OLEH
Disusun Oleh:
YENI WINANTI
16300048
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Hadirat Illahi Robbi karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan sepanjang jaman
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1
A. Latar
Belakang
...................................................................................................................
...................................................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah
...................................................................................................................
...................................................................................................................
2
C. Tujuan
...................................................................................................................
...................................................................................................................
2
D. Manfaat
...................................................................................................................
...................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
3
Model
Asuhan
Kebidanan
.................................................................................................................
.................................................................................................................
3
Manajemen
Asuhan
Kebidanan
.................................................................................................................
.................................................................................................................
21
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................
33
A. Kesimpulan
..................................................................................................................
..................................................................................................................
33
B. Saran
..................................................................................................................
..................................................................................................................
34
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model dalam teori kebidanan indonesia mengadopsi dari beberapa
model negara dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada
disamping dari teori & model yang bersumber dari masyarakat. Model asuhan
kebidanan didasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan episode yang normal dalam siklus kehidupan wanita.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu
hubungan saling percaya dalam pelaksanaan askeb. Dengan ini diharapkan
profesi kebidanan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya
menurunkan angka kesakitan, trauma persalinan, kematian & kejadian seksio
sesaria pada persalinan.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode/proses berfikir logis
sistematis.oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi
seorang bidan dalam memberikan arah / kerangka dalam menangani kasus
BAB II
PEMBAHASAN
C. Kegunaan Model
1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (kongkrit maupun abstrak) dengan
mengartikan persamaannya seperti struktur, gambar, diagram, dan rumus.
Model tidak seperti teori, tidak memfokuskan pada hubungan antara dua
fenomena tapi lebih mengarah pada struktur dan fungsi. Sebuah model
pada dasarnya anologi atau gambar simbolik sebuah ide (Wilson, 1985).
2. Merupakan gagasan mental sebagai bagian teori yang memberikan
bantuan ilmu-ilmu sosial dalam mengkonsep dan menyamakan aspekaspek dalam proses sosial (Gait dan Smith, 1976).
3. Menggambarkan sebuah kenyataan, gambaran abstrak sehingga banyak
digunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktek
(Bemer. 1984).
2. Model Medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu
manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan.
Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk pemahaman dan tindakan
sehingga dipertanyakan dalam model ini.
3. Model sehat untuk semua (Heaith For All-HFA)
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Atta tahun
1978. Fokus pelayanan ditujukan pada wanita, keluarga dan masyarakat
serta sebagai sarana komunikasi dari bidan-bidan negara lain. Tema HFA
menurut Euis dan Simmet (1992) :
1.
2.
3.
4.
5.
10
dan
negara
yang
mampu
menjaga
setiap
langkah
efektif,
dapat
diterima
oleh
norma,
dapat
11
1) Pendidikan
tentang
masalah
kesehatan
umum
&
metode
layak
Persediaan air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat
Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
Imunisasi
Pencegahan dan pengawasan penyakit endemic
Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan dan penyakit umum
Persediaan obat-obat essensial (morley at all, 1989)
12
13
suatu
pengambilan
suatu
keputusan,
tetapi
wanita
14
Rentang kehidupan
Aktivitas Kehidupan
Ketergantungan atau kebebasan individu
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas individu
15
Seksualitas
Tidur
2. Rosemary Methven
Merupakan aplikasi dari Oream dan Hendeson, model terhadap asuhan
kebidanan, dimana dalam sistem perawatanada 5 metode pemberian
bantuan yaitu :
16
kepercayaan,
pengalaman, dan sikap. Model kebidanan ini berguna bagi bidan dalam
melakukan pengkajian secara menyeluruh (holistik)
F. Teori-teori yang Mempengaruhi Model Kebidanan
1. Teori Reva Rubin
Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai
peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian
aktifitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu
dapat mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia mampu
beradaptasi
dengan
perubahan-perubahan
yang
terjadi
khususnya
Menurut Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapanharapan, antara lain :
1) Kesejahteraan ibu dan bayinya
2) Penerimaan dari masyarakat
3) Penetuan identitas diri
4) Mengerti tentang arti memberi dan menerima
17
3. Plateu Stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu.
Tahap ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian
melanjutkan sendiri.
4. Disengagement
Merupakan tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah
berakhir.
Aspek-aspek yang diidentiflkasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang
idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah
pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman
dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan
18
19
20
21
2. Australia
a. Menggunakan modal partnership kebidanan dimana wanita sebagai
partner bidan dalam berbagai pengalaman tentang proses melahirkan
dan melahirkan adalah proses yang normal dalam kebidanan.
b. Prinsip - prinsip yang mendasari partnership dalam kebidanan adalah:
1) Mengetahui dan mendukung sosial budaya (suatu yang holistic)
2) Sebagian besar wanita dapat melahirkan bayi tanpa intervensi.
3) Mendukung proses alamiah dalam tubuh .
4) Pelayanan kebidanan adalah seni dan ilmu, pendekatan pemecahan
masalah di gunakan bila diperlukan .
5) Pelayanan kebidanan berpusat pada wanita.
6) Berhubungan dengan Mengetahui dan mendukung kesatuan antara
tubuh, pikiran, jiwa, lingkungan fisik proses pencapaian peran ibu.
7) Memberdayakan wanita dalam pengambilan keputusan.
8) Pelayanan kebidanan dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup
praktek. Individu yang mengacu pada wanita dan petugas
kesehatan lain jika di butuhkan.
3. New Zealand
Menggunakan model patnership bidan dengan ibu. Adapun fillosofi yang
mendasari:
1)
2)
secara
kebidanan
adalah
suatu
metode/proses
berfikir
logis
22
3.
kegiatan
penting
dan
memberikan
kekuasaan
untuk
4.
tenaga kerja.
Controlling (pengawasan), Yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuantujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan
korektif yang diperlukan.
23
teori-teori dan prinsip manajemen yang telah di akui secara nasional maupun
internasional.
Dengan perkataan lain bidan praktek telah menggunakan manajemen
kebidanan yang adekuat dalam memberikan asuhan kebidanan pada kliennya.
Prinsip Manajemen Kebidanan Varney, (1997)Menjelaskan bahwa prinsip
manajemen adalah pemecahan masalah.
Pelayanan yang diberikan oleh bidan selayaknya berdasarkan teori yang
dipertanggung jawabkan dan praktek yang dilakukan berdasarkan evidence
based medicine ( bukti ilmiah yang rasional ).
metode
berdasarkan
teori
untuk
mengorganisasikan
ilmiah,
pikiran
dan
penemuan-penemuan,keterampilan
tindakan
dalam
24
individual.
3)
Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan manajemen
dengan berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan
selanjutnya.
4)
Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam
situasi darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.
5)
Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan
kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhannya.
E. Sasaran Manajemen Kebidanan :
1.
Individu
2.
Keluarga
3.
Masyarakat
4.
Manajemen Kebidanan dapat digunakan oleh bidan didalam setiap
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan kesehatan ibu dan anak
dalam lingkup tanggung jawabnya.
Langkah-langkah Manajemen Kebidanan Helen Varney :
25
26
potensial dan
mengantisipasi penanganannya
1) Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosia atau masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah
diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar terjadi
2) Bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak
hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial
tidak terjadi.
Langkah IV : menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk
melakukan konsultasi , kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien.
27
28
3) Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak , yaitu oleh
bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga
akan melaksankan rencana tersebut.
4) Semua keputusan yang di kembangkan dalam asuhan menyeluruh ini
harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori
yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
dilakukanklien.
Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman.
1) Rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan sebelumnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.walau bidan tidak
melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya.dalam situasi dimana bidan berkolaburasi dengan dokter
untuk menangani klien yang mengalami komplikasi,maka keterlibatan
bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tanggung tetap jawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
2) Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dan asuhan klien
3) Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
Langkah VII : Mengevaluasi
1) Dilakukan evaluasi keevektifan dan asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
29
30
dikenal dengan istilah Khusus Tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di
Yogyakarta, yang akhirnya dilakukan pula di kota-kotabesar lain di nusantara
ini.Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan
Anak( BKIA) diamana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan kepada
masyarakat. Pelayanan yang diberikan mencakup pelayanan antenatal, post
natal dan pemeriksaan bayi dan anak termasuk imunisasi dan penyuluhan
gizi.. Diluar BKIA, bidan memberi pertolongan persalinan di rumah keluarga
dan pergi melakukan kunjungan rumah sebgai upaya tindak lanjut dari pasca
persalinan.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) padatahun 1957. Puskesmas
memberikan pelayanan didalam gedung dan diluar gunung dan berorientasi
pada wilayah kerja. Bidan yang bertugas di puskesmas berfungsi dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga
berencana baik di luar gedung maupun di dalamgedung. Pelyanankebidanan
yang diberikan di laurgedungadalahpelayanan kesehatan keluarga dan
pelayanan di pos pelayanan terpadu (posyandu). Pelayanan di posyandu
mencakup 4 bagian yaitu: pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga
berencana, imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan.
Mulaitahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat
dengan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Melalui Instruksi
Presiden secara lisan pada Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya
mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa adapun tugas pokok bidan di
desa adalah sebagai pelaksanaan kesehatan KIA, khsususnya dalam pelayanan
31
kesehatan ibu hamil, bersalinaan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru
lahir, termasuk pembinaan dukun bayi. Bidan di desa juga menjadi pelaksana
pelayanan kesehatan bayi dan keluarga berencana yang pelaksanaannya
sejalan dengan tugas pokoknya bidan didesa melaksanakan kunjungan rumah
pada ibu dan anak yang memerlukannya, mengadakan pembinaan pada
Posyandu di wilayah kerjanya serta mengembangkan Pondok Bersalin sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut bedahalnya dengan bidan yang
bekerja di rumah sakit dimana pelayanan diberikan berorientasi dengan
individu. Bidan dirumah sakit memberikan pelayanan poliklinik antenatan,
gangguan kesehatan reproduksi di poliklinik keluarga berencana, senam,
hamil, pendidikan perinatal, kamar bersih, akamar operasi kebidanan, ruang
nifas dan ruang perinatal.
Titik tolak dari konseferensi dari koferensi kependudukan dunia di Kairo
padaTahun
1994
yang
meningkatkan
pada
reproductive
(kesehatan
32
AKDR, AKBK (memasung maupun mencabut) kondom dan tablet serta tissue
vagina.
Dalam keadaan darurat bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan
yang ditujukan untuk menyelamatkan jiwa. Disamping itu diwajibkan merujuk
kasus yang tidak dapat ditaani memberikan informasi serta melakukan
rekamedis dengan baik. Untuk memberikan pertunjukan pelaksanaan yang
lebih rinci mengenai kewenangan bidan ini dikeluarkan Juklak yang
dituangkan dalam Lampiran Keputusan Dirjend Bin kesmas No. 1506/Tahun
1997.
Pelayanan kebidanan memerlukan kualitas bidan yang memadai atau handal
dan diperlukan monitoring/pemantauan pelayanan oleh karena itu adanya
konsul kebidanan sangat diperlukan sertaa danya pendidikan bidan yang
berorientasi dan akademik serta memiliki kemampuan memiliki kemampuan
adaalah suatu terobosan dans yarat utama untuk percepatan peningkatan
kualitas pelayanan kebidanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Model Kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang
merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
Konseptual model kebidananyaitu:
33
a)
b)
c)
d)
Orang
Kesehatan
Lingkungan
Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah suatu metode/proses berfikir logis
sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi
seorang bidan dalam memberikan arah / kerangka dalam menangani kasus
yang menjadi tanggung jawabnya.
Unsur-unsurManajemen
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Manusia
Uang
Metode
Material
Mesin
Market
Pelayanan Kebidanan Indonesia dimulai sejak zaman Hindia-
34
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
demi perbaikan makalah ini kedepannya.
35
DAFTAR PUSTAKA
https://www.blogger.com/blogger.g?
blogID=4964439957044134867#editor/target=post;postID=676694645561907699
6
http://apricilianymaniku.blogspot.co.id/2015/02/model-asuhan-kebidanan.html