Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MUTU PELAYANAN DALAM KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :

AUDIA PARAMATA
C0242004

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah, Dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan
jiwa, kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan
rahmat karunia dan hidayahnya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
judul “Mutu Pelayanan Kebidanan dalam Promosi Kesehatan”.

Sholawat serta salam semoga terlimpah curah kepada Rasulullah Muhammad


SAW yang telah memberikan pencerahan kepada kita dengan agama Rahmatan
lil’alamin, agama islam. Dengan selesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari
bantuan serta dukungan dari semua pihak baik moril ataupun materil sehingga
makalah ini dapat selesai dengan baik. Tentunya semoga makalah ini dapat memberi
manfaat kepada kita semua terlebih bagi saya sendiri yang mengerjakan makalah ini.
Karena keterbatasan saya,makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka saran dan
kritik sangat dibutuhkan demi penyempurnaannya. Akhir kata, sekian dari saya,
kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Gorontalo, Desember 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
besar peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam
rangka mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi.
Keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan kesehatan
yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sector terkait termasuk
swasta dan masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. Hal ini perlu diyakini
oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika memberikan asuhan kepada
pasien, pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada bentuk pelayanan
promotif. Realisasi yang paling mudah dilaksanakan adalah pelaksanaan Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien dengan materi-materi mengenai
pemantauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan ketidaknyamanan selama
hamil. 
DAFTAR ISI
1.1 Rumusan Masalah
1.1.1 Apa pengertian partnership ?

1.1.2 Apa saja prinsip dari partnership interprofesional, intergensi, dan intersektor ?

1.1.3 Apa pengertian dari ICM dan Normal Childbirth ?

1.1.4 Bagaimana keilmuan kebidanan Normal Childbirth sesuai standar ICM ?\

1.2 Tujuan
1.2.1 Memahami pengertian dari partnership

1.2.2 Mengetahui apa saja prinsip-prinsip partnership

1.2.3 Agar memahami apa itu partnership interprofesional, intergensi, dan intersektor

1.2.4 Memahami pengertian dari normal childbirth dan ICM

1.2.5 Mengetahui bagaimana keilmuan kebidanan normal childbirth sesuai standar


ICM
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Patnership


Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antar indibidu-individu, kelompok-
kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.
( Notoatmodjo 2003 ).

Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal


antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan “mitra” atau
“partner”. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor,
kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerja sama
mencapai tujuan bersama. ( Promkes Depkes RI ).

2.2 Prinsip Kemitraan

2.2.1 Prinsip Kesetaraan (Equity)


Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus
merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan
yang disepakati.

2.2.2 Prinsip Keterbukaan


Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta
berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain.
Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan.
Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling
membantu diantara golongan (mitra).
2.2.3 Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit)
Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh
manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing-masing.
Kegiatan atau pekerjaan akan menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama.

2.3 . Partnership, Interprofesional, Interagency, Intersektor

2.3.1 Interprofesional
Interpropesional adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua
atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas
pelayanan dan pelaksanaanya dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik
itu tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga
kesehatan yang professional. Partnership memiliki poin-poin penting dalam
promosi kesehatan adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-
pihak harus memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan.

2.3.2 Interagency
Intergency adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan upaya
kolaboratif dari instansi pemerintah untuk menjadi kesatuan menuju tujuan
bersama, juga dikenal sebagai kolaborasi, kerjasama antar instansi, aktor
pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah pelayanan.

2.3.3 Intergensi
mewujudkan kepuasan klien bahagia dan sejahteraan. Interagency,menuju
tujuan bersama, juga dikenal sebagai kolaborasi, kerjasama antar instansi, aktor
pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah pelayanan.
2.4 Kunci Keberhasilan Dalam Kemitraan
1). Adanya Cooperation (kerjasama yang harmonissharing vision and mission)
2). Adanya Coordination (koordinasi yang baik-sharing tujuan)
3).Adanya Collaboration (kolaborasi yang setara-sharing sumber daya)
4).Adanya Creation of Dynamic Team (menciptakan tim yang dinamis)
5).Adanya Commitment (komitmen-kesepakatan bersama

2.5 Definisi ICM ( International Confideration Midwives )


Konfederasi bidan internasional mendukung, mewakili dan bekerja untuk
memperkuat asosiasi profesional bidan secara global. Saat ini ICM memiliki lebih
dari 100 anggota, yang mewakili asosiasi kebidanan disekitar 100 negara.

2.6 Pengertian keilmuan kebidanan


Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang khusus
mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan
demikian yang menjadi objek ilmu adalah kehamilan, perslainan, nifas dan bayi
yang bru dilahirkan.
(Manuaba 2012)

2.7 Pengertian Normal childbirth


Normal childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan pada pendapat
bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka tanpa
intervensi eksternal. Setiap individu memiliki hak untuk lahir sehat, maka setiap
individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pada filosofi
kebidanan meyakini bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis
yang normal atau fisiologis.
Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa persalinan dan kehamilan
merupakan proses alamiah/fisiologis. Merupakan proses yang normal dan bukan
penyakit. Proses childbirth merupakan kejadian fisik, psikososial dan kultural.
Seni dalam asuhan kebidanan meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana
memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta mempertahankan proses
persalinan berjalan alamiah.

2.7.1 Prinsip Dasar Normal Childbirth


a) memahami bahwa kelahiran anak merupakan proses alamiah dan
fisiologis.
b) menggunakan cara-cara sederhana tidak melakukan intervensi, tidak ada
indikasi sebelum ke teknologi.
c) Aman, berdasarkan fakta dan beri kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
d) Terpusat pada ibu bukan pada pemberi asuhan kesehatan/ lembaga.
e) Menjaga privasi / kerahasiaan ibu.
f) Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung emosionalnya.
g) Pastikan kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling
yang cukup.
h) Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat
keputusan.
i) Menghormati praktek-praktek adat.
j) Membantu kesejahteraan fisik, psikologis, spritual, sosial ibu atau
keluarga selama kelahiran anak.
k) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
Menurut International Of Midwives ( ICM ) seorang perempuan yang
telah menyelesaikan program pendidikan kebidanan yaitu diakui dinegara
tempat dia berada dan disarkan pada kompetensi esensial ICM untuk praktik
kebidanan dasar dan kerangka kerja standar global ICM untuk pendidikan
kebidanan yang telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk menjadi
terdaftar secara hukum untuk berlatih kebidanan dan menunjukkan
kompetensi dalam praktik kebidanan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai