PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian konseptual model
2. Mengetahui konseptual model asuhan kebidanan
3. Mengetahui komponen model konseptual dalam asuhan kebidnan didalam
dan luar negeri
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konseptual model adalah gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar
suatu disiplin ilmu. Konseptual model berkembang dari wawasan intuitif keilmuan
kemudian disimpulkan dalam kerangka acuan ilmu sehingga konseptual model dapat
memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian
diterapkan sesuai bidang ilmu masing-masing. (Dwana, Niken, dkk, 2008)
3
Model konseptual kebidanan adalah :
1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori dasar intuitif
keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu yang
bersangkutan (Fawcett, 1992)
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik
guna membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi
pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.
4
2. Model Medikal
Model medikal lebih banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan lebih
berfokus pada proses penyakit dan mengobati ketidaksempurnaan.
Model medikal ini kurang cocok untuk praktik kebidanan karena terlalu
berorientasi pada penyakit dan tidak memberi kesempatan klien untuk menentukan
nasibnya sendiri. Walaupun demikian, kenyataannya masih banyak yang terpengaruh
pada model medikal ini.
5
3. Model Sehat untuk Semua (Health For All-HFA)
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Atta tahun 1978. Fokus
pelayanan ditujukan kepada wanita, keluarga, dan masyarakat serta sebagai sarana
komunikasi dari bidan-bidan negara lain. Tema HFA menurut Euis dan Simmer
(1992):
a. Mengurangi ketidaksamaan kesehatan.
b. Perbaikan kesehatan melalui usaha promotif dan preventif.
c. Partisipasi masyarakat.
d. Kerja sama yang baik antara pemerintah dengan sektor lain yang terkait.
e. Primary Health Care (PHC) adalah dasar pelayanan utama dari sistem
pelayanan kesehatan.
6
komunitas dan kesehatan dipandang sebagai faktor yang berperan untuk
pengembangan seluruh lapisan masyarakat.
5) Kolaborasi antar sekolah untuk kesehatan itu sendiri dan pelayanan kesehatan
tidak dapat bergantung pada pelayanan kesehatan saja tetapi juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti perumahan, polusi lingkungan, persediaan makanan,
dan metode publikasi.
Delapan area untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC, delapan area
ini adalah:
1) Pendidikan tentang masalah kesehatan umum dan metode pencegahan dan
pengontrolannya.
2) kesehatan tentang persediaan makanan dan nutrisi yang layak.
3) Persediaan air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat.
4) Promosi Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana.
5) Imunisasi.
6) Pencegahan dan pengawasan penyakit endemik.
7) Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan dan penyakit umum.
8) Persediaan obat-obat essensial (Morley at all, 1989).
7
d. Sebuah hubungan partnership menggambarkan dua orang yang bekerjasama dan
saling menguntungkan.
e. Bidan bekerja keras bahwa bidan tidak memaksakan suatu tindakan melainkan
membantu
f. Konsep wanita dalam asuhan kebidanan meliputi mitra perempuan tersebut,
keluarga, kelompok, dan budaya.
g. Konsep bidan dalam asuhan kebidanan meliputi bidan itu sendiri, mitranya atau
keluarga, budaya atau sub kultur bidan tersebut, dan wewenang profesional bidan.
h. Dengan membentuk hubungan antara bidan dan wanita akan membawa mereka
sendiri sebagai manusia ke dalam suatu hubungan partnership yang mana akan
mereka gunakan dalamteraupetik. Bidan harus mempunyai self knowing, self
nursing, dan merupakan jaringan pribadi dan kolektif yang mendukung.
i. Sebagai model of care the midwifery partnership didasarkan pada
prinsip midwifery care berikut ini:
1) Mengakui dan mendukung adanya keterkaitan antara badan, pikiran, jiwa,
fisik, dan lingkungan kultur sosial (holism).
2) Berasumsi bahwa mayoritas kasus wanita yang bersalin dapat ditolong
tanpa adanya intervensi.
3) Mendukung dan meningkatkan proses persalinan alami tersebut.
4) Bidan menggunakan suatu pendekatan pemecahan masalah dengan seni
dan ilmu pengetahuan.
5) Relationship-based dan kesinambungan dalam motherhood.
6) Woman centered bertukar pikiran antara wanita.
7) Kekuasaan wanita yaitu berdasarkan tanggung jawab bersama untuk
pengambilan suatu keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol atas
keputusan terakhir mengenai keadaan diri dan bayinya.
8) Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik individu dengan
persetujuan wanita bidan merujuk fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
berkualitas.
8
5. Model Asuhan Home Based
9
care dan dapat diterapkan sebagai sebuah model pada wanita yang memilih
melahirkan di rumah sakit.
Hubungan antara wanita, bidan dan dokter harus didasari oleh rasa hormat,
timbal balik dan saling percaya, bidan boleh mempertanyakan masalah medis atau
perlindungan hukum bagi wanita untuk alas anapapun, jika wanita tersebut tidak
mampu berbicara atass namanya sendirinya
2.3 Komponen Model Konseptual dalam Asuhan Kebidnan didalam dan Luar
Negeri
A. Paradigma Sehat
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan
kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan
banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan
orang sakit atau pemulihan kesehatan.
10
adanya Paradigma sehat maka Pembangunan kesehatan lebih menekankan pada
upaya promotif dan preventif.
Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga
dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :
1. Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang
kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi
mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.
2. Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untukmeningkaatkan derajat
kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka Bidan
sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya
AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat sebagai model.
3. Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus
menjadikan paradigma sehat sebagai model atau acuan.
4. Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau
MindSet, Beberapa pandangan yang berubah menjadi Paradigma Sehat, yaitu :
a. Kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif dirubah menjadi pandangan
bahwa
b. Kesehatan sebagai konsumtif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan
merupakan suatu investasi karena menjamin adanya SDM yang berproduktif
secara sosial dan ekonomi.
c. Kesehatan hanya bersifat penanggulangan jangka pendek dirubah menjadi
pandangan bahwa kesehatan bagian upaya pengembangan SDM berjangka
panjang.
d. Pelayanan kesehatan bukan hanya pelayanan medis dirubah menjadi
pandangan bahwa Kesehatan pelayanan kesehatan paripurna, dengan
memandang manusia sebagai manusia seutuhnya.
e. Pelayanan kesehatan terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan terpadu.
11
f. Kesehatan hanya jasmani /fisik dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan mencakup mental dan sosial.
g. Fokus pada penyakit dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan
tergantung segmen/permintaan pasar.
h. Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat umum dirubah menjadi pandangan
bahwa kesehatan tanggung jawab juga masyarakat swasta (private).
i. Kesehatan merupakan urusan pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa
kesehatan juga menjadi urusan swasta.
j. Biaya kesehatan publik subsidi pemerintah dirubah menjadi pandangan
bahwa Kesehatan ditanggung bersama pengguna jasa.
k. Pembayaran biaya setelah pelayanan dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan dapat dibiaya dimuka (JPKM).
l. Kesehatan berfungsi sosial dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan
juga berfungsi ekonomi.
m. Pengaturan secara sentralis dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan
desentralisasi.
n. Pengaturan secara top down dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan
bottom up.
o. Birokratis dirubah menjadi enterpreuner.
p. Masyarakat dibutuhkan peran sertanya, dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan Kemitraan.
B. Midwifery Care
12
1. Memahami bahwa kelahiran anak merupakan suatu proses alamiah dan
fisiologis.
2. Menggunakan cara-cara yang sederhana, tidak melakukan invertensi tanpa
adanya indikasi sebelum berpaling keteknologi.
3. Aman berdasarkan fakta dan member kontribusi pada keselamatan jiwa ibu
4. Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberi asuhan kesehatan/lembaga
(sayang ibu).
5. Menjaga privacy serta kerahasiaan ibu.
6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.
7. Memastikan bahwa kaum ibu mendapat informasi penjelasan dan konseling yang
cukup.
8. Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat
keputusan setelah mendapat penjelasan mengenai asuhan yang akan mereka
dapatkan.
9. Menghormati keyakinan agama mereka.
10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial keluarga ibu
selama masa kelahiran anak.
11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
13
7. Berprinsip Women Center Care
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk
bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.
15
DAFTAR PUSTAKA
Marmi, S.ST., M.Kes, dan Margiyati, S.SiT., M.Kes, 2014. Konsep Kebidanan untuk
Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bryar, R. 1995. Theory for Midwifery Practie, Edisi 1. Mac Millan: Houndmillo
Cahyani, A, 2003. Dasar Dasar Organisasi dan Managemen, PT. Gransido, Jakarta
16
MAKALAH
DI SUSUN OLEH:
Kelompok 6
1 Fatika Raisyarani Akaf 1615301018
2 Firda Agustina 1615301022
3 Nina Artika Dewi 1615301024
4 Anissa Syafitri Almufaridin 1615301034
17
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Konsep Kebidanan tentang Model Pelayanan Kebidanan ini. Kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan tugas
kepada kami.
Kami meyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon
maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penulis
18 i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konseptual Model ......................................................... 3
2.2 Konseptual Model Asuhan Kebidanan ............................................ 4
2.3 Komponen Model Konseptual dalam Asuhan Kebidanan
didalam dan Luar Negeri ................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
19