Anda di halaman 1dari 17

RANCANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN

( Manajemen Nyeri Persalinan )


Disusun untuk Memenuhi Tugas : Keperawatan
Maternitas 1
Dosen Pengampu : Yuni Puji Widiastuti M.Kep
Istioningsih, S.Kep.,MAN

Disusunoleh kelompok 4 :
1. Alfa Sahirul Fahmi (SK.118.004)
2. Dea Surya Kusmay C (SK.118.012)
3. Eka Putri Maulidina (SK.118.018)
4. Ika Aula Aghitsna (SK.118.024)
5. Magfiroh Easti (SK.118.030)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
RANCANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN (RPK)
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN

Mata kuliah : Keperatawan Anak 1


Pokok Bahasan : Nyeri saat persalinan
Sub Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri Persalinan
Sasaran : Ibu Hamil
Tempat : Balai Desa
Penyuluh : Kelompok 4
Waktu : 08.00 - selesai menit

A. Latar Belakang
Rasa nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami dari
tubuh manusia,yaitu suatu peringatan akan adanya bahaya. Association for
the study of pain mendefinisikan bahaya nyeri merupakan pengalaman
emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari
kerusakan jaringan secara altual atau potensial atau menunjukkan adanya
kerusakan (NANDA, 2006). Nyeri dalah suatu sensi tunggal yang di
sebabkan oleh stimulus spesifik bersifat subyek dan beradaantara masing-
masing individu karena dipengaruhi oleh faktor psikososial dan kultur dan
endorphin seseorang, sehingga orang tersebut lebih merasakan nyeri
(Potter & Perry, 2005).
Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan sebagai sebuah
“sinyal” untuk memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki
tahapan proes persalinan. Menurut Cunningham (2004), Nyeri persalinan
sebagai kontraksi miometri, merupakan proses fisiologi dengan intensitas
yang berbeda pada masing-masing individu. Rasa nyeri yang dialami
selama persalinan bersifat pada setiap individu dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain budaya, takut, kecemasan, pengalaman
persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan (Perry&Bobak,
2004).
Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari budaya kontraksi
(pemendekan) otot eahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rrasaa sakit
pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha. Kontaksi ini
menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya
pembukaan servik ini maka akan terjadi persalinan.
B. Tujuan

a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang
manajemen nyeri persalinan, peserta penyuluhan diharapkan dapat
mengetahui tentang proses persalinan dan upaya manajemen nyeri
pada saat persalinan.

b. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan satu kali diharapkan peserta
penyuluhan mampu :

1. Menjelaskan kembali apa yang dimaksud dengan manajemen

nyeri persalinan

2. Menyebutkan penyebab nyeri saat persalinan

3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap

nyeri

4. Menjelaskan cara menangani nyeri persalinan


C. Sasaran
a. Peserta
Ibu Hamil
b. Jumlah
28 Orang
:
D. Materi (Isi terlampir)
a. Definisi nyeri persalinan
b. Tingkat nyeri dalam persalinan
c. Penyebab rasa nyeri persalinan
d. Faktor – faktor yang mempengarui respon terhadap nyeri
persalinan
e. Penatalaksanaan nyeri persalinan

E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. Media
1. LCD
2. Laptot
3. Power point
4. Microphon

G. - Tempat
Ruang Mawar 2
- Waktu
30 Menit
- Setting tempat

Keterangan :
= penyuluh

= pembimbing

= audience

H. Kegiatan Pembelajaran :

No Waktu Kegiatan Aktivitas Peserta Media


1 Persiapan 1. Mengucapkan 1. Menjawab - Tanya jawab
salam salam
(5 menit) - Laptop
2. Memperkenalkan 2. Mendengar,
diri memperhatikan - Ppt
3. Menjelaskan 3. Mendengar,
- Microphon
tujuan memperhatikan
penyuluhan 4. Mendengar,
4. Menyebutkan memperhatikan
materi yang akan 5. Merespon
diberikan 6. Merespon
5. Menjelaskan
proses
penyuluhan
6. Kontrak waktu

2 Proses 1. Penyampaian 1. Mendengarkan, - Ceramah dan


(15 menit) materi mengenai : memperhatikan tanya jawab
a. Pengertian - Ppt / power
nyeri point
persalinan
b. Penyebab
nyeri
persalinan
c. Faktor –
faktor yang
mempengari
hi respon
terhadap
nyeri
persalinan
d. Cara
menangani
nyeri saat
persalinan

3 Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan - Tanya


materi 2. Bertanya
(10 menit) jawab
2. Memberikan materi yang
kesempatan pada kurang paham. - Ppt / power
audience untuk 3. Memperhatikan
point
bertanya. dan menjawab
3. Memberikan pertanyaan.
pertanyaan pada 4. Mendengarkan
audience 5. Mendengarkan
4. Menyimpulkan dan
jawaban mempelajari
5. Mengucapkan materi.
terima kasih 6. Menjawab
6. Menutup dengan
salam
salam

I. Rencana Evaluasi
 Materi di ketik rapi minimal 2 hari sebelum penyuluhan
 RPK sudah dibuat minimal 2 hari sebelum penyuluhan
 Power point sudah diketik rapi minimal 1 hari sebelum penyuluhan
 Audiens duduk sesuai dengan setting tempat duduk yang sudah
ditentukan
 Microphon sudah disiapkan minimal 5 menit sebelum penyuluhan
 Laptop sudah disiapkan minimal 10 menit sebelum penyuluhan

J. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Mahasiswa mampu memberikan informasi dengan jelas
dengan menggunakan media.
b. Anggota yang hadir aktif, antusias mengikuti proses
penyuluhan sampai selesai mengikuti dan mendengarkan
materi yang disampaikan
c. Seluruh peserta hadir mengikuti penyuluhan dan tidak ada
yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum kegiatan
penyuluhan selesai.
2. Evaluasi Hasil
a. Ibu-ibu Hamil mampu memahami dan menjelaskan kembali
pengertian manajemen nyeri persalinan 100% benar.
b. Ibu-ibu Hamil mampu memahami dan menjelaskan kembali
tingkat nyeri dalam persalinan dengan 50% benar.
c. Orang tua mampu memahami dan menjelaskan kembali
penyebab rasa nyeri persalinan dengan 50% benar.
d. Orang tua mampu memahami dan menjelaskan kembali
faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap nyeri
persalinan dengan 50% benar.
e. Orang tua mampu memahami dan menjelaskan kembali
penatalaksanaan kejang demam dengan 50% benar.

Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermik, Jensen, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
EGC
Cunningham, Mac Donald, Gant. 2004. Obstetri Williams. Edisi ke- 18. dr.
Suryono dan dr. Hrtanto (penerjemah). Jakarta : EGC.
Potter, perry, 2005. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, Hanafi. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yogyakarta Bina Puataka
Sarwono Prawirahardjo.

Lampiran Materi
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN

A. Definisi Nyeri Persalinan


Rasa nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami dari
tubuh manusia,yaitu suatu peringatan akan adanya bahaya. Association for
the study of pain mendefinisikan bahaya nyeri merupakan pengalaman
emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari
kerusakan jaringan secara altual atau potensial atau menunjukkan adanya
kerusakan (NANDA, 2006). Nyeri dalah suatu sensi tunggal yang di
sebabkan oleh stimulus spesifik bersifat subyek dan beradaantara masing-
masing individu karena dipengaruhi oleh faktor psikososial dan kultur dan
endorphin seseorang, sehingga orang tersebut lebih merasakan nyeri
(Potter & Perry, 2005).
Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan sebagai sebuah
“sinyal” untuk memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki
tahapan proes persalinan. Menurut Cunningham (2004), Nyeri persalinan
sebagai kontraksi miometri, merupakan proses fisiologi dengan intensitas
yang berbeda pada masing-masing individu. Rasa nyeri yang dialami
selama persalinan bersifat pada setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain budaya, takut, kecemasan, pengalaman persalinan
sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan (Perry&Bobak, 2004).
Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari budaya
kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan
rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha.
Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks).
Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan terjadi persalinan.

B. Tingkat Nyeri Dalam Persalianan


Menurut Bustan (1997), Nyeri persalinan merupakan pengalaman
subyektif timbulnya fungsi organ tubuh yang terlihat dalam menentukan
kemajuan persalinan melalui jalan lahir.
Tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan intensitas nyeri yang
dipersiapkan oleh ibu saat proses persalinan. Intensitas nyeri tergantung
dari sensasi keparahan nyeri itu sendiri (Kozer, 2000).
Intensitas rasa nyeri persalinan bisa ditentukan dengan cara
menanyakan tingkat intensitas atau merajuk pada skala nyeri. Hal ini
dilakukan ketika ibu tidak dapat menggambarkan rasa nyeri. Contohnya,
skala 0-1 (skala numerik), skala deskriptif yang menggambarkan
intensitastidak nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan, skala dengan
gambar kartun profil wajah dan sebagainya.
Intensitas nyeri rata-rata ibu bersalin kala I fase aktif digambarkan
dengan sjala VAS sebesar 6,7 sejajar dengan intensitas berat pada skala
deskriptif (Ocviyanti, 2002).

C. Penyebab Rasa Nyeri


Rasa nyeri persalinan muncul karena:
a) Kontraksi otot rahim
kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan servik serta
iskemi rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim
merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri
viseral. Nyeri viseraljuga dapat dirasakan pada organ lain yang bukan
merupakan asalnya disebut nyeri alih(reffered pain). Pada persalinan
alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan sacrum.
Biasanya ibu hanya mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi
dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi.
b) Regangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti
nyeri visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan
perineum, sekitar anus. Nyeri jenis ini disebut nyeri somatic dan
disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat
penurunan bagian terbawah janin.
c) Episiotomy
Ini dirasakan apabila ada tindakan episiotomy, laserasi maupun
ruptur pada jalan lahir.
d) Kondisi psikologi
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa
cemas, takut dan tegang mamicu produksi hormon prostatglandi
sehingga timbul stres. Kondisi stres dapat mempengaruhi kemampuan
tubuh menahan rasa nyeri.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap Nyeri Persalinan


a) Budaya
Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan dipengaruhi oleh
budaya undividu. Budaya mempengaruhi sikap ibu pada saat
bersalin(pilliteri, 2003). Menurut mulyati (2002) menjelaskan bahwa
budaya mempengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara.
Penting bagi perawat maternitas untuk mengetahui bagaimana
kepercayaan, nilai, praktik budaya mempengaruhi seorang ibu dalam
mempresepsikan dan mengekpresikan nyeri persalinan.
b) Emosi ( cemas dan takut)
Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan
kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan.
Karena saat wanita dalam kondisi inpartu tersebut mengalami sters
maka secara otomayis tubuh akan melakukan reaksi defensi sehingga
secara otomatis dari stres tersebut merangsang tubuh mengeluarkan
hormon stresor yaitu hormon Katekolamin dan hormon Adrenalin,
Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat
persalinan jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya
sebelum melahirkan, berbagai respon tubuh yang muncul antara lain
dengan “bertempur atau lari (“fight or flight”). Dan akibat respon
tubuh tersebut maka uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran
darah dan oksigen ke dalam otot-otot uterus berkurang karena arteri
mengecil dam menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tak
terelakan.
Maka dari itu, ketika ibu yang sedang melahirkan ini dalam
keadaan rileks yang nyaman, semua lapisan otot dalam rahim akan
bekerja sama secara harmonis seperti seharusnya. Dengan begitu
persalinan akan berjalan lancar, mudah dan nyaman.
c) Pengalaman persalinan
Menurut Bobak (2000) pengalaman melahirkan sebelumnya juga
dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang
mempunyai pengalaman yang menyakitkan dab sulit pada persalinan
sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan
mempengaruhi sensitifnya rasa nyeri.
d) Support system
Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping persalinan
dapat membantu kebutuhan ibu bersalin, juga membantu mengatasi
rasa nyeri (Martin, 2002).
e) Persiapan persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangusng
tanpa nyeri. Namun persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi
perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat
memilih berbagai teknik atau metode latihan agar ibu dapat mengatasi
ketakutannya.

E. Penatalaksanaan
Tujuan Mengatasi Nyeri
a) Mengurangi rasa nyeri
b) Merelaksasikan ketegangan otot
c) Mengalihkan perhatian agar nyeri tidak terasa atau hilang
d) Menghalangi sampainya rangsangan nyeri otot ke otak agar
rangsangan nyeri tidak dipersepsikan
e) Mengurangi kecemasan
Berikut ini penatalaksanaan nyeri persalinan:
1. Metode farmakologis
Berbagai agen farmakologi digunakan sebagai manajemen nyeri.
Biasanya untuk menglilangkan nyeri digunakan analgesik, yang
terbagi menjadi 2 golongan yaitu analgesik non narkotik dan analgesik
narkotik, pilihan obat tergantung dari rasa nyeri ( Kee dan Hayes,
1997). Namun penggunaan obat sering menimbulkan efek samping
dan kadang obat tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan
(Burroughs, 2001). Penatalaksanaan farmakologi pada nyeri dan
anesthesia yang menghilangkan sensasi bagian tubuh bak parsial
maupun total (Piliteri, 2003).
2. Metode Nonfarmakologi
a) Hypno-birthing
Metode hypno-brithing merupakan salah satu tehnik
otohipnosis (selfhypnosis) atau swasugesti, dalam menghadapi
kehamilan dan persiapan melahirkan yang berfungsi membantu
para wanita hamil melalui masa persalinannya dengan cara yang
alami, lancar, dan nyaman (tanpa rasa sakit). Dan yang lebih
penting lagi adalah untuk kesehatan jiwa dari bayi yang
dikandungnya.
Proses hypno-briting bekerja berdasarkan kekuatan sugesti.
Proses ini menggunakan afirmasi positif, sugesti dan
visualisasiuntuk menenangkan tubuh, memandu fikiran, serta
mengendalikan nafasnya. Klien ibu hamil dapat melakukan ini
sendiri (self hypnosis) atau dengan pimpinan pendamping
persalinan/bidan. Bisa dengan memberikan afirmasi verbal yang
membantu untuk memasuki kondisi tenang (clam state)dari
hypnosis. Bisa juga dilakukan memalui visualisasi
( membayangkan bunga yang bermekaran, melihat pelangi, melihat
apa yang akan terjadi kepada seseorang dll) maupun dengan
menggunakan gerakan idio motor untuk mencapai relaksasi.
Teknik hypno-birthing sangatlah sederhana dan mudah.
Dan kunci untuk mencapai keberhasilan dari metode ini adalah
praktek baik di kelas antenal maupun di rumah sehingga teknik-
teknik dalam hypno-birthing bisa menjadi kebiasaan bagi ibu untuk
mencapai dan menciptakan kondisi relaksasi selama kehamilan dan
menghadapi persalinan. Untuk mencapai keberhasilan yang lebih
optimal, dalam mempraktekkan metode ini, ibu memerlukan
seseorang yang mampu membimbingnya untuk selalu berlatih,
disinilah perlunya peran pendamping. Pendamping disini adalah
mitra/patner ibu entah itu suami atau orang terdekat ibu. Oleh
karena itu sangat penting untuk mengajak dan melibatkan
suami/patner ibu saat memberikan pelatihan hypno-birthing selama
antenatal. Sehingga suami bisa menjadi motivator bahkan
pembimbing bagiibu untuk selalu berlatih teknik relaksasi hypno-
birthing.
b) Pilih tempat yang nyaman
Saat menjalani proses kelahiran, pastikan untuk berada di
tempat yang nyaman dan memberikan rasa aman. Persalinan di
rumah sakit, terserah mana yang nyaman menurut ibu hamil.
Idealnya, saat mengalami proses persalinan ibu hamil harus
memiliki ruang untuk berjalan-jalan dan mandi. Sediakan
perangkat yang membuat ibu hamil nyaman, siapkan playlist lagu
kesukaan, selimut, atau ranjang empuk, apa saja yang bisa
membuat nyaman. Nila ibu hamil memilih melahirkan di rumah,
pkirkan akses tercepat ke rumah sakit denagn hati-hati.
c) Pilih tim yang membantu persalinan dengan hati-hati
Bidan, dokter kandungan, perawat, dan orang yang di
cintai, akan menciptakan tim kelahiran yang mendukung. Ketika
ibu hamil diperlakukan dengan hormat dan penuh kesabaran, saat
sters dan mengalami hambatan ibu hamil dapat lebih mudah
menemukan mekanisme terbaik untuk mengatasi cemas.
d) Perkaya informasi tentang melahirkan
Cari tahu segala tentang peralinan dari buku, majalah, situs,
atau diskusi dengan penyedia layanan kesehatan seperti doter atau
budan. Jangan lupa membiasakan diri dengan prosedur di rumah
sakit atau klinik bersalin. Pengetahuan yang lebih sebelum waktu
bersalin, berarti hanya akan memberikan sedikit kejutan saja saat
H-nya.
e) Ekspresikan kekuatan
Apakah ibu hamil khawatir tentang nyeri bersalin, jarum,
obat-obatan, atau kehilangan kendali di ruang bersalin?
Berbicaralah dengan teman yang berpengetahan dan percaya, bidan
atau dokter tentunya. Menyuarakan keprihatinan dapat membuka
jalan untuk sebuah solusi praktis bagi masalah ibu hamil.
Ungkapan keinginan dalam proses persalinan nanti, untuk
membantu mengatasi kekuatan.
f) Memanfaatkan visualisasi
Berfokus pada sesuatu yang membuat bahagia (seperti
wajah pasangan, gambar-gambar pemandangan yang disukai, atau
liburan berkesan yang pernah dijalani) dan melibatkan indera dapat
mengalihkan rasa sakit gelombang laut, dan bayangkan diri sedang
dalam lingkungan yang santai.
g) Latihan pernafasan berirama
Teknik nafas secara penuh dalam irama lambat selama
kontraksi. Cobalah melepaskan ketegangan setiap kali membuang
nafas, dan lakukan sambil merintih. Ibu hamil juga bisa mencoba
mengambil nafas cepat, sekitar satu tarikan setiap dua sampai tiga
detik (20 sampai 30 tarikan per menit). Jika ibu hamil kehilangan
ritme dengan kontak mata,sentuhan tangan atau gerakan kepala,
atau berbicara pada ibu hamil di sela-sela kontraksi.
h) Mandi air hangat
Mandi air hangat dapat menenangkan, terauma jika ibu
hamil bisa duduk di bangku dan mengarahkan pancuran ke perut
atau punggung, mandi air hangat dapat membuat ibu hamil menjadi
lebih santai, bahkan mempercepat persalinan.
i) Terus bergerak
Bergerak sebanyak ibu hamil bisa. Berjaln-jalan di sekitar
ruang, tidur menyamping, atau berjongkok. Beberapa posisi akan
terasa lebih nyaman daripada yang lain. Jadi jangan ragu mencoba
berbagai posisi yang membuat ibu hamil nyaman.
j) Kompres hangat atau dingin
Tempatkan kpmpres air hangat di bawah punggung,
pangkal, paha perut, atau bawah bahu, selama persalinan.
Sedangkan memperkenalkan kompres dingin(bisa memakai sarung
tangan lateks yang diisi dengan es batu) dapat menenangkan daerah
yang menyakitkan. Kain atau handuk kecil yang dingin juga bisa
sedikit membuat ibu hamil lebih segar untuk mengelap wajah,
dada, atau leher yang berkeringat.
k) Manjakan diri dengan sentuhan atau pijatan lembut
Sentuhan, pegangan tangan, elusan di pipi, belaian rambut,
atau tepukan-tepukan kecil pada tangan atau bahu ibu hamil yang
dilakukan oelh orang tua atau pasangan akan menyampaikan pesan
peduli. Dengan begitu rasa sakit akan berkurang.
Daftar Pustaka

Bobak, Lowdemilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :


EGC
Cunningham, Mac Donald, Gant. 2004. Obstetri Williams. Edisi ke- 18. dr.
Suyono dan dr. Hrtanto (penerjemah). Jakarta : EGC.
Potter, perry. 2005. Fundamental keperawatan : konsep, proses dan praktik.
Jakarta : EGC
Wiknjosastro, Hanafi. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo.

Anda mungkin juga menyukai