Anda di halaman 1dari 16

GANGGUAN ADRENAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen Pengampu :

Ahmad Asyrofi, M.Kep., Ns., Sp. Kep.MB

Disusun oleh kelompok 5 :

1. Azizah Widyawati R (SK118011)


2. Ika Aula Aghitsna (SK118024)
3. Khoirul Bazar (SK118026)
4. Lailiyatul Fandhilah (SK118027)
5. M Aldino Okka Nur Utama (SK118029)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TIGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

TAHUN 2019-2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah Keperawatan Medikal Bedah II ini masih memiliki
banyak sekali kekurangan didalamnya, sehingga dalam kesempatan kali ini juga penulis
bermaksud untuk meminta saran dan masukan dari semua pihak. Penulis juga berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kendal, 20 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................1

KATA PENGATAR....................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4

A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................5
C. Tujuan Penulis...................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6

A. Gangguan Adrenal............................................................................................6
a. Pengertian gangguan adrenal......................................................................6
b. Patofisiologi gangguan adrenal...................................................................7
c. Pengkajian gangguan adrenal......................................................................8
d. Diagnosa gangguan adrenal........................................................................9
e. Hasil yang diharapkan ................................................................................10
f. Intervensi gangguan adrenal.......................................................................10

BAB III PENUTUP.....................................................................................................15

A. Kesimpulan.......................................................................................................15
B. Saran..................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

3
BAB I

PENDHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar adrenal adalah dua kelenjar terpisah yang berada di permukaan


ginjal. Kelenjar adrenal memiliki nama lain kelenjar superenalis, adrenal
sendisi berasal dari istilah Latin ‘ad renes’, artinya ‘berada di dekat ginjal’.
Kelenjar ini memegang peran penting di dalam tubuh, antara lain mengatur
metabolisme tubuh dan produksi hormon penyebab stres, serta memproduksi
dan mengatur hormon seks, khususnya estrogen. Salah satu hormon yang
banyak diketahui adalah adrenalin yang juga berasal dari kelenjar adrenal.
Hormon ini akan terangsang dan terlepas saat berada dalam kondisi ‘fight or
flight’, untuk mempersiapkan reaksi tubuh terhadap keadaan darurat atau
menakutkan. Kedua kelenjar adrenal berada di permukaan ginjal, namun
bentuknya tidak simetris. Salah satu kelenjar berbentuk segitiga, sedangkan
kelenjar lainnya berbentuk seperti setengah bulan. Panjang dan lebar
keduanya hanya sekitar 3 inchi. Kelenjar adrenal terdiri dari tiga bagian.
Bagian yang kurang dikenal adalah pelindung penutup lemak di sekitar
kelenjar yang disebut kapsula adiposa, fungsi utamanya adalah melindungi
dan membungkus adrenal.

Kelenjar Adrenal (Suprarenal) atau kelenjar anak ginjal merupakan yang


terletak di atas ginjal dengan bentuk seperti segitiga. Kelenjar adrenal ini
tidak memiliki saluran sehingga disebut dengan kelenjar ductless. Berat
kelenjar yaitu sekitar 4-5 gram, tinggi 15cm, lebar 2,5 cm, pada bagian
dasarnya dan tebal 1cm. Pada manusia, kelenjar adrenal ini letaknya sejajar
dengan tulang punggung thorax ke 12. Kelenjar adrenal merupakan kelenjar
kecil yang berperan dalam memproduksi beberapa jenis horon di dalam
tubuh. Meskipun kesil, kelenjar adrenal memiliki fungsi yang sangat besar
bagi tubuh.

4
Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian utama, yaitu korteks adrenal
(bagian luar) dan medula adrenal ( bagian dalam. Korteks adrenak
bertanggung jawab dalam memproduksi tiga jenis hormon, yaitu yang
mengatur elektrolit dalam tubuh dan tekanan darah, kortisol yang mengontrol
kadar gula darah dan metabolisme, dan gonadokortikoit yang mengatur
hormon seks. Jika korteks adrenal berhenti berfungsi, maka proses
metabolisme di dalam tubuh pun akan terhenti dan mengakibatkan
munculnya penyakit. Sedangkan, medula adrenal berperan dalam
mengeluarkan hormon epinerfin (adrenalin) dan norepinefrin (noradenalin) pada
saat stres. Kedua hormon ini memiliki fungsi yang serupa, yaitu bertugas
meningkatkan aliran darah ke otot, merangsang jantung berdetak lebih cepat,
mempersiapkan tubuh menghadapi keadaan darurat, memicu pelepasan gula
darah, meningkatkan kewaspadaan pikiran dan mengirimkan sinyal antara sel-
sel saraf di otak. Sementara itu, hormon norepinefrin secara klinis biasanya di
pakai untuk meningkatkan aliran dan tekanan darah ketika tekanan darah
dalam tubuh berada jauh di bawah normal (syok).

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian gangguan adrenal ?
b. Bagaimana patofisologi gangguan adrenal ?
c. Apa saja pengkajian keperawatan gangguan adrenal ?
d. Apa saja diagnosa keperawatan gangguan adrenal ?
e. Bagaimana hasil yang diharapkan ?
f. Apa saja rencana intervensi gangguan adrenal ?

C. Tujuan Penulis
a. Untuk mengetahui definisi gangguan adrenal
b. Untuk mengetahui patofisiologi gangguan adrenal
c. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan gangguan adrenal
d. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan gangguan adrenal
e. Untuk mengetahui hasil yang diharapkan
f. Untuk mengetahui rencana intervensi gangguan adrenal

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gangguan Adrenal
a. Pengertian gangguan adrenal
Gangguan adrenal adalah gangguan kesehatan yang menyerang
kelenjar adrenal. Gangguan ini dapat bersifat bawaan atau genetik.
Gangguan ini juga dapat terjadi akibat penyebab lainnya seperti
ketidakseimbangan hormon atau tumor.(Bruner dan Suddrat, 2014)
Tubuh memiliki sepasang kelenjar adrenal. Berat masing-masing
minilam 4 gram, kelenjar ini ditemukan di atas ginjal, yang menjadi
alasan kelenjar ini di kenal sebagai kelenjar suprarenal.
Kelenjar ini merupakanbagian dari sistem endokrin karena
kelenjar ini mengeluarkan hormon. Kedua bagian utama dari kelenjar
adrenal, yaitu medula adrenal (dalam) dan korteks adrenal (luar),
menghasilkan berbagai jenis hormon, yang mungkin esensial atau
non esensial. Hormon ini termasuk :
 Androgen adrenal : Hormon ini sering disebut hormon
seks pria dan terdapat pada pria dan wanita, meskipun
jumlahnya berbeda. Wanita membutuhkannya untuk
reproduksi dan pertumbuhan rambut.
 Glukokortikoid : Hormon seperti kortisol terkait dengan
respon stres tubuh bertarung atau berlari. Ketika tubuh
mendeteksi stres atau ancaman, kortisol dilepaskan,
sehingga denyut jantung, kewaspadaan mental, dan
tekanan darah akan meningkat.
 Mineralkortikoid : Hormon ini berperan untuk menjaga
keseimbangan natrium dan air. Terlalu banyak natrium
dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal sementara
sedikit air dapat menyebabkan dehidrasi. Ketidak
seimbangan dalam produksi hormon-hormon ini dapat

6
mengakibatkan komplikasi seperti diabetes dan tekanan
darah tinggi.

b. Patofisiologi gangguan adrenal


Beberapa masalah adrenal yang paling umum dan penyebabnya
adalah :
 Sindrom Cushing
Sindrom ini merupakan gangguan adrenal yang disebabkan
oleh meningkatnya jumlah kortisol dalam aliran darah.
Sindrom ini biasanya terjadi pada pasien yang diberi
glukokortikosteroid, yang diperlukan untuk mengurangi
peradangan.
 Hiperplasia Adrenal Kongenital
Merupakan istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan
gangguan bawaan dan turunan yang menyerang kelenjar
adrenal. Orang dengan kondisi ini biasanya titak memiliki
enzim yang merangsang produksi hormon yang tepat.
 Kanker Adrenal
Disebut juga sebagai karsinoma adrenal, kanker adrenal
adalah tumor ganas yang dapat berkembang pada kelenjar
adrenal, terutama korteks adrenal. penyebab sebenarnya tidak
diketahui, meskipun faktor resikonya termasuk sindrom dan
gangguan genetik, serta faktor lingkungan seperti merokok.
 Penyakit Addison
Penyakit addison adalah masalah adrenal langka yang terjadi
pada satu dari setiap 100.000 orang. Kondisi ini ditandai oleh
produksihormon adrenal yang tidak mencukupi atau terbatas,
terutama kortisol. Kondisi ini juga disebut insufiensi adrenal
kronis. Penyebab pastinya tidak diketahui, meskipun kondisi

7
ini dapat menjadi penyakit autoimun, dimana sistem
kekebalan tubuh menyerang kelenjar, menghancurkannya
dalam prosesnya. Meskipun penyakit tersebut dapat
berkembang secara bertahap, penyakit tersebut juga dapat
bersifat akut atau tiba-tiba, dan ini dapat mengakibatkan krisis
addisonian, dimana kadar kortisol turun secara drastis.
Kondisi ini dianggap sebagai kondisi darurat karena tubuh
dapat mengalami syok. ( Bruner dan Suddrat, 2014)

c. Pengkajian keperawatan gangguan adrenal


1) Identitas Klien
Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, tempat/tgl lahir,
umur, pendidikan, agama, alamat, tanggal masuk RS. Lebih lazim
sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki dan mempunyai
insiden puncak antara usia 20 dan 40 tahun.
2) Keluhan Utama Adanya memar pada kulit, klien mengeluh
lemah, terjadi kenaikan berat badan.
3) Riwayat penyakit dahulu Kaji apakah klien pernah
mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid dalam jangka waktu
yang lama.
4) Riwayat Kesehatan keluarga Kaji apakah keluarga pernah
menderita penyakit cushing sindrom atau kelainan kelenjar
adrenal lainnya. Pengumpulan riwayat dan pemeriksaan
keschatan difokuskan pada efek pada tubuh dari hormon korteks
adrenal yang konsentrasinya tinggi dan pada kemampuan korteks
adrenal untuk berespons terhadap perubahan kadar kortisol dan
aldosteron. Riawayat kesehatan mencakup informasi tentang
tingkat aktivitas klien dan kemampuan untuik melakukan
aktivitas rutin dan perawatan diri. Detailnya pengkajian
keperawatan untuk klien ini mencakup :

8
a) Kaji kulit klien terhadap trauma, infeksi, lecet-lecet,
memar, dan edema.
b) Amati adanya perubahan fisik dan dapatkan respons klien
tentang perubahan ini.
c) Lakukan pengkajian fungsi mental klien, termasuk
suasana hati, respons terhadap pertanyaan, kewaspadaan
terhadap lingkungan, dan tingkat depresi. Keluarga klien
merupakan sumber terbaik untuk mendapatkan informasi
tentang perubahan ini.
5) Pemeriksaan Fisik
BI (Breath)
Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, pergerakan
dada simetris
Palpasi : Vocal premitus teraba, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi
nafas tambahan.

B2 (Blood)
Perkusi pekak , SI S2 Terdengar tunggal , hipertensi, TD
meningkat
B3 (Brain)
Composmentis dengan GCS 456, kelabilan alam perasaan depresi
sampai insomnia
B4(Bladder)
Poliuri, kadang terbentuk batu ginjal, retensi natrium.
B5 (Bowel)
Terdapat peningkatan berat badan, nyeri pada daerah lambung,
terdapat striae di daerah abdomen, mukosa bibir kering, suara
redup.
B6 (muskuloskeletal dan integumen)
Kulit tipis, peningkatan pigmentasi, mudah memar, atropi otot,
ekimosis, penyembuhan luka lambat, kelemahan otot,
osteoporosis, moon face, punguk bison. obesitas tunkus.
d. Diagnosa gangguan adrenal
a) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi
natrium akibat kortisol dalam darah meningkat

9
b) Resiko cidera berhubungan dengan kelemahan
c) Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan metabolisme
protein dan respons inflamasi
d) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
keletihan
e) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema,
gangguan pemulihan, dan kulit yang tipis dan rapuh.
e. Hasil yang diharapkan

Intervensi

a) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi


natrium akibat kortisol dalam darah meningkat

Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional


. Tidak terjadi kelebihan 1. Pertahankan pencatatan- Menunjukan perubahan-
volume cairan volume masuk dan perubahan BB yang
keluar dan komulatif lambat, mempertahankan
keseimbangan cairan. pembatasan diet dan
2. Catat seri berat badan, cairan, menunjukan turgor
bandingkan dengan kulit normal tanpa
pemasukan dan edema.menunjukan tanda-
pengeluaran. timbang tanda vital normal.
pasien bila abdomen
kosong dari dialisat
( titik rujukan konstant )
3. Awasi TD, Nadi,
perhatikan hipertensi,
nadi kuat, distensi vena
leher, edema perifer,
ukur CVP bila ada.
4. Peninggian menunjukan
hipervolemia, kaji bunyi

10
jantung dan nafas
perhatikan S3 dan atau
gemericik,
ronkhi.Kelebihan cairan
berpotensi gagal jantung
kongesif ( GJK/ edema
paru).
5. Pembatasan cairan dapat
dilanjutakn untuk
menurunkan kelebihan
volume cairan.

b) Resiko cidera berhubungan dengan kelemahan

Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional


Mengalami penurunan 1. Memantau dan Meminimalkan resiko
risiko cedera memanipulasi cidera

lingkungan fisik untuk


memfasilitasi keamanan.
2. Mengientifikasi risiko
yang meningkatkan
kerentanan terhadap
cidera.
3. Anjurkan keluarga dan
klien untuk menghindari
cidera fisik.
4. Sediakan alat bantu
bejalan seperti : tongkat
dan kursi roda.
5. Bila diperlukan gunakan
restrain fisik untuk

11
membatasi resiko jatuh.
6. Tempelkan bel atau
lampu panggil pada
tempat yang mudah
dijangkau klien agar
klien mudah meminta
bantuan.
7. Berikan pencahayaan
yang adekuat.
8. Berikan materi edukasi
yang berhubungan
dengan strategi dan
tindakan untuk
mencegah cidera.

c) Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan metabolisme


protein dan respons inflamasi

Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional


Mengalami penurunan 1. Pertahankan teknik Klien bebas dari tanda dan
risiko infeksi. aseptif. gejala infeksi. - Jumlah
leukosit dalam batas
2. Kaji tanda dan gejala
normal
infeksi sistemik dan
lokal.
3. Cuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan.
4. Ajarkan tindakan
higiene seperti mencuci
tangan.
5. Batasi jumlah
pengunjung bila

12
diperlukan.
6. Jaga kebersihan
lingkungan dengan
benar setelah
dipergunakan masing-
masing pasien.
7. Berikan terapi
antiboitik.

d) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,


keletihan.

Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional


Toleransi terhadap 1. Bantu pasien untuk - Klien dapat toleransi
aktivitas. mengidentifikasikan terhadap aktifitas dengan
plihan aktivitas. bisa beraktivitas seperti
2. Libatkan keluarga dalam kehidupan sehari-hari
pemnuhan aktivitas - Klien dapat
sehari-hari bersama. mengidentifikasi
3. Anjurkan periode untuk aktivitas yang dapat
istirahat dan aktivitas menimbulkan intoleransi
secara bergantian. aktivitas
4. Bantu pasien untuk - Klien dapat menunjukkan
posisi berkala. pemenuhan kebutuhan
sehari-hari dengan
bantuan perawat,
keluarga.

e) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema,


gangguan pemulihan, dan kulit yang tipis dan rapuh.

Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional

13
Mencapai atau 1. Tingkatkan Tidak terjadinya kerusakan
mempertahankan integritas kenyamanan dan integritas jaringan: kulit
kulit. dan membran mukosa.
keamanan serta cegah
komplikasi pada pasien
yang tidak dapat turun
dari tempat tidur.
2. Minimalkan penekanan
pada bagian-bagian
tubuh.
3. Cegah ulkus dikubitus
pada pasien yang
beresiko tinggi
mengalaminya.
4. Kumpukan dan analisa
data pasien untuk
mempertahankan
integritas kulit dan
membran mukosa

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
kelenjar adrenal merupakan salah satu sistem endokrin menusia, dimana
bekerja dengan perantara zat kimia (hormone). Kelenjar adrenal terletak pada
bagian atas ginjal dan terdiri dari dua bagian, korteks (bagian luar) dan medulla
(dalam).
Kelainan pada kelenjar adrenal menyebabkan endokrinopati yang klasik
seperti sindrom cushing, penyakit addodion, hiperaldosteronisme dan sindrom
pada hiperplasia adrenal kongenital serta tumor pada medulla adrenal.
B. Saran
Sistem edokrin erat kaitannya dengan proses metabolisme tubuh
manusia. Penghantar dalam proses metabolisme tersebut adalah yang dihasilkan
oleh kelenjar endokrin yang ada di dalam tubuh manusia dengan fungsi masing-
masing. Jika salah satu kelenjar endokrin terganggu maka proses metabolisme
juga akan ikut terpengaruhi.
Untuk mencegah ganggguan dari fungsi kelenjar endokrin kita bisa
mencegahnya dengan gaya hudup yang baik. Walaupun hasil sekresi kelenjal
tersebut dipengaruhi oleh faktor genitalia, namun kita masih bisa mensyukurinya
dengan gaya hidup yang baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Jenifer P.Kowalak (2013). Buku Ajar Patofisiologi alih bahasa dr. Andri
hartono, EGC : Jakarta.

Bruner dan suddrat (2014). Keperawatan Medikal Bedah alih bahasa Devi
Yulianti, Amelia kimin. EGC : Jakarta.

Robbin & Cotran (2009). Buku Saku dasar patologis penyakit,edisi 7,cetakan
pertama EGC : Jakarta.

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA,


Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC. Edisi 9. Jakarta : EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai