Di PMB Bdn. Ermiyati, S.Keb Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota Depok
Tahun 2022
Disusun Oleh :
TAHUN 2021
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................................4
1.3 Identitas Klien............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KASUS..............................................................................................6
2.1 Hasil anamnesis..........................................................................................................................6
2.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Umum dan Khusus..........................................................................9
2.3 Hasil identifikasi skrinning psikologis....................................................................................10
2.4 Hasil identifikasi lingkungan fisik dan sosial.........................................................................10
2.5 Analisis situasi pasien dan analisis potensi pendukung........................................................11
Bab III......................................................................................................................................................12
Rekomendasi Hasil Riset Terkait Kasus................................................................................................12
BAB IV.....................................................................................................................................................20
Catatan Implementasi Kegiatan.............................................................................................................20
REFERENSI............................................................................................................................................31
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
yang relatif tinggi dan tidak seimbang. Sensus penduduk oleh BPS pada tahun
2021 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sejumlah 271 juta jiwa
(BPS, 2021). Hal ini mengakibatkan adanya tekanan yang berat dari berbagai
bidang penyediaan pangan, sandang, perumahan, lapangan kerja, pendidikan,
kesehatan dan lain-lain. Salah satu program pemerintah untuk menangulangi
masalah kependudukan adalah program Keluarga Berencana (KB). Program
Keluarga Berencana (KB) di Indonesia salah satu program KB paling berhasil di
dunia (Munandar, 2017). Pemerintah Indonesia memandang pertumbuhan
penduduk Indonesia sangat tinggi sehingga menjadi salah satu permasalahan
utama (United Nations: Departement of Economic and Social Affairs, 2013).
Kebijakan kependudukan (Population Policy) di Indonesia memang secara
sempit diartikan sebagai pengendalian fertilitas (Fertility Control). Kebijakan
kependudukan sesungguhnya tidak hanya pada permasalahan Fertility
Controlyang di Indonesia dikenal dengan program Keluarga Berencana
melainkan lebih luas dari itu (Beyond Family Planning). Disamping
pengendalian tingkat kelahiran, kebijakan kependudukan juga termasuk
kebijakan mobilitas penduduk dan kebijakan kesehatan yang pada akhirnya
bertujuan untuk mengurangi tingkat kematian (mortalitas), khususnya kematian
ibu dan anak (Ridha et al., 2020).
Program Keluarga Berencana Nasioanal diatur dalam Undang-Undang
Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan.
Keluarga Dalam UU Nomor 52 Tahun 2009 disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan
2
dan bantuan sesuai dengan hak produksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. Selanjutnya, Munandar (2017) menyebutkan bahwa keluarga
Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
anak dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Munandar, 2017).
Ruang lingkup program Keluarga berencana (KB) mencakup sebagai berikut:
1. Ibu. Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran.Adapun manfaat yang
diperoleh oleh ibu adalah sebagai berikut.
a) Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu
pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama kesehatan
reproduksinya.
b) Meningkatkan kesehatan mental dan social yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak dan beristirahat yang cukup
karena kehadiran akan anak tersebut memang diinginkan.
2. Suami. Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal berikut:
a. Memperbaiki kesehatan fisik.
b. Mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya.
3. Seluruh keluarga. Dilaksanakanya program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik,
mental, dan sosial setiap anggota keluarga; dan bagi anak dapat memperoleh
kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan serta kasih saying orang tuanya.
Ruang lingkup KB secara umum adalah sebagai berikut:
a. Keluarga Berencana.
b. Kesehatan reproduksi remaja.
c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga.
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas.
e. Keserasian kebijakan kependudukan.
f. Pengelolaan SDM aparatur.
g. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.
h. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
Manfaat Program Keluarga Berencana (KB) Berikut ini merupakan manfaat dari adanya
program Keluarga Berencana (KB), yaitu:
a. Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang
aman,sehat dan diinginkan.
b. Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi.
c. Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional adalah program untuk membantu
keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan
berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk
keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang
berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan.
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
kependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu:
1) Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan peningkatan
kualitas penduduk.
2) Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan dengan
mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian ibu dan bayi dengan menurunkan
kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan kontrasepsi.
3) Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak-hak asasi manusia dalam hal kesehatan
reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan kehidupan berkeluarga.
4) Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari sepenuhnya akan hak
dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber daya manusia yang tangguh. Dengan
4
Di kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota Depok, berdasarkan data pada tahun
2020, cakupan peserta KB sebagai berikut:
Sedangkan pada data yang terdapat di PMB Bd. Ermiyati, terdapat 120 peserta KB
aktif pada bulan Februari 2022. Dengan banyaknya peserta KB aktif pada PMB, Program KB
yang merupakan salah satu cara untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk serta
meningkatkan kesehatan ibu dan anak, dengan upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, perlindungan dan bantuan sesuai hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas dan menekan angka kematian ibu dan
bayi.Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan asuhan kebidanan
pelayanan keluarga berencana sesuai standar pada Ny. N di PMB Bd. Ermiyati.
3.2 Tujuan
a. Melakukan pemantauan kondisi kesehatan dan keluhan ibu selama
menggunakan KB
5
b. Memberikan konseling kepada ibu dan suami dalam proses pemilihan Metode
KB
c. Memberikan penguatan pengetahuan kepada ibu dan suami terkait ber KB
d. Membantu ibu dan suami dalam mempersiapkan rencana menjarakan
kehamilan dan rencana berapa punya anak
e. Membantu mengakses informasi yang dibutuhkan ibu dan keluarga
BAB II
2. Riwayat obstetric
3. Riwayat Menstruasi
HPHT : 10 februari 2022 lamanya : 5-7 hari
Siklus : 28 hari, teratur
Ganti pembalut 3-4x per hari
7
4. Riwayat kesehatan.
Ibu tidak memiliki riwayat atau menderita penyakit seperti hipertensi,
hepatitis B, jantung, asma, diabetes mellitus, alergi, infeksi menular seksual.
Makanan makan bergizi setiap hari ( nasi , sayur , lauk, buah, dan susu) ibu
juga suka ngemil: roti/biskuit. Ibu setiap harinya minum air putih banyak,
terutama di siang hari.
7. Pola Istrahat
Pasien hanya istrahat dimalam hari saja dari jam 20.00 wib sampai jam 05.00
wib.Siang hari tidak pernah tidur siang , karena ibu adalah seorang pedagang ,
yang berdagang dari Senin sampai dengan Minggu.
Ibu dan suami belum paham tentang berbagai macam metode Kb,cara kerja
KB dan efek samping dalam BerKB.
11. Tingkat pengetahuan sikap suami terhadap kehamiln istri yang berbasis
gender
KB ini direncanakan oleh pasien dan suamiya, dan mengataan bahwa KB yang
di gunakan istrinya merupakan tanggung jawab suaminya juga, dan suami
sangat mendukung pilihan metode KB yang akan di pilih ibu.
DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. Antropometri
a. Berat Badan : 70 kg
b. Tinggi Badan : 158cm
c. Lingkar Lengan Atas (LILA) : 29 cm
d. IMT : 28 kg/m2
5. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 84 x/m
c. Pernapasan : 18 x/m
d. Suhu : 36,5 oC
6. Head to toe
a. Kepala :Wajah tidak pucat, tidak oedem, mata tidak pucat sclera putih,
konjungtiva kemerahan
b.Leher : Tidak ada pembengkakan dan pembesaran kelenjar tiroid
c. Payudara : simetris, tidak teraba benjolan
j.Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi..
k. Ekstremitas atas dan bawah : Tidak ada oedema atau varices.
l. Anogenital : tidak ada kelainan,tidak ada
pengeluaran vagina/keputihan.
m. CVAT: nyeri ketuk : kanan negatif kiri negatif.
n. Refleks patella : tidak di lakukan
7. Pemeriksaan Penunjang : HIV non reaktif, HBSAG (-)
10
Bab III
hasil riset
Ibu bisa memilih Konseling KB Postpartum berpengaruh terhadap
Metode KB yang penggunaan kontrasepsi pasca persalinan. Beberapa
sesuai dengan penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan yang
kondisi dan signifikan dalam penggunaan metode kontrasepsi
kebutuhan ibu efektif pada wanita melalui penyediaan leaflet dan
konseling. Penelitian sebelumnya juga menyebutkan hal
yang sama yaitu konseling KB dapat meningkatkan
penggunaan kontrasepsi pada periode postpartum.
Konseling KB pada periode antenatal juga telah
diimplentasikan di Indonesia, akan tetapi masih
tingginya unmet need berdasarkan data SDKI 2007
disebabkan antara lain karena belum optimalnya
konseling sebagai sarana komunikasi informasi dan
edukasi pelayanan keluarga berencana (KB), ketakutan
akan efek samping, serta missed opportunities
pelayanan KB pada pasca persalinan (Rufaindah, 2019).
Sugiharto, 2019).
BAB IV
RTL
untuk
Kontak Waktu Subjective Objective Asessment Plan Implementasi kontak
beriku
tnya
RTL
untuk
Kontak Waktu Subjective Objective Asessment Plan Implementasi kontak
beriku
tnya
pemasang KB AKDR
an KB dengan merk
IUD nova T.
5. 3. Memberi
Memasan tahukan efek
gkan KB samping KB
IUD IUD nova T
pilihan ibu 380 yang ibu
sesuai akan gunakan
dengan dengan
SPO memanfaatkan
kartu konseling
6.
efek samping
sarankan
kontrasepsi.
ibu dan
suami 4. ibu dan
utuk suami
berhubung menandatangan
an setelah i informed
24 jam Consent
pemasang pemasangan
an dan IUD.
bila sudah
5.Melakukan
selesai
22
RTL
untuk
Kontak Waktu Subjective Objective Asessment Plan Implementasi kontak
beriku
tnya
Haid pemasangan
KB IUD
7.
NOVA T 380
Menyaran
sesuai dengan
kan ibu
SPO
untuk
kontrol 1 6.
minggu menyarankan
lagi atau ibu dan suami
bila ada utuk
keluhan berhubungan
setelah 24 jam
pemasangan
dan bila sudah
selesai Haid
7.
menyarankan
ibu untuk
kontrol 1
minggu lagi
atau bila ada
keluhan.
23
RTL
untuk
Kontak Waktu Subjective Objective Asessment Plan Implementasi kontak
beriku
tnya
RTL
untuk
Kontak Waktu Subjective Objective Asessment Plan Implementasi kontak
beriku
tnya
melakukan
posisi pemeriksaan
IUDnya USG untuk
melihat posisi
IUDnya
RTL
untuk
Kontak Waktu Subjective Objective Asessment Plan Implementasi kontak
beriku
tnya
IUDnya
RTL
untuk
Kontak Waktu Subjective Objective Asessment Plan Implementasi kontak
beriku
tnya
3.Membuat Ke
sepakatan untu
k kunjungan ul
ang 1 tahun
lagi untuk
melakukan
pemeriksaan
USG untuk
melihat posisi
27
RTL
untuk
Kontak Waktu Subjective Objective Asessment Plan Implementasi kontak
beriku
tnya
IUDnya
BAB V
Kondisi
Pendukung:
kesehatan dan
Tercapainya Adanya video
keluhan ibu
kondisi kesehatan edukasi yang
setelah ber KB
ibu setelah memudahkan
dalam batas
pemasangan IUD ibu untuk
normal
itu tidak ada mengecek IUD
keluhan, dan ibu secara sendiri.
merasa sangat Penghambat:
nyaman karena Ibu masih
sudah belum berani
menggunakan mencoba cara
medote KB IUD mengecek
benang IUD
sendiri
Pendukung: Suami
keikutsertaan
Tercapainya ikut bersama
suami dalam
keikutsertaan dengan ibu
proses ber KB
dengan suami mendadatangani
ditandai suami Informed Consent
selalu mengantar
saat ibu ke fasilitas Penghambat:
kesehatan dan Suami merasa
suami Khawaitir bila saat
menandatangani berhubungan akan
informed Consent terasa benang
Pemasangan KB
IUD
Pendukung :
Ibu kontrol
Tercapainya ibu Rumah ibu deket
sesuai dengan
kontrol sesuai denga fasilitas
jadwal yang di
dengan jadwal kesehatan sehingga
tentukan
30
Penghambat :
Ibu sibuk
berdagang
sehingga ibu lupa
tanggal untuk
kontrol.
BAB VI
Bab VI ini berisi mengenai kempulan dan saran penulis atau tahap terakhir
dari laporan Comc Responsif Gender yang berjudul Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana Continuity of Midwifery Care Pada Ny N Di PMB Bdn. Ermiyati,
S.Tr.Keb Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota Depok Tahun 2022
Berikut ulasannya:
A. KESIMPULAN
31
B. SARAN
1. Bagi Penulis agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara utuh dalam
mempelajari Asuhan Kebidanan Komprehensif dan kasus-kasus pada saat
praktik dalam bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai
standar pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan sesuai dengan
kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta
32
REFERENSI
Astuti, E. and Dappa, M. (2018) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Efek
Samping Kontrasepsi Suntik Dengan Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB
Suntik Di BPS Ny. Arifin Surabaya’, Jurnal Keperawatan, 7(2). doi:
10.47560/kep.v7i2.103.
BPS (2021) Badan Pusat Statistik. Available at:
https://www.bps.go.id/news/2021/01/21/405/bps--270-20-juta-penduduk-
indonesia-hasil-sp2020.html (Accessed: 15 March 2022).
Hartanto (2013) Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar Harapan.
Hayati, S., Maidartati and Komar, S. N. (2017) ‘Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Metode Kontrasepsi Dengan Pemilihan Kontrasepsi’, Jurnal
Keperawatan BSI, 5(2), pp. 155–163.
Herowati and Sugiharto (2019) ‘Hubungan antara kemampuan reproduksi,
kepemilikan anak, tempat tinggal, pendidikan dan status bekerja pada wanita
sudah menikah dengan pemakaian kontrasepsi hormonal di indonesia tahun
2017’, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.
Juhariah, S. (2013) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kehamilan
Pada Akseptor KB’, Obstretika Scientia, 5(1).
Kusuma, N. (2016) ‘Hubungan antara metode dan lama pemakaian dengan keluhan
kesehatan subyektif pada akseptor’, Jurnal Berkala Epidemiologi, 4(2), pp.
164–175. doi: 10.20473/jbe.v4i2.2016.164.
Munandar, B. (2017) ‘Peran Informasi Keluarga Berencana Pada Persepsi Dalam
Praktik Keluarga Berencana’, Jurnal Swarnabhum, 2(1), pp. 50–51.
Musafaah and Noor, F. A. (2012) ‘FAKTOR STRUKTURAL KEIKUTSERTAAN
PRIA DALAM BER-KELUARGA BERENCANA (KB) DI INDONESIA
(ANALISIS DATA SDKI 2007)’, (301), pp. 1–3.
Nur, Y. et al. (2019) ‘FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
MINAT IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD’, 5(1),
pp. 47–59.
Puskesmas Pasir Putih (2020) Profil Puskesmas Pasir Putih tahun 2020. Depok:
Depok.
Retanti, D. A. et al. (2020) ‘HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
TERHADAP KEBERHASILAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI
PIL KB’, Jurnal Farmasi Komunitas, 6(1), p. 23. doi:
10.20473/jfk.v6i1.21825.
Ridha, M. R. et al. (2020) ‘Deskripsi Indikator Program Keluarga Berencana di
Provinsi Kalimantan Utara’, geoedusains, 1, pp. 72–83.
34
Lampiran
RODA KLOP KB
35
KARTU KONSELING
36
37