PELAYANAN KB SERENTAK
SEJUTA AKSEPTOR (PSA)
DALAM RANGKA
HARI KELUARGA NASIONAL XXIX
31
i
KATA SAMBUTAN
Dalam momentum peringatan Hari Keluarga Nasional XXIX tahun 2022, BKKBN kembali
melakukan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor seperti tahun sebelumnya. Melalui
kegiatan ini diharapkan beberapa target sasaran strategis BKKBN dapat tetap diwujudkan
dengan mempertimbangkan pendekatan kondisi lokal serta tetap memperhatikan protokol
pencegahan penyebaran COVID-19 yang berlaku.
ii
pelaksanaan Kegiatan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor dalam rangka Hari
Keluarga Nasional XXIX Tahun 2022. Semoga kegiatan tersebut dapat berjalan lancar
dan sesuai dengan yang diharapkan.
31
iii
DAFTAR ISI
iv
PELAYANAN KB SERENTAK SEJUTA AKSEPTOR
DALAM RANGKA HARI KELUARGA NASIONAL XXIX TAHUN 2022
I. LATAR BELAKANG
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga mengamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah
Daerah perlu melaksanakan program yang berkaitan dengan Pembangunan
Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana untuk mewujudkan penduduk
tumbuh seimbangdan keluarga berkualitas. Hari Keluarga Nasional (HARGANAS)
menjadi sangat penting dan strategis, mengingat peran keluarga sebagai pilar
utama dalam pembanguan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa guna
mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur dan sejahtera. HARGANAS
diperingati setiap tanggal 29 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 39
Tahun 2014 tentang Hari Keluarga Nasional (HARGANAS).
1
BKKBN 2020-2024 yang harus dicapai diantaranya adalah a) Menurunnya Angka
Kelahiran Total/Total Fertility Rate (TFR) dapat mencapai 2,21 pada tahun 2022; b)
Meningkatnya Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Modern/Modern
Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) 62,54 persen pada tahun 2022; c)
Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/Unmet Need 8,0 persen pada
tahun 2022; d) Menurunnya Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19
tahun/Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun, dengan target 21 per-1.000
kelahiran pada tahun 2022.
Oleh karena itu generasi penerus bangsa haruslah tumbuh dalam keadaan yang
sehat, cerdas, kreatif, dan produktif. Diharapkan jika anak-anak terlahir sehat dan
tumbuh dengan baik serta didukung oleh pendidikan yang berkualitas maka
diharapkan mereka dapat menjadi modal kesuksesan pembangunan bangsa.
Namun yang terjadi di Indonesia saat ini tengah dihadapkan pada permasalahan
dimana berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan
penurunan prevalensi stunting Balita di tingkat nasional sebesar 6,4% selama
periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Sedangkan untuk
balita normal terjadi peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi 57,8% (2018).
Selanjutnya berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun
2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33
juta balita. Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun
sebelumnya. Namun harus tetap memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu
penurunan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.
2
Intervensi terhadap keempat faktor penyebab tidak langsung diharapkan dapat
mencegah masalah gizi. Penyebab langsung dan tidak langsung tersebut di atas
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang meliputi pendapatan dan kesenjangan
ekonomi, perdagangan, urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, jaminan sosial,
sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan. Untuk
mengatasi penyebab stunting, diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup:
(a) Komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan; (b) Peran aktif pemerintah
dan non-pemerintah; dan (c) Kapasitas untuk melaksanakan tugas tersebut, oleh
karena itu pencegahan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan
konvergen, yang harus dimulai dari pemenuhan prasyarat pendukung.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan akses pelayanan KB yang berkualitas bagi Pasangan Usia
Subur(PUS).
3
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan komitmen Pemerintah, Pemerintah Daerah serta mitra kerja
tentang program KB.
b. Tercapainya kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi dalam upaya peningkatan
kesertaan ber-KB di wilayah kerjanya.
c. Meningkatkan capaian peserta KB baru.
d. Menjaga keberlangsungan pemakaian kontrasepsi.
Jumlah yang
No Tempat Pelayanan Jenis Pelayanan
Teregistrasi
4
Sumber data :
* New SIGA data per tanggal 16 April 2022
** aplikasi.bkkbn.go.id/SR Desember Tahun 2021 per tanggal 16 April 2022
*** Potensi Faskes Semester I Tahun 2021
**** Direktorat Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus 2022
5
b. Pelayanan KB MKJP
1) Pelayanan KB MKJP Tingkat Nasional Kategori Provinsi
2) Pelayanan KB MKJP Tingkat Nasional Kategori Kabupaten/kota
c. Pelayanan KB Pasca Persalinan
1) Pelayanan KB Pasca Persalinan Tingkat Nasional Kategori Provinsi
2) Pelayanan KB Pasca Persalinan Tingkat Nasional Kategori Kabupaten/kota
6
Pencatatan dan Pelaporan untuk pil atau kondom yang didistribusikan oleh IMP
dicatat sebagai pelayanan di Puskesmas yang menjadi tempat didapatnya pil dan
kondom tersebut.
V. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor dalam rangka
Harganas XXIX Tahun 2022, bersumber dari APBN, APBD, dan sumber lain yang
tidak mengikatsesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
VI. PENUTUP
Panduan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor dalam Rangka Hari Keluarga
Nasional XXIX Tahun 2022 ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi para
pengelola dan pelaksana Program Keluarga Berencana di lapangan dalam
melaksanakan kegiatan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor.
Buku panduan ini perlu dipahami dan dilaksanakan secara penuh tanggung jawab oleh
pengelola dan pelaksana pelayanan KB di lapangan
7
LAMPIRAN