Ayuna Desi
Fera Rahmati
Nisa Ulbaja
Nafa Fitria
Andini
Sarah Ashari
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat.Dan tidak lupa,
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN
PADA KUNJUNGAN AWAL”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di indonesia ada dua
yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak
langsung terbagidalam tiga T yakni terlambat mengambil keputusan,
terlambat ke tempat rujukanserta terlambat memberi pertolongan di
tempat rujukan. Untuk penyebab langsungkematian ibu di Indonesia,
seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksidan eklampsia.
Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian,
sebenarnyatercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus
lama. Hanya sekitar5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang
memburuk akibat kehamilan,misalnya penyakit jantung dan infeksi
yang kronis. Demikian juga dengan ibu –ibu yang termasuk dalam
lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalubanyak, terlalu
sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap
kematian.
Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam
menilai derajatkesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah
sangat menekankan untukmenurunkan angka kematian ibu dan bayi
melalui program-program kesehatan.Dalam pelaksanaan program
kesehatan sangat dibutuhkan sumber daya manusiayang kompeten,
sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. Bidan sebagaisuatu
sumber daya manusia bidang kesehatan menupakan ujung tombak
atauorang yang berada di garis terdepan yang berhubungan langsung
dengan wanitasebagai sasaran program. Dengan peran yang cukup
besar ini maka pentingkiranya bagi bidan untuk senantiasa
meningkatkan kompetensinya melaluipemahaman mengenai asuhan
kebidanan mulai dari wanita hamil dampai nifas serta kesehatan bayi.
Berdasarkan hal diatas, maka peranan bidan adalah memberikan
pelayanan asuhan menejemen kebidanan dengan menerapkan
4
pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi. Seorang ibu membutuhkan
informasi tentang kehamilannya, kandungan dan janin yang ada
didalam kandungannya, maka untuk mengetahui keadaan janin perlu
dilakukan kunjungan awal dan kunjungan ulang pada masa
kehamilannya.
Pada kesempatan kali ini kita kan membahas tantang asuhan
kebidanan pada kunjungan awal ibu hamil.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah yang dimaksud asuhan kebidanan kunjungan
awal pada ibu hamil ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang asuhan kebidanan kunjungan awal
pada ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Tujuan Kunjungan Awal
Kunjungan awal ibu hamil adalah suatu bidang khusus yang dipakai
1. Data Subjektif
a. Biodata
6
b. Anamnesis
1) Keluhan utama
a) Haid
(1) Menarche
(3) Lamanya
(4) Keluhan
(5) Volume
(6) Bau
(7) Konsistensi
(5) Imunisasi TT :
(a) Trimester I :
(b) Trimester II :
7
(8) Konsumsi jamu (Ya/Tidak)
d) Riwayat kesehatan
e) Data psikososial
kehamilan
(1) Makan
8
(a) Frekuensi
(c) Jumlah
(d) Pantangan
(2) Minuman
(a) Frekuensi
(b) Banyaknya
(3) Istirahat
(a) Malam
(b) Siang
(c) Keluhan
(a) Mandi
(f) Keramas
(5) Aktivitas
9
(b) Di rumah
(a) Frekuensi
(b) keluhan
2. Data objektif
a. Pemeriksaan umum
1) KU
2) TB
4) LILA
5) Tanda-tanda vital
1) Kepala
10
(b) Rambut :
(1) Warna
(2) Kebersihan
(d) Mata :
(1) Sklera
(2) Konjungtiva
(4) Kotoran/secret
(e) Telinga :
(1) Kebersihan
(f) Hidung :
(1) Kebersihan
(g) Mulut :
11
(4) Stomatis
3) Dada :
(c) Wheezing
4) Payudara :
5) Ekstremitas atas
(a) Bentuk
(d) Tremor
6) Abdomen
kehamilan/tidak
12
(b) Striae gravidarum
(1) Leopold I :
TFU
kembar.
Caranya :
(2) Leopold II :
tahanan (punggung)
13
Sebelah kiri : teraba bagian yang menonjol, kecil-
(4) Leopold IV :
masuk panggul
(1) Frekuensi/menit
(2) Teratur/tidak
7) Pemeriksaan panggul :
8) Genitalia luar :
(d) Keputihan
9) Genitalia dalam :
(a) Vagina
(b) Serviks
14
(c) Tanda infeksi pada serviks
Tanda hegar
11) Rektum :
(a) Kebersihan
(b) Hemoroid
(a) Bentuk
(b) Varises
(1) Hb
(4) AL (leukosit)
15
Untuk mengetahui kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan
C. Pengkajian Fetal
(ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG). Janin
normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin
dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas
gerakan janin adalah pada malam hari saat ibu hamil berbaring santai.
Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia kandungannya sudah
gerakan halus dan kuat, artinya bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa
kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari segera beritahu dokter,
16
untuk memantau kondisi janin. Kenali gerakan si bayi sesuai dengan
quickening.
d. Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan
e. Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam
frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar dan kuat.
f. Minggu ke-36 sampai 40. ukuran bayi yang semaik besar dan
17
jempolnya kembali. Jika perut ibu kurus, kemungkinan besar dapat
gerakan janin dalam rahim dapat dirasakan pada usia kehamilan 18-20
gerakan si kecil atau hanyalah aliran gas dalam perut. Kadang satu hari
ini (sekitar minggu 18-27), wanita hamil tidak perlu kuatir akan
gerakannya 2 kali dalam sehari, pada saat pagi (dimana bayi biasanya
tidak terlalu aktif), dan pada saat malam (biasanya ia justru lebih aktif
18
merasakan gerakan janin setelah menunggu lebih dari 2 jam, maka ada
Tidak selalu hal tersebut berarti ada sesuatu yang “bahaya” terjadi, tapi
kehamilan, maka gerakan janin akan lebih sering dan lebih jelas terasa,
gerakan janin ini akan sangat dirasakan Ibu hamil. Selain itu,
19
Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric)
ketiga.
terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung anak
Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di
B.J. harus dicari pada garis tengah di atas sympisis. Yang dapat
2) anak hidup
1) presentasi anak
20
setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak
sungsang).
21
3. Non Stress Test (NST)
DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama
pemeriksaan NST :
kertas KTG).
22
e. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).
Interpretasi NST
a. Reaktif:
2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
b. Non-reaktif:
2) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih
c. Meragukan:
23
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan
4. Amniosentesis
dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas
kelamin dan kesehatan fetus. Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak
analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu. Dan uji
dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang
BAB III
PENUTUP
24
A. Kesimpulan
pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil
mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi
lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan
(Enkin, 2000).
B. Saran
tentang pentingnya kunjungan ANC dilakukan oleh setiap ibu hamil untuk
25
DAFTAR PUSTAKA
http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-asuhan-kehamilan.html
26