Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Model
Konseptual Asuhan Kebidanan dengan tepat waktu.Makalah Model Konseptual
Asuhan Kebidanan disusun guna memenuhi tugas Ibu Jamila, S.SiT.,M.Kes
pada mata kuliah Konsep Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Palembang prodi
DIII Kebidanan Muara Enim.Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Profesi dan
profesionalisme Bidan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya kepada mahasiswi kebidanan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dan Asuhan Kebidanan Ibu
Bersalin .
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori
yang dapat diuji melalui observasi atau penelitian.
2. Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.
3. Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan
kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
4. Model konseptual kebidanan
1) Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
2) Menunjukkan pada ide global tentang individu, kelompok, situasi, dan
kejadian yang menarik untuk suatu ilmu.
3) Model memberi kerangka untuk memahami dan mengembangkan
praktek untuk membingbing tindakan dalam pendidikan untuk
mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian
4) Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori dasar
intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan
disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett, 1992)
Kegunaan model konseptual adalah :
1) Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak)
2) Merupkana gagasan mental sebagai bagian deri teori yang membantu
ilmu- ilmu social mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses
social.
3) Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak
digunakan disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Ata tahun 1978. Fokus
pelayanan ditujukan pada wanita, keluarga dan masyarakat serta sebagai sarana
komunikasi dari bidan-bidan negara lain. Tema HFA menurut Euis dan Simmet
(1992):
Delapan area untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC, delapan area
ini adalah:
Hubungan antara wanita, bidan dan dokter harus didasari oleh rasa hormat, timbal
balik dan saling percaya, bidan boleh mempertanyakan masalah medis atau
perlindungan hukum bagi wanita untuk alas anapapun, jika wanita tersebut tidak
mampu berbicara atass namanya sendirinya
Peran bidan adalah mengidentifikasi masalah klien dan melakukan sesuatu untuk
membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat dari model ini menurut
Methuen adalah sebagai bukti praktek pengkajian kebidanan yang tidak
didasarkan pada kerangka kerja dan tradisi manapun. Sebagai dasarnya adalah
kesehatan bukan kesakitan sehingga asuhan yang diberikan efektif bagi ibu dan
memberikan kebebasan pada bidan untuk melakukan asuhan.
Pencetusnya adalah suster Callista Roy (1960), sebagai dasarnya makhluk bio-
psiko-sosial yang berhubungan dengan lingkungan. Dikemukakan tiga macam
stimulasi yang mempengaruhi adaptasi kesehatan dari individu, yaitu:
1. Vokal stimuli
Yaitu stimuli dari lingkungan di dekat individu, contohnya : kesehatan bayi
akan mempengaruhi ibu yang baru saja melakukan fungsinya.
2. Kontekstual stimuli
Yaitu faktor-faktor umum yang mempengaruhi wanita. Contohnya: kondisi
kehidupan yang buruk
3. Residual stimuli
Yaitu faktor internal meliputi kepercayaan, pengalaman dan sikap. Model
kebidanan ini berguna bagi bidan dalam melakukan pengkajian secara
menyeluruh (holistik).
Yaitu model yang merupakan awl dari kesehatan individu dan komunitass (sistem
klien) yang di gambarkan sebagai pusat energi yang di kelilingi oleh garis
kekuatan dan pertahanan.
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan
kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi
dengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan
pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.
Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga
dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :
1. Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang
kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat
menjadi mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.
2. Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk meningkaatkan derajat
kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka
Bidan sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap
menurunnya AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat sebagai
model.
3. Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun
harus menjadikan paradigma sehat sebagai model atau acuan.
Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau MindSet,
Beberapa pandangan yang berubah menjadi Paradigma Sehat, yaitu :