Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN


“REVA RUBIN”

Disusun oleh:

1. Tantri Rinukti NIM : 110320014


2. Maslaha NIM : 110320015
3. Agus Hastuti NIM : 110320020

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-IRSYAD AL-ISLAMIYAH


CILACAP
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu dan


pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam teori kebidanan
mengadopsi dari beberapa model lainnya berdasarkan teori-teori yang sudah ada
sehingga tercipta sebuah model kebidanan sesuai dengan filosofi kebutuhan baik
dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita dan keluarga sebagai fokus
pelayanan asuhan kebidanan. Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu
partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan
akan memberikan sumbangan yang berarti dalam menurunkan angka kematian ibu
dan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya preventif dan promotif.
Model dalam teori kebidanan Indonesia mengadopsi dari beberapa model
negara dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari
teori dan model yang bersumber dari masyarakat.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu
hubungan saling percaya dalam pelaksanaan asisten kebidanan. Dengan ini
diharapkan profesi kebidanan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam
upaya menurunkan angka kesakitan, trauma persalinan, kematian, dan kejadian
seksio sesaria pada persalinan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Konseptual Asuhan Kebidanan


Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan
kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Konsep
adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang
menjelaskan tentang suatu teori yang dapat dites dalam suatu observasi atau
penelitian. Konseptual model adalah gambaran abstrak dari suatu ide yang
menjadi dasar suatu disiplin. Model asuhan kebidanan yaitu kehamilan dan
persalinan merupakan suatu proses kehidupan yang normal
Model konseptual kebidanan adalah:
1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Pada dasarnya sam a dengan pengertian konsep kerja,sistem,dan skema ,yaitu
menunjukan ide global tentang individu,kelompok,situasi dan kejadian yang
menarik untuk suatu ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang
datri teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam
kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehinga
model konseptual memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari
disiplin ilmu
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik
guna membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi
pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukan
dalam banyak cara,yaitu mental model,fisik mental,dan simbolik (Lancaster).
Kegunaan Modal Konseptual adalah sebagai berikut :
 Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak).
 Merupakan gagasan mental sebagai bagian dari teori yang membantu ilmu-
ilmu sosial mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
 Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak
digunakan displin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.
Dalam asuhan kebidahan termasuk:
1. Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologis maupun sosial dalam
siklus kehamilan dan persalinan.
2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan
prenatal, dalam proses persalinan dan bantuan masa post partum.
3. Intervensi teknologi seminimal mungkin.
4. Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetric yang dibutuhkan.
5. Ruang lingkup praktek kebidanan
 Menolong persalinan
 Konseling
 Penyuluhan
 Asuhan pada saat hamil, melahirkan; nifas dan BBL
  Deteksi dini penyakit
 Pengobatan terbatas ginekologi
 Pertolongan gawat darurat
 Pengawasan tumbuh kembang
 Supervisi
Praktek kebidanan, managemen kesehatan wanita secara mandiri berfokus
pada kehamilan, persalinan , nifas, asuhan BBL, KB dan kesehatan reproduksi
wanita.
B. 4 Elemen Model Praktek Kebidanan
1. Orang (wanita, anak, pasangan dan lain-lain)
2. Kesehatan
3. Lingkungan
4. Kebidanan
Yang bisa di lihat dalam Skema di bawah ini:

WOMEN HEALTH ENVIRONMENT MIDWIFERY


THE MIDWIFE’S SELF KNOWLEDGE

C. Pengantar Teori Kebidanan


Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin
ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu
kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku, budaya, kesehatan masyarakat,
menagemen untuk dapat memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dalam masa
pra konsepsi, hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir yang meliputi pendeteksian
keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan mendirikan
kesehatan terhadap ibu, keluarga dan masyarakat
Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan ilmu, filosofi
dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketepatan dalam pemeliharaan
kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi
dengan mengikutsertakan keluarga dan orang yang berarti bagi dirinya
Jadi Teori Kebidanan merupakan seperangkat konsep yang dapat
menguraikan secara jelas tentang disiplin ilmu kebidanan
Pengantar teori dalam praktek kebidanan dituangkan dalam standar
pelayanan kebidanan yang berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Penerapan standar pelayanan akan melindungi masyarakat karena
penilaian  terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan jelas.
Dengan adanya standar pelayanan dapat dibandingkan dengan pelayanan yang
diperoleh masyarakat akan memberikan kepercayaan yang lebih mantap terhadap
pelaksana pelayanan.
Suatu standar akan efektif bila dapat diobservasi, diakui, realistic, mudah
dilakukan dan dibutuhkan. Bila setiap ibu diharapkan mempunyai akses terhadap
pelayanan kebidanan maka diperlukan standar pelayanan kebidanan untuk
peningkatan kualitas pelayanan kebidanan. Suatu pelayanan disebut berkualitas
bila tingkat pelayanan tersebut seorang memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Dengan demikian standar penting untuk pelaksanaan, pemeliharaan dan penilaian
kualitas pelayanan.
Masalah yang ditemukan dalam penyusunan standar pelayanan kebidanan
adalah bahwa diantara apa. yang telah biasa dilakukan dalam praktek kebidanan
sebenamya merupakan tindakan ritualistic yang tidak diriasarkan pada
pengalaman praktek yang terbaik.
Dalam standar praktek kebidanan tindakan yang bersifat ritualistic seperti
melakukan episiotomi secara rutin dan memandikan bayi setelah lahir sudah tidak
dianjurkan lagi. Perubahan standar pelayanan seperti ini diriasarkan pada
pengalaman yang terbaik dari para praktisi di seluruh dunia.
Standar praktek kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan
kompetensi yang diperlukan bidan dalam menjalani praktek sehari-hari. Standar
ini juga dapat digunakan sebagai standar untuk menilai pelayanan, menyusun
rencana pelatihan dan mengembangkan kurikulum pendidikan. Juga dapat untuk
membantu dalam menentukan kebutuhan operasional dalam penerapannya,
misalnya kebutuhan akan pengorganisasian, mekanisme peralatan dan obat yang
diperpukan.
Ketika audit terhadap pelayanan kebidanan dilakukan, maka berbagai kekurangan
yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditentukan sehingga dapat dilakukan
perbaikan yang lebih spesifik.

D. Teori Reva Rubin


Rubin adalah seorang perawat bidan di USA. Rubin mengembangkan penelitian
dan teori tentang kesehatan ibu dan anak khususnya ibu bersalin. Penelitian dan
pengamatan dilakukan selama lebih dari 20,tahun dengan lebih dari 6000
responden.    
Tujuan Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana seorang perempuan mencapai
peran menjadi seseorang dan hal apa sajakah yang memengaruhinya, baik yang
bersifat positif maupun negatif.
Penelitian ini dilakukan dengan bantuan para siswa bidan. Data dikumpulkan
melalui wawancara langsung dan melalui telepon yang berlangsung selama 1-4
jam. Subjek penelitian di dapatkan di klinik antenatal dan postnatal. Data-dat
berkaitan dengan masalah-masalah yang timbul dalam pencapaian peran menjadi
ibu diberi kode kemudian dianalisis.
1. Menurut Rubin seorang sejak hamil sudah mempunyai harapan sebagai
berikut :
a. Memastikan keselamatan secara fisik, kesejahteraan ibu dan bayi
b. Memastikan penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat
berarti bagi ibu dan bayi.
c. Penentuan gambar identitas diri.
d. Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
2. Perubahan yang umum terjadi pada perempuan ketika hamil adalah :
a. Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih baik,
untuk bisa berperan sebagai calon ibu dan mampu memerhatikan
perkembangan janinnya.
b. Membutuhkan sosialisasi.
Rubin mengatakan sejak hamil seorang wanita sudah mempunyai
harapan sebagai berikut:
a. Kesejahteraan ibu dan bayi
b. Penerimaan masyarakat
o Penentuan identitas diri
o Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita pada waktu hamil :
1. Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih untuk
dapat berperan sebagai calon ibu dan seorang memperhatikan perkembangan
janinnya.
2. Membutuhkan sosialisasi.

3. Tahapan psikososial (psikososial stage):


a. Anticipatory Stage
Pada tahap ini ibu-ibu . melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi
dengan anak yang lain.
b. Honeymoon Stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya. Pada tahap ini ibu
memerlukan bantuan anggota keluarga lain.
c. Plateu Stage
Pada tahap ini ibu akan mencoba dengan sepenuhnya apakah ia telah
seorang menjadi ibu. Tahap ini membutukan waktu beberapa minggu dan
ibu akan melanjutkan sendiri.
d. Disengagement
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan.
Pada tahap ini berperan sebagai orang tua belum jelas.

Reaksi yang umum pada kehamilan:


a. Trimester I  :  Ambivalen, takut; fantasi, khawatir.
b. Trimester II :  Perasaan lebih  enak, meningkatnya kebutuhan   untuk
mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi
narsistik, pasif, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan self centered.
c. Trimester III        :   Berperasaan aneh, sembrono / jelek,     menjadi lebih
introvert, merealisasikan terhadap pengalaman masa kecil.

4. Tiga aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu :


a. Gambaran tentang idaman
Seorang ibu muda akan mempunyai seseorang yang dijadikannya contoh
b. Gambaran tentang diri
Gambaran diri seorang wanita adalah bagaimana seorang wanita tersebut
memandang dirinya sebagai bagian dari pengalaman dirinya.
c. Gambaran tubuh
Gambaran tentang tubuh berhubungan dengan perubahan fisik yang terjadi
selama kehamilan dan perubahan yang spesifik yang terjadi selama kehamilan
dan setengan melahirkan.

5. Tahap Phase aktivitas penting sebelum seseorang menjadi ibu


a. Taking On
Wanita meniru dan melakukan peran ibu, dikenal sebagai tahap meniru
b. Taking In
Fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi sudah mulai membayangkan peran
yang dilakukannya. Pada tahap sebelumnya Introjection, Projection dan
Rejection merupakan tahap dimana wanita menirukan model-model yang ada
sesuai dengan pendapatnya.
c. Letting Go
Merupakan phase dimana wanita mengingat kembali proses dan aktivitas yang
sudah dilaksanakannya.
Fase-Fase tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)
a. Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
Contoh: ibu yang baru melahirkan belum mampu menjalankan peran nya
secara keseluruhan, dalam hal ini bidan menjelaskan kepada keluarga ibu untuk
ikut membantunya untuk menjalan kan peran nya sebagai ibu
b. Perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya
Contoh: setelah melahirkan, sering kali ibu mengalami kekhawatiran karena
perubahan tubuh nya yang awal nya ada janin di dalam perut nya setelah
melahirkan perut ibu akan terlihat bergelambir, dalam hal ini bidan akan
menjelaskan kepada ibu bahwa keadaan nya akan menjadi normal secara
perlahan setelah melahirkan.
c. Ibu akan mengulangi  pengalaman-pengalaman ketika melahirkan
Contoh: pada persalinan sebelumnya ibu mengalami pendarahan dan
menjelang persalinan yang sekarang ibu merasa trauma jika hal itu terjadi lagi,
pada hal ini bidan harus menjelaskan agar ibu tetap tenang dan meyakinkan
bahwa ibu bisa melahirkan dengan normal
d. Ibu memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh
kekondisi normal.
Contoh: bidan menjelaskan kepada ibu di saat bayi tidur ibu juga beistirahat
supaya ibu bisa beistirahat dengan cukup, agar bisa memulihkan keaadaan
tubuhnya dan juga dengan istirahat yang cukup produksi ASI akan meningkat.
e. Bidan menjelaskan pada keadaan normal nafsu makan ibu biasanya bertambah
sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan
menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
Contoh: setelah melahirkan ibu harus tetap mengkonsumsi makanan yang
bergizi supaya asi yang di hasilkan berkualitas baik dan bagus untuk memenuhi
nutrisi bayi nya. Bidan mnganjurkan pada ibu untuk tidak mempercayai mitos
untuk tidak memakan daging, dll, karena ibu harus mengkonsumsi protein yang
banyak untuk pemulihan tubuh nya
2. Periode taking hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan)
a. Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan
tanggung jawab akan bayinya
b. Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan
daya tahan tubuh
c. Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi
d. Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti
menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok.
3. Periode letting go
a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta
perhatian keluarga
b. Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami
kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dalam
hubungan sosial.
Sehingga dibutuhkan peran dari lingkungan dalam menghadapi masa transisi
pada masa postpartum kemasa menjadi orang tua, menurut Rubin (1960) sebagai
berikut:
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b. Hubungan dari pengalaman melahirkan
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
d. Pengaruh budaya

BAB III
KESIMPULAN

Model konseptual kebidanan adalah:


1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Pada dasarnya sam a dengan pengertian konsep kerja,sistem,dan skema ,yaitu
menunjukan ide global tentang individu,kelompok,situasi dan kejadian yang
menarik untuk suatu ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang
datri teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam
kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehinga
model konseptual memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari
disiplin ilmu
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik
guna membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi
pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukan
dalam banyak cara,yaitu mental model,fisik mental,dan simbolik (Lancaster).
Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu
(multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu
kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku, budaya, kesehatan masyarakat,
menagemen untuk dapat memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dalam masa
pra konsepsi, hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir yang meliputi pendeteksian
keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan mendirikan
kesehatan terhadap ibu, keluarga dan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai