Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas IIIA
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan karunia- Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Etika dalam Pelayanan kebidanan”.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah
hati menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai
tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi
pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses
yang menyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang mampu menyatu
dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan
pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, skrening antenatal,
pelayanan intrapartum, perawatan intensif pada neonatal, dan postpartum
serta mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah,
kelahiran seksio sesaria, dan sebagainya. Bidan sebagai pemberi pelayanan
harus menjamin pelayanan yang profesional dan akuntibilitas serta aspek
legal dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus
menjaga perkembangan praktik berdasarkan evidence based (Fakta yang
ada) sehingga berbagai dimensi etik dan bagaimana kedekatan tentang etika
merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami (Hanum, 2008).
2
1.4. Manfaat Penulisan
Dari penulisan makalah ini, diharapkan mendatangkan banyak
manfaat, antara lain:
1. Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen dalam mata kuliah Etika dan
Hukum Kesehatan.
2. Mengetahui pengertian Etika dalam Pelayanan Kebidanan
3. Mengetahui pengertian Hak dan Kewajiban Bidan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Etika
2.1.1 Pengertian Etika
Etika berasal dari Bahasa Yunani dari kata Ethos yang
berarti kebiasaan atau tingkah laku. Dalam Bahasa Inggris disebut
Ethis yang mempunyai pengertian tingkah laku atau perilaku
manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat, yang harus
dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral pada umumnya
(IBI, 2006).
Etika dalam sejarah Yunani adalah tentang apa yang
sebenarnya baik/ dikehendaki oleh manusia dan apa yang buruk
yang harus dihindari. Segala hal yang secara sadar dipilih atau tidak
dipilih untuk mencapai tujuan tersembunyi baik untuk dirinya
sendiri maupun orang lain (Aristotelian).
Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang
filosofi moral kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-
prinsip dan konsep yang membimbing manusia berfikir dan
bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang
dianutnya (Sujiyatini, 2011).
2.1.2 Faktor – faktor yang melandasi etika (sumber etika)
1. Nilai, nilai atau value
2. Norma
3. Sosial budaya, dibangun oleh kontruksi sosial dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Religius
a. Agama mempunyai hubungan erat dengan moral
b. Agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral atau etik
c. Agama merupakan salah satu sumber nilai etis yang paling
penting
4
d. Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi
pegangan bagi perilaku para anggotanya. (Farelya, 2018)
2.1.3 Jenis - jenis Etika
1. Etika Deskriptif
Memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingkah laku
manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hal mana
yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh
masyarakat.
2. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik - buruk
tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi:
a. Etika umum : Membahas berbagai hal yang berhubungan
dengan kondisi manusia untuk bertindak etis
dalam mengambil kebijakan berdasarkan
teori - teori dan prinsip-prinsip moral.
b. Etika khusus, terdiri dari :
1) Etika sosial, menekankan tanggung jawab sosial dan
hubungan antar sesama manusia dalam aktivitasnya,
2) Etika individu, lebih menekankan pada kewajiban-
kewajiban manusia sebagai pribadi,
3) Etika terapan, adalah etika yang diterapkan pada profesi
(Sujiyatini, 2011).
2.1.4 Sistematika Etika
Secara Umum:
1. Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan pelayanan tentang baik atau buruk
berhubungan dengan tingkah laku nyata kita. Hati nurani
memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu
sekarang dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani
berarti kita menghancurkan integritas keprinadian kita dan
mengkhianati martabat terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat
dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran.
5
2. Kebebasan dan tanggung jawab
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung
jawab, sehingga pengetian manusia bebas dengan sendirinya
menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab. Tidak
mungkin kebebasan tanpa tanggung jawab dan tidak mungkin
tanggung jawab tanpa kebebasan. Adapun batas – batas
kebebasan melliputi:
a. Faktor internal
b. Lingkungan
c. Kebebasan orang lain
d. Generasi penerus yang akan datang
6
4. Hak dan Kewajiban
Hak berkaitan dengan manusia yang bebas, terlepas dari segala
ikatan dengan hukum objektif. Hak merupakan pengakuan yang
dibuat oleh orang atau sekelompok orang terhadap orang atau
sekelompok orang lain.
Ada beberapa macam hak, antara lain sebagai berikut:
a. Hak legal
b. Hak moral
c. Hak individu
d. Hak sosial
e. Hak positif
f. Hak negatif
7
Dalam agama kesalahan moral adalah dosa, tetapi dari sudut
filsafat moral, kesalahan moral adalah pelanggaran prinsip etis.
(Farelya, 2018)
8
Adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tenggung jawab
bidan
2. Layanan kebidanan kolaborasi
Adalah layanan bidan sebagai anggota tim yag kegiatanya
dilakukan bersama atau sebagai salah satu urutan dari sebuah
proses kegiatan pelayanan kebidanan
3. Layanan bidan rujukan
Adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke sistem yang lebih tinggi. Misalnya Rujukan bidan ke
rumah sakit.
2.2.4 Pelayanan Profesional
1. Berlandaskan sikap dan kemampuan profesional
2. Ditujukan untuk kepentingan yang menerima
3. Serasi dengan pandangan dan keyakinan profesional
4. Memberi perlindungan bagi anggota profess
2.2.5 Perilaku Profesional
1. Bertindak sesuai dengan keahliannya dan didukung oleh
pengetahuan serta keterampilan yang tinggi
2. Bermoral tinggi
3. Berlaku jujur, baik terhadap orang lain maupun diri sendiri
4. Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung oleh
ilmu pengetahuan profesinya
5. Tidak memberi janji yang berlebihan
6. Tidak melakukan tindakan semata-mata didukung oleh
pertimbangan komersial
7. Memegang teguh etika profesi
8. Mengenal batas-batas kemampuan
9. Menyadari ketentuan hukum yang membatasi geraknya
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani dan diimbangi
dengan penelitian untuk meningkatkan atau mengembangkan
pelayanan serta akses yang mudah ke tempat pelayanan.
2. Simpati
3. Empati
4. Tulus ikhlas
5. Memberikan kepuasan
11
dalam asuhan kebidanan. Dokumentasi yang telah dibuat juga
memiki kegunaan sebagai berikut:
12
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama
diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman
para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan
kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi. Hal tersebut
membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan
keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan
pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, skrening
antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensif pada neonatal,
dan pengakhiran kehamilan. Mempersiapkan ibu untuk pilihannya
meliputi persalinan dirumah, kelahiran seksio sesaria dan
sebagainya.
13
Untuk menjadi konselor yang baik maka bidan harus
memiliki karakter sebagai berikut:
14
Beberapa waktu yang lalu praktik kebidanan masih
banyak berdasarkan kebiasaan. Tetapi sekarang dituntut praktik
profesional berdasarkan evidence based atau hasil penelitian.
Bidan mungkin banyak terlibat dalam penelitian baik sebagai
subjek maupun objek penelitian. Sehingga bidan perlu tahu
mengenai etika penelitian, demi kepentingan melindungi pasien,
institusi tempat praktik dan diri sendiri. Bidan wajib mendukung
penelitian yang bertujuan memajukan ilmu pengetahuan
kebidanan. Bidan harus siap untuk mengadakan penelitian dan
siap untuk memberikan pelayanan berdasarkan hasil penelitian.
Syarat-syarat penelitian:
15
Penelitian harus bersifat suka rela dan tidak ada unsur
paksaan atau tekanan baik langsung maupun tidak langsung
atau adanya unsur ingin menyenangkan atau ketergantungan
baik financial, hubungan tidak setara seperti bawahan-atasan.
b. Informed Consent
d. Privacy
16
e. Kelompok rawan/rentan
a. Masalah sensitive
b. Keahlian peneliti
17
3. Etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan
18
b. Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada, asuhan
yang diberikan bukan hanya karena martabat
seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang
diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita
diperlakukan
c. Keyakinan bahwa penghormatan akan martabat
seseorang merupakan konsekuensi terbaik bagi
semua masyarakat
2. Penghargaan
a. Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya
sendiri (apabila mengetahui asuhan yang anda
berikan dihaargai pasien serta klien sejawat atau
superior memberi pujian atas keterampilan
hubungan interpersonal yang terjadi)
b. Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada
seseorang yang tidak memperhatikan martabat
manusia sebagaimana mestinya.
3. Tindakan
a. Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan
atau pekerjaan sehari-hari
b. Upayakan selalu konsisten untuk mempertahankan
martabat manusia dalam kehidupan pribadi dan
profesional sehingga timbl rasa sensitif atau
tindakan yang dilakukan. Semakin disadari nilai-
nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai
moral yang dilakukan serta selalu konsisten untuk
mempertahankannya. (Marimbi, Hanum.2008. Etika
dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia
Press. Jogjakarta).
19
3.2 Hak dan Kewaajiban Bidan
Dalam pelayanan kebidanan, dijumpai adanya hubungan dua pihak, yaitu
pihak bidan memberikan pelayanan dan pihak penerima pelayanan
kebidanan yaitu pasien. Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan
mempunyai hak dan kewajiban.
3.2.1 Hak Bidan
1. Hak Bidan Juga Terdapat Pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017, Bab III
Penyelenggaraan Keprofesian, bagian keempat kewajiban dan
hak.
Pasal 29
Dalam melaksanakan praktik kebidanannya, Bidan memiliki
hak:
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan
pelayanannya sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan, dan standar prosedur operasional;
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien
dan/atau keluarganya;
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan; dan
d. Menerima imbalan jasa profesi.
2. Hak Bidan Juga Terdapat Pada Undang—Undang Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan pada Bab
VII Hak Dan Kewajiban, Bagian Kesatu yaitu Hak dan
Kewajiban Bidan.
Pasal 60
Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berhak:
a. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan
tugas sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan
mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan
profesi, dan standar prosedur operasional;
20
b. Memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap
dari klien dan/ atau keluarganya;
c. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan
dengan kode etik, standar profesi, standar pelayanan, standar
prosedur operasional, dan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. Menerima imbalan jasa atas pelayanan kebidanan yang telah
diberikan;
e. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar; dan
f. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.
21
masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
6) Setiap bidan senantiasa mencipakan suasana yang serasi
dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan
mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatannya secara optimal
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya.
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan
paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai
dengan kemampuan profesi yang dimilikinya
berdasarkan kebutuhan klien, keuarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan
sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan
termasuk mengadakan konsultasi dan rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan
yang didapat atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila
diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan
dengan kepentingan klien.
c. Kewajibab bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan
lainnya.
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman
sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2) Setiap biddan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainnya.
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya.
1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung
tinggi citra profesi dengan menampilkan kepribadian
yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat.
22
2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat
meningkatkan mutu dan citra profesinya.
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri.
1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi
3) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan
penampilan diri.
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan
tanah air.
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam
bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan
reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan keluarga.
2) Setiap bidan memulai profesinya berpartisipasi dan
menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
2. Kewajiban Bidan Juga Terdapat Pada Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017, Bab III
Penyelenggaraan Keprofesian, bagian keempat kewajiban dan
hak.
a. Pasal 28
Dalam melaksanakan praktik kebidanannya, Bidan
berkewajiban untuk:
1) Menghormati hak pasien;
23
2) Memberikan informasi tentang masalah
kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan;
3) Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak
dapat ditangani dengan tepat waktu;
4) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
5) Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan;
6) Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan
pelayanan lainnya yang diberikan secara sistematis;
7) Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional;
8) Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan
praktik kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan
kematian;
24
g. Menghormati hak Klien;
h. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari dokter
sesuai dengan Kompetensi Bidan;
i. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat;
j. Meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
k. Mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau
keterampilannya melalui pendidikan dan/ atau pelatihan;
l. Melakukan pertolongan gawat darurat.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Etika dalam pelayanan kebidanan yaitu dalam memberikan asuhan
atau sebagai konselor yaitu adanya minat untuk menlong orang lain, mampu
untuk empati, mampu untuk menjadi pendengarr yang baik dan aktif,
mempunyai daya pengamatan yang tajam, terbuka terhadap pendapat orang
lain, mampu mengenali hambatan psikologis, social dan budaya, menciptakan
suasana dan hubungan saling percaya, mengenali permasalahan yang dihadapi
oleh klien, memberikan penjelasan disertai alat bantu, membantu pasien
memntukan pilihan.
Hak dan kewajiban bidan yaitu sesaui dengan KMK RI No.369 tahun
2007 atau PMK No.28 tahun 2017 atau yang terbaru sesuai dengan Undang-
Undang No.4 tahun 2019 tentan kebidanan.
4.2 Saran
Kami berharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada
kesalahan atau kekeliruan, baik dari kata-kata atau penyusunan dalam
pembuatan makalah ini agar memberikan kritik dan saran yang dapat
membangun penyusun menjadi lebih baik dalam penulisan makalah
selanjutnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Jogjakarta:
Mitra Cendikia Press.
Simbala, Semy. 2013. Makalah Sumber Etika Profesi Bidan dalam Pelayanan
Kebidanan.
Zulfa. 2014. Pelaksanaan Etika Dalam Pelayanan Kebidanan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 369 Tahun 2007
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia N0. 28 Tahun 1017
Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan
27