Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

KOMUNITAS (BD.P.7.105) DI RT 04 RW 05
KELURAHAN MARGAHAYU
KECAMATAN BEKASI TIMUR KOTA BEKASI
TAHUN 2022

Di Susun Oleh :
1. Aqidatul Izzah Hasani (P3.73.24.4.22.147)
2. Maghfirotul Mahrid Dzikar (P3.73.24.4.22.122)
3. Yuanita Sari Sinambela (P3.73.24.4.22.144)

Dosen Pembimbing : Nina Primasari, M. Keb


(198105072010122004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan Pelaksanaan
Proposal Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas di RT 04 RW 05 Kelurahan
Margahayu Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi tahun 2022”. Proposal ini
ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Asuhan Kebidanan
Komunitas. Dalam menyelesaikan proposal ini kelompok banyak sekali
mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini kelompok ingin mengucapkan terima kasih kepada yang
terhomat :

1. Ibu Erika Yulita Ichwan, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III.

2. Ibu Juli Oktalia, SST,MA, selaku ketua program studi Profesi Bidan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III.

3. Ibu Nina Primasari, SST,M.Keb selaku pembimbing praktik lapangan PMB


Rusmiyati, yang dalam pembuatan proposal ini sudah memberikan masukan-
masukan yang membangun bagi kelompok .

4. Ibu Rusmiyati, S.Tr.Keb selaku pemilik PMB dan sebagai pembimbing, juga
dalam pembuatan proposal ini sudah memberikan masukan-masukan yang
membangun bagi kelompok.

5. Bapak RT 04 RW 05 beserta ibu-ibu kader di RT 04 RW 05 Kelurahan


Margahayu Kecamatan Bekasi Timur

6. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan semangatnya kepada kelompok.

Kelompok menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari


sempurna, untuk itu kelompok menerima kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun. Harapan kelompok semoga laporan ini berguna bagi
kelompok khususnya dan pembaca pada umumya.

Jakarta, September 2022

Kelompok

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i


Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan ..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan .......................................................................................................4
1.3 Manfaat .....................................................................................................4

BAB II Analisa Situasi ...........................................................................................5


2.1 Gambaran Umum .....................................................................................5
2.2 Situasi Derajat Kesehatan .........................................................................7
2.3 Data Hasil Pengkajian .............................................................................11

BAB III Diagnosis Komunitas ..............................................................................13


3.1 Identifikasi Masalah Prioritas ................................................................13
3.2 Identifikasi Penyebab Masalah ...............................................................14

BAB IV Perencanaan Kegiatan .............................................................................16

BAB V Penutup ....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diwujudkan dalam


bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat
melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang menyeluruh oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan, adil dan merata, serta aman, berkualitas, dan terjangkau
oleh masyarakat. Kesehatan sebagai modal pembangunan memerlukan
dukungan dari tenaga kesehatan termasuk bidan.1

Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan


kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam
rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan
merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan
yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia, dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat, yang
meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.2

Komunitas ialah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas


wilayah dan merupakan pelayanan kebidanan professional yang ditunjukkan
kepada masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
upaya promotive, preventif/pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan
melibatkan individu, keluarga dan kelompok masyarakat sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evakuasi pelayanan kebidanan.

Peningkatan pelaksanaan program kesehatan masyarakat harus dengan


adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pengenalan
masalah dan penyebab terjadinya masalah serta alternatif cara pemecahan
masalah. Masalah yang dijadikan prioritas di wilayah RT 04 RW 05

1
Kelurahan Margahayu Bekasi Timur pada tahun 2022 adalah cakupan
imunisasi yang belum mencapai target.

Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap


berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan sehat.
Pemberian imunisasi dilakukan untuk pencegahan agar tubuh tidak terjangkit
penyakit infeksi tertentu seperti tetanus, batuk rejan (pertusis), campak
(measles), polio dan tuberkulosis atau seandainya terkena pun tidak
memberikan akibat yang fatal bagi tubuh.3

Menurut World Health Organitation (WHO) pada tahun 2017,


diperkirakan 19,9 juta bayi di seluruh dunia tidak tercapai dengan layanan
imunisasi rutin seperti 3 dosis vaksin DPT. Sekitar 60% dari anak-anak ini
tinggal di 10 negara termasuk Indonesia. Pemantauan data di tingkat daerah
sangat penting untuk membantu negara memprioritaskan dan menyesuaikan
strategi vaksinasi dan rencana operasional untuk mengatasi kesenjangan
imunisasi dan menjangkau setiap orang dengan vaksin yang menyelamatkan
jiwa. Upaya untuk mencapai tujuan berbagai program dengan berbasis
Primary Health Care telah dilaksanakan untuk meningkatkan derajat
kesehatan. Beberapa indikator yang digunakan WHO untuk mengukur tingkat
keberhasilan program program tersebut, antara lain Angka Kematian Bayi
(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Harapan Hidup (life ecpectancy).4

Indikator kesehatan dalam Sustainable Development Goals (SDGs)


2030 yang merupakan goals ketiga yaitu jaminan kesehatan dan promosi
kesehatan bagi semua umur. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
telah menyusun program sebagai usaha yang dilakukan untuk menekan
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) pada anak antara lain
Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak sejak tahun 1956.
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk
terhadap penyakit tertentu.5

2
Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan
terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur,
dan ibu hamil. Setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap
yang terdiri dari satu dosis HB0, satu dosis BCG, tiga dosis DPT-HB-Hib,
empat dosis polio, dan satu dosis campak.6 Keberhasilan bayi dalam
mendapatkan lima jenis imunisasi dasar diukur melalui indikator imunisasi
dasar lengkap sebagai landasan untuk mencapai komitmen internasional yaitu
Universal Child Immunization (UCI), UCI secara nasional dicapai pada tahun
1990, yaitu cakupan DPT-Hb-Hib 3, Polio 3 dan Campak minimal 80%
sebelum umur 1 tahun, sedangkan cakupan untuk DPT-Hb-Hib 1, polio 1 dan
BCG minimal 90%. Terdapat 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya
dapat dicegah dengan pemberian imunisasi, namun sebanyak 22,6 juta anak
di seluruh dunia tidak terjangkau imunisasi rutin.7 Data Riset Kesehatan
Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa 32,9% bayi di Indonesia tidak
mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan 9,2% bayi tidak melakukan
imunisasi meningkat dari tahun 2013 yaitu 32,1%.8

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk


meningkatkan cakupan imunisasi adalah penyuluhan imunisasi di tingkat
kelurahan oleh petugas puskesmas; sweeping imunisasi di wilayah puskesmas
yang cakupan imunisasinya masih rendah, pendekatan kepada kelompok
masyarakat yang masih menolak imunisasi dengan melibatkan para tokoh
masyarakat dan pemuka agama. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan
cakupan imunisasi di wilayah RT 04 RW 05 Margahayu Bekasi Timur adalah
partisipasi dasar dari ibu yang memiliki bayi yang menjadi sasaran imunisasi
membutuhkan pengetahuan tentang imunisasi dasar. Maka dari itu
Manajemen Asuhan kebidanan komunitas sangat diperlukan untuk
mengetahui permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat agar dapat
diselesaikan berdasarkan prioritas dari masalah tersebut.

3
1.2. Tujuan Manajemen Kebidanan Komunitas
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga masyarakat
mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan
masalahnya secara mandiri.
2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian kesehatan ibu, anak dan kesehatan


reproduksi remaja di komunitas
b. Melakukan analisis situasi masalah berdasarkan data kajian
bersama masyarakat
c. Memprioritaskan masalah kesehatan ibu, anak dan kesehatan
reproduksi remaja bersama masyarakat
d. Membuat perencanaan pelayanan kesehatan ibu, anak
dan kesehatan reproduksi remaja bersama masyarakat
e. Memberikan pelayanan kesehatan ibu, anak dan kesehatan
reproduksi remaja bersama masyarakat
f. Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan kebidanan komunitas

1.2 Manfaat Manajemen Kebidanan Komunitas


1. Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan professional dalam pemecahan masalah
kesehatan secara mandiri
b. Kesehatan masyarakat terpantau dengan baik

4
2. Kader

a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih lengkap.

b. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang


terpercaya dalam bidang kesehatan.

3. Puskesmas

a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak


pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan
pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.

b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan


masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.

c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat

4. Mahasiswa

a. Ikut berperan secara nyata dalam peningkatan derajat kesehatan


masyarakatdi komunitas

b. Melatih keterampilan dalam memberikan asuhan pada


masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak

c. Melatih koordinasi kepada pihak terkait dalam memberikan


pelayanan.
BAB II
ANALISIS SITUASI

2.1 Gambaran Umum


2.1.1 Profil Wilayah

Peta Kelurahan Margahayu

Kelurahan Margahayu berada di Kecamatan Bekasi Timur dan


memiliki luas wilayah 465,64 Ha, dengan batas-batas wilayah kelurahan
Margahayu sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kel.Bekasi dan Kel. Duren Jaya
Sebelah selatan : Kel. Sepanjang Jaya dan Kel. Pengasinan
Sebelah Barat : Desa Jati Mulya Kec. Tambun
Sebelah Timur : Kel. Margajaya Kec. Bekasi Selatan

Secara geografis Kelurahan Margahayu berada di bagian barat


Kecamatan Bekasi Timur. Dengan luas wilayah 444,15 ha. Merupakan
wilayah dengan laju perkembangan yang cukup pesat, karena terletak
berdekatan dengan pusat pemerintahan Kota Bekasi dan sentra
perdagangan.

5
2.1.2 Kondisi Umum Wilayah
Secara administratif, bekasi timur memiliki 4 kelurahan, salah
satunya adalah Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur terdiri
dari 26 RW, 166 RT, 13.968 KK pada tahun 2021. Jarak tempuh dari
Kelurahan Margahayu kepusat kota Bekasi adalah 5 km. Jumlah
penduduk menurut jenis kelamin data dari data dinas pendudukan dan
catatan sipil tahun 2021 adalah 67.025 yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 33.795 dan wanita sebanyak 33.230.

Piramida Penduduk Kelurahan Margahayu

>74Thn
70-
74Thn
65-
69Thn
60-
64Thn
perempuan
55-
59Thn laki laki
50-
54Thn
45-
49Thn
40-
44Thn
35- 0 500100015002000250030003500
39Thn
Sumber : Profil Kelurahan 2021
30-
34Thn
25-
2.1.3 Keadaan
29Thn
Penduduk
Jumlah
20- Total Penduduk Di RW 05 ada 1.924 Jiwa, yang
24Thn
terdiri dari Laki-laki 903 Jiwa, Perempuan 1021 Jiwa dengan
15-
total 19Thn
KK yang berada di RW 05 adalah 481 KK. Sedangkan
pada RT10-04 RW 05 terdapat sebanyak 583 Jiwa yang terdiri dari
14Thn
laki-laki sebanyak 271 jiwa dan perempuan sebanyak 312 jiwa
5-9Thn
0-4Thn
dengan total KK yang ada di RT 04 RW 05 adalah 128 KK.

6
2.2 Situasi Derajat Kesehatan

2.2.1 Angka Kematian

a. Kematian Neonatal

Angka kematian neonatal di wilayah margahayu di tahun 2020


terdapat kematian neonatal 2 neonatal dengan jenis kelamin 2
laki laki dan perempuan, namun di tahun 2021 terdapat
kematian neonatal 3 dengan jenis kelamin 1 laki laki dan 2
perempuan.

b. Kematian bayi

Angka kematian bayi memang harus ditekan agar tidak menjadi


masalah yang berkelanjutan di kemudian hari. Jumlah
Kematian bayi di wilayah margahayu pada tahun 2021 adalah
1 bayi.

c. Kematian Balita

Pada tahun 2020, tidak ada kasus kematian balita. Jumlah Kematian
balita di wilayah Margahayu pada tahun 2021 adalah 1 balita.

d. Kematian ibu

Tingkat kematian ibu dari data yang di miliki oleh kelurahan


margahayu di nyatakan tidak ada pada tahun 2021.
e. Kematian akibat malaria
Dalam wilayah kelurahan margahayu yang mencangkup dua
puluh enam rukun warga (RW) tidak ditemukannya kematian
yang diakibatkan oleh penyakit malaria. Maka dengan itu jumlah
kematian yang disebabkan oleh malaria nihil pada tahun 2021 di
wilayah kelurahan margahayu.

2.2.2 Status Gizi

7
Status gizi adalah suatu keadaaan dimana tubuh yang diakibatkan
oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi status gizi, baik dilakukan secara
langsung yaitu dengan asupan makanan, pola asuh anak, kualitas
air dan pelayanan kesehatan yang baik. Beberapa faktor ini yang
menentukan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup
masyarakat.
a. Gizi Buruk
Adapun kasus balita gizi buruk yang terjadi diwilayah kelurahan
margahayu yaitu sebanyak 5 kasus dan terpantau oleh nutrisionis.
Namun 1 orang balita usia 22 bulan yang mengalami gizi buruk
meninggal disertai dengan penyakit penyerta yaitu pneumonia
dan sudah terlaporkan ke dinas kesehatan. Adapun kasus balita
yang mengalami gizi buruk yang mendapat perawatan di
puskesmas karang kitri dengan cakupan tahun 2015 – 2021 yaitu
100%.
Cakupan Gizi Buruk
6
5 5 5
5
4
3 3
2
1
0
2018 2019 2020 2021

Sumber : Profil Kelurahan Margahayu tahun 2021

b. Status Gizi Baduta


Pengukuran anak baduta pada anak 0 – 23 Bulan di wilayah
kelurahan margahayu dengan jumlah baduta 1702 anak, laki 835
dan perempuan 867. dari seluruh jumlah anak baduta di wilayah
kelurahan margahayu dengan anak di timbang 451 laki-laki dan
444 perempuan jumlah seluruhnya 895. Dan hasil penimbangan
8
ada 2 orang baduta berjenis kelamin laki laki yang BGM.
Anak 0-23 Bulan Di Timbang
100.00%
80.00%
60.00% 52.59%
40.00%
20.00%
0.22%
0.00%
Di timbang BGM

Sumber : Profil Kelurahan Margahayu tahun 2021

c. Status gizi balita


Pertumbuhan balita juga dapat dilihat dari status pelayanan
kesehatan balita dan juga dapat dilihat dari ditimbangnya tubuh
balita tersebut agar dapat mengetahui status gizi balita tersebut.
Cakupan gizi balita yang di timbang dengan Jumlah balita
yang dilaporkan, dalam cakupannya balita yang ditimbang di
wilayah kelurahan margahayu tahun 2021 dengan jumlah
seluruh balita 3484 balita. Dari hasil pelayanan kesehatan
balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan minimal 8 kali
dengan jumlah seluruh 1841 balita di bagi menjadi 2 yaitu laki-
laki 1021 dan perempuan 820 .
Pelayanan kesehatan balita
4000 3484
3000
1841
2000
1000
0
Jumlah balita balita di timbang - -

Sumber : Profil Kelurahan Margahayu tahun 2021

2.2.3 Pola Penyakit Terbesar

9
Pola penyakit penting diketahui untuk menganalisa besaran
masalah kesehatan yang dihadapi. Selain itu pola penyakit juga
dapat dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan perencanaan,
misalnya penyusunan rencana kebutuhan obat, rencana upaya
promotiv dan preventif dan sebagainya. Dengan melihat pola
penyakit maka rencana yang disusun tentu akan lebih berdaya
guna dan tepat guna. Dan akan kelihatan perubahannya saat
dilakukan langsung di masyarakat. Dengan adanya upaya-upaya
yang dilakukan mengurangi angka kesakitan terhadap penyakit di
lingkungan masyarakat, masyarakat dapat merasakan perubahan
dari hasil promotif dan preventif dalam mengatasi angka kesakitan
pada masyarakat.
10 Penyakit Terbanyak
Ju
No Diagnosa

17
1 ISPA lainnya

16
2 Hypertensi

Gejala & tanda umum 11


3
lainnya
98
4 DM

79
5 Dispepsia

52
6 Gg Lain pd kulit &jaringan

50
7 Arthritis

8 Faringitis Acut 49

10
4
Peny jantung Iskemic 48
9
lainnya
Penyakit Jantung Iskemik 47
10
Lainnya

2.3 Data Hasil Pengkajian


Mahasiwa selaku pelaksana kegiatan melakukan wawancara
dengan Ibu Kader RT 04/05 yaitu Ibu Imas. Kegiatan posyandu di RW 05
cukup aktif. Posyandu di wilayah ini merupakan Posyandu yang bekerja
sama dengan Puskemas Karang Kitri, yang rutin dilakukan tiap bulannya.
Namun masih banyak bayi balita yang hadir ke posyandu hanya untuk
melakukan penimbangan, namun tidak mau di imunisasi. Sehingga masih
banyak bayi balita yang belum melakukan imunisasi.
Mahasiswa juga melakukan wawancara kepada beberapa remaja
yang ada di wilayah RT 04 RW 05, untuk kegiatan karang taruna sudah
tidak aktif dikarenakan tidak ada pelopor yang mau memulai untuk
menggiatkan kegiatan-kegiatan remaja di wilayah ini. Masih kurangnya
pengetahuan remaja mengenai kesehatan khususnya kesehatan reproduksi
dan pendidikan mengenai bahaya seks bebas yang masih dianggap hal
yang tabu dan tidak perlu untuk dibicarakan.
Wawancara selanjutnya yaitu dengan salah satu ibu hamil di
wilayah RT 04 RW 05. Ibu hamil mengatakan bahwa selalu
menyempatkan diri untuk melakukan periksa hamil di klinik dan
posyandu. Para kader posyandu juga aktif mengabarkan ibu hamil jika ada
kegiatan penyuluhan di posyandu.
Wawancara terakhir yaitu kepada Bapak RT 04 RW 05 yaitu
Bapak Kholik. Di wilayah RT 04 memiliki beberapa lansia, namun belum
11
ada posbindu di wilayah ini. Sehingga masih adanya lansia yang belum
melakukan pemeriksaan kesehatan, namun ada beberapa lansia yang
menyempatkan diri untuk ke puskesmas melakukan pemeriksaan
kesehatan seperti pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolesterol.
Mahasiswa melakukan observasi lapangan di wilayah RW 05
khususnya RT 04 yang memiliki luas wilayah yang cukup, tetapi sangat
jarang adanya angkutan umum sehingga akses jalan yang cenderung kecil
jika ada warga yang ingin ke puskesmas. Namun, di wilayah RT 04 RW
05 itu sendiri terdapat 1 PMB yang berada di tengah wilayah RT 04 dan
masih bisa dijangkau oleh warga RT 04 RW 05.
Berdasarkan wawancara dan observasi lapangan yang dilakukan
mahasiswa didapatkan tiga permasalahan utama di wilayah RT 04 RW 05
yaitu masih banyaknya bayi balita yang belum di imunisasi, masih
kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, dan masih
ada lansia yang belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan.

12
BAB III

DIAGNOSIS KOMUNITAS

3.1 Identifikasi Masalah Prioritas


Penentuan prioritas masalah berdasarkan matriks USG ( Urgency,
Seriousness, Growth ). Masalah yang berada pada daftar peringkat
terbawah biasanya selesai dengan sendirinya atau dapat ditangani oleh
orang lain. Untuk mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan
masalah prioritas, maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-
masing unsur tersebut. Umumnya digunakan skor dengan skala
tertentu. Misalnya penggunaan skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat
urgency, seriousness, growth masalah tersebut, maka semakin tinggi
skor untuk masing- masing unsur tersebut. Penggunaan metode USG
(urgency, seriousness, growth) dalam menentukan prioritas masalah
dilaksanakan apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah
yang ada, dengan memperhatikan aspek yang ada di masyarakat dan
aspek dari masalah itu sendiri. Berdasarkan analisis masalah oleh 3
Mahasiswa ditemukan prioritas masalah sebagai berikut :

No Masalah Urgency Seriousness Growth Total Rank

1. Masih banyaknya bayi balita 5 5 5 15 I

13
yang belum di imunisasi

2.Masih kurangnya pengetahuan 4 5 5 14 II


remaja tentang kesehatan
reproduksi

3.Masih ada lansia yang belum 3 3 4 10 III


pernah melakukan
pemeriksaan kesehatan

3.2 Identifikasi Penyebab Masalah

Untuk mengidentifikasi penyebab masalah digunakan metode Pohon


Masalah. Analisis pohon masalah dilakukan dengan membentuk pola
pikir yang lebih terstruktur mengenai komponen sebab akibat yang
berkaitan dengan masalah yang telah diprioritaskan. Diidentifikasi
bahwa penyebab masalah “Masih banyaknya Bayi Balita yang
belum di Imunisasi” ada 3 (tiga) hal, yaitu:

a. Kurangnya pendidikan kesehatan terkait pentingnya

Imunisasi pada Bayi Balita

b. Petugas Kerja terbatas (SDM terbatas)

c. Waktu pelayanan imunisasi tidak dibuka setiap hari di

beberapa Fasilitas Kesehatan

Dengan dilakukan metode USG kembali, dari ketiga penyebab


tersebut, yang menjadi penyebab utama dari masalah adalah
“Kurangnya pendidikan kesehatan terkait pentingnya Imunisasi
pada Bayi Balita”. Hal ini dengan pertimbangan bahwa penyebab
berupa “petugas kerja terbatas (SDM terbatas)” tidak menjadi
halangan karena sudah menjadi tugas yang harus dilaksanakan petugas
kesehatan dan tidak memiliki wewenang untuk menambah SDM.
Sedangkan untuk penyebab “Waktu pelayanan imunisasi tidak dibuka

14
setiap hari di beberapa fasilitas kesehatan dinilai masih memiliki
tingkat urgensi dan pengembangan yang rendah, serta harus
menyesuaikan dengan fasilitas kesehatan yang ada.

No Masalah Urgency Seriousness Growth Total Rank


1.Kurangnya pendidikan kesehatan 4 4 5 13 I
terkait pentingnya
Imunisasi pada Bayi Balita
2.Petugas Kerja terbatas (SDM 3 3 3 9 II
terbatas)

3.Waktu pelayanan imunisasi tidak 2 3 2 7 III


dibuka setiap hari di
beberapa Fasilitas
Kesehatan

Lebih lanjut, penyebab tersebut diidentifikasi kembali penyebabnya,


dan diperoleh bahwa penyebab “Masih banyaknya Bayi Balita yang
belum di Imunisasi ” adalah “Kurangnya pendidikan kesehatan
terkait pentingnya Imunisasi pada Bayi Balita”. Sehingga
pernyataan masalahnya menjadi:

Masih banyaknya Bayi Balita yang belum di Imunisasi


karena Kurangnya pendidikan kesehatan terkait pentingnya
Imunisasi pada Bayi Balita.

15
BAB IV
PERENCANAAN KEGIATAN

Berdasarkan prioritas masalah yang didapatkan, berikut rencana kegiatan untuk


mengatasi masalah tersebut.
No. Kegiatan WaktuTujuan Kegiatan
Penanggung Jawab Pelaksana In
Pelaksanaan
1 Membuat Minggu Ke-2 di
Agar Pelaksanaan
Aqidatul Izzah - Aqidatul Kerangka Acuan Kerja
Kerangka bulan Kegiatan Hasani Izzah yang sudah
Acuan Kerja Oktober lebih - Maghfirotul diketahui oleh
terencana - Yuanita Sari Pembimbing
Lahan Praktik

2 Berkoordinasi Minggu Ke-2 di


Agar pelaksanaanYuanita Sari - Aqidatul Terkoordinasinya
dengan Ibu bulan kegiatan Izzah pelaksanaan
Kader Oktober dapat - Maghfirotul kegiatan
setempat berjalan - Yuanita Sari
terkait dengan baik
pelaksanaan dan
posyandu terkoordinir
3 Pelaksanaan Kelas
Minggu Ke-3 di
Ibu bayi balita Maghfirotul - Aqidatul - Hasil diskusi
Bayi Balita bulan dapat Izzah tanya jawab
di Posyandu Oktober mengetahui - Maghfirotul tentang
dengan manfaat dan - Yuanita Sari imunisasi
memberikan pentingnya - Meningkatkan
materi pemberian pengetahuan
penyuluhan imunisasi ibu bayi balita

16
tentang dari tentang
imunisasi penyuluhan pemberian
pada bayi dan media imunisasi
balita promosi
menggunaka
n media
promosi
4 Membuat laporan
Minggu Ke-4 di
Agar semua - Aqidatul - Aqidatul Laporan Hasil
hasil bulan kegiatan Izzah Izzah Pelaksanaan
pelaksanaan Oktober terdokument - Maghfirotul - Maghfirotul Kegiatan
kegiatan asi dengan - Yuanita Sari - Yuanita Sari
baik

17
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengkajian kesehatan ibu, bayi balita, kesehatan reproduksi remaja
dan lansia di komunitas dilakukan dengan data primer (orientasi
wilayah langsung) dan sekunder (wawancara dengan stakeholder di
komunitas).
2. Berdasarkan pengkajian komunitas didapatkan tiga permasalahan
yang ada di komunitas
3. Dari tiga permasalahan didapatkan dua permasalahan prioritas di
wilayah setempat. Hasil prioitas masalah menggunakan matriks USG
(urgency, seriuosness, dan growth).
4. Rencana kegiatan pada asuhan kebidanan komunitas yaitu kelas bayi
balita di Posyandu dengan memberikan materi penyuluhan tentang
imunisasi pada bayi balita menggunakan media promosi
5. Kegiatan komunitas kelas bayi balita terjadwal berdasarkan
koordinasi dengan stakeholder.

B. Saran
1. Masih diperlukan sosialisasi tentang pentingnya pemberian
imunisasi pada bayi balita
2. Masih diperlukan kegiatan kelas bayi balita di Posyandu agar
masyarakat dapat lebih aktif dalam mengikuti posyandu

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Mona. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia


Undang-Undang Keperawatan dan Tenaga Kesehatan. 2015. Penerbit
Pustaka Mahardika Bantul Yogyakarta
2. Sofian, Madjid, dkk. 2009. 19-20
3. Hidayat A.A.A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba
Medika
4. WHO. World Health Statistics 2017 : monitoring health for the SDGs,
Sustainable Development Goals
5. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sistainable
Development Goals (SDG'S). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
6. Depkes, RI.2009. Rencana pembangunan Jangka Panjang tahun 2005-2025.
Jakarta: Departemen Kesehatan
7. Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
8. Balitbangkes, 2019. Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan : Kementrian Kesehatan RI
9. Elly Dwi Wahyuni. 2018. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kemenkes RI

19
LAMPIRAN

Mahasiswa melakukan koordinasi kegiatan komunitas bersama bidan


Rusmiyati

Mahasiswa melakukan koordinasi kegiatan komunitas bersama ibu kader

20
Mahasiswa melakukan koordinasi kegiatan komunitas bersama Bapak RT
04 RW 05

21
22

Anda mungkin juga menyukai