Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PENCEGAHAN COVID BERBASIS LINGKUNGAN ”

Dosen Pengajar : Dr.H.Agus Supinganto Ners.,M.Kes

Disusun Oleh:Kelompok IX

1. RESTU SATYA 120STYC21


WIRAWAN

2. RAODIATUN 155STYC21

3. RIZKA DESTIANA 124STYC21

4. SAHIDA EVA 133STYC21


NURPAINI

5. RENDI RAHMAN 116STYC21

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN


RUMAH SAKIT ISLAM MATARAM
S1 KEPERAWATAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata΄ala, karena berkat rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Terapi Pencegahan Covid Berbasis
Lingkungan Di Daerah Dusun Bangket Punik Narmada. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah konsep dasar keperawatan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi seluruh masyarakat khususnya mahasiswa
fakultas keperawatan stikes yarsi mataram dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Mataram, 18 November 2021

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I – PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................

1.2 Tujuan .........................................................................................................................

1.3 Manfaat........................................................................................................................

BAB II – TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Deskripsi IPE Dan IPC............................................................................

2.2 Konsep Pencegahan Covid-19.....................................................................................

2.3 Peran Perawat Dalam Pencegahan Penyakit Menular (Covid-19)..............................

BAB III – PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga Kesehatan merupakan tenaga profesional yang memiliki tingkat


keahlian dan pelayanan yang luas dalam mempertahankan dan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang berfokus pada kesehatan pasien. (Sternert,
2005 dalam Bennett, DKK 2011). tenaga kesehatan memiliki tuntutan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu di era global, tenaga kesehatan
yang dimaksud adalah perawat, dokter, dokter gigi, bidan, apoteker, dietisien,
dan kesehatan masyarakat (sedyowinarso, DKK 2011).

 Interprofessional education, (IPE) merupakan bagian integral dari


pembelajaran profesional kesehatan, yang berfokus pada belajar dengan, dari,
dan tentang sesama tenaga kesehatan untuk meningkatkan kerja sama dan
meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien. peserta didik dari beberapa profesi
kesehatan belajar bersama dalam meningkatkan pelayanan kepada pasien secara
bersama-sama (kolaborasi) dalam lingkungan interprofessional.

Model ini berfungsi untuk mempersiapkan tenaga kesehatan yang memiliki


kemampuan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain dan sistem
kesehatan yang kompleks. (Becker, DKK 2014). Sehingga, strategi pendidikan
komunikasi melalui IPE antara perawat dengan dokter atau tenaga kesehatan
lainnya dapat membangun budaya komunikasi dan kolaborasi yang efektif
dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Kolaborasi dan kerjasama tersebut diharapkan pelayanan kesehatan dapat


berjalan dengan baik dan masalah kesehatan pasien juga bisa terselesaikan
dengan baik. Untuk itu, tim kesehatan perlu menjalin hubungan yang baik dan
menyadari peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Penatalaksanaan
kesehatan oleh tim kesehatan ini tidak hanya berfokus pada pasien, namun juga
pada keluarga pasien bahkan komunitas masyarakat sehingga masing-masing
profesi kesehatan memiliki perannya yang kompleks dan bertanggung
jawab yang besar. Walaupun demikian, setiap profesi tidaklah bekerja sendirian,
tenaga kesehatan lainnya sebisa mungkin saling membantu agar tercipta.
1.2 Tujuan

1. Supaya Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami


gambaran pelaksanaan Interprofessional Education.
2. Supaya Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
gambaran pelaksanaan Interprofessional Collaboration.

1.3 Manfaat

1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan interprofessional


education.
2. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan interprofessional
Collaboration.
3. Mengetahui Apa konsep pencegahan covid-19.
4. Mengetahui Apa peran perawat dalam pencegahan penyakit menular (covid-
19).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Definisi dan Deskripsi IPE & IPC

A. Pengertian Ipe

Interprofessional education (IPE) menurut WHO (2010), IPE


merupakan suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan
sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki Perbedaan
latar belakang profesi dan melakukan pembelajaran bersama dalam
periode tertentu, adanya interaksi sebagai tujuan utama IPE
untuk berkolaborasi dengan jenis pelayanan meliputi formatif. Preventif,
kuratif. Rehabilitatif. Pengertian IPE :
1. mendudukan secara bersama mahasiswa dari berbagai profesi kesehatan
dalam satu kelas yang sama.
2. mendatangkan pengajar dari berbagai profesi kesehatan untuk mengajar
pada kelas yang sama.
3. Memaparkan mahasiswa dari berbagai profesi pada pasien yang sama.

Pengembangan IPE di institusi pendidikan kesehatan tidak terlepas


dari konsep berubah. Perubahan merupakan suatu proses Dimana
terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi
status bersifat dinamis. Perubahan dapat mencapai keseimbangan
personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menerapkan ide atau
konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.

Centre for the Advancement of Interprofessional Education


(CAIPE,2002) menyebutkan, IPE terjadi ketika dua atau lebih profesi
kesehatan belajar bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan
mempelajari peran masing-masing profesi kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan.
IPE adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau
lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan
kualitas pelayanan dan pelakasanaanya dapat dilakukan dalam semua
pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik
untuk menciptakan tenaga kesehatan yang profesional (Lee et al., 2009).
IPE adalah metode pembelajaran yang interaktif, berbasis kelompok,
yang dilakukan dengan menciptakan suasana belajar berkolaborasi untuk
mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan juga untuk menyampaikan
pemahaman mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan
hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi (Clifton et
al., 2006). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Broers
(2009) praktek kolaborasi antar profesi didefinisikan sebagai beragam
profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang memiliki tujuan
untuk meningkatkan kesehatan pasien/klien dengan saling mengerti 7
batasan yang ada pada masing-masing profesi kesehatan.
Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses dalam
mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif
antara pelajar, praktisi,pasien/ klien/ keluarga serta masyarakat untuk
mengoptimalkan pelayanankesehatan.

B. Pengertian Ipc

The Canadian interprofessional health collaborative menyebutkan


interprofessional collaborative adalah kemitraan antara tim penyedia layanan
kesehatan dan klien dalam pendekatan kolaboratif dan terkoordinasi
partisipatif untuk pengambilan keputusan bersama seputar masalah
kesehatan dan sosial. Praktik interprofessional collaboration  telah
didefinisikan sebagai proses yang mencakup komunikasi dan
pengambilan keputusan memungkinkan pengaruh sinergis dari
pengetahuan dan keterampilan yang dikelompokkan.

Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung jawab, akuntabilitas,


koordinasi, komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya dan saling
menghormati. Kemitraan inilah yang menciptakan tim interprofesional
yang dirancang untuk bekerja pada tujuan bersama untuk meningkatkan
hasil pasien. interaksi kolaboratif menunjukkan perpaduan budaya
profesional Dan tercapai meskipun berbagai keterampilan
dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien ada
karakteristik penting yang menentukan efektivitas tim, termasuk
anggota yang melihat peran mereka sebagai penting bagi tim
komunikasi terbuka keberadaan otonomi, dan kesetaraan sumber daya.
penting untuk dicatat bahwa kolaboratif interprofessional yang buruk
dapat berdampak negatif pada kualitas perawatan pasien. dengan
demikian keterampilan dalam bekerja sebagai tim interprofessional
diperoleh melalui pendidikan interprofessional, penting untuk
perawatan berkualitas tinggi.

Guna membentuk suatu team work atau kerjasama tim yang ideal
dibutuhkan kooperasi dan kolaborasi. Kooperasi (kerjasama) berarti
bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama (tetapi
bukan tujuan yang semestinya) Contoh kerjasama yaitu misalnya
Anda berkeluarga lalu cara bekerja sama dengan istri Anda dengan
meletakkan pakaian kotor di mesin cuci turut membantu
mencuci piring dan sebagainya.

Lalu apa makna kolaborasi? Kolaborasi dalam bahasa inggris


collaboration, berasal dari kata collaborate yang berarti bekerja antara
satu dengan yang lain, berkooperasi satu sama lain. Menurut kamus
besar bahasa indonesia online, kolaborasi adalah suatu perbuatan
berupa kerjasama dengan musuh, teman dan sebagainya. Menurut
Arthur T. Himmelman, kolaborasi berupa pertukaran informasi,
berbagai segala sumber pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas
satu dengan yang lain demi tercapainya tujuan bersama.
Kolaborasi adalah kerjasama yang lebih terfokus pada tugas atau
misi biasa terjadi dalam bisnis, perusahaan atau organisasi lainnya.
Misalnya, untuk menampilkan suatu pentas seni yang luar biasa perlu
kolaborasi antara penari, penyanyi, pemusik, dsb. Kolaborasi adalah proses
yang membutuhkan hubungan dan interaksi antara profesional kesehatan
terlepas dari apakah atau tidak mereka menganggap diri mereka sebagai
bagian dari tim. (Kolaborasi kesehatan).
2.2 Konsep Pencegahan Covid-19

Berikut cara pencegahan Covid-19.


1. Vaksin Covid-19

Salah satu cara mencegah Covid-19 yang efektif adalah dengan melakukan
vaksinasi. Vaksin Covid-19 terbukti dapat mengurangi risiko terinfeksi
virus.Studi menunjukkan orang yang sudah divaksin lebih kecil kemungkinan
terinfeksi dibandingkan orang yang belum vaksin. Jika terinfeksi, orang yang
sudah vaksin cenderung mengalami gejala yang ringan ketimbang orang yang
tidak vaksin.

2. Memakai masker

Group of teenagers posing showing their protective face masks during Covid-
19 Coronavirus epidemic spread.Cara pencegahan Covid-19 yang efektif dan
mudah dilakukan adalah dengan selalu memakai masker.
Virus corona menular dari droplet yang terhirup atau masuk ke dalam tubuh
melalui hidung dan mulut. Oleh karena itu, memakai masker merupakan cara
yang efektif untuk mencegah Covid-19.Anda bisa menggunakan maser medis
yang dilapis dengan masker kain atau masker N95.

3. Mencuci tangan

Virus corona juga dapat hinggap di tangan. Oleh karena pastikan untuk selalu
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk membunuh virus. Studi
menunjukkan virus dapat mati saat melakukan gerakan cuci tangan dan juga
dengan sabun.
4. Menggunakan hand sanitizer

Jika tak bisa mencuci tangan, selalu sedia handsanitizer. Kandungan


dalam handsanitizer terbukti ampuh membunuh virus.

5. Jangan menyentuh bagian wajah

Hindari untuk menyentuh bagian wajah dengan tangan. Menyentuh wajah


dengan tangan meningkatkan risiko terkena virus corona.

6. Beraktivitas di rumah

Beraktivitas di rumah seperti bekerja dari rumah atau work from home,
belajar dari rumah, olahraga dari rumah terbukti, termasuk makan dari rumah
dapat mencegah penularan Covid-19.

7. Hindari kerumunan

Jika tak bisa beraktivitas dari rumah, hindari berada di kerumunanan.


Saat berada di keramaian, artinya Anda berinteraksi dengan banyak orang
sehingga meningkatkan peluang terinfeksi virus corona.

8. Hindari berada di ruang tertutup

Sejumlah studi menunjukkan ruang tertutup dengan sirkulasi yang


buruk mempercepat penularan virus corona. Oleh karena itu, sebaiknya pilih
aktivitas di luar ruangan atau pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang
baik.
9. Jaga jarak

Saat berinteraksi dengan orang lain, pastikan untuk selalu menjaga


jarak. Terapkan jarak minimal dengan orang lain 1,5-2 meter. Studi
membuktikan jaga jarak ampuh mencegah penularan Covid-19.

10. Gunakan disinfektan

Untuk membunuh virus pada benda mati, Anda dapat menggunakan


disinfektan. Semprotkan desinfektan secukupnya pada permukaan benda.Itulah
cara pencegahan Covid-19 yang efektif dan dapat dilakukan dengan mudah.
Jaga juga imunitas tubuh. Jika Anda mengalami gejala Covid-19 segera
lakukan pemeriksaan di layanan kesehatan terdekat, konsultasi dengan dokter
dan isolasi mandiri.

2.3 Peran Perawat Dalam Pencegahan Penyakit Menular

Peran perawat perlu kita apresiasi, terutama di masa pandemi, karena


merekalah yang berinteraksi langsung dengan pasien di garis depan. Totalitas
perawat dalam menjalankan tugas penuh risiko di tengah pandemi merupakan
salah satu kekuatan utama menanggulangi COVID-19 di Indonesia.

Mereka bisa menjadi motivator dan pada saat awal pandemi, advokasi
kawan-kawan perawat sangat luar biasa dalam mencegah timbulnya stigma
negatif bagi pasien COVID-19. Kebesaran hati para perawat dalam
menjalankan tugas mereka. “Para perawat ini datang barangkali harus
meninggalkan keluarga, semata agar pasien tersebut cepat sembuh, mereka
ujung tombak pada masa pandemi ini,”

“Secara umum, tugas perawat itu memberikan asuhan keperawatan


baik saat pandemi maupun sebelum pandemi. Memang ada tantangan tersendiri
saat pandemi seperti saat ini, seperti sifat penyakitnya yang mudah menular,
sehingga perawat harus lebih hati-hati, waspada, serta disiplin. Jumlah pasien
yang tinggi juga memberikan beban yang lebih dari biasanya,”

Dalam tugasnya, Harif menjelaskan ada pembekalan yang diberikan


untuk menangani pasien COVID-19 di lapangan, “Sebelum menghadapi
pasien, perawat mendapatkan pelatihan agar terhindar dari penularan, juga
pelatihan basic life support, jadi sebelum terjun mereka diberikan pembekalan
tambahan, tidak terbatas memberi perhatian fisik, juga memberikan motivasi,
kemauan ingin sembuh, kemandirian, termasuk memberikan semangat kepada
pasien,” terangnya.

 Hasil Wawanacara Kepala Dusun Bapak Mahdan

Pertanyaan:

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Interprofessional education merupakan pembelajaran yang


efektif dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
berkolborasi dan berkomunikasi secar efektif dengan tenaga kesehatan
yang lain dalam memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal.

Sedangkan, interprofessional collaboration merupakan salah


satu hal yang sangat diperlukan dalam menangani masalah kesehatan.
Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung jawab, akuntabilitas,
koordinasi, komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya dan saling
menghormati Tanpa adanya kolaborasi dari tim kesehatan, pengobatan
tidak dapat berjalan secara optimal. Dalam kolaborasi tim kesehatan,
masing-masing tenaga kesehatan mempunyai peran dan tanggung
jawabnya masing-masing.

Mematuhi protocol Kesehatan dalam pencegahan covid-19 dan peran


perawat sangat penting untuk penangan covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

https://covid19.go.id/p/berita/peran-penting-perawat-indonesia-dalam-menangani-
pandemi

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210819084219-255-682254/10-cara-
pencegahan-covid-19-yang-efektif-dan-mudah-dilakukan/2

https://www.scribd.com/document/391560459/Interprofessional-Education-Dan-
Interprofessional-Collaboration

Narasumber Kepala Dusun Desa Bugbug Bapak Mahdan

Anda mungkin juga menyukai