Dosen Pengampu :
TAHUN 2019-2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah Keperawatan Medikal Bedah II ini masih memiliki
banyak sekali kekurangan didalamnya, sehingga dalam kesempatan kali ini juga penulis
bermaksud untuk meminta saran dan masukan dari semua pihak. Penulis juga berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................1
KATA PENGATAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................5
C. Tujuan Penulis...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6
A. Gangguan Adrenal............................................................................................6
a. Pengertian gangguan adrenal......................................................................6
b. Patofisiologi gangguan adrenal...................................................................7
c. Pengkajian gangguan adrenal......................................................................8
d. Diagnosa gangguan adrenal........................................................................9
e. Hasil yang diharapkan ................................................................................10
f. Intervensi gangguan adrenal.......................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................................15
B. Saran..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
3
BAB I
PENDHULUAN
A. Latar Belakang
4
Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian utama, yaitu korteks adrenal
(bagian luar) dan medula adrenal ( bagian dalam. Korteks adrenak
bertanggung jawab dalam memproduksi tiga jenis hormon, yaitu yang
mengatur elektrolit dalam tubuh dan tekanan darah, kortisol yang mengontrol
kadar gula darah dan metabolisme, dan gonadokortikoit yang mengatur
hormon seks. Jika korteks adrenal berhenti berfungsi, maka proses
metabolisme di dalam tubuh pun akan terhenti dan mengakibatkan
munculnya penyakit. Sedangkan, medula adrenal berperan dalam
mengeluarkan hormon epinerfin (adrenalin) dan norepinefrin (noradenalin) pada
saat stres. Kedua hormon ini memiliki fungsi yang serupa, yaitu bertugas
meningkatkan aliran darah ke otot, merangsang jantung berdetak lebih cepat,
mempersiapkan tubuh menghadapi keadaan darurat, memicu pelepasan gula
darah, meningkatkan kewaspadaan pikiran dan mengirimkan sinyal antara sel-
sel saraf di otak. Sementara itu, hormon norepinefrin secara klinis biasanya di
pakai untuk meningkatkan aliran dan tekanan darah ketika tekanan darah
dalam tubuh berada jauh di bawah normal (syok).
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian gangguan adrenal ?
b. Bagaimana patofisologi gangguan adrenal ?
c. Apa saja pengkajian keperawatan gangguan adrenal ?
d. Apa saja diagnosa keperawatan gangguan adrenal ?
e. Bagaimana hasil yang diharapkan ?
f. Apa saja rencana intervensi gangguan adrenal ?
C. Tujuan Penulis
a. Untuk mengetahui definisi gangguan adrenal
b. Untuk mengetahui patofisiologi gangguan adrenal
c. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan gangguan adrenal
d. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan gangguan adrenal
e. Untuk mengetahui hasil yang diharapkan
f. Untuk mengetahui rencana intervensi gangguan adrenal
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gangguan Adrenal
a. Pengertian gangguan adrenal
Gangguan adrenal adalah gangguan kesehatan yang menyerang
kelenjar adrenal. Gangguan ini dapat bersifat bawaan atau genetik.
Gangguan ini juga dapat terjadi akibat penyebab lainnya seperti
ketidakseimbangan hormon atau tumor.(Bruner dan Suddrat, 2014)
Tubuh memiliki sepasang kelenjar adrenal. Berat masing-masing
minilam 4 gram, kelenjar ini ditemukan di atas ginjal, yang menjadi
alasan kelenjar ini di kenal sebagai kelenjar suprarenal.
Kelenjar ini merupakanbagian dari sistem endokrin karena
kelenjar ini mengeluarkan hormon. Kedua bagian utama dari kelenjar
adrenal, yaitu medula adrenal (dalam) dan korteks adrenal (luar),
menghasilkan berbagai jenis hormon, yang mungkin esensial atau
non esensial. Hormon ini termasuk :
Androgen adrenal : Hormon ini sering disebut hormon
seks pria dan terdapat pada pria dan wanita, meskipun
jumlahnya berbeda. Wanita membutuhkannya untuk
reproduksi dan pertumbuhan rambut.
Glukokortikoid : Hormon seperti kortisol terkait dengan
respon stres tubuh bertarung atau berlari. Ketika tubuh
mendeteksi stres atau ancaman, kortisol dilepaskan,
sehingga denyut jantung, kewaspadaan mental, dan
tekanan darah akan meningkat.
Mineralkortikoid : Hormon ini berperan untuk menjaga
keseimbangan natrium dan air. Terlalu banyak natrium
dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal sementara
sedikit air dapat menyebabkan dehidrasi. Ketidak
seimbangan dalam produksi hormon-hormon ini dapat
6
mengakibatkan komplikasi seperti diabetes dan tekanan
darah tinggi.
7
ini dapat menjadi penyakit autoimun, dimana sistem
kekebalan tubuh menyerang kelenjar, menghancurkannya
dalam prosesnya. Meskipun penyakit tersebut dapat
berkembang secara bertahap, penyakit tersebut juga dapat
bersifat akut atau tiba-tiba, dan ini dapat mengakibatkan krisis
addisonian, dimana kadar kortisol turun secara drastis.
Kondisi ini dianggap sebagai kondisi darurat karena tubuh
dapat mengalami syok. ( Bruner dan Suddrat, 2014)
8
a) Kaji kulit klien terhadap trauma, infeksi, lecet-lecet,
memar, dan edema.
b) Amati adanya perubahan fisik dan dapatkan respons klien
tentang perubahan ini.
c) Lakukan pengkajian fungsi mental klien, termasuk
suasana hati, respons terhadap pertanyaan, kewaspadaan
terhadap lingkungan, dan tingkat depresi. Keluarga klien
merupakan sumber terbaik untuk mendapatkan informasi
tentang perubahan ini.
5) Pemeriksaan Fisik
BI (Breath)
Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, pergerakan
dada simetris
Palpasi : Vocal premitus teraba, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi
nafas tambahan.
B2 (Blood)
Perkusi pekak , SI S2 Terdengar tunggal , hipertensi, TD
meningkat
B3 (Brain)
Composmentis dengan GCS 456, kelabilan alam perasaan depresi
sampai insomnia
B4(Bladder)
Poliuri, kadang terbentuk batu ginjal, retensi natrium.
B5 (Bowel)
Terdapat peningkatan berat badan, nyeri pada daerah lambung,
terdapat striae di daerah abdomen, mukosa bibir kering, suara
redup.
B6 (muskuloskeletal dan integumen)
Kulit tipis, peningkatan pigmentasi, mudah memar, atropi otot,
ekimosis, penyembuhan luka lambat, kelemahan otot,
osteoporosis, moon face, punguk bison. obesitas tunkus.
d. Diagnosa gangguan adrenal
a) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi
natrium akibat kortisol dalam darah meningkat
9
b) Resiko cidera berhubungan dengan kelemahan
c) Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan metabolisme
protein dan respons inflamasi
d) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
keletihan
e) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema,
gangguan pemulihan, dan kulit yang tipis dan rapuh.
e. Hasil yang diharapkan
Intervensi
10
jantung dan nafas
perhatikan S3 dan atau
gemericik,
ronkhi.Kelebihan cairan
berpotensi gagal jantung
kongesif ( GJK/ edema
paru).
5. Pembatasan cairan dapat
dilanjutakn untuk
menurunkan kelebihan
volume cairan.
11
membatasi resiko jatuh.
6. Tempelkan bel atau
lampu panggil pada
tempat yang mudah
dijangkau klien agar
klien mudah meminta
bantuan.
7. Berikan pencahayaan
yang adekuat.
8. Berikan materi edukasi
yang berhubungan
dengan strategi dan
tindakan untuk
mencegah cidera.
12
diperlukan.
6. Jaga kebersihan
lingkungan dengan
benar setelah
dipergunakan masing-
masing pasien.
7. Berikan terapi
antiboitik.
13
Mencapai atau 1. Tingkatkan Tidak terjadinya kerusakan
mempertahankan integritas kenyamanan dan integritas jaringan: kulit
kulit. dan membran mukosa.
keamanan serta cegah
komplikasi pada pasien
yang tidak dapat turun
dari tempat tidur.
2. Minimalkan penekanan
pada bagian-bagian
tubuh.
3. Cegah ulkus dikubitus
pada pasien yang
beresiko tinggi
mengalaminya.
4. Kumpukan dan analisa
data pasien untuk
mempertahankan
integritas kulit dan
membran mukosa
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kelenjar adrenal merupakan salah satu sistem endokrin menusia, dimana
bekerja dengan perantara zat kimia (hormone). Kelenjar adrenal terletak pada
bagian atas ginjal dan terdiri dari dua bagian, korteks (bagian luar) dan medulla
(dalam).
Kelainan pada kelenjar adrenal menyebabkan endokrinopati yang klasik
seperti sindrom cushing, penyakit addodion, hiperaldosteronisme dan sindrom
pada hiperplasia adrenal kongenital serta tumor pada medulla adrenal.
B. Saran
Sistem edokrin erat kaitannya dengan proses metabolisme tubuh
manusia. Penghantar dalam proses metabolisme tersebut adalah yang dihasilkan
oleh kelenjar endokrin yang ada di dalam tubuh manusia dengan fungsi masing-
masing. Jika salah satu kelenjar endokrin terganggu maka proses metabolisme
juga akan ikut terpengaruhi.
Untuk mencegah ganggguan dari fungsi kelenjar endokrin kita bisa
mencegahnya dengan gaya hudup yang baik. Walaupun hasil sekresi kelenjal
tersebut dipengaruhi oleh faktor genitalia, namun kita masih bisa mensyukurinya
dengan gaya hidup yang baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Jenifer P.Kowalak (2013). Buku Ajar Patofisiologi alih bahasa dr. Andri
hartono, EGC : Jakarta.
Bruner dan suddrat (2014). Keperawatan Medikal Bedah alih bahasa Devi
Yulianti, Amelia kimin. EGC : Jakarta.
Robbin & Cotran (2009). Buku Saku dasar patologis penyakit,edisi 7,cetakan
pertama EGC : Jakarta.
16