Disusun oleh :
1. Ice Amelia 6. Meiranti Rusmami
2. Intan Afela 7. Mella Syafitri
3. Juwita Lestari Rahmadani
4. Kori Ramadhania 8. Nabella Fransiska Utari
5. Linda Faryani 9. Natasya
Kelompok : 3 (Tiga)
Kelas/Semester : 2-B/4
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2
A. Program KIE dan Pelayanan KB............................................................. 2
B. Konseling Mengenai Kondom................................................................ 11
BAB III PENUTUP........................................................................................... 16
A. Kesimpulan.............................................................................................. 16
B. Saran........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk
melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program
keluarga berncana ( KB ) sebagai salah satu cara untuk mengurangi
tingginya angka kematian ibu. Banyaknya anak-anak terlantar dan dengan
jarak usia yang sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah.
Indonesia mempunyai kebijakan untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk diantaranya melalui program Keluarga Berencana
(KB). Keluarga Berencana adalah suatu upaya dilakukan manusia untuk
mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga tidak melawan hukum
dan moral pancasila untuk kesejahteraan keluarga. Melalui program KB
akan terjadi pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk sehingga dapat
meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi keluarga.
Pelayanan KB yang berkualitas tidak hanya berkaitan dengan pelayanan
dalam pemasarangan alat kontrasepsi, akan tetapi juga berkaitan dengan
pemberian komunikasi Interpersonal/Konseling (KIP/K) kepada akseptor.
(Maritalia, 2017).
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu program KIE dan pelayanan KB?
2. Bagaimana cara konseling mengenai Kondom?
C. Tujuan Masalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
sebagiai berikut:
1. Untuk mengetahui program KIE dan pelayanan KB.
2. Untuk mengetahui cara Konseling mengenai Kondom.
1
BAB II
PEMBAHASAN
b) Informasi
Informasi adalah keterangan, gagasan, maupun
kenyataan-kenyataan yang perlu diketahui oleh
2
masyarakat (BKKBN, 1993). Sedangkan menurut (Jain,
1989), informasi adalah merupakan pesan yang
disampaikan. Informasi yang disampaikan pada klien
paling sedikit ada 3 elemen untuk membantu klien.
Adapun elemen tersebut adalah:
1. Informasi tentang kontraindikasi, risiko dan
keuntungan
dari berbagai jenis metode kontrasepsi.
2. Informasi tentang bagaimana menggunakan
alat kontrasepsi. potensial efek samping dan
bagaimana mengatasi efek samping tersebut.
3. Informasi tentang apa pengguna harapkan
dari penyedia pelayanan termasuk saran,
dukungan, pasokan, rujukan untuk layanan
lainnya jika dibutuhkan.
c). Edukasi
Pendidikan adalah proses perubahan
perilaku kearah yang positif (Depkes RI. 1990).
Menurut (Effendy, 1998), pendidikan kesehatan
merupakan salah satu kompetensi yang dituntut dari
tenaga kesehatan, karena merupakan salah satu
peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap
memberikan pelayanan kesehatan, baik itu terhadap
individu, keluarga, kelompok atau pun masyarakat.
3
c. Meletakan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat
menjamin berlangsungnya proses penerimaan masyarakat
terhadap isu perlindungan anak
d. KIE mendidik individu dan masyarakat tentang keberadaan dan
manfaat perlindungan anak berbasis masyarakat
4
program KKB. Selain menggunakan sarana mobil penerangan juga
digunakan mobil pelayanan KB.
1) Tahap perencanaan
5
memproduksi bahan-bahan komunikasi, membuat rencana
pelaksanaan, menyiapkan pelaksanaan tahap intervensi
(pelaksanaan).
2) Tahap intervensi
6
6. Konseling dalam KIE
a) Pengertian Konseling
Konseling merupakan salah satu bagian dari edukasi kesehatan.
Edukasi kesehatan merupakan suatu proses untuk mengubah
perilaku baik individu maupun masyarakat sehingga norma hidup
sehat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sasaran edukasi
kesehatan adalah individu dan masyarakat baik dalam kondisi sehat
maupun sakit dan dapat berasal dari semua golongan usia
(Sukraniti, 2018b).
b) Tujuan Konseling
Tujuan konseling kesehatan secara umum adalah membantu
klien dalam upaya mengubah perilaku yang berkaitan dengan
kesehatan meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan
perubahan tindakan sehingga terjadi peningkatan status kesehatan
(Sukraniti, 2018b).
7
c) Jenis Konseling
Jenis konseling terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Konseling Umum Konseling umum dapat dilakukan oleh
petugas lapangan keluarga berencana atau PLKB. Konseling
umum meliputi penjelasan umum dari berbagai metode
kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi,
tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
2) Konseling Spesifik Konseling spesifik dapat dilakukan oleh
dokter / bidan / konselor. Konseling spesifik berisi penjelasan
spesifik tentang metode yang diinginkan, alternatif,
keuntunganketerbatasan, akses, dan fasilitas layanan.
3) Konseling Pra dan Pasca Tindakan Konseling pra dan pasca
tindakan dapat dilakukan oleh operator atau konselor atau
dokter atau bidan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik
tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama dan
pasca) serta penjelasan lisan atau instruksi tertulis asuhan
mandiri.
8
Pada konseling KB terdapat enam langkah konseling yang
sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan langkah
konseling KB SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara
berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri dengan
kebutuhan klien. beberapa klien membutuhkan lebih banyak
perhatian pada langkah yang satu dibanding dengan langkah yang
lainnya.
Langkah konseling KB SATU TUJU yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
SA SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yang
nyaman serta terjamin privasinya. Yakinka klien untuk
membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang
dapat dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat
diperolehnya.
T Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk
berbicara mengenai pengalaman KB dan kesehatan reproduksi serta
yang lainnya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien.
Dengan memahami kebutuhan, pengetahuan dan keinginan klien,
kita dapat membantunya
U Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan jelaskan mengenai
kontasepsi yang mungkin diingini oleh klien dan jenis kontasepsi
yang ada
TU BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir
mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan kebutuhannya.
Dorong klien untuk menunjukan keinginannya dan mengajukan
pertanyaan. Tanggapi secara terbuka dan petugas
mempertimbangkan kriteria dan keinginan klienterhadap setiap
jenis kontrasepsi. Tanyakan apakah pasangannya akan memberikan
dukungan dengan pilihannya tersebut.
9
J Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika
diperlukan, perlihatkan alat/obat kontasepsinya. Jelaskan
bagaimana alat/obat tersebut digunakan dan cara penggunaannya.
Lalu pastikan klien untuk bertanya atau menjawab secara terbuka
U Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buat
perjanjian kepada klien untuk kembali lagi melakukan pemeriksaan
lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan
10
13) Klien terganggu konsentrasinya karena ada orang lain di
sekitarnya
14) Petugas konseling belum dikenal oleh klien
11
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu kesehatan klien
4. Tidak mempunyai pengaruh yang sistemik
5. Murah dan dapat dibeli secara umum
6. Tidak perlu resep dokter atau periksaan kesehtan khusus
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya
ditunda
b. Efek samping kondom
1. Bocor
2. Iritasi penis
3. Mempengaruhi kenikmatan
(Mulyani, 2013).
12
kontasepsi
c. Jenis kondom
Berikut adalah jenis-jenis kondom yang beredar di pasaran :
1. Kondom dengan aroma dan rasa: kondom ini memiliki aroma,
sehingga merangsang pengguna.
2. Kondom berulir (ribbed condom): jenis satu ini memiliki keunikan
di bentuknya yang berulir untuk menambah kenikmatan pengguna.
3. Kondom ekstra tipis (exra thin): tipe satu ini berbahan karet dengan
ukuran yang sangat tipis. Sehingga pengguna dalam bercinta
seakan-akan tanpa menggunakan kondom.
4. Kondom bintik (dotted condom): tipe ini dengan bintik-bintik di
sekitarnya yang bisa menimbulkan efek mengejutkan bagi wanita.
5. Kondom wanita: kondom yang juga berbahan lateks atau
poliuretan, sehingga elastis dan fleksibel, kondom ini lebih
menimbulkan sensasi atau rangsangan. Terutama bagi pria yang
kurang suka memakai kondom.
6. Kondom getar: kondom ini dilengkapi cincin getar di bagian
ujungnya. Kondom yang menggunakan baterai khusus untuk
menggerakkan cincin getarnya ini bisa bertahan hingga 30 menit.
7. Kondom baggy: tipe ini bentuknya agak membesar di bagian ujung
serta memiliki ulir di bagian badannya, untuk memaksimalkan
gerakan saat bercinta. (Mulyani, 2013).
Cara Kerja Kondom
d. Alat kontrasepsi kondom mempunyai kerja sebagai berikut:
1. Dapat mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.
2. Sebagai alat kontrasepsi.
3. Sebagai pelindung terhadap infeksi atau tranmisi mikro organisme
penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS).
e. Cara Pemakaian Kondom
1. Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual.
13
2. Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke
3. dalam kondom.
4. Gunakan tangan saat membuka kemasan, jangan menggunakan
gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau benda tajam
lainnya.
5. Tekanlah ujung kondom antara ibu jari dan jari telunjuk untuk
mengeluarkan udara yang terperangkap pada mocong kondom.
6. Saat penis sedang ereksi pasanglah kondom di atas glond penis
dengan satu tangan lalu lepas gulungan karetnya dengan jalan
menggeser gulungan tersebut kearah pangkal penis. Pemasangan
ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina. Bila penis
7. tidak disirkumisisi maka tarik ke belakang terlebih dahulu
prepatium kulit yang membalut ujung penis). Hal ini mengurangi
risiko kondom pecah selama hubungan seks berlangsung.
8. Periksa bahwa semua batang penis harus terbalut kondom sampai
ke pangkalnya.
9. Setelah mencapai klimaks ejakulasi segera keluarkan penis dari
vagina dengan memegang bagian pangkal kondom agar tidak
terlepas pada saat penis dikeluarkan dan agar tidak terjadi
tumpahan cairan sperma di sekitar vagina, serta segara lepas
kondom sebelum penis melembek.
10. Agar sperma tidak tercecer di luar ikatlah pangkal kondom yang
telah digunakan untuk hubungan seks, lalu buanglah pada tempat
yang aman.
11. Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai.
12. Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan
disimpan di tempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan
kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan.
13. Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom
tampak rapuh atau kusut.
14. Jangan gunakan minyak goring, minyak mineral, atau pelumas dari
bahan petrolatum karena merusak kondom.
14
15. Pemakainan kondom efektif bila dipakai secara benar setiap kali
berhubungan seksual. Pemakaian kondom yang tidak konsisten
membuat tidak efektif. Angka kegagalan kontasepsi kondom
sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
(Mulyani, 2013).
Kondom
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
KIE merupakan salah satu bentuk kegiatan yang penting dalam
upaya promosi kesehatan perorangan, kelompok maupun
masyarakat yang dilaksanakan baik di Puskesmas maupun di
Rumah Sakit. Tujuan dari KIE adalah agar khalayak atau
target/sasaran paham dan mampu menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat (Kemenkes Republik Indonesia,2014).
Konseling merupakan salah satu bagian dari edukasi kesehatan.
Edukasi kesehatan merupakan suatu proses untuk mengubah
perilaku baik individu maupun masyarakat sehingga norma hidup
sehat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sasaran edukasi
kesehatan adalah individu dan masyarakat baik dalam kondisi sehat
maupun sakit dan dapat berasal dari semua golongan usia
(Sukraniti, 2018b).
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), pastik (vinil), atau bahan
alami (produksi hewani) yang dipasang pada (kondom pria) atau
vagina (kondom wanita) pada saat berhubungan seksual
(handayani, 2016).
Namun kebersihan metode kontrasepsi ini dalam mencegah
kehamilan tidak 100%, ada kemungkinan komdom bocor atau
pemakaian yang kurang tepat. (Maritalia, 2017).
B. Saran
Makalah ini telah disusun berdasarkan dengan ruang lingkup
pembelajaran yang ada. Namun, kami menyadari bahwasanya masih
banyak kesalahan maupun kekurangan baik didalam penulisan ataupun
isinya. Oleh karena itu, kami minta kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga materi
yang ada didalam makalah ini dapat berguna bagi kita semua yang
mempelajarinya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17