Anda di halaman 1dari 26

Makalah

ASUHAN KEBIDANAN PADA KUNJUNGAN AWAL

Disusun Oleh : Kelompok I

Ayuna Desi
Fera Rahmati
Nisa Ulbaja
Nafa Fitria
Andini
Sarah Ashari

Dosen Pembimbing : Nanda Norisa, S.ST.M Keb

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

PRODI DIII KEBIDANAN MEULABOH

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat.Dan tidak lupa,
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN
PADA KUNJUNGAN AWAL”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan


bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Meulaboh, 20 Mei 2021

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan Pembahasan..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang...............................................4
BAB III PENUTUP ..........................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................12
B. Saran..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di indonesia ada dua
yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak
langsung terbagidalam tiga T yakni terlambat mengambil keputusan,
terlambat ke tempat rujukanserta terlambat memberi pertolongan di
tempat rujukan. Untuk penyebab langsungkematian ibu di Indonesia,
seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksidan eklampsia.
Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian,
sebenarnyatercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus
lama. Hanya sekitar5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang
memburuk akibat kehamilan,misalnya penyakit jantung dan infeksi
yang kronis. Demikian juga dengan ibu –ibu yang termasuk dalam
lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalubanyak, terlalu
sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap
kematian.
Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam
menilai derajatkesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah
sangat menekankan untukmenurunkan angka kematian ibu dan bayi
melalui program-program kesehatan.Dalam pelaksanaan program
kesehatan sangat dibutuhkan sumber daya manusiayang kompeten,
sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. Bidan sebagaisuatu
sumber daya manusia bidang kesehatan menupakan ujung tombak
atauorang yang berada di garis terdepan yang berhubungan langsung
dengan wanitasebagai sasaran program. Dengan peran yang cukup
besar ini maka pentingkiranya bagi bidan untuk senantiasa
meningkatkan kompetensinya melaluipemahaman mengenai asuhan
kebidanan mulai dari wanita hamil dampai nifas serta kesehatan bayi.
Berdasarkan hal diatas, maka peranan bidan adalah memberikan
pelayanan asuhan menejemen kebidanan dengan menerapkan

4
pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi. Seorang ibu membutuhkan
informasi tentang kehamilannya, kandungan dan janin yang ada
didalam kandungannya, maka untuk mengetahui keadaan janin perlu
dilakukan kunjungan awal dan kunjungan ulang pada masa
kehamilannya.
Pada kesempatan kali ini kita kan membahas tantang asuhan
kebidanan pada kunjungan awal ibu hamil.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah yang dimaksud asuhan kebidanan kunjungan
awal pada ibu hamil ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang asuhan kebidanan kunjungan awal
pada ibu hamil.

BAB II

PEMBAHASAN

5
A. Tujuan Kunjungan Awal

Kunjungan awal ibu hamil adalah suatu bidang khusus yang dipakai

para spesialis kebidanan untuk menyampaikan informasi penting kepada

satu sama lain dalam menjelaskan hubungan antara wanita dan

kehamilannya. Tujuan kunjungan antara lain :

1. Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian

riwayat lengkap dan uji skrining yang tepat.

2. Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah,urinalisis, nilai darah,

serta pertumbuhan dan perkembangan janin dapat digunakan sebagai

standar pembanding sesuai kemajuan kehamilan

3. Mengidentifikasikan faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detil

kebidanan masa lalu dan sekarang.

4. Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan

dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat

ini,proses persalinan, serta masa nifas.

5. Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masarakat dalam upaya

mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan bayinya.

6. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah

mitra dalam asuhan

B. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil

1. Data Subjektif

a. Biodata

6
b. Anamnesis

1) Keluhan utama

2) Riwayat kesehatan reproduksi

a) Haid

(1) Menarche

(2) Siklus Haid

(3) Lamanya

(4) Keluhan

(5) Volume

(6) Bau

(7) Konsistensi

b) Riwayat kehamilan yang lalu

c) Riwayat kehamilan sekarang

(1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

(2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)

(3) Ini adalah kehamilan yang ke ?

(4) Periksa hamil pertama kali di ?

(5) Imunisasi TT :

(a) Trimester I :

(b) Trimester II :

(c) Trimester III :

(6) Keluhan selama hamil

(7) Obat yang dikonsumsi selama hamil

7
(8) Konsumsi jamu (Ya/Tidak)

(9) Gerakan janin (frekuensi lebih dari 10 kali/24 jam?)

d) Riwayat kesehatan

(1) Riwayat kesehatan sekarang

(a) Penyakit menular : TBC, hepatitis

(b) Penyakit menurun : DM, Asma, Hipertensi

(2) Riwayat kesehatan yang lalu

Pernah dirawat di RS, atau pernah menjalani operasi

(3) Riwayat kesehatan keluarga

(a) Kehamilan kembar

(b) Penyakit menular dalam keluarga

(c) Penyakit keturunan

(d) Penyakit alergi

e) Data psikososial

(1) Riwayat perkawinan

(2) Respon suami dan keluarga terhadap kehamilan ini

(3) Respon ibu terhadap kehamilan

(4) Hubungan ibu dengan anggota keluarga suami dan

anggota keluarga yang lain.

(5) Adat setempat yang dianut dan berhubungan dengan

kehamilan

f) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

(1) Makan

8
(a) Frekuensi

(b) Jenis makanan

(c) Jumlah

(d) Pantangan

(e) Makanan kesukaan

(2) Minuman

(a) Frekuensi

(b) Banyaknya

(c) Jenis minuman

(d) Minuman kesukaan

(3) Istirahat

(a) Malam

(b) Siang

(c) Keluhan

(4) Personal hygiene

(a) Mandi

(b) Sikat gigi

(c) Ganti baju

(d) Ganti celana dalam dan bra

(e) Potong kuku

(f) Keramas

(5) Aktivitas

(a) Di tempat kerja

9
(b) Di rumah

(6) Hubungan seksual

(a) Frekuensi

(b) keluhan

g) pengetahuan pasien tentang kehamilan dan perawatannya

(1) Pemeriksaan kehamilan

(2) Perawatan payudara

(3) Memantau gerakan janin

(4) Waspada keluhan

(5) Pola makan yang sehat

(6) Sikap tubuh yang baik (body mechanic)

(7) Posisi tidur

(8) Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya

2. Data objektif

a. Pemeriksaan umum

1) KU

2) TB

3) BB sebelum hamil…., BB setelah hamil ….

4) LILA

5) Tanda-tanda vital

b. Pemeriksaan head to toe

1) Kepala

(a) Bentuk : mesosephal

10
(b) Rambut :

(1) Warna

(2) Kebersihan

(3) Mudah rontol / tidak

(c) Muka : cloasma, jerawat, sianosis, berkeringat

(d) Mata :

(1) Sklera

(2) Konjungtiva

(3) Gangguan penglihatan

(4) Kotoran/secret

(e) Telinga :

(1) Kebersihan

(2) Gangguan pendengaran

(3) Terlihat massa

(f) Hidung :

(1) Kebersihan

(2) Pernapasan cuping hidung

(3) Polip (hidung tersumbat)

(g) Mulut :

(1) Karies gigi

(2) Kebersihan mulut dan lidah

(3) Kelembaban bibir

11
(4) Stomatis

(5) Perdarahan gusi

2) Leher : pembesaran kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis

3) Dada :

(a) Retraksi dada

(b) Denyut jantung teratur

(c) Wheezing

4) Payudara :

(a) Bentuk : simetris/tidak

(b) Hiperpigmentasi areola

(c) Kondisi putting susu : masuk ke dalam/tidak, kebersihan

(d) Terba keras, lunak, benjolan

(e) Pengeluaran kolostrum

5) Ekstremitas atas

(a) Bentuk

(b) Kebersihan tangan, kuku

(c) Pucat di ujung jari

(d) Tremor

(e) Telapak tangan berkeringat

(f) Warna merah pada telapak tangan

6) Abdomen

(a) Pembesaran perut : simetris/tidak, sesuai dengan usia

kehamilan/tidak

12
(b) Striae gravidarum

(c) Luka bekas operasi

(d) Linea nigra

(e) Palpasi Leopold :

(1) Leopold I :

 TFU

 Teraba bagian besar (melenting keras-kepala dan

susah digerakkan-bokong). Ada beberapa bagian

yang teraba, jika dua waspada adanya kehamilan

kembar.

 Mengukur TFU menurut Mc Donald untuk

menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ).

Cara pengukuran adalah tempatkan metline skala

0 (nol) di atas simfisis dan ukur TFU dengan

melihat metline dalam cm.

Caranya :

Jika belum masuk panggul : (TFU-12) x 155

Jika sudah masuk panggul : (TFU-11) x 155

(2) Leopold II :

 Sebelah kanan : teraba bagian yang rata, ada

tahanan (punggung)

13
 Sebelah kiri : teraba bagian yang menonjol, kecil-

kecil (ekstremitas janin)

(3) Leopold III :

Teraba bagian besar (kepala atau bokong), satu atau

lebih dari satu.

(4) Leopold IV :

Seberapa besar bagian janin (presentasi) yang sudah

masuk panggul

(f) DJJ (dihitung satu menit penuh)

(1) Frekuensi/menit

(2) Teratur/tidak

(3) Punktum maksimum

7) Pemeriksaan panggul :

(a) Pemeriksaan panggul luar

(b) Pemeriksaan panggul dalam

8) Genitalia luar :

(a) Tidak ada varises

(b) Tanda Chadwick

(c) Pembesaran kelenjar Bartholini

(d) Keputihan

9) Genitalia dalam :

(a) Vagina

(b) Serviks

14
(c) Tanda infeksi pada serviks

(d) Teraba promontorium ?

10) Pemeriksaan bimanual :

Tanda hegar

11) Rektum :

(a) Kebersihan

(b) Hemoroid

12) Ekstremitas bawah :

(a) Bentuk

(b) Varises

(c) Kebersihan kuku

(d) Pucat pada ujung jari kaki

(e) Teraba dingin atau panas-infeksi vena

(f) Refleks patella (kanan dan kiri)

13) Pemeriksaan penunjang :

(a) Pemeriksaan laboratorium :

(1) Hb

(2) Golongan darah

(3) Protein urin

(4) AL (leukosit)

(b) Pemeriksaan USG

(c) Non-Stress Test (NST)

15
Untuk mengetahui kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan

memantau gerakan janin dalam 24 jam melalui grafik gerakan

janin di layar monitor.

C. Pengkajian Fetal

1. Pemantauan Aktifitas / Gerakan Janin

Pemantauan Aktifitas / Gerakan Janin dapat secara subjektif

(ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG). Janin

normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin

dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas

32 minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen

hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).

Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis

banding : “tidur”, atau hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati

gerakan janin adalah pada malam hari saat ibu hamil berbaring santai.

Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia kandungannya sudah

masuk trisemester ketiga.

Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik

gerakan halus dan kuat, artinya bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa

bayi tidak aktif seperti biasanya, kemungkinan besar ia sedang malas

bergerak, dan ibu hamil diminta harus coba bangkitkan semangat

geraknya. Karena, bila janin tidak merespon rangsangan ibu, dan

kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari segera beritahu dokter,

16
untuk memantau kondisi janin. Kenali gerakan si bayi sesuai dengan

usianya, supaya bisa ikut memantau perkembangannya.

a. Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 mulai dapat merasakan

gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase

quickening.

b. Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia

banyak menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban

masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa.

c. Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang

menyebabkan ibu hamil merasakan sensai seperti tersentak-sentak.

Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena

pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’

mendengar suara keras.

d. Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan

terkendali. Kadang ibu hamil sampai merasakan rahim kontraksi.

e. Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam

minggu-minggu ini, ibu hamil akan merasakan peningkatan

frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar dan kuat.

f. Minggu ke-36 sampai 40. ukuran bayi yang semaik besar dan

keterbatasan ruang dalam rahim membuat gerakan memutar janin

makin berkurang frekuensinya. Bila dia mengisap jempol dan

kehilangan jempolnya, ibu hamil akan merasakan gerakan darting

dan cepat. Itu tanda bayi memuatar kepalanya untuk mencari

17
jempolnya kembali. Jika perut ibu kurus, kemungkinan besar dapat

memegang kaki bayi. Gerakan utama yang ibu rasakan adalah

tonkokan tangan atau tendangan kaki bayi yang mungkin

menyakitkan tulang rusuk ibu hamil tersebut.

Bagi sebagian besar wanita terutama yang baru pertama kali

hamil, gerakan janin adalah saat-saat yang paling dinantikan. Biasanya

gerakan janin dalam rahim dapat dirasakan pada usia kehamilan 18-20

minggu (walaupun tiap individu bisa berbeda-beda).

Wanita yang sudah memiliki pengalaman hamil sebelumnya

bahkan bisa merasakan gerakan janin sedini usia kehamilan 15 minggu.

Sensasi pertama memang pasti membingungkan, apakah ini benar

gerakan si kecil atau hanyalah aliran gas dalam perut. Kadang satu hari

janin bisa beberapa kali menunjukkan aktifitasnya, tapi keesokan

harinya ia seperti begitu terlelap dalam tidurnya. Pada minggu-minggu

ini (sekitar minggu 18-27), wanita hamil tidak perlu kuatir akan

menghitung jumlah gerakan janin.

Yang perlu mendapat perhatian adalah ketika usia kehamilan

sudah memasuki trimester 3 (setelah 28 minggu), maka ibu hamil perlu

belajar menghitung jumlah gerakan janin. Biasakan untuk menghitung

gerakannya 2 kali dalam sehari, pada saat pagi (dimana bayi biasanya

tidak terlalu aktif), dan pada saat malam (biasanya ia justru lebih aktif

bergerak). Patokan yang sederhana adalah dalam 1 jam biasanya ibu

hamil akan merasakan 10x gerakan janin. Jika moms-soon-to-be tidak

18
merasakan gerakan janin setelah menunggu lebih dari 2 jam, maka ada

baiknya kontak dokter untuk memastikan kehamilan baik-baik saja.

Tidak selalu hal tersebut berarti ada sesuatu yang “bahaya” terjadi, tapi

konfirmasi dengan dokter adalah pilihan yang bijaksana.

Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya usia

kehamilan, maka gerakan janin akan lebih sering dan lebih jelas terasa,

bahkan kadang gerakannya dapat terlihat dari luar.

Ketika Janin Bergerak...

a. “Akrobat” dirahim yang luas

Memasuki trimester kedua, tepatnya pada bulan keempat atau

kelima, embrio mulai aktif bergerak dan menendang dinding perut

Ibu dibantu oleh adanya cairan ketuban didalam rahim yang

memudahkan janin mengambang kesana kemari, hanya

dihubungkan dengan tali pusar ke ari-ari (uri,plasenta) yang

menempel di dinding rahim Ibunya.

b. Gerakannya mulai terasa

Seiring pertumbuhan usia kehamilan, rahim mulai sempit,

gerakan janin ini akan sangat dirasakan Ibu hamil. Selain itu,

karena rongga bagian atas lebih luas dibanding bagian bawahnya,

janin cenderung meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa

bergerak dan kepalanya menukik kearah rahim.

2. Denyut Jantung Janin (DJJ)

19
Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric)

untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun

dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan

ketiga.

Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara

120-140/menit. Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada

terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung anak

dekat pada kepala.

Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di

bawah pusat. Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka

B.J. harus dicari pada garis tengah di atas sympisis. Yang dapat

diketahui dari bunyi jantung janin adalah :

a. Dari adanya detak jantung janin:

1) tanda pasti kehamilan

2) anak hidup

b. Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:

1) presentasi anak

2) positio anak(kedudukan punggung)

3) sikap anak (habitus)

4) adanya anak kembar

Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah

pusat,maka presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan

20
setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak

sungsang).

Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung

sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah

kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagiab-

bagian kecil,sikap anak fleksi.kalau terdengar sepihak dengan

bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi.

Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat

dengan sama jelasnya dan dengan frekwensi yang

berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit).

c. Dari sifat bunyi jantung anak:

Dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui

keadaan anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung nya

teratur dan frekwensinya antara 120-140 permenit.

Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari

160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia

(kekurangan oksigen). Cara menghitung DJJ adalah dengan

mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :

5 detik 5 detik 5 detik Kesimpulan


11 12 11 - 4 (11 + 12 +11) =
136/menit. Teratur dan janin
baik.
10 14 9 - 4 (10 + 14 + 9) = 132/m.
Tak teratur dan janin
asphyxia
8 7 8 - 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak
teratur dan janin asphyxia.

21
3. Non Stress Test (NST)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran

DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama

aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD;

FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas,

dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin. Tehnik

pemeriksaan NST :

a. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke

kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin

dan mencegah terjadinya hipotensi.

b. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu,

nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan

dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada

kertas KTG).

c. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:

1) Menanyakan kepada pasien.

2) Melakukan palpasi abdomen.

3) Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).

d. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan

janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang

kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang

vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan

menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).

22
e. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).

f. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG.

Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).

g. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm).

h. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.

Interpretasi NST

a. Reaktif:

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit,

disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.

3) Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.

b. Non-reaktif:

1) Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat

akselerasi pada gerakan janin.

2) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih

dari 160 dpm).

3) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.

c. Meragukan:

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm.

2) Frekuensi dasar djj abnormal.

3) Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.

23
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan

janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% –

99%). Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin

yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya

deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%.

Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.

Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap

hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan

contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.

4. Amniosentesis

Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion

dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas

amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus. Sel-sel fetus

dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis

kelamin dan kesehatan fetus. Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak

plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis.

Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan

yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil

analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu. Dan uji

dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang

terlalu lama ini.

BAB III

PENUTUP

24
A. Kesimpulan

Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan

(continuity of care) Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan

pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil

tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi

mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi

lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan

(Enkin, 2000).

B. Saran

Setiap bidan aktif dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil

tentang pentingnya kunjungan ANC dilakukan oleh setiap ibu hamil untuk

mencegah resiko komplikasi pada persalinan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati A., 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Penerbit


Salemba Medika. Yogyakarta. Hal : 135-139.

Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC, Jakarta.

Mochtar, rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Penerbit : EGC, Jakarta.

http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-asuhan-kehamilan.html

26

Anda mungkin juga menyukai