Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEPERWATAN KALA PERSALINAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas I

Dosen Pengampu :

Ns. Yuni Puji W, S.Kep.,Ns.M.Kep

Istioningsih, S.Kep.NS.MAN

Kelompok 6

Disusun oleh;

1. Alfa Sahirul Fahmi ( SK 118004 )


2. Dea Surya Kusmay C ( SK 118012 )
3. Eka Putri Maulidina ( SK 118018 )
4. Ika Aula Aghitsna ( SK 118024 )
5. Magfiroh Easti ( SK 118030 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah konsep dasar komunikasi ini masih memiliki
banyak sekali kekurangan didalamnya, sehingga dalam kesempatan kali ini juga penulis
bermaksud untuk meminta saran dan masukan dari semua pihak. Penulis juga berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kendal,29 November 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan SDKI tahun 2007, dari seluruh persalinan 64 % tidak mengalami
komplikasi, persalinan lama 31 %, perdarahan berlebih 7 %, infeksi 5 %. Untuk Bayi
meninggal dalam satu bulan setelah dilahirkan 39 % karena komplikasi termasuk
persalinan lama 30 %, perdarahan berlebih 12 %, dan infeksi 10 % (Pusdiknakes, 2007).
Partus lama merupakan indikasi yang paling utama untuk melakukan persalinan dengan
tindakan. Hal ini sering disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus his yang tidak
adekuat pada saat persalinan kala I, selain faktor nutrisi saat hamil, disporporsi kepala
panggul dan kelainan letak(Bobak,2004). Angka kematian dan kesakitan ibu di Indonesia
masih merupakan masalah besar. Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 228/100.000
kelahiran hidup (KH).Tingginya angka kematian ini terjadi pada masa intra natal dan
post natal dengan penyebab utama perdarahan dimana salah satu faktor penyebab
perdarahan adalah pengelolaan persalinan pada kala satu yang tidak adekuat. MDGs 2015
merupakan upaya global dengan salah satu tujuannya meningkatkan kesehatan ibu dan
anak dengan cara mengurangi AKI. Program Indonesia sehat 2015 bertujuan menurunkan
AKI menjadi 102/100.000 KH (Depkes RI,2008).

Persalinan adalah suatu proses alamiah yang ditandai dengan terjadinya kontraksi
uterus yang menyebabkan pendataran dan dilatasi serviks yang nyata serta diikuti dengan
pengeluaran janin dan plasenta dari tubuh ibu (Sarwono, 2010). Proses persalinan terdiri
dari empat kala yaitu kala I sampai kala IV. Kala I persalinan dimulai sejak adanya
kontraksi uterus yang teratur hingga serviks membuka lengkap. Kala I terdiri dari dua
fase yaitu fase laten dan fase aktif. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi proses
persalinan yaitu power, passage, pasanger, psikologis dan penolong, (Sarwono,2010).

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan
 menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak

3
 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,mental dan sosial ibu dan
bayi.
 Mengenali secara dini adanya ketidak normalan dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Persalinan
Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan
selaput janin dari tubuh ibu.

Jadi, persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses keluarnya bayi
dari uterus ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

2. Bentuk Persalinan
a) Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan lahir.
b) Persalinan Bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar, ekstraksi
dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
c) Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban.
3. Sebab – Sebab Yang menibulkan persalinan
Terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-
teori yang kompleks antara lain :
a) Teori penurunan hormone
1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan hormone estrogen
dan progesterone.progetseron bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbulk his
bila kadar progetsteron turun/rendah
b) Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim sehingga mengganggu sikrulasi utero placenta.
c) Teori placenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang
menyebabkan kekejangan pada pembuluh darah.

5
d) Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglon servikale,bila ganglion ini digeser
dan ditekan oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus
4. Fase - Fase Persalinan Normal
Beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan adanya kontaksi uterus yang
menyebabkan penipisan , dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui
jalan lahir. Banyak energy dikeluarkan pada waktu ini. Oleh karena itu,
penggunaan istilah in labor (kerja keras) dimaksudkan untuk menggambarkan
proses ini. Kontraksi miometrium pada persalinan terasa nyeri sehingga istilah
nyeri persalinan digunakan untuk mendeskripsikan proses ini (Sarwono, 2009).
5. Asuhan Keperawatan Kala Perslinan

Asuhan Keperawatan Kala I

1. Pengkajian

Pengkajian dimulai saat perawat pertama kali kontak dengan wanita, baik melalui
telepon atau bertemu secara langsung. Kebanyakan wanita mula-mula akan
menelepon rumah sakit untuk memastikan apakan sedah saatnya mereka datang ke
rumah sakit. Perilaku seorang perawat dalam berkomunikasi dengan wanita pada
kontak pertam dapat memberi wanita itu kesan positiv (Bobak, 2004).

a) Formulir Penerimaan

Menurut Bobak (2004), formulir penerimaan dapat menerima arahan perawat


untuk memperoleh informasi penting dari seorang wanita yang akan melahirkan.
Sumber informasi tambahan dapat diperoleh dari :

b) Catatan Prenatal

Perawat yang bertugas dib again penerimaan meninjau kembali catatan prenatal
untuk mengidentifikasi kebutuhan dan resiko kebutuhan individual wanita itu.
Penting untuk mengetahui usia wanita sehingga perencanaan perawatan dapat
disesuaikan dengan kelompok usianya. Hubungan tinggi dan berat badan juga
penting diketahui untuk mengidentifikasi resiko disproporsi sefalopelvis (CPB).
Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kesehatan umum., kondisi

6
medis, status pernapasan, jenis dan waktu konsumsi makanan dan riwayat
pembedahan (Bobak, 2004).

Menurut Bobak (2004) riwayat obstetric dan kehamilan pada masa lalu dan saat
ini harus dikaji dengan teliti. Riwayat obstetric yang penting mencakup hal-hal
berikut :

1) Kehamilan graviditas.

2) Kelahiran diatas usia viabilitas (sekitar kehamilan 22 minggu).

3) Persalinan dan kelahiran preterm.

4) Abortus spontan dan abortus elektif.

5) Jumlah anak yang hidup atau paritas.

Masalah obstetri lain yang perlu diperhatikan adalah ; pendarahan pervaginam,


hipertensi akibat kehamilan, anemia, diabetes kehamilan, infeksi (bakteri/PMS),
dan imunodefisiensi. Apabila ini bukan persalinan dan bukan pengalaman
melahirkan yang pertama, penting bagi wanita untuk mencatat karakteristik
pengalaman sebelumnya, lama persalinan, jenis anastesi yang dipakai dan jenis
persalinan (Bobak, 2004).

c) Wawancara

Menurut Bobak (2004), keluhan atau alasan utama wanita datang kerumah sakit
ditentukan dalam wawancara. Keluhan utama dapat berupa kantong airnya pecah
dengan atau tanpa kontaksi. Pada kasus ini, dia datang untuk pemeriksaan
obstetric. Pemeriksaan obstetric dilakukan pada wanita yang tidak jelas apakah
persalinannya telah dimulai. Hal ini bertujuan mendiagnosis persalinan tanpa
menerima pasien secara resmi, menghindari atau mengurangi beban biaya pada
pasien. Pasien tersebut diperiksa untuk melihat tanda-tanda prodromal persalinan
dan awal terjadinya kontraksi yang teratur. Ia diminta untuk menjelaskan hal-hal
berikut :

1) Frekuensi dan lama kontraksi.

7
2) Lokasi dan karakteristik rasa tidak nyaman akibat kontraksi (mis. Sakit
pinggang, rasa tidak enak pada suprapubis).

3) Menetapnya kontraksi meskipun terjadi perubahan posisi saat ibu


berjalan atau berbaring.

4) Keberadaan dan karakter rabas atau show dari vagina.

5) Status membrane amnion,mis. semburan atau rembesan cairan.

d) Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik

Menurut Bobak (2004), pemeriksaan specimen dan diagnostic terdiri atas :

1) Specimen Urin

Specimen urin diperoleh untuk membantu mempertahankan data mengenai


kesehatan wanita. Prosedur ini mudah dilakukan dan dapat memberi keterangan
tentang status hidrasi (berat jenis, warna dan jumlah), status gizi (keton),
komplikasi yang mungkin terjadi.

2) Pemeriksaan Darah

Contoh pemeriksaan minimal adalah pemeriksaan hematokrit, dimana specimen


diperoleh dengan memakai sentrifus pada unit perinatal. Apabila golongan darah
wanita belum ditentukan darah akan diambil untuk penetuan golongan dan faktor
Rh. Apabila telah dilakukan pemeriksaan golongan darah, pemberi jasa kesehatan
dapat memilih untuk mengulang pemeriksaan itu.

3) Rupture Ketuban

Selaput ketuban (kantong air) dapat pecah dengan spontan setiap saat selama
persalinan. perawat bertanggung jawab memantau DJJ selama beberapa menit
segera setelah ketuban pecah (ROM), untuk menetukan keejahteraan janindan
mencatat hasil pengkajian. Ketuban pecah aktifisial (AROM) kadang-kadang
dilakukan untuk membantu persalinan atau untuk menempatkan monitor internal
karena keadaan janin sulit diperhatikan melauli tindakan eksternal.

8
e) Faktor-Faktor Psikososial

Menurut Bobak (2004), faktor psikososial yang perlu dikaji adalah sebagai
berikut, yaitu : interaksi verbal, bahasa tubuh, kemampuan persepsi, tingkat
kenyamanannya.

f) Stress Dalam Persalinan

Wanita yang bersalin biasanya akan mengutarakan berbagai kekhawatiran jika


ditanya, tetapi mereka jarang dengan spontan menceritakannya. Oleh Karena itu
penting sekali bagi perawat untuk wanita apa yang diharapkan agar tidak terjadi
salah pengertian atau menganjurkan pasien untuk bertanya kepada tenaga
kesehatan tentang suatu masalah. Tanggung jawab perawat terhadp wanita yang
sedang bersalin dalah menjawab pertanyaan-pertanyaannya atau berupaya mencari
jawaban untuknya, member klien atau keluarga/orang terdekat klien dukungan,
merawat klien bersama orang yang diinginkan wanita itu untuk menjadi
pendukungnya, dan menjadi penasehatnya (Bobak, 2004).

g) Faktor Budaya

Faktor budaya adalah penting untuk mengetahui latar belakang etnik atau budaya
wanita untuk mengantisipasi intervensi perawatan yang mungkin perlu
ditambahkan atau dihilangkan dalam rencana perawatan individu (Bobak, 2004).

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan awal mencakup pemeriksaan umum, perasat Leopold untuk


menetukan presentasi janin, posisi janin, dan titik intensitas maksimum untuk
mendengan denyut jantung janin (DJJ), pengkajian kontraksi uterus, pengkajian
vagina untuk mengkaji dilatasi dan penipisan serviks (Bobak, 2004).

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawatan memberi petunjuk jenis tindakan perawatan yang perlu


diterapkan dalam rencana perawatan, dalam menegakkan diagnosis keperawatan,
perawat menganalisis makna pertemuan yang didapatkan selama pemeriksaan.
Pada pemeriksaan awal didapatkan :

9
a) Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan denga hambatan bahasa
asing.

b) Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tenyang prosedur


pemeriksaan fisik dan belum berpengalaman atau tidak mengikuti kelas persiapan
untuk orang tua.

c) Resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan tidaka dilakukannya


pemeriksaan darah dan urin antenatal.

Pada pemeriksaan selanjutnya didapatkan :

a) Nyeri yang berhubungan dengan kontraksi yang kuat.

b) Deficit volume cairan yang berhubungan dengan stasiun atau bagian


presentasi janin, status selaput ketuban, dan pemantauan janin.

c) Perubahan pola pengeluaran urin yang berhubungan dengan kurangnya


masukan cairan, cairan IV, tirah baring, tidak ada ruang pribadi (privasi),
analgesia, dan anastesia.

4. Hasil Akhir yang Diharapkan

Menurut Bobak (2004), penyusunan rencana bersama pasien penting untuk


mengimplementasikan hasil akhir yang diharapkan. Sepanjang kala pertama
persalinan wanita akan melakukan hal-hal berikut :

a) Menunjukkan kemajuan persalinan yang normal

b) Menyatakan puas terhadap bantuan orang-orang yang mendukungnya dan


staf keperawatan

c) Menyatakan secara verbal keinginannya untuk berperan serta dalam


persalinan dan sebisa mungkin berpartisipasi selama persalinan.

d) Terus menunjukkan kemajuan normal selama persalinan, sementara itu DJJ


tetap dalam batas-batas normal tanpa ada tanda distress.
10
e) Mempertahankan status hidrasi yang memadai melalui masukan peroral
perintravena.

f) Berkemih sekurang-kurangnya setiap dua jam untuk mencegah distensi


kandung kemih.

g) Dorong pendukung untuk berparitsipasi memberi kata-kata yang menghibur


dan melakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri dan membuat rileks.

5. Standar Perawatan

Menurut Bobak (2004), ada beberapa standar perawatan dalam melakukan


perawatan, yaitu :

a) Periksa instruski pemberi jasa kesehatan.

b) Kaji apakah instruksi jasa kesehatan apakah sesuai dan tepat.

c) Periksa label pada larutan IV, obat, dan materi lain yang dipakai dalam
perawatan.

d) Periksa tanggal kadaluarsa pada setiap kemasan obat dan materi yang dipakai
dalam prosedur yang diinstruksikan

e) Pastikan informasi pada gelang identitas wanita benar (juga periksa apakah
gelang identifikasi itu akurat; mis. Jika ia alergi, gejalanya harus mempunyai
warna yang sesuai)

f) Tunjukkan sikap yang simpatik dalam member perawatan;

g) Gunakan kata-kata yang dimengerti wanita dalam menjelaskan prosedur.

h) Jalin hubungan baik dengan wanita dan orang-orang yang mendukungnya.

i) Dalam melakukan prosedur yang diperlukan, bersikaplah baik, penuh


perhatian dan kompeten.

j) Cobalah memahami nyeri dan rasa tidak nyaman yang diungkapkan wanita.

k) Ulang instruksi jika perlu dan dipastikan bahwa wanita itu memahami
instruksi tersebut.

11
l) Lakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri, contohnya perawatan
mulut dan punggung wanita dan pastikan bahea orang yang mendukungnya dapat
menghadapi situasi dengan baik.

m) Gunakan tindakan kewaspadaan universal, termasuk tindakan kewaspadaan


untuk prosedur invasive, sesuai kebutuhan.

n) Dokumentasi perawatan sesuai pedoman rumah sakit dan informasikan


kepada pemberi jasa kesehatan, jika diindikasikan.

6) Evaluasi

Menurut Bobak (2004), hasil berikut mencerminkan perawat yang efektif :

a) Wanita menunjukkan kemajuan persalinanyang normal sementara DJJ tetap


dalam batas normal tanpa ada tanda-tanda stress janin.

b) Wanita menunjukkan rasa puas terhadap bantuan dari pendukungnya dan


staf perawat.

c) Wanita menyatakan keinginannya untuk berpartisipasi dalam perawatannya


selama persalinan dan berpartisipasi sebatas kemampuannya selam persalinan.

Asuhan Keperawatan kala II

1. Pengkajian

Menurut Myles (1989) dalam Scott (1990) dalam Bobak (2004) tanda-tanda lain yang
menunjukkan tahap kedua telah dimulai adalah sebagai berikut :

a) Muncul keringat tiba-tiba di bibir atas.

b) Muntah.

c) Aliran darah (show) meningkat.

d) Ekstremitas gemetar.

e) Semakin gelisah; ada

e) Semakin gelisah; ada pernyataan “saya tidak tahan lagi”.

12
f) Usaha mengedan yang involunter.

Tanda-tanda ini sering kali muncul pada saat serviks berdilatasi lengkap.

Diagnosa Keperawatan

a) Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin berhubungan dengan penggunaan maneuver
valsava secara kontinu

b) Rendah diri situasional berhubungan dengan

i. Kurang pengetahuan tentang efek normal dan efek menguntungkan bersuara


(vokalisasi) selama mengedan

ii. Ketidakmampuan untuk bertahan dalam proses melahirkan tanpa obat

c) Koping individu tidak efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan yang


berlawanan dengan keinginan fisiologis wanita untuk mengedan

d) Nyeri berhubungan dengan usaha mengedan dan distensi perineum

e) Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defekasi saat


mengedan

f) Ansietas berhubungan dengan deficit pengetahuan dalam hal sebab-sebab sensasi


pada perineum

g) Resiko tinggi cedera pada ibu berhubungan dengan posisi tungkai ibu pada
penopang kaki tidak tepat

h) Rendah diri situasional pada ayah berhubungan dengan ketidakmampuan


mendukung ibu dalam tahap akhir persalinan.

3. Hasil Akhir Yang Diharapkan

a) Partisipasi aktif dalam persalinan

b) Tidak mengalami cedera selama proses persalinan (begitu juga dengan janin).

c) Memperoleh rasa nyaman dan dukungan dari anggota keluarga.

4. Standar Perawatan

13
a) Perawat menerapkan rencana untuk memantau secar kontinu peristiwa pada tahap
kedua dan mekanisme persalinan, respon fisiologis dan respon emosi pada ibu pada
tahap kedua serta respon janin terhadap stress pada tahap kedua.

b) Perawat terus berupaya meredakan nyeri ibu, seperti mengubah posisi, member
perawatan mulut, menjaga kebersihan ranjang agar tetap kering, dan menghindari
keributandan suara percakapan di luar.

c) Apabila ibu dipindahkan ke daerah lain untuk melahirkan, perawat berusaha


memindahkannyacukup dini untuk menghindari ketergesaan.

d) Perawat memantau pernapasan wanita sehingga wanita tidak menahan napas lebih
dari 5 detik setiap mengedan.

e) Meminta pasien untuk berbaringmiring untuk mengurangi tekanan vena cavaasenden


dan aorta desenden pada uterus.

5. Evaluasi

a) Wanita berpartisipasi aktif dalam proses persalinan.

b) Baik ibu maupun janinnya tidak mengalami cedera selama proses persalinan.

c) Ibu memperoleh kelegaan dan ddukungan dari anggota keluarga yang dipilihnya.

Asuhan Keperawatan Kala III

Menurut Bobak (2004), setelah janin dilahirkan, dengan adanya kontraksi uterus yang
kuat, sisi plasenta akan jauh lebih kecil sehingga tonjolan villi akan pecah dan
plasenta akan terlepas dari perlekatannya. Pelepasan plasenta diindikasi kan dengan
tanda-tanda berikut :

a. Fundus yang berkontraksi kuat

b. Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bentuk oval bulat, sewaktu
plasenta bergerak kea rah segmen bagian bawah

c. Darah berwarna gelap keluar dengan tiba-tiba dari introitus

d. Tali pusat bertambah panjang dengan majunya plasenta mendekati introitus

14
e. Vagina (plasenta) penuh pada pemeriksaan vagina atau rectum atau membrane
janin terlihat di introitus

Setelah plasenta keluar dan membrannya keluar, perawat memeriksa apakah plasenta
untuk memastikan tidak ada bagian yang tertinggal di dalam rongga uterus (yaitu
tidak ada bagian plasenta atau membrane yang tertinggal). Perawat terus memantau
tanda-tanda penurunan kesadaran atau perubahan pernapasan (Bobak,2004).

1. Pengkajian

Menurut Doenges (2001) :

a) Aktivitas/istirahat

Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.

b) Sirkulasi

i. Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian kembali ke


tingkat normal dengan cepat.

ii. Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anastesi.

iii. Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.

c) Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.

d) Nyeri/ketidaknyamanan: dapat mengeluh tremor kaki atau menggigil.

e) Keamanan : inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menetukan adanya robekan
atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada.

f) Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari
endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi. Tali pusat
memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk globular
dan meninggikan abdomen.

2. Prioritas Keperawatan

Menurut Doenges (2001) :


15
a) Meningkatkan kontraktilitas

b) Mempertahankan volume cairan sirkulasi

c) Meningkatkan keamanan maternal dan bayi baru lahir

d) Mendukung interaksi orangtua-bayi

3. Diagnosa Keperawatan

Menurut Doenges (2001) :

a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang atau pembatasan masukan


oral, muntah, diaphoresis, atonia uterus dan laserasi jalan lahir.

b) Resiko tinggi cedera maternal berhubungan dengan posisi selama melahirkan,


kesulitan dengan pelepasan plasenta dan profil darah abnormal.

c) Perubahan proses keluarga berhubngan dengan terjadinya transisi (penambahan


anggota keluarga) dan krisis situasi (perubahan pada peran atau tanggung jawab).

d) Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses persalinan, kurang informasi dan


atau kesalahan interpretasi informasi.

e) Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.

4. Intervensi

Menurut Doenges (2001) :

Diagnosa 1 :

a) Instruksikan klien untuk mendorong pada kontraksi; bentu mengarahkan


perhatiannya untuk mengejan.

Rasional : perhatian klien secara alami pada bayi baru lahir dan keletihan dapat
mempengaruhi individu.

b) Kaji tanda-tanda vital sebelum dan setelah pemberian oksitosin.

Rasional : efek samping oksitosin yang sering terjadi adalah hipertensi.

c) Palpasi uterus perhatikan “ballooning”.


16
Rasional : menunjukan relaksasi uterus dengan perdarahan ke dalam rongga uterus.

d) Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan berlebihan atau shock.

Rasional : hemmorage dihubungakan dengan kehilangan cairan lebih besar dari 500 ml

e) Tempatkan bayi di payudara klien bila ia merencanakan memberikan ASI.

Rasional : penghisapan merangsang pelepasan oksitosin dari hipofisis posterior

f) Massase uterus secara perlahan setelah pengeluaran plasenta

Rasional : miometrium berkontraksi sebagai respon terhadap rangsangan taktil lembut.

g) Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta

Rasional : pelepasan harus terjadi dalam 5 menit setelah kelahiran

Asuhan Keperawatan Kala IV

1. Pengkajian

Menurut Bobak (2004) :

a. Pemeriksaan fisik

Selama jam pertama dalam ruang pemulihan, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dengan
sering. Semua faktor, kecuali suhu tubuh, diperiksa setiap 15 menit selama satu jam.
Jika normal, pemeriksaan diulang dua kali lagi dengan selang waktu 30 menit/

b. Perdarahan

c. Keadaan hipertensi

d. Infeksi

e. Gangguan endokrin

f. Gangguan psikososial

2. Diagnose Keperawatan
17
Menurut Bobak(2004) :

a. Retensi urin yang berhubungan dengan efek persalinan/melahirkan pada sensasi saluran
kemih.

b. Nyeri yang berhubungan dengan luka akibat proses kelahiran bayi.

c. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan bertambahnyaanggota keluarga


baru.

d. Menyusui bayi yang tidak efektif yang berhubungan dengan kurangnya pengalaman.

e. Resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan ambulasi dini.

f.Resiko tinggi perubahan peran orang tua yang berhubungan denagn nyeri atau keletihan
pasca partum

g.Kekecewaan terhadap jenis kelamin atau penampilan bayi yabg baru lahir.

3. Hasil yang Diharapkan

Menurut Bobak(2004) :

a. Wanita akan memerlukan tidak lebih dari satu pembalut setiap jam.

b. Wanita akan berkemih dengan spontan dengan jumlah lebuh dari 300ml dalam waktu
6-8 jam setelah melahirkan.

c. Wanita akan mengutarakan penerimaan terhadap proses persalinan setelah


mengungkapkan kekhawatirannya.

d. Wanita akan menunjukkan perilaku ikatan batin dengan bayi.

e. Wanita akan mengatakan bahea ia tidak merasa nyeri setelah dilakukan tindakan untuk
meredakan nyeri.

4. Intervensi Keperawatan

Menurut Bobak(2004) :

a. Mencegah perdarahan

18
Perdarahan pascapartum dianggap terjadi jika kehilangan darah mencapai 500ml atau
lebih dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Uterus harus dipalpasi dengan sering
untuk memastikan uterus tidak berisi darah. Pembalut harus sering diperiksa untuk
memastikan darah yang keluar tidak berlebihan.

b. Memberikan pijatan uterus dan pemberian oksitosin IV dilakukan untuk mencegah


kehilangan darah lebih lanjut.

c. Palpasi untuk menentukan jumlah distensi (peregangan) kandung kemih harus


dilakukan sewaktu melakukan palpasi fundus. Perawat mendorong wanita untuk
berkemih secara alami dengan salah satu atau lebih dari usaha-usaha berikut :

1) Menempatkan bedpan di bawah bokong ibu.

2) Memberi air untuk diminum

3) Membuka keran air

4) Menyiram air hangat ke perineum

5) Membantunya berjalan ke kamar mandi (jika sudah boleh)Menyediakan ruang


tertutup

6) Kateterisasi, jika masih belum dapat berkemih.

d. Menjaga keamanan ibu dengan membiarkan beristirahat dengan nyaman di tempat


tidur.

e. Memberikan rasa nyaman kepada wanita dengan melakukan :

1) Menjelaskan fisiologi normal nyeri setelah melahirkan

2) Menolong ibu mempertahankan kandung kemihnya kosong

3) Menempatkan selimut hangat di atas perut ibu

4) Member analgesic yang diinstruksikan oleh petugas jasa kesehatan

5) Anjurkan latihan relaksasi dan pernapasan

19
f. Menjaga kebersihan pasien.perawat harus menggunakan sarung tangan bersih
sebelum menyentuh pakaian ibu, pembalut perineum yang kotor, atau daerah
perineum

g. Mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi

h. Perawat membantu orang tua dengan menerima segala ungkapan kekecewaan terhadp
jenis kelamin atau penampilan anak dan meyakinkan mereka bahwa hal tersebut
normal.

Evaluasi

Menurut Bobak(2004), perawat mengkaji pemulihan fisiologis kehamilan dan persalinan


demikian pula perkembangan hubungan orang tua –anak dan hubungan satu sama
laindalam keluarga yang baru. Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil akhir
perawatan yang diharapkan, perlu dilakukan penilaian secara kritis faktor-faktor
berikut :

a. Ibu baru tidak perlu mengganti pembalutnya lebih dari satu kali setiap jam karena
terlalu basah oleh darah

b. Ia akan berkemih jika kandung kemihnya penuh selama tahap keempat

c. Ia menyatakan menerima proses persalinan setelah mengungkapkan kekhawatirannya

d. Ia (dan anggota kelurga lain, jika ada) menunjukkan perilaku adanya ikatan batin

e. Ia menyatakan merasa lebih nyaman setelah dilakukan tindakan untuk menambah


kenyamanan

20
BAB III
PENUTUP

1. Simpulan
Jadi, persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses
keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup
bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu
yang terdiri dari kala I-IV

21
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman Perencanaan


dan Dokumentasi Perawatan Klien, Ed.2. Jakarta : EGC

Gary dkk. 2005. Obstetri Williams, Ed.21. Jakarta : EGC

Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta :PT. Bina Pustaka

22

Anda mungkin juga menyukai