Dosen Pengampu :
Istioningsih, S.Kep.NS.MAN
Kelompok 6
Disusun oleh;
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah konsep dasar komunikasi ini masih memiliki
banyak sekali kekurangan didalamnya, sehingga dalam kesempatan kali ini juga penulis
bermaksud untuk meminta saran dan masukan dari semua pihak. Penulis juga berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan SDKI tahun 2007, dari seluruh persalinan 64 % tidak mengalami
komplikasi, persalinan lama 31 %, perdarahan berlebih 7 %, infeksi 5 %. Untuk Bayi
meninggal dalam satu bulan setelah dilahirkan 39 % karena komplikasi termasuk
persalinan lama 30 %, perdarahan berlebih 12 %, dan infeksi 10 % (Pusdiknakes, 2007).
Partus lama merupakan indikasi yang paling utama untuk melakukan persalinan dengan
tindakan. Hal ini sering disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus his yang tidak
adekuat pada saat persalinan kala I, selain faktor nutrisi saat hamil, disporporsi kepala
panggul dan kelainan letak(Bobak,2004). Angka kematian dan kesakitan ibu di Indonesia
masih merupakan masalah besar. Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 228/100.000
kelahiran hidup (KH).Tingginya angka kematian ini terjadi pada masa intra natal dan
post natal dengan penyebab utama perdarahan dimana salah satu faktor penyebab
perdarahan adalah pengelolaan persalinan pada kala satu yang tidak adekuat. MDGs 2015
merupakan upaya global dengan salah satu tujuannya meningkatkan kesehatan ibu dan
anak dengan cara mengurangi AKI. Program Indonesia sehat 2015 bertujuan menurunkan
AKI menjadi 102/100.000 KH (Depkes RI,2008).
Persalinan adalah suatu proses alamiah yang ditandai dengan terjadinya kontraksi
uterus yang menyebabkan pendataran dan dilatasi serviks yang nyata serta diikuti dengan
pengeluaran janin dan plasenta dari tubuh ibu (Sarwono, 2010). Proses persalinan terdiri
dari empat kala yaitu kala I sampai kala IV. Kala I persalinan dimulai sejak adanya
kontraksi uterus yang teratur hingga serviks membuka lengkap. Kala I terdiri dari dua
fase yaitu fase laten dan fase aktif. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi proses
persalinan yaitu power, passage, pasanger, psikologis dan penolong, (Sarwono,2010).
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak
3
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,mental dan sosial ibu dan
bayi.
Mengenali secara dini adanya ketidak normalan dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Persalinan
Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan
selaput janin dari tubuh ibu.
Jadi, persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses keluarnya bayi
dari uterus ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
2. Bentuk Persalinan
a) Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan lahir.
b) Persalinan Bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar, ekstraksi
dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
c) Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban.
3. Sebab – Sebab Yang menibulkan persalinan
Terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-
teori yang kompleks antara lain :
a) Teori penurunan hormone
1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan hormone estrogen
dan progesterone.progetseron bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbulk his
bila kadar progetsteron turun/rendah
b) Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim sehingga mengganggu sikrulasi utero placenta.
c) Teori placenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang
menyebabkan kekejangan pada pembuluh darah.
5
d) Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglon servikale,bila ganglion ini digeser
dan ditekan oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus
4. Fase - Fase Persalinan Normal
Beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan adanya kontaksi uterus yang
menyebabkan penipisan , dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui
jalan lahir. Banyak energy dikeluarkan pada waktu ini. Oleh karena itu,
penggunaan istilah in labor (kerja keras) dimaksudkan untuk menggambarkan
proses ini. Kontraksi miometrium pada persalinan terasa nyeri sehingga istilah
nyeri persalinan digunakan untuk mendeskripsikan proses ini (Sarwono, 2009).
5. Asuhan Keperawatan Kala Perslinan
1. Pengkajian
Pengkajian dimulai saat perawat pertama kali kontak dengan wanita, baik melalui
telepon atau bertemu secara langsung. Kebanyakan wanita mula-mula akan
menelepon rumah sakit untuk memastikan apakan sedah saatnya mereka datang ke
rumah sakit. Perilaku seorang perawat dalam berkomunikasi dengan wanita pada
kontak pertam dapat memberi wanita itu kesan positiv (Bobak, 2004).
a) Formulir Penerimaan
b) Catatan Prenatal
Perawat yang bertugas dib again penerimaan meninjau kembali catatan prenatal
untuk mengidentifikasi kebutuhan dan resiko kebutuhan individual wanita itu.
Penting untuk mengetahui usia wanita sehingga perencanaan perawatan dapat
disesuaikan dengan kelompok usianya. Hubungan tinggi dan berat badan juga
penting diketahui untuk mengidentifikasi resiko disproporsi sefalopelvis (CPB).
Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kesehatan umum., kondisi
6
medis, status pernapasan, jenis dan waktu konsumsi makanan dan riwayat
pembedahan (Bobak, 2004).
Menurut Bobak (2004) riwayat obstetric dan kehamilan pada masa lalu dan saat
ini harus dikaji dengan teliti. Riwayat obstetric yang penting mencakup hal-hal
berikut :
1) Kehamilan graviditas.
c) Wawancara
Menurut Bobak (2004), keluhan atau alasan utama wanita datang kerumah sakit
ditentukan dalam wawancara. Keluhan utama dapat berupa kantong airnya pecah
dengan atau tanpa kontaksi. Pada kasus ini, dia datang untuk pemeriksaan
obstetric. Pemeriksaan obstetric dilakukan pada wanita yang tidak jelas apakah
persalinannya telah dimulai. Hal ini bertujuan mendiagnosis persalinan tanpa
menerima pasien secara resmi, menghindari atau mengurangi beban biaya pada
pasien. Pasien tersebut diperiksa untuk melihat tanda-tanda prodromal persalinan
dan awal terjadinya kontraksi yang teratur. Ia diminta untuk menjelaskan hal-hal
berikut :
7
2) Lokasi dan karakteristik rasa tidak nyaman akibat kontraksi (mis. Sakit
pinggang, rasa tidak enak pada suprapubis).
1) Specimen Urin
2) Pemeriksaan Darah
3) Rupture Ketuban
Selaput ketuban (kantong air) dapat pecah dengan spontan setiap saat selama
persalinan. perawat bertanggung jawab memantau DJJ selama beberapa menit
segera setelah ketuban pecah (ROM), untuk menetukan keejahteraan janindan
mencatat hasil pengkajian. Ketuban pecah aktifisial (AROM) kadang-kadang
dilakukan untuk membantu persalinan atau untuk menempatkan monitor internal
karena keadaan janin sulit diperhatikan melauli tindakan eksternal.
8
e) Faktor-Faktor Psikososial
Menurut Bobak (2004), faktor psikososial yang perlu dikaji adalah sebagai
berikut, yaitu : interaksi verbal, bahasa tubuh, kemampuan persepsi, tingkat
kenyamanannya.
g) Faktor Budaya
Faktor budaya adalah penting untuk mengetahui latar belakang etnik atau budaya
wanita untuk mengantisipasi intervensi perawatan yang mungkin perlu
ditambahkan atau dihilangkan dalam rencana perawatan individu (Bobak, 2004).
2. Pemeriksaan Fisik
3. Diagnosa Keperawatan
9
a) Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan denga hambatan bahasa
asing.
5. Standar Perawatan
c) Periksa label pada larutan IV, obat, dan materi lain yang dipakai dalam
perawatan.
d) Periksa tanggal kadaluarsa pada setiap kemasan obat dan materi yang dipakai
dalam prosedur yang diinstruksikan
e) Pastikan informasi pada gelang identitas wanita benar (juga periksa apakah
gelang identifikasi itu akurat; mis. Jika ia alergi, gejalanya harus mempunyai
warna yang sesuai)
j) Cobalah memahami nyeri dan rasa tidak nyaman yang diungkapkan wanita.
k) Ulang instruksi jika perlu dan dipastikan bahwa wanita itu memahami
instruksi tersebut.
11
l) Lakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri, contohnya perawatan
mulut dan punggung wanita dan pastikan bahea orang yang mendukungnya dapat
menghadapi situasi dengan baik.
6) Evaluasi
1. Pengkajian
Menurut Myles (1989) dalam Scott (1990) dalam Bobak (2004) tanda-tanda lain yang
menunjukkan tahap kedua telah dimulai adalah sebagai berikut :
b) Muntah.
d) Ekstremitas gemetar.
12
f) Usaha mengedan yang involunter.
Tanda-tanda ini sering kali muncul pada saat serviks berdilatasi lengkap.
Diagnosa Keperawatan
a) Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin berhubungan dengan penggunaan maneuver
valsava secara kontinu
g) Resiko tinggi cedera pada ibu berhubungan dengan posisi tungkai ibu pada
penopang kaki tidak tepat
b) Tidak mengalami cedera selama proses persalinan (begitu juga dengan janin).
4. Standar Perawatan
13
a) Perawat menerapkan rencana untuk memantau secar kontinu peristiwa pada tahap
kedua dan mekanisme persalinan, respon fisiologis dan respon emosi pada ibu pada
tahap kedua serta respon janin terhadap stress pada tahap kedua.
b) Perawat terus berupaya meredakan nyeri ibu, seperti mengubah posisi, member
perawatan mulut, menjaga kebersihan ranjang agar tetap kering, dan menghindari
keributandan suara percakapan di luar.
d) Perawat memantau pernapasan wanita sehingga wanita tidak menahan napas lebih
dari 5 detik setiap mengedan.
5. Evaluasi
b) Baik ibu maupun janinnya tidak mengalami cedera selama proses persalinan.
c) Ibu memperoleh kelegaan dan ddukungan dari anggota keluarga yang dipilihnya.
Menurut Bobak (2004), setelah janin dilahirkan, dengan adanya kontraksi uterus yang
kuat, sisi plasenta akan jauh lebih kecil sehingga tonjolan villi akan pecah dan
plasenta akan terlepas dari perlekatannya. Pelepasan plasenta diindikasi kan dengan
tanda-tanda berikut :
b. Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bentuk oval bulat, sewaktu
plasenta bergerak kea rah segmen bagian bawah
14
e. Vagina (plasenta) penuh pada pemeriksaan vagina atau rectum atau membrane
janin terlihat di introitus
Setelah plasenta keluar dan membrannya keluar, perawat memeriksa apakah plasenta
untuk memastikan tidak ada bagian yang tertinggal di dalam rongga uterus (yaitu
tidak ada bagian plasenta atau membrane yang tertinggal). Perawat terus memantau
tanda-tanda penurunan kesadaran atau perubahan pernapasan (Bobak,2004).
1. Pengkajian
a) Aktivitas/istirahat
b) Sirkulasi
ii. Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anastesi.
e) Keamanan : inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menetukan adanya robekan
atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada.
f) Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari
endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi. Tali pusat
memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk globular
dan meninggikan abdomen.
2. Prioritas Keperawatan
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi
Diagnosa 1 :
Rasional : perhatian klien secara alami pada bayi baru lahir dan keletihan dapat
mempengaruhi individu.
Rasional : hemmorage dihubungakan dengan kehilangan cairan lebih besar dari 500 ml
1. Pengkajian
a. Pemeriksaan fisik
Selama jam pertama dalam ruang pemulihan, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dengan
sering. Semua faktor, kecuali suhu tubuh, diperiksa setiap 15 menit selama satu jam.
Jika normal, pemeriksaan diulang dua kali lagi dengan selang waktu 30 menit/
b. Perdarahan
c. Keadaan hipertensi
d. Infeksi
e. Gangguan endokrin
f. Gangguan psikososial
2. Diagnose Keperawatan
17
Menurut Bobak(2004) :
a. Retensi urin yang berhubungan dengan efek persalinan/melahirkan pada sensasi saluran
kemih.
d. Menyusui bayi yang tidak efektif yang berhubungan dengan kurangnya pengalaman.
f.Resiko tinggi perubahan peran orang tua yang berhubungan denagn nyeri atau keletihan
pasca partum
g.Kekecewaan terhadap jenis kelamin atau penampilan bayi yabg baru lahir.
Menurut Bobak(2004) :
a. Wanita akan memerlukan tidak lebih dari satu pembalut setiap jam.
b. Wanita akan berkemih dengan spontan dengan jumlah lebuh dari 300ml dalam waktu
6-8 jam setelah melahirkan.
e. Wanita akan mengatakan bahea ia tidak merasa nyeri setelah dilakukan tindakan untuk
meredakan nyeri.
4. Intervensi Keperawatan
Menurut Bobak(2004) :
a. Mencegah perdarahan
18
Perdarahan pascapartum dianggap terjadi jika kehilangan darah mencapai 500ml atau
lebih dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Uterus harus dipalpasi dengan sering
untuk memastikan uterus tidak berisi darah. Pembalut harus sering diperiksa untuk
memastikan darah yang keluar tidak berlebihan.
19
f. Menjaga kebersihan pasien.perawat harus menggunakan sarung tangan bersih
sebelum menyentuh pakaian ibu, pembalut perineum yang kotor, atau daerah
perineum
h. Perawat membantu orang tua dengan menerima segala ungkapan kekecewaan terhadp
jenis kelamin atau penampilan anak dan meyakinkan mereka bahwa hal tersebut
normal.
Evaluasi
a. Ibu baru tidak perlu mengganti pembalutnya lebih dari satu kali setiap jam karena
terlalu basah oleh darah
d. Ia (dan anggota kelurga lain, jika ada) menunjukkan perilaku adanya ikatan batin
20
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Jadi, persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses
keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup
bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu
yang terdiri dari kala I-IV
21
DAFTAR PUSTAKA
22