Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

PELAYANAN KB SERENTAK
SEJUTA AKSEPTOR (PSA)

DALAM RANGKA
HARI KELUARGA NASIONAL XXIX

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Nasional
2022
KATA PENGANTAR

31

i
KATA SAMBUTAN

Program Keluarga Berencana harus mendapatkan perhatian khusus dalam kerangka


Pembangunan Nasional yang berkelanjutan. Seperti yang telah diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga tercantum secara eksplisit pada pasal 23 bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah wajib meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan,
konseling, dan pelayanan kontrasepsi. Khusus untuk pelayanan kontrasepsi, Undang-
Undang ini mengamanatkan agar keamanan, keterjangkauan, jaminan kerahasiaan, serta
ketersediaan alat, obat dan cara kontrasepsi yang bermutu wajib ditingkatkan seiring
dengan penguatan kualitas sumber daya manusia.

BKKBN berkewajiban mendukung tercapainya Visi, Misi dan Prioritas Pembangunan


Nasional yang tertera dalam RPJMN 2020-2024 dengan ukuran keberhasilan berupa
sasaran strategis dalam rancangan Rencana Strategis BKKBN 2020-2024 yang harus
dicapai diantaranya adalah a) Menurunnya Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate
(TFR) dapat mencapai 2,21 pada tahun 2022; b) Meningkatnya Angka Prevalensi
Pemakaian Kontrasepsi Modern/Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) 62,54
persen pada tahun 2022; c) Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/Unmet
Need 8,0 persen pada tahun 2022; d) Menurunnya Angka Kelahiran Menurut Kelompok
Umur 15-19 tahun/Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun, dengan target 21 per-
1.000 kelahiran pada tahun 2022.

Dalam momentum peringatan Hari Keluarga Nasional XXIX tahun 2022, BKKBN kembali
melakukan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor seperti tahun sebelumnya. Melalui
kegiatan ini diharapkan beberapa target sasaran strategis BKKBN dapat tetap diwujudkan
dengan mempertimbangkan pendekatan kondisi lokal serta tetap memperhatikan protokol
pencegahan penyebaran COVID-19 yang berlaku.

Kita semua menyambut dengan semangat penyelenggaran kegiatan Pelayanan KB


Serentak Sejuta Akseptor. Panduan yang disusun ini akan menjadi acuan bagi

ii
pelaksanaan Kegiatan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor dalam rangka Hari
Keluarga Nasional XXIX Tahun 2022. Semoga kegiatan tersebut dapat berjalan lancar
dan sesuai dengan yang diharapkan.

31

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


KATA SAMBUTAN .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
I. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
II. TUJUAN ......................................................................................................... 3
III. TEKNIS PELAKSANAAN ............................................................................... 4
IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN ................................................................ 6
V. PEMBIAYAAN ................................................................................................ 7
VI. PENUTUP ....................................................................................................... 7
LAMPIRAN

iv
PELAYANAN KB SERENTAK SEJUTA AKSEPTOR
DALAM RANGKA HARI KELUARGA NASIONAL XXIX TAHUN 2022

I. LATAR BELAKANG
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga mengamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah
Daerah perlu melaksanakan program yang berkaitan dengan Pembangunan
Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana untuk mewujudkan penduduk
tumbuh seimbangdan keluarga berkualitas. Hari Keluarga Nasional (HARGANAS)
menjadi sangat penting dan strategis, mengingat peran keluarga sebagai pilar
utama dalam pembanguan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa guna
mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur dan sejahtera. HARGANAS
diperingati setiap tanggal 29 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 39
Tahun 2014 tentang Hari Keluarga Nasional (HARGANAS).

Penetapan HARGANAS merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah yang


konsisten dalam upaya pembangunan sumber daya manusia yang berdaya saing
melalui keluarga yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan pembangunan
berkelanjutan yang dilaksanakan di Indonesia merupakan transformasi progresif
terhadap struktur sosial, ekonomi, politik dimana suatu proses pembangunan yang
dilaksanakan dapatmengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam serta sumber
daya manusia yang dimiliki oleh suatu bangsa. Oleh karena itu dalam mewujudkan
pembangunan berkelanjutan sebagai langkah transformasi diperlukan upaya-
upaya dalam rangka menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam
pembangunan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam memenuhi kepentingannya tanpa mengorbankan kemampuan
generasi mendatang.

BKKBN berkewajiban mendukung tercapainya Visi, Misi dan Prioritas


Pembangunan Nasional yang tertera dalam RPJMN 2020-2024 dengan ukuran
keberhasilan berupa sasaran strategis dalam rancangan Rencana Strategis

1
BKKBN 2020-2024 yang harus dicapai diantaranya adalah a) Menurunnya Angka
Kelahiran Total/Total Fertility Rate (TFR) dapat mencapai 2,21 pada tahun 2022; b)
Meningkatnya Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Modern/Modern
Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) 62,54 persen pada tahun 2022; c)
Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/Unmet Need 8,0 persen pada
tahun 2022; d) Menurunnya Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19
tahun/Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun, dengan target 21 per-1.000
kelahiran pada tahun 2022.

Oleh karena itu generasi penerus bangsa haruslah tumbuh dalam keadaan yang
sehat, cerdas, kreatif, dan produktif. Diharapkan jika anak-anak terlahir sehat dan
tumbuh dengan baik serta didukung oleh pendidikan yang berkualitas maka
diharapkan mereka dapat menjadi modal kesuksesan pembangunan bangsa.
Namun yang terjadi di Indonesia saat ini tengah dihadapkan pada permasalahan
dimana berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan
penurunan prevalensi stunting Balita di tingkat nasional sebesar 6,4% selama
periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Sedangkan untuk
balita normal terjadi peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi 57,8% (2018).
Selanjutnya berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun
2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33
juta balita. Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun
sebelumnya. Namun harus tetap memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu
penurunan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.

Pencegahan stunting perlu dititikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi


yang langsung maupun tidak langsung. Penyebab langsung mencakup masalah
kurangnya asupan gizi dan penyakit infeksi. Sementara, penyebab tidak langsung
mencakup ketahanan pangan (akses pangan bergizi), lingkungan sosial
(pemberian makanan bayi dan anak, kebersihan, pendidikan, dan tempat kerja),
lingkungan kesehatan (akses pelayanan preventif dan kuratif), dan lingkungan
pemukiman (akses air bersih, air minum,dan sarana sanitasi). Keempat faktor tidak
langsung tersebut mempengaruhi asupan gizidan status kesehatan ibu dan anak.

2
Intervensi terhadap keempat faktor penyebab tidak langsung diharapkan dapat
mencegah masalah gizi. Penyebab langsung dan tidak langsung tersebut di atas
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang meliputi pendapatan dan kesenjangan
ekonomi, perdagangan, urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, jaminan sosial,
sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan. Untuk
mengatasi penyebab stunting, diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup:
(a) Komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan; (b) Peran aktif pemerintah
dan non-pemerintah; dan (c) Kapasitas untuk melaksanakan tugas tersebut, oleh
karena itu pencegahan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan
konvergen, yang harus dimulai dari pemenuhan prasyarat pendukung.

Dalam penanganan stunting, keluarga merupakan komponen utama yang sangat


berperan dalam pencegahan maupun penanggulangannya. Dalam mewujudkan
keluargayang berkualitas maka perlu dilaksanakan program Keluarga Berencana
(KB) untuk mengatur kehamilan yang diinginkan; menjaga kesehatan dan
menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak; meningkatkan akses dan kualitas
informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi; meningkatkanpartisipasi dan kesertaan pria dalam praktek
keluarga berencana; dan mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk
menjarangkan jarak kehamilan.

Dengan memanfaatkan peringatan Hari Keluarga Nasional XXIX tahun 2022


dengan segala keterbatasan kondisi dan upaya saat ini, BKKBN berinisitif untuk
melakukan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor. Melalui kegiatan ini diharapkan
beberapa target sasaran strategis BKKBN dapat tetap diwujudkan dengan
mempertimbangkan pendekatan budaya kearifan lokal serta tetap memperhatikan
protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 yang berlaku.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan akses pelayanan KB yang berkualitas bagi Pasangan Usia
Subur(PUS).

3
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan komitmen Pemerintah, Pemerintah Daerah serta mitra kerja
tentang program KB.
b. Tercapainya kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi dalam upaya peningkatan
kesertaan ber-KB di wilayah kerjanya.
c. Meningkatkan capaian peserta KB baru.
d. Menjaga keberlangsungan pemakaian kontrasepsi.

III. TEKNIS PELAKSANAAN


1. Teknis pelaksanaan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor adalah sebagai
berikut:
a. Waktu pelaksanaan pelayanan KB dilakukan serentak di seluruh provinsi
pada tanggal 15 Juni 2022 mulai pukul 00.00 s.d 23.59 waktu setempat.
b. Pelayanan KB dilakukan sejumlah target yang telah ditetapkan untuk masing-
masingprovinsi.
c. Masing-masing provinsi menyusun target untuk Kabupaten/Kota sampai ke
desa/kelurahan di wilayahnya.
d. Jenis pelayanan KB terdiri dari Pil, Kondom, Suntik, IUD, Implan, MOW dan
MOP dengan tetap memperhatikan kualitas pelayanan, kondisi zona wilayah
dan protokol pelayanan pada masa Pandemi Covid-19.

2. Potensi tempat pelayanan KB

Jumlah yang
No Tempat Pelayanan Jenis Pelayanan
Teregistrasi

1 Rumah Sakit 1.745* Semua Metode

2 Puskesmas 10.520* IUD/Implan/Suntik/Pil/Kondom/MOP

3 Klinik Pratama 2.679* IUD/Implan/Suntik/Pil/Kondom/MOP

4 Praktik Dokter 873* IUD/Implan/Suntik/Pil/Kondom/MOP


Tempat Praktik Mandiri
5 40.293*** IUD/Implan/Suntik/Pil/Kondom
Bidan
IMP (Kunjungan 77.676 PPKBD*
6 Pil/Kondom
Rumah) 368.976 Sub PKBD**
7 Pelayanan Bergerak 76 Muyan**** IUD/Implan/Suntik/Pil/Kondom/MOP

4
Sumber data :
* New SIGA data per tanggal 16 April 2022
** aplikasi.bkkbn.go.id/SR Desember Tahun 2021 per tanggal 16 April 2022
*** Potensi Faskes Semester I Tahun 2021
**** Direktorat Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus 2022

3. Sasaran pelayanan dapat berupa:


a. Pelayanan KB Ulangan
b. Pelayanan KB Ganti cara
c. Pelayanan KB Pasca Persalinan
d. Pelayanan KB Baru selain KB Pasca Persalinan

4. Ketentuan pelaksanaan pelayanan KB:


a. Pelayanan KB mempertimbangkan kondisi wilayah dan tetap memperhatikan
protokol pelayanan kesehatan dalam masa Pandemi Covid-19
b. Pelayanan Bergerak dengan menggunakan Mobil Unit Pelayanan KB
(MUYAN)
c. Dapat melibatkan mitra potensial
d. Petugas Lini Lapangan menyusun target PUS sebagai calon akseptor
pelayanan berdasarkan Data Pendataan Keluarga dan mendapatkan alokon
(Pil dan Kondom) dari Puskesmas induknya H-1, dicatat sebagai pelayanan
di Puskesmas tersebut
e. KB Pasca Persalinan (KBPP) merupakan upaya pencegahan kehamilan
dengan menggunakan metode kontrasepsi segera setelah melahirkan
sampai dengan 42 hari atau 6 minggu setelah melahirkan

5. Pemberian penghargaan Tingkat Nasional akan diberikan dengan Kategori Provinsi


dan Kabupaten/kota berdasarkan target yang ditetapkan.
Kategori pemberian penghargaan sebagai berikut:
a. Total Pelayanan:
1) Total Pelayanan KB Tingkat Nasional Kategori Provinsi
2) Total Pelayanan KB Tingkat Nasional Kategori Kabupaten/kota

5
b. Pelayanan KB MKJP
1) Pelayanan KB MKJP Tingkat Nasional Kategori Provinsi
2) Pelayanan KB MKJP Tingkat Nasional Kategori Kabupaten/kota
c. Pelayanan KB Pasca Persalinan
1) Pelayanan KB Pasca Persalinan Tingkat Nasional Kategori Provinsi
2) Pelayanan KB Pasca Persalinan Tingkat Nasional Kategori Kabupaten/kota

Penilaian terhadap pelayanan KB terbaik dilakukan oleh Tim Penilai Pusat


terhadap data hasil pelayanan KB pada kegiatan Pelayanan KB Serentak Sejuta
Akseptor. Perhitungan penilaian mempertimbangkan capaian pelayanan KB secara
keseluruhan, capaian pelayanan KB MKJP secara keseluruhan dan masing-masing
metode kontrasepsi, serta capaian pelayanan KB Pasca Persalinan. Sedangkan
pembagian kategori wilayah dilihat berdasarkan target masing-masing provinsi dan
kabupaten/kota.

Penghargaan juga diberikan kepada tenaga kesehatan dan pelaksana kegiatan


a. Tenaga Kesehatan yaitu:
1) Dokter berupa e-sertifikat
2) Bidan berupa e-sertifikat dan SKP IBI
b. Pelaksana Kegiatan yaitu Penyuluh KB berupa e-sertifikat dan AK
c. Penghargaan partisipasi pelaksanaan kegiatan (e-sertifikat) kepada seluruh
pelaksana baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan fasyankes

IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor dilakukan
secara sistematis dan langsung dapat diterima oleh Tim Panitia Pusat paling lambat
pukul 15.00 WIB tanggal 17 Juni 2022 melalui sistem pencatatan dan pelaporan
untuk Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor. Seluruh hasil pelayanan pada
kegiatan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor ini tetap dicatat dan dilaporkan
pada Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rutin BKKBN.

6
Pencatatan dan Pelaporan untuk pil atau kondom yang didistribusikan oleh IMP
dicatat sebagai pelayanan di Puskesmas yang menjadi tempat didapatnya pil dan
kondom tersebut.

V. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor dalam rangka
Harganas XXIX Tahun 2022, bersumber dari APBN, APBD, dan sumber lain yang
tidak mengikatsesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

VI. PENUTUP
Panduan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor dalam Rangka Hari Keluarga
Nasional XXIX Tahun 2022 ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi para
pengelola dan pelaksana Program Keluarga Berencana di lapangan dalam
melaksanakan kegiatan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor.
Buku panduan ini perlu dipahami dan dilaksanakan secara penuh tanggung jawab oleh
pengelola dan pelaksana pelayanan KB di lapangan

7
LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Target Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor per Provinsi


2. Lampiran 2 Potensi Potensi Tempat Pelayanan KB dan Petugas Lini Lapangan
3. Lampiran 3 Ketersediaan Alokon di Gudang Perwakilan BKKBN Provinsi
Lampiran 1
Target Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor per Provinsi
NO PROVINSI IUD MOW IMPLAN SUNTIK PIL MOP KONDOM TOTAL KBPP

1 ACEH 1,543 83 3,324 5,992 6,996 11 2,188 20,137 2,706


2 BALI 750 154 650 5,000 2,500 9 750 9,813 675
3 BANGKA BELITUNG 144 41 280 4,327 1,560 6 181 6,539 291
4 BANTEN 500 84 1,601 49,167 22,955 8 1,924 76,239 7,127
5 BENGKULU 77 13 683 5,348 3,640 7 740 10,508 1,342
6 DI YOGYAKARTA 1,000 10 600 1,608 4,000 5 3,000 10,223 1,136
7 DKI JAKARTA 2,312 126 1,955 1,715 2,068 15 3,554 11,745 1,253
8 GORONTALO 50 18 500 2,339 2,883 5 - 5,795 218
9 JAMBI 107 37 853 11,038 6,690 8 328 19,061 1,760
10 JAWA BARAT 8,239 310 10,103 88,599 103,511 23 11,112 221,897 18,281
11 JAWA TENGAH 2,942 610 7,653 113,210 53,922 45 5,700 184,082 16,749
12 JAWA TIMUR 4,265 610 4,282 41,253 33,854 40 5,593 89,897 7,966
13 KALIMANTAN BARAT 182 107 613 15,000 7,500 5 405 23,812 1,200
14 KALIMANTAN SELATAN 102 39 537 14,787 15,491 6 431 31,393 3,408
15 KALIMANTAN TENGAH 71 32 458 13,335 5,712 6 183 19,797 1,609
16 KALIMANTAN TIMUR 312 79 421 17,099 4,047 5 389 22,352 2,672
17 KALIMANTAN UTARA 41 18 72 2,223 514 5 113 2,986 398
18 KEPULAUAN RIAU 158 40 550 7,318 1,600 4 450 10,120 543
19 LAMPUNG 275 59 1,986 27,541 21,025 30 1,554 52,470 4,322
20 MALUKU 17 12 135 1,819 571 - 63 2,617 1,012
21 MALUKU UTARA 9 11 459 4,504 362 2 - 5,347 1,083
22 NUSA TENGGARA BARAT 372 38 1,751 16,015 11,237 4 732 30,149 1,276
23 NUSA TENGGARA TIMUR 483 292 1,241 7,863 1,241 5 216 11,341 1,608
24 PAPUA 8 23 186 3,792 1,109 2 101 5,221 1,135
25 PAPUA BARAT 5 12 115 2,073 699 2 86 2,992 289
26 RIAU 188 78 742 13,220 3,407 5 756 18,396 1,173
27 SULAWESI BARAT 35 12 246 3,413 4,444 7 207 8,364 717
28 SULAWESI SELATAN 320 60 4,926 10,563 11,984 11 833 28,697 2,222
29 SULAWESI TENGAH 154 89 389 11,762 9,890 8 315 22,607 1,879
30 SULAWESI TENGGARA 43 20 551 6,830 6,855 3 215 14,517 1,243
31 SULAWESI UTARA 104 22 500 4,451 2,659 3 332 8,071 520
32 SUMATERA BARAT 178 54 500 8,000 3,183 - 500 12,415 800
33 SUMATERA SELATAN 137 17 2,360 27,920 17,092 5 1,180 48,711 2,828
34 SUMATERA UTARA 346 227 2,338 17,418 28,745 40 3,781 52,895 5,455
TOTAL 25,469 3,437 53,560 566,542 403,946 340 47,912 1,101,206 96,896
Lampiran 2

Potensi Potensi Tempat Pelayanan KB dan Petugas Lini Lapangan


RUMAH KLINIK PRAKTIK
NO PROVINSI PUSKESMAS* TPMB*** PPKBD* Sub PPKBD**
SAKIT* PRATAMA* DOKTER*
1 ACEH 42 400 85 10 791 6,592 12,149
2 BALI 44 126 86 151 690 723 5,186
3 BANGKA BELITUNG 13 65 10 4 155 429 1,623
4 BANTEN 64 255 192 7 1,224 1,553 9,834
5 BENGKULU 15 182 15 6 102 1,506 5,526
6 DI YOGYAKARTA 56 127 107 45 405 441 5,358
7 DKI JAKARTA 75 325 70 10 684 304 3,087
8 GORONTALO 21 99 18 1 122 714 2,799
9 JAMBI 27 213 26 14 308 1,565 5,612
10 JAWA BARAT 167 1,161 355 134 6,267 7,094 52,722
11 JAWA TENGAH 228 849 434 92 9,381 8,842 50,659
12 JAWA TIMUR 267 1,014 372 161 7,486 8,711 62,725
13 KALIMANTAN BARAT 36 240 20 7 707 1,820 5,178
14 KALIMANTAN SELATAN 27 234 23 8 1,275 2,001 5,909
15 KALIMANTAN TENGAH 18 230 46 7 390 1,470 2,209
16 KALIMANTAN TIMUR 43 192 72 19 368 1,037 7,543
17 KALIMANTAN UTARA 7 47 4 19 54 335 617
18 KEPULAUAN RIAU 24 91 59 - 377 355 1,279
19 LAMPUNG 34 335 39 14 2,396 2,653 17,864
20 MALUKU 16 189 12 2 25 921 1,281
21 MALUKU UTARA 16 150 11 2 39 1,169 1,432
22 NUSA TENGGARA BARAT 23 182 36 4 187 1,188 7,749
23 NUSA TENGGARA TIMUR 28 469 40 6 26 2,998 9,728
24 PAPUA 20 369 22 5 30 644 884
25 PAPUA BARAT 13 151 9 3 61 530 1,160
26 RIAU 48 236 64 5 1,923 1,492 7,229
27 SULAWESI BARAT 11 101 12 8 70 652 3,482
28 SULAWESI SELATAN 82 541 61 11 719 3,024 13,350
29 SULAWESI TENGAH 35 222 17 10 84 2,001 4,781
30 SULAWESI TENGGARA 28 299 7 4 68 2,328 6,382
31 SULAWESI UTARA 33 180 54 21 238 1,622 7,916
32 SUMATERA BARAT 47 283 41 14 1,629 2,000 7,892
33 SUMATERA SELATAN 41 351 85 50 1,650 3,258 14,488
34 SUMATERA UTARA 96 612 175 19 362 5,704 23,343
Nasional 1,745 10,520 2,679 873 40,293 77,676 368,976
* New SIGA data per tanggal 16 April 2022
** aplikasi.bkkbn.go.id/SR Desember Tahun 2021 per tanggal 16 April 2022
*** Potensi Faskes Semester I Tahun 2021
Lampiran 3
Ketersediaan Alokon di Gudang Perwakilan BKKBN Provinsi per 10 Mei 2022
IMPLAN 2 BATANG IMPLAN 1 BATANG PIL KOMBINASI PIL PROGRESTIN KONDOM
NO PROVINSI IUD SUNTIK (VIAL)
(SET) (SET) (CYCLE) (CYCLE) (LUSIN)
1 ACEH 9,400 1,000 - 38,000 - 71,088
2 BALI 18,880 2,079 9,504 247 11,200 9,456
3 BANGKA BELITUNG 894 5,022 12,931 - 526 22,392
4 BANTEN 4,865 44,287 896,160 1,010,132 - 115,596
5 BENGKULU 1,400 9,829 20,680 139,500 69,500 2,784
6 DI YOGYAKARTA 1,400 8,700 12,380 134,900 63,360 46,500
7 DKI JAKARTA 36,000 400 - - - 44,000 21,840
8 GORONTALO 375 3,198 50 32,600 4,000 3,200 -
9 JAMBI 91,900 -
10 JAWA BARAT 56,382 83,210 - 1,197,245 5,821,858 1,130,118 135,312
11 JAWA TENGAH 21,370 122,775 80 1,068,140 538,229 94,700 192,492
12 JAWA TIMUR 47,925 15,848 90 1,136,900 1,024,600 - 131,988
13 KALIMANTAN BARAT 4,383 5,023 195,120 305,200 6,500 20,988
14 KALIMANTAN SELATAN 1,107 8,354 5 88,618 282,353 35,316 12,084
15 KALIMANTAN TENGAH 935 11,110 19 115,920 236,499 90,276 6,504
16 KALIMANTAN TIMUR 20,350 12,655 20 85,980 500 34,000 33,288
17 KALIMANTAN UTARA 425 2,800 27,540 1,000 7,000 960
18 KEPULAUAN RIAU 825 6,610 53,304 4,844 50,596 24,684
19 LAMPUNG 7,150 8,340 - 113,100 409,000 10,000 70,800
20 MALUKU 125 3,110 22 55,983 6,100 907 -
21 MALUKU UTARA 35 15,244 - 57,210 1,089 4,064 -
22 NUSA TENGGARA 34,555 800 295,736 803,200 75,083 18,852
23 BARATTENGGARA
NUSA 315 2,879 - 351,935 - - 18,720
24 TIMUR
PAPUA 800 14,005 - - 10,000 30,072
25 PAPUA BARAT 550 9,994 110,136 7,900 7,994 7,656
26 RIAU 4,575 20,830 107,220 43,300 36,900 61,104
27 SULAWESI BARAT 2 2,815 892 42,400 1,404
28 SULAWESI SELATAN 14,400 20,320 - 174,000 149,000 3,918 69,456
29 SULAWESI TENGAH 2,775 34,600 134,360 - 2,900 72
30 SULAWESI TENGGARA 40 1,995 91,383 302,390 1,200 240
31 SULAWESI UTARA - 14,170 - 87,156 57,100 3,603 8,544
32 SUMATERA BARAT 6,875 6,080 27,280 138,300 146,509 225,504
33 SUMATERA SELATAN 550 83,360 - 120,960 604,900 47,400 82,872
34 SUMATERA UTARA 19,906 1,360 - - 225,495 412 26,376
Sumber Data : Sirika.bkkbn.go.id
Catatan:
Data Stok Provinsi Jambi tidak tersedia
Tidak ada pengadaan di provinsi tersebut

Anda mungkin juga menyukai