Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

0
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI.. .................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG..................................................................................... 3
1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 3
1.3. TUJUAN PENULISAN .................................................................................. 3
BAB II KEBUTUHAN DASAR NEONATUS
2.1. DEFINISI NEONATUS .................................................................................. 4
2.2. KEBUTUHAN DASAR NEONATUS DAN BAYI
2.2.1. KEBUTUHAN FISIK PADA NEONATUS DAN BAYI .....................
2.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA NEONATUS DAN BAYI ........
2.3. ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS DAN BAYI ..........................
BAB III KEBUTUHAN DASAR BALITA
3.1. DEFINISI BALITA .........................................................................................
3.2. KEBUTUHAN DASAR BALITA ...................................................................
3.2.1. KEBUTUHAN FISIK PADA BALITA ...............................................
3.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA BALITA...................................
3.3. ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA ...................................................
BAB IV KEBUTUHAN DASAR PRASEKOLAH
4.1. DEFINISI ANAK PRASEKOLAH ................................................................
4.2. KEBUTUHAN DASAR ANAK PRASEKOLAH ...........................................
4.2.1. KEBUTUHAN FISIK ANAK PRASEKOLAH ....................................
4.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS ANAK PRASEKOLAH ........................
4.3. ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK PRASEKOLAH
.......................................................
BAB V PENUTUP ......................................................................................................................
5.1 KESIMPULAN ..............................................................................................................
5.2 SARAN .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................

1
2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal
ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak terpenuhi. Kebutuhan dasar ini mencakup
asah, asih, dan asuh. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi
berada dalam kandungan.

Kebutuhan dasar yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak
karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keadaan ekonomi,
sosial dan spiritual keluarga serta peran bidan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang
terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema pada anak.

Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan
ibu mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan
dan perkembangan. Peran bidan dalam hal ini adalah memberi informasi yang baik dan
benar berkaitan dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa definisi dari bayi balita dan anak pra sekolah?

1.2.2 Apa sajakah kebutuhan dasar bayi, balita dan anak pra sekolah?

1.2.3 Bagaimana asuhan kebidanan pada bayi, balita dan anak prasekolah?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.3.1 Mengetahui definisi dari bayi, balita dan anak pra sekolah.

1.3.2 Mengetahui dan memahami kebutuhan dasar bayi, balita dan anak pra sekolah

1.3.3 Mengetahui dan memahami asuhan kebidanan pada bayi, balita dan anak prasekolah

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEBUTUHAN DASAR BAYI

2.1. DEFINISI BAYI


Bayi baru lahir adalah bagian dari neonatus yaitu suatu organisme yang sedang
bertumbuh yang baru mengalami trauma kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin (Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak III
oleh Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia tahun
1985)
Menurut Ibrahim (1984) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan 2500 – 4000 gram.

2.2. KEBUTUHAN DASAR BAYI


2.2.1. KEBUTUHAN FISIK PADA BAYI
Kebutuhan Fisik-Biologis meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti:
nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.
1) Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi
seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu
(ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama
pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).
2)Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
3)Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah,
tempat bermain dan transportasi.
4)Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur
karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein merangsang pertumbuhan otot dan
tulang merangsang perkembangan.
5)Pelayanan Kesehatan : anak perlu dipantau / diperiksa kesehatannya secara teratur.
Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali
setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan
Agustus.

4
6)Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan menanggulangi
bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah penyakit serta memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak.
7) Memberi Minum/Menyusui pada bayi : BBL normal dapat segera disusui hanya dalam
waktu 1-2 menit pada setiap payudara. Apabila bayi telah menyusui dengan benar
maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
a) Bayi tampak tenang.
b) Badan bayi menempel pada perut ibu.
c) Mulut bayi terbuka lebar.
d) Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
e) Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang
f) masuk.
g) Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
h) Puting susu tidak terasa nyeri.
i) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
j) Kepala bayi agak menengadah.
8) Pijat Bayi : Manfaat memijat neonatus Yang terutama yaitu neonatus akan merasakan
kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal
yang penting bagi pertumbuhan neonatus. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang
tua bisa membuat neonatus merasakan pernyataan kasih sayang orang tua.
a) Menguatkan otot
b) Pijatan terhadap neonatus sangat bagus untuk menguatkan otot neonatus
c) Membuat neonatus lebih sehat
d) Memijat neonatus bisa memerlancar sistem peredaran darah, membantu proses
pencernaan neonatus, dan juga memerbaiki pernapasan neonatus. Bahkan memijat
neonatus bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh si neonatus.
e) Membantu pertumbuhan
f) Menurut penelitian, pertumbuhan neonatus seperti berat badan akan lebih baik
dengan memijat neonatus. Bahkan untuk neonatus prematur, berat badan bisa
bertambah hingga 47 persen dibanding jika tidak dipijat.
g) Meningkatkan kesanggupan belajar
h) Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan pendengaran si neonatus,
akan meningkatkan daya ingat dan kesanggupan belajar sang neonatus.
i) Membuat neonatus tenang.
9) Hygiene diri dan lingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi resiko
tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang bersih akan
memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas bermain secara aman.

5
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kebersihan balita oleh orang tua,
adalah sebagai berikut :
a) Mencuci tangan
b) Memotong kuku
c) Mandi teratur
d) Bersihkan mainannya
10) Buang air besar ( BAB )
Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir, pada hari-hari pertama disebut mekonium.
Mekonium adalah ekskresi gastrointestinal bayi yang diakumulasi dalam usus sejak
masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna mekonium adalah hijau
kehitaman, lengket dan bertekstur lembut, terdiri atas mulkus, sel epitel, cairan amnion
yang tertelan, asam lemak dan pibmen empedu. Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2-3
hari setelah lahir. Kemudian feses bayi yang diberi ASI akan berubah warnanya menjadi
hijau-emas dan terlihat seperti bibit. Bayi yang diberi susu formula memiliki feses yang
berwarna coklat gelap, seperti pasta atau padat. Bayi akan berdefekasi 5-6 kali tiap hari
dan akan berkurang pada minggu ke 2. Apabila bayi tidak defekasi selama lebih dari
dua hari segera hubungi tenaga kesehatan.
11) Buang air kecil ( BAK )
Bayi berkemih sebanyak 4-8 kali sehari. Pada awalnya volume urin sebanyak 20-30 ml/
hari, meningkat menjadi 100-200 ml/ hari pada akhir pertama. Warna urin keruh/ merah
muda dan berangsur-angsur jernih karena intake cairan meningkat
12) Perawatan tali pusat
Tali pusat merupakan tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman, dan bisa terjadi infeksi
lokal, sehingga perlu adanya perawatan tali pusat yang baik. Sisa tali pusat sebaiknya
dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar.
Pemakaian popok sebaiknya dilipat dibawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran /
feses maka harus segera dicuci dengan menggunakan air bersih dan sabun kemudian
dikeringkan. Biasanya tali pusat akan terlepas sekitar 1-2 minggu.
13) Penyuluhan sebelum bayi pulang
Pelayanan kebidanan sebelum ibu dan bayi pulang mencakup upaya pencegahan
penyakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, penyembuhan serta pemulihan
kesehatan. Kegiatan Penyuluhan sebelum bayi pulang meliputi :
a) Penyuluhan dan nasehat tentang kesehatan ibu dan anak selama perawatan di
rumah.
b) Cara menyusui yang baaik dan benar.
c) Perawatan tali pusat dan cara memandikan bayi.
d) Pemelihaaan kesehatan ibu,bayi dan balita.
e) Pengobatan sederhana bagi ibu bayi dan balita.

6
f) Perbaikan gisi keluarga, ibu agar mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi
tinggi seperti buah-buahan, sayur2 an yang hijau,
g) Imunisasi bayi/ anak, pelaksanaan imunisasi agar dilakukan secara lengkap
h) Kebersihan ibu dan bayi selalu dijaga sehingga infeksi tidak terjadi selama
perawatan di rumah
i) Pelayanan KB, melakukan program KB dengan kontrasepsi yang sesuai dengan
kesehatan ibu

Peran Bidan Pada Bayi Sehat


Beberapa prinsip pedekatan asuhan terhadap anak (termasuk didalamnya bayi dan
balita) yang dipegang oleh bidan yaitu:
1. Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu yang unik yang
mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan
pertumbuhannya.
2. Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga permasalahan
asuhan terhadap klien sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3. Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan sistem.
4. Selain memenuhi keutuhan fisik, juga harus memperhatikan keutuhan psikologis dan
sosial.
Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk
orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus bisa memfasilitasi proses tersebut.
Semua bayi lahir harus menjalani minimal 2 kali pemeriksaan fisik sebelum dipulangkan
dari rumah bersalin atau rumah sakit. Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan screening/
penapisan yang dilakukan saat kelahiran. Pemeriksaan kedua lebih komprehensif. Tujuan
kunjungan ulang bayi sehat adalah :
1. Mengidentifikasi gejala penyakit
2. Menawarkan tindakan screening metabolik
3. Memberikan KIE kepada orang tua

Bidan harus mempunyai perencanaan atau planing untuk melakukan kunjungan meliputi :
1. Kaji riwayat maternal, persalinan, dan riwayat tindakan segera pada bayi baru lahir.
2. Amati dan tanyakan kepada orangtua tentang penyesuaian keluarga
3. Kaji riwayat pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, BAB, BAK dan
masalah lainnya.
4. Lakukan pemeriksaan fisik
5. Beri penyuluhan dan anticipatry guidance pada orang tua
6. Buat jadwal kunjungan ulang dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check up.

2.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA BAYI

7
Asih (kebutuhan emosional) adalah kasih sayang dari orang tua akan menciptakan
ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik
fisik maupun mental.
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak
mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk menjamin
tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak . Cara memenuhi kebutuhan psikologis
bayi bisa dengan melalui Bounding Attachment.
1. Pengertian Bounding Attachment
Bounding attachment berasal dari dua suku kata, yaitu bounding dan attachment.
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan). Jadi
bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orangtua dan bayi.
2. Tahap-tahap Bounding Attachment
a) Perkenalan, dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara dan
mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya
b) Bounding (keterikatan)
c) Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain
3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Berhasil atau Tidaknya Proses Bounding
Attachment
a) Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan
memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak
menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu
tercapainya proses bounding attachment ini.
b) Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu
dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki
masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan
semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
c) Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga
penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang
terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu
untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
d) Kedekatan orang tua dan anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin
secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
e) Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)

8
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan
anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan. Pada awal
kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga
yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat
kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.

4. Cara Untuk Melakukan Bounding Attachment


a. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara
langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu
merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
b. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan
bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan
antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis
bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang
mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan
dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI
ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan
tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi
ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena
dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan
terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
c. Kontak mata (Eye to Eye Contact)
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih
dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu
untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat
diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya. Kesadaran untuk
membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata
mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa
percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya.
d. Suara (Voice)
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting.
orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut
membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut
membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara
dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan

9
menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena
merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim,
jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan
nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa
hari oleh cairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.
e. Aroma /Odor (Bau Badan)
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroma susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah
berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk
mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu
dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.
f. Gaya bahasa (Entrainment)
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak
sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan,
mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat
anak mulai bicara. Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan
dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur,
jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian
terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara
(gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua
dan membentuk komunikasi yang efektif.
g. Bioritme (Biorhythmicity)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang
tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan
dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya
seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah
menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan
memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan
menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan
interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.
h. Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak
dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek
sucking dengan segera.

B. Hambatan Bounding Attachment

10
Sesuatu yang prosesnya tidak sealur dengan tujuan dari bounding attachment dan dapat
dikatakan sebagai penghambat dalam bounding attachment adalah:
a) Prematuritas
Bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan prematur, kurang mendapat kasih sayang dari
ibunya karena kondisi belum cukup viabel(kelangsungan hidup terus) dan belum cukup
untuk menyesuaikan dengan extra uterine, bahkan bayi diletakkan dalam inkubator
sampai bayi dapat hidup sebagai individu yang mandiri.
2) Bayi atau ibu sakit
Pada keadaan ibu atau bayi salah satu menderita sakit dan harus mendapat perawatan
khusus, maka ikatan ibu dan bayi akan tertunda.
3) Cacat Fisik
Bayi lahir cacat fisik atau cacat bawaan atau kelainan lainnya, dapat menimbulkan stres
pada keluarga, utamanya ibu. Ibu merasa malu dan kurang menyukainya.
4) Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting
untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan
kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
5) Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming/rawat gabung kedekatan antara orang tua dan anak dapat
terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara
keduanya.
6) Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak
sehat/normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.

C. Peran Bidan dalam Mendukung Terjadinya Bonding Attachment


1) Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca
kelahiran.
2) Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang
bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
3) Sewaktu pemeriksaan ANC, Bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan
meraba perutnya yang semakin membesar
4) Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi
5) Bidan juga mensupport ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya
dalam merawat anak, agar saat sesudah kelahiran nanti ibu tidak merasa kecil hati
karena tidak dapat merawat bayinya sendiri dan tidak memiliki waktu yang seperti ibu
inginkan
6) Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara
bonding attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya Bidan tidak

11
benar-benar memisahkan ibu dan bayi melainkan Bidan mampu untuk mengundang rasa
penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayinya dan ingin segera memeluk bayinya.
Pada kasus bayi atau ibu dengan risiko, ibu dapat tetap melakukan bonding attachment
ketika ibu member ASI bayinya atau ketika mengunjungi bayi di ruang perinatal. ( Yetti
Anggraini, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, hal 65-75)

KEBUTUHAN STIMULASI (ASAH)


Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin
kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas,
kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini. Milyaran sel otak
dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada hubungan antar sel-sel
otak (sinaps)orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak bila ada rangsangan
akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps).
TABEL : Macam Stimulus yang Diperlukan pada Anak Berusia Kurang dari 1 Tahun
Umur Stimulus Stimulus Auditif Stimulus Taktil Stimulus Kinetik
Visual

0-3 bulan Objek warna Mengajak Membelai, Berjalan-jalan


terang di atas bisacara dan menyisir,
tempat tidur mendengarkan menyelimuti
suara lonceng

4-6 bulan Menonton TV Mengajak bicara Bermain air Berdisi pada


dan bermain Memanggil paha orang tua,
benda terang nama membantu
yang dapat tengkurap, duduk
dipegang
7-9 bulan Sama halnya Panggil nama Mengenai Membantu
dengan usia 4- bayi, ajari berbagai tengkurap, latih
6 bulan di memanggil tekstur berdiri, bermain
tambah nama orang tua, Bermain air tarik dorong
bermain ci luk memberi tahu
ba yang sedang
dilakukan
10-12 bulan Ajak ke tempat Suara binatang Merasakan Bermain tarik
ramai dan dan hangat atau dorong,
kenalkan menyebutkan dingin dan bersepeda

12
gambar bagian tubuh memegang
makan sendiri

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI


Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan:
a. Sebelum bayi lahir:
1) Apakah kehamilan cukup bulan?
2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
b. Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang
telah disiapkan pada perut bawah ibu, segera lakukan penilaian (selintas) berikut :
1) Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernafas tanpa kesulitan?
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan resusitasi.

1. PENGKAJIAN AWAL
Ciri-ciri bayi baru lahir normal :
a) Berat badan 2500 - 4000 gram.
b) Panjang badan 48 - 52 cm.
c) Lingkar dada 30 - 38 cm.
d) Lingkar kepala 33 - 35 cm.
e) Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit.
f) Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit.
g) Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup.
h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
i) Kuku agak panjang dan lemas.
j) Genetalia
1) Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
2) Laki - laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
k) Reflek sucking (hisap) dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l) Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
m)Reflek graps atau menggenggam sudah baik.
n) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna
hitam kecoklatan.

2. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama
jam pertama setelah kelahiran. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir :
a) Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
b) Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera mungkin.
c) Segera setelah melahirkan badan bayi lakukan penilaian sepintas :
1) Sambil secara cepat menilai pernapasannya (menangis kuat, bayi bergerak aktif,
warna kulit kemerahan) letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu

13
2) Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir dari wajah bayi untuk
mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi (sebagian besar
bayi akan menangis atau bernapas spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir).
3) Dan nilai APGAR SKORnya, jika bayi bernafas megap-megap atau lemah maka
segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

PENILAIAN APGAR SKOR


Nilai

Tanda 0 1 2

Denyut jantung
Tidak ada Lambat < 100 >100
(pulse)

Usaha nafas Lambat, tidak Menangis dengan


Tidak ada
(respisration) teratur keras

Fleksi pada
Tonus otot (activity) Lemah Gerakan aktif
ekstremitas

Kepekaan reflek
Tidak ada Merintih Menangis kuat
(grimace)

Tubuh merah
Biru Seluruhnya merah
Warna (apperence) muda,
pucat muda
ekstremitas biru

a. Pemberian ASI dini


Memberikan ASI dini (dalam 1 jam pertama setelah bayi baru lahir) akan memberikan
keuntungan yaitu:
1) Merangsang produksi ASI : Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan
diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon
prolaktin (hormon ini yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI.
2) Memperkuat reflek menghisap
a) Reflek rooting (reflek mencari putting susu)
b) Reflek suckling (reflek menghisap)
c) Reflek swallowing (reflek menelan)
3) Mempercepat hubungan batin ibu dan bayi (membina ikatan emosional dan
kehangatan ibu-bayi).
4) Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum.
5) Merangsang kontraksi uterus dan mencegah terjadi perdarahan pada ibu.
b. Perawatan mata

14
Memberikan eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk mencegah penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual). Obat mata diberikan pada 1 jam pertama
setelah persalinan.
c. Pemberian vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir lakukan hal-hal berikut :
1) Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral
1mg/hari.
2) Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM dipaha
kiri.
d. Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Pemberian imunisasi Hepatitis B ini untuk mencegah infeksi Hepatitis B di berikan
pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject) di suntik, IM dipaha kanan dan
selanjutnya di berikan ulangan sesuai imunisasi dasar lengkap.
e. Pemantauan lanjutan
Tujuan pemantauan bayi baru lahir yaitu untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau
tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian
dan tindak lanjut dari petugas kesehatan.

B. KEBUTUHAN DASAR BALITA


1. DEFINISI BALITA
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih
popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006). Menurut
Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3
tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung
penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan
makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan
lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang
manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan
pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di
usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu
sering disebut golden age atau masa keemasan.

2. KEBUTUHAN FISIK PADA BALITA


a. Pemenuhan nutrisi pada balita
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi yang mencukupi
pada anak harus dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang
15
cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara
eksklusif, yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6
bulan, sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping
ASI. Pemberian makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang
baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa balita dan
prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah
sangat pesat, terutama pertumbuhan otak.
Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi dan
protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-120 kkal/
kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi turun kurang
lebih 10 kkal/ kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi
karbohidrat, lemak dan juga protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam
amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan
pembentukan protein dalam serum, mengganti sel-sel yang rusak, memelihara
keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber energi. Lemak merupakan
sumber kalori berkonsentrasi tinggi, selain itu lemak juga mempunyai 3 fungsi,
diantaranya sebagai sumber lemak esensial, sebagai zat pelarut vitamin A, D, E, K, serta
dapat memberi rasa sedap dalam makanan. Kebutuhan karbohidrat yang dianjurkan
adalah 60-70% dari total energi. Sumber karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung,
singkong, tepung-tepungan, gula, dan serat makanan. Serat makanan sangat penting
untuk menjaga kesehatan alat pencernaan. Vitamin dan mineral pada masa balita sangat
diperlukan untuk mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara
keseluruhan. Kebutuhan akan vitamin dan mineral jauh lebih kecil dari pada protein,
lemak, dan karbohidrat.
Ada beberapa hal yang perlu dihindari bagi anak agar makannya tidak berkurang,
seperti membatasi makanan yang kurang menguntungkan, seperti coklat, permen, kue-
kue manis karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu makan berkurang.
Menghindari makanan yang merangsang seperti pedas dan terlalu panas, menciptakan
suasana makan yang tentram dan menyenangkan, memilih makanan dengan nilai gizi
tinggi, memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan, tidak memaksa anak
untuk makan serta tidak menghidangkan porsi makanan terlalu banyak. Usia balita
dapat kita bedakan menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut.
1) Balita usia 1-3 tahun : Jenis makanan yang paling disukai anak balita di usia ini
biasanya adalah makanan yang manis-manis, seperti cokelat, permen, es krim, dll.
Pada anak usia ini sebaiknya makanan yang banyak mengandung gula dibatasi, agar
16
gigi susunya tidak rusak atau berlubang (caries). Pada usia ini, biasanya anak sangat
rentan terhadap gangguan gizi, seperti kekurangan vitamin A, zat besi, kalori dan
protein. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan gangguan fungsi pada mata,
sedangkan kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan dan kecerdasan anak.
2) Anak usia 4-6 tahun : Pada usia ini, anak-anak masih rentan terhadap gangguan
penyakit gizi dan infeksi. Sehingga pemberian makanan yang bergizi tetap menjadi
perhatian orang tua, para pembimbing dan pendidik di sekolah. Pendidikan tentang
nilai gizi makanan, tidak ada salahnya mulai diajarkan pada mereka. Dan ini saat
yang tepat untuk menganjurkan yang baik-baik pada anak, karena periode ini anak
sudah dapat mengingat sesuatu yang dilihat dan didengar dari orang tua dan
lingkungan sekitarnya. Sehingga akhirnya anak dapat memilih menyukai makanan
yang bergizi.
Di bawah ini terdapat beberapa makanan yang dianjurkan untuk balita :
1) Makanan pendamping ASI untuk balita dapat berupa bubur tepung beras atau beras
merah yang dimasak dengan cairan, kaldu daging, susu formula atau air
2) Makanan pendamping lainnya selain bubur adalah buah-buahan yang dihaluskan
dengan blender, seperti buah papaya, pisang, apel, melon, dan alpukat.
3) Sayur-sayuran dan kacang-kacangan juga dapat dijadikan makanan pendamping
balita dengan cara direbus dan dihaluskan dengan blender. Sebaiknya, ketika
diblender, bahan makanan pendamping balita ini ditambah dengan kaldu atau air
matang supaya lebih halus. Sayuran dan kacang-kacangan tersebut adalah kacang
polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu kuning, dan kacang hijau.
4) Makanan pendamping balita pun dapat berupa daging pilihan yang tidak
mengandung lemak dan diblender.
5) Makanan pendamping lainnya juga bisa berupa ikan yang diblender, yaitu ikan
yang tidak berduri (ikan salmon, fillet ikan kakap, dan gindara).
Penyebab status nutrisi kurang pada anak :
1. Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
2. Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang
3. Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi
4. Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorbsi
makanan tidak adekuat.

2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS
17
Untuk dapat menjalin ikatan emosi yang erat dengan anak kita, berikut ini ada beberapa hal
yang dapat dijadikan pedoman bagi orangtua atau orang yang dekat dengan anak dalam
melakukan interaksi dengan balita :
1) Berikan rangsangan positif kepada balita. Misalnya dengan belaian/ sentuhan /pijatan–
pijatan lembut, ucapan-ucapan lembut, kecupan, dan suara-suara yang menenangkan
2) Tanggap terhadap kebutuhan balita.
3) Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa. Misalnya dengan main
“ciluk ba”, menggelitikinya sesekali, memainkan boneka dengan suara-suara lucu atau
menunjukkan wajah-wajah ganjil (memasang ekspresi lucu), membadut (bicara dengan
cara yang dilebih-lebihkan), kemudian tertawalah bersama anak. Pada umumnya, kita
akan merasa lebih dekat dengan seseorang yang tertawa bersama kita, demikian pula
halnya dengan anak.
4) Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat memberikan kualitas pengasuhan
yang baik. Jangan menghadapi anak dengan terpaksa atau hanya hadir secara fisik saja.
Usahakan menghadapi anak dengan menghadirkan “hati” juga.
5) Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas, sekalipun ia cacat atau tidak sesuai
dengan harapan kita. Sebab penolakan terhadap anak, menyebabkan hubungan orangtua-
anak menjadi tegang dan menghalangi orangtua untuk memberikan kasih sayangnya.
6) Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan terhadap balita karena balita
juga bisa merasakan ketidaknyamanan ini dan merekamnya dalam ingatannya sehingga
membuat orangtua menjadi “jauh” terhadap anak.
7) Toleransi : Bertoleransi terhadap kesalahan anak, bukan kebalikan dari disiplin.
Kesalahan yang dilakukan anak sering kali hanya karena perbedaan pandang kita sebagai
orang tua atau orang dewasa dengan cara pandang anak. Menghargai perbedaan perlu
dikenalkan pada saat anak mulai dapat berbicara dan bermain dengan teman sebayanya.
Konflik yang sering terjadi karena kita tidak bisa menghargai perbedaan. Hal terkecil
tetapi penting untuk dilakukan orangtua adalah mendengarkan dan menghargai pendapat
anak.
8) Menjadi Motivator : Anak tidak sekedar mencontoh dan anak tidak hanya membutuhkan
keteladanan orangtua. Dorongan atau motivasi sering lebih penting daripada ajakan.
Terlebih pada usia setahun, saat anak memerlukan kemampuan untuk mengontrol dirinya,
motivasi berperan penting agar kelak tidak menjadi anak yang pemalu atau peragu.
Dorongan orang tua akan muncul dengan sendirinya jika orangtua atau pengasuh sering
mendampingi atau memfasilitasi kegiatan bermain anak. Tentu saja dorongan untuk
mendikte yang sering muncul tanpa kita sadari harus benar-benar kita hindari.
18
Peran bidan dalam hal ini adalah :
a. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama
pasca kelahiran.
b. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang
bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
c. Sewaktu pemeriksaan ANC, Bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan
meraba perutnya yang semakin membesar
d. Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi
e. Bidan juga mensupport ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya dalam merawat anak, agar saat sesudah kelahiran nanti ibu tidak
merasa kecil hati karena tidak dapat merawat bayinya sendiri dan tidak memiliki
waktu yang seperti ibu inginkan
f. Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara
bonding attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya Bidan tidak
benar-benar memisahkan ibu dan bayi melainkan Bidan mampu untuk mengundang
rasa penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayinya dan ingin segera memeluk
bayinya. Pada kasus bayi atau ibu dengan risiko, ibu dapat tetap melakukan bonding
attachment ketika ibu member ASI bayinya atau ketika mengunjungi bayi di ruang
perinatal.
3. ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA
Bidan berperan dalam asuhan terhadap balita terutama dalam hal :
a) Melakukan pengkajian atau pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak,
meliputi:
1) Pemeriksaan fisik
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital
3) Penampilan umum
4) Perkembangan psikologis
b) Penyuluhan kesehatan kepada keluarga :
1) Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita
2) pemberian ASI
3) pola pemberian makanan balita
4) hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
5) saat penggantian ASI dengan susu buatan
6) menghentikan pemberian ASI
19
7) mengatur makanan anak usia 1-5 tahun
8)Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, imunisasi, pencegahan kecelakaan,
kesehatan gigi, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain

C. KEBUTUHAN DASAR ANAK PRASEKOLAH


1. DEFINISI ANAK PRASEKOLAH
Menurut Joyce Engel (1999) Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia
antara 3-6 tahun. Menurut Biechler dan Snowman (1993), mereka biasanya mengikuti
program prasekolah baik di taman kanak-kanak, kelompok bermain maupun tempat penitipan
anak dan menurut Elizabeth dalam buku psikologi perkembangan, usia prasekolah adalah usia
mainan, karena pada masa itu anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk untuk
bermain dengan mainannya. (Dalam Bambang, 2005)
Usia prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak mempunyai
sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Orang-orang dewasa yang
paling dekat dengan anak adalah orang tua. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan
utama bagi anak yang mempunyai pengaruh sangat besar. Haryoko (1997) berpendapat bahwa
lingkungan sangat besar pengaruhnya sebagai stimulans dalam perkembangan anak. Pada usia
prasekolah anak-anak akan mengalami perkembangan sangat cepat dari segi fisik, kognitif,
emosi maupun sosial. Hal ini akan sangat berpengaruh pada masa depan anak kelak. Taman
kanak-kanak sebagai lembaga pendidikan formal pertama merupakan salah satu sarana untuk
membantu memberi rangsangan dan dukungan dalam masa pertumbuhan dan perkembangn
anak. Faktor-faktor yang berperan dalam menunjang perkembangan anak di taman kanak-
kanak adalah kulitas guru, program kegiatan dan lingkungan fisik. (Sujiono, 2003)
Pada usia ini berkembang rasa inisiatif anak. prilaku yang nampak adalah anak
banyak bertanya, banyak meniru aktivitas orang lain dan mencoba melakukan tugas tertentu.
Anak mulai menunjukkan inisiatif misalnya mandi, membereskan mainannya sendiri,
membantu adiknya dan sebagainya. Pada usia ini anak juga mulai melibatkan diri dalam
aktivitas bersama. Anak pada usia ini juga mulai menghadapi tuntutan oleh lingkungannya
untuk berprilaku dalam batas tertentu. Ini dapat menimbulkan krisis, sehingga anak dapat
mengalami kekecewaan. Bersama munculnya inisiatif, anak juga mulai merasakan rasa
bersalah yang dapat mengahambatnya untuk maju. Bila lingkungan tidak kondusif terhadap
inisiatif anak maka rasa bersalah akan menjadi lebih dominan dalam kehidupan anak
selanjutnya. (Sulistiawati, 2005)
Menurut Jean piaget, bahwa perkembangan intelektual anak usia 5-6 tahun termasuk
fase praoperasional, yaitu masa prasekolah. Pada masa ini anak belum bisa membedakan
20
dengan tegas antara perasaan dan motif pribadinya dengan realita dunia luar, sehingga pada
taraf ini kemungkinan untuk menyampaikan konsep-konsep tertentu kepada anak masih
terbatas ( Nasution dalam Nurlindah 2009)
Menurut Sulistiawati (2005) prilaku-prilaku yang kadang ditunjukkan anak pada usia
ini diantaranya :
a) Perilaku yang menunjukkan inisiatif :
1) Berinisiatif memulai suatu tugas dengan keinginan yang benar.
2) Banyak ingin tahu segala sesuatu.
b) Perilaku yang menunjukkan rasa bersalah :
1) Lebih suka meniru orang lain daripada mengembangkan ide-idenya sendiri.
2) Meminta maaf secara berlebihan dan menjadi sangat malu hanya karena kesalahan
kecil dan takut memulai pekerjaan baru.
Untuk itu dalam mempersiapkan anak masuk sekolah orang tua diharapakan mampu
mengembangkan rasa percaya diri anak untuk menjalankan sesuatu, memberikan minat dan
motivasi pada anak, menumbuhkan kemauan anak untuk berusaha dan bekerja,
menumbuhkan rasa tanggung jawab, menumbuhkan inisiatif dan ketekunan pada anak, sikap
mau bekerjasama dan memperhatikan orang lain, serta mengembangkan kemampuan dalam
memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan baik. (Panduan BKB, 2001).

2. KEBUTUHAN FISIK PADA ANAK PRASEKOLAH


a. Pemenuhan nutrisi pada anak pra sekolah
Anak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan
kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Penurunan normal dalam nafsu makan di usia ini sering
menimbulkan kecemasan tentang nutrisi. Sebagian terbesar, orang tua dapat diyakinkan
bahwa jika pertumbuhan normal, masukan anak adalah cukup. Biasanya, orang tua
bertanggung jawab untuk memberi kesehatan, makanan pada usia yang cocok dan
penentuan waktu dan tempat; anak bertanggung jawab menentukan jumlah masukan
makanan. Anak – anak biasanya mengatur jumlah makanannya untuk menyesuaikan
kebutuhan tubuhnya menurut rasa lapar atau kenyang. Masukan setiap hari bervariasi,
kadang – kadan luas, akan tetapi masukan selama periode 1 minggu relative stabil. Upaya
orang tua untuk mengatur masukan anak mengganggu mekanisme pengaturan diri ini
karena anak harus menyetujui atau berontak melawan tekanan. Akibatnya adalah
kelebihan atau kekurangan makanan. Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi.

21
Gizi seimbang merupakan keadaan yang menjamin tubuh memperoleh makanan
yang cukup mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang dibutuhkan. Gizi lengkap
dan seimbang harus mengandung :
a. Bahan makanan sumber tenaga yang berfungsi untuk beraktifitas. Contoh : beras, roti,
kentang, mie.
b. Bahan makanan sumber zat pembangun, berfungsi untuk pembentukan, pertumbuhan
dan pemeliharaan sel tubuh. Contoh: daging, ikan, telur (protein hewani) tempe, tahu
(protein nabati)
c. Bahan makanan sumber zat pengatur berfungsi untuk mengatur proses metabolisme.
Contoh : sayuran: bayam, buncis, wortel, tomat, buah-buahan: pisang, pepaya, jeruk,
apel.
b. Pada anak usia prasekolah :
1) Nafsu makan berkurang
2) Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya daripada
makan
3) Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru
4) Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan
Bersosialisasi dengan keluarga
c. Cara mengatasi kesulitan makan :
1) Berikan makan pada saat anak tidak lelah
2) Porsi disesuaikan dengan kebutuhan anak, kecil tapi sering
3) Jadwal disesuaikan
4) Tunggu anak lapar
5) Beri kasih sayang
6) Variasikan makanan
7) Berikan bersama makanan kesukaannya
8) Ajak makan dengan keluarga
9) Berikan makan sambil bermain
10) Biarkan anak belajar makan sendiri
11) Tempatkan makanan pada wadah yang menarik
12) Beri pujian bila anak menghabiskan porsinya
13) Berikan sugesti bahwa makanan yang diberikan enak
14) Ibu harus rileks
15) Merayu anak untuk makan makanan yang sudah disediakan

22
d. Kebutuhan nutrisi anak bisa dipenuhi dengan memberikan makanan dari keempat
kelompok makanan penting, yaitu :
1) Nasi dan alternative.
2) Makanan ini memberikan energi yang baik, sedikit vitamin dan mineral. Pilihan lain
yang meliputi : bubur ayam, mie atau bubur kacang ijo.
3) Buah-buahan.
4) Buah-buahan adalah sumber serat yang baik, khususnya vitamin A, C dan mineral
seperti kalium. Lebih sering memberikan buah-buahan yang mengandung citrun dan
buah-buahan yang isinya berwarna kuning.
5) Sayur-sayuran.
Merupakan sumber serat dan mineral yang baik seperti kalium, juga memberikan
vitamin A, C dan asam folik. Berikan sayuran berwarna hijau atau sayuran berwarna
kuning kehijauan
6) Daging dan alternative
7) Kelompok ini meliputi tempe, tahu, ikan, susu, telur yang memberikan protein
penting, lemak, vitamin dan mineral. Berikan ikan paling sedikit 3 kali dalam
seminggu dan berikan sebanyak 5 telur dalam seminggu.
e. Tips Memberi Makan pada Anak Pra Sekolah
1) Tetap memberikan susu.
Anak perlu minum susu 2-3 cangkir susu sehari. Susu memberikan kalsium dan pospor
yang penting untuk menguatkan tulang dan gigi
2) Menciptakan makanan yang diinginkan.
Melibatkan anak dalam memilih makanan dan merencanakan menu. Ajaklah dia ke
pasar dan terangkan mengenai fungsi dari jenis makanan yang berbeda. Ceritakan
kepadanya bahwa makan telur bisa menjadikan otot kuat dan makan wortel bisa
menjadikan mata sehat untuk melihat, kesemuanya akan membantu anak untuk
memahami mengapa orang tua memberikan makanan ini.
3) Menyiapkan makanan yang menarik.
Di samping aneka dan sajian makanan, penting juga untuk menarik minat dan
perhatian anak. Memotong sayur-sayuran dalam bentuk yang menarik. Anak diberikan
sayuran dengan warna dan bentuk yang berbeda seperti wortel, buncis, bayam, jagung.
Selain itu atur buah-buahan dalam bentuk yang menarik karena anak akan lebih
berselera untuk menikmati rasa buah tersebut. Yang tidak kalah penting adalah jangan
mencampur makanan ke dalam satu mangkok. Pisahkan jenis makanan yang berbeda
dengan mempergunakan piring yang berbeda.
23
4) Menghindari anak makan yang berlebihan.
Kegemukan pada anak-anak merupakan suatu kekuatiran. Anak yang kegemukan bisa
mempunyai problema kesehatan dalam kehidupannya di kemudian hari. Untuk
mencegah anak kegemukan orang bisa membantu dengan membentuk kebiasaan
makan makanan yang baik ketika masih muda. Misalnya hindari menggunakan
makanan sebagai bentuk hadiah atau bujukan, memberi makanan kecil yang
menyehatkan serta jangan makan yang berlebihan.
5) Memberi makanan kecil yang sesuai
usia pra sekolah karena dengan ukuran tubuhnya dan seleranya kecil, sangat baik
dengan pemberian makanan yang tidak terlalu banyak, yang diberikan empat – enam
kali dalam sehari. Oleh karena itu makanan kecil sama pentingnya dengan makanan
pokok dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak selama sehari. Makanan kecil yang
baik seperti sop kacang merah, kue yang berisi daging, buah-buahan segar, susu, jus
buah, susu kedelai, roti, singkong rebus, ubi rebus.

2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA ANAK PRASEKOLAH


Ikatan emosi dan kaish sayang yang erat antara ibu/orangtua sangatlah penting, karena
berguna untuk menentukan prilaku anak di kemudian hari, merangsang perkembangan otak
anak, serta merangsang perhatian anak terhadap dunia luar.Oleh karena itu, kebutuhan asih
ini meliputi :
a. Kasih sayang orangtua
Orangtua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan penuh kasih
sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah memarahi, tetapi
bagaimana menciptakan hubungan yang hangat dengan anak, sehingga anak merasa
aman dan senang.
b. Rasa aman
Adanya interaksi yang harmonis antara orangtua dan anak akan memberikan rasa aman
bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.
c. Harga Diri
Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila anak diacuhkan, maka
hal ini akan menyebabkan frustasi
d. Dukungan/dorongan
Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan dari lingkungannya.
Apabila orangtua sering melarang aktivitas yang akan dilakukan, maka hal tersebut
dapat menyebabkan anak ragu-ragu dalam melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu,
24
orangtua perlu memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau masalah
yang dihadapi.
e. Mandiri
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus dilatih untuk
tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam melatih anak untuk mandiri
tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan.
f. Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-barang yang
dimilikinya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk
memelihara barangnya.
g. Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman
Anak perlu mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan
sifat-sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya jika orangtua memaksakan keinginannya
untuk dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.
3. ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK PRASEKOLAH
a. Deteksi
Deteksi dini tumbuh kembang adalah langkah antisipasi yang dilakukan untuk
menemukan kasus penyimpangan tumbuh kembang sejak dini dan mengetahui serta
mengenali faktor risiko penyimpangan tersebut. Penyimpangan tumbuh kembang dapat
bersifat positif, misalnya anak mempunyai tingkat kecerdasan di atas rata-rata, atau
negatif, misalnya balita yang mengalami keterlambatan perkembangan.
Intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang adalah upaya intervensi segera
yang diberikan sesuai dengan keadaan anak untuk membantu anak mencapai
kemampuan yang optimal. Contohnya, pemberian sirup Fe pada balita dengan anemia,
pemberian suplementasi makan rutin dan makan tambahan pada balita dengan KEP,
stimulasi perkembangan pada balita dengan keterlambatan perkembangan atau
melakukan perujukan ke fasilitas layanan kesehatan yang lebih mampu.
Tujuan umum deteksi dini tumbuh kembang bayi atau balita adalah tercapainya
tumbuh kembang bailita dan anak prasekolah yang optimal dalam rangka menyiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Tujuan khususnya adalah mengupayakan
terselenggaranya kegiatan deteksi dan intervensi tumbuh kembang balita dan anak
prasekolah di tingkat pelayanan dasar dan rujukan, serta terlaksananya pembinaan
keluarga, kader dan masyarakat dalam kegiatan stimulasi, pemantauan, dan perujukan
kasus penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.

25
Kegiatan deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang yang mencakup
pemeriksaan kesehatan, pemantauan berat badan sekaligus deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang di tingkat pelayanan dasar akan memerlukan waktu lebih lama
dibandingkan pemeriksaan kesehatan dan pemantauan berat badan biasa. Dengan
demikian, untuk memberikan pelayanan KIA yang berkualitas dan komprehensif serta
mempertimbangkan kemudahan petugas puskesmas dan kenyamanan ibu anak, kegiatan
deteksi tumbuh kembang balita dapat dilakukan saat anak bertemu dengan petugas
kesehatan baik di puskesmas, posyandu, polindes maupun fasilitas layanan swasta
seperti bidan praktik.
Deteksi dini pada anak dilanjutkan secara terus menerus dengan melakukan
pemeriksaan fisik seperti penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
Pemeriksaan gigi dan mulut, dan sebagainya. Apabila ditemukan suatu penyimpangan,
bidan sebagai tenaga kesehatan dapat mendeteksi dini dan melakukan rujukan ke
spesialis anak guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), djelaskan bahwa neonatal adalah jabang
bayi baru lahir hingga berumur empat minggu. Kebutuhan Fisik-Biologis neonatal meliputi
kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh &
lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain
dan beristirahat.Kebutuhan psikologi neonatal meliputi kebutuhan asih (kebutuhan
emosional), kebutuhan asah (kebutuhan stimulasi). Asuhan kebidanan pada neonatus segera
26
lakukan penilaian (selintas) berikut : Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernafas tanpa
kesulitan? Dan Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan resusitasi.
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih
popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).Kebutuhan Fisik
pada balita meliputi kebutuhan nutrisi, imunisasi, kebersihan, bermain, aktivitas fisik, tidur.
Kebutuhan psikologi pada balita dengan memberikan rangsangan positif kepada balita, Ajak
anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa,tanggap terhadap kebutuhan
balita, dan lain- lain. Asuhan kebidanan pada balita meliputi:
a. Melakukan pengkajian atau pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan
anak
b. Penyuluhan kesehatan kepada keluarga :Pemeriksaan rutin/berkala
terhadap bayi dan balita, imunisasi, pencegahan kecelakaan, kesehatan gigi, peningkatan
kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita
(sejak anak mengenal identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan)
Menurut Joyce Engel (1999) Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia
antara 3-6 tahun.Kebutuhan fisik-biologis pada anak pra sekolah meliputi nutrisi, imunisasi,
kebersihan, bermain, aktivitas fisik, tidur.Kebutuhan psikologis anak pra sekolah meliputi
Kasih sayang orangtua, rasa aman, harga diri, dukungan/dorongan, mandiri, rasa memiliki,
kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman. Asuhan kebidanan pada
anak pra sekolah yaitu dengan mendeteksi tumbuh kembang pada anak.

B. SARAN
Dengan ini diharapkan ibu dapat mengetahui kebutuhan dasar pada neonatus, balita
dan anak pra sekolah untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan. Bidan harus
dapat memberikan asuhan yang sesuai pada masing-masing tahap perkembangan meliputi
asuhan terhadap kebutuhan dasar neonatus, balita dan anak pra sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2002. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : DepKes.RI

DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.RI

Saifuddin, abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

27
Jumiarni, dkk 1995. Asuhan Perawatan Perinatal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC)
( Ibrahim, Kristiana. 1984. Perawatan Kebidanan jilid II. Bandung : Bhratara )

(Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak III oleh Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Unifersitas Indonesia tahun 1985)

Mirriamstoppard, complete baby and child care, 1995

Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett. New York. Hal. 623-625

Linda V. Walsh. 2003. Midwifery Chapter 23. W. B. Saunders. San Fransisco California. Hal. 330-
335

Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku IV Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum. Hal. 30-
37

Hidayat, Azis Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.

Jakarta : Salemba MedikaHasni. (2012). asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita
“imunisasi” .<http://www. asuhan-kebidanan-neonatus-bayi-dan.html> [ 24 Septembar 2013]

Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Purnamasari, Dewi, 2011. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas dan Sehat. Yogyakarta:
Pustaka Salomon

Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat Bayi dan
Balita. Yogyakarta: Brilliant Offset
Muaris.H. (2006). Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Anggraini dan Sutomo. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta: Demedia

28

Anda mungkin juga menyukai