Keluarga
Istioningsih, S.Kep.,MAN
Semester 3 A
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya
diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas
penulisan makalah tentang “Konsep Dasar Keperwatan Maternitas Dalam Konteks
Kesehatan Keluarga”. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang
paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Adapun penulisan makalah ini
merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas I
Kelompok 4
2
Daftar Isi
Halaman Judul................................................................................................1
Kata Pengantar...............................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................4
B. Tujuan............................................................................................4
1. Tujuan Umum...........................................................................4
2. Tujuan Khusus..........................................................................4
A. Kesimpulan...................................................................................14
Daftar Pustaka..............................................................................................15
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Konsep Dasar Keperawatan Maternitas
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional
keperawatan yang di tujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS)
berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, nifas, antara kehamilan dan bayi
baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai
kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
(Depkes,2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang keperawatan
maternitas.
2. Tujuan Khusus :
Mahasiswa dapat mengerti :
a. Falsafah Keperawatan Maternitas
b. Sejarah Keperawatan Maternitas
c. Paradigma Keperawatan Maternitas
d. Perkembangan Keperawatan Maternitas
e. Trend dan Isu Keperawatan Maternitas (kesehatan reproduksi pra nikah)
dan Konsep Family Center
f. Kultur Dalam Konteks Keperawatan Komunikasi
g. Dinamika Keluarga
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
9. Keperawatan maternitas memberi tantangan bagi peran perawat dan
merupakan masyarakat.
10. Yakinlah bahwa penelitian keperawatan dapat menambah pengetahuan
dalam meningkatkan mutu pelayanan maternitas.
6
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia
kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi
tercapainya tujuan kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam
keperawatan maternitas adalah:
8
kesehatan di mana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu
dan diberikan oleh tenaga yang professional.
E. Trend dan isu keperawatan maternitas (kesehatan reproduksi pra nikah) dan
konsep family center
1. Dinamika keluarga
Keluarga adalah dua individu atau lebih yang bergabung bersama karena
ada ikatan untuk saling berbagi dan ikatan kedekatan emosi Yng
mengidentifikasi diri mereka sebagai keluarga. (Friedman,1992)
Definisi ini mencakup berbagai bentuk keluarga, antara lain:
- Keluarga inti: yang terdiri dari orangtua dan anak-anaknya
9
- Keluarga besar: trdiri dari keluarga inti dan individu lain yang
mempunyai hubungan darah.
- Keluarga orang tua tnggal: keluarga yang tidak memiliki pasangan.
- Keluarga campuran/kombinasi:terdiri dari orang tua tiri dan anak tiri.
2. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga mencakup lima bidang dasar : biologis, ekonomi,
pendidikan, psikologi, dan social budaya (WHO, 1998)
- Fungsi biologis meliputi reproduksi, upaya merawat dan
membesarkan anak,pemenuhan nutrisi,pemeliharaan kesehatan dan
rekresi.
Kemampuan untuk menjalankan fungsi ini secara tidak
langsung membutuhkan prasyarat tertentu : genetik yang sehat,
fertilitas, perawatan selama siklus maternitas, perilaku diet yang baik,
pemanfaatan pelayanan kesehatan yang optimal dan perawatan anggota
keluarga.
- Fungsi ekonomi, meliputi mencari nafkah yang cukup untuk
menjalankan fungsi lain, mengembangkan anggaran keluarga dan
memastikan keamanan keuangan anggota keluarga. Untuk dapat
memenuhi tugas ini keluarga harus memiliki keterampilan,kesempatan,
dan pengetahuan yang diperlukan.
- Fungsi pendidikan, mengajarkan keterampilan, sikap,dan
pengetahuan yang berhubngan dengan fungsi-fungsi lainnya.
- Fungsi psikologi, keluarga di harapkan memberikan lingkungan
yang meningkatkan perkembangan kepribadian secara alami. Tugas ini
membtuhkan kesehatan emosi yang stabil, ikatan kasih bersama juga
kemampuan untk saling mendukung, menoleransi stres dan mengatasi
krisis.
- Fungsi social budaya,berhubungandengan sosialisasi anak-
anak. Fungsi ini meliputi penyampaian nilai-nilai yang berhubungan
dengan perilaku, tradisi, bahasa, agama, sikap moral masyarakat yang
berlaku. Untuk melalukan fungsi ini keluarga harus memiliki standar
yang diterima dan peka terhadap berbagai kebutuhan social anak sesuai
tingkatan usia mereka.
10
F. Dinamika keluarga
1. Definisi dinamika keluarga
Dinamika keluarga merupakan suatu interaksi pasien dengan anggota
keluarga dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di
lingkungansekitarnya. Keluarga diharapkan mampu memberikan
dukungan dalam upaya kesembuhan pasien.
Dinamika keluarga juga merupakan ineraksi antara indvidu dengan
lingkungan sehingga dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam
lingkungan keluarga maupun kelompok sosial yang sama.
Dinamika keluarga merupakan proses dimana keluarga mampu
melakukan fungsi,mengambil keputusan, memberi dukungan kepada
anggota keluarganya.
2. Aspek-aspek dinamika keluarga
- Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan ide tentang diri
sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
- Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan
pendapat dan pikiran mereka yang di kenal dengan komunikasi.
- Keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana
mereka seharusnya merasa bertindak yang berkembang sebagai system
nilai keluarga.
- Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang
luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke
masyarakat.
G. Kultur dalam konteks keperawatan maternitas
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan. Ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada
manusia(Leininger,2002). Asumsi mendasari dari teori adalah perilaku Caring. Caring
adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan
tindakan keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan
dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring
11
semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan
pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring
secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan
bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang
universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satutempat
dengan tempat lainnya.
Konsep dalam Transcultural Nursing :
1. Kultur/Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok
yangdipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak
dan mengambil keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan
melandasi tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal
dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi
pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya
yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang
mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang
menganggapbahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya
yang dimiliki oleh orang lain.
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya
yangdigolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologipada
penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkankesadaran
yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskandasar
observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan
salingmemberikan timbal balik diantara keduanya.
8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya
12
kejadianuntuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk
meningkatkankondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk
membimbing,mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau 10
kelompok pada keadaanyang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung
atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk
mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup
dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
11. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk
memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena
percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok
lain.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan maternitas adalah salah satu bentuk pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan
dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan
dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk
mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu menyakini
bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal serta
membutuhkan adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan keluarga. Keluarga
perlu didukung untuk memandang kehamilan sebagai pengalaman yang positif
dan menyenangkan. Upaya mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya sangat
membutuhkan partisipasi aktif dari keluarganya.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, dapat
mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tidak merupakan satu
keluarga yang utuh. Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan baru
dalam keluarga yang sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan mendorong
interaksi positif dari orang tua, bayi dan angggota keluarga lainnya dengan
menggunakan sumber-sumber dalam keluarga. Sikap, nilai dan perilaku setiap
individu dipengaruhi oleh budaya dan social ekonomi dari calon ibu sehingga ibu
serta individu yang dilahirkan akan dipengaruhi oleh budaya yang diwarisi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum
kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur,
etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi
yang diberikan. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya
mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya
berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Perawat mengadakan
interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah kesehatan dan sumber-sumber
yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat; merencanakan dan melaksanakan
tindakan untuk mengatasi masalah-maslah klien, keluarga dan masyarakat; serta
memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki klien dengan tindakan
keperawatan yang tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan
memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari pasien, keluarga, petugas kesehatan
dan masyarakat.
14
Daftar Pustaka
15