Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu dan
pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam teori kebidanan mengadopsi
dari beberapa model lainnya berdasarkan teori-teori yang sudah ada sehingga tercipta
sebuah model kebidanan sesuai dengan filosofi kebutuhan baik dari segi bidan
sebagai profesi maupun wanita dan keluarga sebagai fokus pelayanan asuhan
kebidanan. Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam asuhan
kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan memberikan sumbangan
yang berarti dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang
mengutamakan upaya preventif dan promotif.
Model dalam teori kebidanan Indonesia mengadopsi dari beberapa model
negara dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari teori
dan model yang bersumber dari masyarakat.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu hubungan saling percaya
dalam pelaksanaan asisten kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan dapat
memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kesakitan,
trauma persalinan, kematian, dan kejadian seksio sesaria pada persalinan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian konseptual model?
2. Apa saja konseptual model asuhan kebidanan?
3. Apa saja komponen model konseptual dalam asuhan kebidanan didalam dan
luar negeri?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian konseptual model
2. Mengetahui konseptual model asuhan kebidanan
3. Mengetahui komponen model konseptual dalam asuhan kebidnan didalam
dan luar negeri

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konseptual Model

Konseptual model adalah gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar
suatu disiplin ilmu. Konseptual model berkembang dari wawasan intuitif keilmuan
kemudian disimpulkan dalam kerangka acuan ilmu sehingga konseptual model dapat
memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian
diterapkan sesuai bidang ilmu masing-masing. (Dwana, Niken, dkk, 2008)

Model memberikan kerangka dan kemudin untuk memahami dan


mengembangkan praktik serta untuk membimbing dalm melaksanakan tindakan
nyata. Konsep model ditunjukkan dengan banyak cara yaitu mental model, fisikal
model, dan simbolik (Lancaster and Lavcaster, 1992)

Kegunaan Model Konseptual adalah:


1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (kongkret maupun abstrak) dengan
mengartikan persamaannya seperti struktur gambar, diagram, dan rumus. Model
tidak seperti teori, tidak memfokuskan pada hubungan antara dua fenomena tapi
lebih mengarah pada struktur dan fungsi. Sebuah model pada dasarnya analogi
atau gambar simbolik sebuah ide (Wilson, 1985)
2. Merupakan gagasan mental sebagai bagian teori yang memberikan bantuan ilmu-
ilmu sosial dalam mengonsep dan menyamakan aspek-aspek dalam proses sosial
(Gaith and Smith, 1976)
3. Menggambarkan sebuah kenyataan, gambaran abstrak sehingga banyak
digunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik (Bemer,
1984)

3
Model konseptual kebidanan adalah :
1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori dasar intuitif
keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu yang
bersangkutan (Fawcett, 1992)
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik
guna membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi
pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.

Kegunaan Model Asuhan Kebidanan:


1. Menyatukan data secara lengkap.
a. Tindakan sebagai bantuan dalam komunikasi antara bidan dan pimpinan.
b. Dalam pendidikan untuk mengorganisasikan program belajar.
c. Untuk komunikasi bidan dengan klien.
2. Menjelaskan siapa itu bidan, apa yang dikerjakan, keinginan, dan kebutuhan
untuk:
a. Mengembangkan profesi.
b. Mendidik siswi bidan.
c. Komunikasi dengan klien dan pimpinan.

2.2 Konseptual Model Asuhan Kebidanan

1. Model dalam Mengkaji Kebutuhan dalam Praktik Kebidanan.

Model ini memiliki empat unit yang penting, yaitu:


a. Ibu dalam keluarga.
b. Konsep kebutuhan.
c. Partnership.
d. Faktor kedokteran dan keterbukaan.

4
2. Model Medikal

Model Medikal merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk


membantu manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti keasehatan.
Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk pemahaman dan tindakan sehingga
dipertanyakan dalam model ini adalah Dapatkah dengan mudah dipahami dan
dapatkah dipakai dalam praktik?.

Model medikal lebih banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan lebih
berfokus pada proses penyakit dan mengobati ketidaksempurnaan.

Yang tercakup dalam model medikal adalah:


a. Berorientasi pada penyakit.
b. Meganggap bahwa akal atau pikiran dan badan terpisah.
c. Manusia menguasai alam.
d. Yang tidak biasa menjadi menarik.
e. Informasi yang terbatas pada klien.
f. Pasien berperan pasif.
g. Dokter yang menentukan.
h. Tingginya teknologi menaikkan prestise.
i. Prioritas kesehatan individu dari pada kesehatan komunitas.
j. Penyakit dan kesehatan adalah domain dokter.
k. Pemahaman manusia berdasarkan mekanik dan bioengineering.

Model medikal ini kurang cocok untuk praktik kebidanan karena terlalu
berorientasi pada penyakit dan tidak memberi kesempatan klien untuk menentukan
nasibnya sendiri. Walaupun demikian, kenyataannya masih banyak yang terpengaruh
pada model medikal ini.

5
3. Model Sehat untuk Semua (Health For All-HFA)

Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Atta tahun 1978. Fokus
pelayanan ditujukan kepada wanita, keluarga, dan masyarakat serta sebagai sarana
komunikasi dari bidan-bidan negara lain. Tema HFA menurut Euis dan Simmer
(1992):
a. Mengurangi ketidaksamaan kesehatan.
b. Perbaikan kesehatan melalui usaha promotif dan preventif.
c. Partisipasi masyarakat.
d. Kerja sama yang baik antara pemerintah dengan sektor lain yang terkait.
e. Primary Health Care (PHC) adalah dasar pelayanan utama dari sistem
pelayanan kesehatan.

PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada praktik,


ilmu pengetahuan yang logis dan metode sosial yang tepat serta teknologi
universal yang dapat diperoleh individu dan keluarga dalam komunitas melalui
partisipasi dan merupakan nilai dalam masyarakat dan negara yang mampu menjaga
setiap langkah perkembangan berdasarkan kepercayaan dan ketentuannya. Dari
model HFA dan definisi PHC terdapat lima konsep (WHO,1998):
1) Hak penentuan kesehatan oleh cakupan populasi universal dengan penyedia
asuhan berdasarkan kebutuhan.
2) Pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dimana pelayanan dapat
memenuhi segala macam tipe-tipe kebutuhan yang berbeda harus disediakan
dalam satu kesatuan (semua pelayanan dalam satu tempat).
3) Pelayanan harus efektif, dapat diterimaoleh norma, dapat menghasilkan, dan
diatur. Yaitu pelayanan harus dapat memenuhi kebutuhan yang dapat diterima
oleh masyarakat dan pelayanan harus dimonitor dan diatur secara efektif.
4) Komunitas harus terlibat dalam pengembangan, penentuan dan pemonitoran
pelayanan. Yaitu penentuan asuhan kesehatan merupakan tanggung jawab semua

6
komunitas dan kesehatan dipandang sebagai faktor yang berperan untuk
pengembangan seluruh lapisan masyarakat.
5) Kolaborasi antar sekolah untuk kesehatan itu sendiri dan pelayanan kesehatan
tidak dapat bergantung pada pelayanan kesehatan saja tetapi juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti perumahan, polusi lingkungan, persediaan makanan,
dan metode publikasi.

Delapan area untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC, delapan area
ini adalah:
1) Pendidikan tentang masalah kesehatan umum dan metode pencegahan dan
pengontrolannya.
2) kesehatan tentang persediaan makanan dan nutrisi yang layak.
3) Persediaan air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat.
4) Promosi Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana.
5) Imunisasi.
6) Pencegahan dan pengawasan penyakit endemik.
7) Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan dan penyakit umum.
8) Persediaan obat-obat essensial (Morley at all, 1989).

4. Model Sistem Maternitas di Komunitas yang Ideal University of Southeer


Queensland

a. Model kurikulum konseptual partnership dalam praktik kebidanan berdasarkan


pada model pelayanan kesehatan dasar (Guilliland and Pairman, 1995).
b. Partnership kebidanan adalah sebuah filosofi prospektif dan suatu model
kepedulian (model of care) sebagai model filosofi prospektif berpendapat bahwa
wanita dan bidan dapat berbagi pengalaman dalam proses persalinan.
c. Persalinan merupakan proses yang sangat normal.

7
d. Sebuah hubungan partnership menggambarkan dua orang yang bekerjasama dan
saling menguntungkan.
e. Bidan bekerja keras bahwa bidan tidak memaksakan suatu tindakan melainkan
membantu
f. Konsep wanita dalam asuhan kebidanan meliputi mitra perempuan tersebut,
keluarga, kelompok, dan budaya.
g. Konsep bidan dalam asuhan kebidanan meliputi bidan itu sendiri, mitranya atau
keluarga, budaya atau sub kultur bidan tersebut, dan wewenang profesional bidan.
h. Dengan membentuk hubungan antara bidan dan wanita akan membawa mereka
sendiri sebagai manusia ke dalam suatu hubungan partnership yang mana akan
mereka gunakan dalamteraupetik. Bidan harus mempunyai self knowing, self
nursing, dan merupakan jaringan pribadi dan kolektif yang mendukung.
i. Sebagai model of care the midwifery partnership didasarkan pada
prinsip midwifery care berikut ini:
1) Mengakui dan mendukung adanya keterkaitan antara badan, pikiran, jiwa,
fisik, dan lingkungan kultur sosial (holism).
2) Berasumsi bahwa mayoritas kasus wanita yang bersalin dapat ditolong
tanpa adanya intervensi.
3) Mendukung dan meningkatkan proses persalinan alami tersebut.
4) Bidan menggunakan suatu pendekatan pemecahan masalah dengan seni
dan ilmu pengetahuan.
5) Relationship-based dan kesinambungan dalam motherhood.
6) Woman centered bertukar pikiran antara wanita.
7) Kekuasaan wanita yaitu berdasarkan tanggung jawab bersama untuk
pengambilan suatu keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol atas
keputusan terakhir mengenai keadaan diri dan bayinya.
8) Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik individu dengan
persetujuan wanita bidan merujuk fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
berkualitas.

8
5. Model Asuhan Home Based

Dasar asuhan kebidanan berdasarkan home based merupakanunsure


therapeutic yang terdiri dari sebuah kesadaran dan menjaga hubungan yang dibangun
atas dasar kepercayaan dan dibentuk untuk memfasilitasi asuhan yang berkualitas.
Tanggung jawab dan kejujuran merupakan hal yang harus dibangun dalam hubungan
antara bidan dan klien. Proses persalinan di rumah (Home Birth) sejak lama telah
menggunakan konsep early discharge sebagai bagian dari Home Based Midwifery
Care.

Asuhan kebidanan secara tradisional telah memiliki asuhan yang berpusat


pada wanita. Kontinuitas dari asuhan kebidanan dapat membentuk waktu yang efektif
dalam pemantauan selama kunjungan prenatal sehingga dapat terjalin hubungan
therapeutic secara personal antara bidan dan keluarganya.

Asuhan yang berkelanjutan (continity of care) dapat membuat bidan dan


keluarga balajar satu sama lain untuk menentukan rencana dan memberikan asuhan
yang baik sesuai dengan kebutuhan, khususnya untuk klien. Dengan proses ini akan
terbuka komunikasi dan membangun komitmen dari bidan dan keluarga dalam
memecahkan masalah dan membuat keputusan bersama. Partisipasi secara alami
dalam home based midwifery care dapat memberikan kesempatan kepada calon orang
tua untuk mempelajari cara-cara mengasuh bayinya. Keterampilan ini komponen
yang penting dalam pendidikan prenatal karena bidan tidak selalu mendampingi ibu.

Hubungan therapeutic dan dukungan secara team yang ditetapkan


dalam home based midwifery care telah digunakan bertahun-tahun lalu. Dengan
pendekatan ini diharapkan klien bisa mandiri secara dini. Hal ini yang telah
menunjukkan hasil yang baik, dimana resiko yang terjadi pada ibu bisa segera
diketahui. Kemandirian dari klien atau komponen integral dari home based midwifery

9
care dan dapat diterapkan sebagai sebuah model pada wanita yang memilih
melahirkan di rumah sakit.

Hubungan antara wanita, bidan dan dokter harus didasari oleh rasa hormat,
timbal balik dan saling percaya, bidan boleh mempertanyakan masalah medis atau
perlindungan hukum bagi wanita untuk alas anapapun, jika wanita tersebut tidak
mampu berbicara atass namanya sendirinya

Persepsi mahasiswa kebidanan ditentukan oleh bidan di bagian


pelayanan untuk mengantisipasi mahasiswa dalam menghadapi kasus yang
ditemukan di dalam tim, praktek mahasiswa akan dibatasi oleh bidan dan akan
mengajarkan beberapa pelayanan khusus kebidananyang akan
meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa , peran perseptor akan
semakin berkurang dalam praktek dan hanya akan menjadi penasehat dan pendukung.

2.3 Komponen Model Konseptual dalam Asuhan Kebidnan didalam dan Luar
Negeri

A. Paradigma Sehat

Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan
kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan
banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan
orang sakit atau pemulihan kesehatan.

Secara MAKRO dengan adanya Paradigma sehat berarti pembangunan semua


sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan. Secara MIKRO dengan

10
adanya Paradigma sehat maka Pembangunan kesehatan lebih menekankan pada
upaya promotif dan preventif.

Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga
dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :
1. Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang
kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi
mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.
2. Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untukmeningkaatkan derajat
kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka Bidan
sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya
AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat sebagai model.
3. Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus
menjadikan paradigma sehat sebagai model atau acuan.
4. Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau
MindSet, Beberapa pandangan yang berubah menjadi Paradigma Sehat, yaitu :
a. Kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif dirubah menjadi pandangan
bahwa
b. Kesehatan sebagai konsumtif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan
merupakan suatu investasi karena menjamin adanya SDM yang berproduktif
secara sosial dan ekonomi.
c. Kesehatan hanya bersifat penanggulangan jangka pendek dirubah menjadi
pandangan bahwa kesehatan bagian upaya pengembangan SDM berjangka
panjang.
d. Pelayanan kesehatan bukan hanya pelayanan medis dirubah menjadi
pandangan bahwa Kesehatan pelayanan kesehatan paripurna, dengan
memandang manusia sebagai manusia seutuhnya.
e. Pelayanan kesehatan terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan terpadu.

11
f. Kesehatan hanya jasmani /fisik dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan mencakup mental dan sosial.
g. Fokus pada penyakit dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan
tergantung segmen/permintaan pasar.
h. Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat umum dirubah menjadi pandangan
bahwa kesehatan tanggung jawab juga masyarakat swasta (private).
i. Kesehatan merupakan urusan pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa
kesehatan juga menjadi urusan swasta.
j. Biaya kesehatan publik subsidi pemerintah dirubah menjadi pandangan
bahwa Kesehatan ditanggung bersama pengguna jasa.
k. Pembayaran biaya setelah pelayanan dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan dapat dibiaya dimuka (JPKM).
l. Kesehatan berfungsi sosial dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan
juga berfungsi ekonomi.
m. Pengaturan secara sentralis dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan
desentralisasi.
n. Pengaturan secara top down dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan
bottom up.
o. Birokratis dirubah menjadi enterpreuner.
p. Masyarakat dibutuhkan peran sertanya, dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan Kemitraan.

B. Midwifery Care

Midwifery care ( Asuhan Kebidanan) adalah penerapan fungsi dan kegiatan


yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa
persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana.
Adapun prinsip-prinsip asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:

12
1. Memahami bahwa kelahiran anak merupakan suatu proses alamiah dan
fisiologis.
2. Menggunakan cara-cara yang sederhana, tidak melakukan invertensi tanpa
adanya indikasi sebelum berpaling keteknologi.
3. Aman berdasarkan fakta dan member kontribusi pada keselamatan jiwa ibu
4. Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberi asuhan kesehatan/lembaga
(sayang ibu).
5. Menjaga privacy serta kerahasiaan ibu.
6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.
7. Memastikan bahwa kaum ibu mendapat informasi penjelasan dan konseling yang
cukup.
8. Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat
keputusan setelah mendapat penjelasan mengenai asuhan yang akan mereka
dapatkan.
9. Menghormati keyakinan agama mereka.
10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial keluarga ibu
selama masa kelahiran anak.
11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Bidan dalam memegang Prinsip Midwifery Care yaitu :


1. Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan lingkungan kultur
sosial
2. Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalin ditolong tanpa intervensi
3. Mendukung dan Meningkatkan persalinan alami
4. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni
5. Wanita punya kekuasaan yaitu berdasarkan tanggungjawab bersama untuk suatu
pengambilan keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol atau keputusan
terakhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya
6. Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik

13
7. Berprinsip Women Center Care

Macam-macam asuhan kebidanan:


1. Asuhan kebidanan pada ibu hamil
2. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
3. Asuhan kebidanan pada ibu nifas
4. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
5. Asuhan kebidanan pada neonatus & balita (sehat/sakit)
6. Asuhan kebidanan pada pelayanan KB
7. Asuhan kebidanan pada gangguan sistem reproduksi.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan harus mampu menjalin komunikasi


yang baik dengan klien maupun keluarganya sehingga dapat merencanakan atau
memberikan asuhan yang baik sesuai dengan kebutuhan klien.
Dengan memahami berbagai model asuhan kebidanan diatas, diharapkan dapat
membantu bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada kliennya.
Mungkin diperlukan kombinasi dalam prakteknya, sehingga sesuai dengan filosofi
asuhan kebidanan.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk
bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dwina Estiwidani, Niken Meiliani, 2008. Konsep Kebidanan.Yogyakarta : Fitramaya


Soepardan, Suryani. (2006). Konsep Kebidanan. Bandung: ECG

Fadilah, Siti. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Tentang. Jakarta

Marmi, S.ST., M.Kes, dan Margiyati, S.SiT., M.Kes, 2014. Konsep Kebidanan untuk
Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bryar, R. 1995. Theory for Midwifery Practie, Edisi 1. Mac Millan: Houndmillo

Cahyani, A, 2003. Dasar Dasar Organisasi dan Managemen, PT. Gransido, Jakarta

16
MAKALAH

MODEL PELAYANAN KEBIDANAN

DI SUSUN OLEH:

Kelompok 6
1 Fatika Raisyarani Akaf 1615301018
2 Firda Agustina 1615301022
3 Nina Artika Dewi 1615301024
4 Anissa Syafitri Almufaridin 1615301034

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


PRODI DIV KEBIDANAN
TAHUN 2017

17
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Konsep Kebidanan tentang Model Pelayanan Kebidanan ini. Kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan tugas
kepada kami.
Kami meyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon
maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 26 Februari 2017

Penulis

18 i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konseptual Model ......................................................... 3
2.2 Konseptual Model Asuhan Kebidanan ............................................ 4
2.3 Komponen Model Konseptual dalam Asuhan Kebidanan
didalam dan Luar Negeri ................................................................. 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
19

Anda mungkin juga menyukai