Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ASUHAN KEHAMILAN PADA KUNJUNGAN PERTAMA


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Kehamilan

Disusun oleh:
ANISA
RENI SYAFITRI
RIYALNI TANZILA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul program Asuhan Kehamilan pada Kunjungan Pertama yang diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Askeb Kehamilan atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai
yang kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran
sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.

Sukabumi, Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan Kunjungan Awal.......................................................................3
B. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil.................................................3
C. Pengkajian Emosional..........................................................................10
D. Pengkajian Fetal....................................................................................11
E. Menentukan Diagnosa..........................................................................18
F. Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan
dan Kemungkinan Komplikasi.............................................................20
G. Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan
Normal .................................................................................................22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................23
B. Saran.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dimasa yang lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu selama
kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan riwayat medis dan
obstetri serta temuan-temuan fisik yang lalu. Tujuan dari penilaian resiko ini
adalah untuk mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuk ibu-ibu
ini untuk mendapatkan asuhan yang khusus. Sekarang kita telah mengetahui
bahwa penilaian resiko tidak mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal. Penilaian resiko juga tidak menjamin perkiraan, ibu yang mana
yang akan mempunyai masalah selama persalinan. Mengapa penilaian resiko
tidak lagi digunakan? Ia tidak lagi dipergunakan karena setiap ibu hamil akan
menghadapi resiko komplikasi dan harus mempunyai jangkauan kepada
asuhan kesehatan maternal yang berkualitas. Hampir tidak mungkin
memperkirakan ibu hamil yang mana yang akan menghadapi komplikasi yang
akan mengancam keselamatan jiwa secara akurat. Banyak ibu-ibu yang
digolongkan ”beresiko tinggi” yang tidak mengalami komplikasi apapun.
Misalnya seorang ibu yang tingginya kurang dari 139 cm mungkin akan
melahirkan bayi seberat 2500 gram tanpa masalah. Demikian juga, seorang
ibu yang mempunyai riwayat tidak begitu berarti, kehamilan normal dan
persalinan yang tidak berkomplikasi mungkin saja mengalami perdarahan
pasca persalinan.
Dalam suatu studi di Zaire, dengan menggunakan berbgai macam
metode, formula dan skala untuk melakukan penapisan ”resiko” diteliti. Studi
ini menemukan bahwa 71 % ibu yang mengalami partus macet tidak
digolongkan ke dalam kelompok beresiko sebelumnya. Sebagai tambahan, 90
% ibu-ibu yang diidentifikasi ”beresiko” tidak mengalami komplikasi.
Kebanyakan ibu-ibu yang mengalami komplikasi tidak mempunyai faktor
resiko dan digolongkan ke dalam kelompok ”beresiko rendah”.

1
Penting bagi ibu hamil untuk melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan 4 kali selama periode kehamilan untuk mengetahui secara dini
resiko-resiko yang mungkin timbul pada janin dan ibu. Oleh karena itu dalam
makalah ini akan dibahas tentang Asuhan kehamilan kunjungan awal.

B. Tujuan Penulisan
Untuk memperoleh gambaran tentang asuhan kehamilan pada
kunjungan awal ibu hamil dan pengkajian vetal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Kunjungan Awal


Kunjungan awal ibu hamil adalah suatu bidang khusus yang dipakai
para spesialis kebidanan untuk menyampaikan informasi penting kepada satu
sama lain dalam menjelaskan hubungan antara wanita dan kehamilannya.
Tujuan kunjungan antara lain :
1. Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian riwayat
lengkap dan uji skrining yang tepat.
2. Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah,urinalisis, nilai darah,
serta pertumbuhan dan perkembangan janin dapat digunakan sebagai
standar pembanding sesuai kemajuan kehamilan
3. Mengidentifikasikan faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detil
kebidanan masa lalu dan sekarang.
4. Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan dan
mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini,proses
persalinan, serta masa nifas.
5. Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masarakat dalam upaya
mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan bayinya.
6. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah
mitra dalam asuhan

B. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil


1. Data Subjektif
a. Biodata
b. Anamnesis
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan reproduksi
a) Haid

3
(1) Menarche
(2) Siklus Haid
(3) Lamanya
(4) Keluhan
(5) Volume
(6) Bau
(7) Konsistensi
b) Riwayat kehamilan yang lalu
c) Riwayat kehamilan sekarang
(1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
(2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
(3) Ini adalah kehamilan yang ke ?
(4) Periksa hamil pertama kali di ?
(5) Imunisasi TT :
(a) Trimester I :
(b) Trimester II :
(c) Trimester III :
(6) Keluhan selama hamil
(7) Obat yang dikonsumsi selama hamil
(8) Konsumsi jamu (Ya/Tidak)
(9) Gerakan janin (frekuensi lebih dari 10 kali/24 jam?)
d) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan sekarang
(a) Penyakit menular : TBC, hepatitis
(b) Penyakit menurun : DM, Asma, Hipertensi
(2) Riwayat kesehatan yang lalu
Pernah dirawat di RS, atau pernah menjalani operasi
(3) Riwayat kesehatan keluarga
(a) Kehamilan kembar
(b) Penyakit menular dalam keluarga
(c) Penyakit keturunan

4
(d) Penyakit alergi
(e) Data psikososial
(4) Riwayat perkawinan
(5) Respon suami dan keluarga terhadap kehamilan ini
(6) Respon ibu terhadap kehamilan
(7) Hubungan ibu dengan anggota keluarga suami dan
anggota yang lain
(8) Adat setempat yang dianut dan berhubungan dengan
kehamilan
e) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(1) Makan
(a) Frekuensi
(b) Jenis makanan
(c) Jumlah
(d) Pantangan
(e) Makanan kesukaan
(2) Minuman
(a) Frekuensi
(b) Banyaknya
(c) Jenis minuman
(d) Minuman kesukaan
(3) Istirahat
(a) Malam
(b) Siang
(c) Keluhan
(4) Personal hygiene
(a) Mandi
(b) Sikat gigi
(c) Ganti baju
(d) Ganti celana dalam dan bra
(e) Potong kuku

5
(f) Keramas
(5) Aktivitas
(a) Di tempat kerja
(b) Di rumah
(6) Hubungan seksual
(a) Frekuensi
(b) keluhan
f) pengetahuan pasien tentang kehamilan dan perawatannya
(1) Pemeriksaan kehamilan
(2) Perawatan payudara
(3) Memantau gerakan janin
(4) Waspada keluhan
(5) Pola makan yang sehat
(6) Sikap tubuh yang baik (body mechanic)
(7) Posisi tidur
(8) Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya

2. Data objektif
a. Pemeriksaan umum
1) KU
2) TB
3) BB sebelum hamil…., BB setelah hamil ….
4) LILA
5) Tanda-tanda vital b. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
a) Bentuk : mesosephal
b) Rambut :
(1) Warna
(2) Kebersihan
(3) Mudah rontol / tidak
c) Muka : cloasma, jerawat, sianosis, berkeringat

6
d) Mata :
(1) Sklera
(2) Konjungtiva
(3) Gangguan penglihatan
(4) Kotoran/secret
e) Telinga :
(1) Kebersihan
(2) Gangguan pendengaran
(3) Terlihat massa
f) Hidung :
(1) Kebersihan
(2) Pernapasan cuping hidung
(3) Polip (hidung tersumbat)
g) Mulut :
(1) Karies gigi
(2) Kebersihan mulut dan lidah
(3) Kelembaban bibir
(4) Stomatis
(5) Perdarahan gusi
2) Leher : pembesaran kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis
3) Dada :
(a) Retraksi dada
(b) Denyut jantung teratur
(c) Wheezing
4) Payudara :
a) Bentuk : simetris/tidak
b) Hiperpigmentasi areola
c) Kondisi putting susu : masuk ke dalam/tidak,
kebersihan
d) Terba keras, lunak, benjolan
e) Pengeluaran kolostrum

7
5) Ekstremitas atas
a) Bentuk
b) Kebersihan tangan, kuku
c) Pucat di ujung jari
d) Tremor
e) Telapak tangan berkeringat
f) Warna merah pada telapak tangan
6) Abdomen
a) Pembesaran perut : simetris/tidak, sesuai dengan
usia kehamilan/tidak
b) Striae gravidarum
c) Luka bekas operasi
d) Linea nigra
e) Palpasi Leopold :
(1) Leopold I :
TFU
Teraba bagian besar (melenting keras-kepala dan
susah digerakkan-bokong). Ada beberapa bagian
yang teraba, jika dua waspada adanya kehamilan
kembar.
Mengukur TFU menurut Mc Donald untuk
menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ).
Cara pengukuran adalah tempatkan metline skala 0
(nol) di atas simfisis dan ukur TFU dengan melihat
metline dalam cm.
Caranya :
Jika belum masuk panggul : (TFU-12) x 155
Jika sudah masuk panggul : (TFU-11) x 155
(2) Leopold II :
Sebelah kanan : teraba bagian yang rata, ada tahanan
(punggung)

8
Sebelah kiri : teraba bagian yang menonjol, kecil-
kecil (ekstremitas janin)
(3) Leopold III :
Teraba bagian besar (kepala atau bokong), satu atau
lebih dari satu.
(4) Leopold IV :
Seberapa besar bagian janin (presentasi) yang sudah
masuk panggul
f) DJJ (dihitung satu menit penuh)
(1) Frekuensi/menit
(2) Teratur/tidak
(3) Punktum maksimum
7) Pemeriksaan panggul :
(a) Pemeriksaan panggul luar
(b) Pemeriksaan panggul dalam
8) Genitalia luar :
(a) Tidak ada varises
(b) Tanda Chadwick
(c) Pembesaran kelenjar Bartholini
(d) Keputihan
9) Genitalia dalam :
(a) Vagina
(b) Serviks
(c) Tanda infeksi pada serviks
(d) Teraba promontorium ?
10) Pemeriksaan bimanual : Tanda hegar
11) Rektum :
(a) Kebersihan
(b) Hemoroid
12) Ekstremitas bawah :
(a) Bentuk

9
(b) Varises
(c) Kebersihan kuku
(d) Pucat pada ujung jari kaki
(e) Teraba dingin atau panas-infeksi vena
(f) Refleks patella (kanan dan kiri)
13) Pemeriksaan penunjang :
(a) Pemeriksaan laboratorium :
(1) Hb
(2) Golongan darah
(3) Protein urin
(4) AL (leukosit)
(b) Pemeriksaan USG
(c) Non-Stress Test (NST)
Untuk mengetahui kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan
memantau gerakan janin dalam 24 jam melalui grafik gerakan
janin di layar monitor.

C. Pengkajian Emosional
1. Trimester Pertama Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi
ibu hamil biasanya gampang sekali berubah. Pergolakan emosi
menyebabkan anda sensitif, mudah menangis, gampang lelah, takut bila
terjadi keguguran, lebih merasakan “sakit” dari pada hamil. Perubahan
emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang meningkat
pesat dan sebagai faktor fisik. Misalnya kelelahan, mual, muntah,
morning sickness atau perubahan bentuk tubuh.
2. Trimester kedua Pada usia kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan
tidak banyak keluhan yang anda rasakan pada trimester sebelumnya.
Oleh karena itu, periode ini bisa disebut periode keemasan. Anda mulai
bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal kehamilan. Selain
itu, tidak banyak muncul keluhan keluhan fisik. Inilah yang membuat

10
anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis
sebeumnya.
3. Trimester tiga Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut anda akan
semakin besar dan mengakibatkan anda susah bergerak, cepat lelah,
mudah lupa dan gampang cemas. Emosi kembali sukar untuk
dikendalikan, bahkan anda menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring
bertambahnya usia kehamilan, anda menjadi lebih siap mental untuk
mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah dilahirkan.
Tips Menghadapi Perubahan Emosi:
a. Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan
bisa membantu
b. Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalani
komunikasi yang lebih terbuka
c. Makan maknan yang bergizi sert berolahraga teratur juga bisa
membantu anda untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi
anda
d. Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan
e. Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi
serupa dengan anda
f. Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari
buku, internet, majalah atau sumber lain.

D. Pengkajian Fetal
1. Pemantauan Aktifitas / Gerakan Janin
Pemantauan Aktifitas / Gerakan Janin dapat secara subjektif
(ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG). Janin
normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin
dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas
32 minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen
hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).

11
Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding :
“tidur”, atau hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin
adalah pada malam hari saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari
ketika bangun tidur bila usia kandungannya sudah masuk trisemester
ketiga.
Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik gerakan
halus dan kuat, artinya bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa bayi
tidak aktif seperti biasanya, kemungkinan besar ia sedang malas
bergerak, dan ibu hamil diminta harus coba bangkitkan semangat.
geraknya. Karena, bila janin tidak merespon rangsangan ibu, dan kondisi
ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari segera beritahu dokter, untuk
memantau kondisi janin. Kenali gerakan si bayi sesuai dengan usianya,
supaya bisa ikut memantau perkembangannya.
a. Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 mulai dapat merasakan
gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase
quickening.
b. Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia
banyak menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban
masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa.
c. Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang
menyebabkan ibu hamil merasakan sensai seperti tersentak-sentak.
Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena
pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin „kaget‟
mendengar suara keras.
d. Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan
terkendali. Kadang ibu hamil sampai merasakan rahim kontraksi.
e. Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam
minggu-minggu ini, ibu hamil akan merasakan peningkatan
frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar dan kuat.
f. Minggu ke-36 sampai 40. ukuran bayi yang semaik besar dan
keterbatasan ruang dalam rahim membuat gerakan memutar janin

12
makin berkurang frekuensinya. Bila dia mengisap jempol dan
kehilangan jempolnya, ibu hamil akan merasakan gerakan darting
dan cepat. Itu tanda bayi memuatar kepalanya untuk mencari
jempolnya kembali. Jika perut ibu kurus, kemungkinan besar dapat
memegang kaki bayi. Gerakan utama yang ibu rasakan adalah
tonkokan tangan atau tendangan kaki bayi yang mungkin
menyakitkan tulang rusuk ibu hamil tersebut.

Bagi sebagian besar wanita terutama yang baru pertama kali hamil,
gerakan janin adalah saat-saat yang paling dinantikan. Biasanya gerakan
janin dalam rahim dapat dirasakan pada usia kehamilan 18-20 minggu
(walaupun tiap individu bisa berbeda-beda).
Wanita yang sudah memiliki pengalaman hamil sebelumnya
bahkan bisa merasakan gerakan janin sedini usia kehamilan 15 minggu.
Sensasi pertama memang pasti membingungkan, apakah ini benar
gerakan si kecil atau hanyalah aliran gas dalam perut. Kadang satu hari
janin bisa beberapa kali menunjukkan aktifitasnya, tapi keesokan harinya
ia seperti begitu terlelap dalam tidurnya. Pada minggu-minggu ini
(sekitar minggu 18-27), wanita hamil tidak perlu kuatir akan menghitung
jumlah gerakan janin.
Yang perlu mendapat perhatian adalah ketika usia kehamilan sudah
memasuki trimester 3 (setelah 28 minggu), maka ibu hamil perlu belajar
menghitung jumlah gerakan janin. Biasakan untuk menghitung
gerakannya 2 kali dalam sehari, pada saat pagi (dimana bayi biasanya
tidak terlalu aktif), dan pada saat malam (biasanya ia justru lebih aktif
bergerak). Patokan yang sederhana adalah dalam 1 jam biasanya ibu
hamil akan merasakan 10x gerakan janin. Jika moms-soon-to-be tidak
merasakan gerakan janin setelah menunggu lebih dari 2 jam, maka ada
baiknya kontak dokter untuk memastikan kehamilan baik-baik saja.
Tidak selalu hal tersebut berarti ada sesuatu yang “bahaya” terjadi, tapi
konfirmasi dengan dokter adalah pilihan yang bijaksana.

13
Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya usia kehamilan,
maka gerakan janin akan lebih sering dan lebih jelas terasa, bahkan
kadang gerakannya dapat terlihat dari luar.
Ketika Janin Bergerak...
a. “Akrobat” dirahim yang luas
Memasuki trimester kedua, tepatnya pada bulan keempat atau
kelima, embrio mulai aktif bergerak dan menendang dinding perut
Ibu dibantu oleh adanya cairan ketuban didalam rahim yang
memudahkan janin mengambang kesana kemari, hanya
dihubungkan dengan tali pusar ke ari-ari (uri,plasenta) yang
menempel di dinding rahim Ibunya.
b. Gerakannya mulai terasa
Seiring pertumbuhan usia kehamilan, rahim mulai sempit, gerakan
janin ini akan sangat dirasakan Ibu hamil. Selain itu, karena rongga
bagian atas lebih luas dibanding bagian bawahnya, janin cenderung
meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa bergerak dan
kepalanya menukik kearah rahim.

2. Denyut Jantung Janin (DJJ)


Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric)
untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan
ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ketiga.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-
140/menit. Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat
lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung anak dekat
pada kepala.
Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di
bawah pusat. Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J.
harus dicari pada garis tengah di atas sympisis. Yang dapat diketahui dari
bunyi jantung janin adalah:
a. Dari adanya detak jantung janin:

14
1) tanda pasti kehamilan
2) anak hidup
b. Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:
1) presentasi anak
2) positio anak(kedudukan punggung)
3) sikap anak (habitus)
4) adanya anak kembar
Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah
pusat, maka presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan
setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak
sungsang).
Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung
sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah
kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagiab-
bagian kecil,sikap anak fleksi.kalau terdengar sepihak dengan
bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi.
Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat
dengan sama jelasnya dan dengan frekwensi yang
berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit).
c. Dari sifat bunyi jantung anak:
Dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan
anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan
frekwensinya antara 120-140 permenit.
Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia
(kekurangan oksigen). Cara menghitung DJJ adalah dengan
mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :
5 detik 5 detik 5 detik Kesimpulan
11 12 11 - 4 (11 + 12 +11) =
136/menit. Teratur dan janin
baik.

15
10 14 9 - 4 (10 + 14 + 9) = 132/m.
Tak teratur dan janin
asphyxia
8 7 8 -4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak
teratur dan janin asphyxia.

3. Non Stress Test (NST)


Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ
dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama
aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD;
FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas,
dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin. Tehnik
pemeriksaan NST :
a. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke
kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan
mencegah terjadinya hipotensi.
b. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu,
nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan
dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada
kertas KTG).
c. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
1) Menanyakan kepada pasien.
2) Melakukan palpasi abdomen.
3) Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).
d. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin,
dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala
atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-
akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat
khusus untuk keperluan tersebut).
e. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).
f. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG.
Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).

16
g. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm).
h. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
Interpretasi NST
a. Reaktif:
1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit,
disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
3) Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.
b. Non-reaktif:
1) Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak
terdapat akselerasi pada gerakan janin.
2) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih
dari 160 dpm).
3) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
c. Meragukan:
1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat
akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
2) Frekuensi dasar djj abnormal.
Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan
janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% –
99%). Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin
yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya
deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%.
Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.
Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap
hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut
dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada
kontraindikasi.
4. Amniosentesis

17
Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion
dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas
amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus. Sel-sel fetus
dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis
kelamin dan kesehatan fetus. Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak
plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis.
Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan
yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil
analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu. Dan uji
dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang
terlalu lama ini.

E. Menentukan Diagnosa
1. Menetapkan Normalitas Kehamilan adalah kehamilan dimana ibu dalam
keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus
sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan
laboratorium normal. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai
partus adalah kirakira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari
(43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup
bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan
postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan
prematur. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas
(kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu
muda mempunyai prognosis buruk.
2. Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan
Kemungkinan Komplikasi Tidak semua wanita mengalami
ketidaknyamanan akibat kehamilan yang disebutkan dibawah ini, akan
tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami ketidaknyamanan
tersebut.
a. Rasa letih Rasa letih sering terjadi selama trimester pertama tanpa
diketahui penyebabnya. Salah satu sangkaan yang diajukan ialah

18
penurunan awal dalam laju metabolik dasar pada awal-awal
kehamilan, tetapi mengapa hal itu terjadi tidaklah jelas. Untunglah
hal ini hanya merupakan ketidaknyamanan yang terbatas, biasanya
akan lenyap pada akhir trimester pertama. Namun, hal tersebut bisa
mempunyai efek meningkatkan intensitas respon psikologis yang
dialami wanita selama masa tersebut.
b. Punggung Atas Sakit (bukan karena penyakit) Sakit punggung
bagian atas bisa terjadi selama trimester pertama oleh karena
pertambahan ukuran dan akibat beratnya payudara, yang juga
merupakan pertanda presumtif kehamilan.
c. Kram Kaki Alasan-alasan fisiologis dari kram di kaki ini tidaklah
jelas diketahui. Selama sekian tahun, kram di kaki dianggap
disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya konsumsi kalsium
atau ketidakseimbangan dalam perbandingan kalsium-fosfor didalam
tubuh, tetapi semua penyebab ini sekarang tidak lagi dinyatakan
demikian dalam literatur-literatur saat ini. Satu aliran lain
menganggap bahwa uterus yang membesar memberikan tekanan
pada pembuluh-pembuluh darah panggul, dan dengan demikian
mempengaruhi sirkulasi, atau pada syaraf saat mereka meresap
melalui foramen obturator dalam perjalanannya ke tungkai bagian
bawah.
d. Edema Tungkai Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai
adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang
meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan
sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar
pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut
sedang duduk atau berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita
tersebut berbaring menggeletak.
e. Varikositas/varises Edema (penimbunan cairan atau bengkak)
tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan
vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-

19
gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang
membesar pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita
tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena cava inferior
ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.
3. Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan Normal
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan
yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi. Berikut ini merupakan tanda dan gejala bahaya yang
menyimpang dari keadaan normal atau mengarah pada komplikasi, yaitu:
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
c. Perubahan visual secara tiba-tiba (mata berkunang-kunang)
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan
e. Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati yang hebat
f. Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya atau bahkan tidak
ada pergerakan
4. Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar Pada setiap
kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana
mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke
klinik dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari
beberapa pengalaman, akan lebih baik memberikan pendidikan kepada
ibu dan anggota keluarga khususnya pembuat keputusan utama, sehingga
si ibu akan didampingi untuk mendapatkan asuhan.

F. Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan


Kemungkinan Komplikasi.
Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan
yang disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang
mengalami ketidaknyamanan tersebut. a. Rasa letih Rasa letih sering terjadi
selama trimester pertama tanpa diketahui penyebabnya. Salah satu sangkaan
yang diajukan ialah penurunan awal dalam laju metabolik dasar pada awal-

20
awal kehamilan, tetapi mengapa hal itu terjadi tidaklah jelas. Untunglah hal
ini hanya merupakan ketidaknyamanan yang terbatas, biasanya akan lenyap
pada akhir trimester pertama. Namun, hal tersebut bisa mempunyai efek
meningkatkan intensitas respon psikologis yang dialami wanita selama masa
tersebut. b. Punggung Atas Sakit (bukan karena penyakit) Sakit punggung
bagian atas bisa terjadi selama trimester pertama oleh karena pertambahan
ukuran dan akibat beratnya payudara, yang juga merupakan pertanda
presumtif kehamilan. c. Kram Kaki Alasan-alasan fisiologis dari kram di kaki
ini tidaklah jelas diketahui. Selama sekian tahun, kram di kaki dianggap
disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya konsumsi kalsium atau
ketidakseimbangan dalam perbandingan kalsium-fosfor didalam tubuh, tetapi
semua penyebab ini sekarang tidak lagi dinyatakan demikian dalam literatur-
literatur saat ini. Satu aliran lain menganggap bahwa uterus yang membesar
memberikan tekanan pada pembuluh-pembuluh darah panggul, dan dengan
demikian mempengaruhi sirkulasi, atau pada syaraf saat mereka meresap
melalui foramen obturator dalam perjalanannya ke tungkai bagian bawah. d.
Edema Tungkai Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah
akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat
didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah
disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh
vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada
vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak. e.
Varikositas/varises Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah
akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat
didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah
disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh
vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada
vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.
G. Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan
Normal

21
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan
yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi. Berikut ini merupakan tanda dan gejala bahaya yang menyimpang
dari keadaan normal atau mengarah pada komplikasi, yaitu:
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
3. Perubahan visual secara tiba-tiba (mata berkunang-kunang)
4. Pembengkakan pada wajah dan tangan
5. Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati yang hebat
6. Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya atau bahkan tidak ada
pergerakan. Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar Pada
setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu
bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk
datang ke klinik dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya
tersebut. Dari beberapa pengalaman, akan lebih baik memberikan
pendidikan kepada ibu dan anggota keluarga khususnya pembuat
keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapatkan
asuhan.
Enam tanda tanda bahaya selama periode antenatal adalah:
a. Perdarahan vagina
b. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
c. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
d. Nyeri abdomen yang hebat
e. Bengkak pada muka atau tangan
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity
of care) Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari
seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional,
sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan
terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka
karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan (Enkin, 2000).
B. Saran
Setiap bidan aktif dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil
tentang pentingnya kunjungan ANC dilakukan oleh setiap ibu hamil untuk
mencegah resiko komplikasi pada persalinan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati A., 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Penerbit


Salemba Medika. Yogyakarta. Hal : 135-139.
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC, Jakarta.
Mochtar, rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Penerbit : EGC, Jakarta.
http://rhezvolution.wordpress.com/
http://mulkasem.blogspot.com/
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-asuhan-kehamilan.html

24

Anda mungkin juga menyukai