Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BIDAN DI KOMUNITAS SESUAI


DENGAN STANDAR PELAYANAN, KODE ETIK
BIDAN DAN KEWENANGAN BIDAN DI KOMUNITAS
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kebidanan Komunitas
Dosen pengampu Lela Hartini, SST, M. Kes

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Berti Gustin 7. Nabella Fransiska Utari


2. Corry Az Zahra Rahman 8. Okte Tri Supiani
3. Fadhila Safitri 9. Pia Lestari
4. Githa Rahma Dewi 10. Rahmi Rahmahayati
5. Juwita Lestari 11. Reza Febriani
6. Meiranti Rusmami

Kelas/Semester : 2-B/4

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah laporan ini

yang berjudul “ Aspek Perlindungan Hukum Bagi Bidan Di Komunitas Sesuai Dengan
Standar Pelayanan, Kode Etik Bidan Dan Kewenangan Bidan Di Komunitas”
Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat banntuan Tuhan

Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini

penyusun menghanturkan rasa hormat dan terima kasih kepada dosen Kebidanan Komunitas,

serta teman-teman yang membantu dalam makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini masih jauh dari kesempatan

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah

berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat

menyelesaikan dengan baik dan oleh karenanya, penyusun dengan rendah hati menerima

masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penyusun berharap

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bengkulu, 10 Februari 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................5
1.3 TUJUAN................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BIDAN DIKOMUNITAS....................6
2.1.1 Pelayanan Kebidanan.........................................................................................7
2.1.2 Kode Etik Bidan .................................................................................................9
2.1.3 Kewenangan Bidan di Komunitas........................................................................11
BAB III...........................................................................................................................13
PENUTUP......................................................................................................................13
A. KESIMPULAN...........................................................................................................13
B. KESIMPULAN...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban
umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang
melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya
yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang
melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah
kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-
laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan
sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orangorang yang berada
dalam posisi yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi. Bidan sebagai
pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan flosofs
yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya
Keberadaan bidan di Indonesia sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan
janinnya, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah mendekatkan pelayanan
kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkannya. Pada tahun 1993 WHO merekomendasikan
agar bidan di bekali pengetahuan dan ketrampilan penanganan kegawatdaruratan kebidanan yang
relevan. Untuk itu pada tahun 1996 Depkes telah menerbitkan Permenkes
No.572/PER/Menkes/VI/96 yang memberikan wewenang dan perlindungan bagi bidan dalam
melaksanakan tindakan penyelamatan jiwa ibu dan bayi baru lahir. Pada pertemuan pengelola
program Safe Mother Hood dari negara-negara di wilayah Asia Tenggara pada tahun 1995,
disepakati bahwa kualitas pelayanan kebidanan diupayakan agar dapat memenuhi standar tertentu
agar aman dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya WHO mengembangkan Standar Pelayanan
Kebidanan. Standar ini kemudian diadaptasikan untuk pemakaian di Indonesia, khususnya untuk
tingkat pelayanan dasar, sebagai acuan pelayanan di tingkatmasyarakat. Dengan adanya standar
pelayanan, masyarakat akan memiliki rasa kepercayaan yang lebih baik terhadap pelaksana
pelayanan. Suatu standar akan lebih efektif apabila dapat diobservasi dan diukur, realistis, mudah
dilakukan dan dibutuhkan. Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan profesional yang menjadi

4
bagian integral dari pelayanan kesehatan sehingga standar pelayanan kebidanan dapat pula
digunakan untuk menentukan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana aspek perlindungan hukum bagi bidan di komunitas sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan?
b. Mengapa Kode etik berkaitan dengan perlindungan hukum bagi bidan?
c. Apa yang kalian ketahui tentang kewenangan bidan di komunitas

1.3 Tujuan

a. Menjelaskan aspek perlindungan hukum bagi bidan di komunitas sesuai dengan


standar pelayanan kebidanan.
b. Menjelaskan aspek perlindungan hukum bagi bidan di komunitas sesuai dengan
Kode etik bidan.
c. Menjelaskan aspek perlindungan hukum bagi bidan di komunitas sesuai dengan
Kewenangan bidan di komunitas.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BIDAN DI KOMUNITAS

Dalam masyarakat tradisional orang sering kali memandang hukum sebagai suatu
aturan yang tidak di ubah yang harus dipatuhi. Akan tetapi, sekarang ini para pembuat hukum
membuat atau memperlakukan hukum sebagai suatu alat atau instrument yang fleksibel untuk
menyelesaikan tujuan-tujuan yang akan di ambil/dipilih. Hukum mengatur tujuan-tujuan
spesifik lebih lanjut, dimana hukum sebagai suatu keseluruhan yang melayani fungsi-fungsi
social umum. Diatara fungsi-fungsi hukum yang paling penting:

1) Penjaga kedamaian/menyelesaikan masalah perselisihan antara individu

2) Menjaga ketertiban masyarakat

3) Menciptakan keadilaan social

4) Melindungi atau menjaga lingkungan.

5) Hukum sebagai alat control social

6) Merekayasa masyarakat(social engineering)

Definisi mengenai hukum kesehatan menurut H.J.J Leneen, adalah keseluruhan aturan
hukum yang mengatur hubungan langsung dengan pemeliharaan kesehatan, yang berupa
penerapan hukum perdata,hukum pidana,dan hukum administrasi Negara dalam kaitan dengan
pemeliharaan kesehatan dan yang bersumber dari hukum otonom yang berlaku untuk kalangan
tetentu saja hukum kebiasaan,hukum yuriprudensi,aturan-aturan internasional ilmu
pengetahuan dan literature yang ada kaitannya dengan pemeliharaan kesehatan .disamping itu,
hukum kesehatan dan hukum medis adalah rambu-rambu lain yang mengataur pelayanna
kesehatan,dalam hal ini etika dan hukum yang sama-sama berakar pada moral yang saling
mengisi.
6
Perlindungan hukum adalah bentuk-bentuk perlindungan yang antara lain berupa rasa
aman dalam melaksanankan tugas profesinya perlindungan terhadap keadaan membahayakan
yang dapat mengancam keselamat fisik atau jiwa baik karena alam maupun karena perbuatan
manusia. PP IBI telah membuat standar praktek dan standar operating procedure untuk
pelayanan kebidanan.Sedangkan tanggung jawab dan kewenangannya diatur dalam
PerMenKes 900 tahun 2002.

Aspek Perlindungan Hukum Bagi Bidan Di Komunitas yg akan dibahas kali ini adalah :
1. Standar Pelayanan kebidanan
2. Kode Etik Kebidanan
3. Kewenangan Bidan di Komunitas.

2.1.1 Standar Pelayanan Kebidanan

Standar pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
praktik profesi bidan dalam system pelayanan kesehatan yg bertujuan meningkatkan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
Terdapat 8 standar dalam pelayanan kebidanan yaitu sebagai berikut :

1. Standar I : Falsafah Dan Tujuan


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, filosofi dan tujuan
pelayanan serta organisasi pelayanan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas
pelayanan yg efektif dan efisien.

2. Standar Ii : Administrasi Dan Pengelolaan


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan pelayanan,
standar pelayanan prosedur tetap dan pelaksanaan kegiatan pengelolahan pelayanan
yang kondusif sehingga memungkinkan terjadinya praktek pelayanan kebidanan yang
akurat.

7
3. Standar Iii : Staff Dan Pimpinan
Pengelolaan pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan sumber
daya manusia, agar pelayanan kebidanan berjalan efektif dan efisien.

4. Standar Iv : Fasilitas & Peralatan


Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan pelayanan
kebidanan sesuai dengan beban tugasnya dan fungsi institusi pelayanan.

5. Standar V : Kebijaksanaan & Prosedur


Pengelola pelayanan mempunyai kebijakan dlm penyelenggaraan pelayanan
dan pembinaan personil menuju pelayanan yang berkualitas.

6. Standar Vi : Pengembangan Staff & Program Pendidikan


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staff dan
perencanaan pendidikan, sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

7. Standar Vii : Standar Asuhan


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan / manajemen
kebidanan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada
pasien.

8. Standar Viii : Evaluasi Dan Pengendalian Mutu


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan dalam
evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan yang dilaksanakan secara
berkesinambungan.

9. Standar Vii : Standar Asuhan


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan / manajemen
kebidanan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada

8
pasien.

10. Standar Viii : Evaluasi Dan Pengendalian Mutu


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan dalam
evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan yang dilaksanakan secara
berkesinambungan.

2.1.2 Kode Etik Kebidanan

Kode etik kebidanan Pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan dalam
Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988.

Petunjuk pelaksanaannya disyahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI


tahun 1991, sebagai pedoman dalam berperilaku  mengandung kekuatan yg tertuang
dalam mukadimah, tujuan, dan kewajiban bidan.

Ada 7 bab isi kode etik bidan antara lain yaitu :

1. Kewajiban Bidan Terhadap Klien Dan Masyarakat


a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,
tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

9
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya


a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya
berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
b. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan
dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan
mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan
sehubungan kepentingan klien.

3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya


a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

4. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya


c. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
5. Kewajiban bidan terhadap profesinya
a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat.
b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan meningkatkan

10
kemampuan profesinya seuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenis yang dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.

6. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri


a. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
b. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

7. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air

a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan


ketentuanketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

2.1.3 Kewenangan Bidan di Komunitas

 Diatur dalam : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


900/MENKES/ SK/ VII / 2002, antara lain dalam :

 BAB V : Praktik Bidan

PASAL 14 :

11
Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang dalam memberikan
pelayanan yang melliputi :

a. Pelayanan kebidanan

b. Pelayanan keluarga berencana

c. Pelayanan kesehatan masyarakat

PASAL 20 :

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana


dimaksud dalam pasal 14 huruf c, berwenang untuk :

a. Pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak.

b. Memantau tumbuh kembang anak

c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.

d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dan


memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (IMS), Penyalahgunaan Narkotika
Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) serta penyakit lainnya.

PASAL 21 :

1) Dalam keadaan darurat bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan serta


kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14.

2) Pelayanan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk


penyelamatan jiwa.

PASAL 24 :

Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah dalam


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta
keluarga.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui
oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi
persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai
anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yangkhusus. Sebagai pelayan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Kebidanan sebagai profesi merupakan
komponen yang paling penting dalam meningkatkan kesehatan perempuan.

3.2.Saran

Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara


meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi bidan. Bagi
organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan pelayanan dan pengetahuan bagi
semua bidan secara adil dan merata. Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat
berpartisipasi secara aktif dalam organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan
kewajibannya sesuai dengan etika profesi.

13
DAFTAR PUSTAKA

meilani,niken dkk.2009.KEBIDANAN KOMUNITAS. Jakarta : fitramaya

http://www.docstoc.com/docs/27625961/STANDAR-ASUHAN-KEBIDANAN

keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang


Standar Profesi Bidan.

14

Anda mungkin juga menyukai