DISUSUN OLEH
NAMA : JUWITA LESTARI
NIM : P05140120068
KELAS : 3B
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “LAPORAN KEGIATAN
INDIVIDU KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN
DISMENOREA PADA REMAJA SMPN 14 KOTA BENGKULU” sebagai salah satu tugas
mata kuliah pada semester V Program Studi Kebidanan Program Diploma Tiga.
Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Yuniarti, SST, M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu
2. Ibu Ratna Dewi, SKM., MPH selaku Ketua Prodi Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu
3. Ibu Apriza Laillah S.Pd selaku pembimbing lahan Praktik Konseling Kespro Pada
Remaja
4. Ibu Epti Yorita. SST, MPH. selaku pembimbing akademik pada Praktik Konseling
Kespro Pada Remaja
saya berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk pembuatan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................6
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................6
1.2 TUJUAN..........................................................................................................................6
1.3 MANFAAT......................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................7
2.1 KONSEP DASAR DISMENOREA..............................................................................7
a. Pengertian....................................................................................................................7
b. Tanda dan Gejala.........................................................................................................7
c. Penyebab/factor resiko................................................................................................8
d. Komplikasi................................................................................................................10
e. Pencegahan................................................................................................................10
f. Penatalaksanaan.........................................................................................................11
Ganguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam
kelainan banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid (hipermenorea, menoragia
dan hipomenorea), kelainan siklus (polimenorea, oligomenorea, anemone), perdarahan di
luar haid metroragia, gangguan lain yang ada hubungan dengan haid (Proverawati dan
Siti, 2009).
Dismenore merupakan salah satu masalah yang tidak dapat dicegah, yang dialami
oleh wanita pada saat menstruasi. Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan
rasa kram dan terpusat di abdomen bawah (Prawirohardjo, 2011). Remaja putri yang
mengalami gangguan nyeri menstruasi sangat mengganggu dalam proses belajar
mengajar. Hal ini menyebabkan remaja putri sulit berkonsentrasi karena
ketidaknyamanan yang dirasakan ketika nyeri haid. Oleh karena itu pada usia remaja
dismenore harus ditangani agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk (Nirwana, 2011).
1.2 TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian dismenorea kepada siswi di SMPN 14
Kota Bengkulu
2. Memberikan pengetahuan mengenai tanda dan gejala dan penyebab dismenorea
3. Memberikan pengetahuan tentang komplikasi dan pencegahan dismenorea
4. Memberikan pengetahuan tentang cara mengobati atau penatalaksanaan dismenorea
1.3 MANFAAT
1. Siswi dapat mengetahui apa itu dismenorea
2. Klien dapat mengetahui tanda dan gejala dismenorea
3. Klien/siswi dapat mengetahui apa penyebab dismenorea
4. Klien dapat mengetahui tentang komplikasi, pencegahan dan pengobatan dismenorea
BAB II
TINJAUAN TEORI
c. Penyebab/factor resiko
Menurut Manuaba (2001) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
dismenore antara lain:
1) Factor kejiwaan
Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidaksiapan remaja
putri dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut,
mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya,
misalnya gangguan haid seperti dismenore.
2) Faktor Konstitusi
Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan sebagai penyebab
timbulnya dismenore primer yang dapat menurunkan ketahanan seseorang
terhadap nyeri. Faktor ini antara lain:
a) Anemia
Sebagian besar penyebab anemia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan
untuk pembentukan hemoglobin, sehingga disebut anemia kekurangan zat
besi. Kekurangan zat besi ini dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak.
b) Penyakit Menahun
Penyakit menahun yang diderita seorang perempuan akan menyebabkan tubuh
kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri. Penyakit yang
termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan migrain.
3) Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis
Teori tertua menyatakan bahwa dismenore primer disebabkan oleh stenosis
kanalis servikalis. Pada perempuan dengan uterus dalam hiperantifleksi mungkin
dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap
sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenore. Banyak perempuan
yang menderita dismenore tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam
hiperantifleksi. Sebaliknya terdapat perempuan tanpa keluhan dismenore,
walaupun ada stenosis servikalis dan uterus terlatak dalam hiperantifleksi atau
hiperretofleksi.
4) Faktor Alergi
Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara dismenore primer dengan
urtikaria, migren atau asma bronkial. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah
toksin haid. Menurut Bare & Smeltzer (2002 dikutif dalam Hermawan 2012),
faktor resiko terjadinya dismenore primer adalah:
a) Menarche pada usia lebih awal
Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum
berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahanperubahan
sehingga timbul nyeri ketika menstruasi.
b) Belum pernah hamil dan melahirkan
Perempuan yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan dengan saraf
yang menyebabkan adrenalin mengalami penurunan, serta menyebabkan leher
rahim melebar sehingga sensasi nyeri haid berkurang bahkan hilang.
c) Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari) Lama menstruasi lebih dari normal
(7 hari), menstruasi menimbulkan adanya kontraksi uterus, terjadi lebih lama
mengakibatkan uterus lebih sering berkontraksi, dan semakin banyak
prostaglandin yang dikeluarkan. Produksi prostaglandin yang berlebihan
menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang turus menerus
menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan terjadi dismenore.
d) Umur
Perempuan semakin tua, lebih sering mengalami menstruasi maka leher rahim
bertambah lebar, sehingga pada usia tua kejadian dismenore jarang ditemukan.
Sedangkan menurut Medicastore (2004), wanita yang mempunyai resiko
menderita dismenore primer adalah:
1) Konsumsi Alkohol
Alkohol merupakan racun bagi tubuh. Hati bertanggungjawab terhadap
penghancur estrogen untuk disekresi tubuh. Adanya alkohol dalam tubuh
secara terus menerus dapat mengganggu fungsi hati sehingga estrogen
tidak dapat disekresi tubuh sehingga estrogen yang menumpuk dalam
tubuh dapat merusak pelvis.
2) Perokok
Merokok dapat meningkatkan lamanya mensruasi dan meningkatkan
lamanya dismenore.
3) Tidak pernah berolah raga
Kejadian dismenore akan meningkat dengan kurangnya aktifitas selam
menstruasi dan kurangnya olah raga, hal ini dapat menyebabkan sirkulasi
darah dan oksigen menurun. Dampak pada uterus adalah aliran darah dan
sirkulasi oksigen pun berkurang dan menyebabkan nyeri.
4) Stres
Stres menimbulkan penekanan sensasi saraf-saraf pinggul dan otot-otot
punggung bawah sehingga menyebabkan dismenore.
d. Komplikasi
Komplikasi dismenorea yang mungkin terjadi pada penderita nyeri mentruasi menurut
Anurogo (2011) antara lain :
e. Pencegahan
Langkah pencegahan ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan sendiri oleh penderita
nyeri haid tanpa meminum obat-obatan, yaitu:
1. Menghindari stress dan mengurangi hal-hal yang menghindari menimbulkan
kecemasan.
2. Memakan makanan yang bergizi seimbang.
3. Saat menjelang haid, sebisa mungkin menghindari makananyang cenderung
pedas dan asam.
4. Istirahat yang cukup agar tidak terlalu lelah dan menguras energi secara
berlebihan.
5. Tidur yang cukup 6-8 jam per hari. 6) Rajin minum susu berkalsium tinggi atau
makanan yang mengandung tinggi kalsium.
6. Melakukan olahraga secara teratur setidaknya 30 menit sehari, tidak harus
olahraga berat, bisa dengan jalan santai, jogging. senam ringan maupun bersepeda,
untuk melancarkan aliran darah di sekitar rahim sehingga dapat meredakan nyeri
saat haid.
7. Melakukan peregangan nyeri haid setidaknya 5-7 hari
8. Menghindari konsumsi alcohol, rokok, kopi, dan cokelat karena dapat memicu
bertambahnya kadar estrogen.
9. Mendengarkan musik, menonton film juga dapat membantu mengurangi nyeri.
10. Melakukan pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan jari telunjuk
pada perut bagian bawah dengan aroma terapi.
f. Penatalaksanaan
1) Terapi Farmakologi
Penanganan dismenorea yang dialami individu dapat melalui intervensi
farmakologi. Penanganan secara farmakologi meliputi beberapa upaya. Upaya
farmakologi pertama yang dapat dilakukan dalah dengan memberikan obat
analgetik yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Obat-obatan paten yang
beredar dipasaran antara lain ibuprofen, novlagin, ponstan dan sebagainya. Upaya
farmakologi kedua yaitu terapi hormonal. Tujuan terapi hormonal adalah
menekan ovulasi yang bersifat sementara untuk membuktikan bahwa gangguan
yang terjadi benar-benar dismenorea primer. Tujuan ini dapat dicapai dengan
memberikan salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi (Anurogo, 2011).
2) Terapi Non Farmakologi
a) Mengkonsumsi minuman herbal
Minuman herbal tergolong pengobatan yang paling diminati
masyarakat. Disamping biaya yang murah, minuman herbal bisa
dilakukan dengan mudah. Pengobatan herbal yang bisa dilakukan dengan
mengkonsumsi minuman dari tumbuh- 31 tumbuhan seperti kayu manis
(mengandung asam sinemik untuk meredakan nyeri) kunyit, ketumbar,
jahe, kunyit (Anurogo, 2011).
b) Relaksasi
Relaksasi merupakan cara yang banyak dipilih untuk digunakan.
Relaksasi cukup mudah untuk dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Relaksasi merupakan teknik pelepasan ketegangan. Teknik relaksasi yang
sederhana terdiri atas nafas dalam, meditasi, yoga, serta mendengarkan
musik (Anurogo, 2011).
c) Penjelasan dan Nasehat
Penjelasan dan nasehat merupakan upaya untuk menambah wawasan
kepada penderita dismenorea. Pemberian eduksi mengenai dismenorea
meliputi apa saja yang bisa menyebabkan bertambahnya nyeri, teknik apa
saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri. Selain itu juga dapat
dilakukan dengan cara berdiskusi mengenai pola makan yang benar dan
makanan yang sehat serta istirahat yang cukup dan juga olahrga
(Anurogo, 2011).
b. Tujuan
Ada beberapa tujuan konseling diantaranya adalah:
c. Langkah-langkah Konseling
Adapun Langkah konseling, yang dikenal dengan istilah SATU TUJU:
SA: Sapa dan salam kepada pasien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian
sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta terjamin
privasinya.
T: Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya.
U: Uraikan kepada klien mengenai pilihan yang di ambilnya
TU: Bantulah klien untuk menentukan pilihan yang sesaui dengan permasalahan
yang dihadapi
J: Jelaskan secara lengkap dan runtun mengenai pilihan yang akan di ambil klien
U: Perlunya dilakukannya kunjungan ulang.
Namun yang khas dari leaflet adalah adanya lipatan yang membentuk
beberapa bagian leaflet seolah-olah merupakan panel atau halaman tersendiri. Leaflet
adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.
Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan
ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.
Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring siswa
untuk menguasai satu atau lebih (Murni, 2010:).
b. Kategori
Kategori yang dimiliki oleh leaflet ada 3 yaitu :
1. Leaflet Persuasif
Leaflet persuasif ini digunakan untuk bertujuan dapat mengubah atau
memengaruhi kepercayaan, sikap dan perilaku seseorang sehingga bertindak
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembuat leaflet.
2. Leaflet informatife
Leaflet informatif ini digunakan untuk memberi informasi atau menerangkan
suatu materi yang ingin disampaikan.
3. Leaflet Direktif
Leaflet direktif ini bertujuan untuk mengarahkan dan mengendalikan tindakan
seseorang.
c. Keuntungan
Keuntungan leaflet adalah tahan lama, mencakup orang banyak, biaya tidak tinggi,
tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, dapat mengungkit rasa keindahan,
mempermudah pemahaman dan meningkatkan gairah belajar (Notoatmodjo, 2012).
d. Kekurangan
Menurut (Notoatmodjo, 2012) kelemahan leaflet adalah media ini tidak dapat
menstimulir efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat. Syarat pembuatan leaflet
menurut (Agustiansyah, 2009) antara lain menggunakan bahasan sederhana dan
mudah dimengerti oleh pembacanya, judul yang digunakan harus menarik untuk
dibaca, tidak banyak tulisan, sebaiknya dikombinasikan antara tulisan dan gambar,
materi harus sesuai dengan target sasaran yang dituju.
e. Penyusunan Leafleat
1. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok
yang harus dikuasai oleh responden.
2. Materi memberikan informasi secara jelas dan lengkap tentang hal-hal yang
penting sebagai informasi.
3. Padat pengetahuan.
4. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan
5. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
6. Menarik responden untuk membacanya baik penampilan maupun isi materinya.
7. Dapat diambil dari berbagai museum, obyek wisata, instansi pemerintah, swasta,
atau hasil download dari internet
BAB III
HASIL KEGIATAN
Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan mengenai Dismenorea, tanda dan gejala, penyebab,
komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaan Dismenorea.
I. Latar Belakang
Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat di
abdomen bawah (Prawirohardjo, 2011). Remaja putri yang mengalami gangguan
nyeri menstruasi sangat mengganggu dalam proses belajar mengajar. Hal ini
menyebabkan remaja putri sulit berkonsentrasi karena ketidaknyamanan yang
dirasakan ketika nyeri haid. Oleh karena itu pada usia remaja dismenore harus
ditangani agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk (Nirwana, 2011).
1. Pengertian dismenorea
2. Tanda dan gejala dismenorea
3. Penyebab dismenorea
4. Komplikasi dismenorea
5. Pencegahan dismenorea
6. Penatalaksanaan dismenorea
1. Pengertian dismenorea
2. Ciri-ciri dismenorea
3. Faktor-faktor yang menyebabkan dismenorea
4. Komplikasi yang dapat terjadi akibat dismenorea
5. Pencegahan terjadinya dismenorea
6. Pengobatan/penatalaksanaan dismenorea
V. Sasaran
VI. Metode
Komunikasi interpersonal
VII. Media
Leaflet
VIII. Evaluasi
I. Evaluasi Struktur
Media : Leaflet
4.2 SARAN
Dengan mengetahui permasalahan yang tepat yaitu tentang dismenorea diharapkan
instansi pendidikan dapat meningkatkan dan mengikuti perkembangan sesuai prosedur
tetap dalam memberikan asuhan dan dapat dijadikan referensi bagi instansi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Proses Konseling
Media (leafleat)