beras) nasional.
Sehingga, stabilitas harga pasokan beras dan pemerataan menjadi alat politik untuk
melegitimasi pengaruhnya terhadap rakyat. Saat itu peran dan fungsi bulog menjadi
pilar ketahanan pangan, yang memiliki banyak gudang beras di indonesia. Manajemen
harga pasar terutama dalam sector logistic dan pangan untuk rakyat Indonesia bagian
dari tanggung jawab bulog. Namun, sistem kerja bulog saat itu tidak bertahan lama
karena pengaruh politik rezim kapitalis kroni. Maka, berdasarkan keppres no 9 tahun
 
 

 

1998 fungsi dan tugas bulog dibatasi hanya untuk menangani komoditas pasar
saja.Penelitian ini menganalisis tentang kebijakan manajemen logistik era orde baru
dan mekanisme pengaturan harga pangan. Namun, belum terdapat analisis pembiyaaan
rantai nilai produk pangan untuk meningkatkan daya saing produk pertanian.

(Syuhada, Siti 2014). Menurut hasil penelitiannya bahwa sektor pertanian dapat
dijadikan sebagai leading sektor, melalui globalisasi dan perdagangan pangan
internasional, dengan melaksanakan agenda pengembangan ketahanan pangan sebagai
berikut:1)mencegah dan mengurangi laju konversi lahan produktif; 2)memanfaatkan
dengan lebih optimal berbagai bentuk sumber daya lahan (lahan kering, lahan rawa,
lahan pasang surut) untuk kepentingan pemantapan produksi pangan dan peningkatan
pendapatan petani; 3)mendukung usaha peningkatan produktifitas pertanian terutama
melalui peningkatan penggunaan bibit unggul dan mengurangi kehilangan hasil pasca
panen; 4)melakukan rehabilitasi, pemeliharaan dan optimasi pemanfaataan
infrastruktur irigasi dan jalan desa; 5)melakukan langkah kongkrit dalam konservasi
sumber daya tanah dan air terutama dalam wilayah aliran sungai; 6)mempromosikan
produksi dan konsumsi aneka ragam pangan berbasis sumber daya lokal, baik yang
berbasis tanah, maupun berbasis air (laut, danau, sungai) dengan menyertakan
masyarakat dan dunia usaha; 7) mengembangkan sistem informasi pangan yang dapat
diakses secara terbuka termasuk pengembangan peta potensi pangan di kelembagaan
pendukung produksi dan distribusi pangan terutama kelembagaan pembiayaan,
penelitian, penyuluhan dan pendidikan; 8)mengembangkan berbagai sistem insentif
yang diperlukan bagi peningkatan produksi pangan dan peningkatan pola konsumsi
pangan sehingga sektor pertanian bisa meningkat.1 Selain agenda upaya
pengembangan ketahanan pangan, maka sektor pertanian perlu juga ditingkatkan
perannya dalam perekonomian dengan melakukan revitalisasi pertanian yang meliputi
kegiatan: (1) mensinergikan pembangunan sektor pertanian, penyegaran kembali
vitalitas pertanian; (2) memberdayakan kemampuan dan meningkatkan kinerja sektor
pertanian dalam pembangunan; (3) menggalang komitmen dan kerja sama seluruh
stakeholders untuk meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian; (4)
mengubah paradigma pola pikir masyarakat dalam melakukan kegiatan pertanian; (5)
peningkatan kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi; (6) produktifitas dan
daya saing komoditas pertanian. Namun, pada penelitian ini belum terdapat analisis
sinergitas dengan lembaga keuangan syariah dalam program pembangunan sektor
pertanian.

Endang Tyasmaning (2020) Akselerasi Pengembangan Sektor Keuangan Syari’ah


melalui pemberdayaan pondok pesantren berbasis koperasi pengembangan sektor
keuangan syariah melalui pondok pesantrean diantaranya bisa dilakukan dengan: (1)
Membentuk lembaga koperasi di Pondok Pesantren sebagai inkubator ekonomi syari’ah
dan pondasi perputaran keuangan Pondok Pesantren (2) Peran koperasi sebagai
intermediasi dan pendorong ekonomi Pondok Pesantren dengan mekanisme
pembiayaan berbasis bagi hasil (mudhorobah, musyarokah), ijaroh, maupun
murobahah (3) Membentuk mata rantai kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi
secara terpadu dan tersistem dalam Pondok Pesantren dan antar Pondok Pesantren (4)
Melakukan sinergitas antara Koperasi Pondok Pesantren, Perbankan Syari’ah dan
lembaga keuangan syari’ah lainnya (5) Menciptakan produk unggulan dari masing-
masing Pondok Pesantren berbasis kearifan lokal (6) Mengadakan penyuluhan,
seminar, pelatihan berbasis skill, pendampingan dan pengawasan kepada para santri
secara terpadu, bertahap dan berkelanjutan sehingga terbentuk santripreneur (7)

 

Diperlukan kebijakan pemerintah dalam mendorong kemandirian ekonomi Pondok


Pesantren secara masif. Namun, penelitian ini belum mengkaji tentang peran perbankan
syariah dalam mendorong pengembangan produk nilai rantai pertanian dan produk
pangan

(Sulaiman, Dede, 2019). Ia meneliti tentang “Partisipasi Petani Pada Pengelolaan


Irigasi Bersih Untuk Keberlanjutan Lingkungan Dikabupaten Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta”. Penelitian ini berkesimpulan bahwa sampah yang mencemari irigasi
secara luas sangat mempengaruhi keadaan lingkungan di perdesaan dan mempengaruhi
keberlanjutan sector pertanian yang membutuhkan aliran air seperti pesawahan yang
ada diperkampungan tersebut. Air yang semestinya bisa dialirkan ke pesawahan
menjadi terhambat dan sangat kotor. Sehubungan dengan hal ini mala masyarakat
selaku para petani agar terlibat aktif dalam menanggulangi pencemaran sampah.
Penelitian ini menghasilkan konsepsi partisipasi berbasis aksi dan pengetahuan.
Masyarakat agar lebih dulu memahami kondisi lingkungan irigasi yang tercemar
sampah dan berpartisipasi berdasarkan pengetahuan dan dorongan kepedulian pada
situasi lingkungan yang tercemar. Partisipasi berbasis aksi dan pengetahuan dapat
diterapkan pada situasi perubahan lingkungan yang cepat sehingga menjamin
keberlangsungan sector pertanian khususnya yang mengandalkan aliran air irigasi.
dengan banyaknya ruang lahan petani berikut fasilitasnya maka, perlu didukung peran
lembaga jasa dan keuangan syariah untuk mengakselerasi program tersebut.

(Swasono, Sri Edi, 2018). Ia menulis tentang “Ekspose Ekonomic” demi terciptanya
kemaslahatan masyarakat dan kedaulatan ekonomi rakyat maka internationalisasi
modal, produksi dan perdagangan secara bebas harus dikesampingkan. Hal ini sejalan
dengan teori pembangunan ekonomi dan social kerakyatan yang digagas oleh salah
satu pendiri bangsa yang itu bung Hatta. Diantara caranya adalah dengan kita
menegaskan kembali ekonomi pancasila dan kembali ke ekonomi konstitusi, menolak
neoliberalisme dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat bukan kedaulatan pasar dan
mewaspadai Globalisasi dan pasar bebas. Namun, penelitian ini belum membahas
program inklusi keuangan perbankan syariah dalam rangka memperkuat sektor
pertanian dan pangan untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

E. KONSEP ATAU TEORI RELEVAN


 

Pengembangan keuangan syariah di Indonesia yang lebih bersifat market driven dan dorongan 
bottom up dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga lebih bertumpu pada sektor riil juga 
menjadi keunggulan tersendiri (Alamsyah, Halim, 2012). Program Keuangan inklusif saat ini juga 
telah menjadi agenda dunia, dimana lebih dari 50 negara telah menetapkan kebijakan strategis 
untuk  meningkatkan  keuangan  infklusif  (Demirguc‐Kunt,  and  others,  2015).  Beberapa  liteatur 
menyebutkan adanya hubungan yang kuat antara keuangan inklusif, pertumbuhan yang inklusif 
dan  pengentasan  kemiskinan  (Beck,  T.,  R.  Livine,  and  N.  Loayza  (2000).  Keuangan  inklusif 
merupakan suatu proses untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan. Selain itu, 
keuangan inklusif juga ditujukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi masyarakat lebih luas 

 

(Islam,  Md.  Ezazul,  2016).  Keuangan  inklusif  dapat  memfasilitasi  masyarakat  yang  tidak  dapat 
tersentuh perbankan (unbankable people) untuk dapat akses kepada Lembaga keuangan sehingga 
dapat meningkatkan kondisi ekonomi mereka. Masyarakat juga dapat berpartisipasi aktif dalam 
kegiatan  ekonomi  dan  mengambil  manfaat  dari  fasilitas  layanan  jasa  keuangan.  Hal  ini 
dikarenakan,  jika  masyarakat  memiliki  akses  terhadap  kepemilikan  rekening  di  bank, 
kredit/pembiayaan, dan mekanisme pembayaran, maka masyarakat akan dapat memanfaatkan 
itu semua untuk memulai atau bahkan mengembangkan bisnis mereka, melakukan manajemen 
risiko, investasi pada sektor‐sektor produktif serta mengantisipasi terjadinya guncangan keuangan 
Islam, (Md. Ezazul, 2016). Berbagai literatur juga menguraikan bahwa Lembaga keuangan Syariah 
dapat menjadi sektor potensial untuk berkontribusi dalam pemecahan masalah keuangan inklusif 
terutama  sektor  pertanian  dan  pangan  yang  masih  terbuka  luas.  (Alamsyah,Halim.2012). 
Sebagaimana  data  Bank  Dunia  tahun  2017  mengemukakan  data  bahwa,  6  persent  dari  orang 
dewasa yang tidak tersentuh perbankan, mereka tidak  memiliki  akun rekening di  bank dengan 
alasan  agama.  Umumnya,  mereka  tidak  ingin  terjerat  pada  aktifitas  riba.  Oleh  karena  itulah, 
kehadiran  Lembaga  keuangan  Syariah  dapat  menjadi  alternatif  Lembaga  keuangan  yang  dapat 
memenuhi  kebutuhan  masyarakat  terlebih  lagi  masyarakat  yang  agamis  dan  tidak  mau 
bersentuhan dengan bunga. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki bagi 
penduduk  suatu  Negara.  Karena  itu,  sejak  berdirinya  NKRI,  UUD  1945  telah  mengamanatkkan 
bahwa  Negara  wajib  menjalankan  kedaulatan  pangan  (hak  rakyat  atas  pangan).(Tufiqul  Mujib, 
2011).  Terkait dengan fungsi sosial pangan cultural mempunyai makna bahwa faktor budaya yang 
menyangkut aspek sosial, ekonomi, politik, dan proses budaya mempengaruhi seseorang dalam 
memilih jenis pangan, pengolahan pangan, dan cara konsumsi pangan (termasuk dengan siapa, 
kapan, dan di mana. (Khomsan, Ali dkk, 2006). Beberapa ahli ekonomi memandang diversifikasi 
pangan  sebagai  upaya  yang  sangat  erat  kaitannya  dengan  peningkatan  kualitas  sumber  daya 
manusia,  pembangunan  pertanian  di  bidang  pangan  dan  perbaikan  gizi  masyarakat,  yang 
mencakup  aspek  produksi,  konsumsi,  pemasaran,  dan  distribusi.  (Hubeis,  Aida  Vitayala  et.  al. 
2011).   Hasil  penelitian  Pusat  Sosial  Ekonomi  dan  Kebijakan  Pertanian  (PSEKP)  Kementerian 
Pertanian  pada  tahun  2008  menunjukkan  bahwa  rataan  kepemilikan  lahan  petani  di  pedesaan 
sebesar 0.41 hektar di Pulau Jawa dan sebesar 0.96 hektar di luar Pulau Jawa. (Tambunan, 2006). 
Pada  akhir  tahun  2013,  DPR  telah  mengesahkan  pula  RUU  Desa  sebagai  landasan  Yuridis  bagi 
petani  yang  tinggal  di  pedesaan  yang  menjadi  kantong‐kantong  kemiskinan.  Kemudian  UU 
Perlindungan dan Pemberdayaan petani nomor 19 Tahun 2013 pun disahkan. Undang‐undang ini 
menjelaskan tentang konsolodasi tanah, yang berhubungan dengan tanah pertanian terlantar dan 
tanah  negara  bebas  yang  dapat  didistribusikan  kepada  petani,  meskipun  pada  akhirnya  hanya 
menjadi  hak  sewa,  izin  pengusahaan,  izin  pengelolaan  atau  izin  pemanfaatan.  (Arifin, 
Bustanul.2007).  
 

F. METODE DAN TEHNIK PENGUMPULAN DATA  

Dalam rangka menjawab tujuan penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan
adalah Analytic Network Process atau ANP. ANP merupakan pendekatan baru metode
kualitatif untuk proses pengambilan keputusan tanpa membuat asumsi-asumsi tentang
independensi elemen-elemen pada level yang lebih tinggi dari elemen-elemen pada
level yang lebih rendah dan tentang independensi elemen-elemen dalam suatu level.
ANP menggunakan jaringan tanpa harus menetapkan level. ANP memiliki kelebihan
dibandingkan metodologi yang lain, yakni memiliki kemampuan dalam pengukuran
dan sintesis sejumlah faktor-faktor dalam jaringan. Selain itu, metode ANP lebih
sederhana sehingga lebih umum dan lebih mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif
yang beragam (Ascarya, 2005).Menurut Ascarya (2005) bahwa dalam jaringan ANP,
semua kriteria harus diatur dan dibuat skala prioritas untuk mengetahui pengaruh dari

 

semua elemen. Setelah itu, akan dilakukan perbandingan dan sintesis untuk
memperoleh urutan prioritas dari kriteria yang ada. Dengan memperhatikan masing-
masing kriteria, pengaruh dari elemen dalam jaringan feedback akan diturunkan. Hasil
dari pengaruh ini diberikan bobot sesuai tingkat kepentingan kriteria dan ditambahkan
untuk memperoleh pengaruh dari masing-masing elemen secara keseluruhan. Data dari
hasil kuesioner akan dianalisis dengan metode ANP menggunakan software Super
Decision yang diperoleh secara gratis dari www. superdecision.com (Tanjung & Devi,
2013).Penelitian ini dilakukan dengan melalui tiga tahapan utama, yaitu tahap pertama
adalah melakukan dekomposisi (konstruksi model). Konstruksi model ANP dalam
penelitian ini disusun berdasarkan literature review dan indepth interview yang
dilakukan kepada para pakar yang paham tentang keuangan Syariah untuk swasembada
kedaulatan pangan. Pakar dipilih berdasarkan 3 (tiga) golongan, yaitu golongan
akademisi, golongan praktisi, dan golongan regulator. Dengan demikian, informasi
akan diperoleh secara mendalam serta model keuangan Syariah untuk swasembada
kedaulatan pangan dapat dibangun. Model yang dibangun berdasarkan hasil literature
review dan indepth interview juga akan divalidasi oleh salah satu pakar yang dianggap
paling pakar. Dalam tahap ini, tim peneliti akan dibagi tugas untuk melakukan
wawancara kepada sejumlah pakar. 1 peneliti dapat mewawancarai 2 dan atau 3 orang
pakar.Tahap kedua adalah tahap kuantifikasi model. Kuantifikasi model dilakukan
dengan menggunakan pertanyaan dalam kuisioner ANP berupa pairwise comparison
(pembandingan pasangan) antar elemen dalam cluster untuk mengetahui pengaruh dan
perbedaan diantara keduanya. Yang dinilai adalah mana yang lebih besar pengaruhnya
(lebih dominan) dan seberapa besar perbedaannya melalui skala numerik 1-9. Dari hasil
penilaian kemudian dikumpulkan dan diinput melalui software Super Desicion untuk
diproses sehingga menghasilkan output berbentuk prioritas dan supermatriks. Hasil dari
setiap responden akan di-input pada jaringan ANP tersendiri. Sama dengan tahap
sebelummnya, pada tahap ini tim peneliti juga akan dibagi tugas, dimana setiap peneliti
mendatangi 2 dan atau 3 orang pakar untuk menyebar kuesioner.Pada tahap terakhir,
hasil jaringan ANP yang telah diolah berdasarkan pendapat responden akan disatukan
(mengingat responden pakar lebih dari 1). Geometric mean dan rater agreement akan
dihitung setelah data diproses. Cara menjumlahkan nilai kesesuaian antar responden
dilakukan dengan menghitung nilai Kendall’s Coefficient Of Concordance kemudian
menginterpretasikan hasil geometric mean keseluruhan responden.

 
G. RENCANA PEMBAHASAN  
 
Rencana pembahasan diawali dengan mengidentifikasi apa saja program akselerasi lembaga 
keuangan  syariah  dalam  merespon  dorongan  dari  lembaga  otoritas  jasa  keuangan  guna 
mendukung  program  pemerintah  terkait  kedaulatan  pangan  yang  terangkum  dalam  Nawa 
Cita.  Dampak  dari  program  akselerasi  tersebut  tentunya  akan  memperkuat  dan 
mengembangkan  market  share  perbankan  syariah  melalui  inklusi  keuangan,  sekaligus  juga 
meningkatkan  produktifitas,  stabilitas  dan  pemerataan  produk  pangan  dan  pertanian. 
Selanjutnya,  peneliti  menganalisis  model  pengembangan  pembiayaan  nilai  rantai  produk 
pangan  dan  pertanian  sesuai  dengan  model  bisnis  yang  berkembang,  untuk  meningkatkan 
kualitas  produk  dan  peningkatan  akses  modal  produsen.  Peningkatan  koordinasi  kebijakan 
dan pembiayaan pada sektor pertanian, peningkatan layanan teknologi dan informasi data, 
penelitian  dan  pengembangan,  literasi  dan  sosialisasi  serta  edukasi,  serta  peningkatan 
kapasitas sumber daya manusia, sebagai upaya peningkatan kualitas produk pertanian dan 

 

sumber  daya  pelaku  bisnis  usaha  tani.  Sehingga  akses  permodalan  terbuka  lebih  luas,  dan 
pecapaian  terhadap  kedaulatan  pangan  dapat  terwujud.  Dalam  proses  perumusan  model 
pengembangan  pembiayaan  nilai  rantai  produk  pertanian  tentunya  harus  bersinergi  dan 
bekerjasama dengan berbagai stakeholder pemangku kepentingan, model bisnis juga perlu 
diperhatikan  karena  pengaruh  restrukturisasi  pasar,  orientasi  pasar,  pembiayaan,  inovasi 
teknologi,  wiratani  baru  dan  konsentrasi  geografis.  Peningkatan  akses  pembiayaan 
permodalan  produk  pertanian  dinilai  OJK  perlu  ditingkatkan  lagi,  melihat  potensi 
sektor   pertanian  yang  memiliki  potensi  besar  dan  memiliki  daya  guna  yang  sangat  tinggi. 
Disamping  peningkatan  akses  pembiayaan,  diperlukan  juga  peningkatan  produk  yang  lebih 
bernilai sehingga memiliki daya saing yang tinggi di tengah kancah persaingan pasar produk 
hasil pangan dan pertanian, kemandirian pangan akan terwujud. Lembaga Keuangan Syariah, 
baik melalui Lembaga keuangan bank maupun non bank, seperti Lembaga keuangan mikro 
Syariah  modal  ventura  Syariah  dapat  menjadi  model  alternatif  Lembaga  keuangan 
pembiayaaan untuk sektor pertanian. Penelitian ini juga mencoba mengusung bank pertanian 
Syariah  yang  diharapkan  dapat  menjadi  katalisator  dalam  mewujudkan  Indonesia  menjadi 
Daulat  pangan.  Tidak  hanya  memiliki  ketahanan  pangan  dalam  negeri,  namun  juga  dapat 
menyuplai kebutuhan pangan luar negeri. Peranan Lembaga keuangan Syariah dinilai dapat 
menjadi  alternatif  Lembaga  keuangan  konvensional  dalam  memberikan  pembiayaan  untuk 
sektor pertanian. Saat ini, sektor pertanian dianggap sektor yang memiliki risiko yang tinggi 
dan  kebutuhan  permodalan  yang  rumit.  Sehingga,  menyebababkan  tidak  sedikit  Lembaga 
keuangan apatis untuk membiayai sektor ini. Di akhir pembahasan, temuan dari penelitian ini 
diharapkan dapat memberikan kontribusi solusi dan strategis untuk para stakeholder pangan 
nasional, baik itu praktisi maupun regulator, sehingga keuangan Syariah dapat berkontribusi 
secara nyata untuk mengembangkan sektor riil, sektor pertanian, sehingga Indonesia dapat 
berdaulat secara pangan. 

H. WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN

Berikut ini rencana jadwal pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan:


No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 Rancangan Proposal Penelitian 20 September – 9 Oktober 2021
2 Registrasi On line 12 Oktober 2021
3 ACRP 15 – 18 Nopember 2021
4 Pengumuman Nomine 29 Nopember 2021
3 Pra Penelitian Lapangan Januari Minggu I 2022
4 Tahap Penelitian Lapangan Minggu Ke I – IV Februari 2022
5 Tahap Analisis Data Minggu Ke I – IV Maret 2022
6 Tahap Penulisan Laporan Minggu ke I – IV April 2022
10 
 

I. ORGANISASI PELAKSANA PENELITIAN


Personil penelitian ini terdiri dari ketua tim dan anggota:

1. Ketua tim : Dr. Syarifah Gustiawati Mukri, M.E.I


Keahlian : Ekonomi Syari’ah, Hukum Islam, dan Pendidikan Islam
Alokasi waktu : full time
2. Anggota Tim I : Abrista Devi.,M.E.I
Keahlian : Ekonomi Syari’ah
Alokasi waktu : Full time
3. Anggota tim II : Yono.,MHI
Keahlian : Ilmu Syari’ah
Alokasi Waktu : Full time
4. Pembantu peneliti : Binta Malina Azkiya
NPM : 171104080854
Status : Mahasiswa Prodi Ekonomi Syari’ah

1. Ketua Peneliti
Nama : Dr. Syarifah Gustiawati Mukri.,M.E.I
NIDN : 0411088305
NIK : 410100367
Pangkat/jabatan : Lektor/III-d
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat & tgl lahir : Bogor 11 Agustus 1983
Alamat : Kp. Jati Parung Rt 01/05 no 8 blok A Kec. Parung Kab. Bogor
16330
Email : syarifah@fai.uika-bogor.ac.id
Riwayat pendidikan : SI ISID Gontor Ponorogo
: S2 UIKA Bogor
: S3 UIKA Bogor
Pengalaman Penelitian:

No Judul Tahun, Sumber dana


1 Kontrak Bisnis (Industri Keuangan Non- 2017, OJK Otoritas Jasa
Bank dalam Perspektif Islam dan Hukum Keuangan
Positif
2 Rekonstruksi sosial Eks Gafatar (Evaluasi 2016, DIKTIS Kemenag
Penanganan Korban Eks Gafatar di RI
Kabupaten Bogor)
3 Pola Asuh Pendidikan Agama pada Ibu Karir 2015, DIKTIS Kemenag
dan Ibu Rumah Tangga RI
4 Strategi Pengembangan Industri Fesyen 2019, DIKTIS Kemenag
Muslim (Upaya Indonesia Menjadi Pusat RI
Busana Muslim Dunia Pada Tahun 2020)
5 Pengembangan Pendidikan Karakter anti 2018, LPPM UIKA
korupsi di perguruan tinggi perspektif Bogor
mahasiswa FAI
11 
 

6 Model pengelolaan keuangan rumah tangga 2017, LPPM UIKA


secara Islami, Perspektif dosen dan karyawan Bogor
UIKA Bogor
7 Model Konseptual Program Perencanaan 2018, LPPM UIKA
Desa Vokasi di SKB Kabupaten Bogor Bogor

Anggota I
Nama : Abrista Devi.,M.E.I
NIDN : 0405108806
NIK : 410100556
Pangkat/jabatan : Asisten Ahli
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat & tgl lahir :Pangkalpinang, 05 Oktober 1988
Alamat : Perumahan Haji Blok.B6 No 4, Jl. Tumenggung Wiradiredja
Cimahpar Bogor Utara Jawa Barat
Email : abrista@fai.uika-bogor.ac.id
Riwayat pendidikan : SI STEI Tazkia
: S2 UIKA Bogor

Pengalaman Penelitian:

No Judul Tahun, Sumber dana


1 Kontrak Bisnis (Industri Keuangan Non- 2017, OJK Otoritas Jasa
Bank dalam Perspektif Islam dan Hukum Keuangan
Positif
2 Developing an Islamic Financial Inclusion 2019, Bank Indonesia
Index For Islamic Banks In IndonesiaL A (BI)
cross-Province Analysis
3 Determinant of Islamic Financial Exclusion 2020, Bank Indonesia
In Indonesia (BI)
4 Islamic Financial Inclusion determinants in 2020, Bank Indonesia
Indonesia: An ANP approach (BI)
5 Strengthening Indonesian Islamic Financial 2020, Bank Indonesia
Inclusion: An Analytic Network Process (BI)
Approach
12 
 

Anggota II
Nama : Yono S.H.I.,M.H.I
NIDN : 0412068604
NIK : 410100510
Pangkat/jabatan : Lektor
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat & tgl lahir :Tasikmalaya, 12 Juni 1986
Alamat : Kp. Sidamulya Rt 001/005 Desa Cisarua Kec. Nanggung
Kab.Bogor
Email : Yono@fai.uika-bogor.ac.id

Riwayat pendidikan : SI IAIN Sunan Ampel Surabaya


: S2 IAIN Sunan Ampel Surabaya
Pengalaman Penelitian:

No Judul Tahun, Sumber dana


1 Membangun Ekosistem Swasembada Pangan 2021, Universitas Trilogi
Era Soeharto Berbasis Maqashidu Syariah
2 Membangun Ekonomi Kreatif Berbasis 2020, LPPM UIKA
Limbah Kayu di Desa Pancir Buncir Kec. Bogor
Caringin Kab.Bogor
3 Pembaharuan Hukum Islam Terhadap adil 2015, FAI UIKA Bogor
dalam poligami di dalam fikih klasik
4 Bedah Caesar di Kalangan Ibu Melahirkan 2019, FAI UIKA Bogor
menurut dawabit almaslahah said ramadan al
buti
5 Studi terhadap persepsi dosen FAI UIKA 2018, FAI UIKA Bogor
tentang relasi suami Istri dalam kitab uqudul
ujyan karya imam Nawawi albantani

Pembantu Peneliti

Nama : Binta Malina Azkiya


NPM : 171104080854
Status : Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syari’ah
TTl : Bogor, 26 September 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kayu Manis Rt 02/01 No.103 Kel.Cibinong Kec.Cibinong
Kab. Bogor 16911 (samping majelis Ta’lim Annawawiyah)
13 
 

J. PUSTAKA ACUAN

https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/OJK-Luncurkan-Program-
AKSI-Pangan-Akselerasi-Sinergi-Inklusi-Keuangan-untuk-Dukung-Kedaulatan-
Pangan.asp

https://www.wartaekonomi.co.id/read102336/ojk-gagas-pembiayaan-value-chain-sektor-
pertanian

Alamsyah, Halim. “Perkembangan Dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia: Tantangan


Dalam Menyongsong MEA 2015.” Milad Ke-8 Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), no.
April 2012 (2012): 1–8.

Solikin, Nur, Linawati (2014). Konsepsi masyarakat kediri tentang pertanian berkelanjutan
menuju ketahanan pangan nasional. Nusantara of Research ISSN 2355-7249 127 volume
01 I Nomor 02 Oktober 2014

Safitri, Vahrun Nisa (2017). Skripsi Peran negara terhadap ketahanan pangan masa
orde baru dan reformasi dalam perspektif ekonomi islam.

Syuhada, Siti (2014). Upaya pemantapan ketahanan pangan nasional melalui


revitalisasi sektor pertanian dalam rangka mengurangi fenomena alih fungsi lahan
pertanian menjadi

Endang Tyasmaning, An-Nisbah Jurnal Perbankan Syariah, Institut Agama Islam Sunan
Kalijogo Malang P-ISSN 2721-9615 / E-ISSN 2721-9623 Volume 1 Nomor 2 Juli 2020

Beck, T., R. Livine, and N. Loayza (2000). Finance and the sources of growth. Journal of
Financial Economics, vol. 58, pp. 261-300

Demirguc-Kunt, and others. (2015).Measuring financial inclusion around the world.Policy


Research Working Paper, WPS7255. Washington, D.C.: World Bank.
Beck, T., R. Livine, and N. Loayza (2000). Finance and the sources of growth. Journal of
Financial Economics, vol. 58, pp. 261-300.
Islam, Md. Ezazul. (2016). Financial Inclusion in Asia and the Pacific. Thailand:
Macroeconomic Policy and Financing for Development Division (MPFD).

https://keuangan.kontan.co.id/news/bni-syariah-mendorong-kedaulatan-pangan-melalui-
ekonomi-syariah

Islam, Md. Ezazul. (2016). Financial Inclusion in Asia and the Pacific. Thailand:
Macroeconomic Policy and Financing for Development Division (MPFD).
14 
 

(Mujib, Tufiqul, 2011). Lihat artikelnya berjudul Hak Atas Pangan Sebagai Hak
Konstitusional, 2011. Artikel ini merupakan bagian dari buku Ekonomi Politik Pangan,
yang disunting oleh Francis dkk. Penerbit Bina Desa-Cindebooks, Jakarta. Taufiqul Mujib
adalah Direktur Program pada Indonesian Human Right Committee for Social Justice
(IHCS), dan juga National Rappourter on the Right to Food.

(Khomsan, Ali dkk, 2006) Pengantar Pangan dan Gizi, Jakarta : Penebar Swadaya, h. 69

Hubeis, Aida Vitayala, et. al.,2011. Menuju Desa 2030, Yogyakarta : Percetakan Pohon
Cahaya. h. 116 Tambunan, Apakah Pertumbuhan di Sektor Pertanian Sangat Krusial Bagi
Pengentasan Kemiskinan di Indonesia?, Jakarta : Kadin Indonesia – JETRO, 2006,h. 8

Arifin, Bustanul. 2007. Diagnosis Ekonomi Politik Pangan dan Pertanian. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai