5.ASNAT FLORA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009)
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun
emosi. Bagi yang belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan
perubahan yang terjadi, oleh sebab itu penting bagi ibu memahami apa saja
perubahan yang terjadi agar dapat menangani dan mengenali tanda bahaya secara
dini.
Pada masa nifas ini, terjadi perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu.
Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, di
mana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak faktor, termasuk
tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir dan perawatan serta
dorongan semangat yang diberikan oleh tenaga kesehatan, baik dokter, bidan
maupun perawat ikut membentuk respon ibu terhadap bayinya selama masa nifas
ini (Bobak, 2009)
Rumusan Masalah
Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui fisiologi ibu nifas pada sistem reproduksi
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui fisiologi ibu nifas pada sistem pencernaan
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui fisiologi ibu nifas pada sistem perkemihan
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui fisiologi ibu nifas pada sistem
muskuluskeletal
BAB II
PEMBAHASAN
a) Produksi susu
1. InvolusiUterus
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses
ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos
uterus (Ambarwati, 2010).
Plasenta
lahir 2 jari bawah pusat 750 gr
14 hari ( 2
mgg) Tak teraba diatas symphibis 350 gr
42 hari ( 6
mgg) Bertambah kecil 50 gr
56 hari ( 8
mgg) Normal 30 gr
1. Lochea
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs
plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama
dengan sisa cairan. Percampuran antara darah dan desidua inilah yang
dinamakan lokia.
Lochea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina
selama puerperium (Varney, 2007; 960).Lochea mempunyai perubahan
karena proses involusi.
Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan, yaitu:
Berisi sisa-sisa
selaput ketuban sel-
sel desidua verniks
kaseosa, lanugo, sisa
Rubra 1-2 hari Merah kehitaman meconium
Setelah
2
minggu
sampai
Alba selesai putih Cairan putih
a. Vagina
Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali.
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap
seperti ukuran sebelum hamil pada minggu ke 6-8 setelah melahirkan.
Rugae akan terlihat kembali pada minggu ke 3 atau ke 4. Esterogen
setelah melahirkan sangat berperan dalam penebalan mukosa vagina dan
pembentukan rugae kembali (Maryunani, 2009; 14).
b. Perineum
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, sehingga menyebabkan mengendurnya
organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan, namun akan
pulih setelah 2-3 minggu (tergantung elastic tidak atau seberapa sering
melahirkan) , walaupun tetap lebih kendur di banding sebelum
melahirkan.
a. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celsius. Sesudah
partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal,
namun tidak akan melebihi 8 derajat celcius. Sesudah 2 jam pertama
melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari
38 derajat celcius, mungkin terjadi infeksi pada klien.(Siti saleha,2009)
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat.
Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan
infeksi atau perdarahan post partum.
c. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan
diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah
biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah
pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan
darah tinggi pada post partum merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post
partum. Namun demikian, hal tersebut sangat jarang terjadi.
d. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per
menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal
ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya,
kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan
pada masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda
syok.
1. Nafsu Makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan
untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan
waktu 3–4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar
progesteron menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga
mengalami penurunan selama satu atau dua hari.
2. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan
anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke
keadaan normal.
3. Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan
tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa
pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan,
kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem
pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:
1. Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
2. Pemberian cairan yang cukup.
3. Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
4. Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
Bila usaha di atas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian huknah atau
obat yang lain.
Kesimpulan
Pada masa nifas ini, terjadi perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis pada
ibu. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, di
mana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak faktor, termasuk
tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir dan perawatan
serta dorongan semangat yang diberikan oleh tenaga kesehatan, baik dokter,
bidan maupun perawat ikut membentuk respon ibu terhadap bayinya selama
masa nifas ini. Adapun perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Payudara
2. Uterus
3. Vagina
4. Perineum
5. TTV
6. Sistem pencernaan
7. Sistem perkemihan
Perubahan-perubahan tersebut ada yang bersifat fisiologis dan patologis. Oleh
karena itu, tenaga kesehatan terutama bidan harus memehami perubahan-
perubahan tersebut agar dapat memberikan penjelasan dan intervensi yang tepat
kepada pasien.
Saran
Untuk memberikan asuhan yang menguntungkan terhadap ibu, bayi dan
keluarganya, seorang bidan atau perawat harus memahami dan memiliki
pengetahauan tentang perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis dalam masa
nifas ini dengan baik.
Dan semoga makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya agar makalah ini selalu
dapat digunakan. Bagi mahasiswa dapat membaca makalah ini sebagai referensi
dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dan juga sebagai referensi terhadap
perubahan organ reproduksi selama masa nifas.
DAFTAR PUSTAKA